Perencanaan Roda Gigi Kerucut
Perencanaan Roda Gigi Kerucut
kerucut jarak bagi sebesar 900 seperti roda gigi pada perancangan mesin press ini .
Bahan dari roda gigi kerucut ini adalah
baja karbon
(S 45 C) .
Hubungan antara jumlah gigi yang sebenarnya dari roda gigi kerucut ( Z1 ) dan jumlah
gigi dari roda gigi lurus ( Z2 ) dapat dituliskan dengan rumus :
ELEMEN MESIN II
d1 = 2 R Sin = Z1 m
d2 = 2 R Sin = Z1 m
baja karbon
( S 45 C ) .
Hubungan antara jumlah gigi yang sebenarnya dari roda gigi kerucut ( Z1 ) dan jumlah
gigi dari roda gigi lurus ( Z2 ) dapat dituliskan dengan rumus :
d1 = 2 R Sin = Z1 m
d2 = 2 R Sin = Z1 m
Sin
Z1
Tan
Z2
Z2 =
Z1 / Cos
d1
2 Sin
d2
2 Sin
Beban lentur yang di izinkan untuk gigi dengan penampang yang merupakan harga
rata rata dari penampang ujung luar dan ujung dalam adalah :
Fl b1
a1 . M . Kv . J1
ELEMEN MESIN II
Ko . Ks . Km
Fl b2
a2 . M . Kv . J2
Ko . Ks . Km
Dimana :
F1 b1 dan F2 b2
a1 dan a2
= Modul
Kv
Ko
Km
Ks
Fl H
C2 d1
Cp
Cv
Co Cm
.
Cf
Dimana :
Fl H = Beban permukaan ( kg/mm )
C
d1
ELEMEN MESIN II
= Faktor geometri
Cp
Cv
= Faktor dinamis
selanjutnya disebut Fl min . Lebar gigi yang diperlukan dapat di hitung dari gaya
tangensial
perencanaan roda gigi kerucut , selanjutnya akan disajikan dalam diagram dibawah
ini .
ELEMEN MESIN II
Gear kecil (A) bila berlangsung memutar gear (B) yang lebih besar maka akan
diperoleh :
Begitu pula sebaliknya, jika pemutar (drive) adalah gear yang lebih besar maka
akan diperoleh :
Tetapi jika roda gigi kecil (A) memutar roda gigi besar (B) melalui perantaraan satu
gear maka diperoleh :
Begitu pula sebaliknya jika gear besar sebagai drive dengan gear kecil driven maka
diperoleh :
(tenaga) menjadi lebih kecil atau lebih besar, tergantung dari jumblah gear pada
drive (pemutar) dan driven (diputar).
Perbandingan ini disebut Gear ratio, dimana :
Gear ratio = Driven Gear / Drive Gear
Kec. Putaran driven shaft = (1/Gear Ratio) Kecepatan Drive Shaft
Momen Driven Shaft = Gear Ratio Momen Drive Shaft
Contoh soal :
Jika diketahui :
ELEMEN MESIN II
Ditanya :
Jawab :
Gear ratio
100
= 50 rpm
Momen driven shaft = 2 10 kgm = 20 kgm
Arah putaran = Berlawanan
Guna mentransmisikan daya besar dan putaran yang tepat tidak dapat
dilakukan roda gesek. Untuk ini kedua roda tersebut harus dibuat bergigi pada
kelilingnya sehingga penerusan daya dilakukan oleh gigi-gigi kedua roda yang saling
berkaitan. Roda gigi semacam ini, yang dapat berbentuk silinder atau kerucut,
dinamakan dengan roda gigi
Diluar cara transmisi diatas, adapula cara yang lain untuk meneruskan
daya, yaitu dengan sabuk rantai. Namun demikian transmisi roda gigi mempunyai
keunggulan dibandingkan dengan sabuk atau rantai karena lebih ringkas, putaran lebih
tinggi dan tepat serta dayanya lebih besar.
Kelebihan ini tidak selalu menyebabkan dipilihnya roda gigi disamping
cara lain, karena memerlukan ketelitian yang besar dalam pembuatan, pemasangan
maupun pemeliharaannya.
Pemakaian roda gigi sebagai alat transmisi telah menduduki tempat
terpenting disegala bidang selama duaratus tahun terakhir. Penggunaanya dimulai dari
alat ukur yang kecil dan teliti seperti jam tangan, roda gigi reduksi pada turbin besar
yang berdaya puluhan mega watt. (Sularso hal : 211 ).
Roda gigi dapat diklasifikasikan menurut beberapa bagian antara lain :
a. Ditinjau dari posisi gambar poros
Non intersection (tidak berpotongan, tidak paralel), misal : Skew bevel gear
ELEMEN MESIN II
Diketahui :
P = 373 W = 0,3 Kw
N1 = 1420 rpm
R = 25 mm
M = 3
i
= 3
= 900
Dimana :
N1
= Sisi kerucut ( mm )
= Modul
= Sudut poros ( )
= Perbandingan putaran
= z1 x m
2 x 25 x Sin 90 = z1 x 3
50 = 3 z1
z1 = 16,7
17
Kecepatan keliling ( v )
V
d1 N1
60 x 1000
x 50 x 1420
60.000
V
3,7 m/s
Gaya tangensial ( Ft )
F = 102 P
ELEMEN MESIN II
V
F
= 102 x 0,373 kW
3,7 m/s
F = 10,28 kg
Kekuatan tarik
= 50 kg/mm2
Tegangan lentur
a1
= 30 kg/mm2
Kekerasan permukaan
HB
( Tabel 4.7 )
= 198 (rata-rata)
KV = 0,75
KO = 1,50
Km = 1,25
lentur
J1 = 0,165
J2 = 0,205
Beban lentur
lebar
penampang
rata
rata adalah :
Fl b1
a1 M Kv J1
KO KS Km
=
35 x 3 x 0,75 x 0,165
1,50 x 0,587 x 1,25
= 11,8 kg/mm
Fl b2
a2 M Kv J2
KO KS Km
=
30 x 3 x 0,75 x 0,205
1,50 x 0,587 x 1,25
= 14,7 kg/mm
ELEMEN MESIN II
d1 = 50 mm
Cp = 74,2
( Tabel. 4.4 )
Cv = 0,85
( Gb. 4.4 )
Co = 1,50
( Tabel. 4.2 )
Cm = 1,25
( Tabel. 4.3 )
Cf = 1
=
=
Fl H
c2
d1
Cp2
( 102 )2
Cv I
Co Cm Cf
50
( 74,2 )2
0,8
1,50 x 1,35 x 1
37,33 kg/mm
ELEMEN MESIN II