Anda di halaman 1dari 30

FRAKTUR FEMUR

Di susun oleh :
Fakhrurrazi

1102090065

Hendrik Susanto

1102090124

Hilda Kusuma Wardani 1102090036


Pembimbing :
dr,. Muthmainnah
Supervisor :
dr. Shofiyah Latief, Sp. Rad

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


BAGIAN RADIOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013

Kasus
Identitas Pasien

Nama Pasien/Umur : Tn. MM/17 tahun.


No. Rekam Medis
: 639358.
Perawatan Bagian
: Bedah IGD (Orthopedi).
Anamnesis
Keluhan utama: Nyeri paha sebelah kiri.
Riwayat penyakit sekarang:
Pasien masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri pada paha sebelah kiri setelah
KLL sejak 12 jam sebelum masuk rumah sakit. OS sedang mengendarai
motor, tiba-tiba dari arah berlawanan ada motor yang menabraknya dengan
kecepatan tinggi dan menabrak motor OS. OS langsung terpental dan jatuh
dengan posisi paha kiri membentur jalanan terlebih dahulu. Riwayat tidak
sadarkan diri tidak ada, riwayat mual dan muntah tidak ada.

Riwayat penyakit sebelumnya

Riwayat trauma dan KLL sebelumnya tidak ada.


Riwayat pengobatan
Riwayat pengobatan sesaat setelah kecelakaan OS dibawa ke
puskesmas terdekat, mendapat terapi cairan dan difiksasi
dengan spalak kemudian dirujuk ke RS. Wahidin Sudirohusodo
Makassar.

Pemeriksaan fisis
Keadaan umum
Kesadaran

: Sakit sedang, gizi cukup.


: Compos mentis.

Tanda vital:

Tekanan darah: 120/80 mmHg.


Nadi
: 80 x/menit.
Suhu
: 37C.
Pernapasan : 20 x/menit.
Nyeri
: VAS 6.

Status Generalis

:
: Konjungtiva anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-), DVS R-

Kepala
1.
Mulut
: Hiperemis (+), Stomatitis (+), Lidah :
Hiperemis (-).
Thoraks
: Rh -/-, Wh -/-.
BJ I/II murni regular, bising (-).
Abdomen
: Peristaltik (+) Normal.
Ekstremitas
: Edema Pretibial (-/-).

Primary survey
Airway

: Tidak ada gangguan jalan nafas.


Breathing
: Pernafasan 20 x/menit.
Circulation
: Tekanan darah 120/80 mmHg, Nadi 80
x/menit.
Disability
: GCS15 (E4M6V5).
Exposure
: Suhu 37oC.

Status Lokalis : Regio femoris sinistra.

Inspeksi
: Deformitas (+), edema (+), hematom (+), luka
(-).
Palpasi
: Nyeri tekan setempat (+), sensibilitas (+), suhu
rabaan hangat, NVD (neurovascular disturbance) (-), kapiler
refil <2 detik (normal).
Panjang tungkai kanan 87 cm.
Panjang tungkai kiri 84 cm.
LLD 3 cm.

Move

: Gerakan aktif dan pasif terhambat, Gerakan


abduksi tungkai kiri terhambat, gerakan adduksi tungkai kiri
terhambat, sakit bila digerakkan, gangguan persarafan tidak
ada, tampak gerakan terbatas (+), keterbatasan pergerakan
sendi-sendi distal (karena terasa nyeri saat digerakkan).

Foto Radiologi

Foto Femur Sinistra AP/Lateral

- Tampak fraktur oblik pada tengah Os Femur sinistra


dengan posteromedial displacement dan shortening 3 cm.
- Tidak tampak tanda-tanda osteomyelitis.
- Mineralisasi tulang baik.
- Celah sendi femorotibial baik.
- Jaringan lunak disekitarnya sulit dinilai.
Kesan: Fraktur oblik komplit tengah Os Femur sinistra.

Diagnosis

Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan


penunjang, diagnosis kasus ini fraktur oblik komplit tengah
Os Femur sinistra.
Terapi

IVFD RL 20 tetes per menit


Ceftriaxon 1 gr/12 jam
Ranitidin 50 gr/8 jam
Ketorolac 30 gr/8 jam
Tetanus Toxoid 1 cc/IM

Diskusi
Pendahuluan

Fraktur merupakan kelainan skeletal yang paling sering


didapatkan pada pemeriksaan radiologi umum. Fraktur
didefinisikan sebagai sebuah gangguan tulang yang
disebabkan oleh kekuatan mekanik baik secara langsung
pada tulang atau yang ditransmisikan sepanjang bagian
tulang.

Resume
Seorang laki-laki masuk ke rumah sakit dengan keluhan

nyeri paha sebelah kiri setelah KLL sejak 12 jam sebelum


masuk rumah sakit. OS sedang mengendarai motor, tibatiba dari arah berlawanan ada motor yang menabraknya
dengan kecepatan tinggi dan menabrak motor OS. OS
langsung terpental dan jatuh dengan posisi paha kiri
membentur jalanan terlebih dahulu. Riwayat tidak sadarkan
diri tidak ada, riwayat mual dan muntah tidak ada.
Riwayat trauma dan KLL sebelumnya tidak ada. Riwayat
pengobatan sesaat setelah kecelakaan OS dibawa ke
puskesmas terdekat, mendapat terapi cairan dan difiksasi
dengan spalak kemudian dirujuk ke RS. Wahidin
Sudirohusodo Makassar.

