Anda di halaman 1dari 62

1.

SEBELUM MENGENAL HEWAN SEBAGAI


ALAT ANGKUTAN
2. SETELAH MENGENAL HEWAN SEBAGAI
ALAT ANGKUTAN
Manusia sudah mengenal konstruksi jalan.
* Bentuk jalan bertangga tangga sudah
dibuat lebih mendatar.
* Batu batu yang ditempatkan jarang
jarang ditempat yang jelek sudah dibuat
lebih kerap.
3. SETELAH MENGENAL
KENDARAAN
BERODA

KONSTRUKSI
1. Jalan Tanah : adalah jalan yang bahan

perkerasannya tanah, yang didapat dari


meratakan
muka
tanah,
apakah
itu
diperlukan penggalian atau timbunan.
Timbunan :
Tanggul
35%

Sal. Pembuang
Antara 10 20 m
Jalur LL

Galian :
Muka Tanah

35%

Jalur LL

2. Jalan Kerikil
a.

Berm
4 6 cm
Batu Kerikil

Batu Kerikil
Berm

Batu pinggir batu kali 10/15

3. Jalan Batu Pecah


a.

b.

Pasir Kasar

Batu Pecah 6/7

4 8 cm
Batu Kerikil (Permulaan)
Batu Pinggir
Batu Kali / Pecah

4. JALAN SISTEM TELFORD

Bahan dasar untuk lapisan cengkam yang dipakai adalah batu kali
Prinsip : Desak mendesak
Pasir Aspal lap. aus
Batu Kali 5 / 7
Batu Kali 15 / 20 25 / 30
Batu Pinggir
Batu Kali
10 / 15 15 / 25

Pasir Urug 10 20 cm

5. JALAN SISTEM MAC. ADAM

Prinsip : Tumpang Tindih


Batu Pecah

5. JALAN PENETRASI
2/3
3/5
15 / 20
Pasir Urug

7.

JALAN BUTAS
Aspal Beton
15 / 20
Pasir Urug

8. JALAN ASPAL BETON

Aspal Beton
Aspal Lama
5/7
15 / 20
Pasir Urug

Pembuatan Jalan :
Jalan Baru
Peningkatan Jalan / Highway Betterment
Konstruksi saat ini yang banyak kita pakai dengan urutan sebagai
berikut :
1. Badan Jalan
2. Sub. Base Course
3. Base Course
4. a. Asphalt Concrete
b. TBST
Pekerjaan yang akan kita kerjakan :
1. REKONSTRUKSI
Melaksanakan kons. yang dikehendaki, adakalanya dari
Embankment atau hanya dari Sub Grade Preparation saja.

2. RE-SURFACE: Pekerjaan penambahan sub base saja, baik lebar


maupun tebalnya.
3. OVERLAY
: Pada umumnya kita menambah lapisan aspal
( AC )
langsung diatas aspal/ jalan lama.
Ilmu tentang konstruksi jalan raya dapat dibedakan menjadi 3
bagian :
1. Perhitungan tebal perkerasan
2. Konstruksi perkerasan
3. Perencanaan geometrik
Perkembangan cara perhitungan tebal perkerasan dapat dibagi
3 bagian :
1. Menitik beratkan pada pengalaman dilapangan
2. Menitik beratkan pada teori dan analisa
3. Mengembangkan rumus teoritis tsb. Dengan percobaan
percobaan yang intensif di lab.

RUMUS EMPIRIS :

1. Berdasarkan Klas Jalan dan Keadaan Tanah Dasar

h = k1 . P
dimana :
h = tebal perkerasan ( cm )
P = klas jalan ( ton ) ( ESAL )
k1= suatu koeffisien ( cm/ton ) tergantung tanah dasarnya.
Tabel 1. Klas Jalan di Indonesia yang Masih Berlaku
Klas Jalan

Tek. Gandar Tunggal

Klas I
Klas II
Klas III
Klas IIIa
Klas IV
Klas VI

7 ton
5 ton
3,5 ton
2,75 ton
2 ton
1,5 ton

No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Tabel 2. Nilai Koefisien k


No.

Koef.Tanah Dasar

Tanah Bagus

Jenis Tanah Dasar


* Tanah Pasir Berkerikil

Nilai k1
2,5 (cm/ton)

* Tanah Pasir Berbatu


2

Tanah Baik

Tanah Sedang

Tanah Jelek

* Tanah Pasir

5 (cm/ton)

* Tanah Liat/ Silt

7,5 (cm/ton)

* Tanah Liat Mengandung Organik

10 (cm/ton)

Contoh : Hitung tebal perkerasan jalan kelas I di tanah baik.


h = k1 . P = 5 x 7 = 35 cm.

