PROSEDUR PENGOPERASIAN
PENERANGAN JALAN UMUM (PJU)
3. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah diberi bahan ajar dan berdiskusi tentang prosedur pengoperasian penerangan
jalan umum sesua PUIL :
Lampu jalan atau disebut Penerangan Jalan Umum (PJU) adalah lampu yang
digunakan untuk penerangan jalan dimalam hari sehingga mempermudah pejalan kaki,
pesepeda dan pengendara kendaraan dapat melihat dengan jelas jalan/medan yang akan
dilalui pada malam hari, sehingga dapat meningkatkan keselamatan lalu lintas dan
keamanan dari pengguna jalan dari kegiatan/aksi kriminal. Penerangan Jalan Umum
(PJU) merupakan salah satu upaya yang strategis dalam memberikan pelayanan sosial
terhadap masyarakat banyak. Penerangan jalan yang baik memegang peranan penting
terutama pada kondisi malam hari. Penerangan jalan ini berguna untuk menciptakan
kondisi jalan yang terang sehingga memudahkan bagi penggunajalan, baik bagi
pengendara kendaraan maupun pejalan kaki.
Lampu penerangan jalan umum merupakan komponen yang sangat penting bagi
pengendara, baik mobil maupun motor yang melintasi jalan raya. Dengan adanya lampu
PJU diharapkan dapat membuat pengguna jalan lebih berhati-hati dan merasa aman
dalam perjalanannya, dan untuk instalasi PJU harus menggunakan kaidah pemasangan
listrik yang benar dan hanya dapat dilakukan oleh petugas kelistrikan.Penerangan Jalan
Umum dapat dilihat pada Gambar 1.
1
PROSEDUR PENGOPERASIAN PJU
Penerangan Jalan Umum (PJU) merupakan aspek penting dalam penataan suatu
daerah/kota. PJU memiliki peranan sebagai pedoman navigasi pengguna jalan di malam
hari, meningkatkan keamanan dan keselamatan pengguna jalan, menambah unsur
estetika, dan juga dapat memberikan nilai tambah ekonomi bagi suatu daerah. Tetapi,
masih banyak Pemerintah Daerah yang masih mengalami kendala dalam menyediakan
fasilitas publik yang sangat penting ini terutama dalam hal perencanaan sistem PJU yang
efisien energi. Tidak sedikit Pemerintah Daerah mengalami kesulitan dalam pembiayaan
untuk pengelolaan operasonal PJU yang dimilikinya dikarenakan tingginya biaya energi
yang harus dibayarkan kepada perusahaan penyedia tenaga listrik PJU, apalagi untuk
ekspansi pembangunan PJU yang baru.
Kondisi ini menyebabkan masyarakat tidak dapat menikmati layanan pencahayaan
di jalan umum pada malam hari dengan optimal, karenanya efisiensi energi PJU adalah
keharusan. PJU yang efisien energi diawali dari perencanaan dan desain dari sistem PJU
itu sendiri. Sebelum melangkah pada desain teknis, perencanaan harus dimulai dari
analisa kebutuhan. Salah satu prinsip dari efisiensi adalah alokasikan sumber daya yang
terbatas sesuaikebutuhan, sebab analisa kebutuhan menjadi dasar dari perencanaan
pemasangan PJU baru.
2
PROSEDUR PENGOPERASIAN PJU
mempunyai resistansi yang turun menjadi 150 Ω. Seperti halnya resistor konvensional,
pemasangan LDR dalam suatu rangkaian sama persis seperti pemasangan resistor biasa.
Simbol LDR dapat dilihat seperti pada Gambar 2.
