PENDAHULUAN
A;
Latar Belakang
Ketika berolahraga, misalnya main basket, kita mengeluarkan tenaga untuk
berlari dan memainkan bola. Otot-otot tubuh mengubah energi kimia yang
diperoleh dari makanan menjadi energi, otot yang digunakan untuk bergerak.
Berapa lama kita dapat bertahan main basket. tentu ada batasnya. Kita tidak
mungkin bermain basket terus menerus tanpa istirahat. Kita pasti lelah. Otot-otot
tubuh tidak dapat lagi memberikan energi untuk bergerak. Pada saat itu kita
membutuhkan istirahat, makan, dan minum untuk mengganti energi dalam
tubuh. Dengan demikian, energi dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk
melakukan usaha. Manusia memerlukan energi. Energi tersebut berasal dari
bahan makanan yang dimakan sehari-hari. Tujuan makan antara lain untuk
pertumbuhan, mengganti sel-sel yang rusak dan untuk kontraksi otot. Semua
energi yang dipergunakan dalam proses biologi bersumber dari matahari.
Fox (1988) membagi enam bentuk energi, yaitu: a. energi kimia; b. energi
mekanik; c. energi panas; d. energi sinar; e. energi listrik; dan f. energi nuklir.
Energi yang dihasilkan dari proses oksidasi bahan makanan tidak dapat secara
langsung digunakan untuk proses kontraksi otot atau proses-proses yang lainnya.
Energi ini terlebih dahulu diubah menjadi senyawa kimia berenergi tinggi, yaitu
Adenosine Tri Phosphate (ATP). ATP yang terbentuk kemudian diangkut ke
setiap bagian sel yang memerlukan energi (Mayes, 1985; Fox, 1988). Adapun
proses biologis yang menggunakan ATP sebagai sumber enereginya antara lain:
proses biosintesis, transportasi ion-ion secara aktif melalui membran sel,
kontraksi otot, konduksi saraf dan sekresi kelenjar (Mayes, 1985; Fox, 1988).
Apabila ATP pecah menjadi Adenosine Diposphate (ADP) dan Phosphate
inorganic (Pi), maka sejumlah energi akan dilepaskan. Energi inilah yang akan
gunakan untuk kontraksi otot dan proses-proses biologi lainnya.
Seluruh sel-sel tubuh memiliki kemampuan mengkonversi makanan (dalam hal
ini protein, lemak, dan karbohidrat) menjadi suatu bentuk energi yang digunakan
secara biologi. Proses ini disebut bioenergitika, dan merupakan minat utama
dalam bidang gizi olah raga atau fisiologi olahraga. Agar kita dapat berlari,
melompat, dan berenang, maka sel-sel otot harus dapat terus menerus
mengekstrak energi dari zat gizi makanan.
Sistem energi tubuh sangat penting untuk diketahui, agar kita dapat mengerti
batas-batas aktivitas fisik. Ada tiga macam energi tubuh: (1) sistem phosphagen
atau sistem ATP Phosphocreatin, (2) sistem glikogen asam laktat atau sistem
glikolisis, dan (3) sistem aerobic atau sistem oksidatif (fosforilasi oksidatif).
Sistem phosphagen dan sistem glikogen asam laktat dapat berjalan dengan tanpa
adanya oksigen, karena itu dikatakan juga sebagai metabolisme anaerobik atau
sistem anaerobik. Sumber energi bagi aktivitas muskular adalah senyawa
phospat berenergi tinggi, yang dikenal dengan adenosin trifosfat (ATP).
Walaupun ATP bukanlah satu-satunya molekul pembawa energi dalam sel, tetapi
ATP merupakan sesuatu yang paling penting, sebab tanpa jumlah ATP yang
cukup maka kebanyakan sel akan cepat mati. Struktur ATP terdiri dari tiga
bagian utama : a) adenine, b) ribosa, c) tiga buah phosphat, yang ketiganya
berikatan bersama-sama.
Pembentukan ATP terjadi dengan mengkombinasikan adenosine diphosphat
(ADP) dan phosphat inorganik (Pi). Reaksi ini membutuhkan sejumlah energi.
Beberapa energi itu disimpan dalam ikatan kimia yang menggabungkan ADP
dan Pi, sehingga ikatan ini disebut ikatan berenergi tinggi. Apabila enzim
ATPase memecah ikatan ini, maka sejumlah energi dibebaskan, dan energi ini
dapat digunakan untuk melakukan kerja (dalam hal ini kontraksi otot).
B;
Tujuan
1; Mengetahui Zat-zat Gizi Yang Dibutuhkan Tubuh Beserta Fungsinya
2; Mengetahui Fungsi Energi Bagi Tubuh
3; Mengetahui Macam Bentuk Energi
4; Mengetahui Sistem Energi dan Mekanisme Pembentukan Energi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A;
1. BERDASARKAN FUNGSI
Setiap zat gizi memiliki fungsi yang spesifik. Masing-masing zat gizi tidak dapat
berdiri sendiri dalam membangun tubuh dan menjalankan proses metabolisme.
Namun zat gizi tersebut memiliki berbagai fungsi yang berbeda.
a; Zat gizi sebagai sumber energi
Sebagai sumber energi zat gizi bermanfaat untuk menggerakkan tubuh dan
proses metabolisme di dalam tubuh. Zat gizi yang tergolong kepada zat yang
berfungsi memberikan energi adalah karbohidrat , lemak dan protein. Bahan
pangan yang berfungsi sebagai sumber energi antara lain : nasi, jagung, talas
merupakan sumber karbohidrat; margarine dan mentega merupakan sumber
lemak; ikan, daging, telur dan sebagainya merupakan sumber protein.
