Anda di halaman 1dari 11

B.

SETERIKA

Pada materi ini kita akan belajar tentang setrika, yaitu salah satu alat
pemanas listrik yang biasa digunakan di rumah tangga. Ada beberapa materi yang
perlu kalian pelajari yaitu kalian akan mempelajari mengenai jenis setrika listrik,
komponen setrika listrik, cara merawat setrika listrik.
1. Fungsi dan Prinsip Kerja
Seterika listrik adalah peralatan listrik rumah tangga yang digolongkan
dalam peralatan pemanas berdaya rendah yang berfungsi untuk merapikan atau
melicinkan permukaan pakaian yang kusut setelah dicuci.

Gambar 7. Skema Rangkaian Listrik


Cara kerja setrika listrik :
Bila seterika dihubungkan ke sumber tegangan listrik dan dihidupkan (ON),
maka arus listrik mengalir melalui elemen pemanas. Dengan adanya arus listrik
yang mengalir ini, elemen pemanas membangkitkan panas. Panas ini kemudian
disalurkan secara konduksi pada permukaan dasar seterika (permukaan yang
digunakan untuk melicinkan pakaian). Panas yang dibangkitkan ini akan terus

15
meningkat bila arus listrik terus mengalir. Oleh karena itu, bila seterika tidak
dilengkapi dengan pengatur suhu, untuk mencegah terjadinya panas lebih
seterika harus diputuskan dari sumber listriknya dan disambungkan kembali
bila suhu mulai kurang. Demikian kondisi ini terjadi secara berulang. Namun,
bila seterika sudah dilengkapi dengan pengatur suhu, maka seterika akan
memutuskan aliran listriknya secara otomatis bila suhu telah mencapai
maksimal. Sebaliknya bila suhu menurun sampai harga tertentu, seterika juga
akan secara otomatis menghubungkan aliran listrikya. Demikian siklus kerja
otomatis ini berulang.
Berdasarkan penjelasan diatas, seterika listrik jika dilihat dari proses kerjanya
dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu seterika biasa dan seterika otomatis.
Seterika biasa tidak menggunakan pengatur panas, sehingga panasnya akan
meningkat terus menurut waktu tersambungnya pada sumber listrik. Sementara
itu, tidak demikian halnya dengan seterika otomatis. Seterika otomatis akan
terputus dari sumber listrik jika mencapai suhu tertentu menurut pengaturan
yang diinginkan, kemudian tersambung kembali setelah suhunya berada di
bawah setting suhu yang telah ditentukan. Pengaturan panas seterika otomatis
ini dapat diperoleh dengan menggunakan peraba suhu yang disebut termostat.
2. Bagian – bagian utama setrika listrik dan fungsinya :
Sebenarnya, bagian-bagian pada setrika sangatlah berpariasi tergantung dari
jenis dan merk setrika itu sendiri. Namun pada umumnya, hampir semua
seterika pasti memiliki bagian-bagian penting dibawah ini antara lain :
1. Kabel daya
Kabel daya adalah bagian yang pasti terdapat pada setrika lsitrik yang
menggunakan listrik arus Bolak balik (AC) sebagai energinya.
Kabel daya ini terbuat dari fleksible dengan bagian penghantar (inti)
serabut yang dibungkus dengan menggunakan bahan isolasi kain sebagai
pelindungnya sehingga memudahkan pergerakan Seterika listrik dan juga
menjaga agar kael listrik tetap awet meski sering bergerak elastis
2. Elemen Pemanas
Elemen pemanas atau sering disebut Heater dalam dunia industri. Elemen
pemanas berfungsi untuk mengubah energi lsitrik menjadi energi panas

