Rsni Pkki Ni 5 (Kayu)
Rsni Pkki Ni 5 (Kayu)
REVISI PKKI NI - 5
Standar Nasional Indonesia
ics
NI- 5 )
EN
BAHAN KONSENSUS
DAFTARISI
Daftar isi
Prakata
III
Ruang lingkup
Acuan normatif
Persyaratan-persyaratan
4.1
Struktur
4.2
Kuat acuan
5.1
5.2
Ketentuan umum
6.1
Ruang Jingkup
6.2
6.3
Dasar perencanaan
Syarat-syarat perencanaan
13
7.1
Ruang lingkup
13
7.2
13
7.3
Stabilitas
13
7.4
Pengekang lateral
13
7.5
Kondisi acuan
13
7.6
Tahanan terkoreksi
14
18
8.1
Umum
18
8.2
18
8.3
18
8.4
19
20
9.1
9.2
Umum
Panjang efektif dan kelangsingan
20
20
BAHAN KONSENSUS
9.3 .
25
9.4
25
9.5
Tahanan tumpu
29
9.6
31
10
32
10.1
Umum
32
10.2
Kekangan lateral
37"
10.3
42
10.4
Tahanan geser
44
10.5
Tahanan puntir
47
10.6
48
10.7
Genangan
57
11
58
11.1
Umum
58
11.2
58
11.3
59
11.4
62
11.5
Struktur busur
62
11.6
Rangka batang
63
12
Sambungan mekanis
65
12.1
Umum
65
12.2
67
12.3
68
12.4
72
12.5
79
12.6
Kombinasi a
87
13
Panel struktural
94
13.1
Ruang lingkup
94
13.2
Syarat-syarat perencanaan
94
13.3
Tahanan acuan
94
13.4
95
13.5
Perencanaan
95
II
BAHAN KONSENSUS
14
97
14.1
Umum
97
14.2
97
14.3
Tahanan perlu
98
14.4
Tahanan acuan
98
14.5
Ketentuan Lain-lain
98
l5
99
15.1
Ketentuan umum
99
struktur
99
100
108
"
III
Prakata
Tata Cara Perencanaan Konstruksi Kayu
Peraturan Konstrusi Kayu
pekerjaan
3
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
PenanggungJavvab
Ket.ua
Koordinator Materi
NaraSumber
Nara Sumber
Puslitbang Permukiman
Institut Pertanian Bogor
Universitas Parahyangan
Institut Teknologi Bandung
Institut Teknologi Bandung
Institut Teknologi Bandung
Puslitban_g Pennukiman
Puslitbang Pennukiman
Puslitbang Permukiman
Puslitbang Permukiman
Puslitbang Pennukiman
Puslitbang Permukirnan
Puslitbang Permukiman
Universitas Sumatra Utara
Institut Pertaniau Bogor
NaraSumber
Nara Sumber
Nara Sumber
Nara Sumber
Nara Sumber
Sekretaris
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Dalam pemakaiannya
berupa SNI maupun standar asing yang belum diadopsi seperti ASTM.
Panitia Teknik mengucapkan
yang setinggi-tingginya
kepada Tim Kerja dan Nara Sumber atas tersusunnya standar Tata Cara Perencanaan
Konstruksi
menyumbangkan
Gedung
yang telah
sekian
lama bekerja
serta
peraturan konstruksi
kayu di Indonesia, kami berharap standar ini dapat bermanfaat bagi masyarakat luas.
Jakarta,
.Agustus 2002
Panitia Teknik
Konstruksi dan Bangunan
1 .
BAHAN KONSENSUS
Ruanglingkup
perencanaan dan pelaksanaan struktur kayu untuk bangunan gedung, atsu struktur
bang un an lain yang mempunyai kesamaan karalder dengan struktur bangunan gedung.
Acuan normative
ENV 1995-1-1, Design of timber structures. Part 1-1 General rules and rules for building
A5TM 04442- 92, Standard test methods fordirecf maisfure content measurement of
wood and wood base matTials
ASTM 09, Terminiology relating to wood
ASTM 0 2395, Test method for specific grafify of wood and wood-base materials
ASTM 0 4442, Test methods for direct maistute content measurement
of wood-base
materials
SNI 03--3527-19~,
SNI 03-3972-1995.
berukuran struktural
SNI 03-3973--1995, Metode pengujan modulus elastisitas tekan dan kuat tekan sejajar
setat kayu konstruksi berukuran struldural
SNI 01-2704-1992,
cam perencanaan
3.1
kadar air
1 dari 113
untuk
rumen dan
gedung
BAHAN KONSENSUS
kandungan air: yang terdapat dalam kayu, biasanya dinyatakan dalam persen dari berat
kayu kering oven. Kadar air kayu atau bahan berkayu dapat dinyatakan berdasarkan
berat kayu kering oven atau berat kayu basah
3.2
kayu strtuktural
kayu gergajian yang digunakan untuk komponen struktur bangunan yang memikul beban
3.3
isotropis
bahan yang mempunyai sifat yang sama pada ke tiga sumbu
3.4
Modulus elastisitas
Modulus elastisitas yang dihitung berdasarkan beban lentur
3.5
kayu ketring udara
kayu dengan kadar air maksimal 200/0
3.6
gubal
bag ian tertuar dari kayu yang berbata~an dengan kulit dan merupakan
bagian batang
yang masih hidup berisi zat makanan cadangan biasanya berwama terang
3.7
netwon
satuan rnenerut system intemasional (81) untuk gaya ekivalen dengan 0, 1 kgf dan ditulis
dengan motasi N
2 dan 113
tsAHAN
KUN::;t=N::>U::;
3.8
Mega pascal
Sepuluh pangkat enem pascal ekivalen dengan 10 kgf/cm2 dan ditulis dengan notasi
MPa
3.9
Beratjenis
8erat pervolume benda tertentu dan suatu bahan dibagi dengan berat air pada volume
yang sarna
3.10
kayu keras
kelompok kayu yang berasal dari golongan berbiji tertutup (Angiospermac) yang pada
umumnya berdaun lebar dengan ciri - ciri kayu memiliki pori-pori dan pembuluh serta
struktur anatomi yang kompleks
3.11
kayulunak
kelompok kayu yang berasal adri golongan berbiji terbuka (Gimuo spermac) yang pada
umumnya berdaun jarum dengan ciri-ciri kayu tardiri adri trakeed longitudinal dengan
struktur anatomi yang relatif lebih sederhana
3.12
mata kayu
bagian dari cabang atau ranting dikelilingi oleh pertumbuhan kayu, penampang lintang
berbentuk: buklat atau lonjong
4
4.1
Persyaratan-persyaratan
Struktur
3 dari 113
berikut:
BAHAN KONSENSUS
1)
Analisis struktur harus dilakukan dengan cara-cara mekanika teknik yang baku.
2)
harus ditunjukan dengan jelas data masukan serta penjelasan data keluaran.
3)
4)
Analisis
mensimulasikan
struktur
harus
dilakukan
dengan
model-model
matematis
yang
kekakuan unsur-unsumya.
5}
Struktur yang dihasUkan dapat dibuktikan dengan perhitungan dan atau percobaan
dan pelaksana
yang
bersangkutan.
(3)
Perhitungan
oleh Pengawas Lapangan, yang terdiri dari ahli-ahli yang diberi wewenang
segaia keterangan dan cara-cara tersebut
Bila perfu,
menentukan
percobaan ulang, fanjutan atau tambahan. 'Laporan panitia yang berisi syarat-syarat
ketentuan-ketentuan
penggunaan
cara
tersebut
mempunyai
kekuatan
yang
dan
sarna
4.2
Perencana
bertanggungjawab
terhadap
harus ditulis dan dibubuhi tanda tangan sarta tanggal yang jelas.
4 dan 113
Nama perencana
BAHAN KONSENSUS
Kuat acuan
5.1
Pemilahan secara mekanis untuk mendapatkan modulus elastisitas lentur harus dilakukan
dengan
mengikuti standar
pemilahan
mekanis
modulus
secara
yang
eksperimental
mengikuti
standar-standar
Tabel 5.1
Kode
mutu
Ew
E26
E25
E24
E23
E22
E21
E20
E19
E18
E17
E16
E15
E14
E13
E12
E11
E10
5.2
25000
24000
23000
22000
21000
20000
19000
18000
17000
16000
15000
14000
13000
14000
13000
12000
11000
Kuat
Kuat tarik
sejajar
Kuat tekan
sejajar serat
Fb
Kuat
Geser
serat
Fc
Fv
66
60
46
6.6
6.5
6.4
24
6.2
21
Lentur
62
59
56
54
56
47
44
42
38
35
32
30
27
23
20
18
Ft
58
56
53
50
47
44
42
39
36
33
31
28
25
22
19
17
45
45
43
41
40
39
37
35
34
33
31
30
28
27
25
24
Kuat tekan
Tegak IUNS
Serat FC_1
23
22
6.1
5.9
20
19
5.6
54
17
5.8
5.4
5.2
5.1
4.9
4.8
4.6
4.5
4.3
18
16
15
14
13
12
11
11
10
9
Pemilahan
Apabila pemeriksaan
standar pemilahan
kuat acuan untuk kayu berserat Iurus tanpa cacat dapat dihitung dengan menggunakan
langkah-Iangkah sebagai berikut:
5 dan 113
BAHAN KOt~:;ENSUS
a)
Kerapatan p pada kondisi basah' (berat dan volum diukur pada kondisi basah, tetapi
kadar aimya lebih keeil dari 30%) dihitung dengan mengikuti prosedur baku. Gunakan
3
b)
c)
Gm
d)
= pI{1.000(1
+m1100)]
e)
= (3().m)13O
Hitung estimasi kuat acuan dengan rumus ..rumus pada TabeIS.2, dengan G
Tabei 5.2
= G1S.
Estimasi kuat acuan berdasarkan atas berat jenis pada kadar air 15%
untuk kayu berserat lurus tanpa cacat kayu
KuatAcuan
Modulus Elastisitas Lentur,
...
Rumus estimasi
Ew (MPa)
16.500C;U7
Nilai kuat acuan lainnya dapat diperoleh dari Tabel 5.1 berdasarkan pada nilai modulus
elastisitas lentur acuan dan Tabel 5.2
Untuk kayu dengan serat tidak
modulus
elastisitas
lentur acuan
dengan
mengikuti
...
Tabel5.2
yaitu
tersebut
dengan nilai rasio tahanan yang ada pada Tabel 5.3 yang berganbJng pada Kelas Mutu
kayu. Kelas Mutu ditetapkan dengan mengacu pada Tabel 5.4.
Tabel 5.3
Kelas Mutu
A
B
0,80
0,63
0,50
C
6 dari 113
BAHAN KONSENSUS
Tabel 5.4
Macam Cacat
Mata kayu:
Ter1etak di muka
lebar
Ter1etak di muka
sempit
Retak
Cacat maksimum
Kelas Mutu A
Kelas Mutu B
Kelas Mutu C
1121ebar kayu
1/81ebar kayu
Pingul
,
!
Arah serat
Saluran damar
1 : 13
1:9
1:6
eksudasi tidak
diperkenankan
Gubal
Lubang serangga
Diperkenankan
Diperkenankan
asal terpencar dan
ukuran dibatasi
dan tidak ada
tanda-tanda
serangga hidup
Tidak
diperkenankan
Diperkenankan
Diperkenankan asal
terpencar dan ukuran
dibatasi dan tidak ada
tanda-tanda serangga
hid up
Tidak diperkenankan
7 dari 113
Diperkenankan
Diperkenankan
asal terpencar dan
ukuran dibatasi
dan tidak ada
tanda-tanda
serangga hidup
Tidak
diperkenankan
i,
I!
i
BAHAN KONSENSUS
Ketentuan umum
6.1
Ruang lingkup
kayu
iainnya,
serta
produk-produk
sambungannya.
ini
dimaksudkan
untuk
Satuan
Apabila diper1ukan satuan dalam menggunakan tata cara in; maka satuan tersebut adalah
dalam SI (Sistem
Intemasional).
Sebagian
persamaan
tidak memerlukan
penggunaan
dapat menggunakan
6.2
Beban
nominal
Pembebanan
beban
yang
ditentukan
penggantinya.
6.2.1
adalah
..
di dalam
Pedoman
Perencanaan
atau
8eban nominal
dinding,
lantai, atap, plafon, partisi tetap, tangga, dan peralatan layan tetap;
beban hidup
tetapi tidak termasuk beban Iingkungan seperti angin, hujan, dan lain-lain;
La
beban hidup di atap yang ditimbulkan selama perawatan oleh pekerja, peralatan,
dan material, atau selama penggunaan biasa oleh orang dan benda bergerak;
bentuk aerodinamika
bangunan
dan peninjauan terhadap pengaruh angin topan, puyuh, dan tornado, bila diperlukan;
E
8 dan 113
BAHAN KONSENSUS
6.2.2
Kombinasi pembebanan
1,40
(6.2-1 )
(6.2-2)
atau o,aW)
harus
(6.2-3)
(6.2-4)
(6.2-5)
(6.2-6)
Pengecualian:
(6.2-4),
dan
sarna
dengan
1,0 untuk
garasi
parkir,
daerah
yang
digunctkan untuk pertemuan umum, dan semua daerah di mana beban hidup lebih besar
dan pada 5 kPa.
Setiap
keadaan
batas
yang
rei evan
narus
ditinjau,
pembebanan
terrnasuk
kasus-kasus
di mana
kondisi pembebanan yang tak seimbang harus ditinjau sesuai dengan ketentuan di dalam
Beban lainnya
Pengaruh
struktural
akibat beban-beban
lainnya, tennasuk
pada
berat dan tekanan lateral tanah, pengaruh temperatur, susut, keiembaban, rangkak, dan
beda
Pengaruh struktural akibat beban yang ditimbulkan oleh fluida (F). tanah (S), genangan
.
dengan menggunakan
6.2.4
maka
harus
ditinjau
gaya
aksial,
berbalik arah.
9 dari 113
komponen
struktur atau
mungkin
BAHAN KONSENSUS
6.3
Dasar perencanaan
struktur
beserta sambungannya
harus direncanakan
sedemikian
sehingga
batas yang tel1ampaui pada saat struktur terse but memikul beban
yang ditinjau pada setiap sistem struktur, komponen struktur, atau sambungannya.
Keadaan batas kemampuan layan mengikuti ketentuan dalam Butir 15.
6.3.2
Analisis struktur
Pengaruh
beban
ditentukan
dengan
memperhitungkan
jangka
tertaadap
pendek
masing-masing
metode
analisis
keseimbangan,
maupun jangka
komponen
struktur
elastis.
stabilitas, kompatibilitas
panjang.
struktur
Sebagai
dan
sambungannya
Anatisls
geometris,
altematif,
tersebut
harus
analisis
non-tinier
atau
inelastis dapat digunakan selama data yang mendukung perilaku tersebut tersedia dan
disetujui oleh pihak berwenang .
6.3.2.1
..
Moduluselastisitaslentur
lendutan
dan
harus digunakan
nilai
modulus
Ew'.
pada penggunaannya.
atau stabiUtas ditentukan berdasarkan perhitungan maka harus digunakan nilai persentil
ke
lim.a..
(6.3-1)
geser; dan KVE = aE adalah koefisien variasi nilai Ew. yaitu penyimpangan
E'w
deviasi
Untuk glulam
(kayu
laminasi
penyesuaian
tersebut
adalah 1,05, dan bukan 1,03. Modulus elastisitas lentur tidak per1u dikoreksi
ternadap
faktor waktu, A.
10dari 113
struktural), faldor
BAHAN KONSENSUS
6.3.2.2
Kekangan ujung
Perencanaan
sambungan
semua
ditunjukkan
melalui
mengekang
rotasi
sambungan
harus
eksperimen
diasumsikan
atau
analisis
bersifat
bahwa
sendi
Dalam rangka
kecuali
sambungan
bila
dapat
terse but
dapat
yang
memadai
untuk
menghindari
elemen
penyambung
kapasitas
terbebani
secara
ber1ebihan.
6.3.2.3
Analisis yang dilakukan pada struktur dan komponen struktur yang mengalami
akibat
rangkak
tambahan
deformasi
beban
deformasi
terjadinya
tersebut
6.3.3
Perencanaan
sistem struktur,
komponen
harus menjamin
bahwa tahanan rencana di semua bagian pada setiap sistem, komponen, dan sambungan
struktur sama dengan atau melebihi gaya terfaktor,
6.3.3.1
Ru.
Gaya terfaktor
6.3.3.2
Tahanan rencana
dari
Tahanan rencana dihitung untuk setiap keadaan batas yang bertaku sebagai hasil kali
antara tahanan terkoreksi. R', faldor tahanan. ;. dan faldor waktu, A.. Tahanan rencana
harus sama dengan atau melebihi beban terfaktor,
Ru _<
Ru:
(6.3-2)
"~"Y,/"D''
dengan R' adalah tahanan terkoreksi untuk komponen struktur, elemen, atau sambungan,
seperti tahanan lentur terkoreksi,
BAHAN KONSENSUS
pula Ru diganti dengan MUt Vu, dan sebagainya untuk gaya-gaya pada komponen struktur
atau sambungan.
Tahanan terkoreksi, R', harus meliputi pengaruh semua faktor koreksi yang berasal dan
keadaan masa layan dan faktor-faktor koreksi lainnya yang bertaku.
Faktortahanan. ;. yang digunakan dalam tata cara ini dirangkum dalam TabeI6.3-1.
