AS U H AN
K E PE R AWATAN
Nama
: JAI K E M
b)
c)
d)
Agama: Islam
e)
f)
TB/BB: 140 cm / 45 kg
g)
h)
i)
j)
k)
2) Riwayat keluarga
Keterangan:
= laki - laki
= perempuan
= meninggal
3) Riwayat pekerjaan
Pekerjaan saat ini: -- Pekerjaan sebelumnya: tukang pijat keliling, sumber sumber
pendapatan dan kecukupan terhadap kebutuhan: --
Quality
Region
Severity scale
Timming
Klien post op 16 hari yang lalu dan telah banyak mendapatkan informasi dari perawat
panti serta pendamping wisma yang bertugas mengenai perawatan luka pada post operasi
serta pantangan pantangan yang harus diperhatikan oleh klien. Tetapi setelah
dilaksanakan pengkajian , terlihat banyak sekret yang menumpuk pada mata kiri dan
ternyata klien belum memahami beberapa pantangan yang arus dijalaninya.
Obat obatan: bila nyeri biasanya perawat memberikan Gentamycin Salp 3x1
Satus imunisasi: --
Alergi terhadap obat obatan, makanan maupun zat paparan lain seperti debu, cuaca
tidak ada pada klien.
9) A D L (activity daily living)
Berdasarkan indeks KATZS, pemenuhan kebutuhan ADL klien diskor dengan A karena
berdasarkan pengamatan mahasiswa, klien mampu memenuhi kebutuhan makan,
kontinen, berpindah, ke kamar kecil dan berpakaian secara mandiri.
Kebutuhan istirahat tidur kadang kadang terganggu bila nyeri pada luka post operasi
kambuh. Pada pengkajian personal hygiene tampak penumpukan sekret pada mata kiri
klien.
Psikologis kien meliputi:
Konsep diri baik karena klien mampu memandang dirinya secara positif
dan mau menerima kehadiran orang lain.
b)
c)
d)
Tanda tanda vital: N: 76 x/mnt; S: 36,80C, RR: 18 x/mnt; TD: 130/80 mmHg.
e)
Sistem kardiovaskuler:
-
Perkusi: Tidak ada suara redup, pekak atau suara abnoral lain.
f)
g)
Sistem pernafasan:
-
Inspeksi: tekstur kulit terlihat kendur, keriput(+), peningkatan pigmen (+), dekubitus
Sistem perkemihan
Klien mengatakan biasa buang air kecil di kamar mandi, frekuensi 3-4 x/hari, jumlah
baias (100 cc). Ngompol (-)
i)
Sistem muskuloskletal
ROM klien baik/penuh, klien seimbang dalam berjalan, osteoporosis (-), kemampuan
menggenggam kuat, otot ekstremitas ka/ki sama kuat, tidak ada kelainan tulang,
atrofi dll.
j)
Sistem endokrin
Klien mengatakan tidak menderita kencing manis. Palpasi: tidak ada pembesaran
kelenjar.
k)
Sistem immune
Klien mengatkan belum pernah disuntik imunisasi, sensitivitas terhadap zat alergen
(-), riwayat penyakit berkaitan dengan imunisasi, klien mengatakan tidak tahu.
l)
Sistem gastrointestinal
Klien hanya mengkonsumsi makanan yang disediakan dari dapur umum panti
ditambah dengan kadang kadang minum kopi. Klien mampu menghabiskan 1 porsi
makanan yang disediakan pendamping wisma tanpa keluhan mual. Klien mengatakan
tinggal di panti membuatnya makan teratur 3x/hari dengan snack 2x/hari dan
tambahan susu, teh atau kopi sehingga klien merasakan badannya lebih gemuk
semenjak tinggal di panti. BB sekarang: 33 kg, keadaan gigi klien: sudah ompong
semuanya, klien mengatakan tidak ada kesulitan menelan an mengunyah makanan.
m)
Sistem reproduksi
Klien mengatakan tidak punya anak dari hasil pernikahannya, riwayat berhenti
menstruasi lebih kurang 30 tahun yll.
n)
Sistem persyarafan
Keadaan status mental klien baik dengan emosi stabil. Respon klien terhadap
pembicaraan (+) dengan bicara yang normal dan jelas, suara pelo (-), bahasa yang
digunakan adalah bahasa Jawa dan bahasa Indonesia. Interpretasi klien terhadap
lawan bicara cukup aik.
Keadaan mata kiri tampak penumpukan sekret, penglihatan agak kabur tetapi klien
mampu pergi ke wisma lain tanpa bimbingan orang lain atau menggunakan tongkat
dan klien juga mampu mengikuti kegiatan senam dengan baik. IOL (+), hiperemis
(+). Klien mampu melihat dalam jarak pandang 50 mtr. Kemampuan pendengaran
agak menurun sehingga lawan bicara harus berbicara agak keras supaya klien
mendengar.
b) Mini mental state exam (MMSE) dengan skor: 25, aspek kognitif dari fungsi
mental dalam keadaan baik.
c) Inventaris depresi beck, dengan skor: 3 pada keraguan raguan, kesulitan kerja
dan keletihan. Jadi tidak ada tanda tanda depresi pada klien.
d) Apgar keluarga denagn lansia, skor: 8 dimana fungsi sosial klien dalam kedaan
normal.
