PRAKATA
Dalam
rangka
mewujudkan
peranan
penting
jalan
dalam
mendorong
perkembangan kehidupan bangsa, sesuai dengan U.U. no. 13/1980 tentang Jalan, Pemerintah
berkewajiban melakukan pembinaan yang menjurus ke arah profesionalisme dalam bidang
pengelolaan jalan, baik di pusat maupun di daerah.
Menyadari akan belum sempurnanya buku ini, maka pendapat dan saran dari semua
pihak akan kami hargai guna penyempurnaan di kemudian hari.
SUBAGYA SASTROSOEGITO
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .............................................................................................................................................................
ii
I.
DESKRIPSI ....................................................................................................................
12
14
14
15
19
21
23
23
24
24
25
26
ii
27
LAMPIRAN-LAMPIRAN
A.
B.
C.
D.
E.
Lain-lain
iii
I.
DESKRIPSI
Buku Spesifikasi ini dimaksudkan untuk menjadi petunjuk bagi Pembina Jalan
dalam pemasangan dan penempatan/penataan lampu penerangan sebagai pelengkap
jalan kota yang berfungsi sesuai dengan tujuannya. Sedangkan tujuan spesifikasi ini
adalah untuk keseragaman pemasangan dan penempatan/penataan lampu penerangan
jalan kota secara baik, tepat dan benar sehingga dapat diperoleh manfaat secara
maksimal.
1.3. Fungsi
1.4. Pengertian
Lampu penerangan jalan adalah bagian dari bangunan pelengkap jalan yang
dapat diletakkan/dipasang di kiri/kanan jalan dan atau di tengah (di bagian
median jalan) yang digunakan untuk menerangi jalan maupun ling kungan di
sekitar jalan yang diperlukan termasuk persimpangan jalan (intersection), jalan
layang (interchange, overpass, fly over), jembatan dan jalan di bawah tanah
(underpass, terowongan).
Lampu penerangan yang dimaksud adalah suatu unit lengkap yang terdiri dari
sumber cahaya (lampu/luminer), elemen-elemen optik (pemantul/reflector,
pembias/refractor, penyebar/diffuser). Elemen-elemen elektrik (konektor ke
sumber tenaga/power supply. dll.), struktur penopang yang terdiri dari lengan
penopang, tiang penopang vertikal dan pondasi tiang lampu.
- Intensitas Cahaya adalah arus cahaya yang dipancarkan oleh sumber cahaya
dalam satu kerucut ("cone") cahaya, dinyatakan dengan satuan unit Candela.
Uniformity Ratio adalah perbandingan harga antara nilai minimum dengan nilai
rata-rata atau nilai maksimumnya dari suatu besaran kuat penerangan atau
luminasi pada suatu permukaan jalan.
f.
1.5 Lain-lain
a. Dasar perencanaan yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :
- Volume lalu-lintas baik kendaraan maupun lingkungan yang berinteferensi
seperti pejalan kaki, sepeda, dll.
- Tipikal potongan melintang jalan, situasi ("lay-out") jalan dan persimpangan
jalan.
- Geometrik jalan seperti alinemen horizontal dan vertikal, dll.
- Tekstur perkerasan dan jenis perkerasan yang mempengaruhi pantulan cahaya
lampu penerangan.
- Pemilihan jenis dan kualitas sumber cahaya/lampu, data fotometrik lampu dan
lokasi sumber listrik.
- Tingkat kebutuhan, biaya operasi, biaya pemeliharaan, dll. agar perencanaan
lampu penerangan efektif dan ekonomis.
- Lebar daerah milik jalan yang bervariasi dalam satu ruas jalan.
- Tempat-tempat dimana kondisi lengkung horisontal (tikungan) tajam
- Tempat yang luas seperti persimpangan, interchange. tempat parkir, dll.
- Jalan jalan berpohon.
- Jalan jalan yang mempunyai nilai sejarah untuk keperluan nilai estetis.
- Jalan jalan dengan lebar median yang sempit, terutama untuk pemasangan
lampu di bagian median.
- Jembatan sempit/panjang, jalan layang dan jalan bawah tanah (tero-wongan).
- Tempat-tempat lain dimana lingkungan jalan banyak berinteferensi dengan
jalannya.
II.
