2. Batang Pakis
Batang pakis berasal dari tanaman pakis yang sudah tua. Batang
pakis lazim digunakan sebagai media tanam anggrek. Kelemahan
dari lempengan batang pakis ini adalah sering dihuni oleh semut
atau binatang kecil lain.
Keunggulan media batang pakis,
3. Kompos
Kompos adalah media tanam yang berasal dari proses fermentasi
tanaman atau limbah organik, seperti jerami, sekam, daun, rumput,
dan sampah kota. Kelebihan kompos mampu mengembalikan
kesuburan tanah melalui perbaikan sifat tanah, baik fisik, kimiawi,
maupun biologis.
4. Moss
Moss berasal dari akar paku-pakuan atau kadaka yang banyak
dijumpai di hutan. Moss sering digunakan sebagai media tanam
untuk persemaian hingga pembungaan. Media ini mempunyai
banyak rongga sehingga memungkinkan akar tanaman tumbuh dan
berkembang dengan leluasa. Media moss mampu mengikat air
dengan baik serta memiliki sistem drainase dan aerasi yang baik.
Untuk mendapatkan hasil yang optimal, moss dikombinasikan
5. Pupuk kandang
Pupuk kandang berasal dari kotoran hewan, mengandung
unsur
hara makro seperti natrium (N), fosfor (P), dan kalium (K) dan
unsure hara mikro. Pupuk kandang juga memiliki kandungan
mikroorganisme yang mampu merombak bahan organik.
juga
mengandung
tannin
yang
dapat
menghambat
7. Sekam padi
Sekam padi adalah kulit biji gabah tanaman padi. Sekam padi bisa
berupa sekam bakar atau sekam mentah (tidak dibakar) yang
memiliki tingkat porositas sama. Penggunaan sekam bakar untuk
media tanam tidak perlu disterilisasi lagi karena mikroba patogen
telah mati selama proses pembakaran. Sekam bakar juga memiliki
kandungan karbon (C) yang tinggi Sekam mentah sebagai media
tanam mudah mengikat air, tidak mudah lapuk, merupakan sumber
kalium (K) yang dibutuhkan tanaman dan tidak mudah menggumpal
t sehingga akar tanaman dapat tumbuh dengan sempurna.
8. Humus
Humus adalah hasil pelapukan bahan organik oleh Jasad mikro dan
merupakan sumber energi jasad mikro tersebut. Humus sangat
membantu
dalam
proses
penggemburan
tanah
dan
memiliki
2. Pasir
Pasir sering digunakan sebagai media tanam alternatif untuk
menggantikan fungsi tanah. Sejauh ini, pasir dianggap memadai dan
sesuai jika digunakan sebagai media untuk penyemaian benih,
pertumbuhan bibit tanaman, dan perakaran setek batang tanaman.
Pasir memiliki pori berukuran besar (makro) oleh karena itu mudah
basah dan cepat kering oleh proses penguapan. Kohesi dan
konsistensi (ketahanan terhadap proses pemisahan) pasir sangat
kecil sehingga mudah terkikis oleh air atau angin. Media pasir lebih
membutuhkan pengairan dan pemupukan yang lebih intensif.
3. Kerikil
Kerikil sering digunakan sebagai media untuk budi daya tanaman
secara
hidroponik.
Penggunaan
media
ini
akan
membantu
peredaran larutan unsur hara dan udara serta pada prinsipnya tidak
menekan pertumbuhan akar. Kerikil memiliki kemampuan mengikat
air yang relatif rendah sehingga mudah basah dan cepat kering jika
penyiraman tidak dilakukan secara rutin.
Saat ini banyak dijumpai kerikil sintesis yang menyerupai batu
apung, yakni memiliki rongga udara sehingga memiliki bobot yang
ringan. Kelebihan kerikil sintesis adalah cukup baik dalam menyerap
air. Selain itu, sistem drainase yang dihasilkan juga baik sehingga
tetap dapat mempertahankan kelembapan dan sirkulasi udara
dalam media tanam.
5. Spons (floralfoam)
Spons sangat ringan sehingga mudah dipindah-pindahkan dan
ditempatkan di mana saja. Walaupun ringan, media jenis ini tidak
membutuhkan pemberat karena setelah direndam atau disiram air
akan menjadi berat
Media tanam spons mudah menyerap air dan unsur hara esensial
yang diberikan dalam bentuk larutan. Media ini tidak tahan lama
karena mudah hancur. Berdasarkan kelebihan dan kekurangan
tersebut, spons sering digunakan sebagai media tanam untuk
tanaman hias bunga potong (cutting flower)
Vermikulit
merupakan
media
tanam
yang
memiliki
8. Gabus (styrofoam)
Styrofoam
merupakan
bahan
anorganik
yang
terbuat
dari
Perkecambahan adalah proses pertumbuhan embrio dan komponenkomponen biji yang memiliki kemampuan untuk tumbuh secara normal
menjadi tumbuhan baru. Komponen biji tersebut adalah bagian kecambah
yang terdapat di dalam biji, misalnya radikula dan plumula. (Bagod
Sudjadi, 2006)
Perkecambahan
merupakan
suatu
proses
dimana
radikula
(akar
yang
kompleks,
dikenal
sebagai
proses
perkecambahan
hipogeal:
2.Perkecambahan
epigeal:
sehingga
Kemudian
Akar tinggal adalah bagian batang yang tumbuh mendatar didalam tanah
dan menyerupai akar. Batang-batang beruas-ruas dan disetiap ruas dapat
tumbuh tunas.
Akar tinggal mempunyai ciri-ciri:
1) bentuk seperti akar, tetapi berbuku-buku seperti batang.
