Anda di halaman 1dari 23

Modul

Solar Charge Station

MODUL PEMBELAJARAN

SOLAR CHARGE STATION

PROGRAM KERJA KULIAH NYATA (KKN) TEMATIK

Disusun Oleh :

Butelina Zalukhu (1841100214/Fisika)

Eduardo Andre (1742101580/ TI)

Milenia (1742101538/ TI)

Nikodhea Arlista Putri Natalia (1742101516/ TI)

Velo Putra (1642101494/ TI)

FAKULTAS SAINS DAN KOMPUTER

UNIVERSITAS KRISTEN IMMANUEL YOGYAKARTA

2021

1
Modul
Solar Charge Station

2
Modul
Solar Charge Station

KATA PENGANTAR

Dalam beberapa tahun terakhir, pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) sudah mulai
mengalami perkembangan. Pemanfaatan energi matahari sebagai sumber energi listrik
memberikan keringan dan membantu pemerataan listrik daerah perdesaan di Indonesia.

Dalam menyebarluaskan pengetahuan akan energi terbarukan, mahasiswa FISKOM


UKRIM melalui program KKN telah membangun satu system photovoltaic off grid dengan
ukuran panel 120 wp di salah satu desa wisata di Kulon Progo yaitu Desa Wisata Tinalah yang
diberi nama Solar Charge Station. Pembangunan ini bertujuan untuk menjadi media
pembelajaran bagi para wisatawan di desa Tinalah, sehingga pemanfaatan energi matahari
sebagai energi listrik semakin berkembang luas diberbagai bidang termasuk di bidang pariwisata.
Untuk meningkatkan pemahaman yang benar tentang system ini, mahasiswa KKN membuat
sebuah modul pembelajar tentang solar charge station.

Modul ini diharapakan dapat dijadikan sebagai rujukan di dalam proses perancangan dan
pemasangan system yang baru, serta pengoperasian dan pemeliharaan system off grid dari solar
charge station di desa Tinalah sehingga keamanan dan keandalan system dapat terjamin,
menurunkan resiko kerusakan, dan memahami apa yang harus dilakukan jika terjadi kerusakan.

Terimakasih yang tulus disampaikan kepada semua pihak yang ikut membantu dalam
penyelesaian modul pembelajaran solar charge station, semoga modul ini dapat menambah
pengetahuan tentang energi terbarukan serta memberikan manfaat bagi semua pihak ysng
berpartisipasi dalam pengembangan energi terbarukan.

Yogyakarta, 19 Oktober 2021

Penulis

Butelina Zalukhu

3
Modul
Solar Charge Station

Daftar Isi

4
Modul
Solar Charge Station

BAB I PENDAHULUAN

Listrik adalah hal yang paling penting dalam kehidupan modern saat ini. Hampir semua
aktivitas manusia pada saat ini tidak dapat terpisahkan dari listrik. Seiring dengan pertumbuhan
penduduk, permintaan listrik semakin bertambah. Peningkatan ini dapat mengancam keberadaan
sumber energi konvensional yaitu fosil. Untuk mengatasi hal ini diperlukan sumber energi
alternative yang pemanfaatannya tidak terbatas. Salah satu sumber energi listrik yang tengah
berkembang saat ini adalah energi matahari. Cahaya matahari akan dikonversikan menjadi arus
listrik dengan sebuat teknologi yaitu sel photovoltaic yang terbuat dari bahan semikonduktor.

Indonesia merupakan negara yang terletak pada lokasi geografis yang strategis dimana
posisinya berada pada garis khatulistiwa yang membuat Indonesia beriklim tropis. Letak strategis
ini memungkinkan Indonesia menerima intensitas cahaya matahari yang cukup besar dengan
potensi energi surya sekitar 4,8 kWh/m2 atau setara dengan 112.000 GWp. Sekalipun cahaya
matahari yang dimiliki melimpah, namun pemanfaatannya masih terbatas di beberapa daerah.
Kondisi ini disebabkan oleh sumber daya manusia dalam menanfaatkan energi alternative sangat
terbatas. Untuk itu diperlukan peningkatan pengetahuan tentang energi terbarukan di berbagai
kalangan masyarakat luas.

