Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Teknik Sipil

Magister Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret


Vol. I. No. 1 Oktober 2013
ISSN : 2339-0271

KINERJA DAN ANGKA KEBUTUHAN NYATA OPERASI DAN


PEMELIHARAAN JARINGAN IRIGASI TAMBAK
DESA TLUWUK KABUPATEN PATI
Ery Suryo Kusumo1)
1)Mahasiswa

Pascasarjana, Magister Teknik Sipil, Uiversitas Sebelas Maret, Jl. Ir. Sutamai 36A, Surakarta 57126; Telp.
0271-634524. Email: ery_op@yahoo.co.id

Abstrak
Keberlangsungan sistem irigasi untuk mendukung ketahanan pangan memerlukan program operasi dan pemeliharaan
jaringan irigasi yang efektif. Salah satu bentuknya adalah dengan perencanaan penyediaan angka kebutuhan nyata operasi dan
pemeliharaan (AKNOP). Sebagai langkah awal penyusunan AKNOP perlu adanya penilaian kinerja jaringan irigasi, yang
salah satunya adalah irigasi tambak. Selama ini sistem penilaian kinerja masih menggunakan sistem manual yang memakan
waktu cukup lama, sehingga diperlukan suatu sarana pendukung teknologi komputasi. Penelitian ini mengkaji bagaimana
mempertahankan sistem jaringan irigasi tambak melalui rangkaian proses yang sistematis, yakni menciptakan model penilaian
kinerja (tools), menghitung indeks kinerja di setiap komponen penilaian, mendapatkan kinerja jaringan tambak secara umum,
merekomendasikan bentuk kegiatan yang diperlukan, dan menghitung kebutuhan anggaran berdasarkan bentuk kegiatan
yang direkomendasikan.
Metode penelitian ini melalui tiga tahap yaitu tahap perancangan model penilaian, tahap penilaian kinerja dan tahap
penyusunan AKNOP jaringan tambak di Desa Tluwuk, Kecamatan Wedarijaksa, Kabupaten Pati, Provinsi Jawa Tengah.
Hasil penelitian menunjukkan telah berhasil diciptakan model penilaian kinerja sebagai alat bantu (tools) yang berbasis PHP
dan MySQL serta dapat digunakan pada jaringan reklamasi rawa pasang surut (tambak) maupun rawa non pasang surut
(rawa lebak) yang dapat digunakan oleh lembaga maupun instansi yang membidangi irigasi rawa. Hasil penilaian kinerja
jaringan irigasi tambak Tluwuk pada periode pasang purnama didapatkan indeks kinerja saluran dan bangunan sebesar 2,71
atau berfungsi 57,20%; dan kinerja tanggul pelindung dalam kondisi baik. Untuk periode pasang perbani didapatkan indeks
kinerja saluran dan bangunan sebesar 3,18 atau berfungsi 45,40%; dan kinerja tanggul pelindung dalam kondisi baik. Sesuai
dengan kondisi terakhir yakni pengamatan saat pasang perbani maka tindakan yang direkomendasikan terhadap saluran dan
bangunan air adalah rehabilitasi sedangkan tanggul pelindung berupa pemeliharaan. AKNOP jaringan irigasi tambak Tluwuk
adalah Rp 2.511.253.700,-. Implementasi dari AKNOP ini diharapkan indeks kinerja tambak Tluwuk meningkatkan menjadi
1,00 atau berfungsi 100% baik saat pasang purnama maupun pasang perbani.
Kata kunci: Model Penilaian Kinerja Tambak,PHP dan MySQL, AKNOP

yang tidak optimal diakibatkan oleh tingginya laju


sedimentasi pada saluran-saluran utama irigasi
tambak. Sedimentasi pada saluran irigasi utama ini
menyebabkan pemasukan air bersih menjadi
terhambat yang berakibat menurunnya kualitas air
tambak secara signifikan.

1. PENDAHULUAN
Di Pulau Jawa khususnya Jawa Tengah, wilayah
potensial pertambakan berada di pantai utara Jawa
Tengah memanjang dari Kabupaten Brebes sampai
Kabupaten Rembang dengan luas 40.000 ha. Dari luas
tambak tersebut, Kabupaten Pati memiliki tambak
terluas dengan luas 10.353 ha yang tersebar di
Kecamatan
Batangan,
Wedarijaksa,
Trangkil,
Margoyoso, Tayu dan Dukuh Sekti (Prasetio dkk,
2010).

