Anda di halaman 1dari 44

ANALISIS DAN EFISIENSI DAYA INSTALASI PENERANGAN JALAN

UMUM BERTENAGA SEL SURYA DI KABUPATEN SERANG, BANTEN


PROPOSAL TUGAS AKHIR

Disusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana


Fakultas Teknik Program Studi Teknik Elektro
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh:

Moh. Hanif Akbar L


20190120046

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2022
ABSTRAK

Jalan raya adalah salah satu prasarana transportasi yang digunakan untuk
lalu lintas dan menjadi faktor penting dalam kehidupan masyarakat. Salah satu hal
utama mendukung prasarana tersebut adalah penerangan jalan. Penerangan jalan
umum (PJU) adalah salah satu fasilitas yang bermanfaat untuk menerangi jalan
atau lingkungan disekitarnya, memudahkan pengguna jalan saat malam hari dan
memberikan keamanan sehingga kriminalitas dan kecelakaan dapat dicegah.
Tentunya untuk penggunaan penerangan jalan umum membutuhkan sumber tenaga
listrik, salah satunya energi alternatif yang dapat diterapkan yaitu menggunakan
tenaga sel surya. Namun, untuk pemasangan instalasi PJU tidak terlepas dari
permasalahan yang sering muncul di lapangan antara lain cahaya yang tidak
merata, pemakaian material yang kurang tepat, dan lain- lain.

2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebutuhan energi di era globalisasi saat ini membutuhkan suatu energi alternatif
terbarukan termasuk di dalamnya kebutuhan akan sumber energi listrik. Salah satu energi
alternatif dapat digunakan yaitu dengan menggunakan tenaga sel surya. Tenaga sel surya
merupakan energi berupa sinar dan panas yang berasal dari matahari. Pada saat ini masyarakat
sering menggunakan sumber tenaga listrik. Salah satu pemakaian listrik yang sering digunakan
oleh masyarakat saat ini adalah sumber penerangan. Salah satu bagian yang memerlukan
penerangan adalah jalan raya atau jalan umum.
Penerangan jalan umum merupakan lampu yang digunakan untuk penerangan jalan pada
malam hari sehingga dapat mempermudah terbarukan yang
pengguna jalan untuk melihat dengan lebih jelas jalan yang akan dilalui ketika
malam hari, biasanya penggunaan jalan umum dipasang pada sepanjang ruas jalan maupun
ditempat-tempat tertentu. Tentunya untuk penggunaan penerangan jalan umum membutuhkan
sumber tenaga listrik, salah satunya energi alternatif yang dapat diterapkan yaitu menggunakan
tenaga sel surya. Penerangan jalan umum bertenaga sel surya merupakan sebuah alternatif yang
dapat digunakan karena menggunakan sumber energi terbarukan yang tidak ada batasnya dari
alam yaitu energi matahari sehingga biaya operasionalnya juga relatif murah dan desainnya yang
sederhana untuk digunakan sebagai sumber listrik. Namun, untuk pemasangan instalasi PJU
tidak terlepas dari permasalahan yang sering muncul di lapangan antara lain cahaya yang tidak
merata, pemakaian material yang kurang tepat, dan lain-lain.
Untuk mengatasi masalah-masalah diatas dalam melaksanakan pembangunan Penerangan
Jalan Umum (PJU) diperlukan suatu perencanaan yang baik, sehingga pemasangan lampu
penerangan jalan umum tersebut mempunyai efisiensi yang tinggi, mempunyai penerangan yang
cukup dan biaya operasional yang relatif murah. Salah satu cara efektif yang dapat digunakan
untuk mencapai tujuan perencanaan tersebut adalah dengan melakukan perhitungan yang tepat
tentang lokasi proyek sesuai dengan kebutuhan penerangan dan pemilihan bahan material yang
tepat untuk proses instalasi Penerangan Lampu Jalan.

1
1.1 Rumusan Masalah
Bedasarkan latar belakang tersebut makan peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana efisiensi daya penggunaan tenaga sel surya di kota Serang?
2. Bagaimana cara mengoptimalisasi pada efisiensi penerangan jalan umum menggunakan
tenaga sel surya?
1.2 Batasan Masalah
Batasan masalah diperlukan agar tidak terjadi perluasan pembahasan serta untuk
menjawab permasalahan tersebut, tempat penelitian hanya berlokasi di Desa Cilatak
Kecamatan Ciomas Kabupaten Serang, Banten dan penelitian yang dilakukan hanya untuk
mengetahui efisiensi daya penggunaan tenaga sel surya.

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan dilakukan penelitian mengenai analisis dan efisiensi daya instalasi penerangan
jalan umum bertenaga sel surya yaitu:
1. Mengetahui efisiensi daya pemasangan instalasi listrik penerangan jalan umum bertenaga
sel surya.
2. Mendapatkan perhitungan yang tepat tentang lokasi proyek yang sesuai dengan
kebutuhan penerangan.
3. Mengetahui pemilihan bahan material yang tepat untuk proses instalasi Penerangan Jalan
umum.

1.4 Manfaat Penelitian


Dari peneliti ini penulis berharap agar analisis dan perhitungan efisiensi daya instalasi
penerangan jalan umum bertenaga sel surya dapat memberikan manfaat untuk melakukan
perhitungan yang tepat tentang lokasi proyek yang sesuai dengan kebutuhan penerangan dan
pemilihan bahan material yang tepat untuk proses instalasi Penerangan Jalan Umum.

1.5 Sistematika Penelitian


2
Sistematika yang digunakan dalam penyusun penelitian analisis Dan efisiensi daya
instalasi penerangan jalan umum bertenaga sel surya yaitu:
1. BAB I: PENDAHULUAN
Bab ini meliputi latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, dan sistematika penelitian.
2. BAB II: TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini meliputi berisikan informasi mengenai beberapa hasil penelitian serupa yang
pernah dilakukan sebelumnya sebagai bahan rujukan.
3. BAB III: METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini menjelaskan mengenai metode yang digunakan dalam penelitian, mulai dari
pengumpulan data hingga menunjukan hasil yang diinginkan.
4. BAB IV: ANALISIS DAN HASIL
Bab ini berisikan hasil-hasil pengukuran dan perhitungan dari penelitian yang dilakukan.
5. BAB V: PENUTUP
Bab ini berisikan kumpulan dari seluruh rangkaian penelitian secara singkat serta saran
yang diajukan untuk peneliti selanjutnya.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI


2.1 Tinjauan Pustaka

Sugik Rizky Hikmawan dan Eko Agus supriyanto (2018) melakukan penelitian tentang
“Rancang Bangun Lampu penerangan Jalan umum menggunakan solar panel berbasis android”
pada penelitian ini peneliti merancang bangun penerangan jalan umum (PJU) bertenaga sel
surya, system kerja pada lampu penerangan jalan umum ini dikontrol oleh sebuah mikrokontroler
yaitu Arduino dengan memakai Smartphone Android melalui Modul Bluethoot HC-05. Serta
menggunakan panel surya menjadi sumber tegangan dan sensor cahaya. Akibat yang dihasilkan
pada penelitian ini system sudah mampu bekerja dan menjalankan fungsinya dengan baik
menggunakan tingkat akurasi dan sensitifitas sensor cahaya yg tergolong baik dan Modul
Bluethooth HC-05 berfungsi dengan baik bisa mendapatkan perintah dari Smartphone Android
baik menggunakan halangan maupun tanpa halangan dengan jarak maksimal 15 meter
(Hikmawan & Suprayitno, 2018).

Nahdia Rupwanti BR (2017) melakukan penelitian tentang “ Analisis serta Efisiensi


Daya Instalasi Penerangan Jalan Umum Menggunakan Solar Cell di Kabupaten Lamongan”.
Pada sistem penerangan jalan raya di Kecamatan Mantup Kabupaten Lamongan memakai solar
cell menghasilkan 645,189 wh, Sedangkan untuk penerangan lampu jalan membentuk luminasi
sebesar 15,7 cd/m2 dan iluminasi sebanyak 63,2 lux. Pada penelitian yang dilakukan pada jalan
raya mantup Kecamatan mantup menggunakan panel surya menggunakan jenis monocrystalline
yang mempunyai efisiensi hanya sekitar 15-20%, yang berarti secara mudahnya panel surya
hanya bisa mengkonversi lebih kurang 15% di suhu 250 C, sedangkan efisiensi menurun hingga
15% –12% di suhu 500 C. Untuk mengoptimalkan solar cell pada efisensi penel surya adalah
dengan cara, pertama memasang sebuah konsentrator optik pada sistem panel solar cell sehingga
dapat menaikkan intensitas cahaya 6-400 kali surya (BR, 2017).