KeaJali bila ditetapkan lain, faktor waktu yang digunakan dalam kombinasi pembebanan
pad a Butir 6.2.2 harus sesuai dengan yang tercantum di dalam TabeI6.3-2.
6.3.4
mempernatikan
batas-batas defonnasi, simpangan lateral, getaran, rangkak, atau deformasi lainnya yang
dapat mempengaruhi kemampuan layan gedung atau struktur kayu yang bersangkutan.
Keadaan batas kemampaun !ayan diuraikan di datam Butir 15.
6.3.5
Ketentuan perencanaan dafam tata cara ini dapat diterapkan untuk mengevaluasi
struktur
yang sudah ada. ApabUa gadung atau struktur kayu diubah fungs; atau bentuknya maka
harus dilakukan
tinjauan terhadap
kemungkinan
pengaruh-pengaruh
akibat kerusakan
Faktor tahanan, ;
Simbol
Nilai
Tekan
Lentur
Stabifitas
Tank
tPc
;"
0,90
0,85
(>s
0,85
Geser/puntir
Sambungan
t Pv
"
0,80
0,75
Ot6S
Tabel 6.3-2
Faktor waktu, A.
Kombinasi pembebanan
1,40
1 ,20 + 1.6L + O.5(La atau H)
0,6
0,7 jika L dan gudang
0,8 jika L dari ruangan umum
1,25 jika L dan kejut"
(6.2-3)
(6.2-5)
(6.2-6)
(6.2-4)
12 dan 113
0.8
1,0
1,0
1,0
BAHAN KONSENSUS
Syarat-syarat perencanaan
7.1
Ruang lingkup
Butir ini mengatur syarat ..syarat yang bertaku untuk semua ketentuan perencanaan
dalam tata cara ini.
7.2
neto
_Luas
bruto
dan
7.2.2
Luas neto
jumlah material kayu yang hUang karena adanya lubang bar, baut, paku, coakan,
12 membahas
adunya
sambungan-
sambungan.
7.3
Stabilitas
Stabilitas
komponen
harus dipenuhi
secara keseluruhan
Perencanaan
maupun
oleh
teri1adap stabilitas
oleh
perubahan bentuk struktur atau komponen struktur sistem pemikul beban lateral.
7.4
Pengekang lateral
Pada titik-titik tumpu 00101<, rangka, dan komponen struktur kayu lainnya, harus
disediakan kekangan pada rotasi terhadap sumbu Iongitudinalnya. kecuali bila hal
tersebut temyata tidak diper1ukan berdasarkan analisis ataupun percobaan.
Lihat
7.5
Kondisiacuan
Tahanan
acuan sambungan,
13 dari 113
Z, ditetapkan berdasarkan
BAHAN KONSENSUS
a)
Kondisi kering dengan kadar air setimbang maksimum tidak melebihi 190/0
serta batas
pada temperatur hingga 38C; atau temperatur yang dapat mencapai 65C pada
komponen struktur dan sambungan;
pada
panel
struktural.
diperkenankan
Komponen
struktur
kayu
dan
sambungannya
tidak
Panel struktural tidak diperkenankan berada pada temperatur di atas 93C kecuali
untuk waktu yang sangat pendek. Untuk kondisi temperatur di atas 38C secara
berkelanjutan maka harus dioertakukan faktor koreksi temperatur.
c)
Produk-produk kayu yang tidak diberi perlakuan khusus, kecuali untuk tiang
d)
material
yang diambil
untuk
digunakan
kembali).
e)
atau sambungan
tanpa pembagi
beban (load
7.6
terkoreksi,
sesuai
Butlr 7.6.
Tahananterkoreksi
Faktor koreksi
pacta
digunakan
sesuai
dengan yang disyaratkan pada bagian di bawah ini. Tahanan terkoreksi dihitung
sebagaiberikut:
(7.5-1)
dengan R' adalah tahanan terkoreksi,
faktor koreksi.
Bila bagian ini tidak mengacu
kepada bagian
faktor
koreksi, maka faidor koreksi untuk kayu gergajian, produk-produk kayu lainnya, dan
sambungan, diambil dari Lampiran 8 tata cara ini.
14 dar; 113
BAHAN KONSENSUS
7.6.1
Untuk kondisi masa layan yang berbeda dari kondisi acuan pada Butir 7.5, bertaku
faktar kareksi berikut ini:
CM
fayan yang lebih tinggi daripada 19% untuk kayu masif dan 16% untuk produk kayu
yang dilem:
C,
untuk memperhitungkan
temperatur
layan
Cpt
pengawetan
terhadap
produk-produk
ditetapkan
pengaruh
Nilai faktar
koreksi
ketentuan,
bertaku;
Crt
tahan
api ternadap
ditetapkan
produk-produk
berdasarkan
spesifikasi
kayu dan
sambungan.
pemasok,
ketentuan,
pengaruh pertakuan
Nilai faktor
atau
tata
koreksi
eara yang
bertaku,
7.6.2.
Sebagai
tambahan
persyaratan
dan faktor-faldor
tambahan
koreksl
pada
Sutir
7.6.1,
bertaku
pula
CE
dinding
penutup
untuk
untuk komponen
memperhitungkan
struktur
peningkatan
berfungsi
lantai kayu,
tahanan
ketika
C,
adalah faldor koreksi pembagi beban. untuk b~lok tersusun atau komponen
struktur
kayu,
untuk
memperhitungkan
cara lainnya;
CF
ukuran,
= 1;
CL
stabilitas
koreksi
pengaruh
dimensi
adalah faktar
untuk memperhitungkan
balok,
untuk memperhitungkan
15 dan 113
pengaruh
BAHAN KONSENSUS
Cp
adalah faktor
koreksi stabilitas
pengaruh
Cb
peningkatan
luas
C,
tak persegi panjang pada perhitungan tahanan lentur sesuai dengan Butir 10.1.7
atau
7.6.
3.
Sebagai tambahan dan faktor-faktor yang ditentukan pada Butir 7.6.1 dan 7.6.2,_halhal berikut ini bertaku untuk kayu strukturaf dan kayu laminasi struktural.
CH
peningkatan
tahanan geser pada komponen struktur kayu dengan sedikit cacat kayu;
C,
tegangan pada permukaan yang diiris miring dari kayu Iaminasi struktural; lihat Butir
10.1.11;
Cr
peningkatan
Cv
adalah faklor koreksi pengaruh volume kayu laminasi struktural yang dibebani
adalah
faktor
memperhitungkan
G.t,
koreksi
kelengkungan
kayu
laminasi
struktural,
untuk
tahanan lentur dan komponen struktur kayu yang digunakan secara datar.
7.6.4
dan
mutu acuan yang digunakan untuk menetapkan nilai tahanannya. Faktor mutu ini
16 dan 113
BAHAN KONSENSUS
tidak
tercatat.
7.6.5
pacta Butir
-7.6.1 dan
7.6.2, hal-hal berikut ini bertaku untuk tiang kayu dan pancang kayu.
Ccs
Csp
Cu
adalah faldor koreksi untuk pancang kayu bundar yang tidak diberi per1akuan
khusus.
7.6.6
Sebagai tambahan dari faktor ..f.aktor koreksi yang dibahas pada Butir 7.6.1 dan
7.6.2 s .hal-hal berikut ini ber1aku untuk sambungan.
Ct.
adalah
faktor
koreksi
diafragma,
untuk
memperhitungkan
peningkatan
14.1.1 ;
Cg
pembebanan
yang tidak merata dari bans alat pengencang majemuk sesuai dengan
Butir
12.3.6.1;
Cs
adalah
faklor
koreksi
geometri,
untuk
memperhitungkan
geometri
Cd
reduksi penetrasi
Cag
.....
alat pengencang yang dipasang pada serat-ujung sesuai dengan Butir 12.4.3.3;
Cat
adalah faldor koreksi pelat baja sisi, untuk sambungan geser dengan pelat
c",
untuk sambungan
Butir 12.
17 dari 113
, BAHAN KONSENSUS
8.1' Umum
Ruang lingkup
8.1.1
tarik konsentris dan bagian dan komponen struktur yang memikul gaya tank setempat
akibat pengaruh sambungan.
lentur ..dan tank aksial
Komponen-komponen
harus
memenuhi
tambahan untuk pengaruh gaya tarik pada daerah sambungan dapat dilihat pada Butir 12.
8.1.2
Perencanaankomponen struktur
Komponen struktur tarik harus direncanakan untuk memenuhi ketentuan sebagai berikut:
(8.1-1)
Tu adalah gaya tarik tertaktor, A. adalah faktor waktu (Iihat Tabe16.3-2). ;, adalah
dengan
= 0,80,
dan
T adalah
tahanan
acuan
dengan
faktor-faktor
8.1.3
Pertimbangan khusus
Komponen-komponen
8.2
8.1.1
Tahanan tarik
Tahanan
tarik
terkoreksi
ktimponen
struktur
tarik
konsentris,
T, ditentukan
pada
T'
= FtA
(8.2-1)
dengan
F; adalah kuat tarik sejajar serat terKoreksi dan An adalah luas penampang neto.
8.1.2
Bilamana, akibat adanya alat pengencang. letak titik berat penampang neto menyimpang
penampang
brute
sebesar 50/0
18 dari 113
dari
BAHAN KONSENSUS
eksentrisitas lokal harus ditinjau sesuai dengan prinsip baku mekanika dan prosedur yang
8.2
Bilamana gaya tarik tegak lurus serat tidak dapat dihindari maka perkuatan mekanis harus
diadakan untuk mampu memikul gaya tarik yang terjadi. Tank radial yang timbul pada
komponen
struktur
batang penyokong, dan komponen struktur serupa, adalah komponen struktur yang terdiri
per1emahan akibat
antar
sambungan
elemen
harus
ditinjau
dalam
perencanaan.
8.3.2
Komponenstruktur komposit
Perencanaan
gergajian,
berbeda kekakuannya dan beke~a pada arah sejajar serat, atau kombinasi dengan pelat
baja, atau batang baja, harus ditinjau berdasarkan konsep penampang transformasi.
Elemen-elemen harus digabungkan sehingga dapat bekerja sebagai satu kesatuan
dengan
gaya-gaya
terdistribusi
sebanding
dengan kekakuan
elemen
penyusunnya.
Tahanan tank komponen struktur komposit tersebut ditentukan sebagai jumlah tahanan
tarik dan setiap elemen penyusun yang dihitung pada saat salah satu elemen mencapai
deformasi batasnya.
19 dari 113
BAHAN KONSENSUS
9.1
Umum
9.1.1
Ruang lingkup
Ketentuan-ketentuan
gaya tekan aksial dan gays tekan tumpu. Komponen struktur yang memikul kombinasi
lentur dan gaya tekan aksial, tennasuk
komporien
9.1.2
P adafah
dengan
tPc =
0,90
adalah faktor tahanan tekan sejajar serat, dan P' adalah tahanan tekan terkoreksi.
Tahanan
terkoreksi
adalah
tahanan
acuan
dengan fa ktor-faktor
gaya-gaya
pendetailan
tersebut
aksial .setempat
tahanan
harus
mendapatkan
gaya-gaya
transversal bekerja.
9.2
9.2.1
jarak
pusat ..k.e-pusat
pengekang
lateral.
Panjang
kolom
tak-terkekang
tersebut.
Panjang efektif kolom, I., untuk arah yang ditinjau harus diambil sebagai
KJ,
di mana
Ke
adalah faktor panjang tekuk untuk komponen struktur tekan. K; tergantung pad a kondisi
ujung kolom dan ada atau tidak adanya goyangan.
Untuk kolom tanpa goyangan pada arah yang ditinjau, faktor panjang tekuk,.
diambil sarna dengan satu kecuali jika analisis memperlihatkan
20 dari 113
Ke,
harus
BAHAN KONSENSUS
digunakannya
satu.
Untuk kolom dengan goyangan pada arah yang ditinjau, faktor panjang tekuk,
lebih besar daripada
mempemitungkan
Nilai
K.
berdasarkan
analisis
mekanika
K.,
harus
dengan
untuk beberapa
jenis kondisi
kekangan
dengan
goyangan" serta tanpa goyangan dapat ditentukan menggunakan hubungan pada Gambar
9.2-1
~L
I
1r 2
I I
,,
(d)
(tI)
(f)
,- ..
{a}
te)
(b)
~r'
~,
,,
,
,
,
"
..
, ,
-r'
I
,
,
,
l'(7A ,- ..
,I
,
,
,,
~,
\'
,
,, ,
,,
"',.
t711
'II
-4
f
.f,$
l\1Ia1 s; teorItis
0.5
0.7
1.0
1.0
2.0
2.0
0,65
0,80
1,2
1.0
2.10
2,4
IdW
.
KodeaJuoc
V
'f'
T
.Jepi1
Saadi
JlaU. taapa putar8ll sudut
UJUDlbmas
ditinjau terhadap jan-jan girasi penampang kolom pada arah ifu, atau:
kelangsingan
= KelIr
(9.2-1)
21 dan 113
BAHAN KONSENSUS
girasi
Jan-jan
dihitung
berdasarkan
Iuas
penampang
bruto,
dan
menggunakan
atau yang diiris miring, jari-jari girasi ditetapkan sesuai dengan Butir 9.3.3 dan 9.3.4.
Nilai kelangsingan kolom,
KeVr, tidak
9.3.1
rencana
adalah nilai persentil ke lima terkoreksi, E06', seperti yang ditentukan untuk digunakan
dalam perhitungan tahanan.
9.3.2
Tahanan tekan kolom ditentukan berdasarkan kelangsingan penampang kolom pada arah
yang paling kritis. Tahanan tekan kolom terkoreksi ditetapkan sebagai berikut:
P'=C
( 9.3-1)
AFc*
_l+ac
Cp-
2c
)2 _ a
1+ac
(
2c
(9.3-2)
dengan:
(9.3-3)
(9.3-4)
Keterangan:
Fe adalah kuat tekan terkoreksi sejajar serat (setelah dikalikan semua faktor koreksi
kecuali,
Cp), N
22 dan 113
BAHAN KONSENSUS
Eos' adalah nUai modulus elastis lentur terkoreksi pada persentil ke lima, MPa
p.
Po' adalah tahanan tekan aksial terkoreksi sejajar serat pada kelangsingan
kolom sarna
dengan nol, N
t/Jc
(Js
0.90 untuk glulam (kayu laminasi struktural) dan kayu komposit struktural
Nilai momen inersia, " nita; .lEos', dan panjang efektif, Kelt harus diambil pada arah yang
sedang ditinjau. Nilai c untuk kolom selain glulam (kayu laminasi struktural) , tiang, dan
pancang,
kecuali
digunakan
berdasarkan percobaan.
momen inersia penampang neto pada Iokasi tersebut kurang daripada 800/0 dari
b) . dimensi lOngitudinal takik atau lubang lebih besar daripada dimensi penampang
melintang kolom yang terbesar.
terkoreksi harus dievaluasi sebaqai nilai yang terkecil di antara nilai yang diberikan
persamaan ~9.3-6) dan (9.3-7):
23 dan 113
oleh
BAHAN KONSENSUS
(9.3-6)
dengan Cp dihitung menggunakan besaran-besaran
penampang bruto;
(9.3-7)
P'=AnFc
9.3.4
pada ujung kedl; atau bila diameter pada ujung keen, 01, Iebih besar daripada 113 (satu
per tiga) diameter pada ujung besar, ~,
Diameter rencana (D) komponen struktur bundar yang diiris miring, ditentukan
sebagai D=D1 + X (D1 - ~ )
Kasu$
1
2
3
Untuk kondisi
X=1/3.
9.3.4.2
Keterangan
Konstruksi tiang bandera; ujung besar terjepit
Jainnya,
Tahanan tekan terkoreksi dan kolom persegi panjang dengan lebar tetap dan tebalnya
dUris miring secara seragam ditentukan
yang digunakan adalah tebal pada ujung keeil; atau jika tebal ujung keeil, d1, lebih besar
atau sama dengan
Sebagai
tahanan tekan
dan
tambahan
dan ketentuan
pada
Butir 9.3.4.1
24 dan 113
BAHAN KONSENSUS
TabeI9.3-2
Tebal (d)
Komponen struktur persegi panjang yang diiris miring dengan lebar tetap,
ditentukan sebagai d = d1 + X (dt - ~ )
X
Kasus
Keterangan
2
3
besar terjepit
0,23 + 0,07 d11d2
9.4
9.4.1
komposit
Kolom berspasi
...
9.4.1.1
Pada kolom berspasi ada dua sumbu utama yang melalui titik berat penampang,
sumbu
yaitu
arahnya sejajar muka yang berspasi (biasanya muka yang lebih lebar) pada kolom, dan
sumbu bahan adalah sumbu yang arahnya tegak lurus arah sumbu bebas bah an dan
memotong kedua komponen struktur kolorn, Uhat Gambar 9.4.1-1. Butir ini meninjau
geometri menyeluruh kolom berspasi dan tahanannya
yang
terhadap sumbu bebas bahan. Tahanan terhadap sumbu baha~ ditentukan menurut Butir
berspasi, dan elemen pengisi pada titik kumpul tersebut dipandang sebagai klos tumpuan.
Notasi dan dimensi kolom berspasi ditunjukkan dalam Gambar 9.4.1-1 dan meliputi:
25 dari 113
BAHAN KONSENSUS
Is adalah jarak yang terbesar dari pusat alat sambung pada klos tumpuan ke pusat klos
berikutnya;
lce8dalah jarak dan pusat alat sambung pada klos. tumpuan ke ujung kolom yang terdekat;
d1 ada/ah dimensi kolom tungga' pada bidang sumbu bahan pada kolom berspasi;
~dalah
dimensi kolom tunggal pada bidang sumbu bebas bahan pada kolom berspasi.
