SIPIL
1 TAHUN AGO BY WEB ADMIN
Syarat Pengajuan Gaji
No.
Subjek
1. GAJI POKOK
Produk Hukum
PP 22 TAHUN 2013 tentang
Perubahan Kelima belas Atas Peraturan Pemerintah Nomor 7
Tahun 1977 Tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil
2. TUNJANGAN ISTRI /
SUAMI
3. TUNJANGAN ANAK
4. TUNJANGAN
JABATAN UMUM
BESAR TUNJANGAN
UMUM
Rp. 190.000,00
III
II
I
Rp. 185.000,00
Rp. 180.000,00
Rp. 175.000,00
5. TUNJANGAN
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR
JABATAN \STRUKTURAL 26 TAHUN 2007
TENTANG
TUNJANGAN JABATAN STRUKTURAL
ESELON
BESAR TUNJANGAN
STRUKTURAL
IA
Rp 5.500.000,00
IB
Rp 4.375.000,00
II A
Rp 3.250.000,00
II B
Rp 2.025.000,00
III A
Rp 1.260.000,00
III B
Rp 980.000,00
IV A
Rp 540.000,00
IV B
Rp 490.000,00
VA
Rp 360.000,00
6. TUNJANGAN BERAS
dlm bentuk Natura Dan
Uang
7. TUNJANGAN KHUSUS
PAJAK
8. PEMBULATAN
Pembulatan
Untuk memudahkan penyelesaian administrasi pembayaran gaji
pegawai, maka dalam perhitungan pembayaran gaji diadakan
pembulatan. Angka pembulatan sebagai salah satu unsur perhitungan
penghasilan bruto yang harus dicantumkan pada lajur yang telah
tersedia dalam daftar gaji. Angka pembulatan dicantumkan agar gaji
BESAR
PEMOTONGAN
Golongan I Rp 3.000,-
Golongan II Rp 5.000,-
Tunjangan Istri/Suami
Yang dimaksud dengan tunjangan istri/suami adalah tunjangan yang diberikan kepada pegawai
negeri yang beristri/suami. Ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan tunjangan istri/suami
adalah :
1. Diberikan untuk 1 (satu) istri/suami pegawai negeri yang sah;
2. Besarnya tunjangan istri/suami adalah 10 % dari gaji pokok;
3. Tunjangan istri/suami diberhentikan pada bulan berikutnya setelah terjadi perceraian
atau meninggal
4. Untuk memperoleh tunjangan istri/suami harus dibuktikan dengan Daftar Susunan
Keluarga (KP.4/KU.1) yang dilampiri surat nikah/akta nikah dari Kantor Urusan Agama
atau Kantor Catatan Sipil.
5. Tunjangan istri/suami tidak dapat berlaku surut.
Contoh kasus:
Retno Ambarawati adalah PNS yang melangsungkan perkawinan dengan pegawai swasta pada
tanggal 11-11-2012. Selanjutnya pada tanggal 3 Februari 2013 yang bersangkutan baru
melaporkan perkawinannya tersebut ke instansi tempat bekerjanya disertai dengan KP4 dan
foto copy surat nikah. Maka meskipun perkawinan telah dilaksanakan pada bulan November
2012, hak tunjangan suami baru dapat dibayarkan untuk gaji bulan Maret 2013 dan tidak dapat
berlaku surut.
Seorang anggota Polri sedang bertengkar dengan istrinya. Karena merasa tidak ada kecocokan
lagi, anggota Polri tersebut berniat menceraikan istrinya. Selanjutnya yang bersangkutan
meminta kepada PPABP untuk menghentikan tunjangan istri dalam daftar gajinya.
Dalam kasus tersebut PPABP wajib menolak permintaan penghentian tunjangan istri karena
belum sah bercerai dan tidak dapat menunjukkan akta/putusan perceraian .