2. Berdasarkan Jumlah Tonase Kendaraan yang Lewat dan


Keadaan Tanah Dasar.
h = k2. P
dimana :

h = tebal perkerasan ( cm )
P = P1 + P2 + P3 + ......
= jumlah tonase kend. Yg lewat.
k2 = suatu koef. ( cm/ 100 ton )

Tabel 3. Nilai k2 dan Tebal Minimum


Klasifikasi
No Tanah Dasar
.
1.
2.
3.
4.

Bagus
Baik
Sedang
Jelek

Nilai k2

Tebal Minimum
Perkerasan

1 cm/100 t
2,5 cm/100 t
3 cm/100 t
4 cm/100 t

10 cm
20 cm
30 cm
40 cm

PERHITUNGAN TEBAL PERKERASAN


DENGAN METHODE TANPA BAHAN PENGIKAT
( UNBOUND METHODE )
= (tnh )
= tek.dari atas akibat muatan kend.
tnh = Daya dukung tanah dasar yang
diijinkan.

Pada konstruksi perkerasan yang konvensional


ada 3 lapisan :
1. Lapisan teratas ( surface ) dibuat dari beton aspal
( AC )
2. Lapisan tengah ( base ) dibuat dari batu pecah
kualitas baik.
3. Lapisan bawah ( sub base ) dibuat dari batu pecah
kualitas sedang atau

W=P

45o

t
r=h

h = tebal perkerasan
P = tekanan gandar ( statis ) maksimum
W = P = tekanan roda statis
t = kekuatan tanah dasar
= koef. Keamanan untuk kejut dan untuk getaran karena
lalu lintas.
P dinamis = .P = 1,25 4 ( tergantung lalu lintasnya)

HUKUM KESEIMBANGAN :
Gaya muatan atas karena W harus sama dengan gaya
dukung
dari tanah dasar karena t.
= luas daerah tekanan x t
= r2 x t
= P . h2 . t
2 .t
jadi : h
=
( statis )......1.
W
P

h =

.P
2 .t

( dinamis ) ........ 1a

SISTIM CBR

Hubungan antara CBR, E ( modulus Elastisitas ) dari tanah dan


t.
Rumus umum : t = . E
Menurut Yeuffroys, = 0,008
Menurut Heukolom, E = 110 CBR ( % )
Menurut Darmon,
E = 100 CBR ( % )
Untuk tanah diambil E = 100 CBR
Sehingga didapat :
t = . E
= 0,008 x 100 CBR
t = 0,8 CBR
Harga t ini dimasukkan ke rumus 1a :
h=

.P
2. .t

.P
2 .0,8CBR

.P
1,6. .CBR

Harga koef. Kejut menurut Asphalt Institute :


a = 4
: lalu lintas sangat padat
b = 3,085
: lalu lintas padat
c = 2,170
: lalu lintas sedang
d = 1,25
: lalu lintas jarang
Bila koef. Tersebut dimasukkan rumus 1a, maka :
P
Ha = 28 CBR

P
Hc = 20 CBR

P
CBR

Hd = 16

Hb = 25

P
CBR

;
;

CONTOH SOAL

Jalan lingkar selatan direncanakan untuk jalan klas II dengan


muatan gandar maksimum 14,0 ton dengan lalu lintas padat.
CBR tanah liat / pasir laut yang dipadatkan untuk tanah dasar
diambil 5 %.
P
H = 25 CBR

14
= 255 = 41,8 42 cm

Gambar Rencana Konstruksi :


4 Surface (Stabilitas Marshall
8 Binder (Stabilitas Marshall
1500)
800)Base CBR 80 %
20
10 Sub. Base CBR 20 %

FAKTOR LALU LINTAS

Menurut Kerkhoven dan Darmon :


* Pada muatan titik tidak berulang : t =
.E . E
1 0,7 log n

* Pada muatan titik berulang n kali : t =


P
2 .t

Bila dimasukkan ke rumus 1 : h =


P
Akibat muatan
berulang :
.E
2
h = 1 0,7 log n

h=

(1 0,7 log n) P
2 .E

.........1b

.P
dari 1a: h =
2 .t
.P
h = 2 . .E

Dari 1a dan 1b dapat dibandingkan bahwa :


= 1 + 0,7 log n
lalu : t = . E = 0,008 . E = 0,8 CBR
dimasukkan ke rumus 1b :
(1 0,7 log n) P
h = 2 .0,8.CBR

h =14

P(1 0,7 log n)


CBR

P = Pmaks., kalau dijadikan Po ( tonase klas jalan ), maka :


P = 2Po

2 Po(1 0,7 log n)


h = 14
CBR

h = 20 Po(1 0,7 log n)


CBR
Bila dicocokkan dengan nilai yang dulu : = 1 + 0,7 log n
No.
Kod
e
a
b
c
d

Klasifikasi
Lalu lintas

Nilai n
maks.