Di sisi lain, selama ini sistem penilaian kinerja jaringan


irigasi tambak masih menggunakan sistem manual.
Sistem tersebut sebagian besar masih menggunakan
peran manusia, baik dari pendataan, pengolahan,
penyimpanan sampai pada penyampaian informasi.

Potensi tambak di Kabupaten Pati tersebut tidak


dibarengi dengan mantabnya kondisi jaringan irigasi
yang ada. Penelitian yang dilakukan Prasetio dkk
(2010) menyatakan bahwa kondisi umum saluran
irigasi tambak di Kabupaten Pati belum memadai,
juga model saluran irigasi yang ada belum permanen.
Para pembudidaya juga mengeluhkan sistem irigasi

Penelitian
yang
menggabungkan
antara
pengembangan sistem informasi dan implementasinya
terhadap pengembangan manajemen jaringan irigasi
antara lain telah dilaksanakan oleh Sidra (2012).
Dalam penelitian tersebut menjelaskan perlunya suatu
sistem informasi secara spasial untuk mengetahui
1

kondisi fisik jaringan irigasi yang berada di Daerah


Irigasi Bantimurung. Pengembangan sistem informasi
tersebut memanfaatkan Sistem Informasi Geografis
(SIG).

penilaian, mendapatkan kinerja jaringan tambak secara


umum, merekomendasikan bentuk kegiatan yang
diperlukan, dan menghitung kebutuhan anggaran
berdasarkan bentuk kegiatan yang direkomendasikan.

Penelitian yang dilakukan Indarto dan Usman (2010)


menghasilkan Sistem Informasi Daerah Irigasi (SIDI)
yang bekerja diatas Mapwindow GIS. Plug-in SIDI
tersebut berfungsi sebagai alat pendukung (tools)
untuk membantu operasi dan manajemen jaringan
irigasi dan infrastrukturnya. Implementasi SIDI di
Daerah Irigasi Sampean Baru menunjukkkan bahwa
perangkat lunak SIDI dapat operasional dan user
friendly untuk mendukung manajemen irigasi pada
tingkat
Daerah
Irigasi.
Sriyana
(2010)
memperkenalkan software Sistem Informasi Jaringan
Irigasi (SIJARI) yang berbasis ArcView GIS 3.3.
Aplikasi ini memberikan kemudahan perolehan data,
dapat diupdate setiap saat serta cepat.

Berdasarkan uraian diatas maka maksud penelitian ini


adalah menyusun model penilaian kinerja jaringan
irigasi tambak, menghitungindeks kinerja serta
besaran Angka Kebutuhan Nyata Operasi dan
Pemeliharaan (AKNOP) jaringan irigasi tambak.
tujuan dari penelitian ini adalah menciptakan model
penilaian
kinerja
jaringan
irigasi
tambak
danmenghitung nilai kinerja dan mendapatkan
besaran AKNOP jaringan irigasi tambak sebagai
upaya untuk mempertahankan atau meningkatkan
kinerja jaringan.

2. METODE PENELITIAN
2.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

McLoughlin (2007) dalam penelitiannya menyebutkan


bahwa, irigasi dan sistem drainase yang ada
mengalami penurunan pada kemampuan dan kinerja.
Hal ini disebabkan awalnya dibiarkan bekerja diluar
batas kapasitasnya, rendahnya kinerja operasi dan
pemeliharaan (O&P), kekurangan dan bahkan
pelayanan yang memburuk. Perlu adanya perhatian
khusus untuk mengidentifikasi biaya yang relevan
O&P irigasi.

Lokasi penelitian dilakukan di jaringan irigasi tambak


Desa Tluwuk Kecamatan Wedarijaksa Kabupaten Pati
Provinsi Jawa Tengah, dengan luas 420 ha.Penilaian
kinerja saat pasang purnama dilaksanakan tanggal 27
Januari 2013 (15 Shafar 1434 H atau 15 Sapar 1946),
dan penilaian kinerja saat pasang perbani dilaksanakan
tanggal 2 April 2013 (21 Jumadil Ula 1434 atau 21
Jumadil Awal 1946).