16
sehingga mencul panas pada setrika. Elemen pemanas sendiri terletak
pada bagian antara plat alas setrika dan besi pemberat didalam setrika

kabel
cakra pilih

mekanik guling

lampu
sinyal jepitan untuk me-
ringankan kabel

tutup
belakang
pelat
baut tkalian
jarak

lampu
indikator

elemen
pemanas
pengatur
suhu

plat
dasar

Gambar 8. Bagian-bagian Seterika Secara Utuh

17
3. Alas Setrika
Alas setrika ini adalah bagian yang berhubungan langsung dengan kain
yang diaturetika. Alas setrika berfungsi untuk mengkompersikan energi
panas pada heater menjadi pelicin pada kain.
Alas setrika biasa terbuat dari bahan–bahan anti karat seperti stenless
steel dan alumnium. Selain anti karat bahan pada alas setrika diharuskan
tidak lengket dan licin agar proses diaturetika manjadi mudah dan tidak
mengotori kain
4. Penutup setrika
Penutup pada setrika bisa juga disebut sebgai Body Setrika karena fungsi
dari penutup ini adalah sebagai isolasi dan juga sebagai pegangan tangan.
Karena berfungsi sebagai pelindung (isolasi) maka penutup terbuat dari
bahan isolasi seperti plastik. Selain untuk melindungi manusia dari
sengatan listrik, penutup setrika juga dibuat agar tahan panas, sehingga
dapat melindungi manusia dari bahaya panas
5. Pemberat setrika
Fungsi dari pemberat setrika adalah sebagai pemberat setrika (yoi bro).
Maksud dari pemberat tersebut adalah untuk mempermudah penggunaan
setrika. Pemberat setrika biasanya terbuat dari besi
6. Pengatur Suhu
Pengatur suhu adalah alat yang digunakan untuk mengatur panas setrika
itu sendiri, sehingga panas pada setrika dapat disesuaikan dengan jenis
kain yang akan di setrika atau dirapihkan. Pengatur suhu biasanya
menggunkan prinsip bimetal.
7. Lampu Indikator
Lampu indikator adalah lampu yang menkaliani bahwa setrika telah
tersambung dengan sumber tegangan, juga dapat menkaliani keadaan
saklar pada setrika (ON atau OFF).
8. Tangkai pemegang setrika
Tangkai pemegang berfungsi untuk penghubung dan pemegang dan
mengendalikan setrika oleh manusia. Karena berhubungan langsung

18
dengan manusia, maka Tangkai Pemegang setrika terbuat dari bahan
isolasi seperti pelastik dan kayu. Hal ini menghindarkan manusia dari
bahaya arus bocor.
9. Reservoir air
Reservoir air hanya terdapat pada setrika berbasis uap, digunkan sebagai
produksi uap (penghasil uap). Reservoir air dapat diisi air dengan mudah,
dan yang tidak ingin ada sistem uap maka bisa membiarkan kosong
Reservoir air tersebut. Jika sudah dipakai usahakan Reservoir air harus
dalam keadaan kering (tanpa air) supaya terhindar dari korosi
Agar lebih jelas silahkan perhatikan gambar berikut ini :

19
Gambar 9. Ikhtisar bagian-bagian utama seterika

Pengaturan panas pada setrika listrik otomatis memanfaatkan sifat besi yang
memuai ketika terkena panas dan menyusut ketika dingin. Ada lempengan kecil
besi khusus yang sifat pemuaiannya tinggi jika terkena panas (sering disebut
automatic-iron) ditempelkan pada satu bagian penyalur panas di badan setrika.
Lempengan kecil automatic-iron ini terhubung secara fisik dengan sebuah leaf-
switch. Dalam kondisi normal hingga batas suhu tertentu leaf-switch
menyambungkan aliran listrik untuk diberikan kepada elemen pemanas sehingga
proses pemanasan pun terjadi.
Apabila panas pada setrika telah mencapai suhu tertentu tingkat pemuaian
automatic-iron akan mencapai taraf yang mampu untuk menekan leaf-switch
sehingga kontaknya akan berpindah dan memutus aliran listrik ke elemen
pemanas. Karena itu proses pemanasan pun dihentikan dan suhu setrika akan
berangsur-angsur menurun.
Turunnya suhu pada setrika akan membuat automatic-iron kembali menyusut
sehingga tekanan kepada leaf-switch berkurang, pada batas tertentu leaf-switch
akan kembali menyambungkan aliran listrik untuk elemen pemanas. Begitulah
proses otomatisasi pengaturan panas pada setrika listrik.
Derajat panas yang membuat automatic-iron menggerakkan leaf-switch bisa diatur
dengan sebuah penyetel kelenturan lempengan automatic-iron, inilah pengatur
putar suhu yang terdapat pada setrika listrik. Untuk melengkapi penjelasan, berikut
ini disertakan gambar bagian dalam dari sebuah setrika listrik pada umumnya.

