Anda di halaman 1dari 43

Bab I

Pendahuluan
1.1

Latar Belakang
Imunisasi adalah pemberian suatu vaksin ke dalam tubuh untuk memberikan

kekebalan terhadap penyakit tertentu dengan maksud menurunkan Angka Kematian dan
Angka Kesakitan serta mencegah akibat buruk lebih lanjut dari PD3I (Penyakit yang Dapat
Dicegah Dengan Imunisasi).
Imunisasi merupakan upaya pencegahan yang sangat efektif, mudah, serta murah
untuk menghindari terjangkitnya penyakit infeksi yang berbahaya terhadap seorang bayi atau
anak. Melalui imunisasi, secara individu akan menjadi kebal terhadap penyait infeksi tertentu.
Saat ini seluruh Puskesmas di Indonesia telah melayani imunisasi melalui pelayanan di
Puskesmas , dan mengisi kegiatan Posyandu yang ada di masyarakat 1,2,3
Data dari WHO menunjukkan bahwa setiap tahunnya di dunia ini terdapat 1,5 juta
kematian bayi berusia 1 minggu dan 1,4 juta bayi lahir mati akibat tidak mendapatkan
imunisasi. Tanpa imunisasi, kira-kira 3 dari 100 kelahiran anak akan meninggal karena
penyakit Campak, 2 dari 100 Kelahiran Anak akan meninggal karena Batuk Rejan. 1 dari 100
kelahiran anak akan meninggal karena penyakit Tetanus. Dan dari setiap 3.200.000 anak, 1
akan menderita penyakit Polio. Berdasarkan data Current World Infant Mortality Rate
menunjukkan bahwa Infant Mortality Rate (IMR) di dunia pada tahun 2011 sebesar 41,61 per
1000 kelahiran hidup. 4
Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu indikator terpenting yang
menentukan derajat kesehatan dan kesejahteraan suatu masyarakat. Hingga tahun 2008,
Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia masih cukup tinggi, yaitu 31,04 per 1000
kelahiran hidup. Dan, besarnya Angka Kematian Bayi (AKB) di Jawa Barat pada tahun 2008
adalah data sebesar 38,51 per 1000 kelahiran hidup. 5,6
Departemen

Kesehatan

(Depkes)

berdasarkan

data

terakhir

tahun

2007

mengungkapkan rata-rata per tahun terdapat 401 bayi baru lahir di Indonesia meninggal dunia
sebelum umurnya genap 1 tahun (SDKI). Berdasarkan data Dinas Kesehatan Karawang tahun
2011, tercatat sebanyak 171 bayi meninggal sepanjang tahun 2011. Saat ini Departemen
Kesehatan sedang berusaha menargetkan agar AKB turun menjadi 23 per 1.000 Kelahiran
Hidup pada tahun 2015. Salah satu usaha mengurangi angka kematian bayi tersebut adalah
dengan program imunisasi.7,8
1

Departemen

Kesehatan

(Depkes)

berdasarkan

data

terakhir

tahun

2007

mengungkapkan rata-rata selama setahun terdapat 401 bayi baru lahir di Indonesia meninggal
dunia setiap harinya sebelum umurnya genap 1 tahun atau sekitar 146.000 per tahun. Angka
Kematian bayi ini tergolong masih tinggi, Prevalensi campak pada tahun 2009 adalah 15.369
kasus di seluruh Indonesia, difteri sebanyak 219 dan tetanus sebanyak 183 kasus. Angka ini
merupakan angka tertinggi dari seluruh Negara ASEAN.1,5

Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010 cakupan Imunisasi Dasar
secara Nasional yaitu BCG (77,9%), Campak (74,4%), Polio tiga kali (66,7%), dan DPT-HB
tiga kali (61,9%). Sedangkan berdasarkan status kelengkapan imunisasi, status imunisasi
lengka (53,8%), tidak lengkap imunisasi (33,5%), dan tidak imunisasi (12,7%). Semua
cakupan itu belum memenuhi target cakupan Imunisasi Dasar Nasional.9
Menurut hasil Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang cakupan Imunisasi Dasar tahun
2011 adalah BCG (99%), DPT. 3 (94%), Polio. 3 (94,2%), Campak (94,5%), Hepatitis B.3
(92,1%), hasil yang didapatkan sudah mencapai target, dan sudah UCI. Walaupun telah
mencapai target, masih terdapat beberapa Kecamatan di Karawang yang hasil cakupan
Imunisasi Dasar belum memenuhi target.
Menurut laporan tahunan Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang, cakupan Imunisasi
Dasar di Puskesmas Rengasdengklok tahun 2012 adalah BCG (90,7%), Campak (94%), Polio
(91,4%), DPT-HB 1 (98,7%), DPT-HB 3 (93,7,5%), dan HB0 (82,9%), beberapa nilai belum
memenuhi target yang ditetapkan yaitu BCG (98%), Polio 1 (98%), dan HB0 (90%). 10
Maka daripada itu dilakukannya kembali evaluasi program ini karena belum
diketahuinya tingkat keberhasilan pelaksanaan Program Imunisasi Dasar di Puskesmas
Rengasdengklok, Kecamatan Rengasdengklok, Kabupaten Karawang periode Januari 2013
sampai dengan November 2013.