Klas tumpuan dengan ketebalan minimum sama dengan ketebalan kolom tunggal harus
diadakan pada atau dekat ujung kolom berspasi. Klos tumpuan harus mempunyai
lebar
dan panjang yang memadai sesuai dengan persyaratan sambtJngan pada Butir 9.4.1.4.
Sedikitnya satu klos lapangan. kIos
yang terletak
lebar sarna dengan lebar klos tumpuan harus dipasang di tengah atau di daerah tengah
kolom berspasi sedemikian sehingga ~ ~ 0,50/1.
Perbandingan panjang terhadap lebar maksimum ditentukan sebagai berikut:
Pada bidang sumbu bahan, /,Id, tidak boleh melampaui 80;
Pada bidang sumbu bahan, Isld, tidak boleh melampaui 40;
I-J~
ya~
masif
kondisi
9.4.1.2
kolom berikut
ini:
Kasus (a): Ice~ 0.05/,.
Kasus (b): 0,0511 < /0fI~ 0,10/1
Jika kasus-kasus penjepitan di kedua ujung berbeda makaharus digunakan
kasus (a).
Bila tidak ada goyangan terfladap sumbu bebas bahan, maka faktor panjang tekuk, K.,
dalam arah
terSebut haNS
untuk kasus penjepitan (b). Faktor terse.but tidak dapat dikurangi apabila klos tumpuan
lebih tebal daripada ketebalan
untuk kondisi
penjepitan
padanya. ataupun
sebagai
K..>
BAHAN KONSENSUS
Koeclisi .." ..
\_
Sumba
bdJas
bahao
Gambar 9.4.1-1
9.4.1.3
Tahanan tekan terkoreksi kalam berspasi harus diambil sebagai nilai yang terkecil di
antara tahanan tekan terkoreksi terhadap sumbu bebas bahan dan terhadap sumbu
bahan. 'Kedua
nilai tahanan
tersebut
harus ditentukan
dari persamaan-persamaan
di
dengan
banyaknya
komponen struktur.
digunakan
dalam
persamaan (9.3-1) dan (9.3-4) harus sarna dengan luas komponen struktur tunggal
dikalikan dengan banyaknya komponen struktur. Apabila komponen-komponen tersebut
27 dan 113
BAHAN KONSENSUS
mempunyai
ukuran,
tahanan,
atau
kekakuan
bahan,
yang
be rbeda , maka
harus
nilai-nilai I, EWt danlatau Fen yang terkecil di dalam prosedur di atas, kecuali
digunakan
9.4.1.4
Alat sambung (andn belah atau pelat geser) di masing-masing bidang kontak antara klos
tumpuan dan komponen struktur kolom di setiap ujung kolom berspasi harus mempunyai
tahanan geser sebagaimana ditentukan dalam Butir 12, atau:
(9.4.1-1)
yang
mana Z
komponen
adalah
tahanan
geser
terkoreksi
klos tumpuan,
N; A1 adalah
luas
komponen-komponen
struktur yang
harus dihubungkan
mengekang
(menggunakan
komponen-komponen
bentang,
secara memadai
untuk
rotasi
klos lapangan. Sambungan klos lapangan yang tidak berada di daerah sepertiga bentang,
111 yang di tengah, harus menggunakan alat sambung yang mempunyai kapasitas sesuai
dengan persamaan (9.4.1 ..1.
).
Tabel 9.4.1-1
Ks(MPa)*
0<0,42
Untuk It/d} ~ 11,
s,= O.
(1}ld1-ll)(IOO) tetapi
5 MPa
(/tld1-ll )(74) tetapi < 4 ,.MFa
Alat sambung yang dipertukan untuk memenuhi persamaan (9.4.1-1) bukan merupakan
tambahan dari
yang diperlukan pada alat sambung ujung untuk menyalurkan beban. Nilai
tahanan geser yang harus digunakan adalah nilai yang terbesar di antara tahanan geser
yang diper1ukan dalam persamaan
28 dan 113
untuk menyalurkan
tsAHAN KUN~t:.N~U~
9.4.2
Kolom tersusun
Tahanan
kolom tersusun
harus ditetapkan
dengan memperhitungkan
geometri
satiap
'""
elemen dan keefektifan alat pengencang yang menghubungkan setiap elemen penyusun
komponen struktur tersusun. Sebagai altematif, tahanan kolom tersusun dapat ditetapkan
sebagai jumlah
dan tahanan
masing-masing
elemen
penyusun
yang bekerja
secara
mandiri.
kolom komposit
ditentukan
menggunakan
konsep penampang
transformasi.
seluruh elemen akan bekerja sebagai satu kesatuan. Bila hubungan antar elemen
difakukan
tidak dengan
pengaruh
tahanan masing-masing
secara mandiri.
struktur
pada ujung
kolom.
Tahanan
terkoreksi
tahanan
acuan dengan
faktor-faktor
29 dari 113
BAHAN KONSENSUS
Ujung-ujung
seksama
tumpu,
dan
secara
tennasuk
kedua ujung
kolom tersebut juga harus dikekang secara lateral pada kedua arah yang saling tegak
lurus.
Tahanan
lumpu
rencana
dibawah ini:
persamaan
(9.S-3)
dengan Pu adalah gaya tekan akibat beban terfaktor, ).. adalah faktor waktu (tihat Tabel
6.4-2),
tPc = 0,90
adalah faktor tahanan tekan sejajar serat, dan Pl.' adaJah tahanan tekan
An adalah., luas tumpu neto tegak turus serat, Fc_/ adaJah kUat tumpu terkoreksi
koreksi
(9.5-5)
dengan satuan Ib adalah mm.
30 dari 113
tahanan tumpu
komponen
BAHAN KONSENSUS
arah serat
{Ie = 0,90
dengan Pu adalah gaya tekan terfaktor, A adalah faktor waktu (Iihat TabeI6.4-2),
adalah faktor tahanan
dimana gaya tumpunya
sudut sebesar
tahanan
tumpu
terXoreksi
sarna dengan:
(9.S-7)
dengan An adalah luas bidang tumpu neto, Fr/ adalah kuat tumpu terkoreksi
pada ujung
kolom, FC1' adalah kuat tumpu terkoreksi tegak lurus serat, dan .Ot, adaJah sudut antara
gaya tumpu dengan arah serat kayu, dimana ~=90 untuk gaya tumpu yang membuat
sudut tegak lurus terhadap arah serat kayu.
Bila 6t, adalah BO atau lebih maka bidang tumpu dapat dianggap tegak lurus terhadap
arah serat kayu, dan ketentuan mengenai panjang bidar"'g tumpu pad a 8utir 9.5.2 dapat
digunakan.
9.6
Ketentuan
31 dan 113
struktur melengkung
prismatis
sarna
BAHAN KONSENSUS
10
10.1
Umum
struktur dan
komponen
struktur
yang dibebani
memenuhi ketentuan pada Butir 11. Perhitungan tahanan komponen struktur diatur pada
butir iru, sedangkan persyaratan layan komponen struktur lentur diatur pada Butir 15.
Mu adalah momen terfaktor, 1adalah faktor waktu (Iihat Tabel 6.4-2), f/Jb = 0,85
'.
adalah faktar tahanan lentur. dan M' adalah tahanan lentur terkoreksi.
Untuk geser lentur:
(10.1-2)
dengan Vu adalah gaya geser terfaktor,
..t
t/Jv =
0.75 adalah faktor tahanan geser, dan V' adalah tahanan geser terkoreksi.
Untuk puntir:
(10.1-3)
dengan
Mtu adalah momen puntir terfaktor .A, adalah faktor waktu (Jihat Tabel 6.4-2), tPv =
Mt' adalah
koreksi
tahanan dan kestabilan yang cukup pada daerah bekerjanya gaya-gaya tersebut.
32 dari 113
BAHAN KONSENSUS
10.1.3
Bentang rencana
Bentang rencana harus digunakan dalam menghitung geser, momen, dan lendutan pada
komponen struktur. Untuk komponen struktur berbentang sedernana
dengan tumpuan-tumpuannya
maka bentang
10.1.4
Takikan pada balok harus dihindari, terutama yang tertetak jauh dari tumpuan dan berada
pada sisi tarik. Konsentrasi tegangan yang disebabkan oleh takikan dapat dikurangi
menggunakan
konfigurasi
takikan
yang
diiris
miring
secara
bertahap
daripada
seperempat
masif, dan sepersepufuh tinggi balok untuk balok gfulam (kayu laminasi struktural). Balok
tidak boJeh ditakik di lokasi selain daripada di ujung balok bertumpuan sederhana.
Takikan tidak boleh difakukan di lokasi yang berdekatan dengan tumpuan interior oada
balok menerus, takikan juga tidak boleh ada pad a tumpuan yang bersebelahan
dengan
bentang kantilever.
Pengecualian:
Pada balok-balok
mrn, diperkenankan
Tahanan lentur balok pada setiap penampang yang bertakik, baik di sis; tarik maupun di
sisi tekan, tidak boleh melampaui tahanan lentur dari penampang neto pada lokasi yang
r"
bertakik bila takikannya berada pada sisi tekan. Bila suatu takikan berada pada sisi tarik,
dan momen yang bekena di sepanjang bagian yang bertakik tersebut melebihi setengah
taflanan lentur balok yang dihitung
pada penampang
neto minimum
bertakik
maka
tahanan lentur seluruh balok ditentukan oleh penampang neto bertakik tersebut.
Pengaruh takik terhadap tahanan geser harus ditinjau berdasarkan
10.4.3.
33 dan 113
BAHAN KONSENSUS
10.1.5
atau difabrikasi
untuk digunakan
pada bentang
bahwa
dengan
komponen
perubahan
kantilever
struktur
tunggal tidak
tersebut
peruntukan
mempunyai
penggunaan
balok
tersebut. Glulam (kayu laminasi struktural) yang difabrikasi untuk bentang tunggal tidak
boleh digunakan untuk bentang menerus atau balok kantilever
tahanan
menjadi tertarik.
Begitu
dengan
pula,
pembebanan
suatu
balok
yang
difabrikasi
peruntukan
penggunaan
atau
sebetumnya.
rencana komponen
sehingga
membentuk
komponen
struktur
komposit
parsia
ditetapkan menggunakan:
a) Butir 10.1.2;
b) Butir 10.1.2 yang disesuaikan
menggunak a
.. .
c) analisis struktur dengan tinjauan aksi komposlt parsial dan pengaruh pembagi beban.
lentur terkoreksi
yang ditetapkan
= 1,15 untuk
struktur
oleh persamaan
komponen
dan
prismatis
harus
34 dari 113
berpenampars
(10.2-2)
harus dikalika
struktur berpenampang
dikalikan
dengan
bundar sela
Cf = 1,40 unt.
BAHAN KONSENSUS
kotak dan I
Tahanan lentur balok berpenampang kotak atau I yang tersusun dan gabungan elemen
yang dihubungkan
transformasi kecuali bifa dapat difunjukkan mefafui pengujian bahwa tahanan tentur yang
lebih tinggi dapat dicapai.
non prismatis
Unt",k balok-balok non prismatis, termasuk tiang dan pancang, tahanan Jentur maksimum
untuk suatu geometri dan pembebanan pada suatu balok harus ditentukan menggunakan
analisis.
Bila bentuk non prismatis adalah sebagai hasil dan balok yang diiris secara miring maka
tahanan lentur penampang harus memenuhi Butir 10.1.10 dan 10.1.11.
10.1.10
Untuk balok glulam (kayu laminasi struktural) yang diiris miring pada sisi tekannya maka
interaksi antara kuat tekan sejajar serat, kuat tekan tegak Iurus serat, dan kuat geser
sejajar serat di sekitar irisan miring harus ditinjau pada lokasi-Iokasi kritis kuat lentur
menggunakan ketentuan pada Butir 10. 1. 11.
Salok glulam (kayu laminasi struktural) tidak diperkenankan diiris miring pada sisi
tariknya,
Pengaruh hilangnya material dengan kualitas yang baik sebagai akibat dari proses irisan
miring pada sisi tekan balok glulam (kayu laminasi struktural) harus ditinjau secara
seksama, dan bila perlu dapat dilakukan reduksi pada nilai kuat lentur acuan, F.
eJ,
BAHAN KONSENSUS
harus dihitung untuk iokas: kuat kritis menggunakan persamaan berikut ini:
(10.1-4)
persamaan (10.1-4) harus disesuaikan dengan cara mengalikan dehgan nilai terkedl dan
C, atau faktor volume, Cv karena kedua faktor tersebut tidak bersifat kumuJatif.
menggunakan
beton,
besaran penampang
dan prinsip mekanika untuk jenis balok komposit yang ditinjau. Elemen
harus diambil
hubungan
antara
tahanan
antar elemen
atau
tahanan dan elemen yang paling kritis. Sebagai altematif, tahanan lentur yang lebih tinggi
dapat diijinkan
untuk
pengaruh
ditentukan
dengan
menjumlahkan
tahanan
lentur terkoreksi
masing-masing
.-
yang
bekerja
dapat
harus direncanakan
didistribusikan
secara
sedemikian
seragam
pada
sehingga semua
elemen-elemen
penyusunnya. Jika beban hanya bekerja pada sebagian lebar balok tersusun atau hanya
bekeria pada satu atau dua sisi balok tersusun dengan perbandingan
36 dan 113
lebar terhadap
BAHAN KONSENSUS
tinggi sebesar dua atau lebih, maka faktor pembagi beban tidak berlaku.
Momen puntir harus ditinjau dalam perencanaan
tersusun
Reduksi tahanan lentur balok yang tertentur terhadap sumbu kuatnya sebagai akibat dari
keadaan stabilitas
harus diperhitungkan
sesuai dengan
rekayasa
yang baku.
10.2.2
dibebani terhadap
tinggi terhadap
bresing
lateral pada
tumpuan-
berdasarkan
nilai perbandingan
tinggi nominal
s 2: tidak
a)
d/b
b)
5 < dlb < 6: sisi tekan harus dikekang secara menerus sepanjang balok:
d)
2.400 mm kecuati bila kedua stsi tekan dan tank dikekang secara bersamaan atau bila
sisi tekan balok dikekang
panjangnya
37 dari 113
secara bersamaan
pad a seluruh
BAHAN KONSENSUS
balok berpenampang
(10.2-8),
harus diambil sebagai panjang tak-terkekang pada sisi tekan balok, lu.
Sebagai altematif. untuk balok kayu masi( dengan lebar b dan tinggi d, dapat digunakan
persamaan
tekuk kritis
(10.2-7)
persamaan
yang
telah disedemanakan.
efektif ekivalen,
Ie,
Dalam
menggunakan
lu,
pengaruh
gerakan lateral dan pengaruh puntir. Bila digunakan pendekatan panjang efektif ekivalen
maka nilai Ie harus ditentukan menggunakan Tabel 10.2-1.
Breslng lateral harus diadakan pada semua balok kayu masif berpenampang
persegi
panjang sedemikian sehingga rasio kelangsingannya, RB, tidak melebihi SO, dengan:
(10.2-1)
Keterangan:
Ie
1)
2)
3)
4)
balok dengan ikatan bresing sesuai dengan ketentuan altematif pada Butir 10.2.2.
(10.2-2)
38 dad 113
"t)"tl"'O"t)
+ + + +
~~~~
I'(")"'II:tO
(",)<DvOl
-.:~-,.:0
. ..
-?~....:~....:....:-:....:
e
.
nco
~ClO"'CtClOC")"'Ct"''''Ct
-.:-_ CO_
l()_
CO_ "_
-C--':--':-"II"""""II"""""II"""""II"""""II""""
. (\'J ,
C
to
a.
en
Q)
f!?
Q)
0.
~ ~~~~--~---+----~--------------------"----
co
Q.
E
tV
0)
Q .e
.. .c
n
(l)
:::s
In
E:::s cCD
- ,
co
c::
.c :
. ..
:
CO
(/)
.. .. ,
Q ,)
CJ)
.CC..'C..
..
Q.)
"0
Q)
(/)
CO
Q)
'-
.0
>
Q)
0)
Q.)
._C.O.,
0...
a.
C
Ctl
BAHAN KONSENSUS
Keterangan:
M'=Mx'
Sx
Fbx'
adatah kuat lentur terkoreksi untuk lentur temadap sumbu kuat (x-x)
CL
to
Tahanan
= My'
= SyFJJY
(10.2-3)
f(eterangan:
lemah (y-y)
Sy
Fb/
acalah kuat lentur terkoreksi untuk lentur ternadap sumbu lemah (y-y)
CL
ientur
berpenampang
10.2.5.1
datam butir
modulus
terhadap
sumbu kuat dan sumbu lemah berbeda maka digunakan nilai terhadap sumbu lemah,
)'05'.
