LANDASAN TEORI
1
1. Aksi Vandalisme
Masyarakat masih banyak yang melakukan aksi vandalisme dengan merusak
beberapa fasilitas umum seperti lampu penerangan jalan umum. Lampu
penerangan jalan umum ini seharusnya dapat dinikmati oleh semua lapisan
masyarakat karena menyangkut keselamatan di jalan, akan tetapi beberapa
fasilitas umum dirusak sehingga tidak dapat berjalan sesuai fungsinya, seperti
beberapa kasus yang kerap terjadi, konsletnya lampu dan kabel yang dicuri.
2. Lampu Rusak
Ada kalanya lampu yang memiliki masalah seperti rusak atau mati tidak segera
diperbaiki, masyarakat yang tidak mau melapor dan juga pihak pengelola yang
tidak mengecek secara berkala juga menjadi penyebab lampu penerangan
jalan tidak berfungsi dengan baik. Masyarakat harus turut aktif dalam
menyelesaikan masalah kerusakan lampu dan sejenisnya ke pihak yang
bersangkutan.
3. Pencurian Listrik
Ada juga anggota masyarakat yang secara sembunyi melakukan tindakan
nakal ini. Mereka yang memiliki keahlian merangkai aliran listrik ke rumah dan
mereka tidak mau membayar. Biasanya petugas yang memeriksa ada kalanya
lalai dan ini bisa merugikan negara. Masyarakat seperti ini haruslah ditindak
secara tegas agar menjadi contoh bagi masyarakat lain yang ingin melakukan
tindakan serupa bisa berpikir ulang. Penerangan jalan umum adalah bagian
dari bangunan pelengkap jalan yang dapat diletakkan atau dipasang di kiri atau
di kanan jalan dan atau di tengah jalan yang digunakan untuk menerangi jalan
maupun lingkungan di sekitar jalan yang diperlukan termasuk persimpangan
jalan-jalan layang, jembatan dan jalan di bawah tanah yang dipasang untuk
kepentingan umum. Dampak positif penerangan jalan umum tercemin dari
fungsinya sebagai berikut:
a) Untuk meningkatkan keselamatan dan kenyamanan pengendara.
b) Untuk mengantisipasi situasi perjalanan pada malam hari.
c) Memberi penerangan sebaik-baiknya menyerupai kondisi di siang hari.
d) Untuk keamanan lingkungan atau mencegah kriminalitas.
2
e) Untuk memberikan kenyamanan dan keindahan lingkungan jalan.
f) Untuk meningkatkan aktivitas ekonomi masyarakat malam hari.
3
2.4. Dasar Perencanaan Penerangan Jalan
Berdasarkan Badan Standar Nasional (BSN) 7391:2008 perencanaan
penerangan jalan terkait dengan hal-hal berikut ini:
1. Lebar ruang milik jalan yang bervariasi dalam satu ruas jalan.
2. Tempat tempat dimana kondisi lengkung horizontal tajam.
3. Tempat yang luas seperti persimpangan, interchange, tempat parkir, dll.
4. Jalan jalan berpohon.
5. Jalan jalan dengan lebar median yang sempit, terutama untuk pemasangan
lampu di bagian median.
6. Jembatan panjang, jalan layang dan jalan bawah tanah.
7. Tempat tempat lain dimana lingkungan jalan banyak berinterferensi dengan
jalannya.
4
Penentuan kualitas lampu penerang jalan umum perlu mempertimbangkan 6 aspek:
5
Tabel 2. 1 Kualitas Pencahayaan dan Klasifikasi Jalan [3]
6
2. Jalan arteri sekunder
Merupakan jalur jalan penampung kegiatan lokal dan regional sebagai
pendukung jalan arteri primer, dimana kondisi lalu lintas pada jalur ini padat
sehingga memerlukan lampu yang sama dengan arteri primer.
3. Kolektor primer
Merupakan jalur pengumpul dari jalan-jalan lingkungan sekitarnya yang akan
bermuara pada jalan arteri primer maupun arteri sekunder. Jenis lampu yang
akan digunakan lebih rendah daripada jalan arteri.
4. Jalan lingkungan
Merupakan jalur jalan lingkungan perumahan, pedesaan atau perkampungan.
Jarak Tiang Kurang lebih 25-50 meter di kiri atau kanan berselang-seling.
