Anda di halaman 1dari 61

LAPORAN AKHIR

ANALISIS SISTEM PEMELIHARAAN PADA RANCANG


BANGUN MESIN PENCETAK PELET PAKAN TERNAK
KAPASITAS 50 KG/JAM

Diajukan Oleh:

DONI ERLANGGA MANIK


NIM : 200501074

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


JURUSAN TEKNIK MESIN

POLITEKNIK NEGERI MEDAN


MEDAN
2023
PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : Doni Erlangga Manik

NIM : 2005011074

Judul Laporan Akhir : Analisis Sistem Pemeliharaan Pada Rancang Bangun


Mesin Pencetak Pelet Pakan Ternak Kapasitas 50 kg/jam

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Laporan Akhir ini secara keseluruhan


merupakan karya orisinal saya sendiri, bukan plagiasi sebagian atau keseluruhan
dari karya tulis orang lain kecuali pada bagian-bagian yang dirujuk sebagai
sumber pustaka sesuai dengan aturan penulisan yang berlaku.

Demikian pernyataan ini dibuat tanpa adanya paksaan dari pihak manapun. Saya
siap menanggung resiko / sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian
ditemukan adanya pelanggaran terhadap kejujuran akademik atau etika keilmuan
dalam karya ini, atau ditemukan bukti yang menunjukkan ketidakaslian karya ini.

Medan, 8 Mei 2023

Doni Erlangga Manik


NIM : 2005011074
LEMBAR PERSETUJUAN

ANALISIS SISTEM PEMELIHARAAN PADA RANCANG


BANGUN MESIN PENCETAK PELET PAKAN TERNAK
KAPASITAS 50 KG/JAM

Doni Erlangga Manik


NIM : 2005011074

Telah disetujui untuk dapat melaksanakan Sidang Laporan Akhir

Menyetujui:
Dosen Pembimbing,

(Drs. Supriyanto, M.P.)


NIP. 19590914 199003 1 001

Medan, 8 Mei 2023

Mengetahui:

Ketua Jurusan, Koordinator Program Studi,

(Dr. Abdi Hanra Sebayang, S.T.,M.T.) (Ir. Nelson Manurung, M.T.)


NIP. 19680417 199802 1 001 NIP. 19620405 198803 1 002
LEMBAR PENGESAHAN

ANALISIS SISTEM PEMELIHARAAN PADA RANCANG


BANGUN MESIN PENCETAK PELET PAKAN TERNAK
KAPASITAS 50 KG/JAM

DONI ERLANGGA MANIK


NIM : 2005011074

Telah dipertahankan di depan Tim Penguji pada tanggal …………..


dan dinyatakan telah memenuhi syarat guna memperoleh gelar Ahli Madya

Dosen Pembimbing,

(Drs. Supriyanto, M.P.)


NIP. 19590914 199003 1 001

Tim Penguji:

Ketua Penguji

…………………………………. ( )
Penguji 1:

…………………………………. ( )
Penguji 2:

…………………………………. ( )

Medan, .......................

Mengetahui:
Ketua Jurusan, Kepala Program Studi,

(Dr. Abdi Hanra Sebayang, S.T.,M.T.) (Ir. Nelson Manurung, M.T.)


NIP. 19680417 199802 1 001 NIP. 19620405 198803 1 002
LEMBAR PERSEMBAHAN

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-Nya. Sehingga
penulis dapat menyesaikan Laporan Tugas Akhir Yang Berjudul Analisis Sistem
Pemeliharaan Pada Rancang Bangun Mesin Pencetak Pelet Pakan Ternak
Kapasitas 50 kg/jam.

Penulis menyadari bahwa perjuangan penulis mengerjakan Tugas Akhir seperti


kata pepatah “apa yang aku tanam itu yang kau tuai”, yang berarti jika hari ini
saya menanamkan semangat dan kerja keras maka hasil yang baik akan saya dapat
dikemudian hari. Dengan lembar pengesahan ini, penulis mengucapkan terima
kasih kepada:

1. Keluarga tercinta yang telah mendukung dan mendoakan keberhasilan


serta pemberian motivasi bagi penulis dalam menyelesaikan laporan
tugas akhir;

2. Dosen pembimbing yang telah membimbing dan membina dalam


menyelesaikan laporan tugas akhir ini;

3. Dosen – dosen teknik jurusan mesin di Politeknik Negeri Medan yang


telah memberikan motivasi selama 3 (tiga) tahun;

4. Sahabat kelompok Tugas Akhir yang bersama – sama berjuang dalam


menyelesaikan baik dari proses rancang bangun mesin hingga
menyelesaikan laporan.
ABSTRAK

Pada tugas akhir ini telah dirancang dan dibangun mesin pencetak pelet pakan ternak
kapasitas 50 kg/jam. Tujuan dari perancangan mesin pencetak pelet ini adalah untuk
mempermudah proses pembuatan pelet pakan ternak tersebut. Menggunakan mesin
bensin sebagai motor penggerak dengan daya 5.5 HP dan kecepatan putaran 3600 rpm
untuk memutar poros yang terhubung dengan puli. Pada mesin pencetak pelet ini daya
yang di rencanakan pada motor penggerak 3572,06 watt digunakan untuk memutar
poros dengan kecepatan putaran pada poros 600 rpm. Pada mesin pembuat pelet
menggunakan dua puli dengan diameter 50,8 mm sebagai puli penggerak dan diameter
304,8 mm sebagai puli yang digerakkan. Menggunakan poros yang digerakkan
dengan diameter poros yang dirancang 35 mm dengan panjang 408 mm. Material
poros terbuat dari St37 memiliki muatan tarik 37 kg/mm. Mesin pencetak pelet
menggunakan saringan yang memiliki diameter lubang 5 mm dengan banyak lubang
38 buah untuk keluaran pelet yang dibuat. Mesin pencetak pelet ini mampu mencetak
pelet sebanyak 50 kg/jam. Mesin pencetak pelet dirancang dengan panjang 520 mm x
lebar 300 mm x tinggi 790, rangka menggunakan besi L dengan ketebalan 3 mm.
Hasil uji kinerja menunjukan bahwa mesin dapat mencetak pelet dengan hasil
pencetakan yang cukup baik.

Kata kunci : Pemeliharaan Mesin Pencetak pelet, Rancang Bangun


ABSTRACT

In this final project a 50 kg/hour capacity animal feed pellet molding machine has
been designed and built. The purpose of designing this pellet molding machine is
to simplify the process of making the animal feed pellets. Using a gasoline engine
as a driving force with a power of 5.5 HP and a rotational speed of 3600 rpm to
rotate the shaft connected to the pulley. In this pellet printing machine, the
planned power of the 3572.06 watt motor is used to rotate the shaft at a rotational
speed of 600 rpm. The pellet making machine uses two pulleys with a diameter of
50.8 mm as the driving pulley and a diameter of 304 mm as the driven pulley.
Using a driven shaft with a designed shaft diameter of 35 mm with a length of 408
mm. The shaft material is made of St37 having a tensile load of 37 kg/mm. The
pellet molding machine uses a sieve that has a hole diameter of 4 mm with as
many as 100 holes to output the pellets that are made. This pellet printing
machine is capable of printing pellets as much as 50 kg/hour. The pellet molding
machine is designed with a length of 520 mm x a width of 300 mm x a height of
790, the frame uses L iron with a thickness of 3 mm. The performance test results
show that the machine can print pellets with fairly good printing results.

Keywords : Pellet Press Maintenance, Engine Design


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkat dan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas akhir yang
berjudul “Analisis Sistem Pemeliharaan Pada Rancang Bangun Mesin
Pencetak Pelet Pakan Ternak Kapasitas 50 kg/jam” ini disusun untuk
menyelesaikan pendidikan Diploma (D3), jurusan teknik mesin program Studi
Teknik Mesin Politeknik Negeri Medan.

Dalam menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini, Penulis telah banyak mendapat
bantuan berupa bimbingan , arahan, dan saran dari berbagai pihak, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Untuk itu maka dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Abdul Rahman, S.E., Ak., M.Si. selaku Direktur Politeknik Negeri
Medan;

2. Bapak Dr. Abdi Hanra Sebayang, S.T.,M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik
Mesin Politeknik Negeri Medan;

3. Bapak Ir. Abdul Razak, M.T. selaku Sekretaris Jurusan Teknik Mesin
Politeknik NegeriMedan;

4. Bapak Ir. Nelson Manurung, M.T. selaku Kepala Program Studi Teknik
Mesin Politeknik Negeri Medan;

5. Bapak Drs. Supriyanto, M.P. selaku Dosen Pembimbing Penulis yang


telah banyak meluangkan waktu untuk membimbing penulis sehingga
Tugas Akhir ini dapat selesai dengan baik;

6. Seluruh Dosen dan Staf jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Medan;

7. Seluruh keluarga besar penulis, terutama kedua orang tua penulis yang
selalu memberikan dorongan baik moral, semangat, dan materi kepada
penulissejak awal perkulihaan sampai dengan selesainya penulis Tugas
Akhir ini;

8. Rekan – rekan satu kelompok penulis Tugas Akhir;


9. Teman – teman seperjuangan Program Studi Teknik Mesin angkatan
2020;

10. Semua pihak yang turut membantu didalam penulisan Laporan Tugas
Akhir ini yang namanya tidak bisa disebutkan satu persatu.

