Evaluasi Program Imunisasi Karawang 2013
Evaluasi Program Imunisasi Karawang 2013
Pendahuluan
1.1
Latar Belakang
Imunisasi adalah pemberian suatu vaksin ke dalam tubuh untuk memberikan
kekebalan terhadap penyakit tertentu dengan maksud menurunkan Angka Kematian dan
Angka Kesakitan serta mencegah akibat buruk lebih lanjut dari PD3I (Penyakit yang Dapat
Dicegah Dengan Imunisasi).
Imunisasi merupakan upaya pencegahan yang sangat efektif, mudah, serta murah
untuk menghindari terjangkitnya penyakit infeksi yang berbahaya terhadap seorang bayi atau
anak. Melalui imunisasi, secara individu akan menjadi kebal terhadap penyait infeksi tertentu.
Saat ini seluruh Puskesmas di Indonesia telah melayani imunisasi melalui pelayanan di
Puskesmas , dan mengisi kegiatan Posyandu yang ada di masyarakat 1,2,3
Data dari WHO menunjukkan bahwa setiap tahunnya di dunia ini terdapat 1,5 juta
kematian bayi berusia 1 minggu dan 1,4 juta bayi lahir mati akibat tidak mendapatkan
imunisasi. Tanpa imunisasi, kira-kira 3 dari 100 kelahiran anak akan meninggal karena
penyakit Campak, 2 dari 100 Kelahiran Anak akan meninggal karena Batuk Rejan. 1 dari 100
kelahiran anak akan meninggal karena penyakit Tetanus. Dan dari setiap 3.200.000 anak, 1
akan menderita penyakit Polio. Berdasarkan data Current World Infant Mortality Rate
menunjukkan bahwa Infant Mortality Rate (IMR) di dunia pada tahun 2011 sebesar 41,61 per
1000 kelahiran hidup. 4
Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu indikator terpenting yang
menentukan derajat kesehatan dan kesejahteraan suatu masyarakat. Hingga tahun 2008,
Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia masih cukup tinggi, yaitu 31,04 per 1000
kelahiran hidup. Dan, besarnya Angka Kematian Bayi (AKB) di Jawa Barat pada tahun 2008
adalah data sebesar 38,51 per 1000 kelahiran hidup. 5,6
Departemen
Kesehatan
(Depkes)
berdasarkan
data
terakhir
tahun
2007
mengungkapkan rata-rata per tahun terdapat 401 bayi baru lahir di Indonesia meninggal dunia
sebelum umurnya genap 1 tahun (SDKI). Berdasarkan data Dinas Kesehatan Karawang tahun
2011, tercatat sebanyak 171 bayi meninggal sepanjang tahun 2011. Saat ini Departemen
Kesehatan sedang berusaha menargetkan agar AKB turun menjadi 23 per 1.000 Kelahiran
Hidup pada tahun 2015. Salah satu usaha mengurangi angka kematian bayi tersebut adalah
dengan program imunisasi.7,8
1
Departemen
Kesehatan
(Depkes)
berdasarkan
data
terakhir
tahun
2007
mengungkapkan rata-rata selama setahun terdapat 401 bayi baru lahir di Indonesia meninggal
dunia setiap harinya sebelum umurnya genap 1 tahun atau sekitar 146.000 per tahun. Angka
Kematian bayi ini tergolong masih tinggi, Prevalensi campak pada tahun 2009 adalah 15.369
kasus di seluruh Indonesia, difteri sebanyak 219 dan tetanus sebanyak 183 kasus. Angka ini
merupakan angka tertinggi dari seluruh Negara ASEAN.1,5
Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010 cakupan Imunisasi Dasar
secara Nasional yaitu BCG (77,9%), Campak (74,4%), Polio tiga kali (66,7%), dan DPT-HB
tiga kali (61,9%). Sedangkan berdasarkan status kelengkapan imunisasi, status imunisasi
lengka (53,8%), tidak lengkap imunisasi (33,5%), dan tidak imunisasi (12,7%). Semua
cakupan itu belum memenuhi target cakupan Imunisasi Dasar Nasional.9
Menurut hasil Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang cakupan Imunisasi Dasar tahun
2011 adalah BCG (99%), DPT. 3 (94%), Polio. 3 (94,2%), Campak (94,5%), Hepatitis B.3
(92,1%), hasil yang didapatkan sudah mencapai target, dan sudah UCI. Walaupun telah
mencapai target, masih terdapat beberapa Kecamatan di Karawang yang hasil cakupan
Imunisasi Dasar belum memenuhi target.
