Fraktur Femur Radiologi
Fraktur Femur Radiologi
Di susun oleh :
Fakhrurrazi
1102090065
Hendrik Susanto
1102090124
Kasus
Identitas Pasien
Pemeriksaan fisis
Keadaan umum
Kesadaran
Tanda vital:
Status Generalis
:
: Konjungtiva anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-), DVS R-
Kepala
1.
Mulut
: Hiperemis (+), Stomatitis (+), Lidah :
Hiperemis (-).
Thoraks
: Rh -/-, Wh -/-.
BJ I/II murni regular, bising (-).
Abdomen
: Peristaltik (+) Normal.
Ekstremitas
: Edema Pretibial (-/-).
Primary survey
Airway
Inspeksi
: Deformitas (+), edema (+), hematom (+), luka
(-).
Palpasi
: Nyeri tekan setempat (+), sensibilitas (+), suhu
rabaan hangat, NVD (neurovascular disturbance) (-), kapiler
refil <2 detik (normal).
Panjang tungkai kanan 87 cm.
Panjang tungkai kiri 84 cm.
LLD 3 cm.
Move
Foto Radiologi
Diagnosis
Diskusi
Pendahuluan
Resume
Seorang laki-laki masuk ke rumah sakit dengan keluhan
Dari hasil pemeriksaan fisis didapatkan pasien sakit sedang, gizi baik,
Radiologi
Foto Femur Sinistra AP/Lateral
- Tampak fraktur oblik pada tengah Os Femur sinistra
dengan posteromedial displacement dan shortening 3 cm.
- Tidak tampak tanda-tanda osteomyelitis.
- Mineralisasi tulang baik.
- Celah sendi femorotibial baik.
- Jaringan lunak disekitarnya sulit dinilai.
Kesan: Fraktur oblik komplit tengah Os Femur sinistra.
Pembahasan
Etiologi :
Trauma Langsung.
Trauma langsung menyebabkan tekanan langsung pada
tulang dan terjadi fraktur pada daerah tekanan. Fraktur
yang terjadi biasanya bersifat komunitif dan jaringan lunak
ikut mengalami kerusakan.
Trauma Tidak Langsung.
Apabila trauma dihantarkan ke daerah yang lebih jauh dari
daerah fraktur, misalnya jatuh dengan tangan ekstensi dapat
menyebabkan fraktur pada clavicula. Pada keadaan ini
biasanya jaringan lunak tetap utuh.
Anatomi
Patofisiologi
Fraktur terjadi apabila ada suatu trauma yang mengenai
tulang, dimana trauma tersebut kekuatannya melebihi
kekuatan tulang, ada 2 faktor yang mempengaruhi
terjadinya fraktur yaitu ekstrinsik (meliputi kecepatan,
sedangkan durasi trauma yang mengenai tulang, arah
dan kekuatan), intrinsik meliputi kapasitas tulang
mengabsorbsi energi trauma, kelenturan, kekuatan
adanya
densitas
tulangtulang
yang
dapat
menyebabkan terjadinya patah pada tulang bermacammacam, antara lain trauma langsung dan tidak
langsung, akibat keadaan patologi serta secara spontan.
Klasifikasi
Klasifikasi etiologis :
1. Fraktur traumatik
2. Fraktur patologis
3. Fraktur stres
Klasifikasi klinis :
1. Fraktur tertutup
2. Fraktur terbuka
3. Fraktur dengan komplikasi
Klasifikasi radiologis
Lokaslisasi
Diafisial.
Metafisial.
Intra-artikuler.
Fraktur dengan dislokasi.
Konfigurasi
Transversal
Oblik
Spiral
Z
Segmental
Komunitif
Avulsi
Kompresi
Depresi
Impaksi
Pecah (burst)
Epifisis
Ekstensi
Total
Tidak total
Buckle atau torus
Garis rambut
Green stick
Hubungan antar fragmen dengan fragmen
Tidak bergeser
Bergeser
Bersampingan
Angulasi
Rotasi
Distraksi
Diagnosis
Anamnesis.
Pemeriksaan.
- Pemeriksaan lokal.
- Pemeriksaan umum.
- Pemeriksaan radiologis.
-Pemeriksaan laboratorium.
Penatalaksanaan
Prinsip pengobatan sama dengan fraktur pada umumnya
yaitu terdiri atas reduksi, pertahankan reduksi dan
fisioterapi. Pemilihan metode pengobatan disesuaikan
dengan kondisi tulang serta kelainan patologis yang
ditemukan
Kelainan tulang yang bersifat umum.
Kelainan jinak lokal tulang
Tumor ganas tulang primer
Tumor-tumor metastasis
Prognosis
tulang yang mengalami fraktur dapat sembuh tanpa
jaringan parut, Faktor mekanis yang penting seperti imobilisasi
fragmen tulang secara fisik sangat penting dalam
penyembuhan, selain faktor biologis yang juga merupakan
suatu faktor yang sangat esensial dalam penyembuhan fraktur.