Anda di halaman 1dari 11

PERAWATAN DAN PERBAIKAN

PERALATAN LISTRIK RUMAH TANGGA


SETRIKA LISTRIK

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK 1
KELAS
1.
2.
3.
4.
5.

4.LD

Christian Abara Hutajulu NIM.


Marshel Eko Saputra NIM.
Muhammad Aji Santoso
NIM.
Rega Zakaria Alman NIM.
Sella Marselia
NIM. 061330310905

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA PALEMBANG
2015
BAB II
PEMBAHASAN

1. PERAWATAN PERALATAN LISTRIK


1.1. Pengertian Perawatan
Perawatan yaitu kegiatan merawat secara berkala yang harus dilakukan
oleh

pengguna

peralatan

sehingga

peralatan

tersebut

tidak

mempercepat usia atau masa pakainya.


Beberapa macam istilah tentang kegiatan perawatan, yaitu:
1. Perawatan dalam keadaan off (shut down)
2. Perawatan dengan perbaikan (corrective)
3. Perawatan jalan (running)
4. Perawatan pencegahan (preventive)
Tujuan perawatan antara lain :
1. Untuk memperpanjang usia pakai peralatan
2. Untuk menjamin daya guna dan hasil guna
3. Untuk menjamin kesiapan operasi atau siap pakainya peralatan
4. Untuk menjamin keselamatan pengguna peralatan

1.2. JENIS PERAWATAN


a. Perawatan sebelum dioperasikan (pra-perawatan)
Peralatan yang baru dihidupkan hendaknya tidak langsung
dibebani. Peralatan dibiarkan hidup beberapa menit, sementara itu
diadakan itu diadakan pengecekan pada bagian-bagian tertentu.
Apabila tidak ada kelainan, barulah peralatan dapat dibebani
sedikit demi sedikit sampai pada beban yang diharapkan.
b. Perawatan Pencegahan
Perawatan pencegahan bertujuan untuk mencegah terjadinya
kerusakan yang lebih serius. Tentu saja tidak semata mata
mencegah terjadinya kerusakan, tetapi justru merupakan kegiatan
rutin dalam pelaksanaan perawatan agar peralatan senantiasa siap
pakai. Perawatan pencegahan ini meliputi :
1. Perawatan harian
Macam-macam kegiatan perawatan harian :

Memeriksa/ mengamati peralatan


Pencegahan Beban Lebih
Pelumasan
Pendinginan.
Pencegahan Korosi.

2. Perawatan Berkala

Pemeriksaan secara periodik


Penyetelan bagian-bagian/komponen.
Penggantian komponen

2. PERAWATAN DAN PERBAIKAN SETRIKA LISTRIK


2.1. Pengertian dan Prinsip Kerja Setrika Listrik
Setrika adalah alat yang biasanya digunakan untuk merapikan
pakaian. Prinsip kerja setrika listrik adalah mengubah energi menjadi
energi panas melalui elemen pamanas. Panas yang dihasilkan
dikumpulkan oleh besi panas yang kemudian melalui gosokan diteruskan
pada objek yang akan disetrika.

2.2. Komponen-komponen Setrika Listrik


1. Kabel power, kabel ini biasanya terdiri dari tusuk kontak untuk ke
sumber listrik dan kontra steker untuk ke terminal peralatan.
2. Elemen pemanas, sumber panas setrika listrik berupa kawat nikelin
berbentuk pipih yang dililitkan pada lembaran mika yang dibentuk
sesuai bentuk alas setrika, sehingga panasnya dapat tersebar
merata. Elemen pemanas ini terisolasi terhadap badan setrika.