Idham A.Djufri dan Miftah Muhammad (2021) melakukan penelitian tentang “Analisis
Efisiensi Daya Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya Di Kecamatan Pulau Ternate”. Dalam
penelitian ini melakukan analisis efisiensi daya lampu penerangan jalan umum tenaga surya di

4
Kecamatan Pulau Ternate dengan melakukan pengamatan dan pengukuran langsung dilapangan.
Hasil penelitian ini mendapatkan besarnya tegangan maksimum lampu penerangan jalan umum
yang tidak terhalang pepohononan adalah sebesar 23 volt sedangkan yang terhalang pepohonan
adalah sebesar 19 volt. Kuat penerangan lampu jalan yang terhalang pepohonan adalah sebesar 9
lux sedangkan yang tidak terhalang pepohonan sebesar 10 lux. Sehingga besar tegangan nilai
masukan pada panel surya mempengaruhi kuat pencahayaan lampu (Djufri & Muhammad,
2021).

Alvin Surya Trisna, Angga Rusdinar, dan Mohammad Ramadhani (2019) melakukan
penelitian tentang “Perancangan Solar Charge Controller Untuk Penerangan Jalan Umum
Otomatis Bertenaga Surya”. Tujuan dari peneliti ini adalah untuk merancang solar charge
controller berbasis Maximum Power Point Tracking (MPPT) untuk dapat digunakan dalam
penerangan jalan umum otomatis. Penelitian dilakukan dengan menerapkan algoritma MPPT
dengan metode Perturb & Observe (P&O). Panel surya yang digunakan untuk penlitian ini
menggunakan tipe jenis polycrstalline yang hanya memiliki efisiensi sebesar 14,4%-21,7%. Oleh
karena itu, panel bertipe tersebut hanya mampu menghasilkan daya yang kecil. Sehingga
hasil penelitian ini didapatkan bahwa hasil pengujian pada saat siang hari aki yang
berkapasitas 17AH dapat terisi penuh dalam 9,71 jam (Trisna et al., 2019).

I Ketut Suantika, Wayan Rinas, dan I Made Suartika (2018) melakukan penelitian tentang
“Studi Analisis Pengaruh Perubahan Posisi Terhadap Efesiensi Panel Surya LPJU By Pass
Ngurah Rai”. Penelitian ini menganalisis pengaruh perubahan posisi terhadap efsiensi panel
surya LPJU. Simulasi pada penelitian ini menggunakan software PVSyst. Pengaruh dari
perubahan posisi solar cell adalah pada zona 1 menghasilkan 60,42 kWh ke barat laut dan 186,40
kWh ke utara, zona 2 menghasilkan72,54 kWh kebarat laut dan 186,40 kWh keutara, zona 3
menghasilkan 33,97 kWh ke barat laut dan 186,40 kWh ke utara dan zona 4 menghasilkan 61,52
kWh barat daya sedangkan sebesar 186,40 kWh keutara. Pada penelitian ini menghasilkan Nilai
efisiensi dari pengukuran riil pada zona 1 sebesar 2,78 %, zona 2 sebesar 3,35 %, zona 3 sebesar
1,57 %, zona 4 sebesar 2.84 %. Sedangkan nilai efisiensi dari hasil simulasi PVSyst dari 4 zona
yang semua mengarah utara, semua zona menunjukan nilai efisiensi sebesar 19,2 %. Hal ini
disebabkan perjalan rotasi matahari dari terbit hingga tenggelam berada di utara pulau Bali yang
terletak diselatan garis katulistiwa. Jadi untuk hasil simulasi PVSyst yang mempunyai efisiensi

5
yang optimal menghadap utara (Suantika et al., 2018).

Fathur Rahman, Mamat Rokhmat, dan Indra Wahyudin Fathonah melakukan penelitian
yang berjudul “Analisis Pengaruh Temperatur Permukaan Sel Surya Terhadap kapasitas Daya
Keluaran”. Penelitian ini menganalisis tentang pengaruh temperatur permukaan sel surya
terhadap kapasitas daya keluaran dengan suatu hipotesis yang mengatakan pada pukul 12.00 –
16.00 output dalam kondisi optimal tetapi ada penurunan kinerja sel surya sebagai akibat dari
meningkatnya temperatur pada rentang waktu tersebut. Pengambilan data temperatur dilakukan
pada tiga titik untuk memperoleh nilai temperatur permukaan panel surya. Selain itu, penelitian
juga mengambil data intensitas cahaya. Pada penelitian ini, diperoleh nilai intensitas yang sama
namun memiliki nilai arus dan temperature yang berbeda. Nilai daya keluaran pada panel surya
dari pukul 12.00 hingga 16.00 menunjukkan penurunan dengan rata-rata penurunan sebesar
2,8991 W setiap 15 menit atau setara 0,1932 W/menit. Dengan kesimpulan bahwa temperatur
memiliki pengaruh terhadap besar kapasitas daya yang dihasilkan oleh panel surya dengan
pengaruh rata-rata sebesar 2,42 W/oC. Semakin tinggi temperatur panel surya maka kinerja panel
surya akan menurun (Rahman et al., 2020).
Andhika Febrianto, dkk (2019) dilakukan penelitian untuk merencanakan penerangan jalan
umum berbasis tenaga surya, didasarkan pada SNI 7391:2008 tentang spesifikasi penerangan
jalan di kawasan perkotaan dengan beberapa parameter yang diperhatikan meliputi tiang,
lampu yang dipakai, intensitas cahaya yang diperlukan, banyaknya titik lampu yang
diperlukan dan peralatan pendukung untuk penerangan jalan umum tenaga surya. Saat ini, jalan
Jenderal Sudirman kota Pangkalpinang sepanjang 1,5 km menggunakan penerangan dari PLN
dengan 30 unit lampu jenis SON 150 watt dan intensitas cahaya 11 lux. Desain yang
didapatkanuntuk penerangan jalan umum tenaga surya memperhatikan SNI untuk intensitas
cahaya.Pada akhir penelitian didapatkanperalatan pendukung penerangan jalan umum tenaga
surya yakni 31 tiang octagonal 8 meter dengan tiap satu stang ornamen pada tiap tiang
memerlukan 1 unit lampu LED 40watt, 1 unit panel surya 100 Wp, 1 unit baterai VRLA 100 Ah
dan 1 unit solar charger controller (10A,12V/24V) (A. Febrianto et al., 2019) .
Donny TB Sihombing, dkk (2013 ) melakukan penelitian untuk penerangan umum tenaga
surya merupakan sebuah alternatif yang murah dan hemat untuk digunakan sebagai sumber
listrik penerangan karena menggunakan sumber energi gratis dan tak terbatas dari alam yaitu
energi matahari. Lampu penerangan jalan (PJU) tenaga matahari berbasis LED jenis hi-power
6
yang sangat terang, hemat energi dan tahan lama menggunakan panel surya / solar cell sebagai
sumber yang berfungsi menerima cahaya (sinar) matahari yang kemudian diubah menjadi listrik
melalui proses photovoltaic. Tulisan ini membahas tentang perancangan lampu penerangan
tenaga surya yang akan diaplikasikan di seluruh areal kampus USU. Untuk perencanaannya
memerlukan komponen panel surya yang diantaranya adalah modul surya, baterai charger,
baterai, controller, dan lampu LED. Penggunaan PJU tenaga surya sangat lebih efisien bila
dibandingkan dengan PJU yang bersumber dari PLN. Penerangan Jalan Umum dengan
menggunakan tenaga surya (solar cell) dapat mengurangi konsumsi akan tenaga listrik dari PLN.
Hasil yang diperoleh dari perancangan ini adalah perbandingan daya yang dikeluarkan PLN
untuk penerangan umum adalah sebesar 76,66%, sedangkan dengan panel surya yang
menggunakan baterai accu 12 Ah adalah sebesar 23,3% (Sihombing & Kasim, 2013).
Jones St Siregar, dkk (2021) melakukan penelitian tentang penerangan jalan umum yang
merupakan salah satu infrastruktur yang perlu mendapat perhatian guna mendukung aktivitas
kehidupan terutamanya di malam hari. Salah satu alternatif yang dapat dirancang yakni
penerangan jalan umum berbasis tenaga surya. Dalam rancangannya akan digunakan 3 skema
dengan memanfaatkan panel surya untuk konversi energi matahari menjadi energi listrik. Skema
yang digunakan dalam rancangan yakni skema di tengah median jalan, skema di kiri dan kanan
berhadapan dan skema di kiri dan kanan selang seling. Parameter yang menjadi analisis dalam
perancangan diantaranya perhitungan penempatan tiang , penentuan ukuran tiang, ukuran lengan,
sudut kemiringan stang ornamen, intentitas cahaya, jumlah titik lampu yang diperlukan, panel
surya dan baterai yang dibutuhkan (St Siregar et al., 2021).
W.Anhar, dkk (2018) melakukan penelitian berdasarkan kegiatan pengabdian kepada
masyarakat (PKM) yang pernah dilakukan di Pondok Pesantren Darun Nafi KM.34 Samboja
Kabupaten Kutai Kartanegara. Kegiatan PKM yang dilakukan adalah pemasangan lampu
penerangan jalan berbasis solar system. Proses perhitungan dan pengujian lampu penerangan
jalan berbasis solar system akan dibahas di dalam artikel ini. Lampu penerangan jalan
menggunakan lampu dc 12 Volt, panel surya 50 Wp, charge control 10 A, dan battery 65 Ah.
Lampu penerangan jalan digunakan selama 12 jam (Anhar et al., 2018).
SR Hikmawan (2018) Data Ditjen Listrik dan Pengembangan energi pada tahun 1997,
kapasitas terpasang listrik tenaga surya di Indonesia mencapai 0,88 MW dari potensi yang
tersedia 1,2 x 109 MW. Oleh sebab itu penelitian ini dibuat rancang bangun Penerangan

