Anda di halaman 1dari 9

BAB 3

METODELOGI PENELITIAN
3.1 Rencana Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk membuat metil ester atau yang biasa disebut
biodiesel dari ikan patin (Pangasius hypophthalmus) yang diambil di Pasar Sungai
Dama Jln. Otto Iskandar dinata samarinda. dengan menggunakan katalis basa
NaOH, dilakuka dengan radiasi gelombang mikro, perbandingan mol minyak ikan
dan metanol dan waktu radiasi. penelitian ini dirancang secara eksperimen di
laboratorium. Biodiesel yang diperoleh selanjutnya dikarakterisasi menggunakan
GC-MS, diuji sifat kimianya (bilangan asam, bilangan iod, bilangan penyabunan,
kadar gliserol total dan kadar metil ester) dan diuji sifat fisik (densitas, viskositas
dan kadar air).
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian
3.2.1 Waktu Penelitian
Penelitian berlangsung pada bulan April 2015 sampai Juli 2015
3.2.2 Tempat Penelitian
Tempat

penelitian

dilaksanakan

di

Laboratorium

Kimia

Organik,

Laboratorium Biokimia, dan Laboratorium Kimia Analitik, Laboratorium


Anorganik dan Fisik FMIPA UNMUL, analisa GC-MS dilakukan di
LAboratorium Kimia UPI Bandung.
3.3 Alat dan Bahan Penelitian
3.3.1 Alat-alat Penelitian
Peralatan yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut,
seperangkat alat gelas laboratorium, seperangkat alat sokletasi, buret 25 mL,
statip/klemp, kertas saring, pengaduk magnet, pemanas listrik, stopwatch,
timbangan analitik, alat refluks, thermometer, corong pisah, piknometer,
viskosimeter Ostwald, microwife, GC-MS, penangas air, adaptor, pompa vakum,
corong bucher, rotary evaporator dan furnace.

26

3.3.2 Bahan-bahan Penelitian


Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan patin
(Pangasius hypophthalmus), n-heksana, indikator pp, Na2SO4 anhidrat, H2SO4(p),
NaOH, KOH, Metanol (CH3OH), pH universal, aquades.
3.4 Prosedur Penelitian
3.4.1 Ekstrak minyak ikan Patin
Dipilih lemak pada bagian perut ikan patin yang akan di ekstrak minyaknya.
Lemak tersebut dicuci hingga bersih menggunakan air. Lemak yang telah bersih
kemudian dipotong kecil - kecil. Setelah itu di bungkus dengan kertas saring dan
dimasukkan ke dalam alat soklet unbtuk mengekstrak minyak pada lemak ikan
tersebut menggunakan pelarut n-heksan. Minyak yang telah diperoleh kemudian
ditimbang untuk mengetahui kadar minyak total dalam ikan patin. Diulangi
perlakuan hingga minyak yang diperoleh cukup untuk proses transesterifikasi.
Kadar minyak ikan baung =

berat minyak kasar


berat ikan kering x 100

3.4.2 Penentuan bilangan asam dari minyak ikan patin


Sekitas 10 gram minyak dimasukkan dalam Erlenmeyer 250 mL,
selanjutnya dilarutkan dengan 50 mL campuran larutan Dietil eter dan etanol
(1:1). Kedalam larutan ini ditambahkan 3 tetes larutan indikator PP diaduk dan
dititrasi dengan larutan standar KOH 0,1 N sehingga terjadi perubaha warna
menjadi merah jambu. Dicatat volume KOH yang digunakan dan tentukan
bilangan asam (kadar ALB) melalui perhitungan.
Jika bilangan asamnya lebih kecil dari 1% b/b maka proses trasesterifikasi
dapat langsung dilakukan dan kalau lebih besar maka dilakukan tahap esterifikasi
dengan

katalis

H2SO4

terlebih

dahulu

kemudian

dilanjutkan

dengan

transesterifikasi (R.Syahrul, 2012).

