09E02851
09E02851
TUGAS AKHIR
HALIMAHTUN SADIAH
062409027
Halimahtun Sadiah : Pengaruh Proses Pengepresan (Screw Press) Terhadap Persentase Kehilangan Minyak Kelapa
Sawit Yang Terdapat Pada Ampas Press Di PT. Socfin Indonesia Kebun Aek Loba, 2009.
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh Ahli Madya
HALIMAHTUN SADIAH
062409027
Halimahtun Sadiah : Pengaruh Proses Pengepresan (Screw Press) Terhadap Persentase Kehilangan Minyak Kelapa
Sawit Yang Terdapat Pada Ampas Press Di PT. Socfin Indonesia Kebun Aek Loba, 2009.
PERSETUJUAN
Judul
Kategori
Nama
Nomor Induk Mahasiswa
Program Studi
Departemen
Fakultas
Diketahui
Departemen Kimia FMIPA USU
KETUA,
PEMBIMBING
DR.RUMONDANG BULAN,MS
NIP : 131 459 466
Halimahtun Sadiah : Pengaruh Proses Pengepresan (Screw Press) Terhadap Persentase Kehilangan Minyak Kelapa
Sawit Yang Terdapat Pada Ampas Press Di PT. Socfin Indonesia Kebun Aek Loba, 2009.
PERNYATAAN
TUGAS AKHIR
Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa
kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
HALIMAHTUN SADIAH
062409027
Halimahtun Sadiah : Pengaruh Proses Pengepresan (Screw Press) Terhadap Persentase Kehilangan Minyak Kelapa
Sawit Yang Terdapat Pada Ampas Press Di PT. Socfin Indonesia Kebun Aek Loba, 2009.
PENGHARGAAN
Bismillahhirrahmanirrahim,
Syukur alhamdulillahi-rabbilalamin penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T
yang telah melimpahkan rahmat dan ridhonya serta kasih sayangnya kepada kita
semua serta selawat beriring salam kita ucapkan kehadirat nabi besar Muhammad
S.A.W, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini sebagai syarat untuk
meraih gelar ahli madya pada program Diploma 3 kimia industri di Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa karya ilmiah ini jauh dari kesempurnaan
karena keterbatasan penulis baik dari segi kemampuan, waktu dan pengetahuan. Hal
ini disebabkan karena keterbatasan penulis, baik dalam penguraian ilmu maupun
keterbatasan dalam pengalaman yang sejauh ini belum dapat tercapai sebagaimana
diharapkan. Oleh karena itu, penulis menerima kritikan dan saran-saran yang bersifat
membangun dari para pembaca.
Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Kedua orang tua saya H. Azhar M. Diah dan Hj. Safrina Daud yang telah
membesarkan dan melimpahkan banyak kasih sayang kepada saya. Serta Kakak
saya Azliana Azhar, Amd.Ak dan Ana Fitriana Azhar,Amd, abang saya T.
Fachrizal, Amd.Ak, dan Adik saya M. Ridha dan Siti Rahmah yang telah banyak
memberikan dorongan baik moral maupun material.
Halimahtun Sadiah : Pengaruh Proses Pengepresan (Screw Press) Terhadap Persentase Kehilangan Minyak Kelapa
Sawit Yang Terdapat Pada Ampas Press Di PT. Socfin Indonesia Kebun Aek Loba, 2009.
2. Ibu Sovia Lenny, Ssi.MSi., selaku dosen pembimbing yang telah dengan sabar
dan teliti memberikan pengarahan dan Bimbingan kepada penulis dalam
menyelesaikan karya ilmiah ini.
3. Bapak Drs.Eddy Marlianto, M.Sc.,selaku dekan Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara, Medan.
4. Ibu Dr. Rumondang Bulan, MS., Ketua Departemen Kimia Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara, Medan.
5. Bapak Prof. DR. Harry Agusnar. M. Sc, M. Phil selaku Ketua Program Diploma
III Kimia Industri FMIPA USU
6. Bapak H.Bambang Susyanto selaku Tekniker II yang telah memberikan
bimbingan kepada penulis selama melakukan kerja praktek.
7. Bapak
Aswan
Tahir
Siregar
selaku
kepala
laboratorium
PT.SOCFIN
Halimahtun Sadiah : Pengaruh Proses Pengepresan (Screw Press) Terhadap Persentase Kehilangan Minyak Kelapa
Sawit Yang Terdapat Pada Ampas Press Di PT. Socfin Indonesia Kebun Aek Loba, 2009.
Penulis memanjatkan Doa kehadirat Allah SWT, semoga amal kebaikan mereka
diberikan balasan yang setimpal, Amin ya Robbal Alamin.