yg sekarang
(=1+0,7log
n)

yang
dulu

LL sangat Padat
LL padat
LL sedang
LL jarang

10.000
1.000
100
10

3,8
3,1
2,4
1,7

4
3,085
2,170
1,25

Menghitung Tebal Lapisan Lapisan D1, D2, D3


htd = tinggi konst. Sampai base
htd = tinggi konst. Sampai sub base

htd = tinggi konst. Sampai sub grade

Rumus Rumus :
a. hb

= D1 = 20

Po(1 0,7 log n)


CBRbase

b. hsb

= D2 = 20

Po(1 0,7 log n)


CBRsubbase

c. htd

= D3 = 20

Po(1 0,7 log n)


CBRsubgrade

Bila faktor faktor regional diperhitungkan, maka faktor LL


( n ) diganti dengan no, dimana :
no = . . n
= faktor keadaan drainase setempat
= faktor curah hujan setempat
n = LL ekivalen rencana
no = LL ekivalen yang diperhitungkan.

RUMUS ANALITIS DENGAN BAHAN PENGIKAT


( BOUND METHOD )
Nilai Ekivalen Tebal Lapisan ( a )
D1
o

45

D2

II

D3

Jadi sesungguhnya, h = D1 tg 1 + D2 tg 2 + D3 tg 3
Bila h = heq, maka :
tg 1 = a1
tg 2 = a2
tg 3 = a3
Sehingga : heq = a1D1 + a2D2 + a3D3
heq =

20

Po(1 0,7 log n)


CBR

Beberapa Contoh Kombinasi Konstruksi :


a. Kombinasi :
- D1 = Surface dari aspal beton klas A
- D2 = Base dari batu pecah dengan CBR 80
- D3 = Sub base dari sirtu dengan CBR 30
Rumus : heq = 2 D1 + D2 + 0,75 D3
b. Kombinasi :
- D1 = Surface dari aspal beton klas B
- D2 = Base dari batu pecah dengan CBR 80
- D3 = Sub base dari sirtu dengan CBR 30
Rumus : heq = 1,5 D1 + D2 = 0,75 D3
c. Kombinasi :
- D1 = Surface dari aspal beton klas C
- D2 = Base dari batu pecah dengan CBR 80
- D3 = Sub base dari sirtu dengan CBR 30
Rumus : heq = D1 + D2 + 0,75 D3

FAKTOR REGIONAL
Lamanya air tertahan didalam konstruksi perkerasan/ tanah
dasar sangat dipengaruhi :
a. Keadaan drainase.
b. Lamanya atau banyaknya curah hujan didaerah tsb.
c. Sifat tanah menahan air.
Rumus umum : heq20
= Po(1 0,7 log n)
CBR
no = u. . . n
20

heq =

Po(1 0,7 log u. . .n)


CBR

heq = a1D1 + a2D2 + a3D3

dimana :
no = LL ekivalen yang diperhitungkan
u = UR ( tahun )
= faktor keadaan drainase lingkungan
= faktor curah hujan dan P.I bahan/ tanah dasar
n = LL ekivalen yang direncanakan
Tabel 4. Faktor Drainase ( )
No.

Klasifikasi

Air Tanah

Jenis Tanah

1.
2.
3.
4.

Bagus
Baik
Sedang
Jelek

Dalam
Dalam
Tinggi
Tinggi

Berbutir kasar
Berbutir halus
Berbutir kasar
Berbutir halus

1,0 1,5
1,5 2,5
2,5 3,5
3,5 5,0

Tabel 5. Faktor Curah Hujan ( )


Jenis Tanah
No.
PI 10
1.
2.
3.

Curah Hujan
Jarang
Sedang
Banyak

=1,25-1,75
=1,75-2,50
=2,50-4,00

PI = 10 - 20

PI = 20 - 30

=2,00-2,50
=2,50-4,00
=4,00-7,00

=2,50-3,00
=3,00-6,00
=6,00-12,5

Tabel 6. Faktor Lalu Lintas


LER ( n )

No.

Klasifikasi
Kepadatan
LL

D1+D2 min
( cm )

D1 min
( cm )

1
2
3
4

Sangat Padat
Padat
Sedang
Jarang

> 1000
100 1.000
10 100
1 - 10

25
20
15
12,5

9 -10
78
78
45

MACAM MACAM PERKERASAN


1. Flexible Pavement
2. Rigid Pavement
3. Composite Pavement
1. FLEXIBLE PAVEMENT
Bahan perkerasan terdiri dari : Bahan ikat ( aspal ), batu.
Umumnya terdiri dari 3 lapis atau lebih.
P TON

SURFACE COARSE
BASE COARSE

TEBAL PERKERASAN
SUB BASE COARSE

SUB GRADE

2. RIGID PAVEMENT
Bahan perkerasan terdiri dari : Bahan ikat ( PC ), batu.
Joint

Joint
Tebal
Slab Beton
Base Coarse

Sub Grade

3. COMPOSITE PAVEMENT
Merupakan kombinasi antara Rigid dan Flexible Pavement.
Flexible
Rigid

Perencanaan Perkerasan, Meliputi :


a. Structural Pavement Design
Yaitu menentukan tebal dari pavement dan
komponennya.
Misal : Tebal flexible pavement dan
perinciannya untuk ketebalan
surface, base dan sub
base.
b. Paving Mixture Design
Yaitu menentukan jenis dan kualitas bahan yang digunakan
beserta bagian-bagiannya.
Misal : kualitas beton, perbandingan campuran antara
semen, pasir
dan kerikil.

