PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bernafas adalah salah satu ciri mahkluk hidup. Tumbuhan , binatang dan
manusia yang hidup semuanya bernafas sesuai dengan sistemnya masingmasing.
Sistem
pernafasan
manusia
dimulai
dari
hidung
melewati
paru,
membran
respirasi
serta
transportasi
oksigen
dan
BAB II
PEMBAHASAN
Dinding rongga ditunjang oleh tulang rawan dan tulang. Lantai, di depan
terdiri dari tulang langit-langit, di belakang berupa langit-langit lunak. Atap
juga ditunjang oleh tulang rawan sebagian dan sebagian lagi oleh tulang.
Dari tiap dinding ada tiga tonjolan tulang ke rongga hidung, disebut conchae.
Rongga hidung dibagi atas 4 daerah :
1. Vestibula.
2. Atrium.
3. Daerah pembauan.
4. Daerah pernapasan.
Vestibula adalah bagian depan rongga, atrium adalah bagian tengah.
Daerah pembauan berada pada conchae yang atas, sedangkan daerah
pernapasan terletak pada dua conchae yang bawah.
Rongga hisung dilapisi oleh tunica mukosa. Kecuali di bagian depan
vestibula sampai ke nares. Di sini dilapisi oleh kulit yang strukturnya sama
dengan kulit wajah. Epidermis dibina atas jaringan epitel berlapis menanduk,
ada bulu, kelenjar minyak bulu, dan kelenjar peluh. Pada vestibula itu ada
bulu yang keras, disebut vibrissae.
Tunica mukosa sendiri dibina atas jaringan epitel berlapis semu bersilia.
Di daerah pembauan epitel bersilia itu memiliki struktur dan fungsi khusus,
yaitu sabagai indera bau. Diantara sel epitel batang bersilia tersebar banyak
sel goblet. Pada lamina propria banyak terdapat simpul vena, simpul limfa
dan kelenjar lendir. Tak ada bulu, kelenjar minyak bulu maupun kelenjar
peluh. Kelenjar lendir itu di sebut kelenjar Bowman. Tunica mukosa melekat
ketat ke periosteum atau perichondrium di bawahnya.
Sekeliling rongga hidung ada empat rongga berisi udara yang
berhubungan dengannya, disebut sinus paranasal. Keempat sinus itu berada
pada tulang-tulang berikut : 1). Frontal; 2). Maxilla; 3). Ethmoid; 4) sphenoid.
Sinus dilapisi oleh tunica mucosa juga, seperti yang melapisi rongga hidung.
Hanya saja lebih tipis dan sel-selnya lebih kecil-kecil serta sedikit
mengandung kelenjar lendir. Lamina propria tidak terliahat dengan jelas.
b. Tekak ( pharynx )
Daerah simpangan saluran napas dan saluran makan. Dibedakan atas tiga
daerah
Daerah hidung (naso-pharynx)
Merupakan bagian pertama pharynx kebawah, dilanjutkan dengan
bagian oral organ ini yaitu oro-pharynx.
Daerah mulut (oro-pharynx)
Daerah jakun (laryngeo-pharynx)
Di daerah mulut lapisan muscularis-mucosa dari tunica mucosa
digantikan oleh serat elastis yang rapat dan tebal. Tunica submucosa hanya
ada didinding daerah hidung dan dekat ke kerongkongan. Di tempat lain
tunica mukosa melekat langsung ke gumpal otot lurik sekitar leher. Lapisan
serat elastis yang ada pada bagian bawah tunica mucosa itu berpaut rapat
dan berjalin dengan jaringan interstisial otot.
Lamina propria tunica mucosa terdiri dari jaringan ikat rapat yang berisi
jala serat elastis yang halus. Di daerah mulut dan jakun tunica mukosa
dilapisi oleh jaringan epitel berlapis banyak dan mengelupas, sedang
atapnya dibina atas jaringan epitel batang berlapis bersilia, dengan banyak
sel goblet. Pada lamina propria, dibawah lapisan serat elastis, banyak
terdapat kelenjar lendir.
c. Jakun ( Larynx )
Gerbang trakea ini ditunjang oleh beebrapa keping tulang rawan hialain
dan elastis, jaringan ikat, serat otot lurik, dan dilapisi sebelah kelumen oleh
tunica mucosa. Tunica mucosa itu memiliki kelenjar lendir.
Keping tulang rawan yang menunjang jakun ialah:
1. Tiroid
2. Krikoid
tunggal
3. Epiglotis
4. Aritenoid
5. Kornikulat
sepasang
6. Kuneiform
Permukaan depan dan sebelah belakang epiglotis dan pita suara
diselaputi epitel berlapis mengelupas. Didaerah lain yaitu dasar epiglotis,
trakea dan bronkhus, epitel itu bersilia.
Pada tunica mucosa banyak sel goblet. Kelenjar lendir disini tergolong
jenis tubulo-acinus. Sedikit kuncup rasa terdapat tersebar pada bagian
bawah epiglotis.