3. Besi pengumpul panas, sebagai bagian dasar atau alas dari


setrika, berbentuk pelat yang dilapisi bahan anti karat dan anti
lengket. Bagian ini harus selalu bersih karena langsung bersentuhan
dengan objek yang disetrika (pakaian).
4. Platina otomatis, komponen otomatis putus nyambung aliran listrik.
5. Pemutar platina otomatis, mengatur tingkat panas yang ditimbulkan
setrika. Apabila lempengan logam ini terkena panas, salah satu
jenisnya akan memuai lebih dahulu, sehingga lempengan tadi
membengkok, yang arah bengkoknya ini akan dimanfaatkan untuk
melepas/menghubungkan kontak. Jadi, bila panas berlebihan, kontak
akan putus sehingga elemen pemanas tidak lagi dialiri arus listrik.
Jika panasnya mulai rendah lagi, kontak akan terhubung kembali dan
arus listrik kembali mengalir melalui elemen pemanas. Dengan
demikian, kondisi panas setrika dapat dipertahankan pada panas
tertentu sesuai dengan yang diinginkan melalui pengaturan tombol
pengatur panas.
6. Thermostat, pengatur panas otomatis menggunakan komponen
tambahan berupa thermostat yang tersusun dari bahan bimetal, yaitu
lempengan dua logam yang berbeda koefisien mulai panjangnya,
disatukan menjadi satu lempengan. Thermostat akan menjaga panas
agar tidak terlalu tinggi sehingga elemen tidak cepat rusak. Apabila
lempengan logam ini terkena panas, salah satu jenisnya akan
memuai lenih dahulu, sehingga lempengan tadi membengkok, arah

bengkoknya

ini

kemudian

dimanfaatkan

untuk

melepas/menghubungkan kontak. Jadi, bila panas berlebihan, kontak


akan putus sehingga elemen pemanas tidak lagi dialiri arus listrik.
Bila panasnya mulai rendah lagi, kontak akan terhubung kembali dan
arus listrik kembali mengaliri melalui elemen pemanas. Dengan
demikian, kondisi panas setrika dapat dipertahankan pada panas
tertentu sesuai dengan yang diinginkan melalui pengaturan tombol
pengatur panas.
7. Terminal konektor, penyambung antara kabel power dan elemen.
8. Lampu indikator, penunjuk untuk melihat setrika dalam keadaan
mati atau nyala.
9. Bodi dan tangkai pegangan, digunakan untuk melindungi bagian
dalam setrika yang dialiri arus listrik terhadap sentuhan pemiliknya.
Selain itu, juga berfungsi agar panas tidak menyebar langsung ke
udara bebas. Pegangan setrika biasanya dari bahan yang tidak
mengalirkan panas dan juga tidak mengalirkan arus listrik, biasanya
terbuat dari kayu, ebonit atau karet.

2.3. Cara Pemeliharaan dan Perawatan Setrika Listrik


1. Lakukan perawatan rutin bagian setrika listrik, terutama bersihkan
bagian alas setrika
2. Jika selesai digunakan untuk menyetrika pakaian yang jenis kainnya
mudah terbakar dan mengandung bahan sintetis, bulu-bulu kain
terbakar dan arangnya akan menempel pada alas setrika. Bersihkan
dengan lap yang sudah dibasahi dengan bensin/thiner. Jika sudah
terlampau keras dan tebal, bersihkan dengan sekrap tipis atau pada
waktu pelat dasar masih panas, olesi dengan lilin, kemudian gosok
dengan kain lap yang bersih.
3. Hindari menyetrika pada bagian kancing, dan retsleting, agar pelat
dasar tetap baik.
4. Bagian lain yang harus dipelihara adalah kabel penghubung,
terminal, dan tusuk kontak
5. Perhatikan ketika memakai setrika, posisi kabel power jangan
sampai dalam keadaan memutar atau melintir. Jika terjadi, segera
diluruskan
6. Untuk pemakaian biasa sebaiknya pemutar setelan platina otomatis
tidak diputar sampai maksimal, cukup digunakan setengah saja

