Anda di halaman 1dari 22

6

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Instansi


2.1.1 PT. PLN (Persero) P3B Jawa Bali APP Salatiga

Gambar 2.1 PT. PLN (Persero) P3B Jawa Bali APP Salatiga
PT. PLN (Persero) APP Salatiga merupakan salah satu unit dari PT PLN
(Persero) P3B Jawa Bali dimana dibentuk berdasarkan SK Direktur No.
1466.K/DIR/2011 tanggal 13 Desember 2011. Proses Bisnis APP Salatiga adalah
Pelaksana Pemeliharaan.
Tugas utama PT. PLN (Persero) APP Salatiga adalah mengelola transmisi
dan transaksi tenaga listrik di wilayah sistem Salatiga, Yogyakarta, Surakarta
secara unggul, andal, terpercaya.
2.1.2

Visi Dan Misi

VISI : - Menjadi unit pengelola transmisi dan transaksi tenaga listrik yang
Unggul, Andal dan Terpercaya berkelas dunia.
MISI : - Melakukan dan mengelola penyaluran tenaga listrik tegangan tinggi
secara efisien, andal, dan akrab lingkungan.
2.1.3

Mengelola transaksi tenaga listrik secara kompetitif, transparan dan

adil.
Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) P3B Jawa Bali APP Salatiga
MANAJER

ASISTEN
ASISTEN
MANAJER
MANAJER
ENGINEERIN
G
SPV
SPV
LINGKUNG
LINGKUNG
AN
DAN
AN DAN K2
K2
SPV
SPV
PENGELOL
PENGELOL
AAN
AAN DATA
DATA

ASISTEN
MANAJER
MANAJER
PENGELOLAAN
PENGELOLAAN
DAN
DAN
PEMELIHARAAN
ASET BC
SALATIGA

PLT.
PLT. ASISTEN
ASISTEN
MANAJER
MANAJER
PENGELOLAAN
PENGELOLAAN
DAN
PEMELIHARAAN
ASET
ASET BC
BC
SURAKARTA
SURAKARTA

SPV
SPV HAR
HAR
GARDU
GARDU
INDUK
INDUK
SPV
HAR
SPV HAR
PROTEKSI &
&
PROTEKSI
METER
METER
SPV
JARGI
SPV JARGI
BAWEN
BAWEN
SPV
JARGI
SPV JARGI
JELOK
Gambar
2.2&
JELOK
& Struktur
BERINGIN
BERINGIN
SECANG
SECANG
&SANGGRAH
&SANGGRAH
AN
AN

1. Manajer
SPV
JARGI
SPV JARGI
TEMANGGUN
TEMANGGUN
G
G

ASISTEN
MANAJER
MANAJER
ADMINISTRASI
DAN
DAN UMUM
UMUM
SPV
SPV
ADMINISTRAS
ADMINISTRAS
II &
SDM
& SDM

SPV
HAR
SPV HAR
GARDU INDUK
INDUK
GARDU

SPV
SPV HAR
HAR
GARDU
INDUK
GARDU INDUK

SPV
SPV
ANGGARAN &
&
ANGGARAN
AKUNTANSI
AKUNTANSI

SPV
HAR
SPV HAR
PROTEKSI &
PROTEKSI
&
METER
METER

SPV
HAR
SPV HAR
PROTEKSI &
&
PROTEKSI
METER
METER

SPV
LOGISTIK
SPV LOGISTIK
&
UMUM
& UMUM

SPV
JARGI //
SPV JARGI
GITET PEDAN
PEDAN
GITET

SPV
JARGI
SPV JARGI
PURWOREJO
PURWOREJO

SPV
JARGI
SPV JARGI
WONOGIRI
WONOGIRI

SPV
SPV JARGI
JARGI
WATES
WATES

SPV
JARGI
SPV JARGI
WONOSARI &
&
WONOSARI
Organisasi
PT.
SOLOBARU
SOLOBARU

2.1.3.1SPV
Uraian
JARGI Jabatan
SPV JARGI

ASISTEN
ASISTEN
MANAJER
MANAJER
PENGELOLAAN
DAN
DAN
PEMELIHARAAN
ASET
BC
ASET BC
YOGYAKARTA
SPV
SPV HAR
HAR
JARINGAN
JARINGAN

