Diajukan Oleh:
NIM : 2005011074
Demikian pernyataan ini dibuat tanpa adanya paksaan dari pihak manapun. Saya
siap menanggung resiko / sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian
ditemukan adanya pelanggaran terhadap kejujuran akademik atau etika keilmuan
dalam karya ini, atau ditemukan bukti yang menunjukkan ketidakaslian karya ini.
Menyetujui:
Dosen Pembimbing,
Mengetahui:
Dosen Pembimbing,
Tim Penguji:
Ketua Penguji
…………………………………. ( )
Penguji 1:
…………………………………. ( )
Penguji 2:
…………………………………. ( )
Medan, .......................
Mengetahui:
Ketua Jurusan, Kepala Program Studi,
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-Nya. Sehingga
penulis dapat menyesaikan Laporan Tugas Akhir Yang Berjudul Analisis Sistem
Pemeliharaan Pada Rancang Bangun Mesin Pencetak Pelet Pakan Ternak
Kapasitas 50 kg/jam.
Pada tugas akhir ini telah dirancang dan dibangun mesin pencetak pelet pakan ternak
kapasitas 50 kg/jam. Tujuan dari perancangan mesin pencetak pelet ini adalah untuk
mempermudah proses pembuatan pelet pakan ternak tersebut. Menggunakan mesin
bensin sebagai motor penggerak dengan daya 5.5 HP dan kecepatan putaran 3600 rpm
untuk memutar poros yang terhubung dengan puli. Pada mesin pencetak pelet ini daya
yang di rencanakan pada motor penggerak 3572,06 watt digunakan untuk memutar
poros dengan kecepatan putaran pada poros 600 rpm. Pada mesin pembuat pelet
menggunakan dua puli dengan diameter 50,8 mm sebagai puli penggerak dan diameter
304,8 mm sebagai puli yang digerakkan. Menggunakan poros yang digerakkan
dengan diameter poros yang dirancang 35 mm dengan panjang 408 mm. Material
poros terbuat dari St37 memiliki muatan tarik 37 kg/mm. Mesin pencetak pelet
menggunakan saringan yang memiliki diameter lubang 5 mm dengan banyak lubang
38 buah untuk keluaran pelet yang dibuat. Mesin pencetak pelet ini mampu mencetak
pelet sebanyak 50 kg/jam. Mesin pencetak pelet dirancang dengan panjang 520 mm x
lebar 300 mm x tinggi 790, rangka menggunakan besi L dengan ketebalan 3 mm.
Hasil uji kinerja menunjukan bahwa mesin dapat mencetak pelet dengan hasil
pencetakan yang cukup baik.
In this final project a 50 kg/hour capacity animal feed pellet molding machine has
been designed and built. The purpose of designing this pellet molding machine is
to simplify the process of making the animal feed pellets. Using a gasoline engine
as a driving force with a power of 5.5 HP and a rotational speed of 3600 rpm to
rotate the shaft connected to the pulley. In this pellet printing machine, the
planned power of the 3572.06 watt motor is used to rotate the shaft at a rotational
speed of 600 rpm. The pellet making machine uses two pulleys with a diameter of
50.8 mm as the driving pulley and a diameter of 304 mm as the driven pulley.
Using a driven shaft with a designed shaft diameter of 35 mm with a length of 408
mm. The shaft material is made of St37 having a tensile load of 37 kg/mm. The
pellet molding machine uses a sieve that has a hole diameter of 4 mm with as
many as 100 holes to output the pellets that are made. This pellet printing
machine is capable of printing pellets as much as 50 kg/hour. The pellet molding
machine is designed with a length of 520 mm x a width of 300 mm x a height of
790, the frame uses L iron with a thickness of 3 mm. The performance test results
show that the machine can print pellets with fairly good printing results.
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkat dan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas akhir yang
berjudul “Analisis Sistem Pemeliharaan Pada Rancang Bangun Mesin
Pencetak Pelet Pakan Ternak Kapasitas 50 kg/jam” ini disusun untuk
menyelesaikan pendidikan Diploma (D3), jurusan teknik mesin program Studi
Teknik Mesin Politeknik Negeri Medan.