7. Untuk meletakkan setrika, sebaiknya letakkan agak ke tengah agar


tidak mudah terjatuh atau gunakan tempat menaruh setrika

2.4. Perbaikan dan Mengatasi Masalah Setrika Listrik


2.4.1.
Lampu Indikator Setrika Listrik Tidak Nyala
Lampu indikator setrika listrik tidak nyala ada 2 indikasi yaitu kabel
power putus atau lepas dan lampu indicator setrika lepas atau
putus. Untuk memperbaiki permasalahan ini, ikuti langkah berikut
ini :
1. Lepaskan kabel power atau kabel penghubung dari stop
kontak. Pastikan kabel tidak putus dan masih bisa digunakan
2. Lepas penutup bagian belakang, biasanya terdapat baut,
lepaskan baut dengan obeng, lalu putar kearah kiri
3. Buka penutup tersebut, perhatikan kebel penghubung dan
lampu indikatornya. Jika kabel penghubung atau lampu
indikator lepas, segera pasang kembali
4. Jika kabel penghubung dan lampu terpasang sempurna,
periksa bagian-bagian berikut
Periksa resistor atau tahanan yang melekat di lampu

indikator jika ada


Periksa nilai resistor dengan multitester, biasanya
resistor lemah atau rusak dapat mengakibatkan indicator

lampu setrika mati


Jika resistor normal, periksa lampu indicator. Biasanya
lampu indicator mati ditandai dengan warna hitam atau
bohlam dalam lampu putus. Ganti lampu indicator

dengan yang baru.


5. Periksa lampu, jika terlihat hitam dan filament putus, ganti
dengan lampu indicator yang baru.

2.4.2. Pengatur Panas Setrika Listrik Tidak Jalan


Pengatur panas tidak jalan biasanya akibat pemakaian tidak
mematuhi petunjuk pemakaiannya atau karena setrika tersebut
pernah jatuh atau terbentur benda keras lainnya (sehingga
susunan

mekanis

thermostat

ada

yang

berubah).

Untuk

memperbaiki masalah ini, ikuti langkah-langkah berikut :


1. Lepaskan kabel power atau kabel penghubung dari stop
kontak

2. Lepaskan penutup bagian belakang, tangkai pemegang dan


penutup tangkai
3. Lepaska semua casing penutup bagian luar setrika
4. Periksa platina otomatis untuk mengetahui kondisi putar onoff masih dalam keadaan bagus atau tidak
5. Bersihkan kontak platina dengan kertas ampelas atau kertas
gosok.

Kemudian

coba

atur

setelan

platina

dengan

menggunakan obeng minus yang kecil


6. Jika setrika anda memiliki thermostat yang menghubungkan
elemen

dengan

platina

otomatis,

periksalah

masih

tersambung atau tidak dengan menggunakan multimeter. Jika


putus, segera ganti dengan yang baru. Anda bisa membeli di
toko elektronik. Untuk memasang kembali, jangan dilakukan
dengan menyoler agar tidak meleleh, cukup dililitkan saja.

Gambar 2.4.2. Memeriksa dan Mengatur Platina Otomatis

2.4.3. Setrika Nyala, tetapi Tidak Menghasilkan Panas


Seringkali terjadi setrika nyala, tetapi tidak bisa menghasilkan
panas sama sekali. Untuk mengatasi permasalahan ini, ikuti
langkah-langkah berikut.
1. Lepaskan kabel power dari stop kontak

2. Lepaskan penutup bagian belakang, tangkai pemegang, dan


penutup tangkai
3. Lepaskan semua casing/bodi penutup bagian luar setrika
4. Periksa platina otomatis untuk mengetahui kondisi putar on-off
masih dalam keadaan bagus atau tidak. Jika rusak, segera
ganti dengan yang baru
5. Periksa thermostat, masih tersambung dengan sempurna atau
tidak.