1.2

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan

masalahnya adalah :
1. Angka kematian bayi menurut WHO setiap tahunnya di dunia ini terdapat 1,5 juta
kematian bayi berusia 1 minggu dan 1,4 juta bayi lahir mati akibat tidak mendapatkan
imunisasi.
2. Departemen Kesehatan (Depkes) berdasarkan data terakhir tahun 2007 mengungkapkan
rata-rata per tahun terdapat 401 bayi baru lahir di Indonesia meninggal dunia sebelum
umurnya genap 1 tahun (SDKI).
3. Tanpa imunisasi, kira-kira 3 dari 100 kelahiran anak akan meninggal karena penyakit
Campak, 2 dari 100 Kelahiran Anak akan meninggal karena Batuk Rejan. 1 dari 100
kelahiran anak akan meninggal karena penyakit Tetanus. Dan dari setiap 3.200.000 anak,
1 akan menderita penyakit Polio.
4. Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010 cakupan Imunisasi Dasar secara
Nasional yaitu BCG (77,9%), Campak (74,4%), Polio tiga kali (66,7%), dan DPT-HB tiga
kali (61,9%). Sedangkan berdasarkan status kelengkapan imunisasi, status imunisasi
lengka (53,8%), tidak lengkap imunisasi (33,5%), dan tidak imunisasi (12,7%). Semua
cakupan itu belum memenuhi target cakupan Imunisasi Dasar Nasional.
5. Menurut hasil Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang cakupan Imunisasi Dasar tahun
2011 adalah BCG (99%), DPT. 3 (94%), Polio. 3 (94,2%), Campak (94,5%), Hepatitis
B.3 (92,1%), hasil yang didapatkan sudah mencapai target, dan sudah UCI. Walaupun
telah mencapai target, masih terdapat beberapa Kecamatan di Karawang yang hasil
cakupan Imunisasi Dasar belum memenuhi target.
6. Menurut laporan tahunan Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang, cakupan Imunisasi
Dasar di Puskesmas Rengasdengklok tahun 2012 adalah BCG (90,7%), Campak (94%),
Polio (91,4%), DPT-HB 1 (98,7%), DPT-HB 3 (93,7,5%), dan HB0 (82,9%).
Dengan demikian perlu dilakukan evaluasi program Imunisasi Dasar kuntuk mengetahui
sejauh mana keberhasilan program Imunisasi Dasar di Puskesmas Rengasdengklok,
Kecamatan Rengasdengklok, Kabupaten Karawang, dengan membandingkan antara target
yang telah ditetapkan cakupan yang telah dicapai selama periode Januari 2013 November
2013.

1.3

Tujuan
1.3.1

Tujuan umum
Mengetahui tingkat keberhasilan dalam pelaksanaan program Imunisasi Dasar

di Puskesmas Rengasdengklok, Kecamatan Rengasdengklok, Kabupaten Karawang


periode Januari 2013 sampai dengan November 2013 dengan pendekatan sistem.
1.3.2

Tujuan khusus
Diketahuinya

cakupan

pelayanan

Imunisasi

Dasar

di

Puskesmas

Rengasdengklok, Kecamatan Rengasdengklok, Kabupaten Karawang periode


Januari 2013 sampai dengan November 2013.

Diketahuinya

cakupan

penyuluhan

perorangan,

dan

kelompok

yang

dilaksanakan di Puskesmas Rengasdengklok, Kecamatan Rengasdengklok,


Kabupaten Karawang periode Januari 2013 sampai dengan November 2013.

Diketahuinya

cakupan

pemantauan

hasil

kegiatan

imunisasi

dengan

Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) yang dilaksanakan di Puskesmas


Rengasdengklok, Kecamatan Rengasdengklok, Kabupaten Karawang periode
Januari 2013 sampai dengan November 2013.

Diketahuinya cakupan penatalaksanaan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi


(KIPI)

di

Puskesmas

Rengasdengklok,

Kecamatan

Rengasdengklok,

Kabupaten Karawang periode Januari 2013 sampai dengan November 2013.

Diketahuinya cakupan pencatatan dan pelaporan yang dilaksanakan di


Puskesmas

Rengasdengklok,

Kecamatan

Rengasdengklok,

Kabupaten

Karawang periode Januari 2013 sampai dengan November 2013.


1.4

Manfaat
1.4.1

Bagi Evaluator :

Menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh saat kuliah.

Melatih serta mempersiapkan diri dalam menjalankan suatu program


khususnya program Imunisasi dasar.

Menumbuhkan minat dan pengetahuan mengevaluasi.

Mengembangkan kemampuan untuk berpikir kritis.

1.4.2

Bagi Perguruan Tinggi :


Merealisasikan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
4

Memperkenalkan Fakultas Kedokteran UKRIDA kepada masyarakat.

Mewujudkan kampus sebagai masyarakat ilmiah dalam peran sertanya di


bidang kesehatan.

1.4.3

Bagi Puskesmas yang dievaluasi :


Mengetahui masalah-masalah yang timbul dalam pelaksanaan program
Imunisasi Dasar disertai dengan usulan atau saran sebagai pemecahan
masalah.

Memberi masukan dalam meningkatkan kerjasama dan membina peran serta


masyarakat dalam melaksanakan program Imunisasi Dasar secara optimal.

Membantu kemandirian Puskesmas dalam upaya lebih mengaktifkan program


Imunisasi Dasar sehingga dapat memenuhi target cakupan program.

1.4.4

Bagi masyarakat :
Meningkatkan pembinaan peran serta masyarakat dan kader dalam kegiatan
imunisasi.

1.5

Sasaran
Bayi yang berusia 0 - 11 bulan di Puskesmas Rengasdengklok, Kecamatan
Rengasdengklok, Kabupaten Karawang periode Januari 2013 sampai dengan
November 2013.

Bab II
Materi dan Metode
2.1

Materi
Materi yang dievaluasi terdiri dari laporan hasil kegiatan bulanan Puskesmas

mengenai

program

Imunisasi

Dasar

di

Puskesmas

Rengasdengklok,

Kecamatan

Rengasdengklok, Kabupaten Karawang periode Januari 2013 sampai dengan November 2013
antara lain:
1. Pelayanan Imunisasi Dasar di Puskesmas dan Posyandu
2. Penyuluhan dan pembinaan Peran Serta Masyarakat mengenai Imunisasi Dasar
3. Melakukan monitoring atau Pemantauan Wilayah Setempat
4. Penatalaksanaan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI)
5. Pencatatan dan pelaporan Program Imunisasi Dasar
6. Pencatatan dan pemantauan suhu cold chain
2.2

Metode
Evaluasi Program ini dilakukan dengan cara membandingkan cakupan Program

Imunisasi Dasar terhadap target yang ditetapkan dengan menggunakan pendekatan sistem.

Bab III
Kerangka Teoritis
3.1

Bagan Teori

LINGKUNGAN (6)

MASUKAN (1)

PROSES
(2)

KELUARAN (3)

DAMPAK (5)

UMPAN BALIK (4)

Sistem adalah gabungan dari elemen-elemen yang saling dihubungkan oleh suatu
proses atau struktur dan berfungsi sebagai salah satu kesatuan organisasi dalam upaya
menghasilkan sesuatu yang telah ditetapkan. Bagian atau elemen dapat dikelompokkan dalam
lima unsur,yakni:
1. Masukan (input) adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan
yang diperlukan untuk dapat berfungsinya sistem tersebut.
2. Proses (process) adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan
yang berfungsi untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang direncanakan.
3. Keluaran (output) adalah kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan dari
berlangsungnya proses dalam sistem.
4. Umpan balik (feed back) adalah kumpulan bagian atau elemen yang merupakan keluaran
dari sistem dan sekaligus sebagai masukan bagi sistem tersebut.
5. Dampak (impact) adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran suatu sistem.
Lingkungan (environment) adalah dunia di luar sistem yang tidak dikelola oleh sistem
tetapi mempunyai pengaruh besar terhadap sistem.

