Anda di halaman 1dari 21

Sabuk dan Rantai

Rantai
5.1 Transmisi Rantai Rol
Rantai transmisi daya biasanya dipergunakan di mana jarak poros lebih besar
dari pada transmisi roda gigi tetapi lebih pendek daripada dalam transmisi sabuk.
Rantai mengait pada gigi sproket dan meneruskan daya tanpa slip ; jadi
menjamin perbandingan putaran yang tetap (Gambar 5.17).

Gbr. 5.17 Rantai rol

Rantai sebagai transmisi mempunyai keuntungan-keuntungan seperti : mampu


meneruskan daya besar karena kekuatannya yang besar, tidak memerlukan tegangan
awal, keausan kecil pada bantalan dan mudah memasangnya. Karena keuntungan-
keuntungan tersebut, rantai mempunyai pemakaian yang luas seperti roda gigi dan
sabuk.
Dipihak lain, transmisi rantai mempunyai beberapa kekurangan : variasi
kecepatan yang tak dapat dihindari karena lintasan busur pada sproket yang mengait
mata rantai (Gambar 5.18), suara dan getaran karena tumbukan antara rantai dan dasar
kaki gigi sproket dan perpanjangan rantai karena keausan pena dan bus yang
diakibatkan oleh gesekan dengan sproket. Karena kekurangan-kekurangan ini maka
rantai tak dapat dipakai untuk kecepatan tinggi, sampai ditemukan dan dikembangkan
rantai gigi.

Gbr. 5.18 Variasi kecepatan rantai rol

Rantai dapat dibagi atas dua jenis. Yang pertama disebut rantai rol, terdiri atas
pena, bus, rol dan plat mata rantai. Yang lain disebut rantai gigi, terdiri ats plat-plat
berprofil roda gigi dan pena berbentuk bulan sabit yang disebut sambungan kunci
(Gambar 5.19). Dalam pembahasan di bawah ini lebih dahulu akan dibicarakan hal
rantai rol.

50
Sabuk dan Rantai

Gbr. 5.19 Rantai gigi

Rantai rol dipakai bila diperlukan transmisi positif (tanpa slip) dengan kecepatan
sampai 600 m/min), tanpa pembatasan bunyi dan murah harganya. Untuk bahan pena,
bus dan rol dipergunakan baja karbon atau baja khrom dengan pengerasan kulit.
Rantai dengan rangkaian tunggal adalah yang paling banyak dipakai. Rangkaian
banyak, seperti dua atau tiga rangkaian dipergunakan untuk transmisi beban berat.
Ukuran dan kekuatannya distandarkan seperti dalam Tabel 5.16. Dengan kemajuan
teknologi yang terjadi akhir-akhir ini, kekuatan rantai semakin meningkat. Dalam
gambar 5.20 dpat dilihat bahwa kurva batqas kelelahan dari plat mata rantai macam
yang baru lebih tinggi daripada macam yang lama. Hasil penelitian terakhir
menunjukkan bahwa suatu daerah yang dibatasi oleh dua kurva, yaitu kurva batas
ketahanan terhadap tumbukan antara rol dan bus dan kurva batas las (galling) karena
kurang pelumasan antara pena dan bus, adalah sangat penting untuk menentukan
kapasitas rantai. Kurva kapasitas baru yang diperoleh berbentuk seperti tenda,
sehingga disebut “kurva tenda”. Dalam Gambar 5.21, diperlihatkan kurva tersebut
yang merupakan diagram pemilihan rantai rol. Untuk memudahkan pemilihan, kurva
tenda tersebut diberi nama menurut nomor rantai dan jumlah gigi sproket, dengan
putaran (rpm) sproket sebagai sumbu mendatar dan kapasitas transmisi sebagai sumbu
tegak.
Tabel 5.16 Ukuran rantai rol

[Ukuran umum]