Tunjangan Anak
Yang dimaksud dengan tunjangan anak adalah tunjangan yang diberikan kepada pegawai
negeri yang mempunyai anak (anak kandung, anak tiri dan anak angkat) dengan ketentuan
anak tersebut:
1) Belum melampaui batas usia 21 tahun;
2) Tidak atau belum pernah menikah;
3) Tidak mempunyai penghasilan sendiri; dan
4) Nyata menjadi tanggungan pegawai negeri yang bersangkutan.
Ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan tunjangan anak adalah :
1. Diberikan maksimal untuk 2 (dua) orang anak;
2. Dalam hal pegawai negeri pada tanggal 1 Maret 1994 telah memperoleh tunjangan anak
untuk lebih dari 2 (dua) orang anak, kepadanya tetap diberikan tunjangan anak untuk jumlah
menurut keadaan pada tanggal tersebut. Apabila setelah tanggal tersebut jumlah anak yang
memperoleh tunjangan anak berkurang karena menjadi dewasa, kawin atau meninggal,
pengurangan tersebut tidak dapat digantikan, kecuali jumlah anak menjadi kurang dari dua;
3. Besarnya tunjangan anak adalah 2 % per anak dari gaji pokok;
4. Tunjangan anak diberhentikan pada bulan berikutnya setelah tidak memenuhi ketentuan
pemberian tunjangan anak atau meninggal dunia;
5. Pegawai wajib melaporkan bahwa anak yang masuk dalam tanggungan pegawai tersebut
telah tidak memenuhi ketentuan pemberian tunjangan anak atau meninggal dunia;
6. Batas usia anak tersebut diatas dapat diperpanjang dari usia 21 tahun sampai usia 25 tahun
apabila anak tersebut masih bersekolah/kuliah/kursus dengan ketentuan sebagai berikut:
a) Dapat menunjukan surat pernyataaan dari kepala sekolah/kursus/perguruan tinggi bahwa
anak tersebut masih sekolah/kursus/kuliah;
b) Masa pelajaran pada sekolah/kursus/perguruan tinggi tersebut sekurang-kurangnya satu
tahun;
7. Untuk memperoleh tunjangan anak harus dibuktikan dengan:
a) Surat Keterangan Kelahiran Anak dari pejabat yang berwenang pada Kantor Catatan
Sipil/Lurah/Camat setempat;
b) Surat Keputusan Pengadilan yang memutuskan/mensahkan perceraian dimana anak
menjadi tanggungan penuh janda/duda untuk tunjangan anak tiri bagi janda/duda yang
bercerai;
c) Surat Keterangan dari Lurah/Camat bahwa anak-anak tersebut adalah perlu tanggungan
janda/duda untuk tunjangan anak tiri bagi janda/duda yang suami/isterinya meninggal dunia
d) Surat Keputusan Pengadilan Negeri tentang pengangkatan anak (hukum adopsi) untuk
tunjangan anak bagi anak angkat (apabila pegawai mengangkat anak lebih dari 1 anak angkat,
maka pembayaran tunjangan anak untuk anak angkat maksimal 1 anak)
8. Tunjangan anak dimasukkan dalam pengajuan daftar gaji setelah diterimanya surat kelahiran
oleh PPABP. Pembayaran tunjangan anak tidak berlaku surut.
9. Untuk tunjangan anak tiri/anak angkat dimasukkan dalam pengajuan daftar gaji setelah
diterimanya surat keterangan oleh PPABP (pembayaran tunjangan anak tiri/anak angkat tidak
berlaku surut) dengan syarat:
a) Ayah yang sebenarnya dari anak tersebut telah meninggal dunia yang harus dibuktikan
dengan surat keterangan dari Pamong Praja (serendah-rendahnya Camat),
b) Ayah yang sebenarnya dari anak tersebut bukan pegawai negeri dan tunjangan anak untuk
anak-anak itu diberikan kepada ayahnya yang harus dibuktikan dengan surat keterangan dari
kantor tempat ayahnya bekerja.
c) Anak tersebut tidak lagi menjadi tanggungan ayahnya yang dibuktikan dengan surat
keputusan dari pengadilan negeri bahwa anak tersebut telah diserahkan sepenuhnya kepada
ibu dari anak tersebut dan disahkan oleh pamong praja (serendah-rendahnya Camat).