Ketiga zat gizi ini memberikan sumbangan energi bagi tubuh. Zat-zat gizi
tersebut merupakan penghasil energi yang dapat dimanfaatkan untuk gerak dan
aktifitas fisik serta aktifitas metabolisme di dalam tubuh. Namun penyumbang
energi terbesar dari ketiga unsur zat gizi tersebut adalah lemak.
b; Zat gizi untuk pertumbuhan dan mempertahankan jaringan tubuh
Zat gizi ini memiliki fungsi sebgai pembentuk sel-sel pada jaringan tubuh
manusia. Jika kekurangan mengkonsumsi zat gizi ini maka pertumbuhan dan
perkembangan manusia akan terhambat. Selain itu zat gizi ini juga berfungsi
untuk menggantikan sel-sel tubuh yang rusak dan mempertahankan fungsi organ
tubuh.
Zat gizi yang termasuk dalam kelompok ini adalah protein, lemak, mineral dan
vitamin. Namun zat gizi yang memiliki sumber dominan dalam proses
pertumbuhan adalah protein.
c; Zat gizi sebagai pengatur/ regulasi proses di dalam tubuh
Proses metabolisme di dalam tubuh perlu pengaturan agar terjadi keseimbangan.
Untuk itu diperlukan sejumlah zat gizi untuk mengatur berlangsungnya
metabolisme di dalam tubuh. Tubuh perlu keseimbangan, untuk itu proses
metabolisme yang terjadi di dalam tubuh perlu di atur dengan baik.
Zat gizi yang berfungsi untuk mengatur proses metabolisme di dalam tubuh
adalah mineral, vitamin air dan protein. Namun yang memiliki fungsi utama
sebagia zat pengatur adalah mineral dan vitamin.
2. BERDASARKAN JUMLAH
Berdasarkan jumlah yang dibutuhkan oleh tubuh zat gizi terbagai atas dua, yaitu:
a. Zat gizi makro
Zat gizi Makro adalah zat gizi yang dibutuhkan dalam jumlah besar dengan
satuan gram. Zat gizi yang termasuk kelompok zat gizi makro adalah
karbohidrat, lemak dan protein.
b. Zat gizi mikro
Zat gizi mikro adalah zat gizi yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah kecil atau
sedikit tapi ada dalam makanan. Zat gizi yang termasuk kelompok zat gizi
mikro adalah mineral dan vitamin. Zat gizi mikro menggunakan satuan mg
untuk sebagian besar mineral dan vitamin.
3. BERDASARKAN SUMBER
Berdasarkan sumbernya zat gizi terbagi dua, yaitu nabati dan hewani
B;
C;
D;
E;
Jenis kelamin
Laki-laki, memiliki lemak tubuh lebih sedikit dan massa otot lebih besar
ketimbang seorang perempuan pada usia yang sama. Sehingga, pria umumnya
akan membakar lebih banyak kalori.
Usia
Ketika beranjak tua, masa otot Anda akan berkurang, sehingga memperlambat
tingkat pembakaran kalori
Aktivitas fisik
Setiap gerakan ekstra akan membantu membakar kalori lebih banyak
berkontribusi pada penurunan berat badan. Jumlah kalori yang tersisa (setelah
dikurangi untuk memproses makanan dan MBR) akan digunakan oleh tubuh saat
anda melakukan berbagai aktivitas fisik dan olahraga, misalnya bermain tennis,
berjalan kaki, dan lain-lain.
Genetik
menurut
Tarwaka,
dkk
(2004:107)
adalah
suatu
Kelelahan Pusat
Kelelahan Perifer
10
piruvat akan diubah menjadi asam laktat, yang apabila menumbuk akan
terjadi kelelahan otot.
Selama latihan berat banyak oksigen dibawah kedalam otot, tetapi oksigen
yang mencapai sel otot tidak cuku. Asam laktat akan menumbuk dan berdifusi
ke dalam cairan jaringan dan darah. Keberadaan asam laktat di dalam darah
akan merangsang pusat pernafasan sehingga frekuensi dan kedalaman napas
pun meningkat. Hal ini berlangsung terus-menerus, bahkan setelah kontrasi
itu selesai sampai jumlah oksigen cukup untuk memungkinkan sel otot dan
hati mengoksidasi asam laktat dengan sempurna menjadi glikogen
Faktor- Faktor Penyebab Kelelahan Otot
1. Penumpukan asam laktat
Terjadinya kelelahan otot yang disebabkan oleh penumpukan asam
laktat. Penumpukan asam laktat pada intramuscular dengan menurunnya
puncak tegangan (ukuran dari kelelahan apabila rasio asam laktat pada otot
merah dan otot putih meningkat, puncak tegangan otot menurun. Jadi bisa
diartikan bahwa besarnya kelelahan pada serabut-serabut otot putih
berhubungan dengan besarnya kemampuan mereka untuk membentuk asam
laktat. Pendapat bahwa penumpukan asam laktat menyertai didalam proses
kelelahan selanjutnya diperkuat oleh fakta dimana dua mekanismesecara
fisiologi yang karenanya asam laktat menghalang-halangi fungsi otot. Kedua
mekanisme tersebut tergantung kepada efek asam laktat pada pH intra selular
atau konsentrasi ion hydrogen (H).
11
12
otot,
dan
PC
dipergunakan
untuk
Resintesa
ATP
13
BAB III
KESIMPULAN
14
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
BAHAN AJAR BIOKIMIA
Sistem energi untuk olahraga
Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or
FIK UNY
-
15