51
Sabuk dan Rantai

52
Sabuk dan Rantai

Gbr. 5.20 Kapasitas rantai rol

Sproket rantai dibuat dari baja karbon untuk ukuran kecil dan besi cor baja cor
untuk ukuran besar. Untuk perhitungan kekuatan belum ada cara yang tetap seperti
pada roda gigi. Adapun bentuknya telah distandarkan. Dalam Gambar 5.22
ditunjukkan dua macam bentuk gigi, di mana bentuk-S adalah yang biasa dipakai.
Tata cara pemilihan rantai dapat diuraikan menurut Diagram 22. Daya yang
akan ditransmisikan (kW), putaran poros penggerak dan yang digerakkan (rpm) dan
jarak sumbu poros kira-kira (mm), diberikan lebih dahulu. Daya yang ditransmisikan
paerlu dikoreksi menurut mesin yang akan digerakkan dan penggerak mulanya
dengan faktor koreksi dalam Tabel 5.17.
Momen lentur akan selalu terjadi pada poros. Karena itu periksalah kekuatan
lentur poros bila diameternya telah diberikan. Dengan menggunakan putaran (rpm)
dari poros yang berputaran tinggi dan daya yang telah dikoreksi (kW), carilah nomor
rantai dan jumlah gigi sproket kecil yang sesuai dari Gambar 5.21. Jumlah gigi ini
sebaiknya merupakan bilangan ganjil dan lebih dari 15. Jumlah gigi minimum 114
buah. Perbandingan putaran dapat diizinkan sampai 10/1. Sudut kontak antara rantai
dan sproket kecil harus lebih besar dari 120°. Transmisi rantai akan lebih halus dan

53
Sabuk dan Rantai

kurang bunyinya jika dipakai rantai dengan jarak bagi kecil dan jumlah gigi sproket
yang banyak.

Gbr. 5.21 Diagram pemilihan rantai rol


(1) tiga rangkaian
(2) dua rangkaian
(3) satu rangkaian

Gbr. 5.22 Profil gigi dari sproket rantai rol

54
Sabuk dan Rantai

22. Diagram aliran untuk memilih rantai rol

55
Sabuk dan Rantai

Tabel 5.17 Faktor koreksi fc

Rangkaian yang banyak dipakai bila rangkaian tunggal tidak mempunyai


kapasitas cukup. Perlu diperhatikan bahwa kapasitas rangkaian banyak tidak sama
dengan kelipatan kapasitas satu rangkaian. Dalam hal demikian harus diperhitungkan
dengan faktor perkalian seperti dalam Tabel 5.18. Dipandang dari segi pembagian
beban antara rangkaian, pembebanan pada masing-masing rangkaian akan semakin
efektif bila jumlah rangkaian semakin kecil ; efktifitas terbesar diperoleh dengan satu
rangkaian.
Periksalah apakah naf sproket cukup besar untuk lubang poros yang diperlukan
dengan atau tanpa pasak. Sering kali nomor rantai yang akan dipilih juga tergantung
pada pemeriksaan ini. Nomor rantai maupun jumlah rangkaian dapat berubah sesuai
dengan ruangan yang tersedia.
Pengerasan gigi sproket dengan pencelupan dingin lebih diutamakan untuk
sproket dengan jumlah gigi kurang dari 24, sproket besar dan sproket kecil dari
transmisi yang mempunyai putaran rendah tetapi bebannya berat, dan sproket-sproket
yang harus bekerja dalam lingkungan yang abrasive. Sebagai bahan sproket biasanya
dipakai besi cor kelabu (FC25), baja karbon rol konstruksi umum (SS41), baja karbon
konstruksi mesin (S35C) dan baja cor (SC46)

56
Sabuk dan Rantai

Diameter lingkaran jarak bagi dp dan Dp (mm), diameter luar dk dan Dk (mm)
untuk kedua sproket dapat dihitung dengan rumus berikut :

Tabel 5.18 Faktor koreksi untuk rantai berangkaian banyak


Jumlah rangkaian Faktor
2 1,7
3 2,5
4 3,3
5 3,9
6 4,6

dp = p/sin (180º/z1) (5.29)


Dp = p/sin (180º/z2)
dk = {0,6 + cot(180º/z1)}p (5.30)
Dk = {0,6 + cot(180º/z2)}p

Telah disinggung di atas bahwa pemeriksaan diameter bos atau naf dB, dan DB
B B

(mm), adalah penting untuk lubang poros. Diameter naf yang diberi alur pasak dapat
dihitung dari persamaan 5.15. Sebaliknya jika jarak bagi rantai dan jumlah gigi
sproket diketahui, diameter naf maksimum dapat dihitung dengan rumus di bawah ini
dBmax = p{cot(180º/z1) – 1} – 0,76
DBmax = p{cot(180º/z2) – 1} – 0,76 (5.31)

