Abstrak
Dasar pelaksanaan Penelitian adalah untuk mengkaji perencanaan sistem Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya
(PJUTS) di jalan akses menuju Desa Wisata Mantar Kecamatan Poto Tano Kabupaten Sumbawa Barat sesuai Permen
Perhubungan no 27 tahun 2018 tentang Alat Penerangan Jalan. Dengan mempertimbangkan factor keselamatan
pengguna jalan dan keamanan lingkungan sekitar maka perlu direncanakan penerangan jalan umum dengan
memanfaatkan energi dari sumber terbarukan yaitu energy surya. Metode penelitian yang digunakan pada PJUTS ini
yaitu metode rekayasa nilai (value engineering), sedangkan metode analisis yang digunakan dengan cara Metode
Observasi dari berbagai sumber yang diperoleh.
Kesimpulan hasil penelitian yang telah dilakukan, di ruas jalan akses menuju Desa Wisata Mantar sepanjang 5,78 km
dibutuhkan sejumlah 166 PJUTS dimana jarak antar tiang PJUTS 35 meter, sebagai penopang lampu menggunakan
tiang galvanis octagonal dengan ukuran panjang 7 meter yang mempunyai sudut kemiringan stang ornament 23,20.
sebagai kelengkapan instrument pendukung dari tiap PJUTS dibutuhkan 150 Wp tipe polikristalin untuk kapasitas
Solar Panel, led 40 watt untuk kapasitas lampu dan kapasitas arus 20 A untuk SCC tipe MPPT
Abstract
This study aims to examine the planning of a Solar Street Lighting System (PJUTS) on the access road to the Mantar
Tourism Village, Poto Tano District, West Sumbawa Regency according to the Minister of Transportation Regulation
No. 27 of 2018 concerning Road Lighting Equipment. By considering the safety factor of road users and the safety of
the surrounding environment, it is necessary to plan public street lighting by utilizing energy from renewable sources,
namely solar energy. The research method used in this PJUTS is the value engineering method, while the analytical
method used is the Observation Method from various sources obtained.
Based on the results of the research that has been done, along the access road to the Mantar Tourism Village, Poto
Tano District, West Sumbawa Regency, 166 PJUTS are needed with each pole being 35 meters apart and each pole is
7 meters high. Each PJUTS pole consists of a 40 watt led lamp, a solar panel with a capacity of 150 Wp
polycrystalline type, a battery with a capacity of 150 Ah, and an SCC type MPPT with a current capacity of 20 A.
1
A. PENDAHULUAN Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya (PJUTS)
Sistem Penerangan Jalan Umum (PJU) adalah solusi penerangan untuk jalan dan kawasan
harus mempertimbangkan beberapa aspek, salah yang tidak berada dalam area jaringan PLN atau
satu aspek nya ialah berdasarkan kuat rata-rata untuk efisiensi biaya penerangan. menggunakan
penerangan. kualitas penerangan juga hendaknya lampu LED hemat energi dengan listrik yang
harus memperhatikan kendaraan dengan batas disuplai dari baterai yang sebelumnya di-charge
maksimal yang telah diizinkan. Selain itu, dengan sinar matahari melalui panel surya. Solusi
pendistribusian cahaya harus baik penerangan ini sangat memudahkan untuk masyarakat yang
jalan umum menggunakan sumber PLN memiliki berada di kampung ataupun pedesaan yang sangat
konsumsi daya yang lebih besar jika dibandingkan jauh dan tidak terjangkau oleh jaringan PLN.
yang bersumber dari PLTS yakni 76,6% dan Berdasarkan latar belakang di atas, maka
23,3%. Berdasarkan fakta dilapangan bahwa penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
kapasitas panel photovoltaic yang digunakan
untuk penerangan jalan akan menentukan 1. Bagaimana proses analisa dalam merancang
spesifikasi dan desain LED yang akan digunakan. alat Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya
Desa Mantar merupakan desa di atas untuk alternatif penerangan jalan umum ?
pegunungan yang menyimpan banyak pesona 2. Berapa perkiraan biaya investasi yang
dan keindahan dan menjadi salah satu destinasi diperlukan untuk pemasangan Penerangan
wisata unggulan Kabupaten Sumbawa Barat, Jalan Umum Tenaga Surya di jalan akses
dengan ketinggian sekitar 630 mdpl dimana menuju Desa Wisata Mantar?