Akhirnya penulis berharap semoga Tugas Akhir ini bermanfaat bagi para
pembaca, terutama adik-adik kelas yang ingin mengangkat kembali judul tugas
akhir ini atau siapa saja yang ingin mengambil bahan masukan ataupun sebagai
bahan perbandingan.

Medan, 8 Mei 2023


Hormat Penulis,

Doni Erlangga Manik


NIM : 2005011074
DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ORISINALITAS...........................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................iii

LEMBAR PERSEMBAHAN.................................................................................iv

ABSTRAK...............................................................................................................v

ABSTRACT............................................................................................................vi

KATA PENGANTAR...........................................................................................vii

DAFTAR ISI...........................................................................................................ix

DAFTAR TABEL..................................................................................................xii

DAFTAR GAMBAR............................................................................................xiii

DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................xiv

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

1.1 Latar Belakang................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................2

1.3 Batasan Masalah.............................................................................................2

1.4 Tujuan Tugas Akhir........................................................................................2

1.5 Manfaat Tugas Akhir......................................................................................3

1.6 Sistematika Penulisan.....................................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................5

2.1 Kajian Pustaka................................................................................................5

2.1.1 Pengertian Pakan Pelet.......................................................................5

2.1.2 Jenis-Jenis Pakan Pelet.......................................................................6

2.1.3 Bahan – Bahan Baku Pembuatan Pelet...............................................6

2.1.4 Peralatan yang Digunakan Untuk Membuat Pelet..............................7


2.1.5 Proses Membuat Pakan Pelet..............................................................8

2.2 Landasan Teori.............................................................................................10

2.2.1 Macam-Macam Pencetak Pelet.........................................................10

2.2.2 Mesin Pencetak Pelet dan Bagian-Bagian Utama Mesin..................12

2.2.3 Teknik Pemeliharaan, Perawatan dan Perbaikan..............................13

BAB III METODE PENELITIAN........................................................................15

3.1 Alat dan Komponen Pembuatan Rancangan Mesin Pencetak Pelet.............15

3.1.1 Komponen Mesin Pencetak Pelet.....................................................15

3.2 Metode Pengumpulan Data..........................................................................20

3.3 Langkah Pembuatan Rancamngan Mesin Pencetak Pelet............................23

3.3.1 Pemotongan Besi L...........................................................................23

3.3.2 Pemotongan pelat..............................................................................23

3.3.3 Pengeboran.......................................................................................23

3.3.4 Pengelasan........................................................................................24

3.3.5 Pembubutan......................................................................................24

3.4 Metode Pengujian Mesin Pencetak Pelet......................................................25

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................26

4.1 Hasil Teknik Pemeliharaan, Perawatan, dan Perbaikan...............................26

4.1.1 Perawatan Preventif..........................................................................28

4.1.2 Perawatan korektif............................................................................29

4.1.3 Perawatan Mandiri............................................................................30

4.2 Proses Pembuatan Mesin..............................................................................30

4.2.1 Pembuatan Rangka Mesin................................................................30

4.2.2 Pembuatan Corong Masuk dan Saluran Keluar................................31

4.2.3 Merakit Seluruh Komponen-Komponen Mesin...............................32


4.2.4 Pengecatan........................................................................................32

4.2.5 Waktu yang Diperlukan untuk Membuat Komponen.......................33

4.3 Hasil Kinerja (Performance) Mesin..............................................................33

4.3.1 Kapasitas Hasil Produk Pencetak Butiran Pelet...............................34

4.3.2 Kualitas Hasil Dari Pencetak Pelet...................................................34

4.4 Perhitungan Biaya Pembuatan Mesin...........................................................34

4.4.1 Menentukan Anggaran Biaya Bahan dan Material...........................34

4.4.2 Pembiayaan Ongkos/Upah Pembuatan Mesin..................................36

4.4.3 Biaya Total Pembuatan Mesin..........................................................36

BAB V SIMPULAN DAN SARAN......................................................................37

5.1 Simpulan.......................................................................................................37

5.2 Saran.............................................................................................................37

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................39

LAMPIRAN...........................................................................................................40
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2. 1 Bahan-Bahan Baku Pangan.....................................................................8

Tabel 3. 1 Klarifikasi Bantalan Gelinding Serta Karakteristik Bantalan 19

Tabel 4. 1 Daftar Komponen dan Jadwal Perawatan 26

Tabel 4. 2 Kegiatan Perawatan Preventif...............................................................28

Tabel 4. 3 Kegiatan Perawatan Mandiri.................................................................30

Tabel 4. 4 Waktu Total Pembuatan Mesin Pencetak Buntiran Pelet.....................33

Tabel 4. 5 Daftar Harga Bahan dan Material.........................................................35


DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2. 1Bentuk-Bentuk Pakan Ikan................................................................10

Gambar 2. 2 Pencetak Pelet Manual......................................................................11

Gambar 2. 3 Mesin Pencetak Pelet Vertikal..........................................................12

Gambar 2. 4 Mesin Pencetak Pelet........................................................................13

Gambar 3. 1 Rangka Mesin 15

Gambar 3. 2 Motor Bakar:.....................................................................................16

Gambar 3. 3 Puli....................................................................................................16

Gambar 3. 4 Sabuk.................................................................................................17

Gambar 3. 5 Bantalan.............................................................................................18

Gambar 3. 6 Bantalan Gelinding (Ball Bearing)....................................................18

Gambar 3. 7 Poros atau Screw...............................................................................19

Gambar 3. 8 Corong Masuk...................................................................................20

Gambar 3. 9 Corong Keluar...................................................................................20

Gambar 4. 1 Hasil Pencetak Pelet 34


DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 SOP Pembersihan Mesin....................................................................40

Lampiran 2 Melakukan Perawatan Poros Screw..................................................41

Lampiran 3 Melakukan Perawatan Tutup Tabung................................................42

Lampiran 4 Melakukan Perawatan Pada Puli.......................................................43

Lampiran 5 Melakukan Perawatan Pada mesin....................................................44

Lampiran 6 Melakukan perawatan pada tabung pencetak pelet..........................45


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pelet merupakan salah satu pakan yang banyak digunakan oleh para pembudidaya
hewan ternak. Dibalik harganya terjangkau, pelet juga dapat memberikan nutrisi
yang baik bagi hewan ternak sebagai peternak mampu menjaga kualitas hewan
yang dibudidayakan. Dengan memebrikan komposisi pelet yang benar serta sesuai
dengan kebutuhan ikan, bukan tidak mungkin bagi seorang peternak dapat
menjaga bahkan meningkatkan kualitas ikan yang dibudidayakan, terutama dari
segi ukuran, rasa daging dan kesehatan dari perawatan hewan ternak tersebut.

Pada proses pengolahan pelet ini diperlukan satu alat pencetak yang digunakan
untuk membentuk suatu adonan untuk dijadikan makanan ternak berbentuk pelet
dengan ukuran yang sudah ditentukan. Mesin pencetak pelet sangat bagus dan
efisien untuk memproduksi pakan ternak dalam bentuk silinder. Alat pencetak
pelet yang berbentuk silinder, pada bagian dalamnya terdapat ulir pengepres pelet.
Ulir pengepres ini mendorong bahan adonan ke arah ujung silinder dan
menekanan plat berlubang sebagai pencetak pelet. Lubang plat menggerakan
poros pencetak sesuai dengan ukuran pelet yang di kehendaki, setelah itu akan
terpotong oleh pisau pemotong.

Dengan banyaknya produk pelet di pasaran dari yang kualitas lokal sampai
kualitas dengan harga yang bervariasi. Jika persedian pelet di pasar mulai habis
petani ikan akan kebingungan memberi makan ternak, kemungkinan adapun di
pasaran produk yang di dapat mungkin sedikit berbeda kualitasnya, bisa lebih
redah dan bisa juga lebih tinggi kualitasnya, dan itu bisa berpengaruh kepada
kualitas ternak para petani.

Proses pembutan pelet dapat dilakukan menggunakan mesin. Dikarenakan


pembuatan pakan ternak untuk ikan juga merupakan ladang usaha bagi beberapa
orang , maka tenaga mesin lebih di unggulkan penggunaanya ketimbang
pembuatan dengan cara manual.