27

3.4.3 Esterifikasi Minyak Ikan Patin dengan Katalis H2SO4


Pada tahap ini reaksi esterifikasi menggunakan katalis H 2SO4(p) 1% b/b
dengan ratio molar metanol dengan minyak (6:1) pada suhu 600C selama 30
menit.
Sebanyak 200 gram minyak dimasukkan kedalam labu leher tiga yang
dihubungkan dengan alat pendingin bola yang dilengkapi dengan pengaduk
magnet dan es pendingin untuk labu. Kemudian sambil diaduk dengan magnetic
stirrer ditambahkan campuran metanol sambil diaduk dengan magnetic stirrer
ditambahkan campuran metanol (ratio molar 6) dengan H2SO4 1% b/b secara
perlahan-lahan selama 30 menit pada suhu 550C (R.Syahrul, 2012).
3.4.4 Transesterifikasi Minyak Ikan Patin Dengan Radiasi Gelombang Mikrowive
Dengan Katalis NaOH
Hasil erterifikasi dimasukan kedalam microwive, minyak yang siap
digunakan ditaruh kedalam gelas beker sebanyak 50 gram, sementara itu,
dipersiapkan larutan metanol (perbandingan molar metanol : minyak = 6 : 1) yang
ditambahka katalis NaOH sebanyak 1% berat minyak. Kemudian keduanya
dicampur dan diaduk rata dalam gelas beaker selama 10 menit sebelum
direaksikan denga menggunakan radiasi gelombang mikro pada variasi daya 300,
400, 500, 600 dan 800 watt dan waktu reaksi 5, 10, 15, 20, 25 menit. Setelah
transesterifikasi berakhir produk dimasukan kedalam corong pisah lalu dibiarkan
sampai terbentuk dua lapisan. Lapisan bawah dibuang dan lapisan atas (biodisel)
dicuci dengan aquades sampai bersih dari sisa katalis, gliserol, sisa metanol dan
pengotor lainnya. Kemudian metil ester yang diperoleh ditambahka Na2SO4
anhidrat dan didiamkan 12 jam kemudian disaring, lalu dilakukan uji fisika, uji
kimia dan analisa GC-MS.

28

3.4.5 Analisa Kualitas Produk


3.4.5.1 Penentuan Densitas
Piknometer dicuci dengan air kemudian dengan etanol dan dietileter lalu
dikeringkan dengan oven. Piknometer ditimbang kemudian diisi dengan aquades
yang telah dididihkan dan bersuhu 400C dihindari adanya gelembung-gelembung
udara dan permukaan air diatur sampai penuh atau tanda tera. Piknometer
dimasukan kedalam penangas air pada suhu 400C selama 30 menit. Suhu penangas
air diperiksa dengan thermometer. Apabila terdapat air dibagian luar maka
keringkan dengan menggunakan kertas saring sampai benar-benar kering. Pikno
meter yang berisi aquades ditimbang. Piknometer dikosongkan dan
dicuci dengan etanol dan dietileter kemudian dikeringkan. Piknometer diisi
dengan bahan yang akan diukur bobot jenisnya dan dihindari terjadinya
gelembung udara. Permukaan bahan diatur sampai tanda tera kemudian
ditimbang. Densitas atau bobot jenis dihitung dengan rumus berikut:
berat piknometer kosong

berat piknometer kosong


Berat jenis =
( berat piknometer +air )
( berat piknometer+ sampel )

3.4.5.2 Penentuan Viskositas


Viskometer diletakkan dalam thermostat dalam posisi vertical. Dipipet
sejumlah tertentu sampel kedalam reservoir A sehingga kalau cairan ini dibawa ke
reservoir B dan permukaanya melewati garis m, reservoir A kira-kira masih terisi
setengahnya. Viscometer dibiarkan dan isinya dalam thermostat selama 10 menit
untuk mencapai suhu yang dikehendaki. Dengan menghisap atau meniup bawa
cairan ke B sampai sedikit diatas garis m. Cairan dibiarkan mengalir secara bebas.
Catatan waktu yang diperlukan cairan mengalir dari m ke n, hal ini dilakukan
beberapa kali. Hal yang sama dilakukan untuk cairan pembanding menggunakan
air suling dengan viscometer yang sama. Kemudian dihitung dengan rumus :