Menurut laporan tahunan Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang, cakupan Imunisasi
Dasar di Puskesmas Rengasdengklok tahun 2012 adalah BCG (90,7%), Campak (94%), Polio
(91,4%), DPT-HB 1 (98,7%), DPT-HB 3 (93,7,5%), dan HB0 (82,9%), beberapa nilai belum
memenuhi target yang ditetapkan yaitu BCG (98%), Polio 1 (98%), dan HB0 (90%). 10
Maka daripada itu dilakukannya kembali evaluasi program ini karena belum
diketahuinya tingkat keberhasilan pelaksanaan Program Imunisasi Dasar di Puskesmas
Rengasdengklok, Kecamatan Rengasdengklok, Kabupaten Karawang periode Januari 2013
sampai dengan November 2013.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan
masalahnya adalah :
1. Angka kematian bayi menurut WHO setiap tahunnya di dunia ini terdapat 1,5 juta
kematian bayi berusia 1 minggu dan 1,4 juta bayi lahir mati akibat tidak mendapatkan
imunisasi.
2. Departemen Kesehatan (Depkes) berdasarkan data terakhir tahun 2007 mengungkapkan
rata-rata per tahun terdapat 401 bayi baru lahir di Indonesia meninggal dunia sebelum
umurnya genap 1 tahun (SDKI).
3. Tanpa imunisasi, kira-kira 3 dari 100 kelahiran anak akan meninggal karena penyakit
Campak, 2 dari 100 Kelahiran Anak akan meninggal karena Batuk Rejan. 1 dari 100
kelahiran anak akan meninggal karena penyakit Tetanus. Dan dari setiap 3.200.000 anak,
1 akan menderita penyakit Polio.
4. Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010 cakupan Imunisasi Dasar secara
Nasional yaitu BCG (77,9%), Campak (74,4%), Polio tiga kali (66,7%), dan DPT-HB tiga
kali (61,9%). Sedangkan berdasarkan status kelengkapan imunisasi, status imunisasi
lengka (53,8%), tidak lengkap imunisasi (33,5%), dan tidak imunisasi (12,7%). Semua
cakupan itu belum memenuhi target cakupan Imunisasi Dasar Nasional.
5. Menurut hasil Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang cakupan Imunisasi Dasar tahun
2011 adalah BCG (99%), DPT. 3 (94%), Polio. 3 (94,2%), Campak (94,5%), Hepatitis
B.3 (92,1%), hasil yang didapatkan sudah mencapai target, dan sudah UCI. Walaupun
telah mencapai target, masih terdapat beberapa Kecamatan di Karawang yang hasil
cakupan Imunisasi Dasar belum memenuhi target.
6. Menurut laporan tahunan Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang, cakupan Imunisasi
Dasar di Puskesmas Rengasdengklok tahun 2012 adalah BCG (90,7%), Campak (94%),
Polio (91,4%), DPT-HB 1 (98,7%), DPT-HB 3 (93,7,5%), dan HB0 (82,9%).
Dengan demikian perlu dilakukan evaluasi program Imunisasi Dasar kuntuk mengetahui
sejauh mana keberhasilan program Imunisasi Dasar di Puskesmas Rengasdengklok,
Kecamatan Rengasdengklok, Kabupaten Karawang, dengan membandingkan antara target
yang telah ditetapkan cakupan yang telah dicapai selama periode Januari 2013 November
2013.
1.3
Tujuan
1.3.1
Tujuan umum
Mengetahui tingkat keberhasilan dalam pelaksanaan program Imunisasi Dasar
Tujuan khusus
Diketahuinya
cakupan
pelayanan
Imunisasi
Dasar
di
Puskesmas
Diketahuinya
cakupan
penyuluhan
perorangan,
dan
kelompok
yang
Diketahuinya
cakupan
pemantauan
hasil
kegiatan
imunisasi
dengan
di
Puskesmas
Rengasdengklok,
Kecamatan
Rengasdengklok,
Rengasdengklok,
Kecamatan
Rengasdengklok,
Kabupaten
Manfaat
1.4.1
Bagi Evaluator :
1.4.2
1.4.3
1.4.4
Bagi masyarakat :
Meningkatkan pembinaan peran serta masyarakat dan kader dalam kegiatan
imunisasi.
1.5
Sasaran
Bayi yang berusia 0 - 11 bulan di Puskesmas Rengasdengklok, Kecamatan
Rengasdengklok, Kabupaten Karawang periode Januari 2013 sampai dengan
November 2013.
Bab II
Materi dan Metode
2.1
Materi
Materi yang dievaluasi terdiri dari laporan hasil kegiatan bulanan Puskesmas
mengenai
program
Imunisasi
Dasar
di
Puskesmas
Rengasdengklok,
Kecamatan
Rengasdengklok, Kabupaten Karawang periode Januari 2013 sampai dengan November 2013
antara lain:
1. Pelayanan Imunisasi Dasar di Puskesmas dan Posyandu
2. Penyuluhan dan pembinaan Peran Serta Masyarakat mengenai Imunisasi Dasar
3. Melakukan monitoring atau Pemantauan Wilayah Setempat
4. Penatalaksanaan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI)
5. Pencatatan dan pelaporan Program Imunisasi Dasar
6. Pencatatan dan pemantauan suhu cold chain
2.2
Metode
Evaluasi Program ini dilakukan dengan cara membandingkan cakupan Program
Imunisasi Dasar terhadap target yang ditetapkan dengan menggunakan pendekatan sistem.
