Efloresensi
Efloresensi
MORFOLOGI LESI
Meninggi
Menurun
Papul
Plak
Nodul
Kista
Wheal
Skar
Komedo
Horn
Kalsinosis
Erosi
Ulkus
Atrofi
Poikiloderma
Sinus
Striae
Terowongan
Sklerosis
Datar
Makula
Patch
Eritema
Eritroderma
Perubahan
permukaan
Skuama
Krusta
Ekskoriasi
Fisura
Likenifikasi
Keratoderma
Eskar
Berisi
cairan
Vesikel
Bula
Pustul
Furunk
el
Abses
Pembuluh
darah
Purpura
Telangiektas
is
Infark
Lesi Meninggi
PAPUL
Papul adalah peninggian kurang dari 0,5 cm, yang secara signifikan menonjol di atas
permukaan kulit. Pencahayaan oblik dengan lampu sorot dalam ruangan gelap kadangkala
diperlukan untuk mendeteksi elevasi papul. Papul yang diselubungi oleh skuama disebut lesi
papuloskuamosa. Beberapa bentuk dan permukaan papul antara lain sessile, bertangkai,
berbentuk kubah, mendatar di atas, kasar, licin, berjonjot, mammillated, akuminata, dan
umbilikasi. Contoh klinis adalah liken planus (gambar 4-1; lihat bab 26).
Gambar 4-1
Gambar 4-1 Papul
PLAK
Plak merupakan suatu elevasi padat menyerupai plateau, melingkupi area permukaan
luas, lebih tinggi dari kulit yang sehat dan berdiameter lebih dari 0,5 cm. Peninggian plak tidak
signifikan. Plak mungkin terbentuk akibat pelebaran atau penyatuan papul-papul,
dikarakteristikan berdasarkan ukuran, bentuk, warna, dan perubahan permukaannya. Contohnya
adalah psoriasis. (gambar 4-2; lihat bab 18)
NODUL
Berdasarkan komponen anatomi yang terutama ditemukan, nodul dibagi menjadi lima
tipe utama: (1) epidermal, (2) epidermal-dermal, (3) dermal, (4) dermal-subdermal, (5) subkutan.
Pada kulit, suatu nodul adalah lesi solid, berbentuk bundar atau elips, dapat diraba bila
diameternya lebih dari 0,5 cm. Namun hal ini tidak menjadi pertimbangan utama dalam
mendefinisikan nodul. Kedalaman dan atau terabanya substansi, membedakan suatu nodul dari
papul yang besar atau plak, daripada diameternya. Tumor, kadang termasuk ke arah nodul,
merupakan terminologi general untuk semua massa, jinak atau ganas. Gumma adalah lesi nodul
granulomatus spesifik sifilis tersier. Pada kasus lebih dari satu terminologi bisa dipakai, lebih
baik memasukkan pengukuran dan istilah yang bisa menggambarkan dan menyampaikan
gambaran penting lesi yang dipertanyakan. Ciri-ciri nodul lainnya yang bisa membantu
membangun diagnosis adalah apakah nodul tersebut hangat, keras, lembut, fluktuan, dapat
digerakkan, terfiksir, atau nyeri. Begitu juga dengan perbedaan permukaan nodul, antara lain
halus, keratotik, ulserasi, atau fungating, dapat membantu membangun diagnosis. Contoh klinis
adalah karsinoma sel basal nodular. (gambar 4-3;lihat bab.115)
KISTA
Kista adalah suatu rongga berkapsul atau berselubung epitel yang di dalamnya
mengandung cairan atau material semisolid (sel dan produk sel seperti keratin). Berbentuk sferis
atau oval disebabkan kecenderungan isinya untuk menekan ke segala arah. Jika kulit di
permukaannya telah mencapai ketegangan maksimal akibat kista, maka akan terbentuk pintu
folikular. Kadang-kadang, rongga terletak superfisial sehingga memberi gambaran vesikel
dengan sedikit kapsul. Nodul dan papul diduga dapat berupa kista jika pada palpasi terasa ulet.
Tergantung dari kandungan alaminya, kista mungkin keras, seperti adonan, atau berfluktuasi.
Contoh klinis adalah kista hidradenoma (gambar. 4-4; lihat bab. 119).
WHEAL
Wheal adalah kulit yang bengkak dengan karakteristik akan berkurang dan hilang dalam
beberapa jam. Lesi ini disebut juga hives atau urtikaria, merupakan edema akibat keluarnya
plasma melalui dinding pembuluh darah dermis bagian atas. Wheal dapat berupa papul kecil
berukuran diameter 2-4 mm atau plak besar lebih dari 10 cm. Bentuknya bervariasi (bundar,
oval, serpiginosa, atau anular) dapat ditemukan pada pasien yang sama. Batas dari wheal,
walaupun jelas, tetapi tidak stabil dan berpindah dari area yang terkena ke area yang tidak
terkena di sebelahnya. Warna wheal merah muda atau merah pucat. Dapat merah terang atau
cincin eritem merah muda jika pembuluh darah superfisial dilatasi. Jika terjadi gangguan
peradangan dinding pembuluh darah, wheal dapat berwarna merah gelap, mungkin purpura, dan
lebih persisten. Wheal lembut sampai keras tergantung pada perluasan edema.