12) Data penunjang
Hasil pemeriksaan gluko test (-)
B. Analisa Data
No
1.
Data
Etiologi
Interupsi
DS:
-
Klie
Masalah
Nyeri
pembedahan
Klie
n
mengatakan
bila
nyeri
Klie
n mengatakan riwayat operasi
katarak mata kiri 16 hari yll.
DO:
2.
Mat
a kiri berair, hiperemis(+)
IOL
(+)
Peningkatan
kerentanan
skunder terhadap
DS:
interupsi
Klie
pembedahan
panas
dan
nyeri
Klie
n mengatakan mata kirinya
Resiko infeksi
DO:
-
Sekr
et pada mata kiri (+).
Mat
a kiri berair(+)
Riw
ayat post op katarak 16 hari
yll.
DS:
-
Klie
n mengatakan matanya terasa
kabur sejak 3 tahun yang
lalu.
Keterbatasan
Klie
penglihatan.
Resiko cidera
Klie
n berjalan tegap, cara berjalan
seimbang tapi ragu ragu.
Klie
n mampu melihat dalam jarak
pandang 50 mtr.
C. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri b/d interupsi pembedahan katarak pada mata kiri ditandai dengan:
DS:
-
Klien mengeluh nyeri pada mata kiri pot op menyebar ke kepala saat
terpapar sinar matahari atau baru bangun tidur.
DO:
-
IOL (+)
Klien mengatakan mata kiri terasa nyeri, panas dan nyeri menyebar
sampai ke kepala.
DO:
-
DO:
-
D. Intervensi Keperawatan
NO
1.
DIAGNOSA
TUJUAN
Nyeri b/d interupsi Setelah
diberikan
pembedahan
pada mata kiri.
katarak asuhan
INTERVENSI
Bantu
keperawatan
dalam
mengidentifikasi
RASIONAL
EVALUASI
melaporan
M Klien
klien
tindakan
embantu
kenyamanan
berkurang
ditandai
dengan:
bola mata.
Nyeri berkurang.
Lakukan
Nyeri berkurang.
invasif
Istirahat
tidur
atau
non
farmakologik,
seperti berikut;
tercukupi 8 jam.
B
eberapa
Posisi:
tindakan
penghilang
nyeri
mandiri
dilaksanakan
dalam
tidak merah.
dapat
perawat
usaha
Distraksi
meningkatkan
Latihan
relaksasi
Berikan
dukungan
nyeri
tindakan
dengan
diresepkan.
penghilangan
aalgesik
yang
tidur
tercukupi 8 jam.
yang
Istirahat
Observasi
Pertegas
pembatasan
aktifitas
yang
T
anda
ini
menunjukkan
termasuk
okuli
menghindari
aktifitas
berikut:
-
atau
komplikasi lain.
Berbaring
(TIO)
Mengangkat
P
embatasan
diperlukan
dan
mencegah
peningkatan
tekanan
kg.
Mandi
Mengedan
sifat
selama defekasi.
dan
luasnya
pembedahan,
preferensi
klien
secara
keseluruhan. Pemahaman
klein
tentang
untuk
pembatasan
dapat
2.
Resiko
infeksi
b/d
alasan
ini
mendorong
kepatuhan klien.
peningkatan
kerentanan
terhadap
skunder
interupsi
pembedahan katarak.
diberikan
asuhan
keperawatan
Tingkatkan
dengan:
penyembuhan luka:
Penyembuhan
luka
optimal
Kemerahan (-)
meningkatkan
keseluruhan,
Berikan
secara
yang
penyembuhan
Drainase
yang adekuat.
meningkatkan
Kemerahan (-)
N ditandai dengan:
Gunakan
T
eknik
aseptik
pada
meminimialkan
tetes mata:
masuknya
(-)
sebelum memulai
mata (-)
-
Cuci tangan
mengurangi
Pegang
mikroorganisme
Ketika
alat
infeksi.
dan
resiko
Peningkatan
tubuh (-)
suhu
meneteskan,
Peningkatan
suhu
hindari
kontak
penetes.
tubuh (-)
Kaji
tanda
eteksi
Kemerahan,
infeksi
Infeksi
(pembuluh
dini
memungkinkan
untuk
darah
meminimalkan
keseriusan infeksi.
menonjol)
-
Drainase
pada kelopak mata dan bulu mata
3.
Resiko
cidera
b/d
purulen
keterbatasan
penglihatan.
Materi
pada
bilik
anterior
Peningkatan
suhu
Nilai
laboratorium
abnormal
(mis.
dapat
menimbulkan
Setelah
diberikan
asuhan
keperawatan
interupsi
Lakukan
tindakan
untuk
jalan
mencegah
jahitan
pada
anjurkan
klien
dengan:
angguan
atau
(misal
untuk
selama
G
penglihatan
menggunakan
dirawat.
mempengaruhi
Modifikasi
lingkungan
resiko
untuk menghilangkan
gangguan
kemungkinan bahaya:
-
ketajaman
Singkirkan
penghalang dari jalur berjalan.