SPV
HAR
SPV HAR
JARINGAN
JARINGAN

SPV
HAR
SPV HAR
JARINGAN
JARINGAN

STAFF
AHLI

PLN

SPV
JARGI
SPV JARGI
GODEAN &
GODEAN
&
MEDARI
(Persero)
P3B
MEDARI

SPV
SPV
PENGADAAN
BARANG

Jawa Bali APP Salatiga

SPV
SPV JARGI
JARGI
SRAGEN
&
SRAGEN &
MASARAN
MASARAN

SPV
JARGI
SPV JARGI
KENTUNGAN
KENTUNGAN &
&
GEJAYAN
GEJAYAN

SPV
JARGI
SPV JARGI
NGUNTORONA
NGUNTORONA
DI
DI

SPV
JARGI
SPV JARGI
BANTUL &
BANTUL
&
WIROBRAJAN
WIROBRAJAN

SPV
Tugas : Bertanggung
kerja dan anggaran (RKA)
SPV
JARGIjawab atas rencana
SPV JARGI
JARGI
SPV JARGI

PLT.
SPV JARGI
JARGI
PLT. SPV
MOJOSONGO
MOJOSONGO
&
&
BANYUDONO
BANYUDONO

JAJAR
JAJAR
&MANGKUNEG
&MANGKUNEG
ARAN
ARAN

SEMANU
SEMANU

SPV JARGI
SPV
JARGI
PALUR
PALUR &
&
GONDANGREJO
GONDANGREJO

NG
NG

SPV
JARGI
SPV JARGI
Area Pelaksana Pemeliharaan, melaksanakan
pengelolaan aset sistem
WADASLINTA
WADASLINTA

transmisi, pengendalian investasi sistem transmisi


dan logistik, melaksanakan
SPV
JARGI
SPV JARGI
KLATEN
KLATEN

pemeliharaan instalasi penyaluran tenaga listrik di wilayah kerjanya yang


meliputi fungsi pemeliharaan proteksi, meter dan SCADATEL, dan

keselamatan ketenagalistrikan untuk mencapai target kinerja, melakukan


penyelesaian permasalahan sosial dan hukum terkait Right of Way (ROW)
serta mengelola bidang administrasi dan keuangan, hubungan masyarakatdan
Corporate

Social

Responsibility

(CSR),

untuk

mendukung

kegiatan

pemeliharaan instalasi dengan mengacu pada strategi dan kebijakan P3B Jawa
Bali.
2. Asisten Manajer Enjiniring
Tugas : Mengusulkan perencanaan dan evaluasi pengembangan
instalasi penyaluran,rancangan design enjiniring, perencanaan dan evaluasi
instalasi penyaluran, mengelola data pengusahaan, transaksi tenaga listrik,
Teknologi

Informasi,

serta

sistem

lingkungan

dan

keselamatan

ketenagalistrikan untuk pencapaian target kinerja APP.


3. Asisten Manajer HASET
Tugas : Mengelola fungsi pengelolaan dan pemeliharaan aset yang
meliputi

perencanaan,

pelaksanaan,pemantauan

dan

evaluasi

hasil

pemeliharaan instalasi penyaluran, serta pengelolaan K2, agar diperoleh


ketersediaan instalasi penyaluran yang continue, andal dan aman.
2.1.4

Buku Pedoman Roadmap APP Salatiga


Roadmap to Operational and Service Excellences 2013-2017 merupakan

pedoman bagi pencapaian visi dan misi PT PLN (Persero) APP Salatiga secara
bertahap dalam jangka waktu lima tahun mendatang.
2.1.5