7
Jalan Umum (PJU) berbasis sel surya sebagai energi alternatif yang murah dan hemat.
Sistem kerja pada lampu Penerangan Jalan Umum (PJU) ini dikontrol oleh sebuah
mikrokontroler yaitu Arduino. Serta menggunakan solar panel sebagai sumber tegangandan
sensor cahaya. Sensor cahaya akan bekerja dan membaca intensitas cahaya matahari. Saat
siang hari sensor memberikan masukan pada arduino sehingga lampu otomatis padam dan
saat malam hari sensor memberikan masukan pada arduino sehingga lampu otomatis
menyala. Serta dapat dikontrol menggunakan Gadget Android melalui Modul bluethoot HC-
05.Hasilnya Lampu otomatis menyala dan padam sesuai dengan pembacaan Sensor Cahaya
dan Komunikasi Mikrokontroller Arduino dengan Smartphone Android menggungakan
bantuan Modul Bluethoot HC-05 berfungsi dengan baik.Mikrokontroller Arduinodapat
menerima perintah dari Smartphone Android baik dengan halangan maupun tanpa halangan
dengan jarak maksimal 15 meter (Hikmawan & Suprayitno, 2018).
LM Hayusman, dkk (2021) melakukan penelitian di Musala Da’watul Khair yang
merupakan salah satu tempat ibadah yang berada di Kelurahan Sungai Ulin Kecamatan
Banjarbaru Utara Kota Banjarbaru, yang memiliki peran dan fungsi penting ditengah-tengah
kehidupan masyarakat. Disamping fungsinya sebagai tempat ibadah, Musala Da’watul Khair
juga dipakai untuk kegiatan-kegiatan keagamaan lain-nya seperti: pengajian, yasinan, latihan
shalawatan, perayaan isra’ miraj, maulid nabi dll. Kegiatan-kegiatan tersebut tentunya dapat
berjalan dengan baik berkat peran dari para pengurus untuk terus bisa memakmuran Musala
dengan berbagai kegiatan-kegiatan keagamaan yang dapat menarik minat masyarakat sekitar
serta didukung oleh ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai. Kegiatan pengabdian
kepada masyarakat yang akan dilakukan berupa penerapan teknologi panel surya untuk
penerangan jalan dan tempat wudhu. Hasil identifikasi yang dilakukan di lokasi mitra bahwa
terdapat beberapa titik atau lokasi di lingkungan Musala yang penerangannya belum optimal
bahkan lokasi tempat wudhu yang berada di sebelah kiri Musala penerangannya tidak ada.
Tentunya hal ini scara tidak langsung akan berakibat pada kurangnya kenyamanan para jamaah
dan peluang timbulnya tindak kejahatan. Target kegiatan pangabdian ini yaitu terpasangnya
lampu penerangan tenaga surya dibeberapa lokasi di lingkungan Musala dan bertambahnya
pengetahuan dan keterampilan para pengurus Musala terkait teknologi panel surya (Hayusman et
al., 2021)
Aulia Ullah, dkk (2020) melakukan penelitian tentang Penerangan Jalan Umum (PJU)

8
digunakan sebagai sarana penerangan jalan raya ketika malam hari. Keberadaan PJU ini, selain
mengurangi angka kejahatan, juga mampu mengurangi angka kecelakaan. Jumlah PJU yang
terpasang di beberapa ruas jalan utama membebani tagihan listrik pemerintah daerah, perlu
upaya penghematan. Penelitian ini mengusulkan Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya
(PJUTS), sebagai solusi mengurangi konsumsi energi listrik dari PLN. Untuk mengurangi
penggunaan beban lampu yang tidak diperlukan, PJUTS ini dilengkapi dengan sistem
penghematan listrik dengan cara meredupkan nyala lampu jika tidak diperlukan. PJUTS ini
terdiri dari Panel Surya, Solar Charger Controller, Aki, dan dilengkapi sensor PIR,
potensiometer, relai sebagai komponen penghemat daya. Untuk menguji performa sistem,
PJUTS ini di implementasikan di jalan lintas Pemda Perawang. Dari hasil pengujian didapatkan
sistem yang digunakan terbukti mampu menyalakan lampu PJUTS mulai dari petang hingga fajar
tanpa ada kendala. Pengujian intensitas penerangan pun telah memenuhi standar SNI 7391:2008.
Mekanisme penghematan otomatis pada PJUTS ini mampu menghemat penggunaan energi
hingga 36,9 % dibandingkan PJUTS konvensional (Ullah & Oktaviandra, 2020)

AH Santoso, dkk () melakukan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan


penggunaan PJU konvensional dengan PJU bertenaga surya (PJUTS)Yang bersinar selama 5 jam
setiap harinya, spesifikasi daya panel surya adalah 240 Wp dengan 37 titik cahaya. Perhitungan
anggaran menggunakan ACS (Annual cost system) yang diperoleh pada tahun ke-16 selisih dari
biaya investasi awal dan pendapatan dari penjualan yang dipenuhi pada BEP (break event point)
sebesar Rp. 256.761.376,00.

B Fatkhurozi, dkk (2021) melakukan penelitian pengabdian Unggulan Universitas (PUU)


ini bertujuan untuk menerapkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Dusun Gentan.
Kegiatan pemasangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) meliputi pemesangan panel
surya, rangkaian kendali sel surya, baterai kering sebagai penyimpan energi listrik, inverter
sebagai pengubah daya dari DC 12V menjadi AC 220 Volt, rangkaian panel monitor yang terdiri
dari pengukur tegangan dan arus. PLTS akan disambungkan ke lampu penerangan jalan. Panel
surya yang sudah terpasang sebesar 100 Wp, dengan aki sebagai media penyimpan mempunyai
kapasitas 80Ah. Sistem pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dapat bekerja dengan baik
dengan tegangan yang ditunjukkan sebesar 14,4 V. Lampu penerang jalan yang dipasang
sebanyak 3 titik masing-masing memiliki daya sebesar 10W (Santoso et al., 2021).

9
B Soebandono, dkk (2022) melakukan penelitian untuk penerangan jalan tenaga surya
(PJU) merupakan inovasi Teknologi Tepat Guna (TTG) sebagai hasil rekayasa energi dari panas
cahaya matahari (matahari) yang diubah menjadi energi listrik, disimpan dalam baterai dan
digunakan sebagai sumber daya untuk penerangan lampu jalan. Keandalan utama PJU yang
dipimpin surya adalah tidak terpengaruh ketika jaringan distribusi listrik PLN bermasalahkarena
PJU yang dipimpin surya dapat memenuhi kebutuhan energinya sendiri dan bukan dari jaringan
listrik PLN (Soebandono, 2022).