1
Dengan dilandasi pada latar belkang di atas, penulis melakukan usaha dalam
membuat Rancang Bangun Mesin Pencetak Pelet Pakan Ternak Kapasitas 50
kg/jam. dengan dilakukan survey kami, mesin ini produksi sehari-hari sekitar 45-
50 kg yang membuat hasil jauh lebih banyak untuk pemberian pakan ternak.
Mesin pencetak pelet ini menggunakan screw press yaitu mesin pencetak dengan
cara penekanan poros. Oleh karena itu, mesin yang digunakan mengambil
kapasitas produksi 50 kg/jam sebagai acuan dari hasil survey yang telah kami
lakukan di lapangan.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah sebagai berikut:

1. Prinsip Kerja Mesin Pencetak Pelet Kapasitas 50 kg jam;

2. Pengaruh setiap komponen yang digunakan pada mesin;

3. Pemeliharaan, perawatan dan perbaikan komponen komponen mesin yang


digunakan;

4. Perancangan mesin pencetak pelet.

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah sebagai berikut:

1. Prinsip kerja mesin pencetak pelet;

2. Pengaruh komponen yang dilakukan;

3. Pemeliharaan, perawatan dan perbaikan mesin pencetak pelet

4. Gambar rancangan mesin dibuat menggunakan aplikasi AutoCAD.

1.4 Tujuan Tugas Akhir

Tujuan Umum:

Adapun tujuan umum dari pembahasan ini, sebagai kegiatan tugas akhir, yakni
melakukan Rancang Bangun Mesin Pencetak Pakan Ternak/Pelet Kapasitas 50
Kg/Jam.

2
Tujuan Khusus:

1. Sebagai syarat kelulusan Diploma III (tiga) Jurusan Teknik Mesin, Program
Studi Teknik Mesin, Politeknik Negeri Medan;

2. Agar dapat melakukan perancangan mesin;

3. Agar dapat mengetahui langkah-langkah pembuatan mesin;

4. Agar dapat melakukan uji coba mesin;

5. Agar dapat memahami dan mengaplikasikan teknik pemeliharaan, perawatan


dan perbaikan mesin.

1.5 Manfaat Tugas Akhir

Manfaat dalam penngerjaan tugas akhir ini,yaitu:

1. Untuk penulis, supaya dapat dikembangkan serta mengimplementasikan ilmu


yang didapat baik secara teori maupun praktik;

2. Sebagai referensi untuk penulisan lanjut yang akan dilakukan oleh mahasiswa
berikutnya;

3. Sebagai sarana untuk menambah wawasan tentang mesin pencetak pelet.

3
1.6 Sistematika Penulisan

Agar penulisan tugas akhir dibuat dengan mudah dan terorganisir, maka pada
bagian ini disusunlah tahapan-tahapan sebagai berikut:

1. BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini mengemukakan Latar Belakang, Rumusan Masalah, Batasan
Masalah, Tujuan Tugas Akhir,Manfaat Tugas Akhir, Serta Sistematika
Penulisan.
2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bagian ini berisi tentang hasil hasil penelitian atau tugas akhir yang berkaitan
dengan tugas akhir yang dilakukan dan berisi teori yang di jadikan landasan
dalam tugas akhir.
3. BAB III METODE
Tugas akhir yang berisi tentang alur rancang bangundilengkapi dengan
diagram alir, mulai dari rancang awal, bahan yang digunakan, langkah
pengerjaannya, sampai selesai alat tersebut, serta metode pengujiannya.
4. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Bagian ini berisi hasil dari tugas akhir yaitu data atau gambar produk yang
dibuat, analisa tugas akhir, implementasidan peyelesaian masalah.
5. BAB V PENUTUP
Bagian ini berisi rangkuman dan saran-saran yang berkaitan dengan hasil dan
pembahasan dalam laporan tugas akhir
6. DAFTAR PUSTAKA
Daftar pustaka memuat semua sumber kepustakaan yang digunakan dalam
pelaksanaan dan pembuatan Tugas Akhir, baik berupa buku, majalah,
maupun sumber-sumber kepustakaan lain.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Pengertian Pakan Pelet

Pelet adalah bentuk makanan yang terdiri dari beberapa macam bahan yang
dijadikan adonan, kemudian kita cetak sehingga membentuk batangan-batangan
kecil seperti bentuk pasta. Ukuran dari pelet ini pun beragam, ada yang berukuran
1 mm, 3 mm dan lain sebagainya. Dengan berkembangnya teknologi sekarang ini,
banyak orang telah mengembangkan suatu mesin pencetak pelet berkapasitas
besar yang dapat menghasilkan pelet berbentuk bulat dengan diameter yang dapat
diatur sesuai kebutuhan. Pelet dapat diberikan pada ikan berumur lebih dari 120
hari. Jadi, tidak berupa tepung, tidak berupa butiran, dan juga tidak berupa
larutan.

Para pembudidaya ikan sebenarnya telah dapat menjumpai bebagai jenis pelet di
toko-toko ikan ataupun pakan ternak, akan tetapi komposisi atau kebutuhan nutrisi
dari bahan pelet tersebut tidak sesuai dengan yang kita inginkan. Ditinjau dari
kebutuhan nutrisi untuk jenis ikan yang diternak masyarakat, pelet ikan buatan
harus mempunyai keunggulan yang sudah beberapa kali dilakukan
penelitian/pengujian yang hasilnya cukup baik.

Dalam membudidayakan ikan, tentu tidak akan terpisah dari yang namanya pelet
karena memiliki manfaat untuk pertumbuhan dan perkembangan ikan. Karena
faktor inilah yang menentukan perkembangan optimal ikan baik yang dipelihara
maupun diternak. Pelet ikan telah lama digunakan sebagai alternatif terbaik bagi
masyarakat indonesia khususnya para pengusaha tambak ikan. Walaupun pada
kenyataan banyak ditemui kelompok pembudidaya seiring menghentikan usaha
pakan ternak ikan tawar karena tidak tahan terhadap harga pakan atau pelet ikan
yang semakin hari semakin mahal.

5
2.1.2 Jenis-Jenis Pakan Pelet

jenis pelet yang dapat kami diproduksi yaitu:

1. Pelet Tenggelam

Pelet tenggelam merupakan pelet yang diberikan pada saat ikan memasuki
masa panen. Pelet jenis ini memiliki kandungan protein yang lebih sedikit
dibandingkan pelet terapung. Semakin besar ukuran ikan, maka pemberian
protein akan semakin menurun.Kandungan protein pada pelet terapung lebih
besar bila dibandingkan jenis pelet tenggelam. Semakin tinggi kandungan
protein pada pelet maka semakin tinggi harganya. Hal ini dikarenakan bibit
ikan membutuhkan asupan protein dalam jumlah banyak dari pada ikan
berukuran besar.

Ukuran pakan pelet yang diberikan pada peternak ikan

 Pelet biasa diberikan pada ikan berumur 30-45 hari atau dengan ukuran 2
cm -3cm.

 pelet dengan diameter 1 mm – 2 mm, pada ikan berumur 45-60 hari atau
ukuran 4 cm – 7 cm.

2.1.3 Bahan – Bahan Baku Pembuatan Pelet

Bahan baku yang dipakai dalam pembuatan pakan pelet yaitu:

1. Tepung Ikan

Tepung ikan yang memiliki kualitas yang bagus memiliki ciri ciri diantarmya
adalah tampak bersih, tidak terkontraminasi, oleh kutu atau serangga lain,
berbau khas seperti ikan kering, berwarna kuning kecoklatan, kering tidak
lembab, tidak berbau apek, dan asam. Kandungan tepung ikan yang baik
mempunyai kadar protein antara 55%-70%.

2. Dedak

Dedak mempunayi kandungan protein 11% - 13% pemakaiannya maksimal


30%.

6
3. Tepung Terigu

Tepung terigu mempunyai kandungan protein 11,5% - 13%.

4. Tepung Kanji

Tepung kanji mempunyai kandungan protein 15% - 17%.

5. Telur

Telur memiliki segudang manfaat dalam pemenuhannya. Telur mempunyai


kandungan protein 11%. Telur dipakai guna memanfaatkan aromanya agar
baunya tercium lebih amis dan menarik ikan.

6. Penyedap Rasa

Penyedap rasa digunakan untuk meningkatkan aroma keamisan dari pelet itu
sendiri.

7. Bungkil Kedelai

Bungkil kedelai pada umumnya hanya sebuah limbah bekas pembuatan


minyak kedelai. Tetapi, pada dasarnya bungkil kedelai ini dapat dijadikan
pakan alternatif untuk pakan iakn yang mengandung vitamin dan gizi.