Angioedema adalah reaksi edematus yang dalam ditemukan pada area dermis longgar
dan jaringan subkutan seperti bibir, kelopak mata dan skrotum. Angioedema mungkin ditemukan
pada tangan dan kaki, dengan deformitas yang nyata. Edema laring harus diperhatikan pada
kasus angioedema, karena pada kasus tersebut dapat mengakibatkan kematian akibat obstruksi
saluran napas (lihat bab.37). Contoh klinis adalah dermatogrphism (gambar. 4-5; lihat bab. 37).
SKAR
Skar terbentuk dari proliferasi jaringan fibrosa yang menggantikan jaringan kolagen
normal sebelumnya setelah luka atau ulserasi dermis retikular. Warna skar merah muda atau
merah segera sebelum menjadi hipo atau hiperpigmetasi. Pada sebagian skar, epidermis menipis
dan mengerut pada permukaannya. Struktur adneksa, seperti folikel rambut, yang normalnya
terdapat pada kulit menjadi hancur. Skar hipertropi dapat berbentuk papul, plak, atau nodul. Skar
keloid selalu meninggi. Tidak seperti skar hipertropi (gambar 4-6; lihat bab. 64), keloid
meninggi dengan jaringan yang bertambah. Skar atrofi adalah plak tipis yang terdepresi.
KOMEDO
Komedo adalah infundibulum folikel rambut yang dilatasi serta disumbat oleh keratin
dan lipid. Bila unit pilosebaseus terbuka ke permukaan kulit dengan sumbatan keratin yang
terlihat, lesi disebut komedo terbuka. Warna hitam dari komedo disebabkan oksidasi komponen
sebaseus pada infundibulum. Infundibulum tertutup yang mengandung akumulasi keratin putih
pada folikelnya disebut komedo tertutup. Lesi sering ditemukan pada wajah dan batang tubuh.
Contoh klinis adalah akne komedonal (gambar.4-7; lihat bab.78)
HORN
Horn adalah massa sel kornifikasi berbentuk kerucut tumbuh di atas jaringan epidermis
yang berdiferensiasi abnormal. Berhubungan dengan keadaan patologi yang mendasarinya
termasuk replikasi human papilloma virus pada kutil atau ekspansi klonal sel keratinosit pada
karsinoma sel skuamosa. Contoh klinis adalah veruka vulgaris (gambar. 4-8; lihat bab.196).
CALCINOSIS
Penumpukan kalsium pada jaringan dermis atau subkutan dengan tampilan yang keras,
bernodul, plak dengan atau tanpa perubahan permukaan kulit yang dapat dilihat. Contoh klinis
adalah kalsinosis kulit pada dermatomiositis (gambar 4-9; lihat bab. 157)
Lesi Terdepresi
EROSI
Erosi adalah lesi yang basah, berbatas tegas, dan terdepresi yang disebabkan hilangnya
sebagian atau seluruh epitelium mukosa atau epidermal. Defek ini menyebar ke seluruh
permukaan dermis yang mungkin menghasilkan titik-titik pendarahan seperti bentuk saringan.
Erosi mungkin disebabkan trauma, terlepasnya lapisan epidermal dengan maserasi, rupturnya
vesikel atau bula, atau nekrosis epidermal. Erosi luas mungkin disebabkan penggundulan kulit
yang telanjang. Bila tidak terkena infeksi sekunder, erosi tidak menimbulkan skar. Contoh klinis
adalah toksik epidermal nekrolisis (gambar 4-10; lihat bab.39).
ULKUS
Ulkus adalah defek dengan hilangnya epidermis dan minimal bagian atas (papillary)
dermis. Pemutusan dermis dan destruksi struktur adneksa menghalangi re-epitelisasi, dan defek
sembuh dengan skar. Ada beberapa gambaran yang membantu menentukan penyebab ulkus,
seperti pada bagian medial siku atau di atas titik tekanan. Batas ulkus dapat menggulung,
menggangsir, punched out, bergerigi, atau angular. Dasarnya mungkin bersih, tidak rata, atau
nekrotik. Sekret mungkin purulen, granular, atau malodorus. Kulit di sekitarnya mungkin merah,
menghitam, retikular, indurasi, sklerotik, atau infark. Temuan lain termasuk adanya nodul,
ekskoriasi jaringan sekitar, varikositis, rambut, kelenjar dan meningkatnya pulsasi. Contohnya
adalah pyoderma gangrenosum (gambar 4-11; lihat bab.32).
ATROFI
Atrofi menunjukkan pengurangan ukuran sel, jaringan, organ, atau bagian tubuh.