H Hasan, dkk (2012) melakukan pencarian salah satu bentuk energi alternatif dalam
rangka penghematan energi sedang dikembangkan. Indonesia merupakan negara yang terletak di
garis khatulistiwa menyebabkan energi surya menjadi salah satu bentuk energi terbarukan yang
potensial untuk dikembangkan. Energi surya selain mudah didapatkan dari alam, juga ramah
lingkungan yaitu tidak memiliki emisi CO2 sehingga menjadi teknologi andalan di dunia. Selain
daripada itu teknologi surya telah dirancang untuk mudah dalam instalasi, operasi, dan
perawatan. Namun kekurangannya adalah teknologi surya ini membutuhkan investasi awal yang
lebih mahal dibandingkan generator, tetapi untuk pemakaian jangka panjang penggunaan
teknologi surya tetap menjadi lebih hemat. Teknologi surya yang disebut juga dengan
photovoltaic dibentuk dalam sebuah modul surya yang terbentuk dari bahan semikonduktor.
Bahan semikonduktor mampu menghantarkan arus listrik ketika ada energi kinetik yang
menggerakkan partikel elektron di dalamnya ke pita konduksi. Dalam hal ini cahaya matahari
mengandung gelombang elektromagnetik atau energi foton yang mampu menghasilkan energi
kinetik untuk melepaskan ikatan elektron pada semikonduktor sehingga menimbulkan arus listrik
(Hasan, 2012).

A Hidayatullah, dkk (2019) telah melakukan penelitian temtang energi yang merupakan
kebutuhan dasar manusia yang terus meningkat seiring perkembangan zaman. Ada beberapa
jenis energi yaitu energi habis pakai dan energi tak habis pakai (baru-terbarukan). Dalam upaya
mencari sumber energi terbarukan tentunya harus bisa menghasilkan energi yang besar, biaya
ekonomis, dan tidak berdampak negatif bagi lingkungan sekitar. Salah satu energi terbarukan
yang banyak di gunakan di negara berkembang adalah energi matahari. Penelitian ini dilakukan
untuk menegtahu pengaruh suhu panel surya terhadap efisiensi serap masukan panel surya
100WP tipe Polycristalline. Penelitian dilakukan secara langsung dalam waktu tiga hari

10
berturut-turut dari jam 10.00-14.00 menggunakan multimeter dan solar charge control. Hasil
tersebut dibedakan dan dibuat analisis mengenai pengaruh suhu panel surya dengan grafik
perbandingan. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan dalam pengerjaan instalasi penerangan
jalan umum tenaga surya harus memperhatikan lokasi penempatan agar mendapatkan efisiensi
yang maksimal agar baterai terisi penuh, dan temperatur panel surya berpengaruh sehingga
mengalami peningkatan tegangan apabila temperatur panel surya semakin tinggi. Penerangan
Jalan Umum Bertenaga Surya ini dapat dikendalikan melalui website untuk menyalakan dan
mematikan lampu pada Penerangan Jalan Umum serta dilengkapi dengan sensor arus, tegangan,
LDR dan PIR (Hidayatullah et al., 2019).

EL Utari, dkk (2018) melakukan penelitian tentang potensi wisata sebagai modal
pembangunan dari lingkup kota, kabupaten, hingga yang terkecil yaitu desa, mulai dipasarkan
demi meningkatkan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan, serta mendukung perkembangan
usaha kecil di daerah masing – masing. Wilayah yang memiliki potensi wisata yang cukup besar
salah satunya adalah Kabupaten Kulonprogo Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Salah satu
Desa yang memiliki keistimewaan wisata alam, budaya, dan agro adalah Desa Pagerharjo yang
terletak di Kecamatan Samigaluh. Sebagai daerah tujuan wisata harus memiliki daya tarik wisata
antara lain memiliki fasilitas atau objek yang menarik, mudah dicapai dengan kendaraan,
menyediakan tempat hunian sementara atau homestay bagi para wisatawan. Salah satu dusun
didesa Pagerharjo yaitu Dusun Nglinggo. Dusun Nglinggo Pagerharjo Samigaluh Kulonprogo
terletak di daerah perkebunan teh Nglinggo yang berada pada ketinggian 800 m dpl yang
membentang cukup luas di daerah Pegunungan Menoreh. Di pegunungan ini dapat menikmati
indahnya panorama delapan puncak gunung yaitu Merapi, Merbabu, Slamet, Prau, Ungaran,
Sumbing, Telomoyo, dan Sindoro. Apabila kondisi cuaca berkabut dan gelap, pencahayaan
sangat kurang sehingga menyulitkan bagi wisatawan untuk menuju maupun meninggalkan
daerah perkebunan tersebut. Hal ini dikarenakan sumber energi yang ada didaerah perkebunan
tersebut masih terbatas dan masih membutuhkan tambahan fasilitas utamanya adalah energi
listrik (Utari et al., 2018).

R Febrianto, dkk (2018) melakukan penelitian tentang penerangan jalan umum tenaga
surya (PJUTS) adalah lampu penerangan jalan yang memanfaatkan baterai sebagai penyimpan
energi utamanya. Kendala yang selama ini terjadi pada PJUTS yaitu baterai cepat rusak. Selain

11
itu, jika tegangan baterai menurun, maka lumen cahaya yang dihasilkan oleh lampu akan
menurun atau menjadi redup. Untuk mengatasi kedua hal tersebut maka dibutuhkan perangkat
yang mampu membatasi penggunaan baterai serta dapat mempertahankan tegangan ke lampu
sehingga lumen yang dihasilkan akan lebih stabil. Penelitian dilakukan dengan menggunakan
model PJUTS dimana baterai yang digunakan memiliki kapasitas 12 volt 7,2 Ah dan lampu yang
memiliki daya 10 watt. Hasil penelitian menunjukkan dengan menggunakan nilai duty cycle 4%,
5%, 6% dan 7% boost converter dapat menaikkan tegangan ke beban sehingga lumen yang
dihasilkan oleh lampu menjadi lebih tinggi. Waktu discharging baterai dimulai pukul 18.00 WIB,
ketika beban lampu langsung dihubungkan ke baterai maka dapat bertahan selama 8 jam 50
menit yaitu sampai pukul 03.50 WIB. Akan tetapi, ketika menggunakan perangkat boost
converter dengan nilai duty cycle yang berubah otomatis, maka baterai hanya mampu bertahan
selama 7 jam 45 menit atau hanya sampai pukul 01.45 WIB (R. Febrianto et al., 2018).

Dari beberapa tinjauan tersebut, maka penulis akan melakukan penelitian mengenani
analisis dan efesiensi daya instalasi penerangan jalan umum bertenaga sel surya. Dengan metode
pelaksanaan penelitian menggunakan observasi lapangan, mengakaji literature, pengumpulan
data, pengolahan data, dan analisis data terhadap bagian-bagian dari sistem sel surya yang
digunakan sebagai lampu jalan. Peneliti bertujuan untuk mengetahui tentang efisiensi
penggunaan solar cell untuk mengurangi konsumsi penggunaan tenaga surya.

Dibawah ini adalah tabel rangkuman dari beberapa penelitian yang digunakan untuk
referensi penelitian ini:

Tabel 2.1 Tabel Rangkuman Referensi Penelitian

Penulis Judul Objek Metode Hasil


(Tahun)
(Hikmawa Rancang energi Smartphone Tingkat akurasi serta
n& Bangun Lampu surya Android melalui sensitifitas sensor cahaya
Suprayitno Penerangan Modul yang tergolong bagus dan
, 2018) Jalan Umum Bluethoot HC- Modul Bluethooth HC-05
05 berfungsi dengan baik
dapat menerima perintah
12
dari Smarphone Android
baik dengan halangan
maupun tanpa halangan
dengan jarak maksimal
15
meter
(BR, Analisis dan Solar Pelaksaan Memiliki efisiensi hanya
2017) Efesiensi Daya Cell penelitian sekitar 15-20%, yang
Instalasi menggunakan berarti secara mudahnya
Penerangan kajian literatur, panel surya hanya dapat
Jalan Umum pengumpulan mengkonversi sekitar 15%
menggunakan data, dan pada suhu 250 C,
Solar Cell di observasi sedangkan efisiensi
Kabupaten lapangan menurun hingga 15% –
Lamongan terhadap 12% pada suhu 500 C
bagian-bagian
dari system sel
surya yang
digunakan
sebagai lampu
jalan
(Trisna et Analisis Tenaga Pengamatan dan Besarnya tegangan
al., 2019) Efesiensi Daya Surya pengukuran maksimum lampu
Penerangan langsung penerangan jalan umum
jalan Umum dilapangan yang tidak terhalang
Tenaga Surya pepohononan adalah
Di Kecamatan sebesar 23 volt sedangkan
Pulau Ternate yang terhalang pepohonan
adalah sebesar 19 volt.
kuat pencahayaan lampu
jalan yang terhalang

