Anda di halaman 1dari 19

Kelompok 1

Nama Penyusun:
Galih Abbi Permana
Heru Saputra
Nahdian
Alvira Dwi Anggraini
Brayen Setiady

KERAJAAN
KUTAI

Pendahuluan
Kalimantan Timur yang telah berupa kesatuan politik
adalah bermula dari Kerajaan Kutai Martadipura atau Kutai
Martapura. Kerajaan ini berdiri pada abad ke-4 (sekitar
300 masehi) di Muara Kaman. Ketika itu, Kutai
Martadipura telah menjalin hubungan dengan India,
sehingga tidak mengherankan jika Kutai Martadipura
merupakan pusat penyebaran agama Hindu, selain juga
merupakan pusat perdagangan. Pendiri Kerajaan Kutai
adalah Kudungga yang merupakan seorang pembesar dari
Kerajaan Campa (Kamboja), sedangkan raja pertama yang
resmi berkuasa di Kerajaan Kutai adalah Aswawarman
karena sebagai pendiri dinasti Kerajaan Kutai dan diberi
gelar "Wangsakarta", yang artinya pembentuk keluarga.

Kerajaan Kutai
a. Lokasi Kerajaan
Kutai Martadipura adalah kerajaan bercorak
Hindu di Nusantara yang memiliki bukti sejarah
tertua. Kerajaan ini terletak di Muara Kaman,
Kalimantan Timur, tepatnya di hulu sungai
Mahakam. Nama Kutai diambil . Nama Kutai
diberikan oleh para ahli mengambil dari nama
tempat ditemukannya prasasti yang
menunjukkan eksistensi kerajaan tersebut. Tidak
ada prasasti yang secara jelas menyebutkan
nama kerajaan ini dan memang sangat sedikit
informasi yang dapat diperoleh.

Peta wilaya kekuasaan kerajaan Kutai

Lokasi Kerajaan Kutai

Kehidupan Sosial-Ekonomi Kerajaan Kutai

Dilihat dari letak Kerajaan Kutai pada jalur


perdagangan dan pelayaran antara Barat dan Timur
maka aktivitas perdagangan tampaknya menjadi
mata pencaharian yang utama. Rakyat Kutai sudah
aktif terlibat dalam perdagangan internasional dan
tentu saja mereka berdagang pula sampai ke
perairan Laut Jawa dan Indonesia Timur untuk
mencari barang-barang dagangan yang laku di
pasaran Internasional. Dengan demikian, Kutai telah
termasuk daerah persinggahan perdagangan
internasional, yaitu Selat MalakaLaut JawaSelat
MakasarKutai-Cina, atau sebaliknya.

Kebudayaan & Kepercayaan Kerajaan Kutai

Kehidupan kebudayaan masyarakat Kutai erat


kaitannya dengan kepercayaan/agama yang
dianut.
Yupa merupakan salah satu hasil budaya
masyarakat Kutai, yaitu tugu batu yang merupakan
warisan nenek moyang bangsa Indonesia dari
zaman Megalitikum, yakni bentuk menhir.
Salah satu yupa itu menyebutkan suatu tempat
suci dengan nama Waprakeswara (tempat
pemujaan Dewa Siwa). Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa masyarakat Kutai adalah
pemeluk agama Siwa (hindu).

Nama-Nama Raja Kutai


N
o

Nama Raja

Maharaja Kundungga, gelar


anumerta Dewawarman

1
2

Maharaja Sangga Warman


Dewa

Maharaja Asmawarman (anak


Kundungga)

1
3

Maharaja Candrawarman

Maharaja Mulawarman

1
4

Maharaja Sri Langka Dewa

Maharaja Marawijaya Warman 1


5

Maharaja Guna Parana Dewa

Maharaja Gajayana Warman

1
6

Maharaja Wijaya Warman

Maharaja Tungga Warman

1
7

Maharaja Sri Aji Dewa

Maharaja Jayanaga Warman

1
8

Maharaja Mulia Putera

Kehidupan Politik
Menurut prasasti tersebut, raja Kerajaan Kutai yang terbesar
adalah Mulawarman. Ia adalah putra Aswawarman, sedangkan
Aswawarman adalah putra Kundunga. Ditilik dari nama
sebutannya, para ahli berpendapat bahwa nama Mulawarman
dan Aswawarman memperoleh pengaruh dari India. Karena, di
India juga ditemukan nama-nama serupa. Sebaliknya, para ahli
mengatakan bahwa nama Kundungga yang merupakan kepala
suku itu adalah nama asli Indonesia. Selain itu, prasasti Yupa
juga menyebut Aswawarman sebagai Dewa Ansuman atau
dewa Matahari dan dianggap sebagai Wangsakerta atau
pendiri keluarga raja.
Raja Mulawarman sendiri telah menganut agama Hindu.
Bahkan dalam prasasti itu ditulis bahwa ia telah
menyedekahkan 20.000 ekor lembu kepada para brahmana. Ia
merupakan pendiri dinasti dalam agama Hindu.