Karakteristik LDR terdiri dari dua macam yaitu Laju Recovery dan Respon
Spektral sebagai berikut :
1. Laju Recovery Sensor Cahaya LDR (Light Dependent Resistor)
Jika sebuah “Sensor Cahaya LDR (Light Dependent Resistor)” dibawa dari
suatu ruangan dengan level kekuatan cahaya tertentu ke dalam suatu ruangan yang
gelap, maka bisa kita amati bahwa nilai resistansi dari LDR tidak akan segera berubah
resistansinya pada keadaan ruangan gelap tersebut. Na-mun LDR tersebut hanya akan
bisa menca-pai harga di kegelapan setelah mengalami selang waktu tertentu. Laju
recovery meru-pakan suatu ukuran praktis dan suatu ke-naikan nilai resistansi dalam
waktu tertentu. Harga ini ditulis dalam K/detik, untuk LDR tipe arus harganya lebih
besar dari 200K/detik(selama 20 menit pertama mulai dari level cahaya 100 lux),
kecepatan tersebut akan lebih tinggi pada arah sebaliknya, yaitu pindah dari tempat
gelap ke tempat terang yang memerlukan waktu kurang dari 10 ms untuk mencapai
resistansi yang sesuai den-gan level cahaya 400 lux.
2. Respon Spektral Sensor Cahaya LDR (Light Dependent Resistor)
Sensor Cahaya LDR (Light Dependent Resistor) tidak mempunyai sensitivitas
yang sama untuk setiap panjang gelombang cahaya yang jatuh padanya (yaitu warna).
Bahan yang biasa digunakan sebagai penghantar arus listrik yaitu tembaga,
aluminium, baja, emas dan perak. Dari kelima bahan tersebut tembaga merupakan
penghantar yang paling banyak, digunakan karena mempunyai daya hantaryang baik
(TEDC,1998).
3
PROSEDUR PENGOPERASIAN PJU
RTC (Real Time Clock)digunakan supaya lampu jalan menyala secara otomatis
sesuai setting waktu yang kita tentukan. Misal, ketika waktu sudah menunjukkan pukul
18.00 WIB lampu mulai menyala, dan lampu akan padam pukul 06.00 WIB.RTC (Real
Time Clock) merupakan sebuah IC yang memiliki fungsi untuk menghitung waktu, mulai
dari detik, menit, jam, tanggal, bulan, serta tahun. RTC bisa kita atur untuk
mengendalikan sebuah lampu supaya menyala dan akan padam secara otomatis sesuai
dengan kebutuhan kita. Ada beberapa RTC yang di jual di pasaran, seperti : DS1307,
DS1302, DS12C887, DS3234. Bentuk fisik RTC bisa dilihat pada Gambar 3.
4
PROSEDUR PENGOPERASIAN PJU
2. Katrol (chain block) digunakan untuk mengangkat benda benda berat dalam
hal ini tiang PJU diletakkan dipuncak tripod. Bentuk fisik katrol bisa dilihat
pada gambar 5.
5
PROSEDUR PENGOPERASIAN PJU
Gambar 7. Bentuk fisik tang
c. Kunci ring pas
Kunci ring pas digunakan untuk membuka atau melepas baut yang
mengunci pada komponen tertentu. Bentuk fisik kunci pas bisa dilihat
pada gambar 8.
7
PROSEDUR PENGOPERASIAN PJU
lampu penerangan
e. Pemilihan jenis dan kualitas sumber cahaya/lampu, data fotometrik lampu dan
lokasi sumber listrik
f. Tingkat kebutuhan, biaya operasi, biaya pemeliharaan, dan lain-lain, agar
perencanaan sistem lampu penerangan efektif dan ekonomis
g. Rencana jangka panjang pengembangan jalan dan pengembangan daerah
sekitarnya
h. Data kecelakaan dan kerawanan di lokasi.