Cv. untuk
10.2.5.2
Tahanan lentur terkoreksi terhadap sumbu kuat (x-x) dari balok berpenampang
persegi panjang tanpa pengekang
adatah:
(10.2-4)
40 dari 113
prismatls
BAHAN KONSENSUS
eLI
( 10.2-5)
dengan:
(10.2-6)
dan
Sx adalah modulus penampang untuk lentur terhadap sumbu kuat (x-x); Mx adalah
Cb
'e, maka
Me = 2,40E .os
(10.2-7)
IJ'
-l
berpenampang
tak persegi
panjang
dan
apabila digunakan ketentuan umum untuk menentukan momen tekuk puntir lateral elastis
maka momen tekuk dihitung sebagai:
(10.2-8)
dengan lu
adalah panjang
terkoreksi untuk lentur terhadap sumbu lemah (y-y) pada nilai persentil kelima,
momen inersia terhadap
sumbu
lemah,
G' adalah
modulus
g~ser terkoreksi
Iy adalah
(diambil
(10.2-9)
41 dari 113
BAHAN KONSENSUS
Cb = 1.75 + 1,05 (M,IM2) + 0,3 (M1/M2)2~ 2 3 apabila memen maksimum pada balok atau
t
segmen bafok yang ditinjau berada pada ujung segmen yang tak-terkekang
adalah perbandingan antara momen ujung yang terkecil,
lebih
besar,
M 2
M1/M2
bemifai
negatif
dan M,IM2
"
bUa momen-mornen
ujung menghasilkan
kelengkungan tunggal.
Cb = 1.0 untuk kantilever tak-terkekang dan untuk balok atau segmen balok yang takterkekang dengan momen terbesar tidak tertetak di ujung segmen tak-terkekang.
Apabila
faktor pengaruh
volume,
c."
to
maka tahanan
lentur
terkoreksi dan suatu bafok tak-terkekang diambil dan nitai terkeci: di antara nilai-nitai pada
persamaan (10.2-2) dan (10.2-4).
Tahanan
10.2.5.4 Balok-1berusuk
Stabilitas lateral balok-balok
yang tertekan saja. Bagian sayap tertekan harus dianggap sebagai koJom yang dikekaJ 19
secara menerus dalam arah pelat badan.
(komponen
struktur
gabungan),
kecuali
apabila 'dilakukan
analisis
struktur yang lengkap (termasuk anal isis pembagi beban dan aksi komposit parsial) atau
apabila pengaruh penutupnya
me lip uti lantai berangka
mempunyai
komponen-komponen
dengan pane)
penutup.
Apabila digunakan
analisis
untuk
komponen
tersusun
yang
dihubungkan
secara
seJaJar
diberikan dalam Sutir 10.1. 13. Ketentuan khusus untuk rangka berpenutup terdapat dalam
Butir 11.6.
42 dar; 113
BAHAN f<ONSENSUS
faktor-faktor
10.3.1.1
Dalam perhitungan
menentukan
kekakuan
eEl
komponen
dalam
struktur
merupakan gabungan dan balok-balok sejajar dengan ukuran tinggi maksimum 300 rnm,
spas: maksimum 600 mm (pusat-ke-pusat),
strukturat
= 1,10
CE = 1,15
CE
menggunakan
ke rangka menggunakan
panel
Apabila komponen yang disusun dengan cara in; tidak memiliki celah di antara penutup
dan balok,
atau
apabila
elemen-elemen
penutup
dihubungkan
dengan
sambungan
takikan yang direkat, nilai CE diambil sarna dengan 1,15. Nila; CE harus diambil sarna
dengan 1,0 untuk komponen gabungan yang terbuat dan balok-balok sejajar yang ditutup
menggunakan produk-produk
pada komponen gabungan yang terbuat dari balok kayu berusuk berpenampang
kekakuan
I sejajar
10.3.1..2
Faktor
pembagi
beban
Tahanan lentur dari komponen gabungan yang terdiri dari ti9a atau lebih batok berspasi
tidak lebih dari 600 mm (pusat-ke-pusat)
beban. seperti penutup,
dan digabungkan
oleh elemen
bekerja, dapat dikalikan dengan faktor pembagi beban, Crl sebagai berikut:
43 dari 113
pendistribusi
merata yang
BAHAN KONSENSUS
C,
= 1,15
Cr = 1,05 untuk glulam (kayu laminasi struktural), baJok-I, dan kayu komposit struktural,
Cr = 1,15 untuk balok-I berusuk pabrikan yang kayu sayapnya dipilah 'secara visual,
Cr = 1,07 untuk balok-t berusuk pabrikan yang kayu sayapnya dipilah secara mekanis,
C, = 1,04 untuk balok-I berusuk pabrikan yang sayapnya dibuat dari kayu komposit
stru ktural.
Faktor pembagi
dapat
digunakan
untuk
tahanan
lentur
terkoreksi,
Mr,
pada
seluruh
komponen
gabungannya.
geser
pembebanan
maka seluruh
kecuali
dalam
dalam menentukan
balok-l berusuk.
perencanaan
Untuk
kondisi
lainnya dan untuk balok-I berusuk, gaya geser per1u harus diambU sebesar
Untuk balok-I berusuk dan balok-I yang digunakan sebagai balok sederhana, gaya geser
perfu harus ditentukan
dengan memperhitungkan
bersih
ditambah setengah panjang minimum tumpuan yang diperlukan. Apabila balok tersebut
menerus pada sebuah pertetakan
pada pusat
perletakan.
Apabila bebao yang beketja adaJah beban bergerak tuoggal maka beban tersebut harus
ditempatkan
sejarak d dari
bidang
muka
perletakan
dan diperhitungkan
dalam
menentukan gaya geser perlu. Apabita beban yang bekerja adalah dua atau lebih beban
bergerak maka pola pembebanan
harus ditempatkan
sedemikian sehingga
44 dart 113
gaya geser
BAHAN KONSENSUS
,."'= F'v
Jb
(10.4-1 )
o-
Keterangan:
adafah momen inersia batok untuk arah gaya geser yang ditinjau
Untuk penampang persegi panjang dengan lebar b, dan tinggi d, persamaan (10.4-1)
menjadi:
V'= ~F'". hd
(10.4-2)
.J
Sebaga; altematif, untuk balok kayu menerus atau berupa kantilever, tahanan geser
terkoreksi pada lokasi-Iokasi berjarak paling sedikit tiga kali tinggi balok dan ujung balok,
ditentukan menggunakan persamaan (10.4-1) atau persamaan berikut ini:
an persamaan
,."-r;' d .
tn
(.
X"
x - .:>d
1'--
3d
't
I
.I
(10.4-3)
45dari113
a,
BAHAN KONSENSUS
(10.4-4)
dengan d adalah tinggi balok tanpa takikan dan dn adaJah linggi balok di dalam daerah
takikan.
Sebagai alternatif,
. terhadap arah serat kayu untuk mengurangi konsentrasi tegangan maka tahanan geser
terkoreksi pada penampang bertakik dihitung sebagai:
V' = (
23 F'
bd
11
(10.4-5)
V =(3.3F'bd )(d*)d
(10.4-6)
46 dari 113
BAHAN KONSENSUS
rcpi. tanp.
bcb.,
{'
.-~
........
....
_r-
-:
\_
TqJitmp. ~b.D
Iol
- -e-
T
--- t--L-
_j
Q
Gambar
10.4..1.
(10.4-7)
< r; bde
dengan
x adalah
Mt',
(10.5-1 )
Keterangan:
47 dari 113
BAHAN KONSENSUS
Untuk
penampang
berdasarkan
balok
tak
persegi
panjang,
tahanan
puntir
terkoreksi
dihitung
maksimum.
Untuk kayu masif, nilai Ftv' diambil
sebesar
dua-pertiga
horisontaJ
terkoreksi. Fv'. Untuk gtulam (kayu laminasi struktural), nilai Ftv' harus dibatasi sebesar F,t',
yaitu kuat tarik radial terkoreksi.
T ahanan puntir dari balok komposit struktural tidak termasuk dalam lingkup
Tahanan lentur terkoreksi dari suatu balok melengkung prismatis yang terkekang secara
lateral dan terbuat dari gluJam (kayu laminasi strukturaf) harus dikalikan dengan faktor
kelengkungan,
CCI sebesar:
(10.6-1)
Keterangan:
Perencanaan
balok
memperhitungkan
melengkung,
baik
prismatis
maupun
jari-jari),
sedangkan
prismans,
harus.
non
mengurangi
kelengkungan
48 dari 113
pada Butir
BAHAN KONSENSUS
10.6.2.1
Tahanan lentur terkoreksi dari balok melengkung prisrnatis persegi panjang dibatasi oleh
ketentuan mengenai kuat radial sebagai berikut:
(10.6-2)
Keterangan:
F,'
Nilai F,' bergantung pada kondisi tegangan yang bekerja (tank atau tekan), dan pada ada
atau tidak adanya perkuatan pada arah radial, sebagai berikut:
F,'
= FIt',
F,' = F./13, apabila bekerja tegangan radial tank, dan direncanakan untuk memikul beban
angin atau gempa
apabila
Kecuali
ditentukan lain, nilai Fte' boleh diambil sebesar FCj_', yaitu kuat tekan tegak lurus serat
terkoreksl.
Dalam menghitung M', nilai-nilai kuat radial harus dikoreksi terhadap pengaruh kadar air
dan suhu saja.
prismatis
Persyaratan di dalam Butir 6 sampai 12 pada dasamya juga berlaku untuk glulam (kayu
laminasi struktural).
Sekalipun
demikian,
yang berbeda
49 dad 113
SA.HAN KONSENSUS
1}
Salok melengkung
(1)
yang geometrinya
menyudut
radial
persegi panjang akibat beban terbagi
1.
It
Le.:!
I.t
'rs \
\
~j
. .....
:.:..
,I
yang menyudut
Keterangan:
de
F/
F; = Fit'
F,'
= Ftc'
Ksr
Ksr
Kg,{A + B(dJRm)
KgrKar
...:C(cJJRm)2]
(10.6.2.2-2)
50 dari113
BAHAN KONSENSUS
Kgr = X- Y(dJDm)
.,
Rm
ULc
adalah perbandingan
penampang, mm
struktur ternadap
panjang
dJRm adalah perbandingan antara tinggi penampang di tengah bentang terhadap radius
tengah-tinggi komponen struktur
Tabef 10.6.2.2-1
Pendekatan polinomial untuk Kar (sebaga; fungsi dan sudut pennukaan atas
komponen struktur non prismatis e T).
Faktor-faktor
OTUcrajat
-.,~"5.0
7~5
lO~O
l5.0
20,0
z')-, 0
0.0079
0.017.J
0,"02;9
O~0391
0.0629
0.0893
0.1214
0.1747
0.1251
0.0937
0.0754
0.0619
0.0608
0.0605
0~1284
0.1939
0.2162
0.2119
0.1712
0.1393
0.1649
0.0603
0.1115
o.
1238
30~O
TabeI10.6.2.2-2
Persamaan-persamaan untuk menentukan Kg,...
1..II..c = 2,0
LII~c== 1,0
Or
2: u
0,433
0~5~3
0.857
O~850
0.893
0.893
0.674
0.820
0,880
3:12
-l: 12
O~705
0,788
O.8~7
5:J2
6:l2
(2)
O~622
O~9~5
l.OOO
[11..c.:::' 3,0
l.J1Jc== 4,0
0~6-46
O.82i
O.9~O
O~972
0.982
0.998
O~707
O~883
0.900
l~OOO
O~867
O~863
0.753
0.733
O~827
0,823
0"/677
0.427
I
I
1.000
l.000
.,
0,680
0.626
0~233
0.000
0.000
struktur mempengaruhi
distribusi tegangan
mamen
berpenampang
terkoreksi
pada
bagian
yang
5 J dari 113
melengkung
ientur. Tahanan
pengaruh geometri.
di suatu
yang menyudut
balok
yang
BAHAN KONSENSUS
seperti terlihat
dalam Gambar
lentur yaitu
sebesar.
(10.6.2.2-3)
Keterangan:
M'
de
Fb'
(10.6.2.2-4)
Keterangan:
0, E, F
Tahanan momen di setiap titik yang tertetak di antara titik singgung dan ujung-ujung balok
harus dihitung sebagai momen balok prismatis dengan tinggi penampang
yang sarna
(3)
Defleksi
(10.6.2.2-5)
Keterangan:
Ew'
adalah lebar, mm
deb
deb= (de + de) (0,5 + 0,735 tan Pr) - 1,41 (dc) tan Ps,
5:2 dari 113
BAHAN KONSENSUS
Sebagai afternatif, metode fain untuk menentukan defleksi dapat digunakan apabila dapat
dibuktikan bahwa
metode
tersebut
memperhitungkan
semua
parameter
terkalt
dan
Tabel 10.6.2.2-3
Koefisien-koefisien
OTderajdt
KSb-
Faktor-faktor'
2,5
-6,201
4.247
D
1,042
1,149
1,330
5,0
10,0
15,0
20,0
untuk menentukan
E
2.036
F
-1,825
0,927
0,0
1,738
0,0
1.961
0.0
30,0
306::
-2.594
250,
2,625
-2.829
a,G
0,0
2,440
3,53B
perkuatan
mekanis
secara
memadai untuk memiku( semua gaya tarik radial. Namun, gaya tank radial ini tidak boleh
melebihigaya yang dihitung dengan cara mengaJikan luas daerah yang diperkuat dengan
"'_'Ij..'
sepertiga
kuat
geser
nominal
sejajar
serat.
Apabila
kering maka kadar air lapisan tidak boleh melebihi 150/0 pada saat pembuatan.
(5)
Faktor-faktor koreksi
harus diterapkan
dengan
cara ini, kecuaii apabiJa dinyatakan Jain. Faktor tegangan radial, Ksr, faktor reduksi bentuk,
Kg" dan faktor tegangan lentur, Ksb, ditinjau sebagai bagian datam pernitunqan batok
melengkung yang
menyudut dan
non
prismatis,
penggunaan.
dan
~""
bukan fa ktor-faktor
koreksi
BAHAN KONSENSUS
(6)
melengkung yang menyudut dan non prismatis, kecuali bahwa bagian dari balok di luar
laminas; Struktura')
--
Gambar 10.6.2.2-2
Perencanaan pelengkung tiga sendi, yang merupakan struktur statis tertentu. harus
meliputi tinjauan kombinasi antara lentur dan tekan sejajar serat yang besamya bervariasi
di sepanjang komponen struktur dan tinjauan geser di dekat ujung komponen struktur.
Persamaan tahanan rencana yang ber1aku,untuk komponen struktur glulam tetap berfaku
untuk pelengkung tiga sendi, kecuali bahwa faldor pengaruh volume terhadap tahanan
lentur dimodifikasi, dan ketentuan interaksi untuk permukaan yang non prismatis (lihat
Butir 10.1.10 dan 10.1.11) tidak ber1aku.
(3)
Perencanaan
pelengkung
meliputi metode-metode analisis yang sesuai untuk menentukan momen, gaya aksiat, dan
54 dari 113
BAHAN KONSENSUS
telah diketahui maka perencanaan selebihnya adafah sarna dengan yang digunakan pa~~.
,;"-,,it:.
~1~"
Prosedur yang digunakan untuk kolom dapat pula digunakan untuk menghitung tahanan
. tekan aksiat,
Meskipun
sebagian
besar pelengkung
dikekang
sumbu
Y- Y, .
persyaratan pengekangan harus ditinjau sesuai dengan Butir 9 dan 11. Pelengkung pada
umumnya tidak dikekang terhadap sumbu X-X. Akan tetapi, perencanaan tekuk terhadap
sumbu ini tidak diperfukan karena adanya aksi pelengkung.
(5)
pelengkung.
Kekuatan pelengkung
yang dipengaruhi oleh tegangan radial harus ditentukan dengan cara seperti pad a balok
mefengkung.
(6)
Tahanan
menggunakan
persamaan
ufang di sini:
(10.6.2.2-6)
pada
pelengkung dengan menetapkan pangkat rasio Jebar dan rasio panjang sama dengan nol.
Pada kasus kombinasi lentur dan tekan maka faktor pengaruh volume yang telah
dlkorekst, C"';. adalah:
(10.6.2.2-7)
(10.6.2.2-8)
dengan Fb' adalah kuat lentur terkoreksi,
komponen
sumbu X-X harus diambil sarna dengan panjang bagian balok miring (kuda-kuda)
untuk
bagian pelengkung sebelah atas dan panjang kaki untuk bagian pelengkung sebelah
samping. Untuk pelengkung
berbentuk
lingkaran,
parabofik,
atau sejenisnya,
panjang
Panjang peJengkung efektif untuk lentur harus ditentukan dan momen tekuk lateral elastis.
dihitung dengan
Me,
fvT
dihitung menggunakan
persamaan (10.2-4) dan dibandingkan dengan nifai yang diperoleh dari persamaan (10.22). Diambil nita; yang terkecil di antara kedua harga tersebut.
segmen peJengkung untuk lentur harus ditentukan
peiengkung.
(7)
Interaksi memen dan gaya aksial di pelengkung
Interaksi antara gaya aksiar dan lentur harus dihitung dengan cara yang sama dengan
yang digunakan pada balok kecuali bahwa pelengkung
harus diasumsikan
dikekang
Y- Y dan momen terfaktor tidak per1u diperbesar. Dengan dernikian maka pada
dalam arah
(10.6.2.2-9)
dengan
adalah gaya aksial tekan terfaktor, N; P adalah tahanan tekan terkoreksi untuk
beban aksiar tanpa tentur, N~ Mbx adatah momen terfaktor terhadap sumbu kuat, N-mm;
dan
layan.
Deffeksi elastis atau jangka pendek yang diakibatkan oleh beban-beban di sembarang titik
pad a peiengkung dan dalam arah sembarang harus dihitung menggunakan prinsip-prinsip
mekanika rekayasa. Salah satu metode yang umum digunakan adalah metode keria
maya. Tinjauan defleksi jangka panjang yang diakibatkan olen rangkak harus dilakukan
sesuai dengan Butir 15.