Pita suara berisi ligamen tiro-aritenoid, yang mengandung serat elastis
dan dibagian sisisnya silengkapi serat otot lurik tiro-aritenoid. Ditengah
ditutup dengan tunica mucosa yang tipis dari epitel berlapis mengelupas.
d. Tenggorok ( Trakhea )
e. Cabang Tenggorok
berbentuk
bronkhiolus
ujung,
dan
berakhir
pada
bronkhiolus
g. Bronkhiolus
Bronkhus bercabang berkali-kali sampai jadi ranting kecil. Ranting
bronkhus itu bercabang halus berbentuk bronkhiolus . Bronkhiolus
bercabang lagi membentuk ranting, disebut bronkhiolus ujung. Bronkhiolus
ujung ini berakhir pada bronkhiolus pernapasan.
Tunica mucosa pada bagian ini memiliki epitel kubus yang tak bersilia.
Di bawah tunica adventitia tidak ada lagi keping tulang rawan. Lapisan
ini mengandung mesothelium sebagai penerusan selaput dalam pleura.
h.
Bronkhiolus Pernapasan
Ini adalah bagian ujung bronkhiolus, saluran pendek yang dilapisi sel
epitel bersilia. Sel itu di pangkal bentuk batang, makin ke ujung makin rendah
sehingga menjadi kubus dan siliapun hilang. Di bawah lapisan epitel ada
serat kolagen bercampur serat elastis dan otot polos. Di sini tak ada lagi
keping tulang rawan maupun kelenjar lendir. Lendir di sini dihasilkan oleh sel
goblet yang hanya terdapat dibagian pangkal bronkhiolus. Sebagai gantinya
ada sel Clara berbentuk benjolan yang menonjol ke lumen. Sel ini
menggetahkan surfaktan untuk melumasi permukaan dalam saluran.
Saluran alveoli
Ini adalah saluran yang tipis dan dindingnya terputus-putus. Saluran
B.
PROSES PERNAFASAN
Menghirup udara melalui hidung masuk kedalam tubuh kemudian di
Inspirasi adalah proses yang aktif pada sistem pertukaran gas yang
melibatkan otot diapraghma dan otot intercostalis eksterna. Fase inspirasi
diawali berkontraksinya otot antar tulang rusuk (iga) sehingga rongga dada
terangkat dan keluar atau membesar,secara bersamaan diapraghma
kontraksi mendatar kearah perut akibatnya gerakan ini membesarkan
seluruh tiga dimensi thoracic cage dan menambah volume paru dan tekanan
dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan diluar sehingga
udara diluar masuk, karena udara bergerak dari tekanan yang lebih tinggi ke
Makalah Sistem Respirasi
10
tekanan yang lebih rendah. Saat olahraga, inspirasi dibantu oleh otot
scalenius, sternocleidomastoideus dan pectoralis. Otot otot ini membantu
menaikan iga makin tinggi saat inspirasi.
c. Ekspirasi
Ekpsirasi biasanya merupakan proses pasif berupa relaksasi otot
inspirasi dibantu kelembaban / kelentukan jaringan paru. Fase ekspirasi
adalah fase relaksasi atau kembalinya otot diapraghma ke posisi semula
yang diikuti oleh turunya iga sehingga rongga dadamenjadi kecil. Sebagai
akibatnya, tekanan di dalam rongga dada lebih besar daripada diluar,
sehingga udara dalam rongga dada keluar. Ekspirasi saat olahraga berat,
otot costae internal membantu menarik iga kebawah. Aksi ini dibantu oleh
latissimus dorsi dan quadratus lumborum.
d. Volume paru
Volume paru dapat diukur dengan teknik spirometry. Spirometry
mengukur volume udara yang keluar masuk paru dan digunakan untuk
mengukur kelainan fungsi paru seperti pada asthma dan emphysema
(kerusakan pada alveoli). Tidal volume adalah jumlah udara yang keluar
masuk paru tiap satu kali bernafas. Vital capacity adalah jumlah udara yang
dapat dikeluarkan maksimal setelah inspirasi maksimal. Residual volume
adalah jumlah udara yang tertinggal diparu setelah ekspirasi.
e. Difusi Paru
Pertukaran gas diparu mempunyai dua fungsi, yaitu :
1. Mengisi kembali oksigen yang terpakai di jaringan
2. Membuang karbondioksida dari daerah vena
pembuluh darahnya
sangat kecil sehingga tiap sel darah merah terekspose dengan lingkungan,
disinilah tepatnya terjadi difusi.
f. Aliran Darah Ke Paru
Saat istirahat, aliran darah ke apru adalah sekitar 4-6L/menit, tetapi
tekanan dan tahanan pembuluh darahnya berbeda, tekanan arterial rata2 di
arteri pulmonalis = 15 mmHg (tekanan sistolik 25 mmHg, diastolik 8 mmHg),
sedangkan di aorta tekanan rata2 arteriil =95 mmHg (systolik 120 mmHg,
diastolik 80 mmHg). Karena tekanan = aliran x tahanan, sedangkan
tekanan di paru rendah dan aliran darah serupa dengan aliran sistemik,
maka tahanan di paru adalah rendah. Hal ini disebabkan dinding
pembuluhdarah paru tipis dengan sedikit mengandung otot polos.
g. Pertukaran Gas Antara Udara dan Darah.