Dalam upaya memperluas pengetahuan akan energi terbarukan, mahasiswa FISKOM


melalui program KKN membangun suatu system kecil di salah satu desa wisata di Kulon Progo
yaitu desa Tinalah yang diberi nama dengan solar charge station yang dibangun dengan system
off grid. Desa wisata merupakan tempat yang dapat dikunjungi oleh banyak kalangan, baik itu
dari kalangan pelajar, pekerja maupun masyarakat lainnya, bahkan orang-orang dari luar
(tourist). Dengan adanya system ini, masyarakat baik itu dari desa wisata maupun pengunjung
dari luar dapat memahami pemanfaatan tenaga surya sebagai sumber energi listrik.

Instalasi sebuah system photovoltaic tidak berhenti pada pembangunannya saja,


diperlukan pemahaman yang benar tentang perawatan setiap komponen sehingga system dapat
tahan lama dengan tetap berfungsi dengan baik. Untuk itu, mahasiswa FISKOM UKRIM melalui
program KKN membuat sebuah modul pembelajaran dengan tujuan masyarakat sekitar desa dan
pengunjung dapat belajar tentang system photovoltaic melalui solar charge system, serta dapat
menjadi pedoman bagi pengelolah dalam perawatan dan pengaturan system. Melalui

5
Modul
Solar Charge Station

pembangunan system ini juga diharapkan supaya pembangunan system photovoltaic semakin
berkembang di berbagai daerah wisata dan di berbagai daerah-daerah yang masih belum
tersambung dengan jaringan PLN. Peningkatan pemakaian listrik dari energi matahari akan
mengurangi ancaman kelangkaan energi.

6
Modul
Solar Charge Station

BAB II LANDASAN TEORI

1. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)


PLTS adalah pembangkit listrik yang menggunakan sinar matahari sebagai sumber energi
listrik dengan menggunakan teknologi berupa sel surya/sel photovoltaic untuk
mengkonversikan cahaya matahari menjadi arus listrik searah (DC). System PLTS
dibedakan menjadi tiga berdasarkan konfigurasi terhadapa jaringan PLN yaitu PLTS on-
grid yaitu system yang dihubungkan dengan jaringan PLN. PLTS off-grid yang tidak
dihubungkan kejaringan PLN. Dan PLTS hybrid yaitu system yang digabung dengan
jenis perangkat lain.
a. PLTS on-grid
PLTS on-grid adalah system pembangkit listrik yang memanfaatkan cahaya matahari
sebagai penghasil listrik. System ini dihubungakan langsung dengan jaringan PLN
sehingga daya output yang dihasilkan bisa digunakan langsung atau ditransfer ke
jaringan PLN. Karena tersambung dengan jaringan PLN, system ini tidak
memerlukan baterai. Pada system ini, hanya diperlukan sel photovoltaic sebagai
komponen yang berfungsi untuk mengkonversikan cahaya menjadi listrik, dan
inverter yang akan mengubah arus DC dari panel menjadi arus AC. System ini ramah
lingkungan dan bebas dari emisi, sangat sesuai bagi masyarakat perkotaan baik
perkantoran maupun perumahan yang bertujuan untuk memperkecil tagihan listrik
dari PLN dan dapat memberikan nilai tambah bagi pemiliknya.

Figure 1: skema PLTS On-Grid

7
Modul
Solar Charge Station

b. PLTS off-grid
System PLTS off-grid adalah system pembangkit listrik yang memanfaatkan radiasi
matahari menjadi energi listrik tanpa terhubung dengan jaringan PLN, dengan kata
lain sumber energi satu-satunya hanya berasal dari matahari. Karena system ini tidak
terhubung dengan PLN dan tidak memiliki sumber energi lain, maka system ini
memerlukan baterai sebagai penyimpan arus listrik , sehingga pada saat tidak ada
matahari, system tetap berfungsi. System off-grid dapat menjadi solusi untuk daerah
yang tidak terjangkau pasokan listrik dari PLN seperti pedesaan. Komponen off-grid
hampir sama dengan on-grid hanya saja off-grid membutuhkan baterai sebagai
penyimpan daya, dan charge controller sebagai komponen yang mengontrol input
dan output dari baterai.