29

2
1

1 x t
1 x t

Dimana: 1 = viskotas air

1 = densitas air

t1 = waktu alir

air
2 = viskotas sampel

2 = densitas sampel

t2 = waktu alir

sampel
3.4.5.3 Analisa Kadar Air
Ditimbang dengan teliti sampel seberat 5 g kedalam cawan porselen
kemudian dimasukkan didalam oven pada suhu 1050C 10C selama 60 menit.
Selanjutnya sampel didinginkan didalam desikator sampai suhu kamar dan
ditimbang.
kadar air =

BaBs
Ba

x 100%

Dimana Ba = berat sampel sebelum pemanasn (g)


Bs = berat sampel sesudah pemanasan (g)
3.4.5.4 Uji Sifat Kimia Biodisel
Terhadap biodisel yang dihasilkan dilakukan uji sifat kimia yang dilakukan
dengan menentukan bilangan asam seperti prosedur 3.4.2. bilangan iod, bilangan
ester dan analisa menggunakan GC-MS.
3.4.5.5 Bilangan Iod
Contoh minyak yang telah disaring ditimbang sebanyak 0,25 gram
didalam Erlenmeyer 500 mL, lalu dilarutkan dalam 10 mL klorofom atau
tetraklorida dan ditambahkan dengan 25 mL pereaksi hanus. Semua bahan diatas
dicampurkan merata dan disimpan di dalam ruang gelap selama satu jam.

30

Sebagian iodium akan dibebaskan dari larutan. Setelah penyimpanan, ke


dalamnya ditambahkan 10 mL larutan KI 15% sambil terus dikocok. Selanjutnya
aquades yang telah dididihkan ditambah sebanyak 100 mL iod yang dibebaskan
kemudian dititrasi dengan larutan Na2S2O3 0,2 N sampai larutan berwarna kuning
pucat. Selanjutnya ditambahkan larutan kanji 1% dan dititrasi kembali sampai
warna biru hilang. Blanko dibuat dengan cara yang sama tapa menggunakan
minyak.
Bilangan Iod =

12,69 x T x V 1V 2
M

Keterangan :
T = normalitas larutan Na2S2O3 0,2 N
V1 = Volume larutan Na2S2O3 0,2 N yang diperlukan dalam titrasi blanko (mL)
V2 = Volume larutan Na2S2O3 0,2 N yang diperlukan dalam titrasi contoh (mL)
M = bobot contoh (gram)

3.4.5.6 Penentuan Bilangan Penyabunan


- Pembuatan blanko
Isi labu penyabunan dengan beberapa batu didih lalu ditambahkan 5 mL
etanol dan 25 mL KOH 0,5 N, refluks dengan hati-hati diatas penangaas air
mendidih selama 1 jam. Setelah larutan mendidih, diamkan larutan hingga
menjadi dingin. Lepaskan kondensor refluks, ditambahkan 5 tetes indikator pp,
titrasi dengan HCl 0,5 N sampai diperoleh perubahan warna.
- Pengujian sampel
Ditimbang contoh 4 gr 0,05 gr dan masukkan kedalam labu. Didihkan
dengan hati-hati, ditambahkan 25 mL larutan KOH 0,5 N dalam alcohol dan
beberapa potong batu didih, kemudian biarkan larutan menjadi dingin. Lepaskan

31

kondensor refluks, ditambahkan 5 tetes indikator pp, titrasi dengan HCl 0,5 N
sampai diperoleh perubahan warna.
5,61 ( V 1V 0 ) N
E=
m
V1 = volume HCl yang digunakan dalam penentuan blanko (mL)
V0 = volume HCl yang digunakan untuk penentuan contoh
m = massa dari contoh yang diuji
N = normalitas HCl
3.4.5.7 Penentuan Analisa Kadar Gliserol Total, Bebas dan Terikat
- Analisa Kadar Gliserol Total
Ditimbang 9,9 10,1 0,01 gram contoh biodisel kedalam sebuah labu
Erlenmeyer

kemudian

ditambahkan

100

mL

larutan

KOH

alkoholik.