BAHAN PERKERASAN

ASPAL
Macam-macam aspal :
a. Aspal alam, terdapat di alam, misalnya :
- Lake Asphalt : Trinidad, Bermuda
- Rock Asphalt : P. Buton
b. Aspal Buatan, diperoleh dari distilasi minyak tanah mentah.
Ada 2 macam : * Aspal keras ( asphalt cement AC )
* Aspal cair ( cutback asphalt ) termasuk
juga aspal emulsi.
ASPAL KERAS ( AC )
Ada beberapa jenis aspal keras, missal :
AC.40-50; AC.50-60; AC.60-80 dll.

Syarat umum AC :
* AC berasal dari hasil minyak bumi
* Kadar parafin dalam aspal tidak melebihi 2 %
* Tidak mengandung air dan tidak berbusa jika dipanaskan
sampai 175o C.
ASPAL CAIR
Dibuat dengan mencampur AC dan hasil penyulingan minyak
mentah.
AC + gasoline
RC
AC + kerosen
MC
AC + diesel oil

SC

2. BATU PECAH ( AGREGATE )

Terdiri atas agregat alam


maupun buatAgregat dapat dinyatakan dengan mengukur
butiran. Untuk mengetahui butiran, dikenal beberapa ukuran
saringan :
1
no.8 2,36 mm
no.80 0,177 mm
1
no.10 2,00 mm
no.100 0,150 mm
no.30 0,60 mm
no.120 0,120 mm
no.40 0,42 mm no.140 0,105 mm no. 4 4,76 mm
no.60 0,25 mm no.200 0,074 mm

Macam macam agregat berdasarkan ukuran butirannya :


Agregat Kasar, butiran yang tinggal diatas 4. * Agregat
Halus, butiran yang terletak 4 - 200 * Agregat Pengisi,
butiran yang lolos 200.

Pada pekerjaan jalan, penggunaan agregat biasanya ditunjukkan


dengan menuliskan gradasi dari agregat yang akan digunakan.
Contoh : agregat untuk base coarse dituliskan gradasinya sbb :
Saringan

% butiran lolos

100

75 - 95

35 - 65

No. 4
30 - 40

No. 200
0-7

Contoh pencampuran beberapa agregat dengan gradasi yang


berbeda sebagai berikut :
* Agregat A dan B dengan gradasi yang berbeda harus dicampur
sehingga mendapatkan campuran yang memenuhi limit
spesifikasi C.
% Lolos

2
1

no.4
no.10
no.200

100
100
65
25
15
3

100
95
85
50
40
7

100
90 100
65 80
30 40
20 35
05

Penyelesaian :
1. Gradasi agregat A digambarkan pada sisi kiri.
2. Gradasi agregat B digambarkan pada sisi kanan.
3. Titik pada gradasi A dan B yang mempunyai butiran/
ayakan yg sama saling dihubungkan.
4. Gambarkan pada garis garis hubung tersebut batas batas
gradasi agregat C untuk nomor ayakan yang sama.
5. Tentukan daerah/ garis yang masuk dalam batasan tersebut
dan dengan demikian akan didapat perbandingan campuran
A dan B yang memenuhi gradasi agregat C.
Analisa Saringan untuk 3 Fraksi
%

L
O
L
O
S

Saringan No.

3/8

No.4

No.8

No.30

No.50

No.200

Limit Spesifikasi

95/100

65/85

40/75

25/60

15/30

10/20

3/11

Agg. Fraksi I

90

40

25

10

2,5

1,0

0,5

Agg. Fraksi II

98

94

70

35

10

Agg. Fraksi III

100

97

90

75

40

25

15

Saringan No.

3/8

No.4

No.8

No.30

No.50

No.200

Agg. Fraksi I
( 23,33 )

20,99

9,33

5,83

2,333

0,583

0,233

0,117

Agg. Fraksi II
( 11,67 )

11,44

10,97

8,17

4,085

1,167

0,584

0,233

Agg. Fraksi III


( 65 % )