Medan,
Juli 2009
Penulis
Halimahtun Sadiah
Halimahtun Sadiah : Pengaruh Proses Pengepresan (Screw Press) Terhadap Persentase Kehilangan Minyak Kelapa
Sawit Yang Terdapat Pada Ampas Press Di PT. Socfin Indonesia Kebun Aek Loba, 2009.
ABSTRAK
Persentase kehilangan minyak kelapa sawit yang terdapat pada ampas press sangat
mempengaruhi mutu dari minyak kelapa sawit. Proses pengepresan tersebut
dipengaruhi oleh tipe screw press, tekanan kerja screw press, dan air pengencer.
Persentase kehilangan minyak kelapa sawit yang terdapat pada ampas press adalah
6,28 6,32 % dimana nilai tersebut diambil dari persentase minyak kering yang sudah
tidak mengandung air. Persentase kehilangan minyak kelapa sawit dari ampas press
tersebut sesuai standar pabrik yaitu 7 %.
Halimahtun Sadiah : Pengaruh Proses Pengepresan (Screw Press) Terhadap Persentase Kehilangan Minyak Kelapa
Sawit Yang Terdapat Pada Ampas Press Di PT. Socfin Indonesia Kebun Aek Loba, 2009.
ABSTRACT
Percentage loss of palm oil from the pulp press influence the quality of palm oil.
Pressing process is influenced by the type of screw press, screw press working
pressure, and water dilution. Percentage loss of palm oil from the pulp press is 6,28 6,32 % where the value is taken from the percentage of oil that had not dry the air.
Percentage loss of palm oil from the pulp press fit standard factory that is 7%.
Halimahtun Sadiah : Pengaruh Proses Pengepresan (Screw Press) Terhadap Persentase Kehilangan Minyak Kelapa
Sawit Yang Terdapat Pada Ampas Press Di PT. Socfin Indonesia Kebun Aek Loba, 2009.
DAFTAR ISI
Halaman
Persetujuan
ii
Pernyataan
iii
Penghargaan
iv
Abstrak
vii
Abstract
viii
Daftar Isi
ix
Daftar Tabel
xi
Daftar Lampiran
xii
Bab 1
Pendahuluan
1.2. Permasalahan
1.3. Tujuan
1.4. Manfaat
Bab 2
Bab 3
Tinjauan Pustaka
12
14
15
15
16
17
Metodologi Percobaan
19
3.1. Alat
19
3.2. Bahan
19
3.3. Prosedur
19
Halimahtun Sadiah : Pengaruh Proses Pengepresan (Screw Press) Terhadap Persentase Kehilangan Minyak Kelapa
Sawit Yang Terdapat Pada Ampas Press Di PT. Socfin Indonesia Kebun Aek Loba, 2009.
Bab 4
Bab 5
21
4.1. Data
21
4.2. Perhitungan
22
4.3. Pembahasan
22
25
5.1. Kesimpulan
25
5.2. Saran
25
Daftar Pustaka
26
Halimahtun Sadiah : Pengaruh Proses Pengepresan (Screw Press) Terhadap Persentase Kehilangan Minyak Kelapa
Sawit Yang Terdapat Pada Ampas Press Di PT. Socfin Indonesia Kebun Aek Loba, 2009.
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Persentase minyak dalam ampas press
21
Halimahtun Sadiah : Pengaruh Proses Pengepresan (Screw Press) Terhadap Persentase Kehilangan Minyak Kelapa
Sawit Yang Terdapat Pada Ampas Press Di PT. Socfin Indonesia Kebun Aek Loba, 2009.
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran A : Standar mutu produksi POM Aek Loba PT.Socfin Indonesia
27
29
Halimahtun Sadiah : Pengaruh Proses Pengepresan (Screw Press) Terhadap Persentase Kehilangan Minyak Kelapa
Sawit Yang Terdapat Pada Ampas Press Di PT. Socfin Indonesia Kebun Aek Loba, 2009.
BAB 1
PENDAHULUAN
R1
CH
R2
CH2
R3
Trigliserida
+ 3H2O
air
CH2
OH
CH
OH
CH2
OH
+ 3R
gliserol
COOH
asam karboksilat
terhadap jumlah biji tergantung pada banyak faktor. Untuk kempa tertentu
(buatan atau bentuk rancangan ulir tertentu) akan diperoleh persentasi biji pecah
tertentu untuk kehilangan minyak tertentu (Mangoensoekarjo, 2003).
