Anda di halaman 1dari 4

6.

Bicara
Gagasan, pikiran, perasaan yang telah diekspresikan melalui bahasa;
komunikasi verbal. Gangguan bicara:
a. Tekanan bicara (pressure of speech): bicara cepat yaitu peningkatan
jumlah dan kesulitan untuk memutus pembicaraan dapat terjadi pada orang
cerewet, lagi marah atau jatuh cinta.
b. Kesukan/banyak bicara (logorrhea): bicara banyak sekali, bisa koheran,
bisa inkoheran.
c. Kemiskinan bicara (poverty of speech): pembatasan jumlah bicara yang
digunakaan;jawaban mungkin hanyasatu suku kata (monosyllabic)
d. Bicara yang tidak spontan: respon verbal yang diberikan hanya jika
ditanya atau dibicarakan langsung; tidak ada bicara yang dimulai dari diri
sendiri.
e. Kemiskinan isi bicara; bicara yang adekuat dalam jumlah tetapi
memberikan sedikit informasi karena ketidak jelasan, kekosongan,atau
frasa yang stereotipik.
f. Disprosodi; hilangnya Irma bicara yang normal .
g. Disartria; kesulitan artikulasi bukan dalam penemuan kata atau tata
bahasa.
h. Bicara yang keras atau lemah secara berlebihan; hilangnya modulasi
volume bicara normal; dapat mencerminkan berbagai keadaan patologis
mulai dari psikologis sampai depresi sampai ketulian.
i. Gagap (stuttering); pengulangan atau perpanjajangan suara atau suku
katayang sering, menyebabkan gangguan kefasihan bicara yang jelas
j. Cluttering; bicara yang aneh dan disritmik, yang mengandung semburan
kata-kata yang cepat dan menyentak orang mabuk alcohol
Gangguan afasik; gangguan dalam pengeluaran bahasa(neurologis)
a. Afasia motorik; gangguan bicara yang disebabkan oleh gangguan konitif
dimana pengertian adalah tetap tetapi kemampuan untuk bicara adalah
sangat terganggu; bicara terhenti-henti, susah payah dan tidak akurat (juga
dikenal sebai afasi broca,tidak fasih dan ekspresif).

b. Afasia sensoris ; kehilangan kemampuan organk untuk mengerti arti kata;


bicara adalah lancar dan spontan,tetapi membingunkan dan yang bukanbukan (juga dikenal sebagai afasia wernicke, fasih dan reseptif)
c. Afasia nominal; kesulitan untuk menemukan nama yang tepat untuk satu
benda (juga dikenal sebagai afasia anomia dan amnestik)
d. Afasia sintatikal; ketidakmampuan untuk menyusun kata-kata dalam
urutan yang tepat
e. Afasia jargon; kombinasi afasia yang sangat tidak fasih dan afasia fasih
yang berat.
7. Persepsi
Proses pemindahan stimulasi fisik menjadi informasi psikologis; proses
mental dimana stimulus sensori dibawa kekesadaran.
Ganguan Persepsi;
a. Halusinasi; persepsi sensori yang palsu yang terjadi tanpa stimulus
eksternal yang nyata; mungkin terdapat atau tidak terdapat interpretasi
waham sehubungan dengan pengalaman halusinasi tersebut.
1) Halusinasi hipnagogik; persepsi sensori yang palsu yang terjadi saat
akan tidur biasanya biasanaya dianggap fenomena yang nonpatologis
2) Halusinasi hipnopompik; persepsi palsu yang terjadi saat terbangun
tidur;biasanya dianggap tidak patologis.
3) Halusinasi dengar (auditoris): persepsi bunyi yang palsu,biasanya suar
tetapi juga bunyi-bunyi lain, seperti music; merupakan halusinasi yang
paling sering pada gangguan psikiatek.
Contoh: dokter ada orang yang ja basuruh pakita tiap pagi keliling
kampong, kEmampuan pergi selalu tu suara-suara itu iko
4) Halusinasi visual: persepsi palsu tentang penglihatan yang berupa citra
yang membentuk (sesbagai contohnya orang) dan citra yang tidak
membentuk (sesbagai contohnya kilatan cahay); paling sering pada
gangguan 0rganik.
5) Halusinasi penciuman (olfaktoris) persepsi membau yang palsu; paling
sering pada gangguan organik.
6) Halusinasi pengecapan (gustatoris);persepsi tentang kecap yang palsu,
seperti rasa kecap yang tidak menyenangkan yang disebabkanoleh