65

63,05

58,50

48,75

26,00

16,25

9,75

Limit Spesifikasi

95/100

65/85

40/75

25/60

15/30

10/20

3/11

Campuran

97,43

83,35

72,50

55,17

27,75

17,06

10,10

LALU LINTAS TINGGI


1. Rencanakan : Tebal perkerasan untuk jalan 2 jalur 2 arah, data lalu
lintas tahun 2005 seperti dibawah ini, dengan umur rencana :
a. 10 tahun b. 15 tahun.
2. Data Data :
* Kendaraan ringan 2 ton ( 1 + 1 )
= 3500 kend.
* Bus 8 ton ( 3 + 5 ) = 1750 kend.
* Truk 2 as 13 ton ( 5 + 8 )
= 450 kend.
* Truk 3 as 20 ton ( 6 + 7.7 ) = 120 kend.
* Truk 5 as 30 ton ( 6 + 7.7 + 5 + 5 ) =
80 kend.
LHR2005 = 5.900 kend/hr/2 jalur
Jalan akan dibuka tahun 2008 ( awal umur rencana ) dengan i = 4 %,
perkembangan lalu lintas ( i ) = untuk 10 th = 6% dan untuk 15 th =
5%.
CBR tanah dasar = 3,4 % ; IP = 2,0 ; FR = 1,0
Bahan Bahan Perkerasan :

Asbuton ( MS. 744 )


Batu Pecah ( CBR 100 )
Sirtu ( CBR 60 )

3. Penyelesaian :
LHR pada tahun 2008 ( awal UR )
dengan rumus ( 1 + i )n
Kend. Ringan 2 t = 3937 kend. Bus 8 t
= 1968 kend. Truk
2 as 13 t = 506 kend.
Truk 3 as 20 t= 135 kend. Truk 5
as 30 t =
90 kend.
LHR pada tahun ke 10
* Kend. Ringan 2 t
= 7051 kend.
* Bus 8 t = 3525 kend.
* Truk 2 as 13 t= 906 kend.
* Truk 3 as 20 t= 241 kend.
* Truk 5 as 30 t= 161 kend.
LHR pada tahun ke 15
* Kend. Ringan 2 t
= 8185 kend.
* Bus 8 t = 4091 kend.
* Truk 2 as 13 t= 1052 kend.
* Truk 3 as 20 t= 282 kend.
* Truk 5 as 30 t= 187 kend.

Setelah dihitung, angka ekivalen ( E ) masing-masing kend.


sbb :
* Kend. Ringan 2 t
= 0,0002 + 0,0002 = 0,0004
* Bus 8 t
= 0,0183 + 0,1410 = 0,1593
* Truk 2 as 13 t
= 0,1410 + 0,9238 = 1,0648
* Truk 3 as 20 t
= 0,2923 + 0,7452 = 1,0375
* Truk 5 as 30 t
= 1,0375 + 2 (0,1410)
= 1,3195
MENGHITUNG LEP :
* Kend. Ringan 2 t
= 0,50 x 3937 x 0,0004
= 0,7874
* Bus 8 t
= 0,50 x 1968 x 0,1593
= 156,75
* Truk 2 as 13 t
= 0,50 x 506 x 1,0648
= 268,39
* Truk 3 as 20 t
= 0,50 x 135 x 1,0375
= 70,03
* Truk 5 as 30 t
= 0,50 x 90 x 1,3195 = 59,38
LEP = 556,34

MENGHITUNG LEA 10 TAHUN :


* Kend. Ringan 2 t
= 0,50 x 7051 x 0,0004
= 1,4102
* Bus 8 t
= 0,50 x 3525 x 0,1593
= 280,77
* Truk 2 as 13 t
= 0,50 x 906 x 1,0648
= 482,35
* Truk 3 as 20 t
= 0,50 x 241 x 1,0375
= 125,02
* Truk 5 as 30 t
= 0,50 x 161 x 1,3195
= 106,22
LEA10

= 995,77

MENGHITUNG LEA 15 TAHUN :


* Kend. Ringan 2 t
= 0,50 x 8185 x 0,0004
= 1,637
* Bus 8 t
= 0,50 x 4091 x 0,1593
= 325,85
* Truk 2 as 13 t
= 0,50 x 1052 x 1,0648
= 560,08
* Truk 3 as 20 t
= 0,50 x 280 x 1,0375
= 145,25
* Truk 5 as 30 t
= 0,50 x 187 x 1,3195
= 123,37
LEA15

= 1156,19

MENGHITUNG LET :
LET10 = ( LEP + LEA10 )
LET15 = ( LEP + LEA15 )

MENGHITUNG LER :
LER10 = LET10 x UR/10
LER15 = LET15 x UR/10

=
=
=
=

( 556,34 + 995,77 )
776,06
( 556,34 + 1156,19 )
1284,41

= 776,06 x 10/10
= 1284,41 x 15/10

= 776,06
= 1926,62

MENCARI ITP :
CBR tanah dasar = 3,4 % ; DDT = 4 ; IP = 2,0 : FR = 1,0
LER10 = 776,06
ITP10 = 10 ( IP0 = 3,9 3,5 )
LER15 = 1926,62
ITP15 = 11 ( IP0 = 3,9 3,5 )

