LAPORAN KASUS
FAKULTAS KEDOKTERAN
MARET 2014
UNIVERSITAS HASANUDDIN
PNEUMOPERITONEUM
Oleh:
A.Rika Rahmayani A
Ulmi Fadillah Juniar
Nobel
Hasliani
Azhar Dzulhadj B.A
Pembimbing Residen
dr. Fatmawati
Dosen Pembimbing
dr. Dario A. Nelwan, Sp.Rad
Pneumoperitoneum
I.
KASUS
No. RekamMedik
: 652988
NamaPasien
: An. MI
Umur
: 3 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Alamat
: Islam
Kebangsaan
: Indonesia
: PICU
: Perut membesar
- Anamnesis terpimpin :
Perut membesar dialami sejak + 5 hari sebelum masuk Rumah Sakit. Ada
sesak sejak 2 hari sebelum masuk Rumah Sakit. Batuk dan lendir tidak
ada. Demam tidak ada, kejang tidak ada. Riwayat demam + 1 minggu
sebelum masuk rumah sakit. Mual ada tapi tidak muntah. Anak tampak
lemah. Riwayat BAB encer sejak 7 hari sebelum masuk rumah sakit
Riwayat
berobat
kedokter
prakter
1.2 PemeriksaanFisis
Keadaan umum
: 70/400 mmHg
Nadi
: 150 kali/menit
Pernafasan
: 40 kali/menit
Suhu
: 37,8oC
BB
: 14,3 kg
TB
: 99 cm
BB/TB
Pemeriksaan Fisis
Regio Abdomen
- I : Distended, ikut gerak napas, darm contour (-), darm steifung (-)
- P : Distensi, asites (+), massa tumor (-)
Hepar : sulit dinilai
Lien : sulit dinilai
- P : Thympani (-)
- A : Peristaltik (-) kesan menurun, metalic sound (-)
Rectal Touche
- Spinchter ani longgar
- Ampulla kosong
- Mukosa licin
- Massa tumor (-), Nyeri tekan (-)
- Handschoen : feses (+), darah (-), lendir (-)
1.3 Laboratorium
Laboratorium (28-02-2014)
Parameter
Hasil
Nilai rujukan
Unit
WBC
6,6
4.00 10.0
103/uL
RBC
4,58
4.50 6.50
106/uL
HGB
12,9
14.0 18.0
g/dL
HCT
38,3
40.0 54.0
PLT
412
150 400
103/uL
Ureum
23
< 48
mg/dl
0,40
0-1
mg/dl
Kreatinin
Protein Total
5,0
6-8
g/dL
Albumin
2,0
3,5 5,2
g/dL
GDS
125
60 - 100
mg/dl
Natrium
129
132 145
mmol/L
Kalium
2,8
3,1 5,1
mmol/L
Clorida
103
96 111
mmol/L
Positif 10
Negatif
Imunoserologi
IgM Salmonella
1.4 Radiologi
Ekspertise :
-
Tulang-tulang intak
Koreksi Albumin
(3,5 2) x 14,5 x 0,8 x 4 = 70 mL
Transfusi
Plasbumin
25%
70mL
dilanjutkan
furosemid
1mg/kgBB/intravena
II.
OGT Dekompresi
DISKUSI
2.1. Pendahuluan
2.1.1 Definisi
Pneumoperitoneum adalah suatu keadaan dimana terdapat udara
bebas dalam ruang peritoneum yang biasanya terkait dengan perforasi dari
usus halus. Namun, setiap viskus berongga dapat menyebabkan terjadinya
pneumoperitoneum.
2.1.2 Anatomi
Abdomen tubuh manusia dibagi atas 4 kuadran yaitu: kuadran kanan
atas, kuadran kiri atas, kuadran kanan bawah, dan kuadran kiri bawah.
Anterolateral
organ dalam abdomen. Luas total peritoneum lebih kurang 1,8 m . Setengahnya (
2
2.1.3 Etiologi
Penyebab paling umum terjadinya pneumoperitoneum adalah perforasi
saluran pencernaan yang lebih dari 90 %. Perforasi dari lambung atau duodenum
yang disebabkan oleh ulkus peptikum dianggap penyebab paling sering dari
pneumoperitoneum. Pneumoperitoneum juga dapat disebabkan karena pecahnya
divertikular atau trauma abdomen. Ini biasanya muncul dengan gejala peritonitis.
Pneumoretroperitoneum adalah adanya gas dalam ruang retroperitoneal.
Merupakan gambaran yang selalu abnormal dan memiliki diferensial relatif kecil :
Perforasi organ berongga pada peritonium
Duodenum
o penyakit ulkus peptikum
o trauma tumpul pada abdomen
o trauma yang menembus abdomen
o endoskopi + / - biopsi (jarang)
o ERCP terutama ketika sphincterotomy yang dilakukan : kejadian
0,5-2%
Rectum
o operasi, misalnya eksisi transanal pada karsinoma rektal
o masuknya benda asing
o endoskopi
o trauma
10
urologis / adrenal
air-fluid
level,
abses
2.3. Radiologi
11
Gambar 2. Foto abdomen posisi supine, foto dada posisi erect dan left lateral dekubitus (LLD)
Pada foto polos abdomen atau foto Thorax posisi erect, terdapat gambaran
udara (radiolusen) berupa daerah berbentuk bulan sabit (Semilunar Shadow)
diantara diafragma kanan dan hepar atau diafragma kiri dan lien. Juga bisa tampak
area lusen bentuk oval (perihepatik) di anterior hepar. Pada posisi lateral
dekubitus kiri, didapatkan radiolusen antara batas lateral kanan dari hepar dan
12
Gambar 3. Posisi Lateral dekunitus kiri. Terdapat udara bebas diantara dinding abdomen dengan
hepar (panah putih). Ada cairan bebas di rongga peritoneum (panah hitam).
13
Gambar 5. Foto posterior subhepatic space air (Morrisons pouch, gambaran triangular )
14
Tanda
peritoneum
pada
foto
polos
diklasifikasikan
menjadi
1)
15
2)
16
3)
17
4)
5)
18
6)
7)
19
8)
Gambar 12. cupola sign (panah putih) dan lesser sac gas sign (panah hitam).
9)
dapat
terjadi
yang
berkaitan
dengan
tanda
pneumoperitoneum
Udara bebas intraperitoneal tidak terlihat pada sekitar 20-30% yang lebih
disebabkan karena standardisasi yang rendah dan teknik yang tidak adekuat. Foto
polos abdomen menjadi pencitraan utama pada akut abdomen, termasuk pada
perforasi viskus abdomen. Tidak jarang
dicurigai mengalami perforasi tidak menunjukkan udara bebas pada foto polos
abdomen.
20
Pneumomediastinum
Sindrom chilaiditi
21