8. Bungki Kelapa

Bungkil kelapa merupakan limbah pembuatan minyak kelapa yang dapat


digunakan sebagai pakan. Bungkil kelapa adalah hasil ikutan yang didapat
dari ekstraksi buah kelapa segar atau kering.

2.1.4 Peralatan yang Digunakan Untuk Membuat Pelet

Peralatan yang sering digunakan untuk membuat pakan pelet sangatlah beragam,
di antarnya:
1. Penggiling daging yang dapat dimofikasi;
2. Nampan pelastik;
3. Ayakan;
4. Ember;
5. Gayung;

6. Mesin pencetak pelet

7
2.1.5 Proses Membuat Pakan Pelet

Dalam proses membuat pelet ditempuh beberapa tahap pekerjaan, yaitu persiapan
bahan, penggilingan/ penepungan, pencampuran, pencetakan, dan pengeringan.

1. Persiapan Bahan

Tahap persiapan adalah mempersiapkan bahan baku danm menakar setiap


kebutuhan yang diinginkan dalam pemenuhan protein untuk ikan yang ada di
dalam pelet nantinya. Susunan formulanya dapat dibuat sebagai berikut.

Tabel 2. 1 Bahan-Bahan Baku Pangan

No Nama Bahan Pakan Kandungan Protein

1 Tepung Ikan 55,5%

2 Dedak 11% - 13%

3 Tepung Terigu 11,5% - 13%

4 Tepung Kanji 15% - 17%

5 Telur 11%

6 Penyedap Rasa -

2. Penggilingan/Penepungan

Penggilingan adalah tahap untuk memperkecil dan menghaluskan bahan baku


yang semula masih berbentuk gumpalan dan bongkahan sehingga permukaannya
menjadi lebih luas. Dengan demikian, nilai kandungan nutrisi persatuan berat
pakan yang dimakan oleh ikan menjadi lebih tinggi.
Penggilingan juga akan mempermudah proses-proses yang berikutnya, bahan
baku yang telah digiling kemudian diayak untuk mendapatkan kehalusan yang
sesuai dengan kebutuhan. Apabila umur ikan masih tergolong kecil, maka ukuran
bahan baku harus digiling semakin halus. Beberapa jenis pengayak yang dapat
digunakan dalam proses ini yaitu penumpuk padi, mesin penepung (hummer mill)
atau grinder yang digerakkan dengan tenaga listrik.selain cukup sederhana dan
tidak perlu investasi besar, peralatan ini dapat menghemat tenaga manusia serta
jumlah produk yang dihasilkan akan menjadi lebih besar, yakni 240 kg sampai
300 kg per harinya.

3. Pencampuran

8
Bahan baku yang telah berbentuk tepung ditimbang sesuai dengan jumlah bahan
baku yang digunakan. Apabila bahan baku yang akan digunakan cukup banyak,
sebaiknya gunakan timbangan kue atau lainnya yang memiliki tingkat ketelitian
yang lebih akurat.

Setelah ditimbangin, bahan dicampurkan secara merata agar seluruh pakan yang
dihasilkan mempunyai komposisi zat gizi yang merata dan dari bahan yang
volumenya paling besar hingga yang terkecil. Pencampuran bahan baku dalam
jumlah kecil dapat dilakukan dengan tangan atau alat. Pencampuran bahan baku
dalam jumlah besar dapat dilakukan dengan bantuan mesin mixer.
4. Pencetakan
Setelah semua bahan tercampur rata, bahan-bahan tersebut kemudian diberi
sedikit air lalu dimasukan ke dalam alat penggiling daging untuk dicetak lalu
dipotong-potong ukurannya sesuai ukuran yang diinginkan.
5. Pengeringan

Bahan-bahan campuran yang telah diolah dan telah berubah menjadi pelet
kemudian dikeringkan. Pengringan ditujukan untuk menurunkan kadar air yang
terkandung di dalam pakan pelet agar lebih tahan lama dan stabil (sekitar 10%).
Dengan demikian, pakan yang dibuat tidak akan mudah ditumbuhi jamur dan
mikroba lainnya.
Pengeringan dapat dilakukan secara alami dengan menjemurnya dibawah sinar
matahari dan dapat pula dengan cara bantuan alat seperti oven. Kedua cara
tersebut tentu mempunyai kelebihan dan kekurangan. Pada pengeringan yang
dilakukan secara alami, kelebihan yang dapat kita peroleh yaitu tidak memerlukan
biaya apa-apa lagi dalam proses penjemuran, hanya saja pada waktu cuaca tidak
terik dan sampai hujan, akan menggangu proses pengeringan sehingga menjadi
lebih lama.

6. Pembentukan Pakan Pelet

9
Bentuk pakan pelet harus disesuaikan dengan umur dan ukuran ikan yang ingin
kita beri makan. Ikan yang masih berupa larva harus diberi pakan yang benbentuk
tepung. Untuk yang berumur juvenil dapat diberi pakan yang berbentuk remah,
serta untuk ikan yang telah dewasa diberi pakan yang berbentuk pelet.

Gambar 2. 1Bentuk-Bentuk Pakan Ikan

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Macam-Macam Pencetak Pelet

Kebutuhan mesin dalam proses pencetakan adonan pelet diperlukan untuk


meningkatka mutu da proses produksi. Teknologi pencetakan pakan pelet banyak
dijumpai mulai dari cara manual hingga menggunakan cara otomatis dengan
memanfaatkan motor penggerak sebagai sumber dayanya. Berikut penjelasannya.

1. Mesin Pencetak Manual

10
Proses pembuatan pakan pelet secara manual dapat dilakukan dengan tanpa
mesin sekalipun. Disini mesin tersebut merupakan sebuah alat penggiling
daging manual yang di putar dengan tenaga manusia untuk mencampur dan
membentuk pakan peletnya

Gambar 2. 2 Pencetak Pelet Manual

2. Mesin Pencetak Pelet Horizontal

mesin ini sudah menggunakan motor penggertak dan pengadukan bahan baku
pelet masih dilakukan dengan cara yang manual. Bedanya letak screw
convenyor saja yang berbentuk Horizontal

11
Gambar 2. 3 Mesin Pencetak Pelet Horizontal

2.2.2 Mesin Pencetak Pelet dan Bagian-Bagian Utama Mesin

12
Gambar 2. 4 Mesin Pencetak Pelet

1. Rangka Mesin 10. Cup Cassing


2. Motor Bakar 11. Pisau pencetak
3. Box stasiun/Corong Masuk 12. Cetakan pelet / saringan
4. Pulley Poros Screw 13. Baut dan Mur
5. Belt - v 14. Baut dan Mur
6. Casing penggiling 15. pin
7. Pulley Motor Bakar 15. Mata pisau luar
8. Corong keluar 16. bantalan pada srew press
9. Poros Screw press
2.2.3 Teknik Pemeliharaan, Perawatan dan Perbaikan
Pemeliharaan suatu mesin dapat diartikan sebagai kegiatan pemeliharaan guna
menjaga fasilitas atau komponen-komponen mesin agar selalu dalam keadaan
siap pakai secara optimal dengan kondisi yang baik dan tahan lama. Sehingga
diharapkan dapat memberikan suatu keuntungan yang optimal.

Untuk dapat memelihara dengan baik dan benar, maka prinsip kerja mesin harus
dikuasai, sehingga diagnosa terhadap kerusakan yang terjadi dapat ditanggulangi
dengan cepat dan tepat.
Adapun tujuan dilakukannya perawatannya, yakni:

1. Agar komponen-komponen utama mesin dapat beroperasi dengan baik,


sehingga dapat memenuhi kebutuhan produksi;

2. Dapat memperpanjang umur komponen-komponen mesin;

3. Memperkecil biaya perbaikan mesin;

4. Mempermudah kinerja dan memperbesar hasil produksi.

13
Pada pelaksanaannya kegiatan pemeliharaan suatu peralatan dapat dilakukan
dengan dua cara, yaitu:
 .Pemeliharaan rutin

Suatu tindakan pemeliharaan yang dilakukan secara terus menerus, seperti


pemeliharaan yang dilakukan setiap hari atau setelah selesai peralatan
tersebut digunakan. Penerapannya pada mesin ini adalah bila telah selesai
mengoperasikan mesinnya, maka lalukan kegiatan pembersihan,
mengencangkan baut-baut yang mungkin longgar akibat pengoperasian mesin
sebelumnya. Melakukan pemerikasaan terhadap bantalan yang mungkin
pelumasnya kering, dan lain-lain.
 Pemeliharaan Secara Priodik

Pemeliharaan ini dilakukan secara periodik, artinya kegiatan pemeliharaan


yang dilakukan dalam jangka waktu tertentu, misalnya setiap minggu, bulan,
atau tiga bulanan, dan lain-lain. Kegiatan pada mesin ini mungkin dilakukan
mingguan misalnya melumasi bantalan, membersihkan bagian-bagian yang
memiliki bercak kotor, dan lain-lain.