Pengurangan jumlah sel epidermal berakibat epidermis tipis. Epidermis yang atrofi mengkilap,
transparan, setipis kertas dan mengkerut, dan mungkin tidak setahan kulit normal.
Atrofi epidermis mungkin berhubungan dengan perubahan dermis. Pengurangan jaringan
konektif papilar dan retikular berdampak pada penurunan kulit. Pada atrofi dermal tanpa
perubahan epidermal, area yang terkena berwarna seperti kulit normal dan perbedaan
permukaannya hanya disebabkan penurunan jaringan dermal.
Atrofi panikulus berakibat depresi kulit. Kerutan permukaan menunjukan adanya atrofi
epidermal. Gambar 4-12 menunjukan perubahan kulit pada tangan ( lihat bab. 108).
POIKILODERMA
Sesuai dengan morfologinya, poikiloderma merupakan kombinasi dari atrofi,
telangiektasi, dan variasi perubahan pigmen di atas area kulit. Kombinasi dari penampilan ini
memberikan gambaran yang beragam pada kulit. Sebaran dari poikiloderma bervariasi
berdasarkan etiologi. Karena kebingungan untuk menggunakan poikiloderma pada penamaan
sindroma yang spesifik, maka lebih baik untuk mengurangi gambarannya. Contoh klinis adalah
chronic radiodermatitis (Gambar 4-13; lihat Bab 95).
SINUS
Suatu jalur yang menghubungkan rongga supurasi satu dengan yang lainnya atau ke
permukaan kulit. Rongga ini biasanya berisi pus, cairan, atau keratin, yang dapat ditarik ke
permukaan jika ada hubungan. Rongga-rongga ini biasanya terdapat di kepala, leher, ketiak,
paha dan rektum. Contoh klinis yaitu hidradenitis supurativa.
STRIAE
Penurunan kulit linear yang berukuran beberapa centimeter dan merupakan hasil dari
perubahan kolagen retikuler yang terjadi dengan peregangan cepat pada kulit. Permukaan striae
dapat tipis dan mengkerut. Warnanya merah muda sampai merah sebelum akhirnya menjadi
pucat.
TEROWONGAN
Seperti benang yang bergelombang pada bagian luar epidermis yang digali oleh parasit.
Ukurannya hanya beberapa milimeter. Contoh secara klinis yaitu terowongan pada skabies.
SKLEROSIS
Sklerosis adalah suatu pengerasan difus di kulit akibat fibrosis dermis. Sklerosis mudah
dipalpasi, kulit teraba seperti papan, tidak dapat digerakkan dari jaringan sekitarnya, dan sulit
untuk diangkat. Hiperpigmentasi atau hipopigmentasi juga dapat membedakan daerah indurasi
dengan kulit normal. Epidermis yang melapisi dermis sklerotik bisa terjadi atrofi. Sklerosis
dapat meluas ke lapisan lemak di bawah dermis, fasia, otot, atau tulang dengan adanya
deformitas muskuloskeletal dan hilangnya fungsi. Contoh klinis yaitu morphea.
Tabel 4-3 menunjukkan karakteristik warna yang dapat terlihat pada inspeksi kulit.
Secara klinis terlihat pada lentigo.
TABEL 4-3
Implikasi Perubahan Warna Kulit
WARNA PATOLOGI
Apple
Granulomatous inflammation
jelly
Hitam
Melanin, nekrosis
Biru
Coklat
Copper
Hijau
Abu-abu
Lilac
Oranye
Keperaka
n
Merah
muda
Merah
Salmon
pink
Ungu
Putih
Kuning
PATCH
DIAGNOSIS
Tuberculosis, Sarcoidosis,
Leishmaniasis
Melanoma,
purpura
fulminans, calciphylaxis
Deep dermal pigmen, reduksi hemoglobin, Blue nevus, amiodaron
tattoo, obat-obatan
Melanin, hemosiderin, inflamasi kronis, Nevus, melasma
paska inflamasi, serum kering
Inflamasi dengan sel-sel plasma
Sifilis sekunder
Hemosiderin yang dalam, pyocyanin Infeksi
pseudomonas,
pigment, eosinofilia jaringan
tattoo, Wells syndrome
Melanin yang dalam atau deposit pigmen Chloroquine
toxicity,
lainnya
mongolian spot, erythema
dyschromicum perstans
Inflamasi, dilatasi pembuluh darah dermis
Morphea dengan batas
yang
meningkat,
dermatomiositis
Inflamasi granulomatosa dengan histiosit Juvenile xanthogranuloma
yang mempunyai sitoplasma
Proliferasi epidermis tanpa keratin di Karsinoma sel basal
permukaan
Inflamasi akut, dilatasi pembuluh darah Eczema
dermis bagian superfisial, perdarahan
Perdarahan,
inflamasi
akut,
dilatasi Psoriasis, erupsi obat
pembuluh darah
Inflamasi pada epidermis, dilatasi pada Pitiriasis rubra pilaris,
pembuluh darah yang mengalami inflamasi psoriasis, urtikaria
dengan edema
Perdarahan, hemosiderin yang dalam, Lichen planus, sarkoma
lichenoid inflammation
kaposi
Kurang atau tidak adanya sintesa melanin, Tinea versicolor, albino,
paska inflamasi
vitiligo
Infeksi stafilokokus dan streptokokus yang Impetigo,
Xanthomas,
superfisial bercampur dengan sel-sel keratin, sebaceous
hyperplasia,
karotenoid, hemosiderin, pigmen empedu, necrobiosis
lipoidica
akumulasi lemak
diabeticorum, jaundice
Patch menyerupai makula, merupakan daerah kulit atau membran mukosa yang datar
dengan warna yang berbeda dengan sekitarnya. Patch berukuran > 0,5 sentimeter, dan bisa
terdapat bersama-sama dengan skuama yang sangat tipis. Patch dapat menutupi area tubuh yang
luas. Istilah ini juga digunakan untuk menggambarkan lesi dini dari Cutaneous T-Cell
Lymphoma yang mempunyai skuama atau mengalami atrofi minimal. Contoh klinis yaitu
vitiligo.