Bila perhitungan percobaan untuk menentukan diameter poros menghasilkan ukuran


yang terlalu besar untuk naf yang tersedia, periksalah apakah diameter poros dapat
dikecilkan dengan menggunakan bahan yang lebih kuat.
Jarak sumbu poros pada dasarnya dapat dibuat sependek mungkin sampai gigi
kedua sproket hamper bersentuhan. Tetapi jarak yang ideal adalah 30 sampai 50 kali
jarak bagi rantai. Untuk beban yang berfluktuasi, jarak tersebut harus dikurangi
sampai lebih kecil daripada 20 kali jaeak bagi rantai. Setelah jumlah gigi sproket dan
jarak sumbu poros ditentukan, panjang rantai yang diperlukan dapat dihitung dengan
rumus di bawah ini :

Lp =
z1 + z 2
+ 2C p +
[( z 2 − z1 ) 6,28]
2

(5.32)
2 Cp

Di mana
Lp : Panjang rantai, dinyatakan dalam jumlah mata rantai
z1 : Jumlah gigi sproket kecil
z2 : Jumlah gigi sproket besar
C : Jarak sumbu poros, dinyatakan dalam jumlah mata rantai (dapat berupa
bilangan pecahan)

Bila Lp ternyata merupakan bilangan pecahan, maka perlu dibulatkan ke atas untuk
mendapatkan bilangan bulat, yang selanjutnya disebut L (dalam jumlah mata rantai).
Periksalah apakah C dapat disetel untuk mengatur tegangan rantai. Jika jumlah mata
rantai merupakan bilangan ganjil, maka perlu dipakai satu rantai khusus yang disebut

57
Sabuk dan Rantai

mata rantai offset. Pemakaian mata rantai ini sebenarnya tidak dikehendaki untuk
transmisi yang aman.
Jika jumlah mata rantai dan jumlah gigi kedua sproket sudah lebih dahulu
ditentukan, maka jarak sumbu poros dapat dihitung dengan rumus-rumus di bawah ini
1 ⎧⎪⎛ z + z2 ⎞ z + z2 2 ⎫⎪
C p = ⎨⎜ L − 1 ⎟ + (L − 1 ) − ( z 2 − z1 ) 2 ⎬ (5.33)
4 ⎪⎩⎝ 2 ⎠ 2 ⎪⎭
C = Cp . p (5.34)

Kecepatan rantai υ (m/s) dapat dihitung dari


p.z1 .n1
υ= (5.35)
1000 x 60

Di mana
p : Jarak bagi rantai (mm).
z1 : Jumlah gigi sproket kecil, dalam hal reduksi putaran.
n1 : Putaran sproket kecil, dalam hal reduksi putaran.

Beban yang bekerja pada satu rantai F (kg) dapat dihitung seperti pada sabuk
dengan rumus.
102 Pd
F= (kg) (5.36)
υ

Jika dipakai motor listrik sebagai penggerak , mka waktu distar dan berhenti, harga
gaya F akan lebih daripada yang dihitung. Dalam halini, kekuatan rata-rata dibagi
dengan beban maksimum yang diizinkan, yaitu faktor keamanan, harus diambil 6 atau
lebih untuk satu rangkaian, 8 sampai 11 untuk dua rangkaiai atau lebih. Harga F yang
dihitung dari persamaan 5.36 tidak boleh lebih dari beban maksimum yang diizinkan
Fµ (kg). Jika ternyata melebihi yang berarti kapasitas rantai tidak cukup, pakailah
rangkaian ganda atau lebih atau pakailah nomor rantai yang lebih besar.
Pemasangan sproket atau rantai secara mendatar adalah yang paling baik.
Pemasangan tegak akan menyebabkan rantai mudah lepas dari sproket. Dalam hal ini
rantai harus dibuat cukup tegang dengan menggunakan sproket pengikut atau sproket
penegang. Dalam hal transmisi mendatar, rentangan rantai bagian bawah harus
merupakan sisi kendor, dan jarak kekendoran ke bawah tidak boleh lebih dari 4%
jarak rentangnya. Dalam hal –hal tertentu seperti transmisi tegak, jarak sumbu poros
yang besar (lebih dari 1 meter), sering start dan putaran berbalik dengan tiba-tiba,
kekendoran yang diizinkan harus dikurangi menjadi 2 %.
Sekarang akan ditinjau gerakan ranlit sproket dan barayun ke atas dan ke bawah
seperti dalam Gambar 5.23. Kecepatan horizontal pada titik A adalah υ cos θ, di B
adalah υ, dan di A’ kembali ke υ cos θ. Gerakan ini disebabkan oleh efek busur dari
sproket. Jika jumlah gigi adalah z, harga θ bervariasi dari 0 sampai π/z bilamana
rantai bergerak dari A ke A’. Maka perbandingan variasi kecepatan ε adalah