3.2

Tolok Ukur
Tolok ukur terdiri dari variabel masukan, proses, keluaran, umpan balik, lingkungan

dan dampak. Digunakan sebagai pembanding atau target yang harus dicapai dalam program
Imunisasi Dasar.(Lampiran)

Bab IV
8

Penyajian Data

4.1

Sumber data
Sumber data dalam evaluasi ini berupa data sekunder yang berasal dari laporan
bulanan Puskesmas Rengasdengklok periode Januari 2013 sampai dengan November
2013 dan laporan tahunan Puskesmas Rengasdengklok tahun 2012.

4.2.

Data Umum

4.2.1

Data Geografis
4.2.1.1 Lokasi Puskesmas
Gedung Puskesmas Rengasdengklok terletak di Desa Rengasdengklok
Kecamatan Rengasdengklok

yang berjarak 15 Km dengan kota kabupaten

Karawang.
Batas wilayah kerja Puskesmas Kutawaluya adalah sebagai berikut:

Sebelah Utara : Wilayah Kerja Puskesmas Jayakerta dan


Puskesmas Medang Asem

Sebelah Selatan: Wilayah Kerja Puskesmas Kalangsari

Sebelah Barat : Sungai Citarum dan Kabupaten Bekasi

Sebelah Timur : Wilayah Kerja Puskesmas Kutamukti dan


Puskesmas Kutawaluya

4.2.1.2 Luas wilayah kerja


Luas wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Rengasdengklok adalah
1.575 Ha. Wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Rengasdengklok meliputi
satu Kecamatan Rengasdengklok terdiri dari 6 desa, 32 dusun, dan 156 RT.
Desa di UPTD Puskesmas Rengasdengklok:
-

Desa Dewisari

Desa Rengasdengklok Selatan


Desa Rengasdengklok Utara
Desa Kertasari
Desa Amansari
Desa Dukuh Karya

4.2.2

Demografi
-

Jumlah

penduduk

wilayah

kerja

UPTD

Puskesmas

Rengasdengklok pada tahun 2012 berdasarkan data proyeksi kependudukan


kecamatan Rengasdengklok sebanyak 76.138 jiwa terdiri dari laki-laki
37.824 jiwa dan perempuan 38.314 jiwa.
-

4.2.3 Mata Pencaharian


-

Mata pencaharian di wilayah kerja UPTD Puskesmas Rengasdengklok

antara lain:
-

Buruh tani

: 13.647 (17,92%)

Buruh tani

: 2.344 (3,07%)

Tidak Bekerja

: 24.215 (31,80%)

Pedagang dan peternak

: 5.090 (6,68%)

PNS

: 3.822 (5,01%)

Serabutan

: 25.070 (32,92%)

4.2.4

Tingkat Pendidikan
-

Tingkat pendidikan penduduk di wilayah kerja UPTD Puskesmas

Rengasdengklok antara lain:


-

Belum Sekolah

: 18.558 (24,37%)

Tidak tamat SD

: 5.646 (7,41%)

Tamat SD

: 29.907 (39,27%)

Tamat SLTP

: 10.842 (14,23%)

Tamat SMU

Tamat D1

: 1.138 (1,49%)

Tamat D3

: 1.223 (1,62%)

Tamat S1

: 1.204 (1,53%)

: 7.620 (10,08%)

4.2.5

Sarana Kesehatan
-

Jenis sarana kesehatan yang terdapat di wilayah kerja UPTD

Puskesmas Rengasdengklok antara lain:


-

Puskesmas pembantu

: 1 buah

Puskesmas keliling

: 1 buah

Ambulan pusling

: 1 buah

Pos Bindu

: 10 buah

Posyandu

: 57 buah

Klinik Rawat Inap

: 3 buah

Balai Pengobatan 24 jam

: 2 buah

Klinik Bersalin

: 3 buah

Balai Pengobatan sore:


o Dokter umum

: 3 buah

o Perawat

: 10 buah

o Bidan

: 11 buah

Pengobatan tradisional

: 56 buah

Toko obat

: 1 buah

Apotek

: 4 buah

4.3

Data Khusus
1. Input
a. Tenaga
-

Dokter Umum

: 1 orang

Bidan

: 10 orang bidan desa

Kader

: 5 orang/Posyandu

b. Dana
-

APBD

: Cukup

APBN

: Cukup

c. Sarana
a. Medis
i. Peralatan suntik
1. Disposible syringe (1cc ,2cc, 2,5cc, 3 cc, 5 cc)

: Cukup

2. Autodisposible syringe (0,05cc, 0,5cc)

: Cukup

3. Alkohol 70 %

: Cukup

4. Cold Chain
a. Lemari es

: 1 buah

b. Vaccine carrier

: 7 buah

c. Cold box

: 1 buah

d. Termos + 4 buah cold pack

: Sejumlah tim lapangan

e. Freeze tag/ Freeze watch

: Sejumlah tim lapangan

ii. Vaksin
Kebutuhan vaksin
-

Kebutuhan Vaksin = Jumlah sasaran x target cakupan

IP Vaksin
BCG = 2092 x 98% x 1ampul = 103 ampul
-

20

Hep B-0 = 2092 x 90% x1 = 1882 kemasan


-

1
Polio =
-

(2092x98%)+(2092x95%)+(2092x93%)+(2092x90%) x1vial
-

10

= 789 vial

DPT-HB= (2092x98%)+(2092x95%)+(2092x93%) x 1 vial


-

= 598 vial

Campak = 2092x 90% x 1 vial = 189 vial


-

10

Kebutuhan alat suntik = jumlah sasaran x target cakupan(%)


Alat suntik 0,05 cc (untuk BCG) : 2092 x 98% = 2050 buah
Alat suntik 0,5 cc (untuk DPT-HB dan Campak) : {2092 x (98%
+95%+93%)}+{2092x 90%} = 7864 buah
Alat suntik 5 cc (pelarut)
-