7
1. Tiang lampu lengan tunggal
Tiang lampu ini pada umumnya diletakkan pada sisi kiri atau kanan jalan.
Tipikal bentuk dan struktur tiang lampu dengan lengan tunggal seperti
diilustrasikan pada Gambar 2.1.
8
Gambar 2. 2 Bentuk dan Kontruksi Tiang Lampu Lengan Ganda [3]
9
Gambar 2. 3 Bentuk dan Kontruksi Tiang Tegak Tanpa Lengan [3]
Tiang merupakan salah satu dari komponen PJU yang berfungsi sebagai tempat
meletakkan lampu (beserta armaturnya), stang ornamen, panel surya, baterai, dan
lain sebagainya seperti pada PJU tenaga surya.
Sudut stang ornament dihitung agar lampu mengarah ke tengah jalan, dapat
dihitung menggunakan rumus sebagai berikut [5]:
𝑡 = √ℎ2 + 𝑐²
(2.1)
10
Setelah mendapatkan hasil t, selanjutnya menghitung [5]:
ℎ
cosφ =
𝑡
(2.2)
Dimana:
h = tinggi tiang
T = jarak lampu ke tengah jalan
Cosφ = sudut kemiringan stang ornament
c = jarak horizontal lampu ke tengah jalan
11
Penempatan lampu penerangan jalan harus direncanakan sedemikian rupa sehingga
dapat memberikan:
1. Kemerataan penncahayaan
Rasio kemerataan pencahayaan (uniformity ratio) adalah perbandingan harga
antara nilai minimum dengan nilai rata-rata atau nilai maksimumnya dari suatu
besaran kuat penerangan atau luminasi pada suatu permukaan jalan.
Uniformity ratio 3:1 berarti rata-rata nilai kuat penerangan atau luminansi
adalah tiga kali nilai kuat penerangan pada suatu titik dari penerangan
minimum pada permukaan atau perkerasan jalan. Sesuai dengan tabel 2.3.
12
membutuhkan. Sel surya bekerja berdasarkan efek foto elektrik pada material
semikonduktor untuk mengubah atau mengkonversi energi cahaya menjadi energi
listrik. Sel surya mulai populer akhir-akhir ini, selain karena mulai menipisnya
cadangan energi fosil dan isu global warming, energi yang dihasilkan juga sangat
murah karena sumber energinya berasal dari radiasi sinar matahari yang bisa
didapatkan secara gratis.
Gambar 2. 5 Ilustrasi Cara Kerja Sel Surya dengan Prinsip p-n Junction. [4]
(2.3)
Dimana:
13
c : kecepatan cahaya (3×10⁸m/s)
E : energy yang dating berupa paket-paket foton (Joule)
Efisiensi dari sel surya adalah perbandingan daya keluaran (Pout) dan daya
masukan (Pin). Daya keluaran (Pout) adalah perkalian antara tegangan waktu open
circuit (Voc) dengan arus short circuit (Isc) dan factor pengisian atau fill factor (FF)
dari sebuah modul surya. Dengan persamaan berikut [4]:
𝑉𝑚 × 𝐼𝑚
FF =
𝑉𝑜𝑐 × 𝐼𝑠𝑐
(2.4)
Mencari luas permukaan atau dimensi panel surya:
r=p×l
(2.5)
Besar intensitas sinar global matahari yang diterima ketika radiasi dalam
keadaan maksimum sebesar 1000 watt/m2, maka efisiensi sel surya adalah
𝑃 𝑜𝑢𝑡
ȵ= × 100%
𝑃 𝑖𝑛
𝑉𝑜𝑐×𝐼𝑠𝑐×𝐹𝐹
= 𝑆×𝐹
× 100%
(2.6)
Dimana:
FF = faktor pengisian/ fill factor
Vm = tegangan nominal panel surya (volt)
Im = arus nominal panel surya (volt)
Voc = tegangan open circuit panel surya (volt)
Isc = arus short circuit panel surya (volt)
F = intensitas radiasi matahari yang =diterima 1000 (watt/m2)
S = luas permukaan modul sel surya (m2)
P = panjang modul sel surya (m)
I = lebar modul sel surya (m)
14
Besarnya energi tersebut adalah besarnya daya nominal (spesifikasi yang
tercantum pada panel surya) panel surya dikali dengan lama panel surya
mendapatkan sinar matahari. Daya nominal pada panel surya tidaklah dapat
diperbesar lagi kecuali panel surya diganti dengan panel surya yang spesifikasi daya
nominalnya lebih besar, sehingga untuk mendapatkan energi besar yang dihasilkan
oleh panel surya tersebut bergantung pada lamanya penyinaran matahari. Lamanya
panel surya mendapatkan sinar matahari tmodul, dihitung dengan mengasumsikan
penyinaran maksimum sinar global sebesar 1000 watt/m2/hari adalah [4]:
(2.8)
Untuk mencari banyaknya sinar global yang datang, yaitu besarnya fluks radiasi
dikalikan lamanya penyinaran dalam satu hari.