14
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Alat dan Komponen Pembuatan Rancangan Mesin Pencetak Pelet

3.1.1 Komponen Mesin Pencetak Pelet

1. Rangka

Rangka pada mesin harus dibuat sekuat mungkin agar mesin kuat saatdi
operasikan. Kerangka ini berfungsi menahan beban yang diterima pada mesin
pembuat pelet. Pada mesin pembuat pelet ini bahan utama yang penulis gunakan
tersebut terbuat dari besi L dengan ketebalan 3 mm, yang kemudian kerangka di
las menggunakan sistem pengelasan smaw (Shielded Metal Arc Welding).

Gambar 3. 1 Rangka Mesin

2. Motor Bakar
Motor bakar merupakan jenis motor 5,5 HP sumber tenaga yang menjadi
penggerak awal pada rancang bangun mesin pembuat pelet. Pada umumnya
penggunaan motor bensin ini memutar poros dengan perantara puli dan sabuk,
dengan meneruskan putaran pada puli oleh motor untuk memutar poros. Motor
yang digunakan adalah jenis motor bensin, denagn kecepatan putaran 3600 rpm.

15
Pada mesin pencetak adonan pelet, motor penggerak dipasang pada badan mesin.
Motor merupakan sumber tenaga atau daya bagi mesin yang berfungsi untuk
menggerakkan semua sistem transmisi melalui puli dan sabuk.

Gambar 3. 2 Motor Bakar:

3. Puli
Puli merupakan bagian terpenting dari mesin sehingga dalam pembuatan puli
perlu dipertimbangkan baik kekuatan puli, proses pengerjaan, hingga nilai
ekonomis bahan puli. Bahan puli ada yang terbuat dari alumunium dan adapula
dari besi cor, tergantung kebutuhannya. Besi cor adalah bahan yang pertama kali
digunakan dalam pembuatan puli karena dapat menerima atau menstrasmisikan
daya yang besar sehingga banyak digunakan untuk mesin industri, mesin
pertanian, mesin otomotif.

Gambar 3. 3 Puli
Puli memiliki bentuk seperti roda yang digunakan untuk mentransmisikan daya
dari penggerak menuju komponen yang digerakkan puli yang di gunakan
berpasangan yang di hubungkan dengan sabuk antara puli penggerak dan puli
digerakan.

16
3. Sabuk
Sabuk merupakan suatu peralatan mesin yang digunakan untuk meneruskan
putaran pada puli (sebagai transmisi), sabuk digunakan untuk mentransmisikan
daya dari puli penggerak ke puli digerakan. Sabuk yang akan digunakan dengan
daya yang digunakan.

Gambar 3. 4 Sabuk
Sabuk digunakan untuk mentransmisikan daya dari puli penggerak ke puli yang
digerakkan. Sabuk digunakan sebagai transmisi karena diharapkan terjadinya
selip. Sabuk yang akan digunakan harus disesuaikan dengan putaran dan daya
yang diinginkan, kemudian disesuaikan juga dengan diagram pemilihan sabuk V.

4. Bantalan
Bantalan merupakan suatu elemen mesin yang berfungsi untuk menumpu poros
yang memiliki beban, sehingga poros akan menghasilkan putaran yang
halus,aman dan pada umumnya akan bertahan lama dengan kemungkinan keausan
yang terjadi sangat kecil..

17
Gambar 3. 5 Bantalan
bantalan ini memiliki fungsi yang sangat vital bagi mesin maka perlu diperhatikan
soal pelumasannya. Pelumasannya memiliki tujuan untuk mengurangi gesekan
dan keausan anatara elemen-elemen bantalan dengan rumahnya. Bantalan harus
cukup kokoh untuk memungkinkan poros serta elemen mesin lainnya agar dapat
bekerja dengan baik. Jika bantalan tidak bekerja dengan baik, maka prestasi
seluruh sistem akan menurun atau tidak dapat bekerja sebagaimana mestinya.

Gambar 3. 6 Bantalan Gelinding (Ball Bearing)


Ketentuan-ketentuan untuk merencanakan bantalan tersebut dapat dilihat dari
tabel berikut.

18
Tabel 3. 1 Klarifikasi Bantalan Gelinding Serta Karakteristik Bantalan

No Klarifikasi karakteristiknya

1 Beban Radial  Beban radial ringan


2 Elemen Baris Bola  Beban aksial ringan
3 Baris Baris Tunggal  Putaran tinggi
4 Type Mapan Sendiri  Ketahanan terhadap
gesekan sangat rendah
 Tumbukan sangat
rendah
 Ketelitian yang tinggi

5. Poros dan Screw


Poros merupakan salah satu bagian terpenting dalam tiap mesin yang berfungsi
meneruskan daya dan putaran. Poros yang memerlukan kekuatan dan tinggi di
buat dari bahan St 37 dengan diameter 12 mm dengan panjang 408 mm yang
berfungsi sebagai alat untuk mendorong bahan baku pelet ke saringan dengan
adanya motor sebagai penggerak putaran screw press ya. Poros juga digunakan
sebagai penumpu tahan lelah karena getaran dan tidak mudah retak, poros juga
harus tahan terhadap beban yang berubah-ubah dan beban tumbukan.

Gambar 3. 7 Poros atau Screw

19
6. Corong Masuk
Corong merupakan tempat untuk memasukan bahan baku pelet yang terbuat plat
dengan tebal 1 mm. Plat di potong menjadi 5 bagian, kemudian plat tersebut di las
menjadi persegi dengan ukuran corong masuk.

Gambar 3. 8 Corong Masuk

7. Corong Keluar
Corong keluar merupakan tempat dimana hasil pelet yang sudah tercetak dan di
potong di ahlikan ke tempat penampungan. Ukuran corong keluar yang terbuat
dari plat dengan tebal 1 mm.

Gambar 3. 9 Corong Keluar

3.2 Metode Pengumpulan Data


Ada beberapa tahapan untuk melakukan rancang bangun mesin pencetak pakan
pelet. Mulai dari perencanaan hingga perhitungan kekuatan dan ukuran
komponen-komponen mesin. Pembuatan konstruksi mesin mempunyai rincian
dan tahap-tahapannya, antara lain:

1. Perencanaan awal dengan melakukan perhitungan-perhitungan daya motor

20
penggerak, komponen-komponen mesin, membuat gambar assembling dan
gambar detail, lengkap dengan ukuran-ukuran serta tanda tanda
pengerjaannya

2. Pembuatan mesin terdiri dari:

a. Membuat rangka atau kontruksi tempat dudukan mesin terdiri dari:

1) Rangka terbuat dari profil besi siku berbahan St 37;

2) Seluruh besi dipotong menggunakan mesin gerinda;

3) Seluruh rangka dihubungkan dengan proses pengelasan dan


diselesaikan dengan mesin gerinda tangan;

4) Bagian ini dirancang sekokoh mungkin dengan memperhatikan


adanya getaran pada saat mesin beroperasi.

b. Pembuatan poros atau screw penggiling/pendorong dikerjakan dengan


metode sebagai berikut:
1) Poros terbuat dari batang poros St 37;

2) Sebagian dari panjangnya dipotong menggunakan mesin gerinda


potong dan permukaannya difinishing halus;

3) Untuk pembuatan daun screw menggunakan mesin bubut;

4) Untuk pembuatan alur pasak digunakan mesin frais agar dapat


disambungkan dengan puli;

5) Untuk membuat tempat dudukan bantalan menggunakan mesin


gerinda.

c. Pembuatan piringan cerakan pelet


1) Potong batang besi poros dengan menggunakan mesin potong
setebal 8 mm;
2) Sebelum membuat lubang, dilakukan pembersihan serta peralatan
permukaan piringan dengan menggunkan gerinda tangan;
3) Dengan memanfaatkan mesin gurdi, lakukan pengeboran lubang
sepajang 8 mm.

21
d. Membuat pisau pencetak

1) Pisau pencetak yang digunakan terbuat dari pelat yang udah di


tajamkan;
2) Pembuatan mata pisau dilakukan secara manual dengan memotong
sebagian dari pelat baja.
e. Membuat saluran penampung (convenyor)
1) Pembuatan saluran penampung dengan menggunakan pelat;
2) Pemotongan pelat dilakukan secara manual dengan gunting pelat
dengan ukuran yang telah ditentukan;
3) Penggunaan palu digunakan untuk melakukan penekukan pelat;
4) Penyatuan pelat dilakukan dengan proses pengelasan lalu
diselesaikan dengan gerinda tangan untuk meratakan bekas
pengelasan.
f. Merangkai mesin

1) Sebelum melakukan perakitan, lengkap seluruh komponen yang


dibutuhkan, mulai dari komponen yang dibuat sendiri samapi
komponen-komponen yang dibeli;

2) Pemasangan komponen disesuaikan dengan gambar assembling;

3) Penyambungan komponen mesin kedalam rangka memanfaatkan


sambungan mur dan baut serta ring yang dikunci menggunakan alat
kunci pas;

4) Pada saat perakitan, hal yang perlu diperhatikan adalah pada bagian
yang mempunyai kesamaan ukuran atau suaian.