Halimahtun Sadiah : Pengaruh Proses Pengepresan (Screw Press) Terhadap Persentase Kehilangan Minyak Kelapa
Sawit Yang Terdapat Pada Ampas Press Di PT. Socfin Indonesia Kebun Aek Loba, 2009.
pada proses
1.2. Permasalahan
Yang menjadi pokok permasalahan dalam hal ini adalah berapa persentase
kehilangan minyak sawit yang terdapat pada ampas press di PT. Socfin Indonesia
Kebun Aek Loba dan faktor-faktor yang mempengaruhi persentase kehilangan minyak
tersebut.
1.3. Tujuan
-
1.4. Manfaat
Dengan adanya analisa pada ampas press maka dapat diketahui besarnya
persentase kehilangan minyak sawit yang terdapat pada ampas press tersebut dan cara
penanggulangan kehilangan minyak sawit yang terdapat pada ampas press tersebut
agar persentase kehilangan minyak tersebut dapat dikurangi.
Halimahtun Sadiah : Pengaruh Proses Pengepresan (Screw Press) Terhadap Persentase Kehilangan Minyak Kelapa
Sawit Yang Terdapat Pada Ampas Press Di PT. Socfin Indonesia Kebun Aek Loba, 2009.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
sektor penghasil devisa negara. Pemerintah terus mendorong pembukaan lahan baru
untuk perkebunan. Sampai dengan tahun 1980 luas lahan mencapai 294.560 ha
dengan produksi CPO sebesar 721.172 ton. Sejak saat itu lahan perkebunan kelapa
sawit Indonesia berkembang pesat terutama perkebunan rakyat.
Perkembangan
perkebunan
semakin
pesat
lagi
setelah
pemerintah
Halimahtun Sadiah : Pengaruh Proses Pengepresan (Screw Press) Terhadap Persentase Kehilangan Minyak Kelapa
Sawit Yang Terdapat Pada Ampas Press Di PT. Socfin Indonesia Kebun Aek Loba, 2009.
Faktor lain yang mempengaruhi standar mutu adalah titik cair dan kandungan
gliserida, refining loss, plastisitas dan spreadability, kejernihan kandungan logam
berat dan bilangan penyabunan.
Mutu minyak kelapa sawit yang baik mempunyai kadar air kurang dari 0,1
persen dan kadar kotoran lebih kecil dari 0,01 persen, kandungan asam lemak bebas
serendah mungkin (kurang lebih 2 persen atau kurang), bilangan peroksida di bawah
2, bebas dari warna merah dan kuning, (harus berwarna pucat) tidak berwarna hijau,
jernih, dan kandungan logam berat serendah mungkin atau bebas dari ion logam
(Ketaren, 1986).
Berdasarkan tebal tipisnya tempurung (cangkang) dan kandungan minyak
dalam buah maka kelapa sawit dapat dibedakan dalam 3 tipe, yakni :
a. Tipe Dura
b. Tipe Pesifera
c. Tipe Tenera
Halimahtun Sadiah : Pengaruh Proses Pengepresan (Screw Press) Terhadap Persentase Kehilangan Minyak Kelapa
Sawit Yang Terdapat Pada Ampas Press Di PT. Socfin Indonesia Kebun Aek Loba, 2009.
dikirim ke bak fat pit untuk kemudian diteruskan ke kolam limbah. Akumulasi dari
heavy phase yang tertampung pada fat pit juga masih menghasilkan minyak. Minyak
ini pun dikirim ke COT untuk diproses kembali. Sedangkan solid yang merupakan
padatan dengan kadar minyak maksimum 3,5% dari berat sampel.
4. Pengolahan Inti Kelapa Sawit
Gumpalan ampas yang diperoleh dari hasil pengempaan dipecah dengan cake
breaker conveyor, lalu dijatuhkan dari bagian samping atas kolom pemisah.
Sementara itu, dari bagian tengah atas diberi hisapan udara yang berasal dari fan. Biji
yang jatuh ke bawah langsung memasuki nut polishing drum (tromol pembersih biji)
untuk membersihkan sisa-sisa serabut yang masih menempel pada biji. Selanjutnya,
biji yang telah bersih ditampung dan dikeringkan di nut silo.
Biji bersih yang ditampung di nut silo dan dibiarkan beberapa lama untuk
menjalani proses pengeringan dan penguapan kandungan air sehingga hubungan inti
dan cangkang akan lekang atau kocak. Pengeringan biji di nut silo dilakukan dengan
temperatur udara 60-800C dengan lama pengeringan antara 6-18 jam. Temperatur
pengeringan tidak boleh kurang atau lebih dari yang ditetapkan.