Gambar 10. Bagian belakang (A) dan atas (B) setrika

20
Pada gambar 10.(A) diperlihatkan bagian belakang setrika setelah penutupnya
dibuka. Ada tiga terminal sambungan yaitu 1, 2, dan 3.
Terminal 1 adalah terminal untuk menautkan satu kaki elektroda + dari lampu
indikator. Terminal ini juga terhubung ke satu elektroda + elemen pemanas dan
kontak out leaf-switch.
Terminal 2 adalah terminal “common” (umum) untuk menautkan sambungan
common kabel AC dan satu kaki elektroda lampu indikator lainnya. Terminal ini
juga terhubung ke elektroda common dari elemen pemanas.
Terminal 3 adalah terminal untuk menautkan sambungan + dari kabel
AC. Terminal ini juga terhubung ke kontak in leaf-switch.
Pada gambar 10.(B) diperlihatkan bagian atas setrika setelah knob-putar
diangkat/dilepas. Untuk membuka bagian dalam setrika, mur yang terdapat di
lubang baut harus dilepas, setelah itu baut-baut pada terminal 1, 2, dan 3 juga
harus dibuka untuk melepaskan sambungan-sambungan kabel dan lampu
indikator yang tertaut kepadanya. “a” adalah lampu indikator.

Gambar 11. Bagian dalam setrika (C) dan setelan kelenturan automatic-iron (D)

Pada gambar 11.(C) tampak bagian dalam setrika. “b” adalah selongsong berlekuk
elemen pemanas, dan “c” adalah lempengan kecil automatic-iron.
Gambar 11. (D) memperlihatkan setelan kelenturan automatic-iron.
Pada gambar 12 diperlihatkan bagian tumpukan di antara leaf-switch. “e” adalah
kontak leaf-switch yang tersembunyi di bagian bawah.

21
Gambar 12. Bagian tumpukan di antara leaf-switch

3. Perawatan setrika listrik


Perawatan rutin kepada setrika listrik relatif ringan, sesuai dengan fungsinya
bagian yang perlu diperhatikan adalah alat setrika yang harus selalu terjaga
kebersihannya. Biasanya jika selesai digunakan untuk menyeterika pakaian
yang jenis kainnya mudah terbakar dan mengandung bahan sintetis, bulu-
bulu kain terbakar dan arangnya menempel berupa kerak pada alas setrika.
Pembersihannya dilakukan dengan lap yang sudah dibasahi dengan
bensin/thiner. Jika sudah terlampau keras dan tebal dibersihkan dengan
pisau atau sekrap tipis.

Bagian lain yang harus dipelihara adalah kabel penghubung, terminal dan
tusuk kontak. Secara visual sebaiknya selalu diperiksa apakah isolasi kabel
masih baik, terminal hubung dari tusuk kontak apakah masih baik kondisinya.
Bagian-bagian setrika yang mudah rusak.
a. Elemen Panas
Kerusakan pemanas bila terjadi karena pemakaian yang berlebihan,
misalnya pada setrika tanpa pengatur panas. Atau termostat rusak,
sehingga fungsi kontrolnya tidak bekerja. Ada kemungkinan juga salah
pemakaian tegangan, terutama setrika baru. Kawat elemen rusak atau
putus, isolasi elemen rusak, sehingga terjadi hubung singkat ke badan
setrika.
b. Kabel Penghubung
Kerusakan kabel penghubung terjadi karena salah satu kawat atau
keduanya putus akibat sering terpuntir waktu digunakan atau terlipat-lipat
pada saat menyimpannya. Kabel terlalu kecil sehingga menjadi terlalu

22
panas saat digunakan. Isolasi mudah rusak sehingga mudah
mengakibatkan terjadinya hubung singkat. Kabel sudah tua.
c. Terminal dan tusuk kontak hubung.
Kerusakan terminal hubung kabel baik yang dapat dilepas atau yang
tidak terjadi karena kontak yang melonggar, sehingga saat hubung-lepas
menimbulkan bunga api dan meninggalkan arang. Juga karena panas
yang berlebihan atau porselin tusuk kontak hubung pecah, pegas
penjepit hangus atau merenggang.

d. Termostat
Kerusakan termostat terjadi akibat pemakai tidak mematuhi petunjuk
pengaturan pemakaiannya. Atau setrika pernah/sering jatuh, sehingga
mengubah susunan mekanis dari termostat.