Kurangnya dana O&P serta rehabilitasi jaringan irigasi


diidentifikasi sebagai salah satu penyebab menurunnya
kondisi fisik jaringan irigasi di Kabupaten Pesisir
Selatan Provinsi Sumatra Barat (Yuskardi, 2012).
Analisis untuk mendapatkan satuan harga operasi dan
pemeliharaan serta rehabilitasi per hektar perlu
dilakukan agar penyediaan dana yang dianggarkan
sesuai kebutuhan.

Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah perpaduan


dari penelitian pengembangan sistem informasi dan
deskriptif evaluatif.

2.2 Jenis Penelitian

2.3 Analisis Data


Analisis data meliputi:
a. Rancang
bangun
model,
beberapa
aktivitasnyadidalamnya antara lain desain proses,
HIPO, flowchart, desain input dan output, ERD,
desain database dan desain user interface (Adjie,
2011).Bahasa pemrograman yang digunakan PHP
dan MySQL.
b. Analisis penilaian kinerja jaringan tambak mengacu
pada Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum No.
02/SE/M/2011 tentang Pedoman Penilaian
Kinerja Jaringan Reklamasi Rawa.
c. Komponen perhitungan AKNOP mengacu pada
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.
16/PRT/M/2011 tentang Pedoman Operasi dan
Pemeliharaan Jaringan Irigasi Tambak.

Penilaian kinerja sebagai bentuk dari kegiatan


pemantauan
dan evaluasi berfungsi
untuk
mendapatkan data-data penyusunan program.
Dijelaskan oleh Tri Rahajeng (2011), bahwa penilaian
kinerja sistem irigasi sebaiknya dilakukan setiap tahun
agar dapat diketahui nilai kinerja sistem irigasi masingmasing daerah irigasi. Nilai yang diperoleh digunakan
untuk menyusun program tindak lanjut seperti
perbaikan berat, rehabilitasi serta operasi dan
pemeliharaan jaringan irigasi yang lebih terarah dan
tepat guna.

2.4 TahapPenelitian

Penelitian ini mengkaji bagaimana mempertahankan


sistem jaringan irigasi tambak melalui rangkaian
proses yang sistematis, yakni menciptakan model
(tools), menghitung dan
penilaian
kinerja
mendapatkan indeks kinerja di setiap komponen

Tahapan pelaksanaan penelitian meliputi:


1) Tahap Perancangan Model
2) Tahap Penilaiain Kinerja
3) Tahap Perhitungan AKNOP
2

3. HASIL PENELITIAN
3.1 Rancang Bangun Model
Pada desain proses dibuat diagram konteks sebagai
inisialisasi awal sebagai awal sistem dan digambarkan
secara general. Selanjutnya adalah pembuatan HIPO,
yang berbasis pada fungsi, yaitu tiap-tiap modul di
dalam system digambarkan oleh fungsi utamanya.
Penulis menggunakan HIPO dengan jenis Visual
Table of Contents (VTOC).
Pada penyusunan flowchart, untuk model penilaian
kinerja jaringan irigasi tambak terdiri atasflowchart
perhitungan indeks kondisi saluran, flowchart
perhitungan indeks kondisi bangunan, flowchart
perhitungan indeks kondisi saluran dan bangunan
serta flowchart perhitungan kinerja jaringan irigasi
tambak.

Gambar 2. Tampilan Input Kondisi Saluran

Untuk tahap desain input dan output, pada desain


input model yang dirancang mencakup Jaringan
Irigasi, Sungai Utama, Form Saluran, Form Bangunan
Air dan Form Tanggul Pelindung, sedangkan output
(keluaran) berupa Laporan Jaringan Irigasi, Laporan
Kondisi Saluran, Laporan Kondisi Bangunan Air,
Laporan Kondisi Saluran dan Bangunan serta
Laporan Kinerja Jaringan.