Dalam menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini, Penulis telah banyak mendapat
bantuan berupa bimbingan , arahan, dan saran dari berbagai pihak, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Untuk itu maka dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Abdul Rahman, S.E., Ak., M.Si. selaku Direktur Politeknik Negeri
Medan;
2. Bapak Dr. Abdi Hanra Sebayang, S.T.,M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik
Mesin Politeknik Negeri Medan;
3. Bapak Ir. Abdul Razak, M.T. selaku Sekretaris Jurusan Teknik Mesin
Politeknik NegeriMedan;
4. Bapak Ir. Nelson Manurung, M.T. selaku Kepala Program Studi Teknik
Mesin Politeknik Negeri Medan;
6. Seluruh Dosen dan Staf jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Medan;
7. Seluruh keluarga besar penulis, terutama kedua orang tua penulis yang
selalu memberikan dorongan baik moral, semangat, dan materi kepada
penulissejak awal perkulihaan sampai dengan selesainya penulis Tugas
Akhir ini;
10. Semua pihak yang turut membantu didalam penulisan Laporan Tugas
Akhir ini yang namanya tidak bisa disebutkan satu persatu.
Akhirnya penulis berharap semoga Tugas Akhir ini bermanfaat bagi para
pembaca, terutama adik-adik kelas yang ingin mengangkat kembali judul tugas
akhir ini atau siapa saja yang ingin mengambil bahan masukan ataupun sebagai
bahan perbandingan.
Halaman
PERNYATAAN ORISINALITAS...........................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................iii
LEMBAR PERSEMBAHAN.................................................................................iv
ABSTRAK...............................................................................................................v
ABSTRACT............................................................................................................vi
KATA PENGANTAR...........................................................................................vii
DAFTAR ISI...........................................................................................................ix
DAFTAR TABEL..................................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
3.3.3 Pengeboran.......................................................................................23
3.3.4 Pengelasan........................................................................................24
3.3.5 Pembubutan......................................................................................24
5.1 Simpulan.......................................................................................................37
5.2 Saran.............................................................................................................37
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................39
LAMPIRAN...........................................................................................................40
DAFTAR TABEL
Halaman
Halaman
Gambar 3. 3 Puli....................................................................................................16
Gambar 3. 4 Sabuk.................................................................................................17
Gambar 3. 5 Bantalan.............................................................................................18
Halaman
Pelet merupakan salah satu pakan yang banyak digunakan oleh para pembudidaya
hewan ternak. Dibalik harganya terjangkau, pelet juga dapat memberikan nutrisi
yang baik bagi hewan ternak sebagai peternak mampu menjaga kualitas hewan
yang dibudidayakan. Dengan memebrikan komposisi pelet yang benar serta sesuai
dengan kebutuhan ikan, bukan tidak mungkin bagi seorang peternak dapat
menjaga bahkan meningkatkan kualitas ikan yang dibudidayakan, terutama dari
segi ukuran, rasa daging dan kesehatan dari perawatan hewan ternak tersebut.
Pada proses pengolahan pelet ini diperlukan satu alat pencetak yang digunakan
untuk membentuk suatu adonan untuk dijadikan makanan ternak berbentuk pelet
dengan ukuran yang sudah ditentukan. Mesin pencetak pelet sangat bagus dan
efisien untuk memproduksi pakan ternak dalam bentuk silinder. Alat pencetak
pelet yang berbentuk silinder, pada bagian dalamnya terdapat ulir pengepres pelet.
Ulir pengepres ini mendorong bahan adonan ke arah ujung silinder dan
menekanan plat berlubang sebagai pencetak pelet. Lubang plat menggerakan
poros pencetak sesuai dengan ukuran pelet yang di kehendaki, setelah itu akan
terpotong oleh pisau pemotong.
Dengan banyaknya produk pelet di pasaran dari yang kualitas lokal sampai
kualitas dengan harga yang bervariasi. Jika persedian pelet di pasar mulai habis
petani ikan akan kebingungan memberi makan ternak, kemungkinan adapun di
pasaran produk yang di dapat mungkin sedikit berbeda kualitasnya, bisa lebih
redah dan bisa juga lebih tinggi kualitasnya, dan itu bisa berpengaruh kepada
kualitas ternak para petani.
1
Dengan dilandasi pada latar belkang di atas, penulis melakukan usaha dalam
membuat Rancang Bangun Mesin Pencetak Pelet Pakan Ternak Kapasitas 50
kg/jam. dengan dilakukan survey kami, mesin ini produksi sehari-hari sekitar 45-
50 kg yang membuat hasil jauh lebih banyak untuk pemberian pakan ternak.