= Jumlah vaksin BCG + Jumlah vaksin campak


= 335+308= 292 buah

iii. Alat dan obat KIPI


1. Stetoskop

: 1 buah

2. Tensimeter

: 1 buah

3. Infus set

: Cukup

4. Alat suntik

: Cukup

5. Cairan infus NaCl 0,9 %

: Cukup

6. Deksamethason injeksi

: Cukup

7. Adrenalin

: Cukup

8. Paracetamol

: Cukup

b. Non Medis
i. Gedung Puskesmas
1. Ruang Pendaftaran : 1 ruang
2. Ruang Tunggu

: 1 ruang

3. Ruang Periksa

: 1 ruang

4. Kamar Obat

: 1 ruang

ii. Posyandu (57 pos)

: Sistem lima meja

1. KMS Balita

: Cukup

2. Buku pencatatan hasil imunisasi

: 1 buah

3. Buku pencatatan stok vaksin

: 1 buah

4. Kartu pencatatan suhu lemari es

: 1 lembar/bulan

5. Kartu pencatatan suhu freezer

: 1 lembar/bulan

6. Kapas dan tempatnya

: Cukup

7. Tempat sampah

: 1 buah

d. Metode
a. Pelayanan imunisasi dasar di Puskesmas dan Posyandu:
i.

BCG : 1x, dosis 0,05 cc, IC, di deltoid lengan atas kanan Diberikan
sedini mungkin, pada usia 0 2 bulan

ii.

DPT-HB : 3x, dosis 0,5 cc, IM/SC dalam, di anterolateral paha atas
Diberikan pada usia 2 11 bulan, dengan jarak 4 minggu

iii.

Polio : 4x, dosis 2 tetes. Diberikan pada usia 0 11 bulan, dengan


jarak 4 minggu

iv.

Campak : 1x, dosis 0,5 cc, SC, di lengan kiri atas. Diberikan pada
usia 9 11 bulan

b. Penyuluhan mengenai imunisasi dasar


i.

Perorangan : Dengan wawancara

ii.

Kelompok : Dengan ceramah dan diskusi

iii.

Masyarakat : Melalui spanduk, poster, leaflet

c. Mengelola vaksin, peralatan vaksinasi dan cold chain


a. Suhu cold chain 2-8

C, pemantauan dan pencatatan suhu 2

x/hari.
b. Bagian bawah lemari es diletakan kotak dingin cair (cool pack)
sebagai penahan dingin dan kestabilan suhu.
c. Vaksin BCG, Campak, dan Polio diletakkan dekat evaporator.
d. Vaksin DPT/HB diletakkan lebih jauh dari evaporator.
e. Beri jarak antara kotak vaksin minimal 1-2 cm atau satu jari
tangan, agar terjadi sirkulasi udara yang baik.
f. Letakkan 1 bh termometer di bagian tengah lemari es dan
letakkan 1 buah freeze tag diantara vaksin hepatitis B atau DPT
g. Vaksin selalu disimpan dalam kotak kemasan agar tidak terkena
sinar Ultra Violet.
h. Pelarut vaksin campak dan BCG disimpan pada suhu kamar,
pelarut tidak boleh beku.
i. Penggunaan 1 spuit untuk satu orang.
-

d. Pemantauan : Dengan PWS (Pemantauan Wilayah Setempat) di setiap desa dengan


cara mengumpulkan dan mengolah data cakupan imunisasi dari tiap desa dan
dikelompokkan ke dalam format grafik untuk masing-masing imunisasi. Dilakukan
dengan teratur setiap satu bulan
e. Pencatatan dan pelaporan: Dengan laporan bulanan, dan rapat bulanan.
f. Penatalaksanaan KIPI: Jika ada kasus.
2. Proses
1.

Perencanaan (Planning)
a. Menentukan besarnya sasaran
- Besar sasaran : Ditetapkan oleh Puskesmas Rengasdengklok sebanyak
2092 orang bayi.
b. Target cakupan :
BCG

: 98%

Hep B-0

: 90%

DPT-HB1

: 98%

DPT-HB2

: 95%

DPT-HB3

: 93%

Polio 1

: 98%

Polio 2

: 95%

Polio 3

: 93%

Polio 4

: 90%

Campak

: 90%

c. Membuat jadwal pelayanan Imunisasi Dasar:

Puskesmas :

BCG

DPT-HB : Senin sampai dengan Jumat, jam 08.00-12.00 oleh

: Setiap hari rabu, jam 08.00-1200 oleh bidan.

bidan.

Polio : Senin sampai dengan Jumat, jam 08.00-12.00 oleh


bidan.

Hepatitis B0 : Senin sampai dengan Jumat, jam 08.00-12.00


oleh bidan.

Campak : Senin sampai dengan Jumat, jam 08.00-12.00 oleh


bidan.

Posyandu : Satu kali dalam sebulan di Posyandu Desa yang


ditetapkan pukul 08.00-12.00 oleh bidan desa.

d. Merencanakan logistik imunisasi dasar


Kebutuhan vaksin :
-

HB-O

: 1882 kemasan

BCG

: 103 ampul

DPT/HB

: 598 vial

Polio

Campak

: 789 vial
: 189 vial

Kebutuhan alat suntik :


-

Alat suntik 0,05 cc (untuk BCG) : 2050 buah

Alat suntik 0,5 cc (untuk DPT/HB Combo dan Campak) : 7864 buah

Alat suntik 5 cc (pelarut) : 292 buah


-

e. Mengelola vaksin, peralatan vaksinasi dan cold chain


- Suhu cold chain 2-8 0 C, pemantauan dan pencatatan suhu 2 x/hari.
- Bagian bawah lemari es diletakan kotak dingin cair (cool pack) sebagai
penahan dingin dan kestabilan suhu.
- Vaksin BCG, Campak, dan Polio diletakkan dekat evaporator.
- Vaksin DPT/HB diletakkan lebih jauh dari evaporator.
- Beri jarak antara kotak vaksin minimal 1-2 cm atau satu jari tangan,
agar terjadi sirkulasi udara yang baik.
- Letakkan 1 bh termometer di bagian tengah lemari es dan letakkan 1
buah freeze tag diantara vaksin hepatitis B atau DPT
- Vaksin selalu disimpan dalam kotak kemasan agar tidak terkena sinar
Ultra Violet.

- Pelarut vaksin campak dan BCG disimpan pada suhu kamar, pelarut
tidak boleh beku.
- Penggunaan 1 spuit untuk satu orang.
f. Memberikan penyuluhan mengenai imunisasi dasar
Perorangan : Setiap hari, setiap kali kunjungan di Posyandu.
Kelompok : Di posyandu setiap satu bulan sekali oleh bidan desa
Masyarakat : Melalui spanduk, poster, leaflet.
g. Melakukan pencatatan dan pelaporan :

Pencatatan : dilakukan satu bulan sekali setelah selesai posyandu.