Dalam aplikasi belanja pegawai terdapat menu monitoring anak dewasa maupun anak kuliah.
Monitoring ini membantu mengingatkan adanya anak yang akan dewasa atau surat keterangan
kuliahnya perlu segera diperbarui. Oleh karena itu PPABP berkewajiban menyampaikan kepada
para pegawai yang anaknya akan dewasa atau surat keterangan kuliahnya perlu segera
diperbarui.
Contoh kasus:
1) M. Sukri adalah PNS yang memiliki 3 orang anak. Anak pertama dilaporkan telah memiliki
penghasilan sendiri dan telah menikah sehingga tidak ditanggung dalam daftar gaji. Anak kedua
dan ketiga masih kuliah/sekolah dan telah dilangkapi surat keterangan masih kuliah. Namun
pada tanggal 01 September 2012, surat keterangan kuliah untuk anak kedua telah daluwarsa
dan perlu segera diperbarui sehingga pada gaji bulan Oktober 2012 telah dikeluarkan dari
daftar gaji. Pada tanggal 2 Mei 2013 yang bersangkutan melampirkan surat keterangan kuliah
yang telah diperbarui.
Dalam hal demikian maka terhitung mulai gaji bulan Juni 2013, kepada PNS tersebut
dibayarkan kembali tunjangan untuk 2 orang anak tanpa hak kekurangan gaji/rapel.
2) Supardi adalah PNS yang memiliki 1 orang anak berusia 22 tahun dan masih dibayarkan
tunjangan anaknya karena dapat menunjukkan keterangan kuliah Diploma III. Pada bulan Juni
2012 PNS yang bersangkutan melaporkan bahwa anak tersebut telah lulus kuliah sehingga
terhitung mulai gaji bulan Juli 2012 dihentikan pembayaran tunjangan anaknya. Pada bulan
Juni 2013 PNS yang bersangkutan melaporkan bahwa anak tersebut melanjutkan kuliah S1.
Maka kepada PNS yang bersangkutan dapat dibayarkan kembali tunjangan anaknya mulai gaji
bulan Juli 2013 setelah melampirkan surat keterangan kuliah.
3) Seorang Anggota TNI dibayarkan gajinya dengan tunjangan 1 orang anak berusia 22 tahun
yang masih kuliah. Anak tersebut pada bulan Oktober 2012 mendapatkan bea siswa selama
setahun.
Dalam hal demikian maka kepada Anggota TNI tersebut masih tetap dapat diberikan tunjangan
anak dalam daftar gaji karena bea siswa tidak termasuk dalam pengertian bahwa anak tersebut
telah memiliki penghasilan sendiri.
Tunjangan Umum
Tunjangan Umum adalah tunjangan yang diberikan dalam rangka meningkatkan mutu, prestasi,
pengabdian dan semangat kerja bagi calon pegawai negeri sipil dan pegawai negeri sipil yang tidak
menerima tunjangan jabatan struktural atau tunjangan jabatan fungsional atau tunjangan yang
dipersamakan dengan tunjangan jabatan dengan ketentuan:
1
2
3
Besaran tunjangan umum diatur dalam Peraturan Pemerintah No.12 Tahun 2006;
Tunjangan umum diberikan terhitung sejak tanggal 1 Januari 2006;
Tambahan tunjangan umum diberikan jika calon pegawai negeri sipil dan pegawai negeri sipil
menerima penghasilan (gaji pokok, tunjangan keluarga, tunjangan beras dan tunjangan umum)
kurang dari Rp 1.000.000,- (satu juta rupiah);
4 Bagi PNS yang memiliki Tunjangan Kompensasi Kerja (Tunjangan Bahaya Radiasi bagi Pekerja
Radiasi, Tunjangan Kompensasi Kerja bagi Pegawai Negeri yang ditugaskan di Bidang
Persandian, Tunjangan bahaya Nuklir bagi PNS di Lingkungan Badan Tenaga Nuklir Nasional,
Tunjangan Pengelolaan Arsip Statis bagi PNS di lingkungan Arsip Nasional Republik Indonesia