Mesin pencetak pelet ini menggunakan screw press yaitu mesin pencetak dengan
cara penekanan poros. Oleh karena itu, mesin yang digunakan mengambil
kapasitas produksi 50 kg/jam sebagai acuan dari hasil survey yang telah kami
lakukan di lapangan.
Tujuan Umum:
Adapun tujuan umum dari pembahasan ini, sebagai kegiatan tugas akhir, yakni
melakukan Rancang Bangun Mesin Pencetak Pakan Ternak/Pelet Kapasitas 50
Kg/Jam.
2
Tujuan Khusus:
1. Sebagai syarat kelulusan Diploma III (tiga) Jurusan Teknik Mesin, Program
Studi Teknik Mesin, Politeknik Negeri Medan;
2. Sebagai referensi untuk penulisan lanjut yang akan dilakukan oleh mahasiswa
berikutnya;
3
1.6 Sistematika Penulisan
Agar penulisan tugas akhir dibuat dengan mudah dan terorganisir, maka pada
bagian ini disusunlah tahapan-tahapan sebagai berikut:
1. BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini mengemukakan Latar Belakang, Rumusan Masalah, Batasan
Masalah, Tujuan Tugas Akhir,Manfaat Tugas Akhir, Serta Sistematika
Penulisan.
2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bagian ini berisi tentang hasil hasil penelitian atau tugas akhir yang berkaitan
dengan tugas akhir yang dilakukan dan berisi teori yang di jadikan landasan
dalam tugas akhir.
3. BAB III METODE
Tugas akhir yang berisi tentang alur rancang bangundilengkapi dengan
diagram alir, mulai dari rancang awal, bahan yang digunakan, langkah
pengerjaannya, sampai selesai alat tersebut, serta metode pengujiannya.
4. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Bagian ini berisi hasil dari tugas akhir yaitu data atau gambar produk yang
dibuat, analisa tugas akhir, implementasidan peyelesaian masalah.
5. BAB V PENUTUP
Bagian ini berisi rangkuman dan saran-saran yang berkaitan dengan hasil dan
pembahasan dalam laporan tugas akhir
6. DAFTAR PUSTAKA
Daftar pustaka memuat semua sumber kepustakaan yang digunakan dalam
pelaksanaan dan pembuatan Tugas Akhir, baik berupa buku, majalah,
maupun sumber-sumber kepustakaan lain.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pelet adalah bentuk makanan yang terdiri dari beberapa macam bahan yang
dijadikan adonan, kemudian kita cetak sehingga membentuk batangan-batangan
kecil seperti bentuk pasta. Ukuran dari pelet ini pun beragam, ada yang berukuran
1 mm, 3 mm dan lain sebagainya. Dengan berkembangnya teknologi sekarang ini,
banyak orang telah mengembangkan suatu mesin pencetak pelet berkapasitas
besar yang dapat menghasilkan pelet berbentuk bulat dengan diameter yang dapat
diatur sesuai kebutuhan. Pelet dapat diberikan pada ikan berumur lebih dari 120
hari. Jadi, tidak berupa tepung, tidak berupa butiran, dan juga tidak berupa
larutan.
Para pembudidaya ikan sebenarnya telah dapat menjumpai bebagai jenis pelet di
toko-toko ikan ataupun pakan ternak, akan tetapi komposisi atau kebutuhan nutrisi
dari bahan pelet tersebut tidak sesuai dengan yang kita inginkan. Ditinjau dari
kebutuhan nutrisi untuk jenis ikan yang diternak masyarakat, pelet ikan buatan
harus mempunyai keunggulan yang sudah beberapa kali dilakukan
penelitian/pengujian yang hasilnya cukup baik.
Dalam membudidayakan ikan, tentu tidak akan terpisah dari yang namanya pelet
karena memiliki manfaat untuk pertumbuhan dan perkembangan ikan. Karena
faktor inilah yang menentukan perkembangan optimal ikan baik yang dipelihara
maupun diternak. Pelet ikan telah lama digunakan sebagai alternatif terbaik bagi
masyarakat indonesia khususnya para pengusaha tambak ikan. Walaupun pada
kenyataan banyak ditemui kelompok pembudidaya seiring menghentikan usaha
pakan ternak ikan tawar karena tidak tahan terhadap harga pakan atau pelet ikan
yang semakin hari semakin mahal.