2) pada ujung terdapat kuncup.
3) pada setiap buku/ruas terdapat daun yang berubah menjadi sisik.
4) di setiap ketiak sisik terdapat mata tunas.
Contoh tumbuhan rizoma lengkuas (alpina officinarum), jahe (zingiber
officinale), kunyit ( curcuma domestica), kencur (kaempferia galangal),
temulawak, dan lidah mertua (sansivera sp).
c. Umbi Lapis
Umbi lapis adalah umbi yang berlapis-lapis dan ditengahnya tumbuh
tunas.
Pada permukaan atas dari setiap buku, tumbuh daun yang tebal dengan
satu atau dua kuncup ketiak yang letaknya berdekatan sehingga seperti
berlapis-lapis.
Contoh tumbuhan yang umbi lapis yaitu bawang merah (allium cepa),
bawang putih (allium sativum), bawang daun (allium fistulosum), bunga
bakung (crinum asiaticum), dan bunga tulip.
d. Umbi Batang
Umbi batang adalah batang yang tumbuh ke dalam tanah, ujung batang
tersebut menggembung membentuk umbi untuk menyimpan cadangan
makanan.
Umbi batang merupakan batang yang menggembung karena berisi
cadangan makanan dan pada permukannya terdapat daun yang berubah
menjadi sisik. Pada ketiak sisik terdapat mata tunas sebagai calon individu
baru
Contoh tumbuhan umbi batang yaitu kentang (solanum tuberrodum), ubi
jalar
(ipomoea
batatas),
(dioscorea aculata).
gadung
(dioscorea
hispida),
dan
gambili
e. Geragih/Stolon
Geragih merupakan batang yang menjalar diatas permukaan tanah dan
apabila batang tersebut tertimbun tanah akan tumbuh menjadi tanaman
baru
Contoh tanaman geragih diatas permukaan tanah yaitu pegagan (centella
asiatica),
arbei,
dan
semanggi.
Geragih
yang
menjalar
dibawah
mempunyai
mata
tunas.
dengan
menggunakan
mikroskop.
Jadi,
ganggang
hijau
memperoleh
keturunan
dengan
cara
mencangkok
antara
lain
lebih
cepat
berbuah,
cepat
pada
tumbuhan
sehingga
didapatkan
tanaman
baru
yang
Keuntungan :
(1) sistem perakarannya kuat, (2) masa produktif lebih lama, (3)
lebih mudah diperbanyak, (4) tahan penyakit yang disebabkan oleh
tanah, dan (5) memiliki keragaman genetik yang digunakan untuk
pemuliaan tanaman
Kelemahan :
1. waktu untuk mulai berbuah lebih lama
2. sifat turunan tidak sama dengan induk
Keuntungan :
1. lebih cepat berbuah
2. sifat turunan sesuai dengan induk
3. dapat digabung sifat-sifat yang diinginkan
Kelemahan :
1. perakaran kurang baik
2. lebih sulit di kerjakan karena membutuhkan keahlian tertentu
3. jangka waktu berubah menjadi pendek
Faktor Hormon
Hormon pada tumbuhan juga memegang peranan penting dalam
proses perkembangan dan pertumbuhan seperti hormon auksin untuk
membantu perpanjangan sel, hormon giberelin untuk pemanjangan dan
pembelahan sel, hormon sitokinin untuk menggiatkan pembelahan sel dan
hormon etilen untuk mempercepat buah menjadi matang.
(Rochiman.1973)
Faktor Intern :
1. dormansi bahan tanam (dapat dipecahkan dengan pemberian kelembaban tinggi)
2. ZPT (dapat memacu pertumbuhan akar dan tunas)
Faktor Ekstern:
1. suhu (bahan tanam tidak tahan dengan suhu tinggi)
2. kelembaban (pada awal masa tanam dibutuhkan kelembaban yang tinggi)
3. cahaya (pada awal pertumbuhan tunas dan akar dibutuhkan cahaya yang tidak banyak,
maka perlu diberi naungan)
4. jamur dan bakteri (biasanya sangat peka terhadap keadaan yang lembab, bahan tanam
yang terlukai sangat rawan terhadap serangan jamur dan bakteri sehingga
menyebabkan kebusukan)
Rahadja, P.C., Wahyu. W. 2007. Aneka Cara Memperbanyak Tanaman. Jakarta: Agromedia
Pustaka.
DAFTAR PUSTAKA
Adinugraha, H. A. 2011. Pengaruh umur pohon induk umur tunas dan jenis media terhadap
pertumbuhan stek pucuk sukun. Jurnal Pemuliaan Tanaman Hutan 5 : 3132.
Adriance, G. and F. R. Brison. 1995. Propagation of Holticultural Plants. Mc-Hill Book Company,
New York.
Govinden-Soulange J. 2009. Vegetative propagation and tissue culture generation of hibiscus
sabdarifa L. (rosella). Word Journal of Agriculture Science 5 : 651661.
Jawal, M. 2010. Penggunaan jenis entries, posisi sambungan, dan posisi penyisipan entries pada
batang bawah terhadap keberhasilan penyambungan dan pemacuan pertumbuhan bibit
manggis. Jurnal Hortikultura 352 - 354.
Leopold, A. C. and P. E. Kriedemann. 1975. Plant Growth and Development. Mc-Grow Hill Book Co,
New York.
Prastowo. 2006. Tehnik Pembibitan dan Perbanyakan Vegetatif Tanaman Buah. World Agroforestry
Center (ICRAF) dan Winrock Internasional, Bogor.
Suwandi. 2008. . Diakses pada 3 Maret 2012