jalan aksesnya berkelok-kelok disertai tanjakan
yang curam, sampai dengan saat ini sebagian
jalan akses menuju Desa Wisata Mantar masih
tidak terlayani penerangan jalan umum hal ini B. LANDASAN TEORI
disebabkan oleh jaringan listrik PLN sebagai
supply listrik belum tersedia. Penelitian yang dilakukan oleh Indra Bayu
Sukma (2016) yang berjudul “Perencanaan Lampu
Sehingga dapat berdampak pada Penerangan Jalan Umum Menggunakan Tenaga
kerawanan sosial yang berdampak buruk pada Surya (Solar Cell) Untuk Alternatif Penerangan
Desa Wisata Mantar. Sebagai salah satu Jalan Talang Pete Plaju Darat” menyatakan bahwa
instrument keselamatan pengguna jalan dan penerangan jalan umum tenaga surya/solar cell
keamanan lingkungan sekita maka perlu (pjuts) adalah sebuah alternatif yang digunakan
direncanakan penerangan jalan umum dengan sebagai sumber energi listrik penerangan. pada
memanfaatkan energi alternatif yang digunakan PJUTS, matahari merupakan media kerja yang
sebagai sumber energi listrik penerangan yaitu sangat penting dimana panel surya menerima
energi surya. cahaya/sinar matahari dan kemudian diubah
menjadi energi listrik melalui proses photovoltaic.
2
Penelitian yang sama juga dilakukan oleh bermuatan yang berlawanan.molekul air dapat
Tri Wahyu Oktaviana Putri, Adri Senen, Yoakim membentuk dirinya dalam sel struktur tertentu
Simamora, Dan Dwi Anggaini (2019) dengan setelah menyerap udara, pengaruh sifat elektris
judul “Pemanfaatan Energi Surya Untuk dan vibrasi tertentu.
Penerangan Jalan & Fasilitas Umum di Desa
Sukarame Kab. Lebak Banten”, adapun hasil
penelitian diperoleh bahwa jalan sebagai salah Menurut Widayana (2012) Energi surya atau
satu sarana umum yang vital dalam matahari telah dimanfaatkan di banyak belahan
menghubungkan antar daerah satu ke daerah yang dunia dan jika dieksplotasi dengan tepat, energi ini
lainnya. oleh karena itu, keberadaaan Penerangan berpotensi mampu menyediakan kebutuhan
Jalan Umum (PJU) adalah hal yang sangat konsumsi energi dunia saat ini dalam waktu yang
penting demi kelancaran aktivitas warga di lebih lama.
malam hari. Tetapi, tidak semua ruas jalan telah
terpasang PJU, oleh karena itu diperlukan
pemasangan PJU berupa lampu tenaga surya Berdasarkan hasil penelitian Putri (2019)
sebagai alternatif efektif bagi penerangan jalan bahwa analisis ekonomi juga dilakukan pada
dan fasilitas umum. Lampu tenaga surya dipilih kegiatan penerangan lampu jalan umum berbasis
mengingat lampu tersebut tidak memerlukan tenaga surya dilakukan dengan cara
pasokan listrik dari rumah warga dan keadaan membandingkan total biaya yang diperlukan PJU
geografis desa yang sangat potensial untuk lampu surya dengan total biaya PJU lampu pijar.
memanfaatkan energi surya. Walaupun harga PJU tenaga surya lebih mahal,
tetapi untuk penggunaan jangka panjang, PJU
Menurut PT PLN Persero (2018) bahwa tenaga surya jauh lebih ekonomis dibandingkan PJU
semakin meningkatnya kebutuhan tenaga listrik lampu pijar, dengan selisih biayanya sebesar Rp
di Indonesia harus dibarengi dengan naiknya 636.582,80 pertiang dalam jangka waktu
rasio elektrifikasi. Rasio elektrifikasi pemakaian 3 tahun.
Indonesia pada tahun 2018 adalah sebesar
95,15 %.
Menurut Sutrisno dan Nurul Ain Menurut Setiawan, dkk. (2022) Berdasarkan
(2009) bahwa Berdasarkan perhitungan dari hasil kegiatan penerangan di Bank Sampah Berkah
set JPU desa Panel surya spesifikasi 12 –24 Abadi, 8 lampu penerangan yang berdaya 40
Volt, Baterai/Accu 12 V 48 AH dan Lampu watt tidak lagi dihidupkan pada malam hari dan
LED 12 V 30 Wat. Jadi lampu ini memerlukan digantikan dengan sistem penerangan bertenaga
arus 30 Wat/ 12 Volt = 2,5 Amper /jam Jadi surya sehingga biaya listrik menjadi murah.