Tugas Utama Dan Wilayah Kerja

Tugas utama PT PLN (Persero) APP Salatiga adalah mengelola transmisi


dan transaksi tenaga listrikdi wilayah sistem Salatiga, Yogyakarta, Surakarta
secara unggul, andal, terpecaya.
Wilayah Kerja PT PLN (Persero) APP Salatiga adalah meliputi 3 (tiga)
daerah atau Basecamp yaitu Basecamp Salatiga, Yogyakarta dan Surakarta dengan
jumlah gardu induk yang dikelola sebanyak 31 (tiga puluh satu), dimana terdapat
62 Trafo IBT Dan Trafo Distribusi (3638 MVA) serta panjang transmisi 2101,702
kms.

Gambar 2.3 Wilayah Kerja App Salatiga


2.1.6

Jumlah Aset Di App Salatiga


Dalam menjalankan fungsinya sebagai pengelola dan pemeliharaan, APP

Salatiga memiliki aset yang terpasang dan tersebar di seluruh wilayah Salatiga,
Surakarta dan Yogyakarta. Jumlah aset yang dimiliki APP Salatiga s.d tahun 2012
adalah Rp 3,935 Triliun.
Jumlah Gardu Induk yang dikelola APP Salatiga saat ini berjumlah 31 unit,
baik GIS maupun GI Konvensional baik di Grid 500 kV maupun 150 kV.

10

Tabel 2.1 Jumlah Gardu Induk APP Salatiga

Tabel 2.2 Jumlah Trafo Gardu Induk APP Salatiga

Tabel 2.3 Total Panjang Transmisi Gardu Induk APP Salatiga

2.1.7

Strategi PLN App Salatiga Untuk Mencapai Operational Of Excellent


2017
1. Technical System
Yaitu konfigurasi dan optimalisasi aset aset dan sumber daya
untuk menciptakan nilai dan meminimalisir kerugian.
2. Management Infrastucture
Struktur, Sistem dan Proses untuk mendukung TechnicalSystem.
3. Mindsets, Capabilities dan Leadership
Cara para pegawai berpikir, merasakan dan bertindak dalam
lingkungan kerja
4. Availability

11

Availability adalah kesiapan sistem transmisi dan trafo daya untuk


menyalurkan energi listrik ke konsumen
Faktor pengaruh:
Keterbatasan kemampuan sistem transmisi dan trafo
Gangguan padasistem transmisi dan trafo
Menurunnya fleksibilitas operasi
Pelaksanaan pemeliharaan yang tidak tepat waktu
5. Recovery Time
Recovery time adalah waktu yang dibutuhkan untuk memulihkan
peralatan atau sistem saat terjadi gangguan permanen/temporer.

6. Realibility
Reliability

menunjukkan

kesiapan

sistem

proteksi

dalampendukung peralatan utama.


Langkah-langkah:
Scanning & Rekomisioning sistem proteksi
Meningkatkan pelaksanaan O&M sesuai dengan procedure base
yang mengacu pada SE Direksi, SOP, IK, kesepakatan hasil
Forum Engineering, Standar Internasional
Melaksanakan penggantian peralatan yang unjuk kerjanya tidak
sesuai standar
Meningkatkan quality control peralatan baru yang akan masuk ke
sistem
Penggantian Kabel Power 20 kV
7. Efisiensi
Efisiensi wajib dilakukan tanpa mengorbankan keandalan sistem
dan peralatan.
8. Peduli dan Ramah Lingkungan

12

PLN APP Salatiga mempunyai wilayah kerja yang cukup luas.


Sebagian besar aset APP Salatiga berada di luar ruangan GI atau di
lingkungan masyarakat.
Strategi:
Menciptakan sistem pelaporan komplain
Memetakan kerawanan sosial
Koordinasi dengan Pemda dan Aparat setempat
9. Produktivitas Pegawai
Pegawai yang produktif merupakan unsur penting dalam mencapai,
memperbaiki dan meningkatkan kinerja perusahaan.
10. Implementasi SMK3
SMK3 adalah bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan
yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab,
pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi
pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan
kebijakan K3 dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan
2.1.8

dengan kegiatan kerja.