Dari hasil pemeriksaan fisis didapatkan pasien sakit sedang, gizi baik,

kesadaran compos mentis GCS 15 E4M6V5. Tanda vital: tekanan


darah: 120/80 mmHg, nadi: 80 x/menit, suhu: 37C, pernapasan: 20
x/menit, skala nyeri: VAS 6. Status Lokalis: Regio femoris sinistra:
Inspeksi: Deformitas (+), edema (+), hematom (+), luka (-).
Palpasi
: Nyeri tekan setempat (+), sensibilitas (+), suhu rabaan
hangat, NVD (neurovascular disturbance) (-), kapiler refill <2 detik
(normal).

Radiologi
Foto Femur Sinistra AP/Lateral
- Tampak fraktur oblik pada tengah Os Femur sinistra
dengan posteromedial displacement dan shortening 3 cm.
- Tidak tampak tanda-tanda osteomyelitis.
- Mineralisasi tulang baik.
- Celah sendi femorotibial baik.
- Jaringan lunak disekitarnya sulit dinilai.
Kesan: Fraktur oblik komplit tengah Os Femur sinistra.

Pembahasan
Etiologi :
Trauma Langsung.
Trauma langsung menyebabkan tekanan langsung pada
tulang dan terjadi fraktur pada daerah tekanan. Fraktur
yang terjadi biasanya bersifat komunitif dan jaringan lunak
ikut mengalami kerusakan.
Trauma Tidak Langsung.
Apabila trauma dihantarkan ke daerah yang lebih jauh dari
daerah fraktur, misalnya jatuh dengan tangan ekstensi dapat
menyebabkan fraktur pada clavicula. Pada keadaan ini
biasanya jaringan lunak tetap utuh.

Anatomi

Patofisiologi
Fraktur terjadi apabila ada suatu trauma yang mengenai
tulang, dimana trauma tersebut kekuatannya melebihi
kekuatan tulang, ada 2 faktor yang mempengaruhi
terjadinya fraktur yaitu ekstrinsik (meliputi kecepatan,
sedangkan durasi trauma yang mengenai tulang, arah
dan kekuatan), intrinsik meliputi kapasitas tulang
mengabsorbsi energi trauma, kelenturan, kekuatan
adanya
densitas
tulangtulang
yang
dapat
menyebabkan terjadinya patah pada tulang bermacammacam, antara lain trauma langsung dan tidak
langsung, akibat keadaan patologi serta secara spontan.

Klasifikasi
Klasifikasi etiologis :
1. Fraktur traumatik
2. Fraktur patologis
3. Fraktur stres
Klasifikasi klinis :
1. Fraktur tertutup
2. Fraktur terbuka
3. Fraktur dengan komplikasi

Klasifikasi radiologis

Lokaslisasi
Diafisial.
Metafisial.
Intra-artikuler.
Fraktur dengan dislokasi.
Konfigurasi
Transversal
Oblik
Spiral
Z
Segmental
Komunitif

Avulsi
Kompresi
Depresi
Impaksi
Pecah (burst)
Epifisis
Ekstensi
Total
Tidak total
Buckle atau torus
Garis rambut
Green stick
Hubungan antar fragmen dengan fragmen
Tidak bergeser
Bergeser
Bersampingan
Angulasi
Rotasi
Distraksi

Klasifikasi fraktur femur


Fraktur Proksimal femur

- Intrakapsular fraktur termasuk femoral head dan leher


femur.
- Capital
: Jarang ditemukan.
- Subcapital
: Biasa ditemukan.
- Extracapsular fraktur termasuk trochanters.
- Intertrochanteric
- Subtrochanteric

Fraktur leher femurFraktur leher femur

Gambar.Fraktur leher femur

Fraktur pada poros/batang femur

GambarFraktur poros/batang femur

Fraktur distal femur :


Supracondylar
Condylar.
Intercondylar.

Diagnosis
Anamnesis.

Apabila ditemukan adanya fraktur secara


spontan atau setelah suatu trauma ringan maka
harus dianggap suatu fraktur patologis sebelum
dapat dibuktikan lain. Pada penderita lanjut usia
selalu harus ditanyakan tentang riwayat penyakit
atau operasi sebelumnya, adanya penyakit tumor
ganas atau setelah satu operasi gastrektomi yang
akan menyebabkan malabsorbsi

Apabila ditemukan adanya fraktur secara spontan atau


setelah suatu trauma ringan maka harus dianggap suatu
fraktur patologis sebelum dapat dibuktikan lain. Pada
penderita lanjut usia selalu harus ditanyakan tentang
riwayat penyakit atau operasi sebelumnya, adanya penyakit
tumor ganas atau setelah satu operasi gastrektomi yang
akan menyebabkan malabsorbsi.

Pemeriksaan.

- Pemeriksaan lokal.
- Pemeriksaan umum.
- Pemeriksaan radiologis.
-Pemeriksaan laboratorium.

Penatalaksanaan
Prinsip pengobatan sama dengan fraktur pada umumnya
yaitu terdiri atas reduksi, pertahankan reduksi dan
fisioterapi. Pemilihan metode pengobatan disesuaikan
dengan kondisi tulang serta kelainan patologis yang
ditemukan
Kelainan tulang yang bersifat umum.
Kelainan jinak lokal tulang
Tumor ganas tulang primer
Tumor-tumor metastasis

Prognosis
tulang yang mengalami fraktur dapat sembuh tanpa
jaringan parut, Faktor mekanis yang penting seperti imobilisasi
fragmen tulang secara fisik sangat penting dalam
penyembuhan, selain faktor biologis yang juga merupakan
suatu faktor yang sangat esensial dalam penyembuhan fraktur.

Anda mungkin juga menyukai