3. Tahapan uji coba

a. Sebelum mesin diuji, periksa kembali apakah seluruh komponen telah


terpasang dengan benar dan lengkap;

b. Operasikan mesin untuk beberapa saat tanpa diberi beban. Perhatikan


apakah ada suara-suara yang tidak normal atau ada kejanggalan gerakan
pada bagian-bagian yang bergerak;

c. Setelah dirasa cukup aman, beri beban dengan melakukan pengumpanan

22
atau pencetakan adonan pelet;

d. Catat hasil yang diperoleh dari hasil uji coba yang dilakukan (hasil dan
kapasitas produk yang dihasilkan mesin).

3.3 Langkah Pembuatan Rancangan Mesin Pencetak Pelet

3.3.1 Pemotongan Besi L

Pada proses ini dilakukan pemotongan pada bahan L yang sudah di beli menjadi
beberapa bagian dalam bentuk satu kesatuan yang sesuai dengan ukuran yang
diinginkan. Maka ada beberapa bagian yang dilakukan pemotongan sebagai
berikut:

1) Pemotongan besi L ketebalan 3 mm dengan panjang 345 sebanyak 4 buah

2) Pemotongan besi L ketebalan 3 mm dengan panjang 605 mm sebanyak 2


buah

3) Pemotongan besi L ketebalan 3 mm dengan panjang 740 mm sebanyak 4


buah

4) Pemotongan besi L ketebalan 3 mm dengan panjang 350 mm sebanyak 8


buah

3.3.2 Pemotongan pelat

1) Pemotongan plat dengan ukuran 349 x 285 mm sebanyak 2 lembar

2) Pemotongan plat dengan ukuran 344 x 285 mm sebanyak 2 lembar

3) Pemotongan plat dengan ukuran 289 x 285 mm sebanyak 1 lembar

4) Pemotongan plat dengan ukuran 100 x 150 mm sebanyak 1 lembar

5) Pemotongan plat dengan ukuran 30 x 150 mm sebanyak 2 lembar

3.3.3 Pengeboran

1) Pengeboran piringan cetak untuk membuat lubang cetak sebanyak 38 lobang


dengan ukuran diameter 5 mm;

2) Untuk lubang baut pengikat saringan dengan tabung screw press

23
3) Pengeboran rangka sebanyak 4 lubang dengan diameter 10 mm untuk
membuat lubang baut pengikat dudukan rumah poros/screw dengan rangka;

4) Pengeboran rangka sebanyak 2 lubang dengan diameter 12 untuk membuat


lubang baut pengikat motor dengan rangka;

5) Pengeboran rangka sebanyak 2 lubang dengan diameter 12 untuk membuat


lubang baut pengikat besi bulat pada corong keluar.

3.3.4 Pengelasan

1) Pengelasan Rangka Utama

Pada proses ini besi L dengan ketebalan 3 mm yang sudah dipottong dibentuk
menjadi satu kesatuan dengan cara mengelas pada setiap bagian sehingga
membentuk rangka mesin yang sesuai dengan rancangan.

2) Pengelasan Corong Masuk dan Keluar

Pada proses ini plat dengan ketebalan 1 mm yang sudah di potong menjadi
beberapa bagian sesuai ukuran dengan untuk pembuatan corongdan kemudian
dilakukan pengelasan agar menjadi satu kesatuan hingga menjadi bentuk
corong sesuai rancangan.

3.3.5 Pembubutan

Pembubutan merupakan proses pemotongan dengan menggunakan mesin


perkakas untuk membuat benda silinder. Proses pembubutan dilakukan untuk
merubah bentuk dan ukuran benda kerja. Ada beberapa komponen mesin yang
dilakukan pembubutan yaitu:

1) Pembubutan poros

Pada proses pembubutan poros dengan diameter 32 mm dengan panjang 408


mm dibuat menjadi salah satu komponen pada mesin tanpa sesuai dengan
ukuran diameter 12 mm yang sudah ditentukan pada rancangan gambar.

2) Pembubutan puli

Pembubutan pada puli dengan tebal 35 mm dan diameter 250 dilakukan


pembubutan untuk menyesuaikan ukuran yang telah ditentukan pada rancang
gambar.

24
3.4 Metode Pengujian Mesin Pencetak Pelet

Tahapan uji coba mesin pencetak pelet pakan ternak

1. Sebelum mesin diuji, periksa kembali apakah seluruh komponen telah


terpasang dengan benar dan lengkap

2. Operasikan mesin untuk beberapa saat tanpa diberi beban. Perhatikan apakah
ada suara-suara yang tidak normal atau ada kejanggalan gerakan pada bagian-
bagian yang bergerak

3. Setelah dirasa cukup aman, beri beban dengan melakukan pengumpanan atau
pencetakan adonan pelet;

4. Catat hasil yang diperoleh dari hasil uji coba yang dilakukan (hasil dan
kapasitas produk yang di hasilkan mesin).

25
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Teknik Pemeliharaan, Perawatan, dan Perbaikan

Perawatan merupakan suatu aktivitas yang dilakukan secara teratur untuk


mencegah atau mengurangi penyebab-penyebab kerusakan, sehingga dengan
adanya perawatan akan memperpanjang usia mesin dengan meningkatkan
persiapan alat tersebut agar berfungsi dalam kondisi baik.

Tabel 4. 1 Daftar Komponen dan Jadwal Perawatan

No Komponen Jadwal Perawatan

1 Mingguan dan bulanan

Motor Bensin

2 Mingguan dan bulanan

Pulley dan Sabuk

3 Mingguan dan bulanan

Bearing

4 Setiap selesai digunakan

Cetakan

26
5 Setiap selesai digunakan

Mata Potong

6 Setiap selesai digunakan

Poros

7 Setiap Selesai digunakan

Tabung Poros

8 Setiap Selesai digunakan

Corong Masuk

9 Setiap Selesai digunakan

Corong Keluar

27
4.1.1 Perawatan Preventif

Perawatan preventif adaah suatu perawatan pencegahan kerusakan dapat


dikelompokkan menjadi dua bagian pencegahan terhadap komponen sendiri,
meliputi:

Tabel 4. 2 Kegiatan Perawatan Preventif

No Komponen Metode Alat Jadwal Tindakan

- Dibersihkan dari sisa-


- Majun
sisa adonan pelet
Inspeks - Kuas
1 Mesin bensin 6 bulan - Penggantian oli
i visual - Oli
- service
-toolbox
- cek busi

- Dibersihkan
- Pengencangan
- Majun
Inspeks Belt
Pulley dan - Sikat 10
2 i - Memeriksa kondisi
belt - Toolbox Bulan
visual belt
- Alat ukur
- Aligment
- Diganti
Inspeks - Toolbox
24
3 Bearing i - Tracker - Diganti
Bulan
visual - Dll
- Sisa-sisa adonan pelet
- Majun
yang lengket di
Inspeks - Sikat
Setiap saringan wajib di
4 Cetakan i - Air dingin
operasi dibersihkan supaya
visual dan air
lubang cetakan tidak
panas
sumbat
Inspeks - Majun - Dibersihkan
Setiap
5 Mata Potong i - Sikat - jika sudah tumpul
operasi
visual - Gerinda wajib ditajamkan

28
kembali menggunakan
mesin gerinda

Inspeks - Dibersihkan dari sisa-


- Majun Setiap
6 Poros i sisa adonan pelet yang
- Sikat operasi
visual menempel

Inspeks - Majun - Dibersihkan dari


Setiap
7 Tabung Poros i - Sikat adonan pelet yang
operasi
visual - Air menempel
Inspeks - Majun
Corong Setiap - Dibersihkan dari sisa-
8 i - Sikat
Masuk operasi sisa adonan pelet
visual - Kuas
Inspeks - Majun
Corong Setiap - Dibersihkan dari sisa-
9 i - Sikat
Keluar operasi sisa pelet
visual - Kuas

4.1.2 Perawatan korektif

Perawatan korektif merupakan tindakan perawatan yang dilakukan segera pada


saat ada tanda-tanda kelainan yang menunjukan tanda-tanda kerusakan, sehingga
mesin tidak dapat bekerja secara baik. Perawatan ini biasanya dilakukan dalam
bentuk pengecekan, pemeriksaan, dan perbaikan terhadap kerusakan yang sifatnya
ringan.