Defleksi yang diakibatkan oleh perubahan kadar air yang diikuti dengan perubahan sudut
pelengkung
(lihat Gambar
10.6.2.2-3)
harus ditentukan
menggunakan
prinsip-prinsip
Pm
= pJ12[1
(10.6.2.2-10)
Keterangan:
= -dql( 1-dq)
rUfUS,
derajat
(10.6.2.2-11 )
dengan pq adafah persentase perubahan sudut yang diakibatkan oleh susut dan dq adalah
persentase perubahan tinggi komponen struktur yang diakibatkan oleh susut. Apabila dq
-
sangat kecil dibandingkan dengan satu, rnaka pq dapat diambil sarna dengan -dq.
Defleksi horizontal pelengkung jenis Tudor dapat ditentukan
menggunakan
persamaan
berikut:
(10.6.2.2-12)
Metode semi grafis juga dapat digunakan untuk pelengkung jenis Tudor dan perengkung
jenis lainnya.
Jika suatu pelengkung memuai karena bertambahnya
10.7
Genangan
Sistem atap harus diperiksa dengan analisis struktur untuk kemungkinan terjadinya
genangan air. Hal ini tidak termasuk daram lingkup tata cara ini dan rnernerlukan
peninjauan tersendiri.
.._< _L--
.--
." .~...-
.
It
I!
..
dIp
!
i
_l
57 dari 113
diakibatkan
11
11.1
Umum
11.1.1
Ruang lingkup
Ketentuan oatam butir ini ber1aku untuk komponen struktur yang rnemikui:
a)
Seban lentur terhadap kedua sumbu utamanya dan/atau kombinasi beban tentur dan
b}
11.1.2
interaksi
dihitung dengan persamaan pad a Butir 8, 9, dan 10. Berbaga; parameter perencanaan
dalam
persamaan
interaksi
bervariasi
sepanjang
komponen
struktur.
Dalam
kasus
tersebut, perencanaan komponen struktur harus didasarkan atas perhitungan pada lokasi
paling kritis di sepanjang komponen struktur terse but.
Pada butir ini faktor tahanan penampang,
,p, ditentukan
sebagai berikut:
= 0 85
Lentur:
tPb
Jr = 0,80
,pc
= 0,90
Faktor waktu, )." pada Butir 6.3.3 harus digunakan seperti yang ditentukan pada Butir 8, 9,
10, dan butir ini. Nilai tunggal faktor waktu, yang tercantum pada Tabel 6.3-2 untuk
kombmasi pembebanan yang ditinjau, harus digunakan untuk setiap suku dalam
persamaan interaksi.
..
11.2 ._Tahanan penampang yang dibebani kombinasi lentur dan tarik aksial
Tahanao
tarik
...'.I
penampang
-1 ..5:
C~
lal
harus d:4-ntuk
..n..
IGU
He
p....a....S.'IS:
a.
l'~4...
S.
au
pembebanan
4aa,..."....... ",a_
L ''''''yd)
unel
.:J1.c2
"'''...b.
liLa
kombinasi
' .....e.......:......t ..
'elL
I ell
lentur dan
.-..""
LlUell"l. f-'CI1U
UIUIIJCJU,
atau pada sis; tekannya, bila gaya tank aksial tidak cukup dominan sedemikian sehingga
gejaJa tekuk torsi latera) menjadi lebih menentukan. Persamaan berikut in; harus dipenuhi:
a)
(11.2-1)
b)
Sisi
tekan (interakst
tank akan
meningkatkan
tahanan
! l~1ux
\
'-
'\
- 6'
Til) I
1v.1
-r
r+:
;~ifJbA.f:c
tW
"l
f
/"Yh
.. A zl1.1
<1,0
(11.2-2)
1- !vI tlX )-
(IbM
Untuk komponen struktur tak persegi panjang, faktor dJ6 pada suku pertama, dengan d
adalah tinggi komponen struktur, harus diganti dengan S,JA, yaitu perbandingan
anfara
Apabila gaya tark tidak beke~a secara simultan dengan mornen lentur maka persamaan
(11.2-2) harus terpenuhi dengan menganggap gaya aksial,
T sama
dengan nor.
Muy adalah momen lentur terfaktor terhadap sumbu kuat dan sumbu ternan, N-mm
M'xJ My
adaJah tahanan lentur terkoreksi temadap sumbu kuat dan sumbu lemah, dengan
mempematikan
komponen
struktur
pada lentur
Pada komponen struktur prismatis yang dibebani lentur dua arah, atau yang dibebani
gaya tekan aksial dan lentur
ternadap
59 dari 113
BAHAN KONSENSUS
(11.3-1)
Keterangan:
P'
apabila beban
Mmx. Mmy adalah momen terfaktor, termasuk pengaruh orde ke dual masing-masing
".
M'x. A4'y
adafah tahanan lentur terkoreksi, ternadap sumbu kuat dan sumbu ternan. dan
persamaan-persamaan
Cb = 1,0, N-mm
metode perbesaran
terhadap
men;mbulkan
mamen
goyangan.
orde
pertama
akibat
beban
terfaktor
yang
faktor
tidak
pertama akibat beban terfaktor yang menimbulkan goyangan, MSKdan Msy, atau:
(11.3-2)
(11.3-3)
KETERANGAN:
MbX1
Mby adalah mamen terfaktor dan beban-beban yang tidak menimbulkan goyangan yang
dihitung menggunakan anaJisis orde pertama, masing-masing terhadap sumbu kuat (x-x) dan
sumbu lemah (y-y), N-mm
Msx,
Msy adalah momen terfaktor dan beban-beban yang menlrnbulkan goyangan yang dihitung
menggunakan analisis orde pertama, masing-masing terhadap sumbu kuat (x-x) dan sumbu
struktur
yang dapat
bergoyang
(tanpa bresing),
faktor
perbesaran
mornen Bbl(, Bby, serta Bsx, Bsy harus dihitung menggunakan persamaan (11.3-4), (11.3-5),
(11.3-6), dan (11.3-7). Untuk komponen
60 dari 113
BsxJ Bsy,
BAHAN KONSENSUS
--
R
hx
~\J
.. -a-
(
,
!
I
>1q
II ..,.
~(\
1- ...,..,,._..
A.])
Yc
\,
(11.3-4)
'\ --
t'X./
(11.3-5)
B ..'C.. = (
I
\.
,~O
L
-;/"'P
Y'c
c:
II
(11.3-6)
\ >
\
ex)
(11.3-7)
Keterangan
PtJXl Pey adalah tahanan tekuk kritis terhadap sumbu kuat (x-x) dan sumbu lemah (y-y),
1: P u
adalah jumlah gaya aksial tekan tenaktor akibat gravitas; untuk seluruh kolom pada satu
L Pex, L Pey adalah jumlah tahanan tekuk krltis kolom bergoyang pada satu tingkat yang ditinjau,
dengan selurun kolorn bergerak searah goyangan dan mefenturkan komponen struktur ternadap
sumbu kuat untuk
Pada komponen struktur kantifever tunggal, hanya gaya aksial tunggaf pada komponen itu
yang diperhitungkan dalam penjumlahan.
Koefisien
......
Cmx dan Cmy untuk masing-masing sumbu kuat dan sumbu remah, ditentukan
sebagaiberikut:
a)
(11.3-8)
61 dar: 113
BAHAN KONSENSUS
dengan M1/M2 adalah perbandingan antara momen ujung terkecil terhadap momen ujung
terbesar. M11M2 bernilai negatif untuk kondisi kelengkungan tungga1.
b)
translasi dalarn arah bidang pembebanan dan di antara kedua ujungnya bekerja gaya
transversal. nilai
em harus
em = 0,85,
terhadap rotasi,
em = 1.00.
pada 8utir
11.3.1 juga
bertaku untuk
Komponen
komponen
struktur
rangka batang.
antara titik-titik kumputnya dapat dianggap terkekang pada kedua ujungnya dalam bidang
rangka batang. Pada arah tegak lurus bidang rangka batang,
rangka batang tidak dihubungkan secara menerus o1eh panel atap, atau panel lantai, atau
jenis penutup lainnya, maka panjang efektif harus ditentukan
11.4
kolom dengan
terhadap
P,
sedemikian sehingga
sebagai berikut:
a)
bekerja
dengan beban-beban
(11.4-1)
b-'2
d ar.fi
'-4
1,..~,
BAHAN KCNSENSUS
Keterangan
I", adalah jarak dan ujung bawah kolom tak terkekang atau bagian tak tert.ekang kolom sampai sisi
bagian atas konsol pendek, mm
eb adalah eksentrisitas beban yang bekerja pada konsol pendek, yaitu jarak nonsontat dari titik
kerja beban ke titik pusat penampang kolom. rnrn
lu adalah panjang kolom tak terkekang untuk arah tekuk yang sesuai dengan arah momen pada
konsol pendek, rnm
di seperempat
tak
terkekang atau bag ian tak terkekang kolom maka harus dilakukan analisis yang rasionaf
atau dihitung dengan persamaan (11.4-1) tapi dengan menggunakan nilai 1",= O,75Iu.
kombinasi
beban lentur dan tekan aksial harus direncanakan dengan merujuk pada Butir 10.6.2.2.
Gabungan komponen-komponen
b)
penutup terbuat darl panel struktural dengan tebal > 9,5 mm,
penutup dipasang sesuai dengan prosedur pemakuan yang baik dan benar.
63 dari 113
BAHAN KONSENSUS
(11.6-1)
Keterangan
Ie
adalah panjang efektif tak tertekang yang digunakan paoa perencanaan batang tekan, mm
adalah 0 ~624 untuk kayu yang dikeringkan demikian sehingga nilai kadar aimya lebih rendah
dan 19% ketika dUakukan pemasangan penutup; Ie dalam mm dan E'os dalam kPa
KM adalah 0,326 untuk kayu yang dikeringkan sebagian ataupun tidak dikeringkan sarna sekas,
ketika dilakukan pemasangan penutup: Ie datam mm dan
E'o~datam kPa
Efos adalah oilai modulus elastisitas lentur terkoreksi pada persentil kelirna, MPa
Dalam menghitung P' yang didapat dan tinjauan arah tekuk sumbu kuat untuk digunakan
datam persamaan (11.3-1), nilai
kali
E~D5 dan CT. Nilai CT tidak dapat digunakan sebagai pengali dari Iuas penampang
64 dari 113
BAHAN KONSENSUS
12
12.1
Sambunqan mekanis
Umum
12.1.1
Ruang lingkup
Ketentuan dalam butir in; bertaku untuk safllbungan-sanlbungan komponen struktor kayu
atau komponen struktur berbahan dasar kayu. Komponen-komponen
dimaksud datam butir ini termasuk yang dibuat dan kayu peja) dan komponen tainnya
yang berbahan
struktur kayu ke
(pelat buhul, pel at
penyambung, pelat pengikat, siku dan pefat pendukung) dan alat sambung (cincin berah,
pelat geser) atau atat pengencang (paku, jepretan, pasak, sekrup, baut, sekrup kunci, dan
sistem alat pengencang sejenis).
Notasi untuk tahanan lateral, Z, Z', mengacu pada tahanan
seluruh sambungan,
dan
bukan pada tahanan alat sambung tunggal. Selain itu, notasi untuk tahanan cabut,
ZWI
Zw', mengacu pada tahanan cabut total dan bukan pada tahanan per satuan penetrasi.
12.1.2 Perencanaan sambungan
Sambungan harus direncanakan sedemikian sehingga:
Zu <. ., .I .
~ . 4 1 ';:'
(12.1-1)
Z'
t/Jz = 0,65 adalah faktor tahanan sambungan. dan Z' adalah tahanan
terkoreksi sambungan.
Tahanan terkoreksi
sambungan
diperoleh
koreksi pada
Boor
acuan
faktor-faktor koreksi untuk setiap jenis sambungan harus sesuai dengan yang disyaratkan
pada Taber 12.1-1.
65 dari 113
Tabel 12.1-1
i; Terkoreksi
Kondisi
--
Kondisi
Acuan
FK
FK
Diafragma
Kelompok
I
Aksi!
!i"...'1, Q
I'"
FK
FK
1 FK
I FK
Geometri \ Kedalaman , Serat
II Pe n e tra""s"_,i,II
I
;
....
4..
Pe1at
S.i.d... ,
...,"'.
, FK Paku
I;
, Miring
j
!,
.I
I z
Z'=
\0'
' Paku,
!
Z
Cd:
I
\ c;
\ c.;
ZM"
==
pasak
i z=
. lOw=
\ Sekrup
1I
Ie.
Z=
If
CR
I z;
Iz
I
I
!
I ,
1
CJ
Sekrup
kunci,
C.
1 CJ
CJ
\r
Pelat
, c..
\ C~6
--
geser,
I
cmClll
bdah
c
c,
lc,
12.1..3
Baut
. pen
Z'=
Zt_...
Z..,
ij
C.,
coPg
IZ
eM
C,,9'
-\j
II .
I
i
Cst
'C.;
Pada sambungan,
fa kto r layan
basah,
pada
kondisi
penggunaan, tetapi juga bergantung pada kondisi saat difabrikasi. Kondisi acuan untuk
penggunaan
daiam keadaan
sebagaimana
Faktor layan basah tidak memperhitungkan pengaruh korosi. Bila sambungan akan
diekspos terhadap fingkungan korosif maka tahanan sambungan harus memperhitungkan
pengaruh korosi pada elemen penyambung ataupun alat sambung baja. Alat pengencang
yang digunakan pada bahan kayu yang diberi pertakuan secara kimiawi harus diberi
perlindungan yang cukup sesuai dengan tata cara yang benaku.
Gdi, -yang tercantum dalam Butir 14 tata cara ini, hanya berfaku
12.2
Tahanan
atau
= 1,0.
pada anggapan-anggapan
tertentu sehubungan
butir tersebut.
alat
pengencang.
dan
bagian-bagian
fain
dari
pelat
baja, pelat
baja
harus
direncanakan agar tshanan terhadap moda-moda keruntuhan yang ber1aku (tank, lentur,
tekuk, tumpu {termasuk dari baja-ke-baja}, dan geser pada alat pengencang).
12.2.2
Berat jenis
rencana
spesies,
dalam perencanaan.
kelompok
harus didasarkan
spesies,
atau mutu,
sebagaimana
yang
pada
dan spesies yang berbeda pada bagian atas, inti, dan bawah komponen
lapis. Hal ini harus diperhitungkan
struktur kayu
12.2.3
Untuk sambungan yang menggunakan baut, sekrup kunci, p"en, atau pasak, kuat tumpu
pasak, FeCi, komponen struktur kayu yang dibebani dengan membentuk
serat kayu adalah:
.....,d
...... ,..,
'
~,.~".,
O
"-'!,
"
,-'
sudut 0 terhadap
BAHAN KONSENSUS
FeO = _._._-.
re.l.i e:.L
F;";-'I t t SIn
(} -+
(12.1-2)
cos ()
F. .. _
p :
Keterangan:
F8,; Fe: adalah kuat tumpu pasak sejajar dan tegak lurus serat kayu,
I
adalah sudut antara garis kerja gaya dan arah serat kayu.
12.3
Tahanan sambungan yang dihitung dengan ketentuan dalam butir ini adalah berdasarkan
anggapan tertentu berkenaan dengan konfigurasi sambungan yang dibahas daiam butir
tersebut
Jarak antar atat pengencang didefinisikan sebagai jarak datarn baris dan jarak
12.3.1
Tahanan
Sambungan sendi
sambungan
kekangan
12.3.2 Tumpuan
Perencanaan
tumpu, harus
komponen
12.3.3
Adanya sambungan
Setidak-tidaknya,
mempengaruhi
Luas neto: Lihat Butir 7.2.2. dan 9.3.3. Untuk beban yang bekerja sejajar serat kayu pada
't-
sambungan dengan baut sefang sefing, sekrup kunci, pasak, atau pen, alat pengencang
yang berdekatan harus dianggap berada pada penampang kritis yang sarna jika spasi
dalam baris alat pengencang yang satu terhadap baris fainnya yang berdekatan
febih
kecil dad 4D, di mana D adalah diameter alat pengencang. Jika digunakan pelat geser
atau cincin belah dengan konfigurasi selang seJing; maka pelat geser atau cincin befah
BAHAN f<ONSENSUS
y?tng berdekatan harus dianggap bekerja pada penarnpang kritis yang sarna jika jara~.
sejajar serat antar pel at geser atau cincin belah dalam bans yang berdekatan sarna
dengan atau Jebih keen daripada diameter pefat geser atau cincin befah.
eksentris:
Kelompok
alat
pengencang
yang
direncanakan
untuk
serat:
menempatkan titik kefja beban pada sisi tarik dan suatu balok. Jika konfigurasi ini tidak
12.3.4
Tahanan rencana sambungan dengan beberapa jenis atau ukuran alat pengencang harus
Jika
digunakan kombinasi lem dan alat pengencang mekanik maka adanya perbedaan
kekakuan harus diperhitungkan dalam penentuan tahanan rencana sambungan.
Jarak tepi adalah jarak antara tepi suatu komponen struktur terhadap alat
pengencang terdekat diukur dalam arah tegak Jurus serat kayu. Bila suatu komponen
struktur dibebani tegak lurus arah serat, tepi yang memikul beban didefinisikan
tepi beban. T epi yang tidak memikul
sebagai
(Gambar 12.3-1)
12.3.5.2
Jarak ujung adalah jarak yang diukur sejajar serat dari garis potong siku
B.!..H.!-.NKONSENSUS
12.3.5.3
Spasi adafah jarak antar pusat atat pengencang yang diukur sepanjang garis
Jar~l.: tel's
---J
lull.: .ujul18
anln baris
alat pcngcncaag
Q
Bcban regsk lunas arah se......