13
pepohonan adalah sebesar
9 lux sedangkan yang
tidak terhalang oleh
pepohonan sebesar 10 lux
(Trisna et Perancangan Solar Maximum Pengujian pada saat
al., 2019) Solar Charge charge Power Point siang hari aki yang
Controller Tracking berkapasitas 17AH dapat
Untuk (MPPT) terisi penuh dalam 9,71
Penerangan jam.
Jalan Umum
Otomatis
Bertenaga
Surya
(Suantika et Studi Analisis Panel Software Simulasi PVSyst yang
al., 2018) Pengaruh Surya PVSyst mempunyai efisiensi yang
Perubahan optimal menghadap utara.
Posisi
Terhadap
Efesiensi Panel
Surya LPJU
By Pass
Ngurah
Rai
(Rahman Analisis Sel Studi literature, Temperatur memiliki
et al., Pengaruh Surya Metode rancang pengaruh terhadap besar
2020) Temperatur bangun alat kapasitas daya yang
Permukaan Sel monitoring, dihasilkan oleh panel
Surya Diskusi, dan surya dengan pengaruh
Terhadap Penyusunan dan rata-rata sebesar 2.42
kapasitas Daya Pengambilan W/oC. Semakin tinggi
Keluaran Data temperature panel surya

14
maka kinerja panel surya
akan menurun.
(A. Penerangan Panel Pengamatan dan Pada akhir penelitian
Febrianto Jalan Umum surya pengukuran didapatkanperalatan

et al., Tenaga Surya: dan langsung pendukung penerangan


Studi Kasus di jalan umum tenaga surya
2019) lamp dilapangan
Kota yakni 31 tiang octagonal 8
u
Pangkalpinang meter dengan tiap satu stang
pener
ornamen pada tiap tiang
angan
memerlukan 1 unit lampu
jalan LED 40watt, 1 unit panel
surya 100 Wp, 1 unit baterai
VRLA 100 Ah dan 1 unit
solar charger controller
(10A,12V/24V)
(Sihombi Perencanaan Panel Pengamatan dan Hasil yang diperoleh dari
ng & Sistem surya pengukuran perancangan ini adalah
Kasim, Penerangan dan langsung perbandingan daya yang
Jalan Umum
2013) lamp dilapangan dikeluarkan PLN untuk
dan Taman di
u penerangan umum adalah
Areal Kampus
pener sebesar 76,66%,
USU dengan
angan sedangkan dengan panel
Menggunakan
Teknologi
jalan surya yang menggunakan

Tenaga Surya baterai accu 12 Ah adalah


(Aplikasi di sebesar 23,3%
Areal Pendopo
dan Lapangan
Parkir
(St Perencanaan Sel Perhitungan Dalam rancangannya akan
Siregar et Penerangan surya penempatan digunakan 3 skema
al., 2021) Jalan Penegang dan tiang , dengan memanfaatkan
Petaling
pju penentuan panel surya untuk
Berbasis
15
Tenaga Surya ukuran tiang, konversi energi matahari
ukuran lengan, menjadi energi listrik.
sudut Skema yang digunakan
kemiringan dalam rancangan yakni
stang ornamen skema di tengah median
jalan, skema di kiri dan
kanan berhadapan dan
skema di kiri dan kanan
selang seling.
(Prasetyo Rancang Sel Pengumpulan Pada saat percobaan
& Agus Bangun surya data, dilapangan lampu tersebut
Ulinuha, Pembangkit dan selanjutnya dapat menyala selama 12
2018) Hybrid Tenaga PJU dilakukan Jam, tetapi lampu menyala
Angin Dan Sel proses desain terang hanya 8 Jam
Surya Untuk alat tersebut. setelah itu lampu menyala
Penerangan redup. Setelah 8 jam
Jalan Raya batere hanya disuplai dari
generator saja untuk
proses pengisiannya
(Anhar et Perhitungan Sel Pengamatan dan Lampu penerangan jalan
al., 2018) Lampu surya pengukuran menggunakan lampu dc
Penerangan dan langsung 12 Volt, panel surya 50
Jalan Berbasis PJU dilapangan Wp, charge control 10 A,
Solar System dan battery 65 Ah. Lampu
penerangan jalan
digunakan selama 12 jam.

(Hayusma Penerapan Sel Pengamatan dan Target kegiatan


n et al., Teknologi Surya pengukuran pangabdian ini yaitu
2021) Panel Surya dan langsung terpasangnya lampu
Untuk lamp dilapangan penerangan tenaga surya

16
Penerangan u dibeberapa lokasi di
Jalan dan lingkungan Musala dan
Tempat bertambahnya
Wudhu di pengetahuan dan
Musala keterampilan para
Da’watul pengurus Musala terkait
Khair Kota teknologi panel surya.
Banjarbaru
(Ullah & Implementasi Sel Panel Surya, Terbukti mampu
Oktaviand Penghematan Surya Solar Charger menyalakan lampu PJUTS
ra, 2020) Penerangan dan Controller, Aki, mulai dari petang hingga
Jalan Umum
PJUT dan dilengkapi fajar tanpa ada kendala.
Tenaga Surya
S sensor PIR, Pengujian intensitas
(PJUTS) di
potensiometer, penerangan pun telah
Jalan Kolektor
relai memenuhi standar SNI
Primer
7391:2008. Mekanisme
penghematan otomatis pada
PJUTS ini mampu
menghemat penggunaan
energi hingga 36,9 %
dibandingkan PJUTS
konvensional.

(Santoso Studi Sel solar panels, topi bersinar selama 5 jam


et al., Perencanaan Surya batteries, dan setiap hari, spesifikasi
2021) Penerangan dan charger daya panel surya adalah
Jalan Umum
PJUT controllers 240 Wp dengan 37 titik
Panel Surya di
S cahaya. Perhitungan
Kelurahan
anggaran menggunakan
Gading Kasri
ACS (Annual cost system)
Kecamatan
Klojen
yang diperoleh pada tahun

17
ke-16 selisih dari biaya
investasi awal dan
pendapatan dari penjualan
yang dipenuhi pada BEP
(break event point)
sebesar Rp.
256.761.376,00.
(Fatkhurr Pemasangan Panel Panel surya, Sistem pembangkit listrik
ozi et al., Lampu surya rangkaian tenaga surya (PLTS) dapat
2020) Penerangan dan kendali sel bekerja dengan baik
Jalan Berbasi lamp surya, baterai dengan tegangan yang
Pembangkit u kering ditunjukkan sebesar 14,4
Listrik Tenaga pener V. Lampu penerang jalan
Surya (Plts Di angan yang dipasang sebanyak 3
Dusun Gentan titik masing-masing
Desa memiliki daya sebesar
Purwosari 10W.
Kecamatan
Tegalrejo
Kabupaten
Magelang
(Hasan, perancangan PLTS Solar cell, diperlukan 400.000 panel
2012) pembangkit baterai, scc surya, 375.000
listrik tenaga baterai,10.000 buah
surya di pulau charge controller dengan
Saugi kapasitas 300 Ampere dan
167 Buah inverter dengan
kapasitas 15 Kw. Untuk
kebutuhna tersebut diatas
maka dibutuhkan
anggaran biaya USD

18
60,000,000.00 (Enam
Puluh Juta United States
Dollar).
(Soeband Pemanfaatan Sel Pengamatan dan Mata pencaharian
masyarakat di daerah ini
ono, Lampu Panel surya pengukuran
adalah bertani, beternak dan
2022) Surya untuk dan langsung berdagang yang seringkali
harus aktif di malam hari.
Penerangan lampi dilapangan
Dengan adanya penerangan
Jalan pener jalan umum ini, diharapkan
dapat memberikan
Lingkungan angan
kenyamanan bagi pengguna
jalan dan lingkungan sekitar.

(R. Rancang Panel Pengamatan dan ketika menggunakan


Febrianto Bangun Boost surya pengukuran perangkat boost converter
et al., Converter dan langsung dengan nilai duty cycle
Untuk Proses
2018) lamp dilapangan yang berubah otomatis,
Discharging
u maka baterai hanya
Baterai Pada
jalan mampu bertahan selama 7
Penerangan
jam 45 menit atau hanya
Jalan Umum
Tenaga Surya
sampai pukul 01.45 WIB.

(Pjuts)
(A. Penerangan Sel dengan tiang, Desain yang diperoleh
Febrianto Jalan Umum surya lampu yang untuk penerangan jalan
et al., Tenaga Surya: dan digunakan, fotovoltaik dengan tetap
Studi Kasus di
2019) lamp intensitas memenuhi SNI untuk
Kota
u cahaya yang intensitas cahaya,
Pangkalpinang
pener dibutuhkan, diperoleh peralatan
angan jumlah lampu pendukung penerangan
yang jalan tenaga surya yaitu 31
dibutuhkan dan unit tiang segi delapan 8
peralatan meter dengan spesifikasi
pendukung lampu LED 40 watt untuk
untuk setiap cross arm, 1 unit
19
penerangan panel surya 100 Wp, unit
jalan umum baterai VRLA 100 Ah dan
fotovoltaik. 1 unit solar charger
controller (10A, 12V /
24V).