ERITEMA
Perubahan warna kulit atau membran mukosa akibat dilatasi arteri dan vena di daerah
dermis pars papilare dan retikulare. Eritema tampak dalam bermacam-macam warna dan
menyebutkan eritema saja sebagai lesi utama tidaklah lengkap. Menggambarkan eritema dengan
warnanya merupakan petunjuk penting untuk diagnosis. Contoh, eritema violaseus merupakan
eritema berwarna merah muda salmon, walaupun pada kedua tipe eritema tersebut ditemukan
papul. Contoh klinis adalah eritema kehitaman yang memperlihatkan adanya fixed drug
eruption.
ERITRODERMA
Kemerahan yang dalam dan generalisata pada kulit pada lebih dari 90% permukaan
tubuh yang terjadi selama berhari-hari sampai berpekan-pekan, diikuti dengan pembentukan
skuama atau deskuamasi. Tipe skuama menunjukkan adanya proses primer. Contoh klinis yaitu
sindrom Szary.
TABEL 4-4
Jenis-jenis Skuama
JENIS SKUAMA
Crack-like/craquel
Exfoliativa
Follicular
Berpasir
Ichtyosiform
Keratotik
Lamellar
Pityriosiform
Psoriasiform (micaceous
dan ostraceous)
Seborrheic
Wickham striae
DESKRIPSI
Deskuamasi
menyebabkan
kulit pecah-pecah dan retak
Skuama seperti lekukan pada
epidermis
Skuama
tampak
seperti
sumbatan keratotik, duri atau
filamen
Skuama tebal melekat dengan
tekstur seperti kertas pasir
Skuama berbentuk lempeng
poligonal yang teratur yang
disusun
pada
baris-baris
paralel atau pola berlian
(seperti ikan)
Skuama terlihat menumpuk
Skuama merupakan piringan
besar yang tipis atau seperti
perisai
Skuama kecil dan seperti kulit
padi
Skuama keperakan dan rapuh
dan seperti piringan yang
tipis, seperti mika (micaceous
scale). Skuama yang besar
dapat diakumulasi/bertumpuk,
memberi gambaran seperti
cangkang kerang (ostraceous
scale)
DIAGNOSIS
Eczema craquel
Reaksi obat
Keratosis pilaris
Actinic keratosis
Ichthyosis vulgaris
Cutaneous horn
Lamellar ichthyosis
Pityriasis rosea
Psoriasis vulgaris
Tidak semua skuama sama, dan ahli dermatologi dengan kemampuan mata yang terlatih
bisa mendapatkan informasi diagnostik yang berguna dari pemeriksaan tipe skuama yang
tampak. Tabel 4-4 menggambarkan tipe skuama yang mungkin ada. Contoh klinis adalah
psoriasis vulgaris (Gambar 4-22, lihat Bab 18).
KRUSTA
Krusta merupakan deposit yang keras yang terjadi bila serum, darah, atau eksudat
purulen mengering di permukaan kulit. Gambaran krusta sering heterogen dan tergantung pada
asal sekret. Krusta berwarna kuning-coklat jika berasal dari sekret serous yang kering; kuninghijau jika berasal dari sekret purulen; dan berwarna merah kehitaman jika berasal dari sekret
perdarahan. Krusta superfisial tipis, lembut dan rapuh. Krusta juga dapat tebal dan melekat jika
masuk ke dalam epidermis. Krusta yang kecil atau punctate crust dapat terjadi karena garukan,
sementara krusta dengan ukuran besar, basah, berwarna seperti madu terbentuk dari
impetigenisata, suatu bentuk supurasi sekunder. Penanganan krusta yang hati-hati dapat
mengeluarkan sekret eksudat dari dasarnya. Pengangkatan krusta dapat menyebabkan erosi atau
ulkus. Contoh klinis adalah impetigo (Gambar 4-23; lihat Bab 177).