2. Sel Surya / Sel Fotovoltaik


Sel surya adalah komponen yang berfungsi untuk mengkonversikan cahaya
matahari menjadi arus listrik dengan prinsip effect photoelectric. Sel surya diproduksi
dari bahan semikonduktor yang berperan sebagai insulator pada temperatur yang rendah
dan sebagai konduktor bila ada energi dan panas. Bahan semikonduktor lebih baik
dijadikan sebagai bahan pembuatan sel surya dibandingkan dengan bahan lain.
Semikonduktor memiliki relevansi paling besar untuk fotovoltaik. Hal itu karena pita
konduksi sistem semikonduktor kosong, seperti pada insulator namun memiliki band gap
energi yang rendah (Eg <5 eV), elektron dapat lebih mudah diangkat ke pita konduksi
(Gambar 3) Perpindahan elektron ke dalam pita konduksi oleh foton disebut photo effect.

8
Modul
Solar Charge Station

Silicon adalah bahan yang paling umum digunakan dalam sel surya. Silicon
adalah unsur paling melimpah kedua di kerak bumi setelah oksigen, selain itu proses
pengelolaan silicon sebagai bahan sel surya juga tidak merugikan lingkungan. Setiap sel
surya berasal dari sel-sel semikonduktor yaitu silicon yang dipotong setebal 0,3 mm
dibuat membentuk kristal dengan memanaskan silicon pada temperature tinggi sehingga
silicon dapat bersifat konduktor. Setiap sel surya yang terbuat dari silicon dihubungkan
sejajar/seri kemudian setiap sambungan sel itu diberi sambungan listrik. Bila cahaya
matahari mengenai sel-sel surya maka pada sambungan itu akan mengalir arus listrik
berupa arus DC.

3. Prinsip Kerja Sel Photovoltaik


Semikonduktor dibagi menjadi 3 daerah yaitu daerah pita valensi (valence band),
pita konduksi (conduction band), dan pita celah (band gap). Pita valensi adalah tempat
electron yang terikat. Pita konduksi adalah daerah dari semikonduktor yang merupakan
tempat electron
bergerak dengan
bebas. Dan Band
gap
semikonduktor
adalah suatu
daerah dengan
tingkat energi
tertentu, energi ini
merupakan energi

9
Modul
Solar Charge Station

minimum yang diperlukan oleh electron agar dapat tereksitasi keluar dari pita valensi
menuju ke pita konduksi sehingga dapat berpartisipasi dalam konduksi. Electron yang
terikat pada atom-atom pada pita valensi hanya akan tereksitasi jika diberikan sejumlah
energi yang lebih besar dari energi yang terdapat di daerah band gap.
Sel surya bekerja menggunakan prinsip p-n junction, yaitu junction antara
semikonduktor tipe-p dan tipe-n. Silicon pada bahan semikonduktor dapat mengalirkan
arus ketika di doping dengan dopant. Doping akan menciptakan semikonduktor tipe-p
dan semikonduktor tipe-n. Doping menciptakan bahan tipe-n ketika bahan semikonduktor
dari golongan IV didoping dengan atom golongan V. Bahan tipe-p dibuat ketika bahan
semikonduktor dari golongan IV didoping dengan atom golongan III.
Atom dengan satu elektron valensi lebih banyak daripada silikon digunakan untuk
menghasilkan bahan semikonduktor "tipe-n". Bahan tipe-n ini adalah unsur golongan V
dalam tabel periodik, dan dengan demikian atomnya memiliki 5 elektron valensi yang
dapat membentuk ikatan kovalen dengan 4 elektron valensi yang dimiliki atom silikon.
Karena hanya 4 elektron valensi yang dibutuhkan untuk membentuk ikatan kovalen di
sekitar atom silikon, elektron valensi ekstra hadir sehingga semikonduktor tipe-n
mempunyai kelebihan elektron (muatan negatif).
Atom dengan satu elektron valensi lebih sedikit menghasilkan materi "tipe-p".
Bahan tipe-p ini adalah unsur golongan III dalam tabel periodik. Oleh karena itu, bahan
tipe-p hanya memiliki 3 elektron valensi untuk berinteraksi dengan atom silikon. Hasil
akhirnya adalah lubang sehingga semikonduktor tipe-p mempunyai kelebihan hole
(muatan positif) dalam struktur atomnya.
Ketika semikonduktor tipe-p dan tipe-n terhubung, maka kelebihan electron pada
semikonduktor tipe-n akan bergerak ke semikonduktor tipe-p yang keliban lubang (hole)
sehingga membentuk kutub positif pada semikonduktor tipe-n dan kutub negative pada
tipe-p. Aliran electron dan hole ini mengakibatkan terbentuknya medan listrik yang
mana ketika cahaya matahari dengan energi yang cukup mengenai susunan p-n junction,
maka akan mendorong electron bergerak dari semikonduktor menuju kontak negative
yang selanjutnya dimanfaatkan sebagai listrik, dan hole bergerak menuju kontak positif
menunggu electron datang.