Gambar 13. thermostat pada seterika otomotis.

Perawatan Seterika yang dianjurkan oleh perusahaan produsen biasanya


tertera dalam buku manual.
Kerjakan semua perintah yang diharuskan dalam buku atau brosur tersebut saat
kalian menggunakan seterika, dan hindari semua yang dilarang kalian lakukan.
Pada umumnya, buku atau brosur petunjuk penggunaan tersebut berisi langkah-
langkah penggunaan sebagai berikut:
(1) Periksa dan cocokkan kebutuhan tegangan suplei dan frekuensi kerja dengan
tegangan terpasang dan frekluensi kerja di tempat kalian akan menggunakan
seterika.
(2) Posisikan saklar seterika pada posisi ‘0’ atau off, jika seterika memiliki saklar
‘on-off. Pada umumnya seterika tidak memiliki saklar ‘on-off’, terutama
seterika biasa. Sementara pada seterika otomatis, yang berfungsi sebagai

23
saklar on-off-nya adalah tombol pengatur suhunya. Tombol pengatur suhu
pada seterika otomatis, berfungsi sebagai pengatur jarak kontak antara lidah-
lidah kontak bimetal yang bersesuaian langsung dengan kuantitas suhu kerja
putus-kontaknya seterika terhadap sumber listrik yang mensupleinya. Dengan
demikian tombol pengatur suhu tersebut dapat dianggap sebagai pengatur
kerja saklar on-off.
(3) Tusukkan ‘tusuk kontak’ dengan benar pada stop kontak sumber listrik AC
tegangan 220 ~ 230 volt, 50 ~ 60 Hz. Perhatian! Besaran ini tidak boleh
dilanggar. Pelanggaran terhadap besaran listrik ini dapat menyebabkan
kerusakan fatal pada seterika. Pegang dengan baik ujung tusuk kontak (bukan
kabel penghantarnya) saat menusukkan dan melepaskan tusuk kontak ke dan
dari stop kontak.
(4) Perhatian! Bodi seterika tidak boleh dicuci. Di dalam bodi seterika terdapat
rangkaian kelistrikan seterika. Pencucian bodi seterika akan membasahi
rangkaian kelistrikan seterika. Hal ini dapat mengakibatkan rangkaian
kelistrikan seterika terhubung singkat (korsleting). Dampak selanjutnya
rangkaian kelistrikan dan elemen seterika akan terbakar ketika dihubungkan
pada sumber listrik.

5. Pemeriksaan dan pelaporan hasil kerja perawatan


Setelah selesai perawatan harus dilakukan pemeriksaan terhadap kerja
seterika. Pemeriksaan meliputi:
1. Panas seterika
Beberapa saat setelah seterika dihidupkan harus timbul panas pada
permukaan bagian bawah seterika. Semakin lama waktu maka panas akan
semakin meningkat.
2. Pengaturan suhu
Seterika akan mati secara otomatis bila suhunya mencapai suhu yang
diatur pada saklar pengatur suhunya. Sebaliknya, seterika akan hidup
kembali ketika suhunya lebih rendah dari pengaturan suhunya.
3. Untuk seterika uap, selama masih terdapat air pada reservoirnya dan
seterika dalam keadaan cukup panas, maka uap akan selalu keluar dari
rongga-rongga uap seterika.

24
4. Berdasarkan hasil pemeriksaan ini kemudian dibuat laporan hasil
pemeriksaan dan kerja sebagai bukti bahwa telah dilakukan pengujian
terhadap kinerja seterika. Disamping itu, harus dilaporkan pula tentang jenis
kerusakan, bagian/komponen yang diperbaiki dan atau diganti. Laporan ini
sangat diperlukan pada perawatan berikutnya, yaitu bila alat yang sama
mengalami kerusakan lagi.

25

Anda mungkin juga menyukai