P = daya (watt)
A = luas (m²)
σ = tetapan Stefan-Boltzman (5,67 x 10ˉ8watt/m²K4)
e = koefisien emisivitas (0-1)
T = suhu permukaan (°K)
Ts = lamanya penyinaran (hours)
15
Energy yang dihasilkan panel surya, dengan rumus [4]:
(2.10)
Dimana:
tmodul = lamanya panel surya mendapatkan sinar global (hour/jam)
Emodul = energi yang dihasilkan modul (wh/hari)
Pnom = daya nominal panel surya (watt)
1. Ketersediaan
Waktu penyinaran ke bumi dan pemanfaatannya yang terbatas hanya ada pagi
hingga sore hari dan cahaya maksimum pada siang hari sedangkan di malam
hari hal ini menjadi tidak mungkin kecuali di luar angkasa. Semakin berkurang
efisiensinya dicuaca yang berawan, maka sinar matahari tidak bisa secara
optimal terserap oleh sel surya.
2. Jalur Matahari
Jalur pergerakan matahari tidak selalu berada tepat tegak lurus, dan selalu
berubah-ubah seiring dengan waktu. Setiap bagian dunia mempunyai waktu
dan arah pergerakan yang berbeda, serta bergantung pada musim dan jam
sehingga jalur ini harus diperhatikan dengan baik agar proses pengumpulan
sinar menjadi optimal.
3. Letak Sel Surya
Penempatan letak sel surya menjadi masalah tambahan untuk diperhatikan
dengan seksama. Sel surya hanya akan menjadi efektif apabila mendapat
sinar langsung dengan arah normal tegak lurus terhadap permukaan atau
16
dengan kata lain cahaya matahari jatuh tepat dengan sudut 90° terhadap
permukaannya jika dimungkinkan. Letak pengumpulan sinar matahari hanya
efektif hingga 20°, jika semakin jauh dari sudut tegaknya maka akan semakin
rendah juga tingkat penerimaannya. Jika perbedaan sudutnya lebih dari 35°
terhadap sudut tegak maka akan sebagian besar sinar matahari memantul dari
permukaan sel surya. Ruang yang baik untuk penempatannya pada umumnya
berupa landscape yang datar, serta tidak terhalang pohon atau gedung.
4. Perubahan Arus
Arus yang didapat dari sel surya adalah DC (Direct Current) atau arus searah,
sehingga jika dipergunakan sebagai sumber listrik bagi rumah ataupun industri
maka perlu diubah menjadi AC (Alternating Current) atau arus bolak-balik. Hal
ini tidak hanya menambah kerumitan perangkat, tetapi juga menyebabkan
adanya energi yang hilang kurang lebih 4 hingga 12%.
5. Limbah Produksi
Permasalahan yang sangat sering dikemukakan adalah penggunaan
Cadmium dalam Cadmium Telluride (CdTe), yang merupakan salah satu
senyawa berbahaya yang jika penanganannya tidak tepat justru akan
menyebabkan kerusakan lingkungan yang parah. Solusi yang baik adalah
dengan adanya pengendalian tingkat emisi cadmium pada proses pembuatan
sel surya maka jumlahnya dapat ditekan hingga mendekati nol.
17
Terdapat beberapa jenis panel surya, diantaranya polycrystalline dimana
polycrystalline merupakan panel surya yang paling banyak di minati oleh para
konsumen dimana panel surya polycrystalline memiliki beberapa keunggulan
diantaranya:
a. Panel surya polycrystalline merupakan jenis panel surya dengan harga
yang lebih murah bila dibandingkan dengan jenis monocrystalline. Hal
ini dikarenakan proses pembuatan panel surya polycrystalline lebih
sederhana sehingga harga jualnya juga lebih murah.
b. Biaya investasi pembuatan pembangkit listrik tenaga surya lebih rendah
bila dibandingkan penggunaan panel surya monocrystalline.
c. Mempunyai nilai estetika yang lebih baik dengan warna biru cerah.