dan tunjangan Bahaya Radiasi bagi PNS di Lingkungan Badan Pengawas badan Tenaga Nuklir)
kepadanya tetap diberikan Tunjangan Umum, sepanjang penghasilan PNS yang bersangkutan
belum mencapai jumlah Rp. 1000.000,- (satu juta rupiah);
5 Pembayaran tunjangan umum dihentikan terhitung mulai bulan berikutnya sejak pegawai negeri
yang bersangkutan:
(a) Menerima tunjangan jabatan struktural atau tunjangan jabatan fungsional atau tunjangan yang
dipersamakan dengan tunjangan jabatan;
(b) Diberhentikan sementara dari jabatan negeri;
(c) Dijatuhi hukuman disiplin berupa pembebasan dari jabatan berdasarkan Peraturan Peraturan
Nomor 30 Tahun 1980;
(d) Sedang menjalani cuti besar atau cuti diluar tanggungan negara;
(e) Diberhentikan dari jabatan organik;
(f) Menjalani masa bebas tugas/MPP;
(g) Menjalani masa uang tunggu.
6
7
8
Pembayaran tunjangan umum dihentikan terhitung mulai bulan ketujuh bagi pegawai yang
menjalani tugas belajar lebih dari 6 bulan;
Tunjangan umum bagi pegawai negeri yang diperbantukan, dibayarkan oleh instansi tempat
pegawai negeri yang bersangkutan bekerja;
Tunjangan umum bagi pegawai negeri yang dipekerjakan tetap dibayarkan oleh instansi
induknya.
Tunjangan Beras
Yang dimaksud dengan tunjangan beras adalah tunjangan beras yang diberikan kepada
pegawai negeri dan anggota keluarganya dalam bentuk natura (beras) atau dalam bentuk
inatura (uang) dengan besaran sesuai ketentuan yang berlaku. Ketentuan-ketentuan mengenai
tunjangan beras diatur sebagai berikut :
1. Tunjangan beras diberikan kepada pegawai negeri dalam bentuk natura (beras) dan inatura
(uang)
2. Besaran tunjangan beras kepada pegawai negeri sipil diberikan sebanyak 10 kg/bulan
sedangkan kepada anggota TNI/Polri sebanyak 18 kg/bulan, atau setara itu yang diberikan
dalam bentuk uang dengan besaran harga beras per kg nya ditetapkan oleh Menteri
Keuangan
3. Besaran tunjangan beras kepada anggota keluarga pegawai negeri diberikan sebanyak 10
kg/orang/bulan atau setara itu yang diberikan dalam bentuk uang dengan besaran harga
beras per kg nya ditetapkan oleh Menteri Keuangan
4. Banyaknya jumlah orang yang dapat diberikan tunjangan beras adalah pegawai yang
bersangkutan ditambah jumlah anggota keluarga yang tercantum dalam daftar gaji
1. Potongan Beras Bulog adalah potongan yang dikenakan bagi pegawai negeri yang
menerima tunjangan beras dalam bentuk natura yang jumlah potongannya sebesar
tunjangan beras tersebut;
2. Iuran Wajib Pegawai Negeri (IWP) dikenakan sebesar 10%, sedangkan untuk gaji terusan
sebesar 2% dari penghasilan (Gaji Pokok ditambah tunjangan keluarga);
3. PPh pasal 21 adalah potongan pajak yang dikenakan terhadap penghasilan pegawai negeri
yang melampaui batas Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP);
4. Tabungan Perumahan adalah potongan yang dikenakan kepada pegawai negeri sipil untuk
membiayai usaha-usaha peningkatan kesejahteraan pegawai negeri sipil dalam bidang
perumahan yang besarannya diatur menurut perundang-undangan yang berlaku;
5. Potongan lainnya (sewa rumah, angsuran utang pada negara, angsuran pengembalian
persekot gaji, kelebihan pembayaran gaji dan tunjangan).