Biji yang telah kering selanjutnya dibawa dengan elevator ke nut grading
(tromol pemisah biji) untuk dipisahkan atas fraksi besar, sedang, dan kecil. Biji yang
telah dipilah selanjutnya diumpankan kealat pemecah biji. Saat ini, ada dua jenis alat
pemecah biji yang digunakan oleh PKS, yaitu nut cracker model rotor vertical dan nut
cracker model rotor horizontal (ripple mil).
Hasil pemecahan dari nut cracker berupa campuran kernel, cangkang, dan
kotoran halus selanjutnya dibawa dengan konveyor ke bagian pemisahan. Pemisahan
kering (dry separator) dilakukan dalam suatu kolom vertical (LTDS) dengan bantuan
Halimahtun Sadiah : Pengaruh Proses Pengepresan (Screw Press) Terhadap Persentase Kehilangan Minyak Kelapa
Sawit Yang Terdapat Pada Ampas Press Di PT. Socfin Indonesia Kebun Aek Loba, 2009.
hisapan udara dari sebuah kipas, dimana fraksi yang lebih ringan (cangkang) akan
terhisap ke bagian atas, sedangkan fraksi yang berat akan jatuh ke bawah.
Pada kolom pemisah pertama (LTDS 1), terjadi pemisahan serabut, cangkang
halus, dan debu yang timbul sebagai hasil pemecahan biji oleh nut cracker. Pada tahap
pertama, digunakan hisapan udara dengan kecepatan 14-15 m/detik, dimana fraksi
berat jatuh ke bawah dan fraksi ringan masuk ke tahap pemisahan kedua. Fraksi berat
disini berupa batu dan potongan besi. Sementara fraksi ringan, disini berupa kernel,
biji, cangkang, dan debu. Pada tahap pemisahan kedua, digunakan hisapan udara
dengan kecepatan 7,5-9,0 m/detik, dimana fraksi ringan berupa serabut, cangkang
halus, dan debu bersama hisapan udara diteruskan ke cangkang silo untuk bahan bakar
boiler. Cangkang besar dan kernel yang tidak terangkat masuk ke corong air lock
menuju ke kernel grading drum, sedangkan kernel beserta cangkang besar masuk
melalui corong untuk diumpankan ke kolom pemisah kedua.
Pada kolom pemisah kedua (LTDS2), dilakukan pemisahan dengan prinsip
yang sama dengan kolom pemisah pertama, tetapi dengan kecepatan hisap udara yang
lebih kecil. Pada tahap pertama, kernel dan cangkang kasar akan terpisah, dimana
fraksi berat berupa kernel bulat jatuh ke bawah untuk selanjutnya dikirim ke kernel
silo, sedangkan kernel halus, kernel pecah, sebagian kernel kasar, serta sedikit serabut
dan cangkang halus masuk ke tahap pemisah kedua. Pada tahap kedua, dilakukan
pemisahan dimana kernel kecil, kernel pecah, dan cangkang besar masuk melalui
corong dari air lock menuju ke sistem pemisahan basah, sedangkan cangkang halus
dan serabut terhisap untuk diteruskan ke silo cangkang dan digunakan sebagai bahan
bakar boiler.
Kernel kecil, kernel pecah, dan cangkang besar dari LTDS masih perlu
dibersihkan, yaitu dengan pemisahan basah. Pemisahan basah bisa dilakukan dengan
Halimahtun Sadiah : Pengaruh Proses Pengepresan (Screw Press) Terhadap Persentase Kehilangan Minyak Kelapa
Sawit Yang Terdapat Pada Ampas Press Di PT. Socfin Indonesia Kebun Aek Loba, 2009.
dua cara, yaitu dengan sistem claybath dan hydrocyclone. Campuran antara kernel dan
cangkang dimasukkan ke dalam cairan tanah liat, yang bebas pasir sehingga kernel
akan terapung dan cangkang akan tenggelam. Gerak cairan karena adanya sirkulasi
akan membawa kernel menuju ayakan getar untuk dibersihkan dan selanjutnya dikirim
ke silo pengering. Sementara cangkang yang tenggelam kemudian terdorong ke luar
melalui pipa pengeluaran yang dipasang pada bagian bawah. Selanjutnya, cangkang
tersebut dimasukkan ke silo cangkang untuk dijadikan bahan bakar boiler.
Kernel yang sudah terpisah dari cangkang dan masih mengandung 12% air
dimasukkan ke silo pengering (kernel dryer) untuk diturunkan kandungan airnya
hingga mencapai 7%. Pengeringan dilakukan dengan udara bertemperatur 60-700C
selama 14-15 jam.
buah yang dikempa tidak terlalu rapat. Jika massa bubur buah terlalu rapat maka akan
dihasilkan cairan dengan viskositas tinggi yang akan menyulitkan proses pemisahan
sehingga mempertinggi kehilangan minyak. Jumlah penambahan air berkisar 10-15 %
dari berat TBS yang diolah dengan temperatur air sekitar 900C. proses pengempaan
akan menghasilkan minyak kasar dengan kadar 50% minyak, 42% air, dan 8% zat
padat (Pahan, 2002).