10
Modul
Solar Charge Station

4. Komponen-Komponen PLTS Off Grid


a. Modul atau Panel Sel Surya
Panel sel surya berfungsi untuk mengubah intensitas cahaya matahari menjadi energi
listrik. sel surya akan menghasilkan arus yang mengisis daya baterai dan dapat juga
digunakan sebagai sumber arus untuk alat-alat elektronik. Setiap panel hadir dengan
berbagai ukuran disesuaikan dengan kebutuhan. Untuk mendapatkan daya output
yang maksimala dari panel, maka panel harus diarahakan tegak lurus terhadap cahaya
matahari. Pada saat instalasi dilakukan, panel surya dapat dihubungkan secara seri
untuk menghasilkan tegangan output yang besar dan dapat juga dipasang secara
parallel untuk menghasilkan arus listrik yang lebih besar. Pada umunya, panel sel
surya dibedakan menjadi beberapa tipe, panel yang banyak terdapat dipasaran adalah
jenis panel monycrystalline dan polycrystalline. Keduanya terbuat dari silicon, hanya
saja monycrystalline dibuat dengan menggunakan bahan silicon kristal tunggal
sehingga efesiensinya jauh lebih besar. Sedangkan polycrystalline dibuat dengan
dengan menggunakan wafer silicon poli Kristal.

b. Solar Charge Controller


Solar Charge Controller adalah perangkat yang digunakan untuk mengotrol
baterai dan melindungi baterai dari pengisian berlebihan (overcharge) dan
pengambilan berlebihan (overdischarge).

11
Modul
Solar Charge Station

Solar charge controller umumnya terdiri dari beberapa input dan output, sebagai
berikut:
 1 input (2 termunal) yang terhubung dengan output panel surya.
 1 output (2 terminal) yang terhubung dengan baterai/aki.
 1 output (2 terminal) yang terhubung dengan beban (load).

Fitur solar charge controller :


 Saat tegangan pengisian baterai telah penuh, makan SCC akan menghentikan
arus yang masuk ke delama baterai secara otomatis untuk mencegah pengisian
yang berlebihan. Pengisian baterai yang berlebihan akan mengakibatkan
baterai mudah rusak. Ketika baterai telah penuh, listrik yang diproduksi oleh
panel surya akan langsung terdistribusi ke beban.
 Saat tegangan dibaterai hampir kosong atau telah mencapai tingkat DoD,
maka SCC secara otomatis akan menghentikan pengambilan listrik dari
baterai. hal ini dilakukan supaya sel-sel baterai tidak mengalami kerusakan.

12
Modul
Solar Charge Station

c. Inverter
Arus yang dihasilkan oleh sel surya berupa arus yang searah (DC). Inverter berfungsi
untuk merubah arus dan tegangan
listrik DC (direct current) yang
dihasilkan PV array menjadi arus
dan tegangan listrik AC
(alternating current). Ada
beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan sebelum memilih
inverter yaitu :
 Kapasitas beban dalam watt, usahakan untuk memilih inverter yang beban
kerjanya mendekati dengan beban yang kita kehendaki agar efisiensi kerjanya
maksimal.
 Inverter merupakan gelombang sin (sinewave) ataupun square wave output
AC.

d. Baterai
Baterai merupakan sebuah sel elektrokimia yang mampu menyimpan energi yang
bekerja berdasarkan prinsip
elektrokimia. Baterai digunakan
untuk menyimpan energi listrik,
sehingga ketika malam hari atau
saat matahru tidak muncul sistem
dapat tetap dipakai dengan
memanfaatkan energi listrik dari
baterai.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penentuan baterai, yaitu :
 Days of Autonomy yaitu kebutuhan daya beban dalam satuan hari.