Pelaporan : di lakukan satu bulan sekali melalui rapat bulanan


Puskesmas.

h. Melakukan pemantauan : dengan PWS (Pemantauan Wilayah Setempat)


setiap satu bulan sekali.
i. Merencanakan penatalaksanaan KIPI(Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi):
Jika ada kasus
-

2. Pengorganisasian (Organizing)
-

Terdapat organisasi Puskesmas disertai pembagian tugas yang

teratur :
-

Kepala UPTD Puskesmas

Didi Elya, SKM, M.Mkes

Kepala Sub Bagian


Tatausaha

H. Deden Kusnadi

Koordinator Program
Imunisasi Dasar

Ee Danuarsih, AMKeb

Bidan desa
Kader

Gambar 1. Bagan Organisasi Program Imunisasi Puskesmas


Rengasdengklok 2012.
-

3. Pelaksanaan
a. Besar sasaran 2092 bayi
b. Target cakupan :
-

BCG

: 98 %

- Polio 1

: 98 %

HB-0

: 90 %

- Polio 2

: 95%

DPT/HB1

: 98 %

- Polio 3

: 93%

DPT/HB2

: 95 %

- Polio 4

: 90%

DPT/HB3

: 93 %

- Campak

: 90%

c. Jadwal pelayanan imunisasi dasar

Puskesmas :

BCG

DPT-HB : Senin sampai dengan Jumat, jam 08.00-12.00 oleh

: Setiap hari rabu, jam 08.00-1200 oleh bidan.

bidan.

Polio : Senin sampai dengan Jumat, jam 08.00-12.00 oleh


bidan.

Hepatitis B0 : Senin sampai dengan Jumat, jam 08.00-12.00


oleh bidan.

Campak : Senin sampai dengan Jumat, jam 08.00-12.00 oleh


bidan.

Di Posyandu : Jadwal pelaksanaan imunisasi dasar tidak sesuai dengan


perencanaan karena yang seharusnya terjadwal satu kali dalam
sebulan, yaitu dapat pada hari Senin, Selasa, Rabu, Kamis atau Sabtu,
tergantung dari Posyandu, bisa mengalami perubahan hari tanpa
menginformasikan terlebih dahulu kepada masyarakat.

d. Logistik imunisasi dasar :


Kebutuhan vaksin :
-

HB-O

: 1230 kemasan

BCG

: 335 ampul

DPT/HB

: 782 vial

Polio

Campak

: 856 vial
: 308 vial

Kebutuhan alat suntik :


-

Alat suntik 0,05 cc (untuk BCG) : 1340 buah

Alat suntik 0,5 cc (untuk DPT/HB Combo dan Campak) : 5141 buah

Alat suntik 5 cc (pelarut) : 643 buah

e. Mengelola vaksin, peralatan vaksinasi dan cold chain

- Suhu cold chain 2-8 0 C, pemantauan dan pencatatan suhu 2 x/hari.


- Bagian bawah lemari es diletakan kotak dingin cair (cool pack) sebagai
penahan dingin dan kestabilan suhu.
- Vaksin BCG, Campak, dan Polio diletakkan dekat evaporator.
- Vaksin DPT/HB diletakkan lebih jauh dari evaporator.
- Beri jarak antara kotak vaksin minimal 1-2 cm atau satu jari tangan,
agar terjadi sirkulasi udara yang baik.
- Letakkan 1 bh termometer di bagian tengah lemari es dan letakkan 1
buah freeze tag diantara vaksin hepatitis B atau DPT
- Vaksin selalu disimpan dalam kotak kemasan agar tidak terkena sinar
Ultra Violet.
- Pelarut vaksin campak dan BCG disimpan pada suhu kamar, pelarut
tidak boleh beku.
- Penggunaan 1 spuit untuk satu orang.
f. Penyuluhan mengenai imunisasi dasar
-

Perorangan : Dilakukan setiap kali kunjungan ke posyandu

Kelompok : Penyuluhan kelompok hanya 6 kali dalam satu tahun.

Masyarakat : Melalui spanduk, poster, dan leaflet.

g. Pencatatan dan pelaporan

Pencatatan : dilakukan satu bulan sekali setelah selesai posyandu.

Pelaporan : di lakukan satu bulan sekali melalui rapat bulanan


Puskesmas.

h. Pemantauan : dengan PWS (PemantauanWilayah Setempat) setiap satu


bulan sekali.
i. Penatalaksanan KIPI : Tidak ada kasus.
4. Pengawasan
a. Laporan: Ada laporan program setiap bulan.
b. Rapat: ada, 1x / bulan dalam bentuk lokakarya mini bulanan.
-

3). Keluaran
a.Besar sasaran = 2092 bayi

b.Pencapaian Imunisasi Dasar


Tabel 1. Pencapaian Imunisasi Dasar di Puskesmas Rengasdengklok periode
Januari 2013 sampai dengan November 2013

Jenis
Imunisasi

BCG

Targ

98%

et

Sas
aran

20

Pen
capaian

179

8
5.80%

182

92
DPT HB 1

98%

5
- -

DPT HB 2

95%

- -

181

184

DPT HB 3

93%

- -

Polio 1

98%

- -

Polio 2

95%

- -

Polio 3

93%

8
6.47%

180

8
6.47%

- -

1805

Polio 4

90%

86.3%

179

- -

Campak

90%

- -

5.9%

176

8
4.46%

165

7
9.25%

HB 0

90%

- -

180

8
6.85%

8%

8
7.3%

Sumber : Laporan bulanan hasil imunisasi UPTD Puskesmas DTP


Rengasdengklok (Lampiran 3)