(Prasetyo Rancang Sel Pengumpulan Pada saat percobaan


no et al., Bangun surya data, dilapangan lampu tersebut
2018) Pembangkit dan selanjutnya dapat menyala selama 12
Hybrid Tenaga PJU dilakukan Jam, tetapi lampu menyala
Angin Dan Sel proses desain terang hanya 8 Jam
Surya Untuk alat tersebut. setelah itu lampu menyala
Penerangan redup. Setelah 8 jam
Jalan Raya batere hanya disuplai dari
generator saja untuk
proses pengisiannya

2.2 Dasar Teori

2.2.1 Solar Cell

a. Pengertian Solar Cell

Solar panel atau photovoltaic adalah teknologi yang berfungsi untuk mengubah radiasi
sinar matahari menjadi energi listrik secara langsung. Berdasarkan jenis bahan dalam pembuatan
solar panel dibagi menjadi empat jenis yaitu monokristal, polikristal, amourphous dan compound
atau gallium arsenid. Solar panel terbuat dari potongan silikon yang sangat kecil dengan dilapisi
bahan kimia khusus untk membentuk dasar dari solar panel (Prasetyono et al., 2018).

20
Gambar 2.1 Gambar Simbol Sel Surya dan Struktur Dasar Sel surya
(Sumber: https://teknikelektronika.com/pengertian-sel-surya-solar-cell-prinsip-kerja-sel-surya/)

b. Prinsip Kerja Solar Cell

Ketika terkena sinar Matahari, Foton yang merupakan partikel sinar Matahari tersebut
meghantam atom semikonduktor silikon Sel Surya sehingga menimbulkan energi yang cukup
besar untuk memisahkan elektron dari struktur atomnya. Elektron bermuatan negatif (-) yang
terpisah dapat bergerak bebas di daerah pita konduksi bahan semikonduktor. Atom yang
kehilangan Elektron tersebut akan terjadi kekosongan pada strukturnya, kekosongan tersebut
dinamakan dengan “hole” dengan muatan Positif (+).

Daerah Semikonduktor dengan elektron bebas ini bersifat negatif dan bertindak sebagai
Pendonor elektron, daerah semikonduktor ini disebut dengan Semikonduktor tipe N (N-type).
Sedangkan daerah semikonduktor dengan Hole bersifat Positif dan bertindak sebagai Penerima
(Acceptor) elektron yang dinamakan dengan Semikonduktor tipe P (P-type).

Transisi antara daerah positif dan negatif (transisi PN junctiom) menghasilkan energi
yang menggerakkan elektron dan hole ke arah yang berlawanan. Elektron menjauhi dari daerah
negatif dan hole menjauhi dari daerah positif. Ketika beban perangkat listrik seperti lampu
diterapkan pada koneksi positif / negatif ini (sambungan PN), maka akan menghasilkan arus
listrik.
21
2.2.2 Penerangan Jalan
a. Penerangan Jalan Umum (PJU)
Penerangan Jalan Umum (PJU) merupakan infrastruktur lampu yang digunakan untuk
menerangi jalan maupun lingkungan sekitar jalan yang diperlukan termasuk persimpangan jalan-
jalan layang jembatan dan jalan dibawah tanah yang dipasangan untuk kepetingan umum yang
biasanya diletakkan dikiri atau kanan jalan atau dibagian tengah jalan sehingga mempermudah
pengguna jalan untuk dapat melihat lebih jelas pada malam hari.

Gambar 2.2 Penerangan Jalan umum


(https://citraindonesia.com/kota-bengkulu-zaman-now-kekurangan-lapu-jalan/)

Dampak positif yang didapatkan dari penerangan jalan umum yaitu sebagai berikut :
1) Meningkatkan keselamatan dan kenyamanan bagi pengendara.
2) Memberi penerangan sebaik-baiknya sehingga menyerupai kondisi di siang hari.
3) Mengantisipasi situasi perjalanan pada malam hari.
4) Memberikan kenyamanan dan keindahan lingkungan jalan.
5) Keamanan lingkungan atau mencegah kriminalitas pengguna jalan.
6) Meningkatkan aktivitas ekonomi masyarakat umum pada malam hari.

b. Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya (PJUTS)

22
Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya (PJUTS) merupakan salah satu solusi dari
penggunaan penerangan jalan konvensional dalam rangka mengurangi ketergantungan pada
energi fosil dan juga ramah lingkungan[3]. PJUTS untuk penerangan jalan bisa ditempatkan
dengan berbagai tempat yang dimana jarak antar tiang sejajar antara 25-50 m. Hal ini untuk
memastikan bahwa intensitas cahaya relatif merata di permukaan tanah sehingga penerangan
lebih efektif dan meminimalisir area yang tidak terkena sinar matahari.

23
Gambar 2.3. Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya
(Sumber: ps://www.solarcellsurya.com/penerangan-jalan-umum-pju/)

Manfaat menggunakan penerangan jalan umum bertenaga sel surya yaitu sebagai berikut:

1) Menghemat biaya tagihan listrik


2) Kemudahan dalam pemasangan dan perawatan
3) Tidak adanya kabel-kabel listrik besar yang melintang diantara tiang-tiang
lampu jalan
4) Keindahan lingkungan
5) Ramah lingkungan dan bebas dari polusi
6) Sumber Energi tidak terbatas

Setiap lampu yang terpasang di sepanjang jalan akan berdiri sendiri, artinya jika ada
permasalahan salah satu lampu Penerangan Jalan umum, maka tidak akan mempengaruhi lampu
Penerangan Jalan umum lainnya. Sangat berbeda jika dibandingkan dengan menggunakan
sumber listrik dari PLN, maka pada saat itu ketika salah satu lampu mengalami permasalahan
dalam pemasukan listrik, otomatis, lampu-lampu lain yang berada dalam satu jaringan kabel
akan ikut bermasalah. Belum lagi jika terjadi jaringan listrik PLN padam, maka semua lampu
akan ikut padam, maka kegiatan masyarkat juga akan terganggu ketika menggunakan jalan
tersebut.
Untuk Penerangan Jalan umum bertenaga surya, setiap lampu berdiri secara mandiri,
karena masing-masing lampu memiliki panel surya masing-masing. Ketika di siang hari, panel
surya mengumpulkan energi listrik dari matahari dan menyimpannya dalam baterei yang akan
24
digunakan untuk penerangan di malam hari. Maka, dengan begitu tidak akan ada lagi kabel-kabel
listrik besar yang melintang di antara tiang-tiang lampu jalan.

2.2.3. Efisiensi

Dalam bahasa Indonesia, efektif diterjemahkan dengan hasil guna, sedangkan efisien
diterjemahkan daya guna. Ini menunjukan bahwa hasil guna lebih ditekankan pada hasilnya saja.
Sementara daya guna, disamping hasilnya, juga ditekankan pada daya atau usaha/pengorbanan
untuk mencapai hasil tersebut, agar tidak terjadi pemborosan.

Untuk menentukan suatu kegiatan itu termasuk efisien atau tidak maka prinsip-prinsip
persyaratan efisiensi harus terpenuhi, yaitu sebagai berikut:

1. Efisiensi harus dapat diukur Standar untuk menetapkan batas antara efisien dan tidak
efisien adalah ukuran normal. Ukuran normal ini merupakan patokan awal, untuk selanjutnya
menentukan apakah suatu kegiatan itu efisien atau tidak. Batas ukuran normal untuk
pengorbanan adalah pengorbanan maksimum, sedangkan batas ukuran normal untuk hasil adalah
hasil minimum. Kalau tidak dapat diukur maka tidak akan dapat diketahui apakah suatu cara
kerja atau suatu kegiatan itu efisien atau tidak.

2. Efisiensi mengacu pada pertimbangan rasional Rasional artinya segala pertimbangan


harus berdasarkan akal sehat, masuk akal, logis, bukan emosional. Dengan 13 pertimbangan
rasional, objektivitas pengukuran dan penilaian akan lebih terjamin. Subjektivitas pengukuran
dan penilaian dapat dihindarkan sejauh mungkin.