5
2.1.2 Jenis-Jenis Pakan Pelet
1. Pelet Tenggelam
Pelet tenggelam merupakan pelet yang diberikan pada saat ikan memasuki
masa panen. Pelet jenis ini memiliki kandungan protein yang lebih sedikit
dibandingkan pelet terapung. Semakin besar ukuran ikan, maka pemberian
protein akan semakin menurun.Kandungan protein pada pelet terapung lebih
besar bila dibandingkan jenis pelet tenggelam. Semakin tinggi kandungan
protein pada pelet maka semakin tinggi harganya. Hal ini dikarenakan bibit
ikan membutuhkan asupan protein dalam jumlah banyak dari pada ikan
berukuran besar.
Pelet biasa diberikan pada ikan berumur 30-45 hari atau dengan ukuran 2
cm -3cm.
pelet dengan diameter 1 mm – 2 mm, pada ikan berumur 45-60 hari atau
ukuran 4 cm – 7 cm.
1. Tepung Ikan
Tepung ikan yang memiliki kualitas yang bagus memiliki ciri ciri diantarmya
adalah tampak bersih, tidak terkontraminasi, oleh kutu atau serangga lain,
berbau khas seperti ikan kering, berwarna kuning kecoklatan, kering tidak
lembab, tidak berbau apek, dan asam. Kandungan tepung ikan yang baik
mempunyai kadar protein antara 55%-70%.
2. Dedak
6
3. Tepung Terigu
4. Tepung Kanji
5. Telur
6. Penyedap Rasa
Penyedap rasa digunakan untuk meningkatkan aroma keamisan dari pelet itu
sendiri.
7. Bungkil Kedelai
8. Bungki Kelapa
Peralatan yang sering digunakan untuk membuat pakan pelet sangatlah beragam,
di antarnya:
1. Penggiling daging yang dapat dimofikasi;
2. Nampan pelastik;
3. Ayakan;
4. Ember;
5. Gayung;
7
2.1.5 Proses Membuat Pakan Pelet
Dalam proses membuat pelet ditempuh beberapa tahap pekerjaan, yaitu persiapan
bahan, penggilingan/ penepungan, pencampuran, pencetakan, dan pengeringan.
1. Persiapan Bahan
5 Telur 11%
6 Penyedap Rasa -
2. Penggilingan/Penepungan
3. Pencampuran
8
Bahan baku yang telah berbentuk tepung ditimbang sesuai dengan jumlah bahan
baku yang digunakan. Apabila bahan baku yang akan digunakan cukup banyak,
sebaiknya gunakan timbangan kue atau lainnya yang memiliki tingkat ketelitian
yang lebih akurat.
Setelah ditimbangin, bahan dicampurkan secara merata agar seluruh pakan yang
dihasilkan mempunyai komposisi zat gizi yang merata dan dari bahan yang
volumenya paling besar hingga yang terkecil. Pencampuran bahan baku dalam
jumlah kecil dapat dilakukan dengan tangan atau alat. Pencampuran bahan baku
dalam jumlah besar dapat dilakukan dengan bantuan mesin mixer.
4. Pencetakan
Setelah semua bahan tercampur rata, bahan-bahan tersebut kemudian diberi
sedikit air lalu dimasukan ke dalam alat penggiling daging untuk dicetak lalu
dipotong-potong ukurannya sesuai ukuran yang diinginkan.
5. Pengeringan
Bahan-bahan campuran yang telah diolah dan telah berubah menjadi pelet
kemudian dikeringkan. Pengringan ditujukan untuk menurunkan kadar air yang
terkandung di dalam pakan pelet agar lebih tahan lama dan stabil (sekitar 10%).
Dengan demikian, pakan yang dibuat tidak akan mudah ditumbuhi jamur dan
mikroba lainnya.
Pengeringan dapat dilakukan secara alami dengan menjemurnya dibawah sinar
matahari dan dapat pula dengan cara bantuan alat seperti oven. Kedua cara
tersebut tentu mempunyai kelebihan dan kekurangan. Pada pengeringan yang
dilakukan secara alami, kelebihan yang dapat kita peroleh yaitu tidak memerlukan
biaya apa-apa lagi dalam proses penjemuran, hanya saja pada waktu cuaca tidak
terik dan sampai hujan, akan menggangu proses pengeringan sehingga menjadi
lebih lama.