EKSKORIASI
Ekskoriasi adalah terkelupasnya permukaan epidermis yang diakibatkan goresan dan
sering ditemukan pada pasien dengan riwayat gatal. Garukan yang kuat atau tidak terkontrol
dapat menyebabkan sekelompok ekskoriasi memanjang, paralel, kadang-kadang bersilangan
serta dapat hemoragik bila ada perdarahan ringan .
FISURA
Fisura adalah hilangnya kontinuitas permukaan kulit atau mukosa secara linear yang
disebabkan oleh regangan berlebihan atau penurunan elastisitas jaringan. Fisura sering pada
telapak tangan dan kaki yang memiliki stratum korneum tebal dengan daya regang minimal.
Daerah yang peka terjadi fisura bila terdapat penurunan elastisitas adalah daerah transisi antara
kulit dan mukosa serta kulit di atas permukaan sendi. Contoh klinis adalah fisura di telapak
tangan pada dermatitis kontak (gambar 4-25).
LIKENIFIKASI
Likenifikasi adalah penebalan reaktif epidermis yang diinduksi oleh gesekan berulang di
kulit, dengan perubahan kolagen di dermis superfisial yang mendasarinya. Perubahan ini
menghasilkan penebalan kulit dengan tanda yang menonjol menyerupai kulit pohon. Plak
likenifikasi juga dapat memperlihatkan tanda garukan misalnya ekskoriasi dan krusta. Contoh
klinis adalah liken simpleks kronik. (Gambar 4-26)
KERATODERMA
Keratoderma adalah hiperkeratosis berlebihan stratum korneum yang mengakibatkan
penebalan kulit berwarna kekuningan, biasanya pada telapak tangan dan kaki, dapat diturunkan
(pembentukan keratin abnormal) atau didapat (stimulasi mekanik). Contoh klinis adalah
keratoderma plantaris. (Gambar 4-28).
ESKAR
Terdapatnya eskar menunjukkan nekrosis jaringan, infarction, luka bakar yang dalam,
gangren, atau proses ulserasi lainnya. Eskar berbatas tegas, melekat, keras, dengan krusta
kehitaman di bagian permukaan kulit yang awalnya lunak, kaya protein dan avaskular. Eskar
merupakan lingkungan yang dapat membantu pertumbuhan mikroba. Eskar dapat mengelupas
secara alami, atau dapat dilakukan debridement untuk memfasilitasi reepitelisasi dan
penyembuhan luka. Contoh klinis adalah luka bakar termal. (gambar 4-28)
Vesikel adalah rongga atau peninggian yang berisi cairan, berukuran kurang atau sama
dengan 0,5 cm, sedangkan bula (blister) ukurannya lebih dari 0,5 cm. Cairan yang ada di dalam
rongga menghasilkan tekanan yang sama ke semua arah sehingga memberikan bentuk sferis.
Vesikel tidak teraba di daerah dengan stratum korneum tebal misal telapak tangan, setelah
ruptur keberadaannya dapat ditunjukkan melalui skuama berbatas tegas, translusen atau koleret
residual. Vesikel di mukosa lebih mudah ruptur dan mungkin hanya berupa erosi atau plak tipis
berwarna putih. Vesikel dan bula dapat terjadi dari celah (cleavage) di berbagai tingkat
epidermis (intraepidermal) atau dermal-epidermal interface (subepidermal). Dengan tekanan
yang dapat menyebabkan kolapsnya lesi, dapat membantu memprediksi apakah bula di
intraepidermal atau subepidermal. Namun demikian untuk membedakannya membutuhkan
pemeriksaan histopatologi terhadap blister cavity edge. Celah di bawah stratum korneum
menyebabkan vesikel dan bula subkorneal. Vesikulasi intraepidermal dapat disebabkan
spongiosis (pelebaran ruang interselular disebabkan edema) atau akantolisis (hilangnya kohesi
antara keratinosit akibat hilangnya intercellular attachment). Vesikulasi epidermal juga
ditemukan pada infeksi virus berupa degenerasi balon (pembengkakan sitoplasma dengan
hilangnya ikatan keratinosit) sel epidermis.
Karena ukurannya, bula lebih mudah diidentifikasi sebagai bula tegang atau kendur yang
mudah pecah. Pada saat kolaps atau robek, bula akan meninggalkan erosi. Dinding rongga
biasanya tipis dan translusen sehingga dapat melihat isi bula, dapat berupa cairan jernih, serous,
hemoragik, atau pus. Celah pada bula sering terjadi pada taut dermal-epidermal. Bula
subepidermal biasanya disebabkan mechanical fragility atau autoimunitas atau perubahan
genetik komponen basement membrane zone. Contoh klinis vesikel adalah toxin-producing
staphylococcal impetigo. Contoh klinis bula adalah pemfigoid bulosa.