MENETAPKAN TEBAL PERKERASAN


* UR = 10 TAHUN
ITP = a1D1 + a2D2 + a3D3
10 = 0,35D1 + 0,14. 20 + 0,12. 10
10 = 0,35D1 + 4
D1 = 17,14 17,5 cm
* UR = 15 TAHUN
ITP = a1D1 + a2D2 + a3D3
11 = 0,35D1 + 0,14. 20 + 0,12. 10
11 = 0,35D1 + 4
D1 = 20 cm

PERENCANAAN KONSTRUKSI BERTAHAP


1. Rencanakan :
Tebal perkerasan untuk jalan 2 jalur, data-data lalu lintas
tahun 2005 seperti dibawah ini, dan umur rencana : ( 5 + 5 )
Jalan dibuka tahun 2008 ( i selama pelaksanaan = 3,2 %
per tahun ) FR = 1,0 dan data CBR tanah dasar = 3,4 %.
2. Data Data Lalu Lintas :
* Kendaraan ringan 2 ton ( 1 + 1 ) = 4785
* Bus 8 ton ( 3 + 5 ) = 2580
* Truk 2 as 13 ton ( 5 + 8 ) = 1875
* Truk 3 as 20 ton ( 6 + 7.7 )
= 925
* Truk 5 as 30 ton ( 6 + 7.7 + 5 + 5 )
=
70
LHR 2005 = 10.225 kend/hr/2 jurusan
Perkembangan Lalu Lintas ( i ) = 3,8 %
Bahan Bahan Perkerasan :
* Laston ( MS.590 )
* Batu Pecah Klas A
* Sirtu Klas B

* PENYELESAIAN :
LHR pada tahun 2008 ( awal umur rencana ) : i = 3,2 %
Rumus : LHR ( 1 + i ) n
* Kendaraan ringan 2 ton ( 1 + 1 )
= 5259,2
* Bus 8 ton ( 3 + 5 )
= 2835,6
* Truk 2 as 13 ton ( 5 + 8 )
= 2060,8
* Truk 3 as 20 ton ( 6 + 7.7 )
= 1016,6
* Truk 5 as 30 ton ( 6 + 7.7 + 5 + 5 )
=
76,9
LHR pada tahun ke 5, 10 ( Akhir Umur Rencana ) : i =
3,8 %
5 tahun
10 tahun
* Kendaraan ringan 2 ton
= 6337,3
7636,9
* Bus 8 ton
= 3417,0
4117,4
* Truk 2 as 13 ton
= 2483,2
2992,3
* Truk 3 as 20 ton
= 1225,0
1476,2
* Truk 5 as 30 ton
=
92,7
111,7

Angka Ekivalen ( E )
* Kendaraan ringan 2 ton
= 0,0002 + 0,0002 = 0,0004
* Bus 8 ton
= 0,0183 + 0,1410 = 0,1593
* Truk 2 as 13 ton
= 0,1410 + 0,9238 = 1,0648
* Truk 3 as 20 ton
= 0,2923 + 0,7452 = 1,0375
* Truk 5 as 30 ton
= 1,0372 +2(0,1410) = 1,3195
Menghitung LEP : Rumus C x LHR x E
* Kendaraan ringan 2 ton
= 0,50 x 5259,2 x 0,0004 = 0,0518
* Bus 8 ton
= 0,50 x 2835,6 x 0,1593 = 225,9
* Truk 2 as 13 ton
= 0,50 x 2060,8 x 1,0648 = 1097,1
* Truk 3 as 20 ton
= 0,50 x 1016,0 x 1,0375 = 527,4
* Truk 5 as 30 ton
= 0,50 x
76,9 x 1,3195 =
50,8
LEP = 1901,25

Menghitung LEA : Rumus C x LHR x E


- 5 Tahun
* Kendaraan ringan 2 ton
= 0,50 x 6337,3 x 0,0004 = 1,2674
* Bus 8 ton
= 0,50 x 3417,0 x 0,1593 = 272,16
* Truk 2 as 13 ton
= 0,50 x 2483,2 x 1,0648 = 1322,1
* Truk 3 as 20 ton
= 0,50 x 1225,0 x 1,0375 = 635,51
* Truk 5 as 30 ton
= 0,50 x
92,7 x 1,3195 = 61,165
LEA5 = 2292,21
- 10 Tahun
* Kendaraan ringan 2 ton
= 0,50 x 7636.9 x 0,0004 = 1.5274
* Bus 8 ton
= 0,50 x 4117.4 x 0,1593 = 327,9
* Truk 2 as 13 ton
= 0,50 x 2992.3 x 1,0648 = 1593.1
* Truk 3 as 20 ton
= 0,50 x 1476.3 x 1,0375 = 765.8
* Truk 5 as 30 ton
= 0,50 x 111.7 x 1,3195 =
73.7
LEA10= 2762,02