Screw press yang digunakan mempunyai kapasitas yang dapat diatur dengan
penyesuaian putaran ulirnya. Makin tinggi tekanan kempa makin rendah kadar minyak
dalam ampas kempa, tetapi makin banyak biji yang pecah dalam kempa. Oleh karena
itu pilihan tekanan kempa adalah kompromi antara dua hal tersebut. Untuk buah
Tenera kompromi tersebut tercapai pada tingkat kehilangan minyak 7,5 % terhadap
zat kering. Untuk buah Dura kehilangan ini akan lebih tinggi lagi, karena angka
perbandingan biji dengan bagian serabut jauh lebih tinggi, sehingga kemungkinan biji
bersinggungan satu sama lain dalam kempa menjadi lebih besar. Dengan demikian
minyak yang terperangkap diantara celah biji-biji, sehingga tidak terperas keluar dari
kempa, akan lebih banyak. Selain itu, gaya yang diberikan hanya akan diserap oleh
biji-biji saja. Serabut hampir tidak menerima gaya kempa, sehingga minyak yang
tersisa dalam serabut karena tidak terperas habis akan lebih banyak pula. Menurut
pengalaman, kempa ulir cocok untuk TBS yang mempunyai perbandingan biji dengan
daging buah sebesar 25:75 atau lebih (Mangoensoekarjo, 2003)
Selain proses pengepresan, ekstraksi minyak juga dapat dilakukan dengan
beberapa proses lain yaitu ekstraksi dengan sentrifugasi, ekstraksi dengan bahan
pelarut, dan ekstraksi dengan tekanan hidrolis.
Ekstraksi dengan sentrifugasi dan ekstraksi dengan tekanan hidrolis punya
kelemahan dimana ampas press langsung tercampur dengan minyak yang dihasilkan.
Halimahtun Sadiah : Pengaruh Proses Pengepresan (Screw Press) Terhadap Persentase Kehilangan Minyak Kelapa
Sawit Yang Terdapat Pada Ampas Press Di PT. Socfin Indonesia Kebun Aek Loba, 2009.
dengan mengatur cone, hal ini akan menyebabkan efek samping yaitu ditemukan
persentase biji pecah yang tinggi dan dapat mempercepat kerusakan screw press,
bahkan dapat menyebabkan kebakaran elektromotor screw press. Tekanan kerja cone
yang rendah akan menghasilkan ampas dengan kadar minyak yang tinggi dengan
sedikit jumlah biji pecah sudah berkurang. Oleh sebab itu pengoperasian screw press
hendaknya dipertimbangkan keuntungan dan kerugian yang diakibatkannya.
Kerusakan cone yang terjadi di pabrik sering dibiarkan begitu saja tanpa
diperbaiki, dengan melakukan pengturan pada panel board yang mengatur amper arus
masuk, hal ini sudah bertentangan dengan prinsip kerja alat continuous pressing dan
berakibat pada kerusakan elektromotor yang cepat.
2. Stabilitas tekanan
Tekanan yang terlalu bervariasi akan mengakibatkan pengaruh negatif
terhadap proses pengempaan dan terhadap alat kempa. Adjust yang dilakukan pada
elektromotor dan cone yang secara terpisah tidak dapat mempertahankan tekanan yang
stabil. Untuk menstabilkan tekanan kerja dan tekanan lawan pada screw press
dilakukan dengan cara mengganti geardriven
Halimahtun Sadiah : Pengaruh Proses Pengepresan (Screw Press) Terhadap Persentase Kehilangan Minyak Kelapa
Sawit Yang Terdapat Pada Ampas Press Di PT. Socfin Indonesia Kebun Aek Loba, 2009.
arah putaran screw sehingga cake yang berbeda dalam cylinder press dapat
dikeluarkan.
Tujuan untuk menstabilkan tekanan pressan adalah :
a. Memperkecil kehilangan minyak dalam ampas, dengan meratanya adonan masuk
kedalam screw press yang diimbangi dengan tekanan stabil maka ekstraksi minyak
akan lebih sempurna, dengan demikian kehilangan minyak akan lebih rendah.
b. Menurunkan jumlah biji pecah. Semakin tinggi variasi tekanan dalam screw press
maka jumlah biji pecah semakin tinggi.
c. Memperpanjang umur teknis. Umur teknis alat seperti screw, cylinder press, dan
elektromotor lebih tahan lama karena kurangnya goncangan elektrik dan mekanis.