18
2. Solar Charge Controller
Solar charge controller berfungsi mengatur lalu lintas dari solar cell ke baterai
dan beban. Alat elektronik ini juga mempunyai banyak fungsi yang pada
dasarnya ditujukan untuk melindungi baterai. Ukuran atau rating untuk alat
pengontrol aliran masuk dan keluar dari aki ditentukan dalam satuan ampere.
(2.11)
Dimana:
Icc = arus rating solar charge controller (ampere)
Pmaks = banyak panel surya x Pnom (watt)
3. Baterai
Baterai berfungsi menyimpan arus listrik yang dihasilkan oleh panel surya
sebelum dimanfaatkan untuk menggerakkan beban. Beban dapat berupa
lampu penerangan atau peralatan elektronik lainnya yang membutuhkan
listrik.
19
Berdasarkan periode penyimpanan untuk menentukan total kapasitas
baterai yang diinginkan yaitu sebagai berikut [4]:
(2.12)
Dimana:
20
2.9. Sistem pengendali
Pada Perencanaan Penerangan Jalan Umum (PJU) ada 2 peralatan yang sering
digunakan untuk sistem pengendali yaitu dengan menggunakan sensor cahaya
(LDR). Sistem yang biasa akan direncanakan untuk sistem otomatis dapat dibagi
menjadi 3, diantaranya:
1. Laju Recovery
Bila sebuah LDR dibawa dari suatu ruangan dengan level kekuatan cahaya
tertentu ke dalam suatu ruangan yang gelap, maka bisa kita amati bahwa nilai
resistansiya pada keadaan ruangan gelap tersebut. LDR tersebut hanya akan
bisa mencapai harga di kegelapan hanya setelah mengalami selang waktu
tertentu, Laju Recovery merupakan suatu ukuran praktis dan suatu kenaikan
nilai resistansinya dalam waktu tertentu. Harga ini ditulis dalam K/detik, untuk
LDR tipe arus harganya lebih besar dari 200k/detik selama 20 menit pertama
mulai dari level cahaya 100 lux. Kecepatan tersebut akan lebih tinggi pada
arus sebaliknya, yaitu pindah dari tempat gelap ke tempat terang yang
memerlukan waktu kurang dari 10 ms untuk mencapai resistansi yang sesuai
dengan level cahaya 400 lux.
21
2. Respon Spektral
LDR tidak mempunyai sensitivitas yang sama untuk setiap panjang gelombang
cahaya yang jatuh padanya (yaitu warna). Bahan yang biasa digunakan
sebagai penghantar arus listrik yaitu tembaga, aluminium, perak, baja, dan
emas. Kelima bahan tersebut tembaga merupakan penghantar yang paling
banyak, digunakan karena mempunyai daya hantar listrik yang baik.
2.10. Lampu
Lampu adalah suatu unit lengkap yang terdiri dari sumber cahaya
(lampu/luminer), elemen-elemen optik (pemantul/ reflector, pembias/refractor,
penyebar/diffuser), elemen-elemen elektrik (konektor ke sumber tenaga/power supply
dll). Sehingga lampu memerlukan daya (sumber listrik) untuk membuatnya bekerja
(hidup) dan menghabiskan energi selama lampu bekerja (dihidupkan). Untuk
menentukan jumlah titik lampu yang di perlukan dapat digunakan persamaan sebagai
berikut [4]:
𝐿
T= +1
𝑆
(2.13)
Dimana:
T = jumlah titik lampu (buah)
L = panjang jalan (m)
S = jarak antar tiang (m)
22
Pada penerangan jalan terdapat beberapa jenis lampu yang digunakan diantaranya:
1. Lampu Tabung Fluorescent Tekanan Rendah
Jenis lampu bisa digunakan untuk jalan umum dengan jarak yang sedang dan
dekat (jalan kolektor dan jalan lokal), efisiensi cukup tinggi tapi berumur
pendek.