13
Modul
Solar Charge Station

 Deep Of Discharge (DoD) yaitu maksimum penggunaan kapasitas baterai


yang direkomendasikan produsen baterai dalam satuan persen terhadapa
kapasitas tertulis
 Battery Temperature derating atau penurunan kapasitas apabila temperatur
turun.

e. Kabel dan Sekering


Kabel digunakan untuk mengalirkan aliran listrik kedalam suatu sistem rangkaian
listrik. Sekering
berfungsi untuk
membatasi arus pada
sistem. Jika pada
sistem terjadi
perubahan arus yang
sangat besar atau
terjadi konsleting
maka sekering akan
memutuskan arus ke sistem dan sistem terhindar dari kerusakan.

5. Perhitungan Kapasitas Komponen


a. Ukuran panel
Dalam menentukan ukuran panel dibutuhkan data dari kekuatan matahari per hari
lokal/ PV out. Data dapat di akses melalui (GlobalSolarAtlas.info). Hitung ukuran
panel dengan rumus perhitungan :
permintaan energi harian (Wh)
ukuran panel=
Wh
PV out( ℘ )

Pilih panel dengan ukuran yang lebih besar dari hasil perhitungan
b. Kapasitas Baterai

14
Modul
Solar Charge Station

Setiap baterai memiliki nilai DoD yang berbeda-beda. Setiap DoD akan menentukan
kapasitas baterai yang digunakan. Tentukan kapasitas baterai dengan rumus
perhitungan :
permintaanenergi harian(Wh)
kapasitas baterai=
tegangan baterai x DoD
c. Ukuran Solar Charge Controller (SCC)
Tentukan nilai dari arus maksimum. Pilih SCC yang lebih besar dari nilai maksimum,
supaya panel dapat ditambahkan jika kebutuhan bertambah.
d. Ukuran Inverter
Pilihlan inverter dengan ukuran yang lebih besar dari daya maksimum beban.

BAB III SOLAR CHARGE STATION DI DESA TINALAH

1. Solar Charge Station


Solar charge station adalah salah satu penerapan sistem photovoltaic off grid.
System ini didesain untuk pengisian daya listrik di luar ruangan menggunakan teknologi
photovoltaic. Solar charge station yang telah dibangun di desa Tinalah dikhususkan
untuk pengisian daya alat elektronik berupa handphone dan laptop. Sumber utama dari
system ini berasal dari matahari,
dimana cahaya matahari akan
dikonversikan menjadi arus listrik
DC oleh sel surya yang kemudian
disimpan dalam baterai dan arus
yang dihasil dapat juga langsung
digunakan. Pada dasarnya system ini
memiliki rangkaian listrik yang pada
umumnya yaitu terdapat sumber
tegangan, disambungkan dengan
kabel, dan menghasilkan output.
Dalam sistem ditambahkan beberapa
komponen seperti solar charge
controller yang berfungsi sebagai charge controller dan inverter untuk mengubah arus

15
Modul
Solar Charge Station

searah (DC) yang dihasilkan panel surya menjadi arus bolak balik (AC) sebagai output,
serta baterai sebagai penyimpan arus saat sel surya tidak memproduksi listrik. Sistem ini
telah dibangun dengan berbagai design. Setiap design yang dibuat bergantung pada
kebutuhan. Di desa Tinalah solar charge station di bangun dengan menggunakan tiang
sebagai dudukan dari panel. Berikut gambarnya.

2. Kapasitas Komponen Solar Charge Controller


a. Perencanaan Beban / Permintaan Energi Harian

NO Beban Jumlah Lama pemakaian (jam/hari) Daya (watt) Energi (Wh)


1 Lampu DC 1 10 5 50
2 Cas HP 4 1 15 60
3 Cas Laptop 1 3 70 210
4 Inverter 1 12 5 60
5 SCC 1 24 0,1 2,4

Dari data perencanaan beban, diperoleh bahwa total beban sebesar 382,4 Wh

b. Ukuran Panel
Untuk daerah di desa Tinalah yang terletak di Kabupaten Kulon Proga, PV out
sebesar 3,9 kwh/kwp (globalsolaratlas.info). Sehingga ukuran panel adalah :
permintaan energi harian (Wh)
ukuran panel=
Wh
PV out( ℘ )