Untuk menstabilkan tekanan pressan maka dilakukan suatu system interlocking
antara power penggerak screw dengan hydraulic cone. Dengan cara ini satu dengan
lainnya saling mengurangi lonjakan-lonjakan tekanan baik karena keadaan adonan
maupun akibat perubahan tegangan arus balik.
Halimahtun Sadiah : Pengaruh Proses Pengepresan (Screw Press) Terhadap Persentase Kehilangan Minyak Kelapa
Sawit Yang Terdapat Pada Ampas Press Di PT. Socfin Indonesia Kebun Aek Loba, 2009.
Halimahtun Sadiah : Pengaruh Proses Pengepresan (Screw Press) Terhadap Persentase Kehilangan Minyak Kelapa
Sawit Yang Terdapat Pada Ampas Press Di PT. Socfin Indonesia Kebun Aek Loba, 2009.
BAB 3
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1. Alat
a. Cawan Petridis Steriplan
b. Neraca analitis Presica & Sartorius
c. Oven listrik Memmert
d. Cawan aluminium
e. Hot plate Best Tech & Gerhardt
f. Desikator Perth
g. Labu alas Pyrex
h. Alat Soklet Scot Duran
3.2. Bahan
a. Ampas press
b. N-Heksana
c. Extraction timble
d. Kapas
3.3. Prosedur
a. Kadar air
- cawan aluminium ditimbang terlebih dahulu
- ampas press 20 g dimasukkan kedalam cawan aluminium
Halimahtun Sadiah : Pengaruh Proses Pengepresan (Screw Press) Terhadap Persentase Kehilangan Minyak Kelapa
Sawit Yang Terdapat Pada Ampas Press Di PT. Socfin Indonesia Kebun Aek Loba, 2009.
ampas press yang telah kering disokletasi selama 4 jam, minyak yang terdapat
pada ampas press terlarut bersama N-Heksana
labu alas yang berisi minyak dipanaskan dalam oven selama 15 menit
Halimahtun Sadiah : Pengaruh Proses Pengepresan (Screw Press) Terhadap Persentase Kehilangan Minyak Kelapa
Sawit Yang Terdapat Pada Ampas Press Di PT. Socfin Indonesia Kebun Aek Loba, 2009.
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Data
Tabel 1. Persentase minyak dalam ampas press
Tanggal
No
Berat ampas
% minyak kering (%
kering (g)
ekstraksi (g)
kehilangan minyak)
5,0974
0,3201
6,28
6,9502
0,4351
6,26
6,0861
0,3859
6,34
6,8392
0,4309
6,30
pengamatan sampel
12/01/2009
Rata-rata
13/01/2009
6,29
1
6,0487
0,3823
6,32
7,4033
0,4627
6,25
9,5993
0,6124
6,38
10,0084
0,6285
6,28
Rata-rata
14/01/2009
6,31
1
6,1904
0,3906
6,31
9,8182
0,6156
6,27
6,9924
0,4426
6,33
6,9824
0,4448
6,37
Rata-rata
15/01/ 2009
6,32
1
7,2944
0,4588
6,29
7,7435
0,4902
6,33
7,6455
0,4870
6,37
6,7402
0,4219
6,26
Rata-rata
16/01/ 2009
6,31
1
5,8628
0,3664
6,25
4,1365
0,2577
6,23
Halimahtun Sadiah : Pengaruh Proses Pengepresan (Screw Press) Terhadap Persentase Kehilangan Minyak Kelapa
Sawit Yang Terdapat Pada Ampas Press Di PT. Socfin Indonesia Kebun Aek Loba, 2009.
4,9918
0,3135
6,28
5,9221
0,3755
6,34
Rata-rata
17/01/ 2009
6,28
1
6,9644
0,4429
6,36
6,0346
0,3808
6,31
5,8921
0,3712
6,30
6,1971
0,3879
6,26
Rata-rata
6,31
4.2. Perhitungan
% minyak kering
x 100 %
= 6,28 %
Untuk sampel berikutnya dilakukan perhitungan yang sama sehingga dihasilkan data
pada tabel 1.
4.3. Pembahasan
Kehilangan persentase kehilangan minyak kelapa sawit pada proses
pengepresan yang didapat dari data adalah rata-rata 6,28 6,32 %. Persentase
kehilangan minyak sawit tersebut sesuai dengan standar pabrik yaitu
7 %. Namun
akan lebih baik jika persentase kehilangan minyak lebih kecil lagi karena akan
menghasilkan kerugian minyak lebih sedikit pada akhir pengolahan minyak kelapa
sawit.