A
Gambar 4-29 Vesikel (A) dan Bula (B)
PUSTUL
Pustul adalah rongga yang menonjol dan berbatas tegas di epidermis atau infundibulum
yang berisi pus. Eksudat purulen, berisi leukosit dengan atau tanpa debris seluler, dapat
mengandung bakteri atau steril. Pulasan gram dan biakan eksudat dari pustul harus dilakukan
bila kemungkinan adanya infeksi. Bergantung sterilitasnya, eksudat dapat berwarna putih,
kuning, atau kuning kehijauan. Ukuran pustul dapat bervariasi dan pada keadaan tertentu dapat
bergabung membentuk danau pus (lakes of pus). Bila melibatkan folikel rambut, pustul
dapat berbentuk kerucut dan mengandung rambut di tengahnya. Kemungkinan dapat ditemukan
halo eritematosus di sekeliling pustul. Karena lokasinya yang superfisialis, pustul sering sembuh
tanpa jaringan parut. Contoh klinis adalah pioderma superfisialis.
FURUNKEL
Furunkel adalah deep necrotizing folliculitis dengan supurasi. Furunkel tampak sebagai
nodul dengan folikel yang mengalami inflamasi di bagian tengah, biasanya berukuran lebih dari
1 cm dengan central necrotic plug dan mengandung pustul. Beberapa furunkel dapat bergabung
membentuk karbunkel.
ABSES
Abses adalah akumulasi material purulen yang terletak di dermis bagian dalam atau
jaringan subkutan, pus biasanya tidak tampak dari permukaan kulit. Abses dapat berupa nodul
fluktuan, hangat, lunak, berwarna merah muda, dan dapat disertai tanda infeksi lainnya misalnya
demam. Abses sering diawali folikulitis yang disebabkan infeksi streptokokus atau stafilokokus.
Purpura/Lesi Vaskular
PURPURA
Purpura adalah ekstravasasi sel darah merah dari pembuluh darah kulit ke dalam kulit
atau membran mukosa yang menyebabkan lesi berwarna ungu-kemerahan. Penekanan
menggunakan dua kaca objek atau unbreakable clear lens (diaskopi) pada lesi ungu-kemerahan
merupakan metoda yang mudah dan dapat dipercaya untuk membedakan kemerahan yang
disebabkan dilatasi vaskular (eritema) atau kemerahan yang disebabkan ekstravasasi eritrosit
atau produk eritrosit (purpura). Jika kemerahan tidak memucat dengan penekanan kaca objek,
maka lesi tersebut adalah purpura.
Petechie adalah makula purpura yang kecil-kecil (pinpoint). Ekimosis adalah memar
menyerupai patch purpura berukuran besar. Lesi ini disebabkan oleh ekstravasasi darah non
inflamasi. Seiring dengan waktu, ekstravasasi sel darah merah mengalami dekomposisi sehingga
warna lesi purpura berubah dari merah terang menjadi cokelat kekuningan atau hijau. Bila lesi
berupa purpura dan dapat teraba (palpable purpura), hal ini menunjukkan peradangan dinding
pembuluh darah sehingga dapat ditemukan ekstravasasi darah dan sel inflamasi. Contoh klinis
adalah vaskulitis leukositoklastik.
TELANGIEKTASIS
Telangiektasis adalah dilatasi persisten kapiler kecil di dermis superfisial yang berupa
garis merah tidak berpulsasi atau bentuk seperti jala (net-like pattern) di permukaan kulit yang
mudah dilihat dan terang. Telangiektasis dapat atau tidak dapat hilang dengan diaskopi.
INFARK
Infark adalah area nekrosis kulit yang disebabkan oleh oklusi pembuluh darah kulit
akibat inflamasi atau perlunakan. Infark kulit tampak sebagai makula atau firm plaque yang
lunak, bentuk tidak teratur, dusky redish-gray yang kadang sedikit lebih rendah dari permukaan
kulit. Batas infark bergantung sebaran darah dari pembuluh darah yang terkena. Area infark
sering dikelilingi zona hiperemi berwarna merah muda. Contoh klinis adalah emboli karena
kolesterol.
Whorled: seperti marble cake, dengan dua warna terang yang berselang-seling dalam
pola bergelombang; biasanya terlihat pada mosaic disorder dimana sel dengan genotip
yang berbeda berselang-seling (contoh : inkontinensia pigmentasi, hypomelanosis of Ito,
inear and whorled nevoid hipermelanosis).
Dermatomal/zosteriform: unilateral dan tersusun pada sebaran saraf spinal aferen tunggal;
contoh klasik herpes zoster.