Program Unggulan
Milestone APP Salatiga merupakan rangkuman program unggulan APP

Salatiga menuju visi 2017 yang diturunkan secara periodik. Milestone ini akan
menunjukkan program APP Salatiga yang menjadi prioritas di setiap periode
dalam rangka peningkatan mutu pelayanan kepada pelanggan.

13

Gambar 2.4 Milestone APP Salatiga

2.1.8.1 Manajemen Aset


Manajemen Aset (Asset Management/AM) merupakan bagian dari
program Metamorfosa yang sedang dikembangkan PLN Pusat. Penjabaran AM
tersebut bertujuan untuk mencapai efektivitas pembiayaan investasi (cost
effectiveness of investment) dan memaksimalkan keuntungan jangka panjang.
2.1.8.2 Pembentukan Tim Verifikasi Operasi Sistem Penyaluran
Sehubungan dengan terjadinya gangguan pada sistem penyaluran di
wilayah kerja APP Salatiga, maka perlu dilakukan verifikasi gangguan operasi
system dengan tujuan untuk mengetahui penyebab gangguan.
2.1.8.3 Remapping SDM
Remapping SDM merupakan langkah yang dilakukan manajemen untuk
mengoptimalkan fungsi SDM untuk mencapai target dan tujuan perusahaan.
2.1.8.4 Code Of Conduct & Good Corporate Government
Code of conduct (tata nilai) adalah kaidahkaidah yang menjadi landasan
bagi kita dalam bertindak dan mengambil keputusan. Perjalanan mewujudkan Visi
melalui Misi menuntut perilaku tertentu dari para pegawai APP Salatiga. Perilaku
yang diharapkan dari setiap pegawai diwujudkan melalui core values yang perlu
dijunjung tinggi oleh setiap anggota organisasi.
2.1.8.5 Penyempurnaan proses bisnis
Proses bisnis merupakan sekumpulan tugas atau aktivitas untuk mencapai
tujuan yang diselesaikan baik secara berturut atau paralel oleh manusia atau

14

sistem baik diluar ataupun didalam organisasi, juga merupakan sebuah abstraksi
yang menggambarkan cara orangorang atau pihakpihak saling berinteraksi di
dalam sistem, untuk menangani permintaan bisnis yang dijelaskan dalam cara
tertentu.
2.1.8.6 SMK3
Bertujuan menciptakan suatu sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) di tempat kerja dengan melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja/ pegawai,
kondisi dan lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka mencegah dan
mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta terciptanya tempat kerja
yang aman (Safe), efisien dan produktif.
2.2

Tinjauan Pustaka
Penelitian tentang transformator banyak dilakukan oleh peneliti dari Elias

K. Bawan (2013) mahasiswa teknik Elektro Universitas Negeri Papua yang


membahas tentang Estimasi Pembebanan Transformator Gardu Induk 150 Kv.
Dalam jurnal tersebut membahas tentang Pembebanan Transformator Gardu Induk
150 Kv Wirobrajan, maka dengan evaluasi ini dapat diketahui apakah
transformator tersebut mempunyai tingkat keandalan yang tinggi sehingga mampu
menyalurkan tenaga listrik ke konsumen.
Sedangkan penelitian yang kedua dari Hafizh Rahman Rosidi (2010) studi
Teknik Elektro Universitas Diponegoro yang membahas tentang Rele Arus Lebih
dan GFR Sebagai Proteksi Transformator dan Penyulang pada GI 150 Kv
Krapyak. Dalam jurnal tersebut membahas tentang perhitungan analisis agar
setting rele dapat diketahui dan rele dapat bekerja secara baik sehingga perlu