9
Bentuk pakan pelet harus disesuaikan dengan umur dan ukuran ikan yang ingin
kita beri makan. Ikan yang masih berupa larva harus diberi pakan yang benbentuk
tepung. Untuk yang berumur juvenil dapat diberi pakan yang berbentuk remah,
serta untuk ikan yang telah dewasa diberi pakan yang berbentuk pelet.
10
Proses pembuatan pakan pelet secara manual dapat dilakukan dengan tanpa
mesin sekalipun. Disini mesin tersebut merupakan sebuah alat penggiling
daging manual yang di putar dengan tenaga manusia untuk mencampur dan
membentuk pakan peletnya
mesin ini sudah menggunakan motor penggertak dan pengadukan bahan baku
pelet masih dilakukan dengan cara yang manual. Bedanya letak screw
convenyor saja yang berbentuk Horizontal
11
Gambar 2. 3 Mesin Pencetak Pelet Horizontal
12
Gambar 2. 4 Mesin Pencetak Pelet
Untuk dapat memelihara dengan baik dan benar, maka prinsip kerja mesin harus
dikuasai, sehingga diagnosa terhadap kerusakan yang terjadi dapat ditanggulangi
dengan cepat dan tepat.
Adapun tujuan dilakukannya perawatannya, yakni:
13
Pada pelaksanaannya kegiatan pemeliharaan suatu peralatan dapat dilakukan
dengan dua cara, yaitu:
.Pemeliharaan rutin
14
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Rangka
Rangka pada mesin harus dibuat sekuat mungkin agar mesin kuat saatdi
operasikan. Kerangka ini berfungsi menahan beban yang diterima pada mesin
pembuat pelet. Pada mesin pembuat pelet ini bahan utama yang penulis gunakan
tersebut terbuat dari besi L dengan ketebalan 3 mm, yang kemudian kerangka di
las menggunakan sistem pengelasan smaw (Shielded Metal Arc Welding).
2. Motor Bakar
Motor bakar merupakan jenis motor 5,5 HP sumber tenaga yang menjadi
penggerak awal pada rancang bangun mesin pembuat pelet. Pada umumnya
penggunaan motor bensin ini memutar poros dengan perantara puli dan sabuk,
dengan meneruskan putaran pada puli oleh motor untuk memutar poros. Motor
yang digunakan adalah jenis motor bensin, denagn kecepatan putaran 3600 rpm.
15
Pada mesin pencetak adonan pelet, motor penggerak dipasang pada badan mesin.
Motor merupakan sumber tenaga atau daya bagi mesin yang berfungsi untuk
menggerakkan semua sistem transmisi melalui puli dan sabuk.
3. Puli
Puli merupakan bagian terpenting dari mesin sehingga dalam pembuatan puli
perlu dipertimbangkan baik kekuatan puli, proses pengerjaan, hingga nilai
ekonomis bahan puli. Bahan puli ada yang terbuat dari alumunium dan adapula
dari besi cor, tergantung kebutuhannya. Besi cor adalah bahan yang pertama kali
digunakan dalam pembuatan puli karena dapat menerima atau menstrasmisikan
daya yang besar sehingga banyak digunakan untuk mesin industri, mesin
pertanian, mesin otomotif.
Gambar 3. 3 Puli
Puli memiliki bentuk seperti roda yang digunakan untuk mentransmisikan daya
dari penggerak menuju komponen yang digerakkan puli yang di gunakan
berpasangan yang di hubungkan dengan sabuk antara puli penggerak dan puli
digerakan.
16
3. Sabuk
Sabuk merupakan suatu peralatan mesin yang digunakan untuk meneruskan
putaran pada puli (sebagai transmisi), sabuk digunakan untuk mentransmisikan
daya dari puli penggerak ke puli digerakan. Sabuk yang akan digunakan dengan
daya yang digunakan.
Gambar 3. 4 Sabuk
Sabuk digunakan untuk mentransmisikan daya dari puli penggerak ke puli yang
digerakkan. Sabuk digunakan sebagai transmisi karena diharapkan terjadinya
selip. Sabuk yang akan digunakan harus disesuaikan dengan putaran dan daya
yang diinginkan, kemudian disesuaikan juga dengan diagram pemilihan sabuk V.