12.3.5.4
Sebuah
bans
alat
pengencang
didefinisikan
sebagai
beberapa alat
pengencang yang terletak satu baris dalam arah garis kefja beban (Gambar 12.3-1).
12.3.5.5
di
datam satu bans; dan jarak antar bans alat pengencang adalah jarak antar bans-bans alat
pengencang.
70 dari 113
BAHAN KONSENSUS
ketakseragaman
gaya yang
bekerja pada baut, sekrup kunci, cincin belah, pelat geser, dan alat pengencang
sejenis.
Cg tidak berlaku untuk paku dan sekrup. Lihat Butir 12.3.3 untuk sambungan eksentris.
12.3.6.1
Faktor aksi kelompok. Bila suatu sambungan terdiri dan satu bans alat
pengencang
pelat geser, cincin belah, atau alat pengencang sejenis, maka tahanan sambungan acuan
harus dikafikan dengan Cg:
(:g
1 n,
=- 1:ai
(12.3-1 )
IIf i=l
di mana
n, adalah
at
a!at pengencang j akibat ketakseragaman gaya yang bekerja pada suatu bans alat
pengencang,
n;
dan
(12.3-2a)
(i2.3-2b)
(12.3-2c)
adalah modulus beban atau modulus gelincir untuk satu alat pengencang.
Kecuali bila
= 87,6 kN/mm untuk cincin belah atau petat geser berukuran 102 mm,
y = 70,1 kN/mm untuk cincin belah berukuran 64 mm atau pelat geser oerukuran 67 rnrn,
,5
y = 0,246 D kN/mm untuk baut, sekrup kunci, pen, atau pasak dalam sambungan kayuy
ke-kayu,
'1
= 0,369
,
D ,5 kNJmm untuk baut, sekrup kunci, pen, atau pasak dalam sambungan kayu-
ke-baja.
adalah
spasi
dalam
bans
alat
pengencang,
jarak
pusat-ke-pusat
antar
alat
(EA)m adalah kekakuan aksial, modulus elastisitas lentur rerata komponen struktur
utama dikalikan dengan luas bruto penampang utama sebefum difubangi atau dicoak.
71 dan 113
BAHAN KONSENSUS
aksial,
modulus
elastisitas
lentur
rerata
komponen
struktur
utama dikalikan dengan luas bruto penampang utama sebelum dilubangi atau dicoak.
pada
baris-baris
yang berdekatan
yang berdekatan
berdasarkan
dipasang
secara
berselang-
pada
harus diperhitungkan:
(a)
BHa jarak antar bans alat pengencang lebih kecil daripada atau sarna dengan
seperempat spas; dalam bans alat pengencang dan bans-cans yang berdekatan, maka
bans-earls yang berdekatan dianggap sebagai satu bans dengan jumtah baut,
nil
sarna
dengan jumfah baut pada kedua baris tersebut. Untuk kelompok alat pengencang
yang
mempunyai jumlah bans yang genap. prinsip ini digunakan untuk setiap pasang baris,
sedangkan untuk jumlah bans yang gasal digunakan kombinasi pasangan-pasangan
bans
spasi
12.4
12.4.1 Umum
12.4.1.1 Ruang Lingkup
Ketentuan berikut ini bertaku untuk perencanaan sambungan yang menggunakan
paku
dan pasak polos atau pasak berulir serta sekrup. Ketentuan berikut ini harus digunakan
alat pengencang
72 dari 113
Sebagai
panel struktural
harus
BAHAN KONS;::NSUS
12.4.1..2
sekrup harus lebih besar atau sarna dengan dua pertiga panjang batangnya.
Tahanan sambungan yang menggunakan
diameter batang atat pengencang, 0, dan kuat leleh alau kuat leleh lemur. sebagaimana
ditentukan dalam butir ini.
12.4.1.3
Pemasangan
Sekrup harus dipasang dengan cara pemutaran. Paku dan pasak harus dipasang dengan
cara dipukuf.
komponen
dengan
membentuk
sudut
30
terhadap
Diameter lubang penuntun untuk paku dan pasak tidak boleh melebihi:
Lubang penuntun untuk sekrup pada komponen struktur kayu harus dibor sebagai berikut
{a}
(b)
Lubang penuntun untuk bagian yang beruiir dan sekrup harus mempunyai
BAHAN KONSENSUS
Tahanan cabut tidak boleh diperhitungkan pada sekrup, paku, dan pasak bila ukuran
lubang penuntun lebih besar daripada ukuran yang disyaratkan pada butir ina.
tunggar diatur
sebagaiberikut
Spasi da/am satu baris. Pada semua arah garis ke~a beban lateral ternadap arah serat
kayu spasi minimum antar alat pengencang dalam suatu baris diambil minimal 10 0 bila
t
Spasi antar baris. Pada semua arah gans kerja beban lateral terfladap arah serat kayu,
spasi minimum antar baris adatah 5 D.
Jarak ujung. Jarak minimum dan ujung komponen struktur ke pusat alat pengencang
terdekat diambil sebesar:
Untuk beban tank lateral:
74dari113
BAHAN KONSENSUS
12.4..3
12.4.3.1
yang menggunakan
sekrup satu irisan yang dibebani secara tegak lurus terhadap sumbu alat pengencang
dipasang tegak lurus sumbu komponen
nilai yang dihitung menggunakan
semua persamaan
dan
dan nilai-
atau pasak), atau pada Taber 12.4-1 (b) (untuk sekrup) yang dikafikan dengan jumJah alat
pengencang
.n;
Untuk sambungan dengan pelat slsi dan baja, persamaan untuk moda leleh I, pada Tabe1
12.4-1 (a) dan (b) tidak .berraku, dan tahanan untuk moda tersebut dihitung sebagai
tahanan tumpu alat pengencang pada pe1at-pelat baja slsi.
Tabe( 12..4-1 (a) Tahanan lateral acuan paku dan pasak (Z) untuk satu alat
pengencang dengan satu irisan yang menyambung dua komponen
Moda
Kelele-h-
Persamaan
._---_ ..-
z = 3.3J)(.~F~s
a---
yang berlaku
-----------_.-._-_--
._--_.
-----
Z = 3.3k]DpF e",
KD(I+ 2Re)
k,
= ()-1
( 12.4-2)
2F,.,(1 + 2R_,JD 2
) +- _ ~
..IF:,,~p
2(1+R,
Ills
--
(11.4-J)
KD
dengan:
--.
= 3,3k1DI"F em
(1~.4-3)
KD(2+Re)
dengan: k
IV
Catatan:
Re
Ko
Fen/F.
3Ftlm
t:
(12.4-4)
75 dari 113
Tahanan lateral acuan sekrup (Z) untuk satu sekrup dengan satu
irisan yang menyambung dua komponen
!\toda Keletehan
Z :::~~:/~)I.~I~~.!_
(12.4-5 )
KJ)
( 12.4-6)
Z = 3,~k}1)t~_1'~fII
K /)(2 +
R(~)
dengan: k:,
; l<~'h(2 + 1( )/)1
T
.,,- -
"'iF
IV
3,3D
KD
Catatan:
R;;
= Fan/Fe::>
Ko
= 2.2
= 0,380 + 0,56
= 3.0
"t-i- - '.---
enl
(\ 2.4-7)
1,75F:~mF_"b
~ 30 + Re)
irisan, tahanan lateral acuan diambil sebesar dua kali tahanan lateral acuan satu irisan
yang terkecil sebagaimana dipertihatkan
harus
paku dan pasak, atau 7 0 untuk sekrup, maka faktor kedalaman penetrasi, Cd1 ditentukan
seperti yang disyaratkan pada Butir 12.4.3.3.
Tahanan lateral terkoreksi, Z', dihitung dengan mengalikan tahanan lateral acuan dengan
faktor koreksi yang sesuai menurut Butir 7.6 dan 12.1.3. Sebagai tambahan terhadap
faktor-faktor koreksi pada Butir 7.6 dan 12.1.3 tersebut, hal-hal berikut harus dipenuhi:
Kedalaman
penetrasi:
Tahanan
lateral
acuan
dikafikan
dengan
faktor
kedalaman
76 dar: 113
BAHAN KONSENSUS
c; = p/12
Untuk p > 12 D,
Cd= 1.0.
D,
(12.4-8)
p, hams lebih
Untuk 4 0 ~ p < 7 DJ
Untukp > 7 0,
Cd=pfi
0,
Cd = 1.o.
(12.4-9)
..
B
c
sebagian pada
Serat ujung: Tahanan lateral acuan harus dikalikan dengan faktor serat ujung,
Ceg
= 0,67,
Sambungan
miring,
paku miring: Tahanan lateral acuan harus dikalikan dengan faktar paku
em = 0,83,
12.4.4
12.4.4.1
Tahanan acuan sambungan yang menggunakan paku, pasak, atau sekrup yang dibebani
para lei terhadap sumbu alat pengencang diambil sebagai nilai minimum dari:
a) Tahanan tank alat pengencang,
77 dari 113
BAHAN KONSENSUS
12.4.4.2
Tahanan
tank
paku,
pasak,
atau
sekrup
ditentukan
sesuai
dengan
ketentuan
perencanaan yang berJaku untuk bahan baja, yang didasarkan atas kuat leleh alat
pengencang pada penampang
untuk tahanan
12.4.4.3
Tahanan cabut tidak boleh diperhitungkan untuk sekrup, paku atau pasak yang ditanam
I
Zw
= 31,6 DG2. 5
n,
(12.4-10)
n, adalah
D adalah
p adalah
Tahanan cabut batang paku dan pasak yang berulir spiral atau yang berulir cincin
ditentukan melalui pengujian atau dihitung menggunakan persamaan (12.4-10) dengan
nilai 0 diambif sebagai diameter batang terkecil.
I)
alat pengencang; dan p adafah panjang bagian ulir sekrup yang tertanam secara efektif
minimum penetrasi
pemegang harus diambil sebagai nilai terkecil dan 25 mm atau setengah panjang nominal
sekrup.
Panjang bagian ulir pada sekrup harus diambil sebagai dua pertiga panjang batang
sekrup.
78dari 113
12.4.4.4
Tahanan
cabut terkoreksi.
batang
faktor koreksi yang berlaku sesuai dengan Butir 7.6 dan 12.1.3. Sebagai tambahan
terhadap faktor koreksi pada Butir 7.6 dan 12.1.3, hal berikut juga harus dipenuhi.
Sambungan paku miring: Tahanan cabut acuan batang harus dikalikan dengan faktor
paku miring,
12.4. .
4.5.
Sambungan
sudut
etn = 0,67
yang ditimbulkan
(12.4-12)
di mana a adalah sudut yang dibentuk oleh beban dan permukaan kayu, dalam derajat
(0 < a < 90); Zu adalah gaya perlu pada sambungan; ). adalah faktor waktu
sebagaimana ditentukan pada label
6.3-2; t/Jr
sambungan: Z' adalah tahanan lateral terkoreksi; dan Zw' adalah tahanan cabut
terkoreksi.
12.5
12.5.1 Umum
12.5.1.1
Ruang lingkup
perencanaan
sambungan
menggunakan
alat
pengencang dari jenis pasak baja terrnasuk baut, sekrup kunci, pen, dan pasak
berdiameter 6.3 rnm ~ 0 <25 mm.
12.5.1.2
Ukuran
pengencang
dan
sifat
..s.ifat
alat
Alat pengencang harus memenuhi persyaratan sesuai dengan tata cara yang berlaku.
Diameter baut, sekrup kunci, dan pen, D, adafah diameter nominal.
79 dari 113
BAHAN KONSENSUS
12.5.2
penuntun
memang
komponen
struktur,
diperhitungkan
pada
proses perencanaan.
Lubang penuntun harus dibuat dengan seksama.
tidak
boleh lebih besar daripada 0+0,8 mm bila 0<12,7 mm, dan 0+1,6 mm bila D>12,7 mm.
lubang penuntun untuk pen harus dibuat antara 0 hingga (0-0,8 mrn), di mana 0 adatah
diameter pen.
Lubang penuntun untuk sekrup kunci harus dibor dengan cara sebagai berikut:
(a)
memiliki
diameter
diameter batang tak-berulir dan kedalaman yang sarna dengan daerah tak-berulir.
(b)
Lubang penuntun untuk daerah berulir harus memHiki panjar.g minimum sepanjang
batang berulir dan sekrup kunci dan berdiameter sarna dengan fraksi diameter batang
berulir berikut ini:
G>O,60
O,50<G<O,60
G$O,50
= (0,65) D hingga
= (0,60) 0 hingga
= (0,40) D hingga
(0,85)
(0,75) D
(0,70)
di mana G adalah berat jents kayu dan 0 adalah diameter batang berulir dari sekrup
kunci.
Fraksi yang lebih besar ditiap selanq digunakan
12.5.2.2
Ring
Bila baut atau kepala sekrup kunci atau mur menumpu pada material kayu atau material
yang berasal dari kayu, maka harus dipasang ring standar, peiat baja, atau jenis ring baja
lainnya diantara material kayu tersebut dan kepaia baut atau kepala sekrup kunci atau
80 dari 113
BAHAN KONSENSUS
mur. Diameter luar minimum ring harus 2,5 kat; diameter batang baut atau sekrup kuncj.
Ketebalan minimum ring adalah 3,2 mm.
12.5.3
Untuk baut, sekrup kunci, pasak, dan pen, jarak tepi baut yang dipertukan, jarak ujun9,
dan spasi alat pengencang
sesuai dengan nilai minimum pada Tabel 12.5-1. Lihat Butir 12.5.4.2 untuk faktor koreksi
jarak ujung dan spas; dalam bans alat pengencang.
Spasi tegak lurus arah serat antar alat-alat pengencang terluar dalam suatu sambungan
tidak boleh lebih besar daripada 127 mm kecuali bila ada ketentuan mengenai perubahan
dimensi kayu.
TabeI12.5-1
Ketentuan
Oimensi
Minimum
1
I
',",0>6
Jarak Ujung (aopt): '.
Komponen Took
Komponen Tekan
Spasi (sopt)
Spas; daJam bans alat pengencang
Jarak antar baris slat pengencang
Seban T egakfurus Arah S6rat
Jarak Tepi (bopt)
I
1,5D
yang terbesar dari 1,50 atau
pengencang tegak lurus serat
1/2 jarak
antar
bans
alat
II
I
I
7D
4D
4D
1,50<127 mm (Iihat Catatan 2 dan 3)
t<etentuan Uimensi Minimum
40
1,5D
4D
Spasi (sopt)
Spasi dala:--.' baris alat pengencang
Jarak antar baris alat pengencang:
Lihat Catatan 3
IdD s2
2<lnJD<6
Inllk:6
Catatan:
1. 1m adalah panjang pasak pada komponen utama pada suatu sambungan atau panjang total
pasak pada komponen sekunder pada suatu sambungan.
2. Oiper1ukan spasi yang lebih besar untuk sambungan yang menggunakan ring.
3. Untuk alat pengencang sejenis pasak. spasi tegak lurus arah serat antar alat-alat pengencang
tertuar pada suatu sambungan tidak boleh melebihi 127 mm, kecuali bila digunakan pelat
penyambung khusus atau bila ada ketentuan mengenai perubahan dimensi kayu.
81 dari 113
BAHAN KONSENSUS
serat, tidak ada ketentuan spasi minimum dalam baris alat pengencang.
Namun demikian,
untuk baris berikutnya yang berjarak kurang daripada 4D, bertaku ketentuan luas neto
pada 8utir 12.3.3.
Untuk alat pengencang yang dipasang secara berselang-seling
serat, bila spasi dalam baris atat pengencang
lebih besar daripada 40, maka tidak ada ketentuan mengenai jarak minimum antar bans
alat pengencang.
daripada
40,
maka
berlaku
ketentuan
mengenai
jarak
minimum
antar
baris
alat
12..5.4
lateral
Tahanan
12.5.4.1
Tahanan
dengan
komponen
utama yang terbuat dan kayu, baja, beton, atau pasangan batu dan komponen sekunder
I
yang terdiri dan sat~ atau dua komponen kayu atau komponen dengan pelat baja sisi,
Tahanan
persamaan
ditentukan
dengan
mengambil
nilai minimum
dari
Tabel 12.5-2(c) (untuk sekrup kunci) , dikalikan jumlah alat pengencang pada sambungan
tersebut,
n,.
Fe, untuk komponen utama yang terbuat dan beton atau pasangan
batu diambil sarna dengan kuat tumpu pasak untuk komponen sekunder yang terbuat dari
kayu; tebal efektif komponen utama dan beton atau pasangan batu harus lebih besar
....
kedalam komponen
utama dari beton atau pasangan batu harus direncanakan sesuai dengan metode baku.
Untuk sambungan dengan petat baja sisi, persamaan
12.5-2(a),
Untuk sambungan
bertaku. Perencanaan komponen utama dari baja dan kuat tumpu alat pengencang harus
dilakukan sesuai dengan metode baku.
Tahanan
gaya dengan
sudut ()
BAHAN KONSENSUS
TabeI12.S-2 (a) Tahanan lateral acuan untuk baut atau pasak (Z) untuk satu alat
pengencang dengan satu irisan yang menyambung dua komponen
Moda
Kelelehan
Persamaan
yang berlaku
(12.5-1 )
( 12.5-2)
( 12.5-3)
II
111m
( 12.5-4)
( 12.5-5)
(1 + 2Re )KO
IV
Catatan:
(12.5-6)
R: = tmAs .