58
Sabuk dan Rantai

υ max − υ min π 1 − cos(π z )


ε= = ⋅ (5.37)
υ rata −rata 2 sin (π z )

Dalam Gambar 5.24, diperlihatkan hubungan antara ε dengan jumlah gigi.


Baik dari gambar maupun dari persamaan dapat dilihat bahwa makin besar jumlah
gigi sproket, makin kecil perbandingan variasi kecepatannya, yang berarti makin
halus jalannya.

Gbr. 5.23 Gerakan rantai rol Gbr. 5.24 Perbandingan variasi kecepatan
dari rantai rol

Rantai kadang-kadang bergetar dengan hebat karena fluktuasi kecepatan, variasi


beban , dll. Untuk menghindari hal ini dapat dipakai alat penegang, sproket pengikut
atau peredam dari karet.
Sekarang akan ditinjau perpanjangan rantai karena keausan. Sebelum aus, rol
rantai akan mengait pada permukaan dasar kaki gigi. Setelah terjadi keausan dan
perpanjangan, rol akan naik sampai ke puncak gigi. Hal ini akan membawa akibat
buruk pada transmisi terutama jika jumlah giginya besar, sehingga rantai dapat
meloncat keluar dari sproket. Batas perpanjangan rantai telah ditentukan secara
empiris sebesar 1 sampai 2 (%) panjang mula-mula. Atas dasar angka inilah jumlah
gigi terbanyak pada sproket besar dibatasi sampai 114.
Sebagai pelumas, minyak bermutu baik, seperti minyak roda gigi yang
mengandung ramuan penahan tekanan, umum dipakai. Minyak berat dan gemuk tidak
sesuai untuk rantai. Dalam Tabel 5.19 dapat ditemui viskositas dan cara pelumasan
yang cocok. Untuk kecepatan tinggi , harus dipakai minyak dengan viskositas rendah,
sedangkan viskositas tinggi dipakai untuk temperatur lingkungan yang tinggi. Sebagai
patokan kasar, SAE 20-30 (65-130 cSt, 300-600 SUS pada 37ºC) dapat dipergunakan
untuk temperatur normal, dan SAE 30-40 (130-200 cST, 600-900 SUS pada 37,8ºC)
untuk temperatur lebih dari 40ºC ; viskositas rendah untuk jarak bagi kecil dan
viskositas besar untuk jarak bagi besar.
Untuk transmisi dengan kondisi kerja seperti dalam lingkungan zat kimia, obat-
obatan, korosi dan temperatur tinggi, terdapat rantai rol dari baja tahan karat.

59
Sabuk dan Rantai

Tabel 5.19 Pelumas dan cara pelumasan

[Contoh 5.3] Sebuah mesin pertanian digerkkan oleh motor bensin dengan daya 6 PS
pada 1800 rpm. Putaran tersebut direduksi dengan sabuk-V menjadi 918 rpm pada
tingkat pertama, dan pada tingkar berikutnya menjadi 530 rpm dengan rantai rol.
Jarak sumbu sproket adalah 200 mm dan panjang seluruh alat reduksi ini (ukuran
luar) 400 mm. Rencanakan rantai dan sproket yang cocok.