Gambar 3. Tampilan Input Kondisi Bangunan Air

3.2 Kinerja Jaringan Irigasi Tambak Tluwuk

Selanjutnya adalah penyusunan Entity Relationship


Diagram(ERD), salah satu pemodelan data
konseptual yang paling sering digunakan dalam proses
pengembangan basis data bertipe relasional. Setelah
ERD tersusun maka dibuat desain database sebagai
salah satu komponen penting dalam penyusunan
aplikasi komputer.

3.2.1 Penilaian Kondisi Saluran

Tahap terakhir adalah implementasi. Untuk tahap


awal rancangan model ini, sistem hanya membagi satu
user yakni user selaku guestsekaligus administrator.
Dibawah ini disajikan beberapa tampilan halaman
hasil tahap perancangan model.

Hasil pengamatan lapangan saat pasang purnama


diketahui bahwa air pasang purnama tidak dapat
mencapai titik terakhir batas saluran kecuali untuk
Kali Lambao. Penampang basah sudah banyak
ditumbuhi tanaman aquatik dan adanya sedimentasi
yang cukup tinggi terutama di Kali Irigasi dan Kali
Batang.

Jaringan irigasi tambak di Desa Tluwuk merupakan


salah satu jaringan tambak dengan sistem irigasi semi
teknis. Petak-petak tambak yang ada memanfaatkan
suplai air dari Kali Irigasi yang merupakan sungai
utama dan langsung bermuara ke Laut Jawa.

Pengamatan bermdi sebagian saluran sudah


ditumbuhi rumput. Secara umum kondisi tanggul
saluran terdapat longsoran yang memerlukan
perbaikan.Hasil penilaian kondisi saluran saat pasang
purnama ditunjukkan dalam Tabel 1.
Tabel 1. Indeks Kondisi Saluran Saat Pasang Purnama

Gambar 1. Tampilan Halaman Utama

3.2.3 Penilaian Kondisi Tanggul Pelindung

Pengamatan kondisi saluran saat pasang perbani


memberikan kondisi yang berbeda dibandingkan saat
pasang purnama. Air pasang meninggalkan sedimen
dan kotoran sisa pakan komoditas tambak. Hasil
penilaian kondisi saluran irigasi tambak Tluwuk saat
pasang perbani ditampilkan dalam Tabel 2.

Tanggul pelindung di jaringan tambak desa Tluwuk


berupa urugan batu/tanah serta deretan pohon
mangrove yang dapat pula berfungsi sebagai penahan
gelombang pasang. Hasil pengamatan kondisi
lapangan, secara umum kondisi tanggul pelindung
dalam keadaan baik.
3.2.4 Penilaian Kondisi Saluran dan Bangunan

Tabel 2. Indeks Kondisi Saluran Saat Pasang Perbani

Pada periode pasang purnama didapatkan indeks


kondisi saluran dan bangunan sebesar 2,71; ekivalen
memiliki kinerja
sebesar
57,20%
sehingga
direkomendasikan kegiatan pemeliharaan berkala.
Untuk periode pasang perbani, indeks kinerja saluran
dan bangunan air memperlihatkan nilai 3,18; nilai ini
ekivalen dengan 45,40% sehingga diperlukan kegiatan
rehabilitasi.

3.2.2 Penilaian Kondisi Bangunan Air

3.2.5 Penilaian Kinerja Jaringan

Sesuai pengamatan lapangan, bangunan air baik utama


maupun penunjang yang ada di jaringan tambak
Tluwuk mengalami kerusakan dan perlu adanya
penggantian. Pintu stop log dari jumlah total 8
(delapan) buah hanya berfungsi baik 4 (empat) buah,
pintu Bendung perlu perbaikan, dan perbaikan saluran
berupa pasangan batu.

Penilaian kinerja jaringan irigasi tambak didasarkan


pada hasil penilaian kinerja saluran dan bangunan air
serta tanggul pelindung. Kinerja tambak Tluwuk
ditunjukkan dalam Tabel 4.
Tabel 4. Kinerja Jaringan Tambak Tluwuk

Pengamatan kondisi bangunan air pada saat pasang


perbani tidak mengalami perubahan sehingga hasil
penilaian antara pasang purnama dan pasang perbani
sama. Hasil penilaian kondisi bangunan air
ditunjukkan dalam Tabel 3.