16
Modul
Solar Charge Station

382,4 Wh
ukuran panel=
3,9 kwh/kwp
ukuran panel=¿98,05 wp
Panel yang digunakan harus lebiih besar daripada yang telat dihitung. System SCS di
Tinalah menggunakan panel dengan ukuran 120 wp. Sistem ini dibangun dengan
solar pane jenis monocrystalline dari GH Solar.

c. Ukuran Baterai
DoD dari baterai yang digunakan sebesar 50 % dengan menggunakan baterai dengan
ukuran 12 V dan 33 Ah. Baterai ini memiliki daya total 12 V x 33 Ah = 396 Wh.
Karena total beban yang direncanakan berkisar 382,4 Wh, jadi jumlah baterai yang
digunakan adalah 1 dengan ukuran 12 V 33 Ah.

d. Inverter

17
Modul
Solar Charge Station

Dalam perencanaan pembangunannya, sistem dibangun untuk pengisian daya alat


elektronik yang membutuhkan arus AC. Karena arus yang dihasilkan oleh panel
berupa arus DC, maka diperlukan inverter untuk mengubah arusnya.
SCS dibangun dengan
menggunakan pure sine wave
inverter yang memiliki daya
sebesar 300 watt. Pada
pengaplikasiaannya, daya yang
dicapai tidak sampai 100% atau
300 watt, karena inverter
memiliki nilai efesiensi di bawah 100%. Inverter terhubung langsung dengan batterai,
dan inverter memperoleh daya dari baterrai langsung dapat dapat berfungsi. Pada
sistem ini inverter tidak digunakan selama 24 jam dalam sehari. Inverter hanya
digunakan saat diperlukan saja, yaitu pada saat pengisian daya alat elektronik dengan
arus AC. Untuk gambar inverter, dapat dilihat pada gambar

e. Solar Charge Station (SSC)


Pemilihan ukuran SCC bergantung pada nilai arus yang dihasilkan solar panel. Besar
arus dari SCC harus lebih besar daripada
arus yang dihasilkan oleh solar panel.
Sistem ini menggunakan panel dengan
ukuran 120 wp dan besar arus yang
dihasilkan sebesar 6,67 A (Impp dari data
panel). Arus yang dimiliki SCC bernilai
30A dan tegangan 12/24V. Nilai arus yang
dimiliki lebih besar daripada arus yang
dihasilkan ole panel surya, sehingga
jumlah panel dapat ditambahkan jika beban semakin bertambah.

18
Modul
Solar Charge Station

Dalam proses penyambungan, inverter dan SCC diletakkan dalam kotak water
proof untuk mencegah komponen agar terhindar dari debu dan air, seperti pada
gambar berikut.

f. Sekering ( Fuse ) Dan Fuse Holder


Sekering adalah komponen yang berfungsi sebagai
pemutus arus listrik pada saat arus yang mengalir
dirangkain lebih dari kapasitas maksimal fuse
(over load), dan saat adanya hubungan singkat
pada rangkaian lebih dari kapasitas maksimal fuse
(short circuit). Pemasangan fuse pada komponen
listrik sangat penting, supaya komponen listrik
yang penting tidak mudah rusak. Sistem ini
menggunakan fuse dengan ukuran 20 A yang
dipasang antara sambungan baterai dan SCC,

19
Modul
Solar Charge Station

sehingga disaat terjadi over load atau short circuit baterai tidak rusak. Selain fuse,
terdapat juga fuse holder yang berfungsi sebagai tempat terhubungnya fuse dengan
rangkaian.

g. Kabel
Kabel yang digunakan memiliki

ukuran berkisar (2,5 - 4 ) , yang

mm2

terdiri dari kabel warna merah yang mengalirka listrik bermuatan positif dan hitam
untuk negatif.

h. Komponen – Komponen Tambahan


 Saklar DC
Saklar adalah komponen yang berfungsi untuk memutuskan dan juga
menyambungkan arus listrik yang ada dalam rangkaian. Solar Charge Station
memiliki 2 saklar tambahan.
Saklar pertama digunakan untuk memutuskan dan menyambungkan arus
yang mengalir antara inverter
dan baterai. Pada dasarnya
inverter membutuhkan daya
agar dapat berfungsi, daya yang
dibutuhkan berasal dari baterai.