 Pisau yang sering digunakan mengalami keausan dan tumpul. Hal ini
disebabkan karena adanya gesekan dan penetrasi pisau pada bahan;
 Kemungkinan terjadinya kesalahan dalam penyetelan posisi dan kedudukan
pisau perajang terdahap dudukannya;
 Kemungkinan bantalan (bearing) mengalami keausan, sehingga
mempengaruhi getaran ketika poros berputar.
4.1.3 Perawatan Mandiri

Perawatan mandiri dilakukan untuk membersihkan dan memeriksa kondisi pada


komponen mesin oleh operator. Adapun pada Tabel 4.3 kegiatan perawatan

29
mandiri untuk mesin pencetak pelet pakan ternak.

Tabel 4. 3 Kegiatan Perawatan Mandiri

Jadwal
No Komponen Standart Jadwal
Perawatan
Sebelum dan sesudah
1 Mesin bensin Bersih 1 Menit
operasi
Bersih dari Sebelum dan sesudah
2 Pulley dan belt 1 Menit
konstaminasi operasi
Sebelum dan sesudah
3 Bearing Bersih 1 Menit
operasi
Sebelum dan sesudah
4 Cetakan Bersih 5 Menit
operasi
Sebelum dan sesudah
5 Mata Potong Bersih 1 Menit
operasi
Sebelum dan sesudah
6 Poros Bersih 5 Menit
operasi
Sebelum dan sesudah
7 Tabung Poros Bersih 5 Menit
operasi
Sebelum dan sesudah
8 Corong Masuk Bersih 1 Menit
operasi
Sebelum dan sesudah
9 Corong Keluar Bersih 1 Menit
operasi

4.2 Proses Pembuatan Mesin

4.2.1 Pembuatan Rangka Mesin


 Lakukan pengukuran material atau profil “L” yang hendak dipotong, sesuai
dengan gambar kerja;

 Seluruh material profil “L” dipotong-potong sesuai dengan masing-masing


ukuran atau panjang yang diinformasikan pada gambar Kerja:

30
 Hubungkan satu sama lainnya profil “L” yang telah dipotong-potong dengan
cara menyambungkannya dengan pengelasan. (lihat Gambar Assembling);
 Lakukan pengecekan dengan melakukan pengukuran (lihat Gambar
Asembling);
 Rapikan bekas pengelasan dengan gerinda tangan.

4.2.2 Pembuatan Corong Masuk dan Saluran Keluar


Untuk pembuatan Saluran/corong masuk dan keluar mempunyai bahan yang sama
terbuat dari pelat baja St 37 dengan ketebalan 1 mm.
1. Pembuatan saluran/corong masuk
 Proses pengerjaanya diawali dengan proses pengukuran dan
penggambaran material yang dibutuhkan;

 Kemudian dipotong dengan mesin potong pelat manual sesuai dengan


gambar;

 Selanjutnya dilakukan pembentukan dengan cara melakukan penekukan


dengan mesin tekuk manual;

 Sambungkan bagian yang hendak disambung dengan menggunakan


mesin las listrik;

 Dilanjutkan dengan proses finishing agar memperoleh permukaan yang


halus atau menghilangkan sisi tajam.

2. Pembuatan saluran/Corong keluar

 Pengerjaannya diawali dengan proses pengukuran dan penggambaran


material yang dibutuhkan;

 Kemudian dipotong dengan mesin potong pelat manual sesuai dengan


gambar;

31
 Selanjutnya dilakukan pembentukan dengan cara melakukan penekukan
dengan mesin tekuk manual sesuai dengan Gambar Kerja.

 Sambungkan bagian yang hendak disambung dengan menggunakan


mesin las listrik;

 Dilanjutkan dengan proses finishing agar memperoleh permukaan yang


halus atau menghilangkan sisi tajam.

4.2.3 Merakit Seluruh Komponen-Komponen Mesin


Untuk melakukan perakitan seluruh komponen-komponen baik yang dikerjakan
maupun komponen-komponen yang dibeli di pasaran seperti motor penggerak
(motor bensin), bantalan, sabuk, puli, penggiling daging, baut, dll, dirakit
(assembling) sesuai dengan gambar.

Adapun kegiatan yang dilakukan pada perakitan diantaranya adalah: pemasangan


komponen-komponen, penyetelan (set-up), dll. Waktu yang dibutuhkan untuk
melakukan perakitan pada tiap-tiap unit kerja dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Perakitan rangka mesin;

2. Perakitan motor penggerak;

3. Perakitan tabung, corong masuk, dudukan tabung,poros screw, penggiling


daging, piringan cetak, dan bantalan;

4. Perakitan seluruh puli dan sabuk dengan poros-poros terpasang;

5. Merakit bagian-bagian komponen lain yang melengkapi mesin, serta


penyetelan dll;

4.2.4 Pengecatan
Untuk mempercantik dan pengawetan mesin maka diperlukan pengecatan pada
seluruh permukaan mesin khususnya yang terlihat dari bagian luar.

4.2.5 Waktu yang Diperlukan untuk Membuat Komponen


Waktu yang diperlukan untuk membuat komponen termasuk perakitannya. Untuk

32
menentukan waktu yang dimaksudkan diakui sangatlah sulit untuk ditentukan.
Namun mengingat adanya keterbatasan waktu untuk melakukan pekerjaan secara
tepat maka diberikan kelebihan waktu (interval waktu) dan diasumsikan serta
ditetapkan toleransi kerja. Untuk selanjutnya hasil perhitungan waktu proses
pembuatan mesin dapat ditabulasikan seperti di bawah.

Tabel 4. 4 Waktu Total Pembuatan Mesin Pencetak Buntiran Pelet


Jumlah Waktu
No Kegiatan Pengerjaan
Pengerjaan ( menit)
1 Pembuatan rangka mesin 120
2 Pembuatan poros screw 300
3 Pembuatan corong masuk 120
5 Pembuatan saluran keluar 60
7 Pembuatan piringan pencetak 120
8 Merakit (assembling) 600
9 Pengecatan 120
Waktu total 1440

Waktu total (efektif) pembuatan mesin pencetak butiran pelet seperti yang tertera
diatas adalah selama 1440 menit = 24 jam.
Namun waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pembuatan mesin ini secara
realita (realisasi) di lapangan adalah sebagai berikut:
1. Waktu total (efektif) pengerjaan mesin = 24 (jam)

2. Waktu toleransi sebesar 35 % yaitu sebesar 0,35 x 24 = 8,4 (jam)

3. Jumlah waktu untuk mengerjakan secara realita adalah : 24 + 8,4 = 32,4 (jam)
≈ 33 jam

4.3 Hasil Kinerja (Performance) Mesin


Untuk mengawali kegiatan ini dilakukan perancangan awal dalam merancanakan
mesin pencetak butiran pelet kemudian hasilnya direalisasikan dalam bentuk
pembuatan mesin. Setelah mesin dibuat yang merupakan hasil rancang bangun
maka ingin diketahui hasil dari pembuatan mesin secara fungsinya yang disebut
dengan hasil kinerja mesin (performa).

33
Hasil dari kinerja mesin yang diuji adalah mempunyai kategori sebagai berikut :

1. Pengujian tentang kapasitas hasil produk pencetakan butiran pelet;

2. Pengujian tentang kualitas hasil dari pencetakan butiran pelet.

4.3.1 Kapasitas Hasil Produk Pencetak Butiran Pelet


Setelah dilakukan pengujian terhadap mesin pencetak butiran pelet, kapasitas hasil
pencetakan terhadap adonan pelet diperoleh sebanyak 50 (kg/jam).

4.3.2 Kualitas Hasil Dari Pencetak Pelet


Di samping kapasitas mesin diperoleh maka kualitas hasil pencetakan butiran
pelet dapat ditentukan sebagai berikut : hasil pencetakan terhadap adonan pelet
secara umum dikatakan baik, bentuk dan ukurannya relatif seragam dan masih ada
yang keluar tanpa kecetak

Gambar 4. 1 Hasil Pencetak Pelet

4.4 Perhitungan Biaya Pembuatan Mesin


4.4.1 Menentukan Anggaran Biaya Bahan dan Material
Untuk menentukan anggaran biaya pembelian bahan/material mesin ini sekaligus
bertujuan untuk mengetahui seberapa besar biaya dan pendanaan yang akan
dipersiapkan dalam pembuatan mesin pencetak butiran pelet.

Pembiayaanya hanya difokuskan untuk pembuatan sebuah mesin. Meliputi biaya


pembelian bahan/material dan biaya pembuatannya saja.