Tabel 2. Pemantauan Desa Menuju UCI Puskesmas Rengasdengklok


-

Periode Januari November 2013

Imunisasi
-

C
-

Sumber : Pemantauan Desa UCI di UPTD Puskesmas DTP Rengasdengklok


(Lampiran 3)
Cakupan imunisasi BCG
-

= Jumlah bayi yang diimunisai BCG x 100%

Sasaran bayi

= 1795 x 100%

= 85.8 %

2092
Cakupan imunisasi DPT-HB 1
-

= Jumlah bayi yang diimunisasi DPT 1 x 100%

Sasaran bayi
= 1828 x 100%

= 87.3%

2092

Cakupan imunisasi DPT-HB 2


-

= Jumlah bayi yang diimunisasi DPT 2 x 100%

Sasaran bayi
= 1817 x 100%

= 86,85%

2092

Cakupan imunisasi DPT-HB 3


-

= Jumlah bayi yang diimunisasi DPT 3 x 100%

Sasaran bayi

= 1841 x 100%
-

2092

= 88%

Cakupan imunisasi Polio 1


-

= Jumlah bayi yang diimunisasi Polio 1 x 100%

Sasaran bayi
= 1809 x 100%

= 86.47%

2092

Cakupan imunisasi Polio 2


-

= Jumlah bayi yang diimunisasi Polio 2 x 100%

Sasaran bayi
= 1802 x 100%

= 86.1%

2092

Cakupan imunisasi Polio 3


-

= Jumlah bayi yang diimunisasi Polio 3 x 100%

Sasaran bayi
= 1805 x 100%

= 86.28%

2092

Cakupan imunisasi Polio 4


-

= Jumlah bayi yang diimunisasi Polio 4 x 100%

Sasaran bayi
= 1799 x 100%
2092

= 85.9%

Cakupan imunisasi Hepatitis B-0


-

= Jumlah bayi yang diimunisasi Hepatitis B 0 x 100%

Sasaran bayi
= 1658 x 100%

= 79.25%

2092

Cakupan imunisasi Campak


-

= Jumlah bayi yang diimunisasi Campak x 100%

Sasaran bayi
= 1767 x 100%

= 84.46%

2092

c.Pengelolaan vaksin, peralatan vaksinasi, dan cold chain.

Suhu cold chain 2-8 0 C, pemantauan dan pencatatan suhu 2 x/hari.

Bagian bawah lemari es diletakan kotak dingin cair (cool pack) sebagai
penahan dingin dan kestabilan suhu.

Vaksin BCG, Campak, dan Polio diletakkan dekat evaporator.

Vaksin DPT/HB diletakkan lebih jauh dari evaporator.

Beri jarak antara kotak vaksin minimal 1-2 cm atau satu jari tangan,
agar terjadi sirkulasi udara yang baik.

Letakkan 1 bh termometer di bagian tengah lemari es dan letakkan 1


buah freeze tag diantara vaksin hepatitis B atau DPT

Vaksin selalu disimpan dalam kotak kemasan agar tidak terkena sinar
Ultra Violet.

Pelarut vaksin campak dan BCG disimpan pada suhu kamar, pelarut
tidak boleh beku.

Penggunaan 1 spuit untuk satu orang.

d.Penyuluhan mengenai imunisasi dasar

Perorangan

: dilakukan setiap kunjungan di Puskesmas

Kelompok

: < 100%

e.Pencatatan dan pelaporan

: Ada pencatatan/ pelaporan bulanan

f.Pemantauan

: dengan PWS yang di laksanakan setiap

1 bulan ( 12x/tahun) .
-

g.Penatalaksanaan KIPI(Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) : Tidak ada

kasus
3. Lingkungan
Lingkungan Fisik
-

Lokasi

: terdapat beberapa lokasi yang sulit dicapai

Transportasi

: Tersedia sarana transportasi untuk membawa

vaksin ke posyandu.

Fasilitas kesehatan lain

: Ada fasilitas kesehatan lain

Lingkungan Non Fisik


-

Pendidikan

: terkadang menjadi faktor penghambat

Sosial ekonomi

: Tidak menjadi faktor penghambat

Agama

: Tidak menjadi faktor penghambat

4. Umpan balik
Rapat kerja dalam bentuk lokakarya mini

: 1 bulan sekali

5. Dampak

Langsung

: Bayi mendapat kekebalan terhadap 7 macam penyakit

menular yaitu TBC, Difteri, Pertusis, Tetanus, Polio Mielitis, Hepatitis B dan
Campak

Tidak langsung

:Meningkatkan derajat kesehatan dan kualitas hidup

masyarakat di wilayah kerja.


-

- Bab V
- Pembahasan
-

5.1Pembahasan Masalah

Masalah menurut unsur keluaran :

Jenis Imunisasi
-

arget

Pencapaia
n (%)

Masalah (%)

BCG

98%

85.80%

+12.2

DPT HB 1

98%

87.3%

+10.7

DPT HB 2

95%

86.85%

+8.5

DPT HB 3

93%

Polio 1

98%

86.47%

+11.5

Polio 2

95%

86.1%

+8.9

Polio 3

93%

86.28%

Polio 4

90%

85.9%

+4.1

Campak

90%

84.46%

+5.4

Hb0

90%

79.25%

88%

+5

+6.7

+10.75

Masalah Menurut Variabel Proses :


-

Variabel

Tolok

Pencapaian

6x/tahun

Masa

Ukur

Penyuluhan kelompok

Jadwal Posyandu yang

12x/tah

lah

un
-

1x/bula

(+)

Jadwal

(+)

tidak tetap

n
-

harinya sering
Satu

diganti tanpa

kali sebulan,

informasi terlebih

dengan jadwal

dahulu kepada

hari yang

masyarakat.

sudah
ditetapkan oleh
Puskesmas
-

Masalah menurut variabel Lingkungan :


-

Variabel

Tolok

Lokasi (Fisik)

Ukur
Mudah

Pencapaian

Masa
lah

(+)

dijangkau

Pendidikan (Non-Fisik)
-

Tidak

menjadi faktor

penghambat

b
e
b
e
r
a
p
a

l
o
k
a
s
i

(+)

y
a
n
g

s
u
l
i
t

d
i
c
a
p
a
i
-

Mayoritas
orang tua bayi

berpendidikan rendah
(menjadi faktor
penghambat)

Bab VI
- Perumusan Masalah
-

6.1Masalah menurut keluaran

Cakupan imunisasi BCG sebesar 85,80% dari target 98%. Besarnya masalah +12.2%.

Cakupan imunisasi DPT-HB 1 sebesar 87.3% dari target 98%. Besarnya masalah
+10,7 %.

Cakupan imunisasi DPT-HB 2 sebesar 86,85% dari target 95%. Besarnya masalah
+8,5%.

Cakupan imunisasi DPT-HB3 sebesar 88% dari target 93%. Besar masalahnya +5%.

Cakupan imunisasi Polio-1 sebesar 86,47% dari target 98%. Besarnya masalah
+11,5%.