1. Kriteria Perencanaan
b. Pemilihan jenis dan kualitas lampu penerangan jalan didasarkan efektifitas dan
nilai ekonomi lampu. yaitu - nilai efektifitas (lumen/watt) lampu yang tinggi
umur rencana yang panjang
LOKASI PENEMPATAN
- Jalur Lalu Lintas
- di daerah pemukiman
RATIO
6:1
3:1
- di daerah pemukiman
10:1
4:1
- Terowongan
4:1
6:1
d. Kualitas Penerangan
2. Kriteria Penempatan
a. Sistem penempatan lampu penerangan jalan yang disarankan adalah sebagai
berikut :
JENIS
JALAN / JEMBATAN
- Jalan Bebas Hambatan / Tol
YANG DIGUNAKAN
sistem menerus
- Jalan Arteri
- Jalan Kolektor
- Jalan Lokal
- Persimpangan, Interchange, Ramp
- Jembatan
- Terowongan
Dimana :
H
s2
1.
BESARAN
BESARAN
10 15 M
2.
13 M
20 - 50 M
30 M
- Jalan Artsri
- Jalan Kolektor
- Jalan Lokal
30 m
4.
5.
minimum 0.7 m
minimum L 12
Sudut Inklinasi ( i )
10
20o 30o
Persimpangan
- dapat
dilakukan
dengan
menggunakan lampu Menara dengan
beberapa
lampu,
umumnya
ditempatkan di pulau-pulau, di
median jalan, di luar daerah persimpangan (dalam damija ataupun dalam
dawasja)
- di Median Jalan
3L < 0.8 H
Catatan :
Di daerah-daerah atau kondisi dimana median sangat lebar (> 10 meter) atau
pada jalan dimana jumlah lajur sangat banyak (> 4 lajur setiap arah) perlu di
pertimbangkan dengan pemilihan penempatan lampu penerangan jalan
kombinasi dari cara-cara tersebut di atas dan pada kondisi seperti ini,
pemilihan penempatan Iampu penerangan jalan direncanakan sendiri- sendiri
untuk setiap arah lalu-lintas.
11
Untuk Tujuan
lalu lintas
Keselamatan
Keamanan
kendaraan
Pejalan Kaki
Pejalan kaki
Rendah
Sedang
11
22
Tinggi
22
10
43
Siang Hari
Malam Hari
54
54
Kegiatan Sedang
110
54
Kegiatan Tinggi
540
54
b. Rambu-rambu lalu-lintas
Kuat penerangan untuk rambu-rambu lalu-lintas pada suatu jalan ditentukan
seperti tabel di bawah ini :
Luminasi
Kuat Penerangan
Besaran Luminasi
Daerah Penempatan
(Lux)
( Cd / m2 )
Rendah
100
24
Sedang
200
48
Tinggi
400
96
12
c. Terowongan
Kuat penerangan pada terowongan harus cukup dan memberi kenyamanan baik
untuk penglihatan siang maupun malam hari.
Adapun kriteria penerangan terowongan adalah seperti yang ditentukan pada
tabel di bawah ini.
Komersil
Menengah
Pemukiman
dengan kontrol /
22
15
11
15
13
11
Jalan Kolektor
13
10
Jalan Lokal
10
Jalan Kecil /
Jalan Arteri
Lorong / Gang
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
- memberikan adaptasi penerangan yang balk
- tingkat kesilauan seminimal mungkin
- memberikan pantulan yang cukup dan warna yang kontras pada
permukaan terowongan
- memberikan penerangan yang jelas rambu-rambu Ialu-lintas
13
a. Lampu Merkuri
b. Lampu Sodium
14
Tiang lampu ini pada umumnya diletakkan pada sisi Kiri atau Kanan jalan.
15
16
Tiang lampu ini terutama diperlukan untuk menopang lampu menara, yang
pada umumnya ditempatkan di persimpangan-persimpangan jalan ataupun
tempat-tempat yang luas seperti interchange, tempat parkir, dll.
17
Larnpu Tanpa Tiang adalah lampu yang diletakkan pada dinding ataupun
langit-langit suatu konstruksi seperti di bawah konstruksi jembatan, di bawah
konstruksi jalan layang atau di dinding maupun di langit-langit terowongan,
dll.
18
19
Catatan :
1. Kontruksi dari pondasi tiang lampu penerangan jalan harus disesuaikan dengan
kondisi tanah di lapangan.
2. Penulangan pada kaki/pondasi tiang lampu penerangan jalan harus direncanakan
bersamaan dengan rencana pemilihan jenis tiang lampu dan pondasi yang akan
digunakan.
20
21
22
II.
SIMBOL
KETERANGAN
1.
2.
Lampu Lengan Ganda
3.
4.
5.
6.
7.
Panel Lampu
8.
23
3.2.
Gambaran
umum
penempatan
lampu
pemilihan letaknya
24
penerangan
jalan
berdasarkan
25
26
3.3.
27
28
29
30
H - 0.36 D
75
H - 0.26 D
80o
H - 0.17 D
31
32
LAMPIRAN