8
PROSEDUR PENGOPERASIAN PJU
Tabel 1. Jenis Lampu Penerangan Jalan Secara Umum Menurut Karakteristik
dan Penggunaannya
10
PROSEDUR PENGOPERASIAN PJU
G. KETENTUAN PENCAHAYAAN DAN PENEMPATAN
11
PROSEDUR PENGOPERASIAN PJU
Tabel 3. Kualitas Pencahayaan Normal
12
PROSEDUR PENGOPERASIAN PJU
3. Pemilihan Jenis dan Kualitas Lampu Penerangan
Pemilihan jenis dan kualitas lampu penerangan jalan didasarkan pada :
1) Nilai efisiensi
2) Umur rencana
3) Kekontrasan permukaan jalan dan obyek
13
PROSEDUR PENGOPERASIAN PJU
Gambar 11. Penempatan lampu penerangan
14
PROSEDUR PENGOPERASIAN PJU
2) Batasan penempatan lampu penerangan jalan tergantung dari tipe lampu, tinggi
lampu, lebar jalan dan tingkat kemerataan pencahayaan dari lampu yang akan
digunakan. Jarak antar lampu penerangan secara umum dapat mengikuti batasan
seperti pada Tabel (A Manual of Road Lighting in Developing Countries). Dalam
tabel tersebut dipisahkan antara dua tipe rumah lampu. Rumah lampu (lantern) tipe A
mempunyai penyebaran sorotan cahaya/sinar lebih luas, tipe ini adalah jenis lampu
gas sodium bertekanan rendah, sedangkan tipe B mempunyai sorotan cahaya lebih
ringan/kecil, terutama yang langsung ke jalan, yaitu jenis lampu gas merkuri atau
sodium bertekanan tinggi.
15
PROSEDUR PENGOPERASIAN PJU
Tabel 7. Penataan Letak Lampu Penerangan Jalan
Gambar 13. Penempatan Lampu PJU di Kiri dan Kanan Jalan Berselang-seling di
Jalan Dua Arah
16
PROSEDUR PENGOPERASIAN PJU
Gambar 14. Penempatan Lampu PJU di Kiri dan Kanan Jalan Berhadapan di
Jalan Dua Arah.
Gambar 15. Penempatan Lampu PJU di Median Jalan di Jalan Dua Arah
Gambar 16. Area Perlintasan Jalan Kereta Api Yang Perlu Penerangan
17
PROSEDUR PENGOPERASIAN PJU
3. Penataan dengan 6 lampu (Gambar 17.)
18
PROSEDUR PENGOPERASIAN PJU
6. Penataan Alternatif dengan 4 lampu (Gambar 20.)
19
PROSEDUR PENGOPERASIAN PJU
Gambar 22. Penempatan Lampu Penerangan Terhadap Tanaman Jalan
21
PROSEDUR PENGOPERASIAN PJU
2) Tiang lampu dengan lengan ganda
Tiang lampu ini khusus diletakkan di bagian tengah/median jalan, dengan catatan
jika kondisi jalan yang akan diterangi masih mampu dilayani oleh satu tiang.
Tipikal bentuk dan struktur tiang lampu dengan lengan ganda seperti
diilustrasikan pada Gambar 25.
23
PROSEDUR PENGOPERASIAN PJU
I. LAMPU SODIUM/NATRIUM TEKANAN TINGGI (SON)
Lampu sodium tekanan tinggi (HPS/SON) banyak digunakan untuk
penerapan di luar ruangan dan industri. Lampu inilah yang digunakan pada sistem
penerangan jalan umum kota Medan. Kelebihan dari lampu SON sehingga dipakai
sebagai lampu untuk PJU adalah karena lampu ini memiliki spektrum kontinu ;
reproduksi warnanya baik terutama dari kulit manusia yakni cahaya kuning dengan
daya tembus kabut yang besar dan penerangan dengan lampu jenis ini
meningkatkan kecepatan penglihatan dan menghasilkan kontras yang besar. Lampu
HPS berbeda dari lampu merkuri dan metal halida karena tidak memiliki starter
elektroda; sirkuit balas dan starter elektronik tegangan tinggi. Tabung pemancar
listrik terbuat dari bahan keramik, yang dapat menahan suhu hingga 2372F. Di
dalamnya diisi dengan xenon untuk membantu menyalakan pemancar listrik, juga
campuran gas sodium – merkuri. Lampu HPS dan diagram alir energinya pada
Gambar 27.a. dan 27.b.
24
PROSEDUR PENGOPERASIAN PJU
Ciri-ciri :
Efficacy – 50 - 100 lumens/Watt
25
PROSEDUR PENGOPERASIAN PJU