Kehidupan Sosial

Kehidupan sosial dalam Kerajaan Kutai bisa


dilihat dari pelaksanaaan upacara
penyembelihan kurban. Salah satu yupa
menyebutkan bahwa Raja Mulawarman
memberikan sedekah berupa 20.000 ekor lembu
kepada kaum brahmana. Sedekah itu sendiri
dilaksanakan di tanah suci yang bernama
Waprakeswara, yaitu tempat suci untuk memuja
Dewa Syiwa. Dari peristiwa itu, kita bisa melihat
bahwa hubungan yang terjadi antara Raja
Mulawarman dengan kaum brahmana terjalin
secara erat dan harmonis.

Kehidupan Ekonomi
Ketujuh Yupa yang ditemukan di sekitar
Muarakaman tidak menyebutkan secara spesifik
kehidupan ekonomi Kerajaan Kutai. Hanya salah
satu Yupa menyebutkan bahwa Raja Mulawarman
telah mengadakan upacara korban emas dan
menghadiahkan sebanyak 20.000 ekor lembu
untuk golongan brahmana. Tidak ada sumber
yang pasti tentang asal usul emas dan sapi yang
biasa digunakan untuk upacara-upacara
kerajaan. Tetapi dari situ kita bisa menduga
bahwa Kerajaan Kutai telah melakukan aktivitas
perdagangan.

Kehidupan Budaya
Karena Kerajaan Kutai telah mendapat pengaruh agama
Hindu, maka kehidupan agamanya telah lebih maju. Salah
satu contohnya adalah pelaksanaan upacara penghinduan
atau pemberkatan seseorang yang memeluk agama Hindu
yang disebut Vratyastoma. Upacara tersebut dilaksanakan
sejak pemerintahan Aswawarman dan dipimpin oleh para
pendeta atau brahmana dari India. Baru pada masa
pemerintahan Mulawarman, upacara tersebut dipimpin oleh
kaum brahmana dariIndonesia. Dari situ kita bisa melihat
bahwa kaum brahmana dari Indonesia ternyata telah
memiliki tingkat intelektual yang tinggi karena mampu
menguasai bahasa Sanskerta. Karena, bahasa ini bukanlah
bahasa yang dipakai sehari-hari oleh rakyat India melainkan
bahasa resmi kaum brahmana untuk masalah keagamaan

Berakhir
Kerajaan Kutai berakhir saat Raja Kutai yang
bernama Maharaja Dharma Setia tewas dalam
peperangan di tangan Raja Kutai Kartanegara ke13, Aji Pangeran Anum Panji Mendapa. Perlu
diingat bahwa Kutai ini (Kutai Martadipura)
berbeda dengan Kerajaan Kutai Kartanegara yang
ibukotanya pertama kali berada di Kutai Lama
(Tanjung Kute). Kutai Kartanegara inilah, di tahun
1365, yang disebutkan dalam sastra Jawa
Negarakertagama. Kutai Kartanegara selanjutnya
menjadi kerajaan Islam yang disebut Kesultanan
Kutai Kartanegara

Kesimpulan :
Kerajaan kutai adalah kerajaan tertua
di Indonesia. Kerajaan ini terletak
ditepi sungai Mahakam di
Muarakaman, Kalimantan Timur,
dekat kota Tenggarong.
Diperkirakan Kerajaan Kutai berdiri
pada abad 4 M prasasti tersebut
didirikan oleh Raja Mulawarman.

Masa kejayaan Kerajaaan Kutai berada


pada massa pemerintahan Raja
Mulawarman. Hal ini dibuktikan dengan
pemberian sedekah kepada kaum
Brahmana berupa 20.000 ekor sapi.
Jumlah 20.000 ekor sapi ini membuktikan
bahwa pada masa itu kerajaan Kutai
telah mempunyai kehidupan yang
makmur dan telah mencapai massa
kejayaannya.

Kerajaan Kutai berakhir saat Raja


Kutai yang bernama Maharaja
Dharma Setia tewas dalam
peperangan di tangan Raja Kutai
Kartanegara ke-13, Aji Pangeran
Anum Panji Mendapa.

pujinurifha.blogspot.com/2013/12/ke
rajaan-kutai.html
http
://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Kuta
i
rangkumsejarah.blogspot.com/p/ker
ajaan-kutai.html

Dankie

Anda mungkin juga menyukai