Halimahtun Sadiah : Pengaruh Proses Pengepresan (Screw Press) Terhadap Persentase Kehilangan Minyak Kelapa
Sawit Yang Terdapat Pada Ampas Press Di PT. Socfin Indonesia Kebun Aek Loba, 2009.
Persentase kehilangan minyak kelapa sawit yang didapat dari data tersebut
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu tipe screw press, tekanan kerja screw press,
dan air pengencer.
Tipe screw press yang baik adalah tipe Speichim yang memiliki feed screw,
sehingga kontinuitas dan jumlah bahan yang masuk konstan dibandingkan dengan
adonan yang masuk berdasarkan gravitasi. Penggunaan feed screw akan menimbulkan
pertambahan investasi dan biaya perawatan yang lebih besar. Persentase kehilangan
minyak dalam proses pengepresan bisa dikurangi dengan memberikan perhatian yang
lebih intensif dalam pengoperasiannya.
Berdasarkan tekanan kerja screw press, diperhatikan pada 2 faktor yaitu
tekanan lawan dan stabilitas tekanan. Menurut faktor tekanan lawan, menurunkan
kadar minyak dalam ampas tekanan lawan dilakukan dengan menaikkan tekanan
dengan mengatur cone, namun hal ini akan menyebabkan ditemukan persentase biji
pecah yang tinggi dan dapat mempercepat kerusakan screw press, bahkan dapat
menyebabkan kebakaran elektromotor screw press. Sedangkan jika tekanan kerja cone
yang rendah akan menghasilkan ampas dengan kadar minyak yang tinggi dengan
sedikit jumlah biji pecah sudah berkurang. Oleh sebab itu pengoperasian screw press
harus benar-benar dipertimbangkan keuntungan dan kerugian yang diakibatkannya.
Selain itu,kerusakan cone yang terjadi di pabrik sering dibiarkan begitu saja tanpa
diperbaiki. Selain tekanan lawan, stabilitas tekanan juga harus diperhatikan dengan
cara melakukan suatu system interlocking antara power penggerak screw dengan
hydraulic cone. Sehingga akan memperkecil kehilangan minyak dalam ampas, dengan
meratanya adonan masuk kedalam screw press yang diimbangi dengan tekanan stabil
Halimahtun Sadiah : Pengaruh Proses Pengepresan (Screw Press) Terhadap Persentase Kehilangan Minyak Kelapa
Sawit Yang Terdapat Pada Ampas Press Di PT. Socfin Indonesia Kebun Aek Loba, 2009.
maka ekstraksi minyak akan lebih sempurna, dengan demikian kehilangan minyak
akan lebih rendah.
Faktor yang terakhir adalah air pengencer. Jumlah air pengencer yang
diberikan sangat tergantung pada suhu air pengencer, semakin tinggi suhu air
pengencer maka jumlah air yang diberikan semakin sedikit. Jumlah air pengencer
yang diberikan menurut hasil percobaan pada beberapa alat screw press yaitu 50-75%
terhadap kandungan minyak dalam adonan tersebut, misalnya jika rendemen minyak
22% dengan kapasitas screw press 10 ton TBS/jam maka air yang disemprotkan
sebagai air pengencer sebanyak 1,1-1,65 M3. Sehingga jika menurunkan persentase
kehilangan minyak pada ampas press, harus benar-benar diperhatikan dan
diperhitungkan dengan baik jumlah air pengencer yang diberikan pada screw press.
Proses ekstraksi dengan menggunakan screw press lebih baik daripada proses
ekstraksi dengan cara lain. Proses ekstraksi dengan screw press tidak membutuhkan
biaya yang besar untuk membeli pelarut dan ampas press yang didapat langsung
terpisah dengan minyak yang dihasilkan sehingga hanya diperlukan pemisahan
serabut-serabut kecil dalam jumlah yang lebih sedikit. Selain itu, pada proses ekstraksi
menggunakan screw press buah kelapa sawit yang berupa bubur (hasil proses
pencacahan) yang masuk kedalam screw press dapat disesuaikan kapasitasnya dengan
tekanan screw pressnya.
Pada analisa laboratorium untuk mengetahui persentase kehilangan minyak
yang terdapat pada ampas press dilakukan proses pemisahan secara sokletasi. Pelarut
yang digunakan adalah N-Heksana, dimana N-Heksana merupakan bahan non polar
sehingga bisa melarutkan minyak yang juga berupa bahan non polar
Halimahtun Sadiah : Pengaruh Proses Pengepresan (Screw Press) Terhadap Persentase Kehilangan Minyak Kelapa
Sawit Yang Terdapat Pada Ampas Press Di PT. Socfin Indonesia Kebun Aek Loba, 2009.