Hasil penilaian menunjukkan indeks kinerja lebih baik


pada periode pasang purnama daripada periode
pasang perbani. Hal ini disebabkan pada periode
pasang perbani konsentrasi sedimentasi yang
tertinggal saat air pasang lebih banyak yang
menyebabkan fungsi pengaturan air tidak berjalan
maksimal. Selain semakin banyaknya tumbuhan air
serta rumput di sepanjang saluran dan berm yang
mengganggu aliran air menuju petakan tambak.

Tabel 3. Indeks Kondisi Bangunan Air

Hasil rancang bangun model akan diuji untuk


mengetahui keberfungsiannya. Data penilaian kinerja
yang didapat dari proses manual akan dimasukkan ke
model.Hasil kalibrasi model aplikasi dengan model
manual (Ms. Excel) tidak terjadi perbedaan, dengan
demikian model berfungsi dan dapat dijadikan sebagai
alat bantu (tools) saat penilaian kinerja. Berdasarkan
hasil analisis terhadap model terdapat kelebihan dan
kekurangan dari model yang diciptakan. Kelebihan
model ini antara lain:
1. Struktur sistem dan struktur data masih sederhana
sehingga mudah digunakan saat melakukan
penilaian kinerja jaringan irigasi rawa.
2. Mampu menampilkan indeks kinerja dan
rekomendasi
kegiatan
di
masing-masing
komponen penilaian kinerja sebagai awal
perencanaan kegiatan O&P jaringan irigasi.
3. Menggunakan bahasa pemrograman berbasis web
dan multi-user sehingga hanya perlu dikemas
untuk dapat publikasi situs.
Adapun kelemahan-kelemahan dari model penilaian
kinerja tambak ini yaitu:
1. Hanya mampu menampilkan dokumen penilaian
kinerja yang berupa data, tanpa dukungan gambar
maupun keterangan lainnya.
2. Sistem masih membagi menjadi satu kelompok
yakni, user sebagai guest sekaligus administrator
sehingga tingkat keamanan data lemah.
3. Perlu penambahan menu data aset irigasi sebagai
database tersendiri.

Pemeliharaan rutin adalah upaya menjaga dan


mengamankan jaringan tata air tambak, agar selalu
dapat berfungsi dengan baik guna memperlancar
operasi dan mempertahankan keberlanjutan fungsi
dan manfaat prasarana jaringan tambak yang
dilakukan secara terus menerus.Jenis kegiatan dan
hasil perhitungan ditampilkan dalam Tabel 6.
Tabel 6. Rincian Biaya Pemeliharaan Rutin

3.3.3 Biaya Pemeliharaan Berkala


Hasil peninjauan lapangan akan dihitung pula biaya
pebaikan pintu air masing-masing satu unit untuk Kali
Sagi dan Kali Lambao. Disamping kegiatan tesebut,
dilakukan pula perbaikan pintu air di Bendung
Tluwuk dan perbaikan pasangan batu di Kali Irigasi
dan Kali Batang. Hasil perhitungan ditunjukkan dalam
Tabel 7.
Tabel 7. Rincian Biaya Pemeliharaan Berkala

3.3 AKNOP Jaringan Irigasi Tambak Tluwuk


Perhitungan AKNOP didasarkan pada hasil
pengamatan kondisi terakhir yakni periode pasang
perbani. Dengan demikian rincian AKNOP jaringan
tambak Tluwuk terdiri atas biaya operasi rutin,
pemeliharaan rutin, pemeliharaan berkala dan biaya
rehabilitasi.

3.3.4 Biaya Rehabilitasi


Demi kepentingan pengaturan tata air tambak dalam
jaringan maka kegiatan galian alur Kali Irigasi dan Kali
Batang masuk dalam kegiatan rehabilitasi. Demikian
pula perbaikan pintu stoplog di Kali Kikis dan Krasak
akan dilakukan penggantian pintu air yakni menjadi
pintu klep otomatis. Hasil perhitungan biaya
rehabilitasi ditunjukkan dalam Tabel 8.