Re = FerrlFes. K; = 1 + 0,25(190)
83 dari 113
BAHAN KONSENSUS
TabeI12.5-2 (b) Tahanan lateral acuan untuk baut atau pasak (Z) untuk satu alat
pengencang dengan dua irisan yang menyambung tiga komponen
Moda
Kelelehan
Z = 0.831)1 n/~~m
( 12.5-7)
Ko
(12.5-8)
Z = 1.66L)!.~F~s
Ko
Z = 2.08k31)t5J-~m
UI~
(12.5-9)
+ n, )K(l
(2
dengan: k~ =(-l)~
.
R~
i
i2(1+R,,)
\:
2Fvb(2+I~e)D
+-.;;_- ----.
"
:<lenrl5 2
J
(
;...r.
IV
Catatan:
;,,~ -.
-,
~.,
...0, 8D'"
K(J J)
'
'
'. :1'
I~
_,
~11
- \,L
..
(12.5-10)
(1
;\1,(1 ---/?e )
-
Re = FerriFes
KI;I = 1 + O,25(6f90~)
Tabel 12.5..2 (e) Tahanan lateral acuan untuk sekrup kunci (Z) untuk satu alat
pengencang dengan satu irisan yang menyambung dua komponen
Moda
Kelelehan
(12.5-12)
IV
Catatan:
Re
(12.5-13)
= FerriFes
K,j = 1 + O,2S(tK90C)
84 dari 113
BAHAN KONSENSUS
12.5.4.2
faktor-faktor
itu, hal-hal
berikut
ini harus
dipenuhi.
Tahanan lateral acuan harus dikalikan dengan faktor geometri, CA, di mana C,
Geometri:
Bila 3~
Sept
s < soplma._ ka CA
1,0.
= a/aopt
eLi =
(12.4-14)
5,
lebin
(12.4-15)
slsopt
Kedalaman
komponen pemegang dikurangi bag ian ujung sekrup kunci, harus lebih besar atau sarna
dengan 4D. Tahanan lateral acuan harus dikalikan dengan fartor kedalaman penetrasi,
s p < 8D
(12.4-16)
Untukp>8D
Serat ujung:
Tahanan lateral acuan harus dikalikan dengan fak'tor serat ujun9. Ceg =
0,67, untuk sekrup kunci yang dipasang pada serat ujung kayu.
12.5.5
12.5.5.1
85 dari 113
BAHAN KONSENSUS
nilai minimum dan (a) tahanan tarik alat pengencang, (b) tahanan cabut alat pengencang,
atau (c) tahanan tumpu ring atau jepitan ujung sejenis.
menggunakan
metode
baku, berdasarkan kuat leleh pada penampang intinya. Faktor waktu, A, diambil 1,0 pada
perhitungan ini.
12.5.5.3
Kedafaman
kedalaman penetrasi aktual dari batang sekrup kunci ke dalam komponen pemegang
dikurangi panjang bagian ujung sekrup kunci. Nilai minimum dari p adalah 25 mm atau
setengah panjang bagian yang berulir.
Tahanan cabut acuan sekrup kunci yang ditanam tegak lurus arah serat tepi adalah:
Zw
= 92,6 [jJ.75 G
,5
p n,
(12.4-17)
di mana Zw dinyatakan dalam Newton (N), D adalah diameter batang sekrup kunci (rnrn),
G adalah berat jenis kayu, p adalah kedalaman .penetrasi efektif pada bag ian yang berulir
dari sekrup kunci (mm), dan
12.5.5.4
n, adalah
ll
,
faktor-faktor koreksi pada Boor 7.6 dan 12.1.3. Selain itu, hat berikut harus dipenuhi:
Serat ujung: Tahanan acuan harus dikalikan faktor serat ujung, Csg
= 0,75,
untuk sekrup
12.5.5.5
Tahanan tumpu pada ring atau pelat ditetapkan sesuai dengan ketentuan pada Butir 9.5.
86 dari 113
BAHAN KONSENSUS
12.5.6
Kombinasi a
.
12.5.7
Tahanan
a terhadap
Z4I'
, ,
Z Zw
'
2
2
Z sill a + cos a
'
Zw
(12.5-18)
(00<(1<90), Z1 adalah tahanan lateral terkoreksi, dan Zw' adalah tahanan cabut terkoreksi.
12.6
12.6.1
Umum
menggunakan
disambungkan
pelat
dengan
geser
atau
cincin
befah
kayu-ke-kayu
yang
atau kayu-ke-
komponen
gaya geser.
terdekatnya
Gaya-gaya
12.6.1.2
Unit penyambung
kontak sambungan
(c) satu pelat geser dengan baut atau sekrup kunci dalam satu irisan dengan pelat baja
sisi dalam sambungan kayu-ke-baja.
87 dari 113
BAHAN KONSENSUS
digunakan pelat baja atau petat strip dengan tebal minimum 3,2 mm pada sisi sebelah
luar maka tidak harus digunakan ring, kecuali jika dimaksudkan
untuk memperpanjang
baut atau sekrup kunci agar pelat baja tersebut tidak secara langsung menumpu pada
bagian ulir dan baut atau sekrup kunci yang digunakan bersamaan dengan pel at geser.
12.6.1.3
Sifat penyambung
Penyambung
Tahanan
harus
meinenuhi
menggunakan
dan pemasangannya
persyaratan
sesuai
dengan
yang
cincin belah atau pelat geser yang memenuhi syarat pada material kayu
atau material berbahan dasar kayu yang dicoak. Coakan harus dipotong dengan baik
hingga
spesifikasi
penyambung,
dan penyambung
harus
12.6.2
Sopt
aopt
".
1, 12.6-2 dan 12.6-3. Lihat Butir 12.6.3 mengenai faktor koreksi untuk jarak ujung dan
jarak tepi, dan untuk jarak antara yang lebih kedl dari jarak antara optimum.
Bita ujung komponen struktur tidak dipotong tegak Iurus terhadap panjangnya, jarak ujung
yang didefinisikan
pada Sutir 12.3.6.2 tidak boleh lebih kecil dan jarak ujung yang
diperluk:3n untuk komponen struktur yang dipotong menyiku. Jarak tegak Iurus dan pusat
penyambung ke sisi potongan miring dan suatu komponen struktur tidak boleh lebih kecil
12.6.3
12.6.3.1
cincin belah atau sambungan petat geser yang ditanam pada serat sisi komponen struktur
Zil,
12.6.3.2
Tahanan lateral terkoreksi pada serat sisi. Tahanan lateral terkoreksi sejajar
serat, Z/, atau tegak lurus serat. Z-,-', dihitung dengan cara mengalikan tahanan acuan
88 dan 113
BAHAN KONSENSUS
dengan faktor-faktor koreksi yang ditetapkan pada Butir 7.6 dan 12.1.3. Setain itu, hal-hal
berikut harus dipenuhi:
Pelat baja sisi. BHa pelat baja sisi digunakan pada sambungan yang memiliki petat geser
berukuran
Cst.
penetrasi.
perneqanq, dikurangi panjang ujung sekrup kunci, harus memenuhi p > 4D. BHa p ~ 80
maka Cd
= 1,0- Jika 4D < P < 80. maka tahanan lateral acuan harus dikalikan dengan
Cd = p18D.
geametri
Jarak tepi.
label
mengembangkan
12.6-1
memberikan
jarak
tepi,
bopt,
yang
diperfukan
untuk
brrin, yang
diizinkan untuk mendapatkan tahanan tereduksi untuk cincin belah atau pelat geser yang
dipasang pada serat sisi komponen struktur yang dibebani sejajar atau tegak lurus serat.
Untuk sambungan
terhadap serat,
maka jarak tepi terbebani yang diperfukan untuk tahanan acuan adalah,
(12.6-2)
blTinJ. < b
<
bopt.Lt
tegak furus serat yang terkait dengan bopt harus dikalikan dengan:
("Ll = 0
""
17 (
b - bmi 11 _l_
:t
~ bopt
'I + 0 R
j_ -
bmin .1 )
(12.6-3)
~c _,
89 dari 113
BAHAN KONSENSUS
bukan 0 atau 90 terhadap serat maka tahanan acuan sambungan untuk arah sejajar dan
tegak lurus serat, Z;;dan Z fl harus dikalikan dengan C.,.
Bmin,
untuk mengembangkan
tahanan acuan,
tahanan tereduksi
pada penyambung cincin belah atau pelat geser yang dibebani sejajar atau tegak lurus
serat diberikan pada Tabel 12.6-2. Bila garis kerja beban membuat
aopt dan
a",;n
sudut 00<(J<90
(12.6-4)
(12.6-5)
TabeI12.6-1 Jarak tepi untuk sambungan dengan cincin belah dan pelat geser
Jarak tepi minimum untuk pembebananl, mm
Sejajar
Tegak lurus serat
serat
Tepi tanpa
beban
Pen yambung
Diameter
baut
(b",;'1;,
(O"'in1.
= hOI,,1)
Tepi dengan
Tepi
beban
(h"'in1.)
dengan
beban
(bopu)
h,~pr )
(n1111)
70
95
70
95
(lihat Butir
12.6.2).
eLI
= 0,3751
a - mill
\, (f0Pl
amin
< a < aopt~ maka tahanan lateral acuan harus dikalikan dengan
amin .)
+ 0.625
(12.6-6)
90 dari 113
BAHAN KONSENSUS
Bila ujung komponen struktur tidak dipotong menyiku, jarak ujung harus diambil sebagai
jarak minimum dan sebarang titik pada paruh tengah diameter penyambung yang
digambarkan tegak Iurus ke sumbu komponen struktur, ke titik terdekat pada ujung
komponen struktur diukur sejajar sumbu komponen struktur (lihat Gambar 12.6-1).
Spasi. Spas; sejajar serat, Aopt, dan spasi tegak lurus serat, Bopt, yang diper1ukan untuk
dan
garis kerja beban terhadap arah serat, 0 (Gambar 12.6-2). Untuk sudut-sudut lainnya
diantara yang diberikan pada Tabel 12.6-3 nilai Aoptdan Bopt ditentukan dengan interpofasi
linier. Spasi minimum yang diizinkan, Amin dan Bmin, masing-masing sarna dengan AoptI2
dan Bop,!2 .
A --jarak ujung
/) - diarn ..1.....,... alat samhung
Gambar 12.6-1
......
Gambar 12.6-2 a adalah sudut sumbu penyambung terhadap serat, dan 0 adalah
sudut garis kerja beban terhadap serat.
Bila gans yang menghubungkan pusat penyambung yang berdekatan membentuk
sudut
OO<a< 90 terhadap arah serat (Gambar 12.6-1). maka spasi yang diperlukan untuk
tahanan acuan adalah,
91 dad 113
BAHAN KONSENSUS
s opt -
AoptBopt
-;1:"2:====2====2===
=2=
vAopt sin a + Bopt cos
di mana
Sopt
(12.6-7)
a adalah
sudut antar sumbu penyambung terhadap arah serat (derajat), dan Aopt serta Bopl adalah
parameter yang diambil dari Tabel 12.6-3.
Spasi minimum yang diizinkan, SmJn, pada sambungan dengan
diantara penyambung cincin geser atau petat geser adalah
Smin < S
0 s(
CL1 = '
s-sluin
Sopt -smin
)+05
(12.6-8)
TabeI12.6-2
Jarak ujung untuk sambungan dengan cincin belah dan pelat geser
Diameter cincin
Diameter pelat
belah (mm)
geser (mm)
.Jarak ujung
Tarik
Tekan
(nlm)
(mm)
67
100
100
100
100
67
133
100
aminll
70
64
Oopt/i
178
a",;n/l
89
aOplil
140
83
64
67
64
100
100
67
100
100
Qopl.1
amin.!
aopt..l
Qmin.1
140
140
70
178
89
70
178
89
92 dari 113
BAHAN KONSt.NSUS
label
Jenis dan ukuran
penyan\bung
C incin belah 64 mm
atau pelat geser 67 mm
AOplt
0
15
30
45
60-90
.,
JJ",,; (mm)
(mm)
170
150
130
89
95
98
108
105
89
108
219
103
127
I . . .,
178
152
140
).
146
152
127
tahanan acuan;
Amin
Aopt f2 adalah spasi minimum yang ciizinkan untuk mengembangkan
tahanan tereduksi (Iihat Butir
12.6.2).
Bopt adalah spas; minimum yang dipcdukan untuk mengembangkan tahanan acuan;
Bmin = Bopt 12 adalah spasi minimum yang diizinkan untuk mengembangkan tahanan tereduksi (Iihat Butir
12.6.2),
(12.6-9)
di mana Z::" Z.1.' adalah tahanan terkoreksi sambungan untuk beban sejajar dan tegak
lurus arah serat, dan B adalah sudut yang dibentuk garis kerja gaya terhadap arah serat
(derajat).
12.6.3.3
Tahanan acuan pada serat ujung. Pelat geser atau cinein belah yang ditanam
93 dari 113
sesuai dengan
BAHAN KONSENSUS
13
Panel struktural
13.1
Ruang lingkup
Ketentuan
13.2
Syarat-syarat perencanaan
Syarat-syarat
perencanaan
yang ditetapkan
struktural,
pada butir-butir
acuan
beberapa
a)
yang ditetapkan
pengecuafian
Nilai tahanan
struktural
yang
untuk
panel
tidak diperkenankan
sang at pendek.
Untuk
temperatur
yang
menerus
antara
dan 93C
lebar >
ekspose,
bentang,
ketebalan
nominal,
tingkat
dan kelasnya.
Tahanan acuan
13.3.1
Kekakuan
dan tahanan
panel-panel
bahan
38C
acuan
13.3
Panel
di atas
600 mm. Untuk panel dengan lebar yang lebih kecil harus dipenuhi
13.2.2
dengan
Kekuatan, kekakuan,
struktural
sebagai berikut:
struktural.
yang
difakukan
acuan
terkoreksi
Nilai kekakuan
digunakan
dan
sifat
panel
harus
dan tahanan
penampang,
digunakan
acuan,
ditentukan
yang
dafam
perencanaan
menunjukkan
melalui
percobaan
produk
yang
Nilai tabulasi
sesuai
harus
digunakan
bekerja
untuk masing-masing
membentuk
sudut terhadap
panel struktural,
94 dari 113
BAHAN KONSENSUS
13.4
13.4. 1
perencanaan.
Hubungan antara
ketentuan bentang dan ketebalan nominal dapat diberikan sesuai dengan perhitungan
kapasitas rencana penampang.
13.4.2
Sitat penampang rencana harus dihitung berdasarkan ketentuan bentang atau ketebalan
rencana dan dinyatakan berdasarkan per meter lebar panel.
13.5
13.5.1
Perencanaan
Prosedur yang berlaku
Prosedur perencanaan
yang diberikan
panel-panel struktural kacuali bita ada catatan khusus dalam butir ini.
13.5.2
geser, dan batasan lendutan. Tahanan geser pada bidang panel harus-diqunakan
dalam
memeriksa keadaan batas geser untuk panel yang tertentur dalam arah lebar. Persamaan
balok yang sesuai harus digunakan
dengan
Momen lentur -
b)
c)
Lendutan -
95 dad 113
yang ditentukan
BAHAN KONSENSUS
13.5.3
Ketentuan
maka arah dari sumbu kuat utama panel terhadap arah garis kerja beban harus ditinjau
dalam menentukan tahanan tarik panel struktural.
13.5.4
BHa panel struktural dibebani tekan aksial maka tahanan tekan panel harus dihitung
dengan meninjau arah dari sumbu kuat utama panel terhadap arah garis kerja beban;
b)
13.5.5
Geser pada bidang panel harus digunakan sebagai tahanan qeser rencana bHa gaya
yang bekerja berarah sejajdr dengan bidang panel struktural.
96 dari 113
BAHAN KCJNSENSUS
14
14.1
Umum
14.1.1
Ruang lingkup
Ketentuan perencanaan
pada butir ini ber1aku untuk panel struktural, dinding geser dari
papan berpenutup (diafragma vertikal), dan diafragma horizontal yang berfungsi sebagai
bagian dan sistem pemikul beban lateral.
14.2
o, <
).
z D1
(14.2-1)
dengan Du adalah gaya per satuan panjanq yang bekerja pada diafragma akibat bebanbeban tertaktor,
faktor tahanan dinding geser, 0' adalah tahanan terkoreksi per satuan panjang dinding
geser atau diafragma.
Tahanan terkoreksi ditentukan menggunakan
geser
dan
diafragma
direncanakan
berdasarkan
analogi
balok
atau
menggunakan analisis struktur yang tetah baku. Perencanaan harus meliputi peninjauan
terhadap penutop, rangka, alat pengencang,
metode penyambungan,
yang disalurkan
Dinding
berserta
bagian-bagiannya
harus
dianalisis
sebagai balok tinggi yang tipis dengan penutupnya berfungsi sebagai pemikul geser pada
bidang penutup (seperti pelat badan pada balok) dan elemen batasnya berfungsi sebagai
pemikul gaya-gaya aksial (seperti pelat sayap pada balok). Elemen batas harus diadakan
di sekeliling dinding geser atau diCifragma, pada bukaan dalam, semua bagian yang tak
kontinu, dan pada sudut-sudutnya,
97 dari 113
BAHAN KONSENSUS
. 14.3
Tahanan pertu
Tahanan
periu
dinding
geser
atau
diafragma
ditentukan
oJeh beban-beban
lateral
terfaktor. Beban-beban lateral yang ditinjau meliputi beban arigin dan be ban gempa yang
bekeria pada kedua sumbu utama bangunan yang saling tegak lurus dan diater lebih jauh
pada tata cara bangunan lainnya yang berlaku.