34
Tabel 4. 5 Daftar Harga Bahan dan Material

Harga
No Nama Bahan Ukuran Jlh Harga Total
Satuan
30 mm x 30
Profil L (Rangka
1 mm x 3000 5 Rp 80.000 Rp 400.000
Mesin
mm
1 mm x 100
2 Plat Almunium mm x 1200 1 Rp 75.000 Rp 75.000
mm

3 As Poros St 37 ∅ 35 mm 1 Rp 200.000 Rp 200.000

Motor Bakar Rp
5 5,5 HP 1 Rp 1,800.000
Bensin 1,800.000
Diameter 5
6 Saringan 1 Rp 50.000 Rp. 50.000
mm

7 Sabuk V belt A 38 1 Rp 45.000 Rp 45.000

8 Baut dan Mur ∅ 10 mm 5 Rp 2.000 Rp 10.000

9 Baut dan Mur ∅ 12 mm 10 Rp 2.000 Rp 20.000

10 Mata Gerinda Tebal 1 Rp 10.000 Rp 10.000

11 Mata Gerinda Tipis (Potong) 1 Rp 70.000 Rp 70.000

12 Pully ∅ 50,8 mm 1 Rp 70.000 Rp 70.000

12 Pully ∅ 304 mm 1 Rp 150.000 Rp 150.000

Alat Penggiling
13 1 Rp 500.000 Rp 500.000
Daging

14 Besi As 3/4” x 5000 1 Rp 50.000 Rp 50.000

3 mm x 500
15 Plat Baja 1 Rp 200.000 Rp 200.000
mm x 500 mm

35
∅ 2,6 x 300
16 Elektroda 2 kg Rp 25.000 Rp 50.000
mm
Cat dan
17 Rp 150.000 Rp 150.000
Perlengkapan

18 Bantalan UCF 207 2 Rp 80.000 Rp 190.000

Jumlah Rp 4.040.000

4.4.2 Pembiayaan Ongkos/Upah Pembuatan Mesin


Pembiayaan ongkos/upah pembuatan mesin yang dimaksud adalah seluruh biaya
pembuatan mesin pencetak butiran pelet, mulai dari biaya listrik dan juga
penyewaan alat.

Dalam pembuatan mesin, penulis menyewa bengkel selama 1 bulan. Biaya listrik
dan juga penyewaan alat setiap bulannya sebanyak Rp2.000.000. Sehingga dalam
2 bulan penulis membayar sebanyak :

1 bulan x Rp2.000.000 = Rp 2.000.000

4.4.3 Biaya Total Pembuatan Mesin


Biaya total pembuatan mesin pencetak butiran pelet ini adalah Penjumlahan dari
pembiayaan total pembelian material ditambah dengan biaya ongkos pembuatan
dengan biaya toleransi Kestabilan harga (dari jumlah biaya total pembelian
material dan biaya ongkos pembuatan mesin.

Jadi biaya total pembuatan mesin pencetak butiran pelet adalah:

Rp 4.040.000 + Rp 2.000.000 + = Rp 6.040.000

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan
Setelah dilakukan analisa dan pembahasan tentang Tugas Akhir Rancang Bangun
Mesin Pencetak Pelet Kapasitas 50 kg/jam. Berdasarkan tujuan dari perencanaan
ini, yaitu:

36
 Pencegahan kerusakan terhadap komponen mesin;

 Pencegahan kerusakan terhadap lingkungan;

 Pencegahan dengan pemberian pelumasan pada komponen - komponen


permesinan;

 Tindakan perbaikan dilakukan apabila terjadi kerusakan;

 Pisau yang sering digunakan mengalami keausan dan tumpul. Hal ini
disebabkan karena adanya gesekan dan penetrasi pisau pada bahan;

 Kemungkinan terjadinya kesalahan dalam penyetelan posisi dan kedudukan


pisau perajang terdahap dudukannya;

 Kemungkinan bantalan (bearing) mengalami keausan, sehingga


mempengaruhi getaran ketika poros berputar.

5.2 Saran
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka penulis menyarankan kepada
semua pihak yang ingin menggunakan dan mengembangkan mesin ini ada
beberapa hal yang harus di perhatikan

 Apabila ingin mengembangkan mesin ini, disarankan untuk menambah


kapasitas mesin sehingga dapat menghasilkan hasil dalam jumlah besar;

 Sebelum mesin dibebani dengan bahan baku pelet, sebaiknya mesin dibiarkan
hidup terlebih dahulu tanpa beban untuk menstabilkan kondisi putaran mesin;

 Selalu mengutamakan keselamatan kerja baik dari proses awal pembuatan


mesin hingga melakukan uji coba mesin. Bagian-bagian yang berputar
sebaiknya diberi perlindungan;

 Ketika hendak melakukan uji coba mesin, perhatikan dan yakinkan kondisi
dalam keadaan siap untuk digunakan.

37
38
DAFTAR PUSTAKA

Berendschot H, dan Arends BPM. 1992. Motor Bensin. Jakarta: Erlangga

Dozier, (2001), "Kualitas Pelet untuk Daging Unggas paling ekonomis", J.Feed
Internasional, vol 52, no 2, pp. 40-42.

Mesin Pencetak Pelet Tipe Horiontal Dengan Sistem Penggerak Motor Bakar,
diakses pada 25 agustus 2021, <https://www.google.com/>.

Mekanisme Sistem Pencetak Secara Horizontal, diakses pada 25 agustus 2021,


<https://www.google.com/url/>.
Surdia Tata, dan Shinroku Saito. 1992. Pengetahuan Bahan Teknik. Jakarta: PT.
Pradnya Erlangga

Stokl J. Kros. 1986. Elemen Mesin Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga

R. P. Pratama, “Rancang Bangun Sistem Putaran Pada Mesin Pembuat Pelet


Apung,” Universitas Pancasakti Tegal, 2021.
S. Uslianti, Junaidi, M. Saleh, “Rancang Bangun Mesin Pelet Ikan Untuk
Kelompok Usaha Tambak Ikan,” Jurnal ELKHA, 6(2), 2014.

39
LAMPIRAN

Lampiran 1 SOP Pembersihan Mesin

Berikut Standar Operasional Prosedur (SOP) mesin pencetak pelet pakan ternak

1. Pastikan mesin pencetak pelat dalam keadaan tidak bermasalah

2. Setelah dipastikan tidak bermasalah

3. Kemudian buka pengunci pada saringan pencetak pelet dan lepaskan poros
dari tabung pencetak pelet

4. Lepaskan cetakan dari tabung body dan lepaskan juga mata potong dari poros

5. Buka V-belt dari puli

6. Setelah semua komponen tadi telah di lepaskan, bersihkan semua kompenen


dengan bersih.

7. Pastikan kembali semua komponen telah bersih kemudian pasang kembali


kompenen tersebut.

40
Lampiran 2 Melakukan Perawatan Poros Screw

41
Lampiran 3 Melakukan Perawatan Tutup Tabung

42
Lampiran 4 Melakukan Perawatan Pada Puli

43
Lampiran 5 Melakukan Perawatan Pada mesin

44
Lampiran 6 Melakukan perawatan pada tabung pencetak pelet

45
BIODATA PENULIS
LAPORAN AKHIR

1. Identitas Diri
Nama Lengkap : Doni Erlangga Manik Pas Poto
Jenis Kelamin : Laki-Laki Terbaru
Tempat dan Tanggal Lahir : Trans Rawa Genjer, 16-10-2001 Warna
Jurusan / Program Studi : Teknik Mesin Background
NIM : 2005011074 Merah
Alamat Rumah : Desa Pulo Pakkat-1 Ukuran 3 x 4
No Telepon / HP : 0881370577349
Alamat E-mail : manikdoni599@gmail.com
Judul Laporan Akhir :Analisis Sistem Pemeliharaan Pada Rancang
BangunMesin Pencetak Pelet Pakan Ternak
Kapasitas 50 Kg/Jam
Nama Dosen Pembimbing : 1. Drs. Supriyanto, M.P.
2. Soni Hestukoro, S.T.,M.T.

2. Riwayat Pendidikan
No Jenjang Pendidikan Nama Sekolah Tempat Tahun Ijazah
1 Sekolah Dasar SD Negeri 153077 pp1 Pulo-Pakkat1 2008-2014
2 Sekolah Menengah SMP Negeri 3 Sibabangun Trans Rawa 2014-2017
Pertama Genjer
3 Sekolah Menengah SMK Negeri 1 Lumut Lumut 2017-2020
Kejuruan
4 Perguruan tinggi Politeknik Negeri Medan Medan 2020-2023

3. Kegiatan Kemahasiswaan yang Pernah Diikuti


No Jenis Kegiatan Status Dalam Waktu dan Tempat
Kegiatan

4. Penghargaan / Prestasi yang Pernah Diterima


No Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Tahun
Penghargaan

Medan,

Doni Erlangga Manik

46

Anda mungkin juga menyukai