[Penyelesaian]

60
Sabuk dan Rantai

61
Sabuk dan Rantai

5.2 Transmisi Rantai Gigi


Bila diingini transmisi dengan kecepatan tinggi lebih dari 1000 (m/min), bunyi
kecil dan /atau daya besar, dapt dipakai rantai gigi. Rantai ini lebih mahal daripada
rantai rol.
Ada dua macam rantai gigi. Yang pertama disebut rantai Reynold (Gambar
5.19), dimana plat mata rantai rangkao banyak profil khusus dihubungkan dengan
pena silindris dan bus yang terbelah. Macam yang lain disebut rantau HY-VO dari
Morse, di mana dua buah pena, sidebut pena sambungan kunci yang mempunyai
permukaan cembung dan cekung, dipasang sebagai pengganti pena silindris. Pena
yang mempunyai permukaan cekungplat mata rantai ; yang mempunyai permukaan
cembung saling bersinggungan sambil menggelinding yang satu pada yang lain.
Macam yang terakhir disebut, ini lebih baru daripada yang terdahulu.
Ciri yang menonjol pada rantai gigi adalah segera mengait secara meluncur
dengan gigi sproket yang berprofil involut (evolven), mata rantai berputar sebagai
satu benda dengan sproket. Hal ini berbeda dengan rantai rol dimana bus mata rantai
mengait sproket pada dasar kaki gigi. Dengan cara di atas, tumbukan pada rantai gigi
jauh lebih kecil daripada rantai rol. Sambungan kunci bertindak sedemikian rupa
hingga memperkecil efek busur. Sekalipun demikian, perbandingan variasi kecepatan
tidak berubah.
Karena hal-hal di atas, maka bunyi akan sangat berkurang dan tidak akan
bertambah keras sekalipun kecepatan bertambah tinggi. Terhadap toleransi pada
pemasangan, rantai gigi tidak memerlukan ketelitian setinggi pada roda gigi.
Sebagai hasil dari penelitian khusus, bahan sambungan kunci diberi perlakuan
panas sehingga permukaan yang relative kecil dapat Manahan tekanan dari kontak
gelinding.
Beban maksimum yang diizinkan untuk rantai HY-VO diambil lebih kecil dari
1/13 kali batas kekuatan rat-ratanya Fµ (kg). Harga ini harus semakin diperkecil pada
kecepatan yang semakin tinggi. Pada rantai gigi konvensional, besar faktor keamanan
(faktor keamanan lama) diambil lebih dari 50. Beban maksimum yang diizinkan Fsa
(kg) diberikan oleh persamaan
Fsa = 1,06p . Wb (kg) (5.38)

Di mana p = jarak bagi rantai (mm) dan Wb = lebar rantai (mm). Ukuran-ukuran
utama termasukbatas kekuatan rata-rata diberikan dalam Tabel 5.20.

Gbr. 5.20 Ukuran utama dan kekuatan rantai gigi (rantai HY-VO)

62
Sabuk dan Rantai

Persamaan untuk kecepatan rantai adalah w (kg/m), maka besarnya gaya


tarik pada rantai karena gaya sentrifugal saja adalah (w/g)(υ/60)2 (kg). Jadi beban
rantai terdiri atas beban tatikan untuk transmisi daya, ditambah tarikan atau tegangan
karena gaya sentrifugal. Tetapi, dengan dipakainya faktor keamanan yang cukup
besar, beban tambahan karena gaya sentrifugal tersebut tidak perlu diperhitungkan.
Beban kerja yang diperoleh dari persamaan (5.35 harus memenuhi persyaratan berikut
F ≤ Fsa = FB/sfc
B (5.39)

63
Sabuk dan Rantai

Tabel 5.21 Kapasitas daya yuang ditransmisikan P0 pada rantai (kW setiap 25,4 mm lebar
rantai.

64
Sabuk dan Rantai

23. Diagram aliran untuk memilih rantai gigi

65
Sabuk dan Rantai

Perlu diperhatikan bahwa dalam persamaan ini faktor tumbukan telah


diperhitungkan dalam Pd dan fc, tetapi tidak pada Sfc. Harga fc terdapat dalam Tabel
5.17, yang berlaku juga untuk rantai rol.
Tata cara pemilihan rantai gigi seperti diperlihatkan dalam Diagram 23 tidak
banyak berbeda dengan pada rantai rol. Bedanya pada rantai gigi, lebar rantai Wb
(mm) ditentukan dengan memakai faktor lebar rantai fw yang diperoleh dari daya yang
diteruskan P0 (kW) per 25,4 (mm) lebar rantai (Tabel 5.21) dan Pd seperti dalam cara
memilih sabuk gilir. Arti dari faktor tersebut adalah

Fw = Pd/P0 (5.40)

Jarak sumbu poros maksimum yang diizinkan adalah 60 kali jarak bagi rantai,
dan besarnya sudut kontak harus lebih ganjil dari 120°. Jumlah minimum gigi sproket
adalah 21, namun jumlah dalam angka ganjil seperti 27 adalah lebih baik.
Perbandingan putaran ditentukan oleh jarak sumbu poros dan sudut kontak. Untuk
menghitung panjang rantai dapat dipergunakan persamaan (5.32) dari rantai rol. Hasil
perhitungan yang didapat perlu dibulatkan ke atas menjadi bilangan genap yang
menyatakan jumlah mata rantai. Dengan memakai harga ini untuk L (jumlah mata
rantai), Cp dapat dihitung dengan persamaan 5.33.
Jarak sumbu poros untuk rantai gigi harus lebih tepat dari pada rantai rol dan
dapat dihitung dengan menggunakan faktor koreksi K (Tabel 5.22), menurut
persamaan berikut :

Cp x p
C= (5.41)
K

Kekendoran yang diizinkan adalah kurang dari 2 % dari jarak rentang rantai.
Susunan poros yang dianggap baik adalah seperti pada rantai rol.
Cara pelumasan pada umumnya menggunakan pelumasan celup untuk
kecepatan kurang dari 600 m/min, dan pelumasan pompa untuk kecepatan rantai lebih
dari 600 m/min. Bahan pelumas harus mempunyai mutu baik seperti minyak turbin
yang diberi zat pencegah oksidasi atau karat dan mempunyai viskositas lebih rendah
daripada minyak untuk rantai rol. Sebagai patokan adalah SAE 10 (43 cSt, 200 SUS
pada 37,8°C) untuk temperature 30 sampai 60°C.
Bila pusat-pusat lengkungan sambungan kunci saling dihubungkan dalam
keadaan rantai sedanng membelit sproket akan terbentuk sebuah segi banyak seperti
dalam Gambar 5.25. Garis-garis yang menghubungkan pusat-pusat lengkungan
sambungan kunci disebut garis bagi didefinisikan sebagai dua kali jarak antara titik
sudut segi banyak dan pusatnya maka dapat diperoleh.

dp = p/sin(180°/z1)

Dp = p/sin(180°/z2) (5.42)

66
Sabuk dan Rantai

Gbr. 5.25 Garis-garis dasar dari rantai gigi

Tinggi plat mata rantai dari garis dasar diberikan dalam Tabel 5.20. Jika sudut
plat-plat mata rantai berbentuk bulatan dan besarnya jarak bagi + 2H1 menyatakan
lingkaran luar rantai yang terbelit pada sproket, maka
dA = dp + 2H1, DA = Dp + 2H1 (5.43)

Diameter luar sproket dk dan Dk (mm) berturut-turut lebih kecil daripada dA dan
DA, dan dalam Tabel 5.23 diperlihatkan bersama-sama dengan diameter naf dB dan B

DB, serta daerah diameter poros.


B

Bila perhitungan percobaan untuk menentukan diameter poros atas dasar suatu
bahan tertentu menghasilkan ukuran yang lebih besar daripada harga dalam daerah
yang diberikan dalam Tabel 5.23, maka bahan terebut perlu ditinjau kembali termasuk
perlakuan panasnya.

[Contoh 5.4] Sebuah motor bensin dengan daya 50 PS dan putaran 8600 rpm yang
dipasang pada sebuah sepeda motor, harus diturunkan putarannya menjadi 7300 rpm
dengan sebuah rantai gigi, sebelum dihubungkan dengan persneleng. Jarak sumbu
poros, ukuran luar keseluruhan transmisi rantai dan lebar rantai berturut-turut tidak
lebih besar dari 120 mm, 210 mm dan 50 mm. Rencanakanlah rantai tersebut beserta
sproketnya.

[Penyelesaian]

67
Sabuk dan Rantai

Tabel 5.23 Ukuran sproket rantai gigi

68
Sabuk dan Rantai

69
Sabuk dan Rantai

70

Anda mungkin juga menyukai