Blaschkoid: sel bermigrasi mengikuti garis kulit selama masa embriogenesis; umumnya
dengan arah longitudinal pada tungkai dan melingkar pada trunkus namun tidak terlalu linear
(lihat juga whorled pada bentuk dan konfigurasi lesi); dijelaskan oleh Alfred Blaschko dan
menunjukkan mosaic disorder (contoh: inkontinentia pigmenti, inflammatory linear
verrucous epidermal nevus).
Lymphangitic: terletak sepanjang pembuluh limfe, menunjukkan adanya suatu agen infeksi
yang menyebar secara sentral dari akral, biasanya berupa goresan merah sepanjang tungkai
disebabkan oleh selulitis stafilokokus atau streptokokus.
Sun exposed: terjadi di area yang biasanya tidak tertutup oleh pakaian, yaitu wajah, tangan
bagian dorsal, dan area triangular di daerah terbuka V-neck shirt pada dada bagian atas.
(contoh: fotodermatitis, subacute cutaneus lupus erythematosus, polymorphous light
eruption, karsinoma sel skuamosa).
Sun protected: terjadi pada area yang biasanya tertutup oleh satu atau lebih lapisan pakaian,
biasanya dermatosis yang membaik oleh paparan sinar matahari (contoh: parapsoriasis,
mycosis fungoides).
Akral: terjadi di lokasi distal, seperti tangan, kaki, pergelangan tangan, dan pergelangan kaki
(contoh: palmoplantar pustulosis, chilblains).
Truncal: terjadi pada trunkus atau tubuh bagian tengah.
Ekstensor: terjadi di ekstremitas dorsal, di atas otot ekstensor, lutut, atau siku (contoh:
psoriasis).
Fleksor: terjadi di atas otot fleksor ekstremitas, fossa antecubiti dan poplitea (contoh:
dermatitis atopik).
Intertriginosa: terjadi kontak dua permukaan kulit di daerah lipatan kulit, yaitu di aksila,
lipatan inguinal, paha bagian dalam, kulit di bawah payudara, dan di bawah abdominal
pannus; sering berhubungan dengan kelembaban dan panas yang dihasilkan di area tersebut
(contoh: kandidiasis).
Lokalisata: terbatas pada satu lokasi tubuh (contoh: selulitis).
Generalisata: tersebar. Erupsi generalisata terdiri dari lesi inflamasi (merah) yang disebut
eksantema (rash). Eksantema makular terdiri dari makula, eksantema papular terdiri dari
papula, eksantema vesikular terdiri dari vesikel, dan lain-lain (contoh: eksantema virus,
erupsi obat).
Simetris bilateral: terjadi gambaran seperti di cermin yang simetris di kedua sisi tubuh
(contoh: vitiligo, psoriasis tipe plak).
Universal: meliputi seluruh permukaan kulit (contoh: eritroderma, alopesia universal).
Tabel 4-5 menjelaskan beberapa temuan klinis dan tanda morfologis yang mengarah ke
hal-hal tertentu yang berkenaan dengan kulit atau penyakit sistemik.
TABEL 4-5
SELEKSI KULIT
TANDA KULIT
Tanda Apple jelly
Tanda Asboe-Hansen
Tanda Auspitzs
Tanda Butterfly
Tanda Buttonhole
DESKRIPSI
Warna kekuningan yang
dihasilkan
dengan
penekanan
lesi
menggunakan kaca objek
Lepuh akan menyebar ke
lateral dengan penekanan ke
bawah
SIGNIFIKANSI
Ditemukan pada
granulomatosa
proses
pada
Tanda Crowe
Axillary freckling
Tanda Darier
Dermatographism
Tanda Pseudo-Darier
Tanda Fitzpatrick (dimple)
Tanda Gottron
Hair collar
Tanda Heliotrope
Tanda Hertoghe
Ditemukan
pada
neurofibromatosis tipe I;
mungkin dapat ditemukan
pada lentiginosis profuse.
Ditemukan pada urtikaria
pigmentosa dan jarang pada
cutaneous lymphoma atau
histiocytosis
Symptomatic
dermatographism
menunjukkan urtikaria fisik
Berhubungan
dengan
aplasia
cutis,
encephalocele,
meningocele,
atau
heterotopic brain tissue
Eritema berwarna keunguan Ditemukan
pada
di bagian atas kelopak mata dermatomiositis
Penipisan atau hilangnya Dapat berhubungan dengan
lapisan ketiga alis mata.
