Anda di halaman 1dari 25

PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL

Program Silinder 3 Axis (XYZ)

Pendahuluan
1.1. Pengertian PLC
Secara mendasar PLC adalah suatu peralatan kontrol yang dapat diprogram untuk
mengontrol proses atau operasi mesin. Kontrol program dari PLC adalah menganalisa
sinyal input kemudian mengatur keadaan output sesuai dengan keinginan pemakai.
Keadaan input PLC digunakan dan disimpan didalam memory dimana PLC melakukan
instruksi logika yang di program pada keadaan inputnya. Peralatan input dapat berupa
sensor photo elektrik, push button pada panel kontrol, limit switch atau peralatan
lainnya dimana dapat menghasilkan suatu sinyal yang dapat masuk ke dalam PLC.
Peralatan output dapat berupa switch yang menyalakan lampu indikator, relay yang
menggerakkan motor atau peralatan lain yang dapat digerakkan oleh sinyal output dari
PLC.
Selain itu PLC juga menggunakan memory yang dapat diprogram untuk
menyimpan instruksi instruksi yang melaksanakan fungsifungsi khusus seperti :
logika pewaktuan, sekuensial dan aritmetika yang dapat mengendalikan suatu mesin
atau proses melalui modulmodul I/O baik analog maupun digital.
1.2.

STRUKTUR DASAR PLC


1.2.1. Central Prosesing Unit ( CPU )
CPU berfungsi untuk mengontrol dan mengawasi semua pengopersian dalam
PLC, melaksanakan program yang disimpan didalam memory. Selain itu CPU juga
memproses dan menghitung waktu memonitor waktu pelaksanaan perangkat lunak dan
menterjemahkan program perantara yang berisi logika dan waktu yang dibutuhkan
untuk komunikasi data dengan pemrogram.

PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL


Program Silinder 3 Axis (XYZ)

1.2.2. Memory
Memory yang terdapat dalam PLC berfungsi untuk menyimpan program dan
memberikan lokasi lokasi dimana hasil hasil perhitungan dapat disimpan
didalamnya. PLC menggunakan peralatan memory semi konduktor seperti RAM
(Random Acces Memory), ROM (Read Only Memory), dan PROM (Programmable
Read Only Memory) RAM mempunyai waktu akses yang cepat dan program program
yang terdapat didalamnya dapat deprogram ulang sesuai dengan keinginan pemakainya.
RAM disebut juga sebagai volatile memory, maksudnya program-program yang
terdapat mudah hilang jika supply listrik padam. Dengan demikian untuk mengatasi
supply listrik yang padam tersebut maka diberi supply cadangan daya listrik berupa
baterai yang disimpan pada RAM. Seringkali CMOS RAM dipilih untuk pemakaian
power yang rendah. Baterai ini mempunyai jangka waktu kira kira lima tahun
sebelum harus diganti.
1.2.3. Input / Output
Sebagaimana PLC yang direncanakan untuk mngontrol sebuahproses atau
operasi mesin, maka peran modul input/output sangatlah penting karena modul ini
merupakan suatu perantara antara perangkat kontrol denganCPU. Suatu peralatan yang
dihubungkan ke PLC dimana megirimkan suatu sinyal ke PLC dinamakan peralatan
input. Sinyal masuk kedalam PLC melalui terminal atau melalui kaki kaki
penghubung pada unit. Tempat dimana sinyal memasuki PLC dinamakan input poin,
Input poin ini memberikan suatu lokasi didalam memory dimana mewakili keadaannya,
lokasi memori ini dinamakan input bit. Ada juga output bit di dalam memori dimana
diberikan oleh output poin pada unit, sinyal output dikirim ke peralatan output.Setiap
input/output memiliki alamat dan nomor urutan khusus yang digunakan selama
membuat program untuk memonitor satu persatu aktivitas input danoutput didalam
program. Indikasi urutan status dari input output ditandai Light Emiting Diode (LED)
pada PLC atau modul input/output, hal ini dimaksudkan untuk memudahkan
pengecekan proses pengoperasian input/output dari PLC itu sendiri.
1.2.4. Power Supply
PLC tidak akan beroperasi bila tidak ada supply daya listrik. Power supply
merubah tegangan input menjadi tegangan listrik yang dibutuhkan oleh PLC. Dengan
kata lain sebuah suplai daya listrik mengkonversikan suplai daya PLN (220V) ke daya
yang dibutuhkan CPU atau modul input/output.

PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL


Program Silinder 3 Axis (XYZ)

Isi
Deskripsi
Terdapat sebuah mesin pemindah benda kerja 3 silinder dengan pergerakan sesuai sumbu
X, Y dan Z. Mesin tersebut bisa dijalankan secara otomatis ataupun manual. Saat mesin
bekerja otomatis, lampu hijau menyala. Saaat mesin bekerja secara manual, maka lampu
kuning menyala. Saat tombol emergensi ditekan, lampu merah akan menyala berkedip selama
3 kali dan program berhenti serta semua tombol tidak berfungsi kecuali tombol reset. Untuk
mematikan tombol emergensi digunakan tombol reset, dan untuk menormalkan kembali
posisi silinder digunakan tombol Return.
Tabel I/O

0.00
0.01
0.02
0.03
0.05
0.06
0.07
0.08
0.09

Input
Emergency 0.10
Reset
1.00
Return
1.01
Selector
1.02
Vacuum Off 1.03
Z Up
1.04
Z Down
1.05
Stop
Control On

Time Chart

Silinder X
Silinder Y
Silinder Z
Vaccum

Vacuum On
X0.LS
X1.LS
Y1.LS
Y0.LS
Z0.LS
Z1.LS

2.00
2.01
2.02
2.03
2.04
2.07
2.09
3.00
3.01

Output
X Mundur
3.02 Merah
X Maju
Y Maju
Y Mundur
Z Down
Z Up
Vacuum On
Hijau
Kuning

PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL


Program Silinder 3 Axis (XYZ)

Analisa
Rung 0

Analisa :
Rung 0 berfungsi untuk mengaktifkan instruksi interlocking. Fungsi interlocking akan
berfungsi jika P_On aktif dan tombol emergensi tidak aktif.
Rung 1

Analisa :
Rung 1 berfungsi mengaktifkan relay latching untuk selektor manual. Selektor manual akan
aktif jika Control_on aktif dan selektor pada posisi manual. Latching akan berhenti jika
tombol emergensi atau tombol stop ditekan.

PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL


Program Silinder 3 Axis (XYZ)

Rung 2

Analisa :
Rung 2 berfungsi mengaktifkan lampu hijau pada tower sign. Lampu hijau akan aktif jika
selektor pada posisi otom.
Rung 3

Analisa :
Rung 3 berfungsi mengaktifkan mode otomatis. Mode otomatis akan berjalan saat Control_on
ditekan dan selektor pada posisi otomatis, dan mode otomatis akan mati jika tombol stop
ditekan.
Rung 4

Analisa :
Rung 4 berfungsi untuk mengaktifkan lampu kuning pada tower sign. Lampu kunning akan
aktif apabila mode manual diaktifkan dan akan mati saat mode otomatis diaktifkan.

PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL


Program Silinder 3 Axis (XYZ)

Rung 5

PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL


Program Silinder 3 Axis (XYZ)

PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL


Program Silinder 3 Axis (XYZ)

PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL


Program Silinder 3 Axis (XYZ)

PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL


Program Silinder 3 Axis (XYZ)

10

Analisa :
Rung 5 berfungsi untuk mengaktifkan instruksi binary increment. Binary increment akan
aktif saat mode otomatis. Prinsip kerja binary increment seperti shift register, yaitu akan
bertambah atau menggeser program. Sehingga alamat program yang diproses akan selalu
bertambah 1 bilangan setiap binary increment aktif. Binary increment memiliki instruksi yang
berfungsi seperti kontaktor.
Rung 6

Analisa :
Rung 6 berfungsi untuk mengaktifkan instruksi Move. Instruksi Move merupakan instruksi
yang dipakai untuk mengulang siklus binary increment. Instruksi Move biasanya diaktifkan
oleh program terakhir dalam binary increment. Alamat yang tertera pada Move adalah alamat
program yang akan difungsikan saat instruksi Move aktif

PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL


Program Silinder 3 Axis (XYZ)

11

Rung 7

Analisa :
Rung 7 berfungsi untuk mengaktifkan silinder Z_down. Silinder Z akan turun jika program
dengan alamat 1, 5, 9, 14, 19 atau 23 aktif. Saat mode manual, silinder Z akan turun jika
sensor Vakum_off, mode manual dan sensor Y0 aktif secara bersamaan.

PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL


Program Silinder 3 Axis (XYZ)

12

Rung 8

Analisa :
Rung 8 berfungsi mengaktifkan relay latching untuk alat vakum (Vacum_on). Vacum_on
akan aktif jika alamat 2, 10, atau 20 aktif. Saat mode manual, Vacum_on akan aktif jika
Control_on dan mode manual serta sensor Y0 aktif secara bersamaan. Vacum_on akan mati
jika alamat 6, 15 atau 24 aktif. Saat mode manual, Vacum_on akan mati jika sensor Y0 dan
mode manual serta Vacum_on aktif secara bersamaan.

PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL


Program Silinder 3 Axis (XYZ)

Rung 9

13

PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL


Program Silinder 3 Axis (XYZ)

14

Analisa :
Rung 9 berfungsi untuk menaikan silinder Z. Silinder Z akan naik jika program dengan
alamat 3, 7, 11, 16, 21 atau 25 aktif. Saat mode manual silinder Z akan naik jika mode
manual, sensor Z_down dan jamil aktif secara bersamaan atau tombol Return ditekan
Rung 10

Analisa :
Rung 10 berfungsi untuk mengaktifkan silinder X maju. Silinder X akan maju jika program
dengan alamat 4 atau 13 aktif. Saat mode manual silinder X akan maju jika mode manual,
Vacum_on dan Vakum_off aktif secara bersamaan.
Rung 11

Analisa :
Rung 11 berfungsi untuk mengaktifkan silinder X mundur. Silinder X akan mundur jika
program dengan alamat 8 atau 17 aktif. Saat mode manual, silinder X akan mundur apabila
mode manual, Vacum_on dan jamil aktif secara bersamaan atau saat tombol Return ditekan.

PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL


Program Silinder 3 Axis (XYZ)

15

Rung 12

Analisa :
Rung 12 berfungsi untuk mengaktifkan instruksi Move. Instruksi Move akan aktif jika
tombol Reset ditekan.
Rung 13

Analisa :
Rung 13 berfungsi untuk mengaktifkan silinder Y maju. Silinder Y akan maju jika program
dengan alamat 12 atau 22 aktif. Saat mode manual, silinder Y akan maju jika mode manual,
Control_on dan Vakum_off aktif secara bersamaan.

PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL


Program Silinder 3 Axis (XYZ)

16

Rung 14

Analisa :
Rung 14 berfungsi untuk mengaktifkan silinder Y mundur. Silinder Y akan mundur jika
program dengan alamat 18 atau 26 aktif. Saat mode manual, silinder Y akan mundur jika
Control_on, mode manual dan jamil aktif secara bersamaan atau saat tombol Return ditekan.
Rung 15
Analisa :
Rung 15 berfungsi untuk mengaktifkan instruksi Interlock Clear. Yaitu fungsi untuk
mengakhiri program interlocking.
Rung 16

Analisa :
Rung 16 berfungsi untuk mengaktifkan relay latching emergensi. Relay tersebut akan aktif
jika tombol emergensi dan selektor pada mode manual aktif. Relay latching akan mati jika
tombol reset dan selektor pada mode manual aktif.
Rung 17

PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL


Program Silinder 3 Axis (XYZ)

17

Analisa :
Rung 17 berfungsi untuk mengaktifkan timer. Timer akan aktif jika tombol emergensi ditekan
Rung 18

Analisa :
Rung 18 berfungsi untuk mengaktifkan lampu merah pada tower sign. Lampu merah aktif
jika mode impuls dan tombol emergensi aktif serta Timer 0 dan tombol Reset dalam keadaan
mati.
Rung 19

Analisa :
Rung 19 berfungsi untuk mengaktifkan relay latching Return. Relay tersebut akan aktif jika
tombol Return ditekan dan tombol emergensi dalam keadaan tidak ditekan. Relay tersebut
akan berhenti mengunci jika Control_on dan sensor Z0 dalam keadaan aktif.
Rung 20

Analisa :
Rung 20 berfungsi untuk mengaktifkan relay latching Stop. Relay tersebut akan aktif jika
tombo stop ditekan, dan akan mati jika Control_on aktif.

PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL


Program Silinder 3 Axis (XYZ)

18

Human Machine Interface


Human machine interface adalah aplikasi antarmuka yang digunakan untuk mengoperasikan
mesin pengganti push-Button dan tombol-tombol lainnya. Pada praktikum kali ini, untuk
mendesain HMI, mahasiswa menggunakan aplikasi CX Designer. CX Designer adalah
aplikasi untuk menghubungkan aplikasi antarmuka ke program PLC CX Programmer.
Berikut adalah cara-cara untuk menggunakan CX Designer untuk membuat HMI.
Tampilan awal pada CX Designer

Saat akan membuat file baru, akan diminta untuk mengisi :


Model HMI yang digunakan, karena setiap HMI memiliki spesifikasi yang
berbeda.
System Version, harus sesuai dengan system version HMI yang digunakan
Project Title
File Name
Setelah melakukan prosedur diatas, maka akan muncul tampilan seperti berikut:

PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL


Program Silinder 3 Axis (XYZ)

19

Disamping layar kerja, terdapat menu yang berfungsi untuk menampilkan Tombol, lampu dan
fungsi kontrol lainnya.

Untuk tombol, terdapat pengaturan khusus yang memberikan banyak pilihan untuk type dan
fungsi pada tombol yang akan dibuat.

PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL


Program Silinder 3 Axis (XYZ)

20

Yang terpenting adalah, mencantumkan Addres tombol yang sesuai dengan pemasangan pada
PLC .
Proses Transfer HMI ke PT

Program yang diprogram pada Cx-Programmer. Dengan cara memilih Tab-Menu PLC dan
Pilih Setting.

PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL


Program Silinder 3 Axis (XYZ)

21

Sedangkan pada Cx-Programmer terdapat setting khusus. Dengan tahapan PLC-TranferTranfer Setting. Pada Menu box terdapat beberapa jenis pengaturan untuk pengaturannya
deperti tapilan gambar dibawah.

Pengaturan Comms. Method ( Komputer)

Pengaturan konfigurasi Transfer ( Port )

PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL


Program Silinder 3 Axis (XYZ)

22

Pengaturan Kecepatan Transfer


Hasil Percobaan

Tampilan HMI dibuat sebaik mungkin, agar lebih memudahkan saat pengontrolan PLANT
Tombol pada HMI disesuaikan denga tombol yang ada pada kontrol panel.

PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL


Program Silinder 3 Axis (XYZ)

23

Saat HMI aktif maka akan terjadi booting, tampilannya akan seperti gambar diatas.

HMI dapat diopreasikan setelah semua proses selesai.

PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL


Program Silinder 3 Axis (XYZ)

24

Kesimpulan
Dalam pembuatan ladder pada program Cx-Programmer, selain terdapat fungsi atau
instruksi konvensional dalam rangkaian kontrol ( penggunaan relay, kontaktor, timer &
counter ), terdapat juga instuksi yang khusus. Seperti increament, DifUp, DifDown. Instruksi
ini memiliki fungsi yang tidak dimiliki pada komponen kontrol pada umumnya.
Pada praktik ini, digunakan instruksi increament yang dianggap lebih memudahkan dalam
pembuatan program karena logika yang dibutuhkan tidak terlalu rumit jika dibandingkan
dengan cara yang biasa saja ( penggunaan relay & kontaktor ).
Pada program Cx-One selai terdapat Cx-Programmer terdapat juag Cx-Designer yang
berfungsi untuk mengatur tampilan HMI yang dihubungkan dengan PLC Omron.Dengan
menggunakan HMI, proses pengaturan mesin ( PLANT ) dapat lebih rapi dan mudah saat
pengontrolan mesin

PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL


Program Silinder 3 Axis (XYZ)

Penutup

25

Anda mungkin juga menyukai