3. Efisiensi tidak boleh mengorbankan kualitas (mutu) Dengan demikian, kuantitas boleh
saja ditingkatkan tetapi jangan sampai mengorbankan kualitasnya. Jangan mengejar kuantitas
tetapi dengan mengorbankan mengorbankan kualitas. Jangan sampai hasil ditingkatkan tetapi
kualitasnya rendah. Mutu harus tetap dijaga baik.

4. Efisiensi merupakan teknik pelaksanaan Sehingga jangan sampai bertentangan dengan


kebijakan. Tentu saja kebijakan sudah dipertimbangkan dari berbagai segi yang luas cakupannya,
pelaksanaan operasionalnya dapat diusahakan seefisien mungkin, sehingga tidak terjadi
pemborosan.

5. Pelaksanaan efisiensi harus disesuaikan dengan kemampuan Ini berarti bahwa


25
penerapannya disesuaikan dengan kemampuan sumber daya manusia (SDM), dana, fasilitas, dan
lain-lain.

6. Efisiensi itu ada tingkatannya Secara sederhana dapat ditentukan penggolongan


tingkat efisiensi, missal:

a. Tidak efisien

b. Kurang efisien

c. Efisien

d. Lebih efisien

e. Paling efisien (optimal). [8]

Efisiensi merupakan ukuran untuk membandingkan tujuan penggunaan masukan dengan


penggunaan sebenarnya. Efisiensi juga adalah perbandingan antara input dan output, seperti
halnya hasil optimal yang dicapai dengan menggunakan sumber yang terbatas. Dengan kata lain
hubungan diantara yang telah selesai.

Efisiensi adalah ukuran tingkat penggunaan sumber daya dalam suatu proses. Semakin
hemat/sedikit penggunaan sumber daya, maka prosesnya dikatakan semakin efisien. Proses yang
efisien ditandai dengan perbaikan proses sehingga menjadi lebih murah dan lebih cepat. Efisiensi
Energi adalah usaha yang dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi jumlah energi yang
dibutuhkan, dalam menggunakan sebuah peralatan atau bahkan sistem yang berhubungan dengan
energy. [9]

2.2.4. Efisiensi Daya

Efisiensi daya listrik adalah upaya yang dapat dilakukan dalam mengurangi penggunaan
daya listrik. Efisiensi adalah ketepatan cara (usaha, kerja) dalam menjalankan sesuatu dengan
tidak membuang-buang waktu, tenaga dan biaya. Efisiensi juga berarti rasio antara input dan
output atau biaya dan keuntungan. Efisiensi yang dilakukan adalah mengontrol beban-beban
penerangan, agar penggunaan energi listrik mejadi efisien.[10]

2.2.5. Efisiensi Panel Surya


26
Efisiensi panel surya adalah perbandingan antara keluaran listrik panel surya dengan
energi yang masuk berupa sinar matahari. Adapun efisiensi konversi energy dari sel surya afakah
persentase energy surya untuk sel yang terkena tidak diubah menjadi energy listrik. Sebuah sel
surya bekerja sesuai dengan tegangan dan arus. Dengan meningkatkan beban resistif pada sel
iradiasi dari nol kenilai tertinggi, maka sel beban dapat memberikan daya listrik maksimal pada
tingkat iradiasi. Beberapa faktor yang mempengaruhi nilai efisiensi dari konversi panel surya,
diantaranya adalah efisiensi reflektansi, efisiensi pemisahan pembawa muatan, efisiensi
termodinamika dan nilai-nilai efisiensi dari konduksi.

2.2.6. Daya Listrik


Daya Listrik merupakan jumlah energi yang diserap atau dihasilkan dalam sebuah
sirkuit/rangkaian. Sumber Energi seperti Tegangan listrik akan menghasilkan daya listrik
sedangkan beban yang terhubung dengannya akan menyerap daya listrik tersebut. Dengan kata
lain, Daya listrik adalah tingkat konsumsi energi dalam sebuah sirkuit atau rangkaian listrik.

2.2.7. Dasar Pencahayaan


a. Intensitas penerangan atau iluminasi di suatu bidang adalah fluks cahaya yang jatuh
pada 1 meter dari bidang itu.
b. Fluks Cahaya Fluks cahaya adalah seluruh jumlah cahaya yang dipancarkan dalam
satu detik.
c. Luminasi adalah suatu ukuran untuk terang suatu benda. Luminasi yang terlalu besar
akan menyilaukan mata.
d. Efikasi cahaya merupakan hasil bagi antara fluks luminous dengan daya listrik
masukan suatu sumber cahaya.

27
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian yang dilakukan digambarkan dalam flowchart di bawah ini guna
menunjukan langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian
Mulai

Observasi Lapangan

Perumusan Masalah

Mengkaji Literatur

Pengumpulan Data

Pengolahan Data

Analisa Data

Kesimpulan dan Saran

Selesai

28
Gambar 3.1 Flowchart Metode Penelitian

29
Berikut merupakan penjelasan mengenai flowchart diatas

1. Observasi lapangan
Merupakan salah satu cara untuk memperoleh data dengan melakukan pengamatan
secara langsung dialam terbuka terhadap obyek yang akan diteliti untuk mendapatkan informasi
mengenai permasalahan tersebut. Tempat penelitian ini berada di Desa Cilatak Kecamatan
Ciomas Kabupaten Serang, Banten.

2. Perumusan Masalah
Merupakan suatu masalah-masalah yang akan dipecahkan oleh peneliti. Peneliti hanya
mengidentifikasi, memilih, dan merumuskannya. perumusan masalah bisa didapatkan melalui
sumber-sumber masalah, seperti bacaan, pengalaman pribadi, dan pernyataan atau pengamatan
fakta di lapangan.

3. Mengkaji literatur
Merupakan suatu cara yang digunakan untuk mengumpulkan data-data atau sumber-
sumber yang berhubungan dengan topic yang diangkat dalam suatu penelitian ini. Dapat berupa
jurnal, sumber, buku, internet, dan dokumentasi.

4. Pengumpulan Data
Merupakan suatu kegiatan yang dibutuhkan oleh peneliti untuk mencapai tujuan
penelitian. Teknik pengumpulan data bisa didapatkan dengan melakukan observasi lapangan,
perhitungan penelitian, pengukuran penelitian, dan lain sebagainya.

5. Pengolahan Data
Merupakan suatu proses mengartikan data lapangan, yang berarti supaya data
lapangan yang diperoleh melalui alat pengumpul data dapat dimaknai, baik secara kuantitatif
maupun kualitatif, sehingga proses penarikan kesimpulan penelitian dapat dilaksanakan.

6. Analisis Data

30
Meruapakan sebuah proses pengolahan data dengan tujuan untuk menemukan informasi
yang berguna yang dapat dijadikan dasar dalam pengambilan data penelitian. Proses analisis data
dimulai dari menelaah data yang tersedia dari berbagai macam sumber seperti jurnal, artiker,
literature yang sesuai dengan penelitian yang dilakukan

7. Kesimpulan & Saran


Merupakan kesimpulan umum yang berdasarkan batas-batas penelitian yang ada dan
sesuai dengan hipotesis yang diajukan, begitupun dengan saran penelitian biasanya memiliki
keterbatasan-keterbatasan atau asumsi-asumsi.

31
3.2 Perancangan Penelitian

Perancangan sistem akan digambarkan dalam flowchart ini


Mulai

Mengukur Arus Mengukur

Tegangan Mengukur Daya

Data LPJU solar Cell


di Kab Serang

Menghitung Daya total


bertenaga sel surya di Kab
Serang

Apakah
Daya sudah
Tidak Efisiensi

Selesai

Gambar 3.1 Flowchart Perancangan Penelitian.

Dari gambar flowchart diatas, untuk menghitung efisiensi daya dapat menggunakan rumus
sebagai berikut:
32
1. Modul surya
Besar fill faktor surya

33
Maka efisiensi sel surya adalah

Ket:
FF= faktor pengisian/fill factor
Vm= tegangan nominal panel surya (volt)
Im= arus nominal panel surya (volt)
Voc= tegangan open cicuit panel surya (volt)
Isc= arus short circuit panel surya (volt)
F= intensitas radiasi matahari yang diterima (watt/m2)
S= luas permukaan modul sel surya (m2)

untuk mencari jumlah sinar global yang dating dapat dihitung dengan mengalikan
besarnya flux radiasi dengan lamanya penyinaran dalam satu hari.