Menghitung LET
LET5 = ( LEP + LEA5 )
= ( 1901,25 + 2292,21 ) = 2096,73
LET10 = ( LEA5 + LEA10 )
= ( 2292,21 + 2762,12 ) = 2527,17
Menghitung LER :
LER5 = LET5 x UR/10 = 2096,73 x 5/10 = 1048,37
LER10 = LET10 x UR/10 = 2527,17 x 10/10 = 2527,17
Mencari ITP :
CBR = 3,4 ; DDT = 4 ; IP = 2,0 ; FR = 1,0 ; IP0 = 3,9 3,5
1,67 LER5
=1750,78
ITP5 =
2,5 LER10 = 6317,93
ITP10 =

Menetapkan Tebal Perkerasan :


* UR = ( 5 + 5 ) tahun
ITP5 = a1D1 + a2D2 + a3D3
= 0,35 D1 + 0,13 . 20 + 0,11 . 10
= 0,35 D1 + 3,7
0,35 D1 =
D1 =
ITP10 = a1D1 + a2D2 + a3D3
= 0,35 D1 + 0,13 . 20 + 0,11 . 10
= 0,35 D1 + 3,7
0,35 D1 =
D1 =
Susunan Perkerasan 5 Tahun
Laston MS 590
Batu Pecah Klas A = 20 cm
Sirtu Klas B = 10 cm
Susunan Perkerasan 10 Tahun
Laston MS 590
=
Batu Pecah Klas A = 20 cm
Sirtu Klas B = 10 cm

PELAPISAN TAMBAHAN
1. Rencanakan

Tebal lapisan tambahan lama 2 jalur, data lalu lintas tahun


2000 seperti di bawah ini, dan umur rencana adalah :
a. 5 tahun b. 10 tahun
Susunan perkerasan jalan lama :
* Asbuton ( MS 744 )
= 10,5 cm
* Batu Pecah ( CBR 100 ) = 20 cm
* Sirtu ( CBR 50 )
= 10 cm
Hasil penilaian kondisi jalan menunjukkan bahwa pada lapis
permukaan Asbuton terlihat crack sedang, beberapa
deformasi pada jalur roda akibat jumlah lalu lintas yang
melebihi perkiraan semula. FR = 1,0

2. Data data :

*
*
*
*
*

Kendaraan ringan 2 ton ( 1 + 1 )


Bus 8 ton ( 3 + 5 )
=
Truk 2 as 13 ton ( 5 + 8 )
=
Truk 3 as 20 ton ( 6 + 7.7 )
=
Truk 5 as 30 ton ( 6 + 7.7 + 5 + 5 )

= 2000 kendaraan
600 kendaraan
100 kendaraan
60 kendaraan
=
20 kendaraan

LHR2000 = 2780 kend./ hari/ 2 jurusan


* Perkembangan lalu lintas ( i ) :
untuk 5 tahun = 8 %
untuk 15 tahun = 6 %
* Bahan lapis tambahan Asbuton ( MS 744 )

3. Penyelesaian

LHR pada tahun ke 5, rumus ( 1 + i )n :


* Kendaraan ringan 2 ton = 2938,6 kendaraan
* Bus 8 ton
= 881,6 kendaraan
* Truk 2 as 13 ton
= 146,9 kendaraan
* Truk 3 as 20 ton
=
88,2 kendaraan
* Truk 5 as 30 ton
=
29,4 kendaraan
LHR pada tahun ke 15, ( akhir umur rencana ), rumus ( 1 +
1 )n :
* Kendaraan ringan 2 ton = 4793,1 kendaraan
* Bus 8 ton
= 1437,9 kendaraan
* Truk 2 as 13 ton
= 239,7 kendaraan
* Truk 3 as 20 ton
= 143,8 kendaraan
* Truk 5 as 30 ton
=
47,9 kendaraan

Setelah dihitung angka ekivalen ( E ) masing masing


kendaraan sebagai berikut :
* Kendaraan ringan 2 ton ( 1 + 1 ) = 0,0002 + 0,0002 = 0,0004
* Bus 8 ton ( 3 + 5 ) = 0,0183 + 0,1410 = 0,1593
* Truk 2 as 13 ton ( 5 + 8 )= 0,1410 + 0,9238 = 1,0648
* Truk 3 as 20 ton ( 6 + 7.7 ) = 0,2923 + 0,7452 = 1,0375
* Truk 5 as 30 ton ( 6 + 7.7 ) + 5 + 5
= 1,0375 + 2 (1,3195)
= 1,3195
Menghitung LEP :
* Kendaraan ringan 2 ton = 0,50 x 2000 x 0,0004 = 0,400
* Bus 8 ton = 0,50 x 600 x 0,1593 = 47,790
* Truk 2 as 13 ton = 0,50 x 100 x 1,0648 = 53,240
* Truk 3 as 20 ton = 0,50 x
60 x 1,0375 = 31,125
* Truk 5 as 30 ton = 0,50 x
20 x 1,3195 = 13,194
LEP = 145,759