kejang;paling sering pada gangguan organic. contoh:makan yang


berubah rasa padahal itu makanan favoritnya.
7) Halusinasi perabaan (taktil;haptic): persepsi palsu tentang perabaan
atau sensasi permukaan, seperti pada tungkai yang
teramputasi( phantom limb); sensasi adanya gerakan pada atau di
bawah kulit (kesemutan).
8) Halusinasi somatic: sensasi palsu tentang sesuatu hal yang terjadi
dalam atau terhadap tubuh; paling sering berasal dari bagian visceral
tubuh ( juga dikenal sebagai halusinasi kenestetik)
9) Halusinasi liliput; persepsi yang palsu dimana benda-benda tampak
lebih kecil ukuranya ( juga dikenal sebagai mikropsia)
10) Halusinasi yang sejalan dengan mood (mood congruent hallucination):
halusinasi dimana isi halusinasi adalah konsisten dengan mood yang
tertekan atau manic (sebagai contohnya pasien manic mendengar suara
yang mengatakan bahwa pasien memiliki harga diri kekuatan dan
pengetahuan yang tinggi).
11) Halusinasi yang tidak sejalan dengan mood(mood-incongruent
hallucination) halusinasi dimana isinya tidak konsisten dengan
moodyang tertekan atau manic (sebagai contohnya pada deprei
halusinasi tidak melibatkan tena-tema tersebut seoerti
rasabersalah,penghukuman yang layak, atau etidakmampuan; pada
mania, halusinasi tidak mengandung tema-tema tersebut seperti harga
diri atau kekuasaan yang tinggi)
12) Halusinasi paling sering adalah halusinasi dengar, yang berhubungan
dengan penyalagunaan alcohol kronis yang terjadi dalam sensorium
yang jernih, berbeda dengan delirium(DTs),yaitu halusinasi yang
terjadi dalam konteks sensorium yang berkabut
13) Senestesia: sensasi atau halusinasi yang disebabkan oleh sensasi lain,
(sebagai contohnya, suatu sensasi auditorius yang disertai atau
dicetuskan oleh suatu sensasi visual; suatu bunyi dialami sebagai
dilihat, atau suatu penglihatan dialami sebagai didengar)
14) Traling phenomenon;kelainan persepsi yang berhubungan dengan
obat-obat halusinogenik dimana bendayang bergerak dilihat sebagai
sederetan citra yang terpisah dan tidak kontinu.

b. Ilusi: mispersepsi atau misinterpretasi terhadap stimulasi eksternal yang


nyata.
c. Gangguan yang berhubungan dengan gangguan kognitif dan kondisi
medik:
Kodisi medik:
Agnosia, ketidak mampuan untuk mengenali dan menginterpretasiakn
kepentingan kesan sensoris.
1) Anosognosia (ketidaktahuan tentang penyakit): adanya ketidak
mampuan untuk mengenalisuatu defisit neurologis yang terjadipada
pasien.
2) Somatopagnosia (ketidaktahuan tentang tubuh): adanaya ketidak
mampuan untuk mengenali suatubagian tubuh sebagai milik tubuhnya
sendiri (juga disebut sebagai autopagonosia)
3) Agnosia visual: ketidakmampuan untuk mengenali benda-benda atau
orang.

Anda mungkin juga menyukai