Cakupan imunisasi Polio-2 sebesar 86,1% dari target 95%. Besarnya masalah +8,9%.

Cakupan imunisasi Polio-3 sebesar 86,28% dari target 93%. Besarnya masalah
+6,7%.

Cakupan imunisasi Polio-4 sebesar 85,9% dari target 90%. Besarnya masalah +4,1%.

Cakupan imunisasi Campak sebesar 84,46 dari target 90%. Besarnya masalah +5,4%

Cakupan imunisasi Hb0 sebesar 79,25% dari target 90%. Besarnya masalah +10,75%

Penyuluhan kelompok sebesar 50% dari target 100%. Besarnya masalah 50%.

6.2Masalah penyebab

Adanya lokasi posyandu yang sulit dicapai oleh warga, dan terdapat lokasi
posyandu yang sulit dijangkau oleh Puskesmas

Pelaksanaan sweeping bidan desa yang tidak sesuai dengan jadwal yang ada.

Kurangnya pengetahuan orang tua bayi akan pentingnya pemberian imunisasi


sehingga tidak adanya kepatuhan datang rutin ke posyandu.

Pelaksanaan posyandu yang tidak sesuai jadwal, dan sering diganti sesuai dengan
kemauaan dari petugas kesehatan dan kader tanpa menginformasikan terlebih
dahulu kepada masyarakat.

- Bab VII
- Prioritas Masalah
Prioritas masalah :

Cakupan imunisasi BCG sebesar 85,80% dari target 98%. Besarnya masalah +12.2%.

Cakupan imunisasi DPT-HB 1 sebesar 87.3% dari target 98%. Besarnya masalah
+10,7 %.

Cakupan imunisasi DPT-HB 2 sebesar 86,85% dari target 95%. Besarnya masalah
+8,5%.

Cakupan imunisasi DPT-HB3 sebesar 88% dari target 93%. Besar masalahnya +5%.

Cakupan imunisasi Polio-1 sebesar 86,47% dari target 98%. Besarnya masalah
+11,5%.

Cakupan imunisasi Polio-2 sebesar 86,1% dari target 95%. Besarnya masalah +8,9%.

Cakupan imunisasi Polio-3 sebesar 86,28% dari target 93%. Besarnya masalah
+6,7%.

Cakupan imunisasi Polio-4 sebesar 85,9% dari target 90%. Besarnya masalah +4,1%.

Penyuluhan kelompok sebesar 50% dari target 100%. Besarnya masalah 50%.

Masalah
-

P
e
n
y
ul
u
h
a
n
k
el
o
m
p
o

k
5

Yang menjadi prioritas masalah adalah :

1. Cakupan imunisasi BCG yang belum mencapai target


-

2. Penyuluhan kelompok mengenai Imunisasi Dasar yang belum mencapai


target.

- Bab VIII
- Penyelesaian Masalah
-

Masalah 1:

Cakupan imunisasi BCG yang tidak sesuai target

Penyebab :

Adanya lokasi Puskesmas dan beberapa posyandu yang sulit dicapai oleh warga. dan
transportasi yang kurang memadai sehingga menyebabkan

ibu-ibu kesulitan

membawa anaknya ke posyandu, dan terdapat beberapa desa yang sulit dijangkau oleh
Puskesmas untuk mengantarkan vaksin ke posyandu.

Pendidikan ibu yang rendah mempengaruhi pengetahuan ibu mengenai pentingnya


imunisasi dan manfaatnya bagi bayi serta mempengaruhi perilaku dan pola pikir ibu
yang beranggapan bahwa jika di imunisasi akan menyebabkan anaknya sakit.

Posyandu tidak selalu sesuai jadwal yang ada, dan kurangnya komunikasi antara ibu
dengan petugas kesehatan atau kader mengenai jadwal Posyandu.
-

Penyelesaian masalah :

Melakukan kerjasama lintas sektor agar dapat meningkatkan kondisi jalan agar mudah
dicapai oleh petugas Puskesmas yang akan melaksanakan imunisasi di Posyandu.

Melakukan penyuluhan perorangan oleh para kader atau bidan di daerah setempat,
yang disesuaikan dengan tingkat pendidikan masyarakat mengenai pentingnya
imunisasi dengan harapan dapat memberi pengetahuan kepada ibu yang memiliki bayi
sehingga terjadi perubahan sikap dan perilaku ibu.

Lebih meningkatkan kedisiplinan dari petugas kesehatan, bidan, dan kader dalam
melaksanakan kegiatan Posyandu, apabila memang acara Posyandu harus berubah,
diharapkan agar dapat bekerjasama dengan kader agar untuk memberitahukan ibu
bahwa terdapat perubahan jadwal Posyandu, dan memberitahukan kapan jadwal
Posyandu yang akan dilaksanakan.
-

Masalah 2:

Penyuluhan kelompok mengenai Imunisasi Dasar yang belum mencapai


target.:

Adanya lokasi posyandu yang sulit dicapai oleh warga. dan transportasi yang kurang
memadai sehingga menyebabkan ibu-ibu kesulitan membawa anaknya ke posyandu,
dan terdapat beberapa desa yang sulit dijangkau oleh Puskesmas.

Posyandu tidak selalu sesuai jadwal yang ada, dan Kurangnya komunikasi antara ibu
dengan petugas kesehatan atau kader mengenai jadwal posyandu.
-

Penyelesaian masalah :

Melakukan kerjasama lintas sektor agar dapat meningkatkan kondisi jalan agar mudah
dicapai oleh petugas Puskesmas yang akan melaksanakan penyuluhan.

Meningkatkan kedisiplinan dari petugas penyuluhan agar dapat melaksanakan


kegiatan penyuluhan kelompok sesuai dengan target yang telah ditetapkan, dan
membuat jadwal yang jelas tentang pelaksanaan penyuluhan kelompok di luar gedung
yang akan dilakukan oleh bidan desa. Apabila memang susah mengumpulkan warga,
maka bidan desa dapat bekrjasama dengan ketua RT setempat untuk membantu
mengumpulkan warga.

- Bab IX
- Penutup
-

9.1Kesimpulan

Dari hasil evaluasi program Imunisasi Dasar yang dilakukan dengan cara

pendekatan sistem di Puskesmas Rengasdengklok, Kecamatan Rengasdengklok, Kabupaten


Karawang pada periode January 2012 Desember 2012 belum berjalan dengan baik melihat
berbagai masalah yang ditemui sebagai berikut :
-

Cakupan imunisasi BCG sebesar 85,80% dari target 98%. Besarnya masalah +12.2%.