Menghitung LEA :
5 Tahun
* Kendaraan ringan 2 ton = 0,50 x 2938,6 x 0,0004 = 0,588
* Bus 8 ton = 0,50 x 881,6 x 0,1593 = 70,219
* Truk 2 as 13 ton = 0,50 x 146,9 x 1,0648 = 78,210
* Truk 3 as 20 ton = 0,50 x
88,2 x 1,0375 = 45,754
* Truk 5 as 30 ton = 0,50 x
29,4 x 1,3195 = 19,395
LEA5
= 145,759
15 Tahun
* Kendaraan ringan 2 ton = 0,50 x 4793,1 x 0,0004 =
0,959
* Bus 8 ton = 0,50 x 1437,9 x 0,1593 = 114,529
* Truk 2 as 13 ton = 0,50 x 239,7 x 1,0648 = 127,616
* Truk 3 as 20 ton = 0,50 x 143,8 x 1,0375 = 74,596
* Truk 5 as 30 ton = 0,50 x
47,9 x 1,3195 = 31,600
LEA15

= 349,300

Menghitung LET :
LET5
= ( LEP + LEA5 ) = ( 145,749 + 214,166 )
LET15

= 180
= ( LEP + LEA15 )= ( 145,749 + 249,300 )
= 248

Menghitung LER :
LER5
= LET5 x UR / 10 = 180 x 5 / 10
LER15 = LET15 x UR / 10 = 248 x 10 / 10

= 90
= 372

Mencari ITP :
CBR tanah dasar
IP
FR
LER5
= 90

= 3,4 % ; DDT = 4
= 2,0
= 1,0
ITP5
= 7,1 ( IP0 = 3,9 3,5 )

LER15

ITP15

= 372

= 8,8 ( IP0 = 3,9 3,5 )

Menetapkan tebal lapis tambahan :


Kekuatan tebal lapis tambahan :
Asbuton ( MS 744 ) 10,5 cm = 60 % x 10,5 x 0,35 = 2,2
Batu Pecah ( CBR 100 ) 20 cm
= 100 % x 20 x 0,14 = 2,8
Sirtu ( CBR 50 ) 10 cm
= 100 % x 10 x 0,12 = 1,2
ITP

ada

= 6,2

UR = 5 tahun
ITP
= ITP5 - ITP ada = 7,1 6,2 = 0,9
0,9
= 0,35 . D1
D1 = 2,6 = 3 cm Asbuton ( MS 744 )
UR = 15 tahun
ITP
= ITP5 - ITP ada = 8,8 6,2 = 2,6
2,6
= 0,35 . D1
D1 = 7,4 7,5 cm Asbuton ( MS 744 )

Tabel 8.1 Nilai Kondisi Perkerasan Jalan


1. Lapis Permukaan

Umumnya tidak crack, hanya sedikit deformasi


pada jalur roda.
Terlihat crack halus, sedikit deformasi pada jalur
roda namun masih tetap stabil.
Crack sedang, beberapa deformasi pada jalur roda,
pada dasarnya masih menunjukkan kestabilan.
Crack banyak, demikian juga deformasi pada jalur
roda, menunjukkan gejala ketidakstabilan.

90 % - 100 %
70 % - 90 %
50 % - 70 %
30 % - 70 %

2. Lapis Pondasi

a.

Pondasi aspal beton atau penetrasi macadam


Umumnya tidak crack
Terlihat crack halus, namun masih stabil
Crack sedang, pada dasarnya masih
menunjukkan kestabilan
Crack banyak, menunjukkan gejala
ketidakstabilan

90 % - 100 %
70 % - 90 %
50 % - 70 %
30 % - 50 %

b. Stabilisasi tanah dengan semen atau kapur :


Plastisitas Index ( PI ) 10

70 % - 100 %

c. Pondasi makadam atau batu pecah :


Plastisitas Index ( PI ) 6

60 % - 100 %

3. Lapis Pondasi Bawah

Plastisitas Index ( IP ) 6

90 % - 100 %

Plastisitas Index ( IP ) 10

70 % - 100 %

ANGKA EKIVALEN
BEBAN SATU SUMBU

ANGKA EKIVALEN

Kg

Lbs

SUMBU TUNGGAL

SUMBU GANDA

1000

2.025

0.0002

2000

4.409

0.0036

0.0003

3000

6.614

0.0183

0.0016

4000

8.818

0.0577

0.0050

5000

11.023

0.1410

0.0121

6000

13.228

0.2923

0.0251

7000

15.432

0.5415

0.0466

8000

17.637

0.9238

0.0794

8160

18.000

1.0000

0.0860

9000

19.841

1.4798

0.1273

10.000

22.046

2.2555

0.1940

11.000

24.251

3.3022

0.2840

12.000

26.455

4.6670

0.4022

13.000

28.660

6.4419

0.5540

14.000

30.864

8.6647

0.7452

15.000

33.069

11.4194

0.9820

16.000

32.276

14.7815

1.2712

Anda mungkin juga menyukai