20
Modul
Solar Charge Station

Dalam sistem ini, pemakaian inverter tidak sampai 24 jam. Untuk mengurangi
daya output baterai ke inverter, maka arus yang mengalir antara kedua
komponen harus dibatasi dengan pemakaian saklar. Jadi inverter hanya akan
mengalirkan arus ke stop kontak saat dibutuhkan saja.
Saklar kedua digunakan untuk memutuskan arus antara panel dengan
lampu DC.

 Stop Kontak
Stop kontak digunakan untuk
mendistribusikan arus listrik
dari sumber listrik ke beban.
Pada sistem ini, stop kontak
akan mendistribusikan arus
AC dari inverter ke beban
yang beroperasi dengan arus AC. Stop kontak terhubung langsung dengan
inverter.

 USB HUB
Selain mengotrol arus yang masuk dan keluar dari baterai, SCC juga memiliki
port USB yang bisa digunakan untuk mengisi daya HP dengan menggunakan
cable charging. Karena posisi SCC yang berada dalam box, pemakaiannya
akan kurang efesien jikalau box harus dibuka dan ditutup berulang kali. Untuk
mengatasi hal itu, diberi komponen tambahan berupa USB HUB yang
disambungkan langsung dengan SCC, dan posisinya diletakkan diluar box.
Karena USB HUB diletakkan di luar, maka USB HUB harus ditutup dalam
hal ini penutup terbuat dari akrilik.

21
Modul
Solar Charge Station

3. Pemeliharaan Solar Charge System


Solar Charge Station tidak hanya sekedar dibangun begitu saja. Supaya sistem dapat
bertahan lama dan berfungsi dengan baik, setiap komponen dari SCS harus dirawat
dengan benar, dibersihkan secara tepat, dan keadaan sistem harus dipantau secara
berkala.
a. Kebersihan Modul Fotovoltaik
Modul fotovoltaik merupakan komponen yang akan mengubah cahaya menjadi
listrik. Karena modul berada diluar ruangan, pastinya modul tidak terlepas dari
pengaruh lingkungan seperti debu dan dedaunan. Penumpukkan debu pada modul
akan menghalangi cahaya ke sel surya, ini akan mengurangi daya panel untuk
menghasilkan listrik. Karena itu, modul fotovoltaik harus dibersihkan secara berkala.
Berikut cara membersihkan modul fotovoltaik dengan benar :
 Bersihkan modul dipagi hari karena embun yang muncul dimalam hari
membasahi kotoran sehingga memudahkan proses pembersihan.
 Jangan gunakan alat logam atau benda tajam saat membersihkan modul,
karena dapat menggores kaca sehingga menciptakan bayangan pada sel surya.
 Gunakan air bersih dan hindari pemakaian bahan kimia seperti deterjen untuk
mennghindari goresan.

b. Perawatan Box Inverter, SCC, Dan Baterai


22
Modul
Solar Charge Station

Sistem ini dibangun dengan inverter dan SCC diletakkan dalam box waterproof.
Dengan tujuan melindungi komponen dari air hujan dan pengaruh dari luar.
Kebersihan dalam box perlu diperhatikan. Suhu dalam box juga perlu diperhatikan,
karena daya dari inverter dan SCC akan turun jika suhu meningkat. Pada sistem ini,
inverter dan SCC terpasang terlalu dekat, untuk itu diperlukan ventilasi, agar udara
bisa masuk dan menurunkan suhu box. Jika box diberi ventilasi, maka diusahakan
agar ventilasi tetap bersih untuk meningkatkan pendinginan. Bersihkan dan lap kering
untuk menghindari penumpukan debu yang menghalangi ventilasi.

c. Perawatan Baterai
Baterai diletakkan disebuah box supaya terhindar dari air hujan. Tetapi suhu di dalam
box dapat mempengaruhi kualitas dari baterai. Untuk itu diperlukan ventilasi, agar
suhu kotak tidak telalu tinggi. Kondisi dalam box dan ventilasi harus diperhatikan,
diusahakan supaya ventilasi terhindar dari penumpukkan debu. Karena berada diluar,
tidak dapat dihindari gangguan dari hewan kecil, seperti semut. Untuk itu kebersihan
bagian dalam box perlu dikontrol secara berkala.

d. Perawatan Stop Kontak Dan USB HUB


Stop kontak dan USB HUB di SCS terletak di luar, untuk itu kedua komponen ini
juga perlu dirawat agar bertahan lama.

23

Anda mungkin juga menyukai