dermatitis
atopik,
hipotiroid,
sklerosis
sistemik
Pelebaran
periungual
Tanda Leser-Trelat
Tanda Nikolsky
Tanda Russel
Tanda Shawl
Tanda Trousseau
proksimal
dan
lateral
lipatan kuku
Vesikel di ujung hidung Akibat keterlibatan cabang
pada pasien herpes zoster di nasosiliaris
nervus
wajah
oftalmikus
(V1)
dan
mengindikasikan
kemungkinan
kelainan
penyakit okular
Erupsi
tiba-tiba
lesi Berkaitan
dengan
inflamasi yang menyerupai keganasan sistemik. Juga
keratosis seboroik
dilaporkan pada neoplasma
jinak, eczema, kehamilan,
lepra
Penekanan pada lateral kulit Ditemukan pada kelainan
yang
tidak
berlepuh berlepuh dengan kelainan
mengakibatkan terlepasnya patologis di atas basement
epidermis
membrane zone. Berkaitan
erat
dengan
pemfigus
vulgaris
dan
toksik
epidermal nekrolisis
Area berwarna kekuningan Menunjukkan
onikolisis
yang kotor menyerupai pada
kelainan
kuku
tetesan minyak, di daerah psoriasis
distal nail bed (tidak
melibatkan ujung kuku
yang bebas (free edge))
Abrasi, laserasi, callosities Disebabkan trauma gigi seri
di sendi metakarpal dan selama
muntah
pada
interfalang proksimal
bulimia
(self-induced
vomiting)
Eritema di bagian atas Klasik
terdapat
pada
punggung dan bahu
dermatomiositis
Recurrent
migratory Berhubungan
dengan
superficial
keganasan
internal
thrombophlebitis
pada (umumnya
pankreatik),
vena-vena kulit yang kecil penyakit Behcet, infeksi
dan besar
rickettsial
Lesi
berpigmen,
yang Bermanfaat untuk skrining
dimiliki sejumlah nevus lesi
berpigmen
pada
atipik namun secara klinis individu risiko rendah. Bila
jinak, that stands out from satu lesi dibedakan dari lesi
the rest dan mungkin lainnya,
lesi
tersebut
merupakan melanoma
dievaluasi
selanjutnya
terhadap
kemungkinan
gambaran klinis abnormal.
Seperti yang dikatakan Thomas B. Fitzpatrick Ahli dermatologi adalah dokter yang
dapat mendiagnosis ruam kulit (rash)! Mereka juga adalah ahli penyakit dalam, ahli bedah, ahli
biokimia atau imunologi; tetapi tanpa kompetensi diagnosis dermatologi mereka tidak dapat
digolongkan sebagai ahli dermatologi. Namun, kemampuan ini tidak spesifik untuk ahli
dermatologi. Beberapa dokter yang berusaha mempelajari kulit dan mendalami buku ajar
dermatologi dapat mengembangkan kemampuannya dalam mendiagnosis. Pengembangan
diagnostik dengan mata hanya dapat diperoleh dengan melakukannya berulang-ulang oleh
dokter, dimana dokter tidak hanya melihat, tetapi juga harus mengamati. Kesalahan yang banyak
terjadi dalam mendiagnosis dermatologi menganggap lesi sebagai rash non spesifik
dibandingkan lesi individual secara spesifik. Seperti pada apusan darah, kesan secara
keseluruhan tidaklah cukup: aspek morfologik dari tiap-tiap sel individu harus diteliti dengan
hati-hati dan dinilai secara normal atau abnormal. Seringkali, dokter menggunakan secara cepat
pendekatan superfisial pada kulit dimana mereka tidak memakainya untuk organ lain yang
mereka periksa (Tabel 4-6).
TABEL 4-6
Sepuluh Tanda dan Pitfalls dalam Diagnosis Dermatologi
Pendekatan dan evaluasi dengan penuh kesabaran dan teliti.
Hati-hati untuk menerima dengan segera (snap), menyingkirkan (curbside) atau doorway
diagnosis.
Pemeriksaan menyeluruh permukaan mukokutaneus demikian pula pada rambut dan
kuku.
Tahi lalat yang baru atau yang mengalami perubahan harus dievaluasi dengan hati-hati.
Jangan memindahkan jaringan tanpa mengirim sebagian jaringan untuk pemeriksaan
histologik.
Jika temuan dermatopatologik tidak konsisten dengan kesan klinis, lakukan biopsi
lainnya.
Jika terpaksa harus memilih antara ketidaksesuaian kesan klinis dan patologis, ikuti
petunjuk klinis (secara hati-hati).
Pruritus generalisata lebih dari satu bulan harus dilakukan pemeriksaan sistemik lengkap.
Temuan rash yang nonspesifik mungkin hanya kamuflase kelainan yang spesifik.
Erupsi yang diinduksi obat dapat menyerupai sebagian besar kelainan kulit.
Hati-hati dengan diagnosis atipik. Atipik ini mungkin tipikal bagi seseorang yang telah
melihat sebelumnya.
Pertimbangkan seluruh kemungkinan alasan sebelum membuat diagnosis dari kelainan
yang tidak wajar.
Lewis Thomas pernah berkata Pengobatan tidak lagi mengandalkan tangan, tapi lebih
banyak membaca tanda-tanda dari mesin. Dalam dermatologi, tidak ada yang dapat
menggantikan kemampuan tangan, dan dokter mendapat kepuasan dengan membaca tanda-tanda
bukan dari mesin, tapi dari pasien.