Pertukaran gas antara udara dan darah terjadi di membran respirasi,
dinding membrannya dangat tipis, sekitar 0,5-4 mikrometer. Akibatnya gas di
300 juta alveoli dekat dengan aliran darah. udara yang kita hirup terdiri atas
campuran gas . tekanan tiap-tiap gas tersebut dinamakan tekanan parsial
gas. Udara terdiri atas 79,04% N2, 20,93% O2 dan 0,03% CO2. Pada
permukaan laut, tekanan atmosfir = 760 mmHg, jadi tekana parsial O2 =
20,93/100 x 760 = 159,1 mmHg.dalam tubuh manusia, gas juga larut di
cairan tubuh, seperti plasma darah. menurut hukum Henry ; gas larut di
cairan sebanding dengan tekanan parsialnya, tergantung tingkat solubility
gas tersebut ( tingkat kelarutan gas di zat cair ).
h. Pertukaran Oksigen Dan Karbondioksida
Tekanan O2 diluar tubuh adalah 159 mmHg, tetapi setelah sampai pari,
tekanan
menurun
menurun
menjadi
105
mmHg
karena
pengaruh
paru dengan PO2 sekitar 40 mmHg, tetapi saat meninggalkan paru lewat
pulmonalis, PO2 berubah menjadi 100 mmHg, sedangkan PCO2 saat
memasuki kapiler paru adalah 46 mmHg dan saat meninggalkan paru
berubah menjadi 40 mmHg. Difusi melalui jaringan diterangkan lewat Hukim
Fick, yang menyebutkan bahwa kecepatan difusi melalui membran seperti
halnya membran respirasi adalah berbanding lurus dengan luas membran,
dan berbanding terbalik dengan ketebalan membran.
karbonik ini tidak setabil dan cepat berdiodsiasi menjadi ion H dan ion
karbonat HCO3, reaksinya adalah : CO2+H2O+HCO3-.H+ berkaitan dengan
hemoglobin dan memicu bohr effect, menggeser kurva disosiasi Hbo2
kearah kanan. Ion bikarbonat berdifusi keluar sel darah merah ke plasma
darah . untuk mencegah ketidakseimbangan ion di plasma, ion CI berdifusi
dar plasma ke sel darah merah. Ini yang disebut chloride shift.
j. Transport Oksigen Di Otot
Di otot, oksigen di transport ke mitohcondria oleh molekul myoglibinuntuk
digunakan metabolisme oksidatif. Myoglobin mempunyai struktur seperti
hemoglobin, tetapi myoglobin mempunyai afinet yang sangat kuat terhadap
oksigen dibanding hemoglobin.
maka atlit akan mampu bertahan lebih lama dalam berolahraga. Lari
merupakan olahraga yang sering ada dalam setiap cabang olahraga. Juga
pada renang, karena renang membutuhkan teknik kusus dalam mengatur
pernafasan. jadi kali ini yang dibahas adalah pernafasan saat renang
1. Pernafasan saat lari
Pernafasan saat lari haruslah menggunakan teknik tertentu agar atlit
dapat melakukan lari yang optimal. Latihan fisik membutuhkan kemampuan
otot-otot yang baik, agar dapat bekerja secara optimal maka perlu asupan
oksigen yang banyak. Cara dan Ritme pengambilan nafas menentukan
jumlah volume oksigen yang tersrap dengan tubuh. Berikut beberapa teknik
pernafasan saat lari:
Bernafas dengan mulut
Bernafas dengan mulut memungkinkan lebih banyak oksigen yang masuk
kedalam paru-paru dan mengeluarkan karbondioksida dibandingkan dengan
hidung. Meskipun efek dari bernafas dengan mulut adalah akan memicu
lebih banyak merasa kering di tenggorokan. Tapi bernafas dengan hidung
telinga
anda
untuk
mengontrol
pernafasan. Apabila
anda
2.
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Sistem organ pernafasan manusia terdiri dari hidung, Tekak (pharynx),
jakun (larinx), tenggorok (trakhea), cabang tenggorok, paru paru,
Bronkiolus, saluran alveoli hingga kantung alveoli.
pernafasan
manusia
melalui
organ
pernafasan
yang
berproses
ada
terdapat
kesalahan
mohon
dapat
mema'afkan
dan
memakluminya, karena kami adalah manusia biasa yang tak luput dari salah
khilaf, Alfa dan lupa.
Sekian dan Terima kasih