3.3.1 Biaya Operasi Rutin


Untuk operasi jaringan irigasi tambak Tluwuk
diperlukan pembiayaan berupa insentif (honor atau
upah) dan perjalanan dinas (bagi pengamat, juru, PPA
atau staf), serta biaya operasional kantor dan peralatan
seperti kebutuhan ATK, bahan survey dan sebagainya.
Hasil perhitungan kebutuhan biaya operasi di jaringan
irigasi tambak Tluwuk dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 8. Rincian Biaya Rehabilitasi

Tabel 5. Rincian Biaya Operasi Rutin

3.3.5 AKNOP Jaringan Irigasi Tambak Tluwuk


3.3.2 Biaya Pemeliharaan Rutin
5

Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan maka


didapatkan biaya AKNOP jaringan irigasi tambak
Tluwuk sebesar Rp. 2.511.253.700,- (dua miliar lima

berhasil disusun. Model penilaian kinerja ini


berbasis PHP dan MySQL. Model ini dapat
digunakan di jaringan reklamasi rawa baik rawa
pasang surut (tambak) maupun rawa non pasang
surut (rawa lebak).
2) Pada periode pasang purnama didapatkan indeks
kinerja saluran dan bangunan sebesar 2,71
(berfungsi 57,20%), sedangkan periode pasang
perbani didapatkan indeks kinerja saluran dan
bangunan sebesar 3,18 (berfungsi 45,40%)dengan
kinerja tanggul pelindung dalam kondisi baik.
Sesuai dengan kondisi terakhir yakni pengamatan
saat pasang perbani maka tindakan yang
direkomendasikan terhadap saluran dan bangunan
air adalah rehabilitasi sedangkan untuk tanggul
pelindung berupa pemeliharaan.
3) Angka Kebutuhan Nyata Operasi dan
Pemeliharaan (AKNOP) jaringan irigasi tambak
Tluwuk adalah Rp 2.511.253.700,-.

ratus sebelas juta dua ratus lima puluh tiga ribu tujuh
ratus rupiah). Rincian biaya AKNOP ditunjukkan
dalam Tabel 9.

Tabel 9. AKNOP Jaringan Tambak Tluwuk

Dari tabel dapat dilihat bahwa biaya rehabilitasi


merupakan biaya yang paling besar (71,43%) dalam
rangka pengelolaan jaringan irigasi. Gambar 4
menampilkan grafik prosentase pembiayaan AKNOP
jaringan irigasi tambak Tluwuk.

6. REKOMENDASI
Beberapa saran yang dapat dilakukan antara lain :
1) Saat penilaian kinerja perlu menyusun hirarki
komponen penyusun jaringan irigasi seteliti
mungkin sehingga tidak ada komponen / elemen
dari saluran, bangunan air dan tanggul pelindung
yang terlewatkan.
2) Perlunya penambahan komponen penyusun
kinerja jaringan seperti aspek kelembagaan /
organisasi
pengelola
jaringan
tambak,
produktivitas hasil tambak maupun kontruksi
pengaman luar jaringan (jetty, sea dike dan
sebagainya) yang juga dapat berfungsi sebagai
penahan gelombang pasang sehingga penilaian
lebih obyektif.
3) Perpaduan dengan aplikasi program lainnya seperti
GIS, Java dan sebagainya dimungkinkan untuk
membuat desain struktur perhitungan dan
tampilan program lebih menarik.

Gambar 4. Grafik Prosentase AKNOP

4. IMPLIKASI
Penilaian kinerja jaringan irigasi tambak merupakan
upaya mengukur kemampuan kerja jaringan tata air
tambak berdasarkan kondisi fisik dan fungsinya dalam
mengatur tata air. Dari penilaian kinerja tersebut
dihasilkan indeks kinerja dan rekomendasi kegiatan
yang diperlukan. Perhitungan AKNOP didasarkan
pada rekomendasi kegiatan yang diperlukan terhadap
saluran dan bangunan. Selain menambah khazanah
pengetahuan dan teknologi keairan, diharapkan
implementasi AKNOP dapat mempertahankan atau
meningkatkan kinerja jaringan irigasi tambak desa
Tluwuk, Kabupaten Pati dan model penilaian kinerja
dapat digunakan sebagai alat bantu (tools) saat
penilaian kinerja jaringan irigasi rawa boleh instansi
atau lembaga yang membidangi irigasi rawa.