15

dilakukan kordinasi proteksi, baik sisi 20 KV penyulang, 20 KV incoming dan sisi


150 KV trafo.
2.3

Landasan Teori
Transformator merupakan peralatan listrik

yang berfungsi untuk

menyalurkan daya atau tenaga dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau
sebaliknya. Transformator menggunakan prinsip hukum induksi faraday dan
hukum lorentz dalam menyalurkan daya, dimana arus bolak balik yang mengalir
mengelilingi suatu inti besi maka inti besi itu akan berubah menjadi magnet. Dan
apabila magnet tersebut dikelilingi oleh suatu belitan maka pada kedua ujung
belitan tersebut akan terjadi beda potensial.
Transformator satu fasa mempunyai satu sisi masukan dan satu sisi
keluaran. Sisi masukan disebut sisi primer dan sisi keluaran disebut sisi sekunder.
Sedangkan transformator tiga fasa mempunyai tiga buah sisi masukan dan tiga
buah sisi keluaran. Transformator tiga fasa dapat dibentuk dari tiga buah
transformator satu fasa ataupun dari bentuk kontruksi transformator tiga fasa satu
inti. Dalam bidang tenaga listrik pemakaian trnasformator dikelompokkan
menjadi tiga jenis yaitu sebagai berikut:
1. Transformator pembangkit
2. Transformator distribusi
3. Transformator gardu induk/penyaluran
Kerja

transformator

yang

berdasarkan

induksi

elektromagnet,

menghendaki adanya gandengan magnet antara rangkaian dan sekunder.


Gandengan magnet ini berupa inti besi tempat melakukan fluks bersama. Secara
umum transformator terdapat dua sisi kumpara, yaitu sisi primer (N 1) dan sisi
sekunder (N2), seperti terlihat gambar 2.5 dibawah ini. Dimana jika tegangan

16

pada sisi primer lebih besar dari sisi sekunder maka disebut transformator penurun
tegangan. Sebaliknya bila tegangan pada sisi sekunder lebih besar dari pada sisi
primer,

maka

dinamakan

transformator

Gambar 2.5 Transformator

Keterangan gambar 2.1 yaitu :

N1 = Jumlah lilitan sisi primer


N2 = Jumlah lilitan sisi sekunder
V1 = Tegangan input (volt)
V2 = Tegangan output (volt)
E1 = GGL efektif sisi primer (volt)
E2 = GGL efektif sisi sekunder (volt)

penaik

tegangan.

17

= Fluksi magnet
2.3.1

Kontruksi Transformator
Kerja

transformator

yang

berdasarkan

induksi

elektromagnet,

menghendaki adanya gandengan magnet antara rangkaian primer dan sekunder.


Gandengan magnet ini berupa inti besi tempat melakukan fluks bersama.
Berdasarkan cara melilitkan kumparan pada inti, dikenal dua macam
transformator, yaitu tipe inti (core) dan tipe cangkang (shell).

Gambar 2.6 Kontruksi Transformator


Keterangan :
a. Tipe Inti (Core Type)
b. Tipe Cangkang (Shell Type)
2.3.1.1 Inti Besi
Inti besi digunakan sebagai media jalannya fluks yang timbul akibat
induksi arus bolak balik pada kumparan yang mengelilingi inti besi sehingga
dapat menginduksi kembali ke kumparan yang lain. Dibentuk dari lempengan

18

lempengan besi tipis berisolasi yang di susun sedemikian rupa untuk mengurangi
panas (sebagai rugi-rugi besi) yang ditimbulkan oleh Eddy Current.

Gambar 2.7 Inti Besi


2.3.1.2 Kumparan Transformator (Winding)
Kumparan transformator adalah beberapa lilitan kawat berisolasi yang
membentuk suatu kumparan. Belitan terdiri dari batang tembaga berisolasi yang
mengelilingi inti besi, dimana saat arus bolak balik mengalir pada belitan tembaga
tersebut, inti besi akan terinduksi dan menimbulkan flux magnetik.