Cakupan imunisasi DPT-HB 1 sebesar 87.3% dari target 98%. Besarnya masalah
+10,7 %.

Cakupan imunisasi DPT-HB 2 sebesar 86,85% dari target 95%. Besarnya masalah
+8,5%.

Cakupan imunisasi DPT-HB3 sebesar 88% dari target 93%. Besar masalahnya +5%.

Cakupan imunisasi Polio-1 sebesar 86,47% dari target 98%. Besarnya masalah
+11,5%.

Cakupan imunisasi Polio-2 sebesar 86,1% dari target 95%. Besarnya masalah +8,9%.

Cakupan imunisasi Polio-3 sebesar 86,28% dari target 93%. Besarnya masalah
+6,7%.

Cakupan imunisasi Polio-4 sebesar 85,9% dari target 90%. Besarnya masalah +4,1%.

Cakupan imunisasi Campak sebesar 84,46 dari target 90%. Besarnya masalah +5,4%

Cakupan imunisasi Hb0 sebesar 79,25% dari target 90%. Besarnya masalah +10,75%

Penyuluhan kelompok mengenai Imunisasi Dasar dilakukan kurang dari 100%

Dua hal yang menjadi prioritas masalah, yaitu :

1. Cakupan imunisasi BCG yang belum mencapai target


2. Penyuluhan kelompok mengenai Imunisasi Dasar yang belum mencapai target.

Masalah tersebut di atas disebabkan :

Adanya lokasi Puskesmas dan beberapa posyandu yang sulit dicapai oleh warga. dan
transportasi yang kurang memadai sehingga menyebabkan

ibu-ibu kesulitan

membawa anaknya ke posyandu, dan terdapat beberapa desa yang sulit dijangkau oleh
Puskesmas untuk mengantarkan vaksin ke posyandu.

Pendidikan ibu yang rendah mempengaruhi pengetahuan ibu mengenai pentingnya


imunisasi dan manfaatnya bagi bayi serta mempengaruhi perilaku dan pola pikir ibu
yang beranggapan bahwa jika di imunisasi akan menyebabkan anaknya sakit.

Posyandu tidak selalu sesuai jadwal yang ada, dan kurangnya komunikasi antara ibu
dengan petugas kesehatan atau kader mengenai jadwal Posyandu.
-

9.2Saran

Ditujukan kepada Puskesmas Rengasdengklok, Kecamatan Rengasdengklok, Kabupaten

Karawang, dengan langkah langkah sebagai berikut :

Melakukan kerjasama lintas sektor agar dapat meningkatkan kondisi jalan agar mudah
dicapai oleh petugas Puskesmas yang akan melaksanakan imunisasi di Posyandu.

Melakukan penyuluhan perorangan oleh para kader atau bidan di daerah setempat,
yang disesuaikan dengan tingkat pendidikan masyarakat mengenai pentingnya
imunisasi dengan harapan dapat memberi pengetahuan kepada ibu yang memiliki bayi
sehingga terjadi perubahan sikap dan perilaku ibu.

Lebih meningkatkan kedisiplinan dari petugas kesehatan, bidan, dan kader dalam
melaksanakan kegiatan Posyandu, apabila memang acara Posyandu harus berubah,
diharapkan agar dapat bekerjasama dengan kader agar untuk memberitahukan ibu
bahwa terdapat perubahan jadwal Posyandu, dan memberitahukan kapan jadwal
Posyandu yang akan dilaksanakan.

Meningkatkan kedisiplinan dari petugas penyuluhan agar dapat melaksanakan


kegiatan penyuluhan kelompok sesuai dengan target yang telah ditetapkan, dan
membuat jadwal yang jelas tentang pelaksanaan penyuluhan kelompok di luar gedung
yang akan dilakukan oleh bidan desa. Apabila memang susah mengumpulkan warga,
maka bidan desa dapat bekrjasama dengan ketua RT setempat untuk membantu
mengumpulkan warga.
-

Apabila langkah langkah

penyelesaian masalah yang diajukan telah

dijalankan maka diharapkan penyelenggaraan program imunisasi dasar di Puskesmas


Rengasdengklok, Kecamatan Rengasdengklok, Kabupaten Karawang dapat mencapai
target yang diinginkan.

- Daftar Pustaka
1. Departemen Kesehatan RI. Pedoman Teknis Imunisasi Tingkat Puskesmas. Jakarta :
Direktorat Jenderal PP & PL Departemen Kesehatan RI, 2005.
2. Departemen Kesehatan RI. Pedoman Kerja Puskesmas Jilid III. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI, 1996, hal 74-5
3. Depkes RI. Pedoman Teknis Iminisasi Tingkat Puskesmas. Jakarta. 2005.
4. Chartsbin. Current World Infant Mortality Rate. Diunduh tanggal 16 July 2012 dari:
http://chartsbin.com/view/1353
5.

Staff pemprov Jawa Barat. Data Kependudukan tahun 2011. Diunduh tanggal 16 July
2012 dari http://www.jabarprov.go.id/index.php/subMenu/986

6. Ulfah N. Angka Kematian Bayi Indonesia Masih Tinggi. Jakarta. 2009. Available
from:
-

http://health.detik.com/read/2009/07/01/094759/1156921/764/angka-

kematian-bayi-indonesia-masih-tinggi
7. Jeffry F. Survey AKI dan AKB di Indonesia. Di unduh tanggal 16 July 2012 dari:
http://j3ffunk.blogspot.com/2011/05/survey-aki-dan-akb-di-indonesia.html
8. Staff pemerintahan kabupaten karawang. Turunkan AKI dan AKB, Dinkes Gelar
Workshop bagi Kepala Puskesmas, Dokter, dan Direktur Rumah Sakit se-Karawang.
Diunduh

tanggal

16

July

2012

dari:

http://www.karawangkab.go.id/component/content/article/347-turunkan-aki-dan-akbdinkes-gelar-workshop-bagi-kepala-Puskesmas-dokter-dan-direktur-rumah-sakit-sekarawang.html)
9. Trihono, Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Nasional 2010. Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Diunduh tanggal 16 July 2012 dari:
http://www.kesehatan.kebumenkab.go.id/data/lapriskesdas.pdf
10. Dinas

Kesesahatan Kabupaten Karawang. Laporan Bulanan Program Imunisasi Tahun

2013. Karawang. 2013

Anda mungkin juga menyukai