4. Bantalan
Bantalan merupakan suatu elemen mesin yang berfungsi untuk menumpu poros
yang memiliki beban, sehingga poros akan menghasilkan putaran yang
halus,aman dan pada umumnya akan bertahan lama dengan kemungkinan keausan
yang terjadi sangat kecil..
17
Gambar 3. 5 Bantalan
bantalan ini memiliki fungsi yang sangat vital bagi mesin maka perlu diperhatikan
soal pelumasannya. Pelumasannya memiliki tujuan untuk mengurangi gesekan
dan keausan anatara elemen-elemen bantalan dengan rumahnya. Bantalan harus
cukup kokoh untuk memungkinkan poros serta elemen mesin lainnya agar dapat
bekerja dengan baik. Jika bantalan tidak bekerja dengan baik, maka prestasi
seluruh sistem akan menurun atau tidak dapat bekerja sebagaimana mestinya.
18
Tabel 3. 1 Klarifikasi Bantalan Gelinding Serta Karakteristik Bantalan
No Klarifikasi karakteristiknya
19
6. Corong Masuk
Corong merupakan tempat untuk memasukan bahan baku pelet yang terbuat plat
dengan tebal 1 mm. Plat di potong menjadi 5 bagian, kemudian plat tersebut di las
menjadi persegi dengan ukuran corong masuk.
7. Corong Keluar
Corong keluar merupakan tempat dimana hasil pelet yang sudah tercetak dan di
potong di ahlikan ke tempat penampungan. Ukuran corong keluar yang terbuat
dari plat dengan tebal 1 mm.
20
penggerak, komponen-komponen mesin, membuat gambar assembling dan
gambar detail, lengkap dengan ukuran-ukuran serta tanda tanda
pengerjaannya
21
d. Membuat pisau pencetak
4) Pada saat perakitan, hal yang perlu diperhatikan adalah pada bagian
yang mempunyai kesamaan ukuran atau suaian.
22
atau pencetakan adonan pelet;
d. Catat hasil yang diperoleh dari hasil uji coba yang dilakukan (hasil dan
kapasitas produk yang dihasilkan mesin).
Pada proses ini dilakukan pemotongan pada bahan L yang sudah di beli menjadi
beberapa bagian dalam bentuk satu kesatuan yang sesuai dengan ukuran yang
diinginkan. Maka ada beberapa bagian yang dilakukan pemotongan sebagai
berikut:
3.3.3 Pengeboran
23
3) Pengeboran rangka sebanyak 4 lubang dengan diameter 10 mm untuk
membuat lubang baut pengikat dudukan rumah poros/screw dengan rangka;
3.3.4 Pengelasan
Pada proses ini besi L dengan ketebalan 3 mm yang sudah dipottong dibentuk
menjadi satu kesatuan dengan cara mengelas pada setiap bagian sehingga
membentuk rangka mesin yang sesuai dengan rancangan.
Pada proses ini plat dengan ketebalan 1 mm yang sudah di potong menjadi
beberapa bagian sesuai ukuran dengan untuk pembuatan corongdan kemudian
dilakukan pengelasan agar menjadi satu kesatuan hingga menjadi bentuk
corong sesuai rancangan.
3.3.5 Pembubutan
1) Pembubutan poros
2) Pembubutan puli
24
3.4 Metode Pengujian Mesin Pencetak Pelet
2. Operasikan mesin untuk beberapa saat tanpa diberi beban. Perhatikan apakah
ada suara-suara yang tidak normal atau ada kejanggalan gerakan pada bagian-
bagian yang bergerak
3. Setelah dirasa cukup aman, beri beban dengan melakukan pengumpanan atau
pencetakan adonan pelet;
4. Catat hasil yang diperoleh dari hasil uji coba yang dilakukan (hasil dan
kapasitas produk yang di hasilkan mesin).