14.4
Tahanan acuan
14.4.1
menggunakan
geser ditentukan menggunakan prinsip mekanika rekayasa maka tahanan panel strukturat
berpenutup harus ditinjau sesuai dengan ketentuan pad a Butir 13 tata cara ini.
14.4.1. 1
geser terkoreksi
dalam
bidang, D', dihitung sesuai dengan Butir 7.6, Butir 12.1.3, dan Butir 12.4.3.3. Sebagai
tambahan dari faktor-faktor koreksi yang disebutkan terdahulu, berlaku hal berikut ini:
Faktor Dlafraqma:
diafragma
14.4.2
Cdt
Tahanan diafragma
= 1,1"1Jntuk diafragma
yang dihitung
faktor
Tahanan acuan elemen batas pada dinding geser dan diafragma termasuk penggantung,
t
dan penyokong beserta sambungannya, ditentukan sesuai dengan ketentuan pada Butir 6
sampai dengan Butir 13 dari
14.4.3
Penyaluran beban
diafragma
geser
dan
Tahanan acuan alat pengencang pada elemen batas di sekeliling dan pada bukaan-dalam
dinding geser dan diafragma ditentukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada Butir
14.4.1 atau Butir 12.
14.5
Ketentuan lain-lain
Dinding geser dan diafragma juga harus diperiksa terhadap persyaratan keadaan batas
layan sesuai dengan ketentuan pada Butir 15.
98 dari 113
BAHAN KONSENSUS
15
Tinjauan kemampuanlayan
15.1
Ketentuan umum
peninjauan
antara lain lendutan jangka pendek, getaran. rangkak, perubahan dimensi, dan pengaruh
waktu lainnya. BHa ada keadaan batas layan lainnya yang tidak tercantum dalam bab ini
namun merupakan
dipemitungkan.
kriteria perencanaan
Kemampuan
maka
yang penting
juga
faktor beban.
pada elemen-elemen
struktural
atau non-struktural
yang terkait,
Keadaan
15.2
Modulus
yang
lendutan
struktur, rangka, dan komponen lainnya, diambil sebagai nila; rerata terkoreksi,
15.3
komponen
Ew'o
Batasan lendutan
secara berlebihan,
Untuk membatasi
sehingga
perubahan-perubahan
pergeseran
masing-masing
bentuk struktur
komponen
struktur
Lendutan struktur bangunan akibat berat sendiri dan muatan tetap dibatasi sebagai
. berikut:
...
.., Untuk balok-balok pada struktur bangunan yang teriindung, lendutan naksimum,
f max ~
113001.
.. Untuk balok-balok pada struktur bangunan yang tidak teriindung, lendutan maksimum
/ max < 1/400 I .
Untuk balok-balok pada konstruksi kuda-kuda, antara lain gording dan kasau, lendutan
maksmium, / max < 1(2.00 I .
Untuk struktur rangka batang yang tidak terlindung, lendutan maksimum,
99 dari 113
/max
< 1flOO I
BAHAN KONSENSUS
Lampiran A
(Informatif)
Daftar notasi
1 kuat acuan
Ew
Fb
Fe
FcJ-
Ft
Ft.l_
Fv
MPa
, MPa
serat, MPa
IUIUS
ketentuan umum
adalah beban mati yang diakibatkan
permanent
termasuk
dinding, lantai, atap, plafon, partisi tetap, tangga, dan peralatan layan tetap
L adalah beban hidup yang ditimbulkan oleh penggunaan gedung, tennasuk pengaruh
kejut, tetapi tidak termasuk beban iingkungan seperti angin, hujan, dan lain-lain
H adafah beban hujan, tidak termasuk yang diakibatka_n oleh genangan air
La
selama
perawatan
oleh pekerja,
peralatan, dan material, atau selama penggunaan biasa oleh orang dan benda bergerak
Wadalah
beban angin
3 syarat-syarat perencanaan
Cc
Ces
untuk memperhitungkan
BAHAN KONSENSUS
Cd!
Cd
adalah
faktor
penetrasi,
untuk
memperhitungkan
reduksi
penetrasi
alat
Ceg
Cru
peningkatan tahanan
untuk memperhitungkan
pembebanan
yang tidak
adalah faktor mutu, untuk pane! dengan sifat fisik yang berbeda dari mutu acuan
nilai tahanannya.
CH
Ci
C1
peningkatan
tegangan
CM
lebih tinggi daripada 19% untuk kayu masif dan 160/0 untuk produk kayu yang dilem
Crt
terhadap
produk-produk
kayu
dan
sambungar..
NUai faktor
koreksi
ditetapkan
Ct
temperatur
Cpi
terhadap
produk-produk
kayu
sambungan.
Nilai
pengaruh
faktor
pengawetan
koreksi
ditetapkan
adalah faktor pelat baja sisi, untuk sambungan geser dengan pelat baja sisi
Ctn
Cr
peningkatan
kekakuan
BAHAN KONSENSUS
Cv
adalah faktor pengaruh volume kayu laminasi struktural yang dibebani tegak IUNS
tahanan lentur
Cw
peningkatan
tahanan
panel pada
adaiah faktor koreksi untuk pancang kayu bulat yang tidak diberi per1akuan khusus
eli
geometri sambungan
yang tidak
An
F,
T
To
)...
tPt
= tJ,"&lJ
An
d1
adalah
dimensi kolom tunggal pada arah sumbu bebas bahan pada kolom
\)~~?a$\
ck
adalah
dimensi kolom tunggal pada arah sumbu bah an pada kolom berspasi
Eos' adalah nilai modulus elastis lentur terkoreksi pada persentil ke lima, MPa
Fc * adalah kuat tekan terkoreksi sejajar serat (setelah dikalikan semua faktor koreksi
kecuali, Cp), N
Fg'
11
BAHAN KONSENSUS
12
adalah
13
adalah
klos berikutnya
Ice
adalah
jarak dan pusat alat sambung pada klos tumpuan ke ujung kolom yang
terdekat
P'
Pg:'
Po' adalah tahanan tekan aksial terkoreksi sejajar serat pada kelangsingan kolom sarna
dengan nol, N
tPc
= 0,90
stabititas = 0,85
)..
t/lc
Cb
CL
de
de
deb
Ew'
Ey05'
adalah nilai modulus elastisitas lentur terkoreksi untuk lentur terhadap sumbu
Fb'
BAHAN KONSENSUS
Fbx'
adalah kuat lentur terkoreksi untuk lentur terhadap sumbu kuat (x-x)
Fby'
F/
F,'
Ftv'
G'
H,
Hw
ly
adatah mamen inersia balok untuk arah gaya geser yang ditiniau
Ie
ULa
Ie
Ksr
Ksft
M'
Mu
Mtu
Mr'
mm
M'=M/
M'= My'
Me
adatah
Mx
M1/M2
mome.i
mamen
M2
adalah
R,
Rm
BAHAN KONSENSUS
Rm
penampang
V'
= 0,85
t/Jv = 0,75
rPv = 0,75
s=O,85
e,
adalah eksentrisitas beban yang bekerja pada konsol pendek. yaitu jarak
horisontal dan titik kerja beban ke titik pusat penampang kolom, mm
E'05
adalah nilai modulus elastisitas lentur terkoreksi pada persentil kelima, MPa
Kid
adalah 0,624 untuk kayu yang dikeringkan sedemikian sehingga nilai kadar
aimya lebih rendah dari 19 % ketika dilakukan pemasangan
fbi"
penutup
adalah jarak dari ujung bawah kolom tak terkekang atau bagian tak
terkekang kolom sampai sisi bagian atas _l<0nsoJpendek, mm
.. .
"
Ie
lu
adalah panjang kolom tak terkekang untuk arah tekuk yang sesuai dengan
arah momen pada konsol pendek,
mm
BAHAN KONSENSUS
Me
M nIX' M
"!V
M~
M
Mwc,M,lV
adalah momen lentur terfaktor terhadap sumbu kuat (x-x) dan sumbu lemah
(Y-Y), N-mm
M \'
adalah tahanan lentur terkoreksi ter11adap sumbu kuat (x-x) dan sumbu
lemah (y-y), dengan memperhatikan pengekang lateral yang ada, N-mm
p'
adalah tahanan tekan terkoreksi untuk tekuk terhadap sumbu lemah apabila
beban yang bekeria adalah gaya tekan murni, N
Pex' Pt!\.,
adatah tahanan tekuk kritis terhadap sumbu kuat (x-x) dan sumbu lemah (yy)
To
XP,y
acalahju rnlah
~Pex. ~ Pey ad31ah jumtah tahanan tekuk kritis kolom bergoyang pada satu tingkat yang
L Pexatau
temadap sumbu
sambungan mekanis
A., B.,
FellI FeJ.
adalah kuat tumpu pasak sejajar dan tegak lurus serat kayu
n,
BAH,A.N KONSENSUS
adalah kedalaman penetrasi efektif pada bagian yang berulir dari sekrup
kunci (mm)
adalah
Sopt
z'
(EA)m
adalah
(EA)s
adalah
(EA)min
(EA)max
adalah sudut antara garis kerja gaya dan arah serat kayu
tPz = 0,65
adalah tahanan terkoreksi per satuan panjang dinding geser atau diafragma
Du
adalah gaya per satuan panjang yang bekerja pada diafragma akibat bebanbeban terfaktor
BAHAN KONSENSUS
Lampiran B
Faktor-faktor koreksi
1.
Umum
Pada lampiran
ini ditetapkan
nilai faktor-faktor
koreksi
untuk
menghitung nilai tahanan terkoreksi. Penggunaan faktor koreksi ditetapkan di dalam Butir
5.6 dan dirangkum di datam Tabel 5.6-1.
secara
di dalam lampiran
rasional
berdasarkan
ini boleh
prinsip-
pnnsip mexaruxa.
eM
eM
Salak kayu
Fb
F,
FII
Fe.
08, 5*
1,00
0,97
0,67
0,8
',00
1,00
',00
0,67
0,91
1,00
0,67
0,90
0,53
0,73
0,83
Fe
E
0,90
0,85
0,80
2.2
= 1,0
= 1,0
0,80
0,87
Kadar air
c,
T~ 38C
F" E
1,0
0,9
0,9
Kering
1,0
0,8
0,7
8asah
1,0
0,7
0,5
Kondisi layan basah dan kering untuk kayu gergajian dan glulam (kayu laminasi struktural)
ditetapkan di dalam Butir 5.5.
BAHAN KONSENSUS
3.
dan
struktural
3.1
Panjang split di
muka 'ebar
batang kayu yang
berukuran 50 mm
(nominal)
tidak ada split
0,5 x muka lebar
0,75 x muka lebar
1 x muka lebar
1,5 x muka lebar
-e
2,00
1,67
1,50
1,33
1,00
Panjang split di
muka lebar
batang kayu yang
berukuran 75 mm
atau lebih
(nominal)
tidak ada split
0,5 x muka iebar
0,75 x muka lebar
1 x muka febar
1,5 x muka lebar
geser, CH
eM
2,00
1,67
1.50
1,33
1,00
Ukuran shake
pada batang kayu
yang tebalnya 50
mm atau lebih
(nominal)
tidak
1/6 x
1/4 x
1/3 x
112 x
ada shake
muka lebar
muka lebar
muka lebar
muka lebar
2,00
1,67
1.50
1,33
1,00
3.2
Faktor koreksi pengaruh volume kayu untuk kayu laminasi struktural yang dibebani tegak
lurus sisi lebar lapisan ditetapkan
c, = KL CgbCg<tCgl
menggunakan persamaan
< 1,0
Keterangan:
KL
b2
d1
= 305 mm
d2
11
= 6400 mm
b,
= 130 mm
12
= panjang komponen struktur lentur di antara titik-titik dengan momen nol (mm)
p, q,
(lihat Tabel4)
= 0,05
BAHAN KONSENSUS
1,09
1,00
0,96
KL
3.3
1,00
Tabel 5
Tebat
Lebar
mm
50
I
dan 75 mm
1DD rnrn
j2.~mm
1SDmm
50 mm dan 75 mm
100mm
1,00
f 1, 10
) ~ ~t>
f"
o.
1,15
1,15
200mm
250
~,ao
1. os
t
1,05
1,05
mm dan lebih
Papan
1,20
1,10 (untuk tebal 50 mm)
1,04 (untuk tebal 75 mm)
1,10
1,00
Tabel 6
Cu
1,01
1,04
1,07
170mm
130 mm atau 125 mm
80 mm atau 75 mm
1,10
1,16
65mm
1,19
BAHAN KONSENSUS
4.
4.1
Cw =
Cw
= (310
+ b)1920
4.2
5.
5.1
Untuk perencanaan
pancang
harus
digunakan
faktor reduksi
pancang tunggat.
untuk pancang
Csp
Kondisi acuan
Kelompok Pancang
Pancang Tunggal
Fb
1,0
1,0
0,77
0,80
Fe
Tabel7
CG(:1)
Sumbu
kuat/lemah
Mutu
E1
Vs
Vv
G,l
EA
Lainnya
1,0
1,0
Sumbu lemah
A
Lainnya
1,3
1,0
1,1
1,1
1,4
1,0
1,3
1,0
1,3
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,5
1,0
5,2
1,3
1,0
1,3
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
2,8
A
Lainnya
1,1
1,1
1,1
1,1
1,4
1,0
1,7
1,3
1,7
1,3
1,0
1,0
1,51,5
1,0
1,0
Sumbu lemah
A
Lainnya
1,7
1,2
3,3
2,2
7,9
3,9
1,7
1,3
1,7
1,3
1,0
1,0
1,5
1,5
1,0
1,0
BAHAN KONSENSUS
Tabel 7 (lanjutan)
Sumbu
kuatllemah
Mutu
EI
v;
1'~
G,J
EA
Lainnya
1,2
1,2
Sumbu Jemah
A
Lainnya
2,8
1,8
1, I
1,1
1,6
1,1
2,0
1,5
1,7
1,5
1,3
1,3
1,5
1,5
1,0
1,0
5,2
3,1
1,4
2,0
1,5
1,7
1,5
1,3
1,3
1,S
1,0
1,5
J ~O
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
Lainnya
Sumbu kuat
Lainnya
Sumbu lemah
1,2
1,2
1,0
1,0
1,0
1,0
2,9
29,
3,1
3,1
2,8
1,8
5,2
3,1
1,0
1,0
2,9
2,9
3,1
3, I
1,3
1,3
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
A
Lainnya
1,2
1,2
1,1
1,1
1,0
1,0
1,7
1,3
1,7
1,3
I,D
1,0
1,0
1,0
1,7
1,2
3,3
1,0
1,0
1,7
1,3
1,7
1,3
1,0
1,0
1,0
1,0
Lainnya
Sumbu lemah
2,2
'M -- tlhanan mome~ EI -- kekakuan Ientur, ,./s- - tahanan geser bidang (ro"mg)~ I ,.-- tahanan
geser melalui tebal, GJ = kekakuan geser, T = tahanan puntir, P = tahanan leba dan 4 =
{a
/'
kekakuan aksial,
5.2
Faktor koreksi untuk pancang kayu bur-dar yang tidak diberi perlakuan
khusus,Cu
Untuk tiang dan pancang kayu yang kering udara sebelum diberi perlakuan khusus atau
tidak diberi perlakuan khusus sama sekali faktor koreksinya adalah
u;
lihat Tabel 9.
Tabel9 Faktor koreksi untuk pancang kayu bundar yang tidak diberi
perlakuan khusus, C;
Kekuatan
Kekakuan
1,11
1,0
BAHAN KONSENSUS
6.
c;
->09,0
1,05
<09,0
l~OO
BAHAN KONSENSUS
Lampiran C
Sambungan Gigi
Pada sambungan gigi gesekan antara kayu dengan kayu di dalam perhitungan harus
diabaikan. Disamping itu, ketentuan berikut ini harus dipenuhi untuk sambungan gigi
tunggal dan sambungan gigi majemuk.
1
Pada sambungan gigi tunggal, dalamnya gigi, tm, tidak boleh melebihi sesuatu
batas, yaitu (Iihat Gambar C 1) 1m < 1/3 h, yang mana h adalah tjnggi komponen struktur
mendatar. Panjang kayu muka 1m harus memenuhi 1m > 1,5 n, tetapi juga 1m > 200 mm.
\
"
'. ..
'.
\'
" ,'
" \\
--
'\
,\ .
..
.....
,
'.
il!
h"
'"-'_\
I:
-.
'!
,./
\.
,\
'\
-er:
Celah 10 - 20 mm
Gambar C1
Tahanaa geser pada bagian kayu muka dapat dihitung sebagai berikut,
em
114
BAHAN KONSENSUS
yang mana
N;
mendatar,
1m
Fv'
em
2
Pada sambungan gigi majemuk, terdapat dua gigi dan dua panjang muka yang
tm2< 1/3
Im1
Im1
> 4
tm1
+------
i-.z-----
..1..=..--=--=--,-_,- i--:
-I
---
.....
"\\,
'\.'
(l
,._..;;....._~.-
.. \\
t_;_
Celah 10 - 20 nu n
./
Gambar C2
,
...
115
BAHAN KONSENSUS
Tahanan geser pad a bagian kayu muka yang pertama dihitung sebagai berikut,
dan, tahanan geser pada bagian kayu muka yang kedua dihitung berikut ini,
N;
1m
Im1
1m2
em
sambungan,
em1
adalah eksentrisitas bag ian kayu muka pertama pad a penampang neto akibat
Fna
adalah
Fv'
IU2S
116