Ket:
P = Daya
(watt) A = luas
(m2)
σ = tetapan Stefan-Boltzmann (5,67 x 10-8 watt/m2K4)
e = koefisien emisivitas (0-1)
T4 = suhu permukaan (oK)
ts = lamanya penyinaran (hours)
Lamanya panel surya mendapatkan penyinaran

34
2. Baterai
Untuk menentukan total kapasitas baterai berdasarkan periode penyimpanan yang di

inginkan sebagai berikut :


Ket:
tbeban= Waktu pemakaian baterai (Ah/Ampere.hour)
Pbeban= Daya lampu (Volt)
Pbaterai= Daya Baterai

35
3. Tenaga Sel surya
Solar Charge Controll Ukuran atau rating untuk alat pengontrol aliran masuk dan keluar
dari aki ditentukan dalam satuan Ampere, yakni dengan rumus.

Ket:
icc= arus rating solar charge controller (ampere)
Pmaks= banyak panel surya x Pnom (watt)

4. Daya lampu
Besar energi yang terpakai lampu PJU adalah besarnya daya lampu dikali dengan

lamanya lampu menyala (beroperasi) adalah

Ket:
Eload= Energi yang terpakai (wh)
Pload = Daya Beban atau lampu (watt)
T= Lama pemakaian beban(jam)

5. Pencahayaan Lampu
Intensitas cahaya adalah fluks cahaya per satuan sudut ruang dalarn arah pancaran cahaya

Ket:
I = Intensitas cahaya (Candela/cd)
Φ = Fluks cahaya dalam lumen
(lm) W = sudut ruang dalam
steridian (sr
Luminansi adalah fluks cahaya persatuan sudut ruang atau intensitas cahaya dari suatu

36
permukaan per satuan luas.

Ket:
L = luminasi (cd/ m2)
A = Luas bidang (m2 )
R = Jarak sumber cahaya ke sebuah titik (m)
θ = sudut antara sinar datang dengan garis normal objek

37
lluminasi atau intensitas penerangan adalah kerapatan fluks cahaya yang mengenai suatu
permukaaan.

Ket:
E = Intensitas penerangan/iluminasi (luk/lm/ m2)
Фg =Fluks cahaya dalam Lumen (lm)
H = tinggi cahaya ke permukaan tanah secara vertikal (m)

6. Daya total

Ket:
Ptotal= Daya lampu total (W)
P= Daya lampu (W)
N= Jumlah lampu per APP

Daya Lampu dalam sehari

………………..
Ket:
Ptotal= Daya lampu total per hari (Kwh)
Ptotal= Daya lampu total (W)
T= waktu nyala (jam)

38
3.3 Timeline Penelitian

November Desember Januari Februari


No Nama Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Studi literatur
2 Akitivasi Proposal
3 Pengumpulan Data
4 Pengolahan Data
Analisis Data dan Laporan
5
Akhir

39
DAFTAR PUSTAKA
Anhar, W., Basri, B., Amin, M., Randis, R., & Sulistyo, T. (2018). Perhitungan Lampu Penerangan
Jalan Berbasis Solar System. JST (Jurnal Sains Terapan), 4(1), 33–36.
BR, N. R. (2017). Analisis Dan Efisiensi Daya Instalasi Penerangan Jalan Umum Menggunakan
Solar Cell di Kabupaten Lamongan. JE-Unisla, 2(2), 61–67.
Djufri, I. A., & Muhammad, M. (2021). Analisis Efesiensi Daya Penerangan Jalan Umum Tenaga
Surya di Kecamatan Pulau Ternate. Journal of Science and Engineering, 4(1), 53–58.
Fatkhurrozi, B., Nawawi, I., & Saputra, T. J. (2020). PEMASANGAN LAMPU PENERANGAN
JALAN BERBASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA (PLTS DI DUSUN
GENTAN DESA PURWOSARI KECAMATAN TEGALREJO KABUPATEN
MAGELANG. Civitas Ministerium, 3(01).
Febrianto, A., Wahri Sunanda, S. T., & Gusa, R. F. (2019). Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya:
Studi Kasus di Kota Pangkalpinang. Jurnal Presipitasi: Media Komunikasi Dan
Pengembangan Teknik Lingkungan, 16(2), 76–82.
Febrianto, R., Soedjarwanto, N., & Zebua, O. (2018). Rancang Bangun Boost Converter Untuk
Proses Discharging Baterai Pada Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya (Pjuts). Prosiding
Seminar Nasional Teknologi Elektro Terapan, 2(1), 159–164.
Hasan, H. (2012). perancangan pembangkit listrik tenaga surya di pulau Saugi. Jurnal Riset Dan
Teknologi Kelautan, 10(2), 169–180.
Hayusman, L. M., Saputera, N., Watoni, M. A., & Saputra, R. R. (2021). Penerapan Teknologi
Panel Surya Untuk Penerangan Jalan dan Tempat Wudhu di Musala Da’watul Khair Kota
Banjarbaru. JURNAL APLIKASI DAN INOVASI IPTEKS" SOLIDITAS"(J-SOLID), 4(2), 200–
208.
Hidayatullah, A., Maruf, A., Islachulchoir, D. A., Pibadi, D. P., & Rahmawati, Y. (2019). Sistem
Pembangkit Energi Surya Pada Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya Di Lingkungan
Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang. INAJEEE (Indonesian Journal of Electrical and
Electronics Engineering), 2(2), 68–73.
Hikmawan, S. R., & Suprayitno, E. A. (2018). Rancang Bangun Lampu Penerangan Jalan Umum
(Pju) Menggunakan Solar Panel Berbasis Android (Aplikasi Di Jalan Parkiran Kampus 2
Umsida). Elinvo (Electronics, Informatics, and Vocational Education), 3(1), 9–17.
40
Prasetyo, S. D., & Agus Ulinuha, S. T. (2018). Rancang Bangun Pembangkit Hybrid Tenaga Angin
Dan Sel Surya Untuk Penerangan Jalan Raya. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Prasetyono, E., Windarko, N. A., & Badriyah, L. (2018). RANCANG BANGUN
PHOTOVOLTAIC SOLAR TRACKER DENGAN REFLEKTOR CERMIN DATAR
BERBASIS MIKROKONTROLER. INOVTEK POLBENG, 8(2), 235–244.
Rahman, F., Rokhmat, M., & Fathonah, I. W. (2020). Analisis Pengaruh Temperatur Permukaan
Panel Surya Terhadap Kapasitas Daya Keluaran. EProceedings of Engineering, 7(2).
Santoso, A. H., Hermawan, A., & Panantuan, M. A. W. (2021). Studi Perencanaan Penerangan
Jalan Umum Panel Surya di Kelurahan Gading Kasri Kecamatan Klojen. ELPOSYS: Jurnal
Sistem Kelistrikan, 8(1), 16–21.
Sihombing, D. T. B., & Kasim, S. T. (2013). Perencanaan Sistem Penerangan Jalan Umum dan
Taman di Areal Kampus USU dengan Menggunakan Teknologi Tenaga Surya (Aplikasi di
Areal Pendopo dan Lapangan Parkir. SINGUDA ELSIKOM, 3(3).
Soebandono, B. (2022). Pemanfaatan Lampu Panel Surya untuk Penerangan Jalan Lingkungan.
Dinamisia: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 6(5), 1316–1321.
St Siregar, J., Arkan, F., & Sunanda, W. (2021). Perencanaan Penerangan Jalan Penegang Petaling
Berbasis Tenaga Surya. Setrum: Sistem Kendali-Tenaga-Elektronika-Telekomunikasi-
Komputer, 10(1).
Suantika, I. K., Rinas, W., & Suartika, I. M. (2018). Studi Analisis Pengaruh Perubahan Posisi
Terhadap Efisiensi Panel Surya LPJU By Pass Ngurah Rai. Jurnal SPEKTRUM, 5(1), 151–
156.
Trisna, A. S., Rusdinar, A., & Ramdhani, M. (2019). Perancangan Solar Charge Controller Untuk
Penerangan Jalan Umum Otomatis Bertenaga Surya. EProceedings of Engineering, 6(2).
Ullah, A., & Oktaviandra, R. M. (2020). Implementasi Penghematan Penerangan Jalan Umum
Tenaga Surya (PJUTS) di Jalan Kolektor Primer. Seminar Nasional Teknologi Informasi
Komunikasi Dan Industri, 356.
Utari, E. L., Mustiadi, I., & Yudianingsih, Y. (2018). Pemanfaatan energi surya sebagai energi
alternatif pengganti listrik untuk memenuhi kebutuhan penerangan jalan di dusun nglinggo
kelurahan pagerharjo kecamatan samigaluh kabupaten kulon progo. Jurnal Pengabdian
Dharma Bakti, 1(2).
41
42

Anda mungkin juga menyukai