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
-
Dari data percobaan didapat persentase kehilangan minyak sawit yang terdapat
dalam ampas press pada PT. Socfindo Indonesia Kebun Aek Loba adalah 6,28
6,32 % dimana hasil tersebut sesuai standar pabrik yaitu 7 %
5.2. Saran
Kehilangan minyak yang didapat dari ampas press sesuai standar, namun akan
lebih baik jika kehilangan minyak tersebut lebih kecil dari 6,28 % sehingga persentase
kehilangan minyak sawit pada proses akan lebih sedikit. Untuk mencapai hal tersebut
hendaknya harus lebih diperhatikan hal-hal seperti tipe screw press, tekanan kerja
screw press, dan air pengencer. Selain itu juga harus diperhatikan kondisi alatnya
dengan baik, dimana harus dilakukan perawatan yang optimum agar alatnya bekerja
dengan maksimal.
Halimahtun Sadiah : Pengaruh Proses Pengepresan (Screw Press) Terhadap Persentase Kehilangan Minyak Kelapa
Sawit Yang Terdapat Pada Ampas Press Di PT. Socfin Indonesia Kebun Aek Loba, 2009.
DAFTAR PUSTAKA
Halimahtun Sadiah : Pengaruh Proses Pengepresan (Screw Press) Terhadap Persentase Kehilangan Minyak Kelapa
Sawit Yang Terdapat Pada Ampas Press Di PT. Socfin Indonesia Kebun Aek Loba, 2009.
Lampiran A : Standar mutu produksi POM (Palm Oil Mill) Aek Loba PT. Socfin
Indonesia
No
A
Standart mutu
Mutu Buah
- Buah mentah
< 1,50 %
- Buah normal
> 98 %
- Buah busuk
<1%
- Brondolan
>3%
0,80 %
3,00 %
3,00 %
7,00 %
0,50 %
1,50 %
3,00 %
0,60 %
0,40 %
0,30 %
1,50 %
1,00 %
0,50 %
1,00 %
97 %
Halimahtun Sadiah : Pengaruh Proses Pengepresan (Screw Press) Terhadap Persentase Kehilangan Minyak Kelapa
Sawit Yang Terdapat Pada Ampas Press Di PT. Socfin Indonesia Kebun Aek Loba, 2009.
- Ripple Mil no 2
97 %
- Nut Cracker no 3
97 %
Line II
- Ripple Mil no 1
97 %
- Ripple Mil no 2
97 %
- Nut Cracker no 3
97 %
Line III
- Ripple Mil no 1
97 %
- Ripple Mil no 2
97 %
- Nut Cracker no 3
97 %
2,30 %
- Moisture
0,10 %
- Impur itis
0,05 %
7,00%
- Inti Pecah
15,00%
- Kadar kotoran
3,00%
Halimahtun Sadiah : Pengaruh Proses Pengepresan (Screw Press) Terhadap Persentase Kehilangan Minyak Kelapa
Sawit Yang Terdapat Pada Ampas Press Di PT. Socfin Indonesia Kebun Aek Loba, 2009.
TBS
Jembatan timbang
Loading Ramp
Sterilizer
Stripper
Digester
Screw Press
Depericarper
Nut Silo
Distributor Tank
Nut Grading
Continuous tank
Nut Crackers
Sludge Tank
Oil Tank
Separating Tank
Decanter 3 Phase
Kernel Hydrocyclon
Purifier
Oil Vacum Drier
Shell
Hidrocyclon
Shell Grading
Kernel Vibrating
Kernel Drier
Water Phase
Daily Tank
Sludge Separator
Stock Tank
Mother Bak
Oil Recovery
Kernel Bin
Boiler
V. Fat - Fit
To FPKO T.
Gambus
To FRF T.Gambus
H. Fat - Fit
Baseulator
Effluent Treatment
River Aek Kuasan
Halimahtun Sadiah : Pengaruh Proses Pengepresan (Screw Press) Terhadap Persentase Kehilangan Minyak Kelapa
Sawit Yang Terdapat Pada Ampas Press Di PT. Socfin Indonesia Kebun Aek Loba, 2009.
Halimahtun Sadiah : Pengaruh Proses Pengepresan (Screw Press) Terhadap Persentase Kehilangan Minyak Kelapa
Sawit Yang Terdapat Pada Ampas Press Di PT. Socfin Indonesia Kebun Aek Loba, 2009.