19

Gambar 2.8 Kumparan Fasa R-S-T


2.3.1.3 Minyak Transformator
Sebagian besar kumparan-kumparan dan inti trafo tenaga direndam dalam
minyak trafo, terutama trafo-trafo tenaga yang berkapasitas besar, karena minyak
trafo mempunyai sifat sebagai isolasi dan media pemindah, sehingga minyak trafo
tersebut berfungsi sebagai media pendingin dan isolasi.
Tabel 2.4 Batasan nilai parameter minyak isolasi

2.3.1.4 Bushing

20

Hubungan antara kumparan trafo ke jaringan luar melalui sebuah bushing


yaitu sebuah konduktor yang diselubungi oleh isolator, yang sekaligus berfungsi
sebagai penyekat antara konduktor tersebut dengan tangki trafo. Pada bushing
dilengkapi fasilitas untuk pengujian tentang kondisi bushing yang sering disebut
center tap.
Secara garis besar bushing dapat dibagi menjadi empat bagian utama yaitu
isolasi, konduktor, klem koneksi, dan asesoris. Isolasi pada bushing terdiri dari
dua jenis yaitu oil impregnated paper dan resin impregnated paper. Pada tipe oil
impregnated paper isolasi yang digunakan adalah kertas isolasi dan minyak
isolasi sedangkan pada tipe resin impregnated paper isolasi yang digunakan
adalah kertas isolasi dan resin.

Gambar 2.9 Bushing


2.3.1.5 Tangki Konservator
Saat terjadi kenaikan suhu operasi pada transformator, minyak isolasi akan
memuai sehingga volumenya bertambah. Sebaliknya saat terjadi penurunan suhu
operasi, maka minyak akan menyusut dan volume minyak akan turun.

21

Konservator digunakan untuk menampung minyak pada saat transformator


mengalami kenaikan suhu.

Gambar 2.10 Konservator


2.3.1.6 Silicagel
Seiring dengan naik turunnya volume minyak di konservator akibat
pemuaian dan penyusutan minyak, volume udara didalam konservator pun akan
bertambah dan berkurang. Penambahan atau pembuangan udara didalam
konservator akan berhubungan dengan udara luar. Agar minyak isolasi
transformator tidak terkontaminasi oleh kelembaban dan oksigen dari luar, maka
udara yang akan masuk kedalam konservator akan difilter melalui silicagel.

22

Gambar 2.11 Silicagel


Untuk menghindari agar minyak trafo tidak berhubungan langsung dengan udara
luar, maka saat ini konservator dirancang dengan menggunakan brether
bag/rubber bag, yaitu sejenis balon karet yang dipasang didalam tangki
konservator.

Gambar 2.12 Kontruksi konservator dengan rubber bag


2.3.1.7 Pendingin
Sebagai instalasi tenaga listrik yang dialiri arus maka pada transformator
akan terjadi panas yang sebanding dengan arus yang mengalir serta temperatur
udara disekeliling transformator tersebut. Jika temperatur luar cukup tinggi dan
beban transformator juga tinggi maka transformator akan beroperasi dengan
temperatur yang tinggi pula. Untuk mengatasi hal tersebut transformator perlu

23

dilengkapi dengan sistim pendingin yang bisa memanfaatkan sifat alamiah dari
cairan pendingin dan dengan cara mensirkulasikan secara teknis, baik yang
menggunakan sistem radiator, sirip-sirip yang tipis berisi minyak dan dibantu
dengan hembusan angin dari kipas-kipas sebagai pendingin yang dapat beroperasi
secara otomatis berdasarkan pada setting rele temperatur dan sirkulasi air yang
bersinggungan dengan pipa minyak isolasi panas.