kalau nyala lampu 8 jam dibutuhkan 20
Amper. Oleh karena itu baterai/accu kapasitas
penuh 48 Amper akan cukup untuk
menyalakan lampu selama 8 jam dengan 1. Fungsi Penerangan Jalan
asumsi bahwa umur accu sudah 2 tahun dengan
kapasitas 80 % , baterai/accu masih sanggup Penerangan jalan di kawasan perkotaan mempunyai
menampung arus sekitar 38 Amper. fungsi, antara lain :
Menurut Furqani & Mangapul (2013), a. sebagai alat bantu navigasi pengguna jalan
sel surya atau yang sering disebut sebagai sel b. meningkatkan keselamatan dan
fotovoltaik berasal dari bahasa inggris yaitu kenyamanan pengguna jalan, khususnya pada
photovoltaic. Photovoltaic berasal dari dua kata malam hari
yaitu “photo” yang berarti cahaya dan kata c. mendukung keamanan lingkungan dan
“volt” adalah nama satuan tegangan listrik. Sel mencegah kriminalitas
surya merupakan sebuah device semikonduktor d. meningkatkan kontras antara objek dan
yang memiliki permukaan luas yang terdiri dari pengguna jalan
rangkaian diode tipe “p” dan “n”, yang mampu e. memberikan keindahan lingkungan jalan.
merubah energi matahari menjadi energi listrik.
Sel surya bergantung pada efek fotovoltaik 2 . Jenis Jalan dan Klasifikasi
untuk menyerap energi matahari dan
menyebabkan arus mengalir antara dua lapisan Berdasarkan UU No.38 Tahun 2004, jalan adalah
prasarana transportasi darat yang meliputi segala
3
bagian jalan, termasuk bagian pelengkap dan Indonesia, 10 Daerah Dengan Potensi Terbarukan
perlengkapannya yang diperuntukan bagi lalu Terbesar
lintas.
Jalan dan besarnya pencahayaan yang digunakan
sebagai penerangan lampu jalan dapat 5. PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya).
diklasifikasikan dengan beberapa kelas :
a) Jalan arteri primer Pembangkit listrik tenaga surya merupakan
Merupakan jalur jalan penampung kegiatan lokal suatu pembangkit yang bisa menjadi alternatif
dan regional, lalu lintas sangat padat sehingga untuk wilayah yang belum/sulit dijangkau oleh
perlu penerangan jalan yang optimal. listrik dari pln. plts terpusat merupakan suatu
b) Jalan arteri sekunder sistem pembangkit yang sumber energinya berasal
Merupakan jalur jalan penampung kegiatan lokal dari energi matahari saja dengan menggunakan
dan regional sebagai pendukung jalan arteri rangkaian modul surya untuk menghasilkan energi
primer, dimana kondisi lalu lintas pada jalur ini listrik sesuai kebutuhan. Sel surya ini dapat
padat sehingga memerlukan lampu yang sama menghasilkan energi listrik dalam jumlah yang
dengan arteri primer. tidak terbatas langsung diambil dari matahari, tanpa
c) Kolektor primer ada bagian yang berputar dan tidak memerlukan
Merupakan jalur pengumpul dari jalan-jalan bahan bakar sehingga sistem sel surya sering
lingkungan sekitarnya yang akan bermuara pada dikatakan bersih dan ramah lingkungan. Prinsip
jalan arteri primer maupun arteri sekunder. Jenis kerja PLTS terpusat yaitu energi listrik yang
lampu yang akan digunakan lebih rendah daripada dihasilkan oleh modul surya pada siang hari akan
jalan arteri. disimpan pada baterai yang mana proses pengisian
d) Jalan lingkungan tersebut akan diatur oleh solar charge controller.
Merupakan jalur jalan lingkungan perumahan,
pedesaan atau perkampungan. Tujuan digunakannya solar charge controller ini
adalah agar saat pengisian baterai tidak terjadi
kelebihan pengisian atau over charge. Besarnya
3. Penataan Letak Lampu Penerangan Jalan. energi yang dapat dihasilkan oleh modul surya
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti Intensitas
Di daerah-daerah atau kondisi kondisi Cahaya, panjang gelombang cahaya yang jatuh
dimana median sangat lebar (>10meter) atau pada pada sel surya dan efisiensi sel. (Michael
jalan dimana jumlah lajur sangat banyak (> 4 lajur Parningotan Sitohang, 2019).
setiap arah) perlu dipertimbangkan dengan
pemilihan penempatan lampu penerangan jalan
kombinasi dari cara-cara tersebut di atas dan pada 6. Penerangan Jalan Umum Mandiri
kondisi seperti ini, pemilihan penempatan lampu
penerangan jalan direncanakan sendiri-sendiri PJUTS (Penerangan Jalan Umum Tenaga
untuk setiap arah lalu lintas. Surya) merupakan penerangan jalan umum dimana
4. Energi Surya daya listriknya untuk lampu disuplai oleh sistem
mandiri yang diperoleh dari energi matahari.