25
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Motor Bensin
Bearing
Cetakan
26
5 Setiap selesai digunakan
Mata Potong
Poros
Tabung Poros
Corong Masuk
Corong Keluar
27
4.1.1 Perawatan Preventif
- Dibersihkan
- Pengencangan
- Majun
Inspeks Belt
Pulley dan - Sikat 10
2 i - Memeriksa kondisi
belt - Toolbox Bulan
visual belt
- Alat ukur
- Aligment
- Diganti
Inspeks - Toolbox
24
3 Bearing i - Tracker - Diganti
Bulan
visual - Dll
- Sisa-sisa adonan pelet
- Majun
yang lengket di
Inspeks - Sikat
Setiap saringan wajib di
4 Cetakan i - Air dingin
operasi dibersihkan supaya
visual dan air
lubang cetakan tidak
panas
sumbat
Inspeks - Majun - Dibersihkan
Setiap
5 Mata Potong i - Sikat - jika sudah tumpul
operasi
visual - Gerinda wajib ditajamkan
28
kembali menggunakan
mesin gerinda
Pisau yang sering digunakan mengalami keausan dan tumpul. Hal ini
disebabkan karena adanya gesekan dan penetrasi pisau pada bahan;
Kemungkinan terjadinya kesalahan dalam penyetelan posisi dan kedudukan
pisau perajang terdahap dudukannya;
Kemungkinan bantalan (bearing) mengalami keausan, sehingga
mempengaruhi getaran ketika poros berputar.
4.1.3 Perawatan Mandiri
29
mandiri untuk mesin pencetak pelet pakan ternak.
Jadwal
No Komponen Standart Jadwal
Perawatan
Sebelum dan sesudah
1 Mesin bensin Bersih 1 Menit
operasi
Bersih dari Sebelum dan sesudah
2 Pulley dan belt 1 Menit
konstaminasi operasi
Sebelum dan sesudah
3 Bearing Bersih 1 Menit
operasi
Sebelum dan sesudah
4 Cetakan Bersih 5 Menit
operasi
Sebelum dan sesudah
5 Mata Potong Bersih 1 Menit
operasi
Sebelum dan sesudah
6 Poros Bersih 5 Menit
operasi
Sebelum dan sesudah
7 Tabung Poros Bersih 5 Menit
operasi
Sebelum dan sesudah
8 Corong Masuk Bersih 1 Menit
operasi
Sebelum dan sesudah
9 Corong Keluar Bersih 1 Menit
operasi
30
Hubungkan satu sama lainnya profil “L” yang telah dipotong-potong dengan
cara menyambungkannya dengan pengelasan. (lihat Gambar Assembling);
Lakukan pengecekan dengan melakukan pengukuran (lihat Gambar
Asembling);
Rapikan bekas pengelasan dengan gerinda tangan.
31
Selanjutnya dilakukan pembentukan dengan cara melakukan penekukan
dengan mesin tekuk manual sesuai dengan Gambar Kerja.
4.2.4 Pengecatan
Untuk mempercantik dan pengawetan mesin maka diperlukan pengecatan pada
seluruh permukaan mesin khususnya yang terlihat dari bagian luar.
32
menentukan waktu yang dimaksudkan diakui sangatlah sulit untuk ditentukan.
Namun mengingat adanya keterbatasan waktu untuk melakukan pekerjaan secara
tepat maka diberikan kelebihan waktu (interval waktu) dan diasumsikan serta
ditetapkan toleransi kerja. Untuk selanjutnya hasil perhitungan waktu proses
pembuatan mesin dapat ditabulasikan seperti di bawah.
Waktu total (efektif) pembuatan mesin pencetak butiran pelet seperti yang tertera
diatas adalah selama 1440 menit = 24 jam.