Tabel 2.5 Macam-macam sistem pendingin pada transformator

2.3.1.8 Tap Charger (On Load Tap Charger)


Kestabilan tegangan dalam suatu jaringan merupakan salah satu hal yang
dinilai sebagai kualitas tegangan. Transformator dituntut memiliki nilai tegangan
output yang stabil sedangkan besarnya tegangan input tidak selalu sama. Dengan

24

mengubah banyaknya belitan pada sisi primer, diharapkan dapat mengubah


perbandingan antara belitan primer dan sekunder. Dengan demikian tegangan
output sekunder pun dapat disesuaikan dengan kebutuhan sistem, berapa pun
tegangan input/primernya. Penyesuaian perbandingan belitan ini disebut Tap
changer.
Proses perubahan perbandingan belitan ini dapat dilakukan pada saat
transformator sedang berbeban (On load tap changer) atau saat transformator
tidak berbeban (Off load tap changer).
Tap changer terdiri dari :
Selector Switch
Diverter Switch
Tahanan transisi
Dikarenakan aktifitas tap changer lebih dinamis dibanding dengan belitan
utama dan inti besi, maka kompartemen antara belitan utama dengan tap changer
dipisah. Selector switch merupakan rangkaian mekanis yang terdiri dari terminal
terminal untuk menentukan posisi tap atau perbandingan belitan primer. Diverter
switch merupakan rangkaian mekanis yang dirancang untuk melakukan kontak
atau melepaskan kontak dengan kecepatan yang tinggi. Tahanan transisi
merupakan tahanan sementara yang akan dilewati arus primer pada saat
perubahan tap.

25

Gambar 2.13 OLTC Pada Transformator


Keterangan :
1. Diverter Switch
2. Selector Switch
2.3.1.9 NGR (Neutral Grounding Resistant )
Salah satu metoda pentanahan adalah dengan menggunakan NGR. NGR
adalah sebuah tahanan yang dipasang serial dengan netral sekunder pada
transformator sebelum terhubung ke tanah. Tujuan dipasangnya NGR adalah
untuk mengontrol besarnya arus gangguan yang mengalir dari sisi netral ke tanah.
Ada dua jenis NGR, Liquid dan Solid :
1. Liquid
Berarti resistornya menggunakan larutan air murni yang ditampung
didalam bejana dan ditambahkan garam (NaCl) untuk mendapatkan nilai
resistansi yang diinginkan
2. Solid

26

Sedangkan NGR jenis padat terbuat dari Stainless Steel, FeCrAl, Cast
Iron, Copper Nickel atau Nichrome yang diatur sesuai nilai tahanannya.

Gambar 2.14 Neutral grounding resistance (NGR)

2.3.1.9 Prinsip Kerja Transformator


Transformator terdiri atas dua buah kumparan (primer dan sekunder) yang
bersifat induktif, yang terpisah secara elektrik namun berhubungan secara
magnetik melalui jalur yang memiliki reluktansi (reluctance) rendah. Apabila
kumparan primer dihubungkan dengan sumber tegangan bolak balik, maka fluks
bolak balik akan muncul dalam inti (core) yang dilaminasi, karena kumparan
tersebut membentuk jaringan tertutup, maka mengalirlah arus primer. Akibat
adanya fluks di kumparan primer, maka dikumparan primer terjadi induksi (self
induction) dan terjadi pula induksi dikumparan sekunder karena pengaruh induksi
dari kumparan primer (mutual induction) yang menyebabkan timbulnya fluks

27

magnet dikumparan sekunder, serta arus sekunder jika rangkaiaan sekunder


dibebani, sehingga energi listrik dapat ditransfer keseluruhan (secara megnetik).
Secara umum, rangkaian pengganti sebuah transformator adalah sebagai
berikut:

Gambar 2.15 Rangkaian Pengganti Transformator


2.3.2

Peralatan Indikator

2.3.2.1 Termometer
Adalah alat pengukur tingkat panas dari trafo baik panas kumparan primer,
kumparan sekunder dan minyak trafo. Termometer ini bekerja atas dasar air raksa
(mercuri/Hg) yang tersambung dengan tabung pemuaian dan tersambung dengan
jarum indikator derajat panas.
2.3.3

Peralatan Proteksi Transformator


Peralatan proteksi Transformator diantaranya adalah rele bucholz

(mendeteksi gas), rele pengaman tekanan lebih, rele jensen, rele suhu, dan lain
lain.

Anda mungkin juga menyukai