2. Lampu Gas Tekanan Tinggi (MBF atau IU)
Mirip dengan jenis lampu yang pertama, PJU gas merkuri digunakan untuk
penerangan jalan yang sifat jaraknya dekat hingga sedang (jalan kolektor,
jalan lokal, dan persimpangan), efisiensi rendah, umur panjang dan ukuran
lampu kecil.
3. Lampu Gas Sodium Bertekanan Rendah (SOX)
Karakteristik penggunaanya serupa dengan dua PJU sebelumnya. Namun,
lampu berjenis ini dapat dipakai untuk menerangi penyebrangan, terowongan,
dan tempat peristirahatan. Efisiensi sangat tinggi, umur cukup panjang, ukuran
lampu besar sehingga sulit untuk mengontrol cahayanya dan cahaya lampu
sangat buruk karena berwarna kuning.
4. Lampu Gas Sodium Tekanan Tinggi (SON)
Jenis PJU gas sodium tekanan tinggi, di pakai untuk menerangi jalan raya
berukuran besar, seperti jalan tol dan jalan arteri. Umur lampunya sangat
panjang dan berukuran kecil, sehingga mudah dikontrol sistem
pencahayaannya. Pengaruh warna terhadap objek buruk.
5. Lampu LED
Efisiensi lampu ini sangat tinggi, umur yang panjang dan pengaruh warna yang
dihasilkan terhadap objek baik, maka dari itu lampu jenis ini sangat dianjurkan
untuk dipakai. Lampu jenis ini biasa digunakan di jalan tol, arteri, kolektor dan
persimpangan. Ada beberapa keunggulan dari lampu LED dibandingkan
dengan jenis lampu lainnya, diantaranya:
a) Lampu LED tidak memerlukan pemanasan untuk mendapatkan terang
yang maksimal.
b) Efisiensi listrik yang paling tinggi diantara jenis jenis lampu lainnya.
c) Dapat di stel untuk berubah warna.
23
d) Dikarenakan bentuknya hanya merupakan dioda kecil, maka volume
lampu jauh lebih kecil dan dapat diletakkan dimanapun.
e) Fleksibilitas lampu.
f) Tahan lama.
g) Tidak mengandung bahan berbahaya.
Intensitas cahaya adalah fluks cahaya per satuan sudut ruang dalarn arah
pancaran cahaya yang dapat ditulis dengan persamaan [5]:
∅
I=
𝜔
(2.14)
Dimana:
I = intensitas cahaya (cd)
Ø = fluks cahaya (lm)
ω = sudut ruangan
dimana besar fluks cahaya dapat dicari dengan persamaan:
∅ = K.P
(2.15)
Dimana:
K = efikasi rata-rata cahaya lampu (lm/watt)
P = daya listrik (watt)
Efikasi cahaya adalah perbandingan antar fluks cahaya yang dihasilkan lampu
dengan daya listrik yang dipakainya, secara matematis dapat ditulis sebagai berikut
[5]:
∅₀
K=
𝑃
(2.16)
Dimana:
K = efikasi cahaya (lm/watt)
p = daya lampu (watt)
Ø₀= fluks cahaya (lm)
24
2.12. Intensitas Penerangan
𝐸𝑝₁ℎ²
𝐼=
𝐶𝑜𝑠Ø
(2.17)
Dimana:
I = intensitaas cahaya (cd)
Ep = intensitas penerangan (lux)
h = tinggi tiang (m)
Intensitas penerangan pada suatu titik umumnya tidak sama untuk setiap titik
pada bidang tersebut. Intensitas penerangan suatu bidang karena suatu sumber
cahaya dengan intensitas (I), berkurang dengan kuadrat dari jarak antara sumber
cahaya dan bidang itu (invers square law).
2.13. Kabel
Pada pembangunan lampu penerangan jalan kabel berperan penting dalam hal
instalasi, dimana fungsi kabel sebagai media transmisi yang berperan dalam
penyampaian pesan. Sehingga dalam pembangunan lampu penarangan jalan umum
diperlukan kabel yang baik dan sesuai dengan standar yang ditentukan. Pada
pemasangan lampu jalan terdapat dua macam cara yang biasa digunakan yaitu:
25
b. NYGBY bisa ditanam langsung ditanah karna kabel jenis ini sudah
dilengkapi prisai baja yang bisa melindungi terhadap gangguan
mekanis.
26