Namun waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pembuatan mesin ini secara
realita (realisasi) di lapangan adalah sebagai berikut:
1. Waktu total (efektif) pengerjaan mesin = 24 (jam)
3. Jumlah waktu untuk mengerjakan secara realita adalah : 24 + 8,4 = 32,4 (jam)
≈ 33 jam
33
Hasil dari kinerja mesin yang diuji adalah mempunyai kategori sebagai berikut :
34
Tabel 4. 5 Daftar Harga Bahan dan Material
Harga
No Nama Bahan Ukuran Jlh Harga Total
Satuan
30 mm x 30
Profil L (Rangka
1 mm x 3000 5 Rp 80.000 Rp 400.000
Mesin
mm
1 mm x 100
2 Plat Almunium mm x 1200 1 Rp 75.000 Rp 75.000
mm
Motor Bakar Rp
5 5,5 HP 1 Rp 1,800.000
Bensin 1,800.000
Diameter 5
6 Saringan 1 Rp 50.000 Rp. 50.000
mm
Alat Penggiling
13 1 Rp 500.000 Rp 500.000
Daging
3 mm x 500
15 Plat Baja 1 Rp 200.000 Rp 200.000
mm x 500 mm
35
∅ 2,6 x 300
16 Elektroda 2 kg Rp 25.000 Rp 50.000
mm
Cat dan
17 Rp 150.000 Rp 150.000
Perlengkapan
Jumlah Rp 4.040.000
Dalam pembuatan mesin, penulis menyewa bengkel selama 1 bulan. Biaya listrik
dan juga penyewaan alat setiap bulannya sebanyak Rp2.000.000. Sehingga dalam
2 bulan penulis membayar sebanyak :
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Setelah dilakukan analisa dan pembahasan tentang Tugas Akhir Rancang Bangun
Mesin Pencetak Pelet Kapasitas 50 kg/jam. Berdasarkan tujuan dari perencanaan
ini, yaitu:
36
Pencegahan kerusakan terhadap komponen mesin;
Pisau yang sering digunakan mengalami keausan dan tumpul. Hal ini
disebabkan karena adanya gesekan dan penetrasi pisau pada bahan;
5.2 Saran
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka penulis menyarankan kepada
semua pihak yang ingin menggunakan dan mengembangkan mesin ini ada
beberapa hal yang harus di perhatikan
Sebelum mesin dibebani dengan bahan baku pelet, sebaiknya mesin dibiarkan
hidup terlebih dahulu tanpa beban untuk menstabilkan kondisi putaran mesin;
Ketika hendak melakukan uji coba mesin, perhatikan dan yakinkan kondisi
dalam keadaan siap untuk digunakan.
37
38
DAFTAR PUSTAKA
Dozier, (2001), "Kualitas Pelet untuk Daging Unggas paling ekonomis", J.Feed
Internasional, vol 52, no 2, pp. 40-42.
Mesin Pencetak Pelet Tipe Horiontal Dengan Sistem Penggerak Motor Bakar,
diakses pada 25 agustus 2021, <https://www.google.com/>.
39
LAMPIRAN
Berikut Standar Operasional Prosedur (SOP) mesin pencetak pelet pakan ternak
3. Kemudian buka pengunci pada saringan pencetak pelet dan lepaskan poros
dari tabung pencetak pelet
4. Lepaskan cetakan dari tabung body dan lepaskan juga mata potong dari poros
40
Lampiran 2 Melakukan Perawatan Poros Screw
41
Lampiran 3 Melakukan Perawatan Tutup Tabung
42
Lampiran 4 Melakukan Perawatan Pada Puli
43
Lampiran 5 Melakukan Perawatan Pada mesin
44
Lampiran 6 Melakukan perawatan pada tabung pencetak pelet
45
BIODATA PENULIS
LAPORAN AKHIR
1. Identitas Diri
Nama Lengkap : Doni Erlangga Manik Pas Poto
Jenis Kelamin : Laki-Laki Terbaru
Tempat dan Tanggal Lahir : Trans Rawa Genjer, 16-10-2001 Warna
Jurusan / Program Studi : Teknik Mesin Background
NIM : 2005011074 Merah
Alamat Rumah : Desa Pulo Pakkat-1 Ukuran 3 x 4
No Telepon / HP : 0881370577349
Alamat E-mail : manikdoni599@gmail.com
Judul Laporan Akhir :Analisis Sistem Pemeliharaan Pada Rancang
BangunMesin Pencetak Pelet Pakan Ternak
Kapasitas 50 Kg/Jam
Nama Dosen Pembimbing : 1. Drs. Supriyanto, M.P.
2. Soni Hestukoro, S.T.,M.T.
2. Riwayat Pendidikan
No Jenjang Pendidikan Nama Sekolah Tempat Tahun Ijazah
1 Sekolah Dasar SD Negeri 153077 pp1 Pulo-Pakkat1 2008-2014
2 Sekolah Menengah SMP Negeri 3 Sibabangun Trans Rawa 2014-2017
Pertama Genjer
3 Sekolah Menengah SMK Negeri 1 Lumut Lumut 2017-2020
Kejuruan
4 Perguruan tinggi Politeknik Negeri Medan Medan 2020-2023
Medan,
46