Disambungkan labu dengan kondensor berpendingin udara dan didihkan isi labu
pelahan selama 30 menit untuk mensaponifikasi ester-ester.
Ditambahkan 91 0,2 mL klorofom kemudian tambahkan 25 mL asam
asetat glasial. Dilepaskan kondensor dan pindahkan isi labu saponifikasi secara
kuantitatif ke dalam labu takar dengan menggunakan 500 mL akuades sebagai
pembilas. Setelah itu ditutup rapat labu takar dan kocok isinya kuat-kuat selama
30 60 detik. Ditambakan akuades sampai ke garis batas takar, tutup lagi labu
rapat-rapat dan campurkan isinya dengan membolak-balikkan sampai terbentuk 2
lapisan.
Dipipet masing-masing 6 mL larutan asam periodat ke dalam Erlenmeyer.
Dipipet 100 mL lapisan polar ke dalam Erlenmeyer berisi larutan asam periodat
dan kemudian kocok Erlenmeyer ini perlahan supaya isinya ercampur baik.
Sesudah itu ditutup Erlenmeyer dengan plastic hitam dan biarkan selama 30
menit. Ditambahkan 3 mL larutan KI, dicampurkan dengan pengocokan perlahan
dan kemudian biarkan selama sekitar 1 menit (tetapi tak boleh lebih dari 5 menit)
sebelum dititrasi. Dititrasi dengan larutan natrium triosulfat yang sudah
distandarisasi. Diteruskan titrasi sampai warna coklat iodium hampir hilang.
Setelah itu tercapai, tambahkan 2 mL larutan indikator pati dan teruskan titrasi
sampai warna biru kompleks iodium pati hilang. Dicatat volume natrium
tiosulfat yang digunakan.

32

Analisa Kadar Gliserol Bebas


Ditimbang 9,9 10,1 0,01 gram contoh biodisel. Dimasukkan kedalam

labu takar 1 liter dan ditambahkan 91 0,2 mL klorofom. Kemudian ditambahkan


kira-kira 500 mL aquades, tutup rapat labu dan kemudian kocok kuat-kuat selama
30 60 detik. Ditambahkan aquades sampai ke garis batas takar, tutup lagi labu
rapat-rapat dan dicampur sampai terbentuk 2 lapisan.
Dipipet masing-masing 2 mL larutan asam periodat ke dalam Erlenmeyer.
Dipipet 300 mL lapisan polar ke dalam Erlenmeyer berisi larutan asam periodat
dan kemudian kocok Erlenmeyer ini perlahan supaya isinya tercampur baik.
Sesudah itu ditutup Erlenmeyer dengan plastik hitam dan biarkan selama 30
menit. Ditambahkan 3 mL larutan KI, dicampurkan dengan pengocokan perlahan
dan kemudian biarkan selama sekitar 1 menit (tetapi tak boleh lebih dari 5 menit)
sebelum dititrasi. Dititrasi dengan larutan natrium tiosulfat yang sudah
distandarisasi. Diteruskan titrasi sampai warna coklat iodium hampir hilang.
Setelah itu tercapai, tambahkan 2 mL larutan indikator pati dan teruskan titrasi
sampai warna biru kompleks iodium pati hilang. Dicatat volume natrium
triosulfat yang digunakan.
1. Hitung kadar gliserol total (Gttl, %-b) dengan rumus :
2,302 ( BC ) N
Gttl, %-b =
w
Dengan :
C = Volume larutan natrium tiosulfat dalam titrasi contoh, mL
B = volume larutan natrium tiosulfat dalam titrasi blangko, mL
N = normalitas larutan natrium tiosulfat
Berat sampel x mL sampel
W=
900
2. Kadar gliserol (Gttl, %-b) dihitung dengan rumus yang sama dengan
perhitungan kadar gliserol total, tetapi menggunakan nilai-nilai yang
diperoleh pada prosedur analisis kadar gliserol bebas.
3. Kadar gliserol terikat (Gttl, %-b) adalah selisih antara kadar gliserol
total dengan gliserol bebas : Gttl = Gttl Gbbs

3.4.5.8 Kadar Metil Ester

33

Metil ester dalam contoh biodisel dapat ditentukan melalui perhitungan


setelah diperoleh kadar gliserol total, bilangan penyabunan, dan bilangan asam.
bsba18,29>

Kadar Metil Ester =


100 x

Dengan keterangan :
bs : bilangan penyabunan (mg KOH/g contoh)
ba : bilangan asam (mg KOH/g contoh)
GT : kadar gliserol total (%-b)

34

Anda mungkin juga menyukai