Anda di halaman 1dari 17

POST PARTUM NORMAL

KELOMPOK VIII

AMIRUL EKA KURNIAWAN


JENDRIKA ADELIA KASU
RAISA TAATIYAH MUSA
WINDRAWATI ISHAK

DEFINISI
Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir
ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan
sebelum hamil yang berlangsung kira-kira 6 minggu (Abdul
Bari,2000). Masa nifas (Puerperium) adalah masa pulih
kembali, mulai dari persalinan sampai alat-alat kandungan
kembali seperti pra-hamil. Lama masa nifas ini yaitu : 6 8
minggu minggu (Mochtar, 2001).
Masa nifas (puerperium) adalah masa dimulai beberapa
jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah
melahirkan (Pusdiknakes, 2003). Wanita yang melalui
periode puerperium disebut puerpura.

ETIOLOGI
Penyebab persalinan belum pasti diketahui,namun beberapa teori
menghubungkan dengan faktor hormonal,struktur rahim,sirkulasi
rahim,pengaruh tekanan pada saraf dan nutrisi(Hafifah, 2011)
Teori penurunan hormone
1-2 minggu sebelum partus mulai, terjadi penurunan hormone
progesterone dan estrogen. Fungsi progesterone sebagai
penenang otot otot polos rahim dan akan menyebabkan
kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila
progesterone turun.
Teori placenta menjadi tua
Turunnya kadar hormone estrogen dan progesterone menyebabkan
kekejangan pembuluh darah yang menimbulkan kontraksi rahim.

NEXT. . .
Teori distensi rahim
Rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan iskemik
otot-otot rahim sehingga mengganggu sirkulasi utero-plasenta.
Teori iritasi mekanik
Di belakang servik terlihat ganglion servikale(fleksus
franterrhauss). Bila ganglion ini digeser dan di tekan misalnya
oleh kepala janin akan timbul kontraksi uterus.
Induksi partus
Dapat pula ditimbulkan dengan jalan gagang laminaria yang
dimasukan dalam kanalis servikalis dengan tujuan merangsang
pleksus frankenhauser, amniotomi pemecahan ketuban),
oksitosin drip yaitu pemberian oksitosin menurut tetesan
perinfus.

PATOFISIOLOGI

Dalam masa post partum atau masa nifas, alat-alat genetalia interna maupun
eksterna akan berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum
hamil. Perubahan-perubahan alat genetal ini dalam keseluruhannya disebut
involusi. Disamping involusi terjadi perubahan-perubahan penting lain yakni
memokonsentrasi dan timbulnya laktasi yang terakhir ini karena pengaruh
lactogenik hormon dari kelenjar hipofisis terhadap kelenjar-kelenjar mama.
Otot-otot uterus berkontraksi segera post psrtum, pembuluh-pembuluh darah
yang ada antara nyaman otot-otot uretus akan terjepit. Proses ini akan
menghentikan pendarahan setelah plasenta lahir. Perubahan-perubahan yang
terdapat pada serviks ialah segera post partum bentuk serviks agak
menganga seperticorong, bentuk ini disebabkan oleh korpus uteri terbentuk
semacam cincin. Peruabahan-perubahan yang terdapat pada endometrium
ialah timbulnya trombosis, degenerasi dan nekrosis ditempat implantasi
plasenta pada hari pertama endometrium yang kira-kira setebal 2-5 mm itu
mempunyai permukaan yang kasar akibat pelepasan desidua dan selaput
janin regenerasi endometrium terjadi dari sisa-sisa sel desidua basalis yang
memakai waktu 2 sampai 3 minggu. Ligamen-ligamen dan diafragma palvis
serta fasia yang merenggang sewaktu kehamilan dan pertu setelah janin lahir
berangsur-angsur kembali seperti sedia kala.