4) Penilaian kinerja jaringan irigasi tambak hendaknya


dapat dilakukan setiap tahun sehingga perhitungan
AKNOP sesuai kondisi lapangan. Dengan harapan
hasil perhitungan AKNOP tersebut dapat sebagai
masukan untuk diterapkan di tahun anggaran
berikutnya.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Adjie, F. 2011. Perancangan Sistem Informasi
Akademik Pada CV. Lentera Mandiri
(Language Education Center) di Kartasura,
Sukoharjo. Laporan Proyek Akhir. Sekolah

5. KESIMPULAN

Tinggi Manajemen Informatika dan


Komputer Sinar Nusantara. Surakarta.
(Unpublised).

Berdasarkan analisis dan pembahasan pada bab


sebelumnya dapat disimpulkan :
1) Model penilaian kinerja sebagai alat bantu (tools)
saat penilaian kinerja jaringan irigasi tambak telah
6

ik/.../1510/. Diakses tanggal 5 Desember


2013.

[2] Anonim. 2011. Peraturan Menteri Pekerjaan


Umum Nomor 16/PRT/M/2011 tentang
Pedoman Operasi dan Pemeliharaan
Jaringan Irigasi Tambak..

[9] Tri Rahajeng, E.A. 2011. Kinerja Sistem Irigasi


Daerah Irigasi (DI) Krisak Kabupaten
Wonogiri. http://pasca.uns.ac.id/. Diakses

[3] Ditjen SDA, Kementerian Pekerjaan Umum.


2011. Surat Edaran Menteri Pekerjaan
Umum Nomor 02/SE/M/11 tentang
Pedoman Penilaian Kinerja Reklamasi
Rawa. Jakarta.

tanggal 10 Agustus 2013.

[10] Wahjono, H.D. 2007, Pengembangan Sistem


Database Sumber Daya Air Kota
Samarinda. Jurnal Teknik Lingkungan,
Volume
8
Nomor
3:189-196
http://ejurnal.bppt.go.id/index.php/JTL/a
rticle/.../398/. Diakses tanggal 7 Desember
2012.

[4] Indarto & Usman, F. 2010. Desain Fitur dan


Implementasi Sistem Informasi Daerah
Irigasi (Studi Kasus: Daerah Irigasi
Sampean Baru). Media Teknik Sipil.
http://media.sipil.ft.uns.ac.id/index.php/m
ts/article/view/89/85/. Diakses tanggal 20
November 2012.

[11] Yuskardi. 2012. Analisis Harga Satuan Angka


Kebutuhan Nyata Pengelolaan Irigasi
(AKNPI) Berdasarkan Klasifikasi Kondisi
Jaringan
Irigasi.

[5] McLoughlin. 2007. O & M Budget Irrigation

http://pasca.uns.ac.id/p=2456/.
tanggal 10 Agustus 2013.

System Level In Third World: Economic,


Explore Alternative Journal of The
American Water Resources Association.
Volume 4, Issue 3, page 599-607.
http://online.library.wiley.com/doi/10.111
1/j.1752-1688.1988.tb00911.x/abstract/.
Diakses tanggal 9 September 2013.

[6] Prasetio,

A.B., Albasri & Rasidi. 2010.


Perkembangan Budidaya Bandeng Di Pantai
Utara Jawa Tengah (Studi Kasus: Kendal,
Pati dan Pekalongan). Prosiding. Forum
Inovasi
Teknologi
Akuakultur,
http://isjd.pdii.lipi.go.id/. Diakses tanggal 3
April 2013.

[7] Sidra, Andi. 2012. Sistem Informasi Spasial


Kondisi Fisik Jaringan Irigasi Bantimurung
Kabupaten Maros. Skripsi. Universitas
Hasanuddin.
http://repository.unhas.ac.id/.
tanggal 10 April 2013.

Makassar.
Diakses

[8] Sriyana. 2010. Sistem Informasi Jaringan Irigasi

(SIJARI) Kabupaten Sukoharjo berbasis


Program Arcview GIS 3.3. Jurnal Teknik.
Volume
31
Nomor
1.
http://ejournal.undip.ac.id/index.php/tekn

Diakses

Anda mungkin juga menyukai