Anda

dapat

memeriksa

dengan

menggunakan

multimeter untuk memastikan thermostatberfungsi


6. Hal terakhir adalah elemen pemanasnya, periksa dengan
multimeter. Jika putus, ganti dengan elemen yang baru

Gambar 2.4.3. Memeriksa Elemen Pemanas Setrika

2.4.4. Badan Setrika Berpegangan Listrik


Seringkali setrika yang berumur tua, jika dipegang badannya,
terasa bertegangan listrik. Selain umur, setrika yang habis terjatuh
atau pemakaian yang terlalu lama dapat menimbulkan masalah
ini. Untuk mengatasi masalah badan setrika bertegangan, ikuti
langkah-langkah berikut :
1. Lepaskan kabel power atau kabel penghubung dari stop
kontak
2. Lepas penutup bagian belakang setrika dengan menggunakan
obeng
3. Periksa kabel penghubung. Jika kabel rusak atau ada
serabutnya yang lepas, segera ganti dengan kabel yang baru
4. Lepaskan semua casing/bodi penutup bagian luar setrika
5. Periksa thermostatnya. Mekanik thermostat yang rusak dapat
mengakibatkan kebocoran arus. Anda dapat mengganti
thermostat atau memperbaikinya sendiri

6. Periksa elemen pemanas, tambal kerusakan isolasinya


dengan gips atau ganti dengan yang baru
7. Periksa juga satu per satu komponen lain yang berhubungan
dengan aliran listrik dengan menggunakan multimeter atau
tespen

Gambar 2.4.4. Memeriksa Komponen-komponen dengan tespen

8. Setelah ditemukan penyebab kebocoran aliran listrik, pasang


kembali bodi setrika dengan benar
9. Periksa kembali badan setrika dengan multitester atau dengan
tespen apakah masih bertegangan atau tidak.

2.4.5. Setrika Mati Total


Untuk memperbaiki kondisi setrika listrik mati total, maka harus
mengikuti langkah-langkah berikut :
1. Periksa kabel power dengan menggunakan alat multitester
atau avometer. Apabila ada salah satu kabel yang putus atau
tidak tersambung, sebaiknya ganti dengan yang baru
2. Jika kabel power dalam kondisi bagus atau tidak terputus,
langkah selanjutnya adalah membongkar bodi setrika, dan
periksa elemen pemanas dengan menggunakan avometer
atau multitester
3. Tempelkan ujung pertama elemen pemanas pada kabel
multitester warna merah, kabel multitester warna hitam
ditempel pada ujung elemen pemanas yang lain. Apabila

multitester tidak menunjukkan indikasi kontak atau jarum


multitester tidak bergerak kekanan, berarti elemen pemanas
tersebut mati atau tidak berfungsi.
4. Langkah selanjutnya adalah melepas elemen tersebut, lalu
ganti dengan elemen yang baru. Untuk mengganti elemen
yang baru, sesuaikan dengan spesifikasi elemen sebelumnya
5. Setelah elemen terpasang dengan benar, pasang kembali bodi
setrika dengan benar

3. HASIL DAN ANALISA PERCOBAAN


Hasil percobaan pada praktek pemeliharaan dan perbaikan setrika listrik,
kelompok kami memperbaiki setrika listrik dalam kondisi mati atau tidak dapat
berfungsi(tidak panas). Setrika Listrik kami bongkar dengan membuka bodi
setrika listrik lalu kami memeriksa sakelar dengan avometer kemudian
memeriksa kabel setrika listrik tetapi belum ada titik temu. Setelah itu, kami
mengecek satu per satu komponen pada setrika listrik tersebut, saat di cek
dengan multitester ternyata fuse pada strika putus. Untuk tindakkan
selanjutnya, sebelum ada fuse yang baru kami mencoba untuk menjumper
aliran listrik tanpa fuse dan ternyata setrika pun panas. Ternyata fuse yang
putus tersebut yang menyebabkan setrika menjadi tidak panas.

BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Dari hasil perbaikan dan perawatan yang telah kami lakukan dari
kondisi setrika listrik yang berdebu dan tidak menyala sehingga menjadi
dapat menyala dan bersih, maka disimpulkan bahwa langkah awal
dalam perbaikan adalah mengetahui penyebab dari kerusakan itu
dengan menggunakan multimeter untuk memeriksa apa terjadi short
circuit atau putus,.Perawatan setrika listrik harus dilakukan tiga bulan
sekali. Dan karena kerusakan-kerusakan yang terjadi tersebut, kita
menyadari betapa pentingnya pemeliharaan dan perawatan peralatanperalatan listrik rumah tangga.

3.2. SARAN

Anda mungkin juga menyukai