MANIFESTASI KLINIS
Sebelum terjadi persalinan sebenarnya beberapa minggu sebelumnya
wanita memasuki bulannya atau minggunya atau harinya yang disebut
kala pendahuluan (preparatory stage of labor) ini memberikan tandatanda sebagai berikut :
Lightening atau setting atau droping yaitu kepala turun memasuki
pintu atas panggul terutama pada primigravida pada multipara tidak
begitu kentara.
Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.
Perasaan sering atau susah kencing (potakisurla) karena kandung
kemih tertekan oleh bagian terbawa janin.
Perasaan sakit perut dan dipinggang oleh adanya kontraksi lemah dari
uterus, kadang disebut false labor pains.
Serviks menjadi lembek, mulai melebar dan sekresinya bertambah dan
bisa bercampur darah (bloody shoe).

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIC
Pemeriksaan post partum menurut Siswosudarmo, 2008:
Pemerikasaan umum: tensi,nadi,keluhan dan sebagainya
Keadaan umum: TTV, selera makan dll
Payudara: air susu, putting
Dinding perut, perineum, kandung kemih, rectum
Sekres yang keluar atau lochea
Keadaan alat kandungan

Pemeriksaan penunjang post partum menurut Manjoer arif dkk, 2001


Hemoglobin, hematokrit, leukosit, ureum
Ultra sosografi untuk melihat sisa plasenta.

KOMPLIKASI
Klien post partum komplikasi perdarahan
Perdarahan post partum adalah perdarahan dalam kala IV lebih dari 500-600 cc dalam 24 jam setelah
anak dan plasenta lahir(Prof. Dr. Rustam Mochtar, MPH, 1998). Perdarahan Post partum diklasifikasikan
menjadi 2, yaitu:
Early Postpartum : Terjadi 24 jam pertama setelah bayi lahir
Late Postpartum : Terjadi lebih dari 24 jam pertama setelah bayi lahir
Tiga hal yang harus diperhatikan dalam menolong persalinan dengan komplikasi perdarahan post
partum :
Menghentikan perdarahan.
Mencegah timbulnya syok.
Mengganti darah yang hilang.

. Klien post partum komplikasi infeksi


Infeksi adalah berhubungan dengan berkembang - biaknya mikroorganisme dalam tubuh manusia yang
disertai dengan reaksi tubuh terhadapnya (Zulkarnain Iskandar, 1998).
Infeksi pascapartum (sepsis puerperal atau demam setelah melahirkan) ialah infeksi klinis pada saluran
genital yang terjadi dalam 28 hari setelah abortus atau persalinan (Bobak, 2004).
Infeksi ini terjadi setelah persalinan, kuman masuk dalam tubuh pada saat berlangsungnya proses
persalinan. Diantaranya, saat ketuban pecah sebelum maupun saat persalinan berlangsung sehingga
menjadi jembatan masuknya kuman dalam tubuh lewat rahim. Jalan masuk lainnya adalah dari penolong
persalinan sendiri, seperti alat-alat yang tidak steril digunakan pada saat proses persalinan.

PENCEGAHAN

Hindari sinar matahari yang berlebihan


Makan makanan yang sehat
Hindari infeksi,misalnya infeksi luka

PENATALAKSANAAN
Observasi ketat 2 jam post partum (adanya komplikasi perdarahan)
6-8 jam pasca persalinan : istirahat dan tidur tenang, usahakan miring kanan
kiri
Hari ke- 1-2 : memberikan KIE kebersihan diri, cara menyusui yang benar dan
perawatan payudara, perubahan-perubahan yang terjadi pada masa nifas,
pemberian informasi tentang senam nifas.
Hari ke-2 : mulai latihan duduk
Hari ke-3 : diperkenankan latihan berdiri dan berjalan

hidroksikkloroquin digunakan untuk manifestasi kulit dan discoid lupus sistemik,
tetapi harus hati-hati karena potensi toksisitasnya pada retina.

ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
A. Identitas klien
B. Status kesehatan saat ini
Keluhan utama
Lama keluhan

Kualitas keluhan

Faktor pencetus

Faktor pemberat

Upaya yang telah dilakukan

Diagnosa medis

C. Riwayat kesehatan saat ini


D. Riwayat kesehatan dahulu
E. Pemeriksaan fisik

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nyeri akut b/d agen injuri fisik (trauma jalan lahir, epiostomi)
Perubahan pola eleminasi BAK (disuria) b/d trauma perineum dan saluran
kemih.
Gangguan pemenuhan ADL b/d kelemahan; kelelahan post partum.
Resiko infeksi b.d. episiotomi, laserasi jalan lahir, bantuan pertolongan
persalinan

INTERVENSI
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
Nyeri akut berhubungan
dengan trauma mekanis,
pembesaran jaringan atau
distensi efek-efek hormonal

NOC

NIC

Setelah diberikan asuhan


keperawatan diharapkan
nyeri ibu berkurang dengan
menunjukkan :
skala nyeri 0-1
mengatakan nyerinya
berkurang atau hilang,
tidak merasa nyeri saat
mobilisasi dan
TTV dalam batas normal

Kaji ulang skala nyeri



Anjurkan ibu agar
menggunakan tekhnik
relaksasi dan distraksi
rasa nyeri
Motivasi untuk mobilisasi
sesuai indikasi



Berikan kompres hangat

Celegasi pemberian
analgetik

DIAGNOSA KEPERAWATAN

NOC

Perubahan pola eleminasi


Pola eleminasi (BAK) pasien
BAK (disuria) b/d trauma
teratur.
perineum dan saluran kemih. Kriteria hasil: eleminasi BAK
lancar, disuria tidak ada,
bladder kosong, keluhan
kencing tidak ada.

NIC
Kaji haluaran urine,
keluhan serta keteraturan
pola berkemih.
Anjurkan pasien
melakukan ambulasi dini.
Anjurkan pasien untuk
membasahi perineum
dengan air hangat
sebelum berkemih.
Anjurkan pasien untuk
berkemih secara teratur.
Anjurkan pasien untuk
minum 2500-3000 ml/24
jam.
Kolaborasi untuk
melakukan kateterisasi
bila pasien kesulitan
berkemih.

DIAGNOSA
KEPERAWATAN

NOC

NIC

Gangguan pemenuhan ADL


b/d immobilisasi;
kelemahan.

Kaji toleransi pasien


ADL dan kebutuhan
beraktifitas pasien terpenuhi
terhadap aktifitas
secara adekuat.
menggunakan parameter
Kriteria hasil:
berikut: nadi 20/mnt di
- Menunjukkan peningkatan
atas frek nadi istirahat,
dalam beraktifitas.
catat peningaktan TD,
- Kelemahan dan kelelahan
dispnea, nyeri dada,
berkurang.
kelelahan berat,
- Kebutuhan ADL terpenuhi
kelemahan, berkeringat,
pusing atau pinsan.
Tingkatkan istirahat,
batasi aktifitas pada dasar
nyeri/respon
hemodinamik

DIAGNOSA
KEPERAWATAN

NOC

NIC

Resiko infeksi b/d


empisiotomi

Infeksi tidak terjadi.


Kriteria hasil: tanda infeksi
tidak ada, luka episiotomi
kering dan bersih, takut
berkemih dan BAB tidak
ada.

Pantau: vital sign, tanda


infeksi.
Kaji pengeluaran lochea,
warna, bau dan jumlah.
Kaji luka perineum,
keadaan jahitan.
Anjurkan pasien
membasuh vulva setiap
habis berkemih dengan
cara yang benar dan
mengganti PAD setiap 3
kali perhari atau setiap
kali pengeluaran lochea
banyak.
Pertahnakan teknik septik
aseptik dalam merawat
pasien (merawat luka
perineum, merawat
payudara, merawat bayi).

THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai