METODELOGI PENELITIAN
3.1 Rencana Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk membuat metil ester atau yang biasa disebut
biodiesel dari ikan patin (Pangasius hypophthalmus) yang diambil di Pasar Sungai
Dama Jln. Otto Iskandar dinata samarinda. dengan menggunakan katalis basa
NaOH, dilakuka dengan radiasi gelombang mikro, perbandingan mol minyak ikan
dan metanol dan waktu radiasi. penelitian ini dirancang secara eksperimen di
laboratorium. Biodiesel yang diperoleh selanjutnya dikarakterisasi menggunakan
GC-MS, diuji sifat kimianya (bilangan asam, bilangan iod, bilangan penyabunan,
kadar gliserol total dan kadar metil ester) dan diuji sifat fisik (densitas, viskositas
dan kadar air).
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian
3.2.1 Waktu Penelitian
Penelitian berlangsung pada bulan April 2015 sampai Juli 2015
3.2.2 Tempat Penelitian
Tempat
penelitian
dilaksanakan
di
Laboratorium
Kimia
Organik,
26
katalis
H2SO4
terlebih
dahulu
kemudian
dilanjutkan
dengan
27
28
29
2
1
1 x t
1 x t
1 = densitas air
t1 = waktu alir
air
2 = viskotas sampel
2 = densitas sampel
t2 = waktu alir
sampel
3.4.5.3 Analisa Kadar Air
Ditimbang dengan teliti sampel seberat 5 g kedalam cawan porselen
kemudian dimasukkan didalam oven pada suhu 1050C 10C selama 60 menit.
Selanjutnya sampel didinginkan didalam desikator sampai suhu kamar dan
ditimbang.
kadar air =
BaBs
Ba
x 100%
30
12,69 x T x V 1V 2
M
Keterangan :
T = normalitas larutan Na2S2O3 0,2 N
V1 = Volume larutan Na2S2O3 0,2 N yang diperlukan dalam titrasi blanko (mL)
V2 = Volume larutan Na2S2O3 0,2 N yang diperlukan dalam titrasi contoh (mL)
M = bobot contoh (gram)
31
kondensor refluks, ditambahkan 5 tetes indikator pp, titrasi dengan HCl 0,5 N
sampai diperoleh perubahan warna.
5,61 ( V 1V 0 ) N
E=
m
V1 = volume HCl yang digunakan dalam penentuan blanko (mL)
V0 = volume HCl yang digunakan untuk penentuan contoh
m = massa dari contoh yang diuji
N = normalitas HCl
3.4.5.7 Penentuan Analisa Kadar Gliserol Total, Bebas dan Terikat
- Analisa Kadar Gliserol Total
Ditimbang 9,9 10,1 0,01 gram contoh biodisel kedalam sebuah labu
Erlenmeyer
kemudian
ditambahkan
100
mL
larutan
KOH
alkoholik.
Disambungkan labu dengan kondensor berpendingin udara dan didihkan isi labu
pelahan selama 30 menit untuk mensaponifikasi ester-ester.
Ditambahkan 91 0,2 mL klorofom kemudian tambahkan 25 mL asam
asetat glasial. Dilepaskan kondensor dan pindahkan isi labu saponifikasi secara
kuantitatif ke dalam labu takar dengan menggunakan 500 mL akuades sebagai
pembilas. Setelah itu ditutup rapat labu takar dan kocok isinya kuat-kuat selama
30 60 detik. Ditambakan akuades sampai ke garis batas takar, tutup lagi labu
rapat-rapat dan campurkan isinya dengan membolak-balikkan sampai terbentuk 2
lapisan.
Dipipet masing-masing 6 mL larutan asam periodat ke dalam Erlenmeyer.
Dipipet 100 mL lapisan polar ke dalam Erlenmeyer berisi larutan asam periodat
dan kemudian kocok Erlenmeyer ini perlahan supaya isinya ercampur baik.
Sesudah itu ditutup Erlenmeyer dengan plastic hitam dan biarkan selama 30
menit. Ditambahkan 3 mL larutan KI, dicampurkan dengan pengocokan perlahan
dan kemudian biarkan selama sekitar 1 menit (tetapi tak boleh lebih dari 5 menit)
sebelum dititrasi. Dititrasi dengan larutan natrium triosulfat yang sudah
distandarisasi. Diteruskan titrasi sampai warna coklat iodium hampir hilang.
Setelah itu tercapai, tambahkan 2 mL larutan indikator pati dan teruskan titrasi
sampai warna biru kompleks iodium pati hilang. Dicatat volume natrium
tiosulfat yang digunakan.
32
33
Dengan keterangan :
bs : bilangan penyabunan (mg KOH/g contoh)
ba : bilangan asam (mg KOH/g contoh)
GT : kadar gliserol total (%-b)
34