Berdasarkan data penyinaran matahari yang Penerangan jalan umum energi surya sangat cocok
dihimpun dari 18 lokasi diIndonesia, radiasi surya digunakan untuk jalan-jalan di daerah-daerah yang
di Indonesia dapat diklasifikasikan berturut-turut
sebagai berikut: untuk kawasan barat dan timur Kapasitas
Indonesia dengan distribusi penyinaran di Potensi
Provinsi Terpasang 2018
Kawasan Barat Indonesia (KBI) sekitar 4,5 (MW)
kWh/m2/hari dengan variasi bulanan sekitar 10%; (MW)
dan di Kawasan Timur Indonesia (KTI) sekitar Kalimantan Barat 26,841 247
5,1 kWh/m2/hari dengan variasi bulanan sekitar Papua 26.529 20
9%. Dengan demikian, potesi energi rata-rata
Jawa Barat 26.190 3.184
Indonesia sekitar 4,8 kWh/m2 /hari dengan variasi
bulanan sekitar 9%. Jawa timur 24.240 275
Kalimantan Timur 23.841 -
Sumatera Utara 22.478 839
Tabel 1 Potensi energi terbarukan di Nusa Tenggara 21.991 17
Barat 4
Sumatera Selatan 21.866 18
Kalimantan Tengah 19.568 -
Jawa Tengah 19.450 366
belum terjangkau oleh listrik PLN dan juga sangat mempengaruhi hasil dari kapasitas arus.
daerah-daerah yang mengalami krisis energi jumlah foton ditentukan oleh intensitas matahari,
listrik terutama di daerah terpencil. Namun semakin besar intensitas matahari maka semakin
belakangan ini penerangan jalan umum energi besar Proton yang dimiliki sehingga dapat
surya juga marak diaplikasikan di daerah menghasilkan banyaknya pasangan elektron hole
perkotaan seperti di kawasan jalan-jalan utama, yang dapat menghasilkan besarnya arus listrik yang
jalan kawasan perumahan, halte bis, tempat mengalir. Pendeknya gelombang cahaya
parkir, pompa bensin (SPBU) dan sebagainya. mengakibatkan tingginya energi foton yang dapat
Penerangan jalan energi surya merupakan menghasilkan elektron yang besar dan berimplikasi
sebuah alternatif yang murah dan hemat untuk arus yang mengalir. sel surya terbuat dari bahan
digunakan sebagai sumber listrik penerangan material yang mudah berkarat dan mudah pecah,
karena menggunakan sumber energi gratis dan tak dibuat dalam bentuk panel panel yang berukuran
terbatas dari alam yaitu energi matahari. dimana Kisaran, 10 - 15 cm2 yang dilapisi plastik atau kaca
menggunakan modul/panel surya dengan lifetime bening yang kedap air. Untuk memperoleh kapasitas
hingga 25 tahun yang berfungsi menerima cahaya daya yang besar, maka modul Surya harus
(sinar) matahari yang kemudian diubah menjadi dihubungkan secara seri dan pararel dalam beberapa
listrik melalui proses photovoltaic, penerangan modul pembentuk array.
jalan energi surya secara otomatis dapat mulai
menyala pada sore hari dan padam pada pagi hari
dengan perawatan yang mudah dan efisien.
2. Pengumpulan Data
6
Pada tahap ini dilakukan sesudah melakukan studi
literatur untuk mengetahui informasi mengenai
beban yang dibutuhkan untuk Penerangan Jalan
3. Perhitungan
4. Analisa.
7
Pada tahap analisa ini dilakukan analisa hasil dari Data yang diperoleh untuk penelitian ini
perhitungan yang sudah dilakukan, sehingga sesuai dengan rumusan masalah adalah:
menghasilkan data baru untuk digunakan dalam
penelitian yang akan dikerjakan, apakah data itu A. Data Radiasi Panas
sudah sesuai atau tidak. jika sudah sesuai maka Sebagai alternatif sumber energy, potensi sumber
dilanjutkan ke tahap kesimpulan dan jika tidak energi matahari di Indonesia sangat perlu
sesuai maka akan dilakukan perhitungan kembali. dimanfaatkan mengingat total intensitas penyinaran
rata – rata 4,5 kWh per meter persegi perhari setara
5. Kesimpulan dengan 112.000 GWp yang didistribusikan.
Pada tahap ini menjelaskan kesimpulan dari hasil
perhitungan dan analisis data yang sudah diolah
secara matematis.
Tabel 2 Potensi Energi Terbarukan Di Indonesia
6. Data Penelitian
2. Aspek Ekonomis
3. Biaya Investasi
13
UL LLC. 2020. Scribd [Online]. “Levelized
Cost Of Energy”.
https://www.homerenergy.com/pro
ducts/pro/docs/3.9/levelized_cost_o
f_energy.html
14