Pastikan
indakan
mengurangi
Tinggikan
tempat tidur. Letakkan benda dimana
klien dapat melihat dan meraihnya
tanpa klien menjangkau terlalu jauh.
mengalami
tidak
cidera
selama dirawat.
Klien
menggunakan
masuk
mikroorganisme.
ketegangan
menciptakan
terjatuh.
ini
dapat
resiko
E. Implementasi
Waktu/tgl
11-6-2011
Implementasi
09.00
Evaluasi
Member
ikan HE pentingnya:
-
ien kooperatif.
Pembata
san aktifitas.
Kl
ien berjanji akan selalu
Asupan
gizi
Kl
dan
minum
mengahbiskan
yang
porsi
makanannya.Klien banyak
bertanya
habis).
yang dirasakannya.
tentang
nyeri
Mengur
angi paparan terhadap sinar
12-6-2011
09.30
Mengev
Penemp
(gelas,
piring,
tidur.
Memasa
snar
matahari.
Go
rden telah terpasang.
La
ntai kamar disapu dan
11.00
Mengaja
rkan
teknik
perawatan
Cara
Menggu
sekret
mata.Klien
dapat
obat
tetes
Cara
meneteskan obat tetes mata.
memebrsihkan
meneteskan
membersihkan sekret.
-
Kl
ien bersemangat belajar
kebersihan mata:
12-6-2011
barang
paparan
menata
barang
Kebersi
Kl
ien
12-6-2011
Kl
teman sekamarnya.
Kl
12.30
13-6-2011
09.00
Mengatu
Kl
ien berbaring ke posisi
sebelah
kanan,
kadang
berganti
posisi
dengan
semi fowler.
Melatih
Kl
ien
tampak
mencoba
kesulitan
unutk
berlatih.
F.
Evaluasi
No
1.
Diagnosa Keperawatan
Evaluasi
Nyeri
b/d
interupsi S: Klien mengatakan nyeri pada mata kiri
pembedahan katarak pada mata
kiri.
2.
3.
penglihatan.
lebih terang.
O: Klien berjalan ke luar wisma tanpa
dibimbing dan tanpa memakai tongkat.
A: Masalah teratasi sebagian.
P: Lanjutkan perencanaan dengan mengadakan
koordinasi dengan pendamping wisma.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Asuhan keperawatan gerontik merupakan salah satu bagian dari asuhan keperawatan yang
diberikan kepada indivdu atau sekleompok lansia dalam konteks peran perawat sebagai
penerima asuhan keperawatan yang diberikan secara profesional.
Dalam konteks keperawatan gerontik yang dilaksanakan di Panti Sosial Tresna Werdha
Bahagia Magetan dari tanggal 10-14 Juni 2011, mahasiswa diberikan tanggung jawab untuk
membina satu orang klien lansia yang memiliki masalah kesehatan dengan menggunakan
pendekatan proses keperawatan dimulai dari tahap pengkajian sampai pada tahap evaluasi guna
mengetahui perkembangan kesehatan klien lansia secara komprehensif.
B. Saran
1.
2.
3.
DAFTAR PUSTAKA
Afdol. Et all. (1995). Latar Belakang Sosial Ekonomi dan Tingkat Kepuasan Hidup Lanjut Usia
Penghuni Panti Werdha. PPKP lemlit Unair. Surabaya
Agus Purwadianto (2000), Kedaruratan Medik: Pedoman Penatalaksanaan Praktis, Binarupa
Aksara, Jakarta.
Callahan, Barton, Schumaker (1997), Seri Skema Diagnosis dan Penatalaksanaan gawat Darurat
Medis, Binarupa Aksara, Jakarta.
Carpenito Lynda Juall (2000), Diagnosa Keperawatan: Aplikasi Pada Praktek Klinik, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta.
Decker DL. (1990). Social Gerontology an Introduction to Dinamyc of Aging. Little Brown and
Company. Boston
Depkes RI Badan Litbangkes. (1986). Survei Kesehatan Rumah Tangga. Jakarta
Depsos RI. (----). Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pelayanan Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia Dalam
Panti. Depsos RI. Jakarta
...........(1993). Pedoman Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut Bagi Petugas Kesehatan I. Depkes Ri.
Jakarta
...........(1994). Pedoman Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut Bagi Petugas Kesehatan II. Depkes Ri.
Jakarta
Doenges marilynn (2000), Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Evelyn C.pearce (1999), Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis, Penerbit PT Gramedia, Jakarta.
Gallo, J.J (1998). Buku Saku Gerontologi Edisi 2. Aliha Bahasa James Veldman. EGC. Jakarta
Guyton and Hall (1997), Buku Ajar: Fisiologi Kedokteran, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Hudak and Gallo (1996), Keperawatan Kritis: Pendekatan Holistik, Penerbit Buku Kedokteran
EGC, Jakarta.
Lueckenotte.A.G. (1996). Gerontologic Nursing. Mosby Year Book. Missouri
Nugroho.W. (2000). Keperawatan Gerontik. Jakarta : Gramedia.