Bab III
Kerangka Teoritis
3.1
Bagan Teori
LINGKUNGAN (6)
MASUKAN (1)
PROSES
(2)
KELUARAN (3)
DAMPAK (5)
Sistem adalah gabungan dari elemen-elemen yang saling dihubungkan oleh suatu
proses atau struktur dan berfungsi sebagai salah satu kesatuan organisasi dalam upaya
menghasilkan sesuatu yang telah ditetapkan. Bagian atau elemen dapat dikelompokkan dalam
lima unsur,yakni:
1. Masukan (input) adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan
yang diperlukan untuk dapat berfungsinya sistem tersebut.
2. Proses (process) adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan
yang berfungsi untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang direncanakan.
3. Keluaran (output) adalah kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan dari
berlangsungnya proses dalam sistem.
4. Umpan balik (feed back) adalah kumpulan bagian atau elemen yang merupakan keluaran
dari sistem dan sekaligus sebagai masukan bagi sistem tersebut.
5. Dampak (impact) adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran suatu sistem.
Lingkungan (environment) adalah dunia di luar sistem yang tidak dikelola oleh sistem
tetapi mempunyai pengaruh besar terhadap sistem.
3.2
Tolok Ukur
Tolok ukur terdiri dari variabel masukan, proses, keluaran, umpan balik, lingkungan
dan dampak. Digunakan sebagai pembanding atau target yang harus dicapai dalam program
Imunisasi Dasar.(Lampiran)
Bab IV
8
Penyajian Data
4.1
Sumber data
Sumber data dalam evaluasi ini berupa data sekunder yang berasal dari laporan
bulanan Puskesmas Rengasdengklok periode Januari 2013 sampai dengan November
2013 dan laporan tahunan Puskesmas Rengasdengklok tahun 2012.
4.2.
Data Umum
4.2.1
Data Geografis
4.2.1.1 Lokasi Puskesmas
Gedung Puskesmas Rengasdengklok terletak di Desa Rengasdengklok
Kecamatan Rengasdengklok
Karawang.
Batas wilayah kerja Puskesmas Kutawaluya adalah sebagai berikut:
Desa Dewisari
4.2.2
Demografi
-
Jumlah
penduduk
wilayah
kerja
UPTD
Puskesmas
antara lain:
-
Buruh tani
: 13.647 (17,92%)
Buruh tani
: 2.344 (3,07%)
Tidak Bekerja
: 24.215 (31,80%)
: 5.090 (6,68%)
PNS
: 3.822 (5,01%)
Serabutan
: 25.070 (32,92%)
4.2.4
Tingkat Pendidikan
-
Belum Sekolah
: 18.558 (24,37%)
Tidak tamat SD
: 5.646 (7,41%)
Tamat SD
: 29.907 (39,27%)
Tamat SLTP
: 10.842 (14,23%)
Tamat SMU
Tamat D1
: 1.138 (1,49%)
Tamat D3
: 1.223 (1,62%)
Tamat S1
: 1.204 (1,53%)
: 7.620 (10,08%)
4.2.5
Sarana Kesehatan
-
Puskesmas pembantu
: 1 buah
Puskesmas keliling
: 1 buah
Ambulan pusling
: 1 buah
Pos Bindu
: 10 buah
Posyandu
: 57 buah
: 3 buah
: 2 buah
Klinik Bersalin
: 3 buah
: 3 buah
o Perawat
: 10 buah
o Bidan
: 11 buah
Pengobatan tradisional
: 56 buah
Toko obat
: 1 buah
Apotek
: 4 buah
4.3
Data Khusus
1. Input
a. Tenaga
-
Dokter Umum
: 1 orang
Bidan
Kader
: 5 orang/Posyandu
b. Dana
-
APBD
: Cukup
APBN
: Cukup
c. Sarana
a. Medis
i. Peralatan suntik
1. Disposible syringe (1cc ,2cc, 2,5cc, 3 cc, 5 cc)
: Cukup
: Cukup
3. Alkohol 70 %
: Cukup
4. Cold Chain
a. Lemari es
: 1 buah
b. Vaccine carrier
: 7 buah
c. Cold box
: 1 buah
ii. Vaksin
Kebutuhan vaksin
-
IP Vaksin
BCG = 2092 x 98% x 1ampul = 103 ampul
-
20
1
Polio =
-
(2092x98%)+(2092x95%)+(2092x93%)+(2092x90%) x1vial
-
10
= 789 vial
= 598 vial
10
: 1 buah
2. Tensimeter
: 1 buah
3. Infus set
: Cukup
4. Alat suntik
: Cukup
: Cukup
6. Deksamethason injeksi
: Cukup
7. Adrenalin
: Cukup
8. Paracetamol
: Cukup
b. Non Medis
i. Gedung Puskesmas
1. Ruang Pendaftaran : 1 ruang
2. Ruang Tunggu
: 1 ruang
3. Ruang Periksa
: 1 ruang
4. Kamar Obat
: 1 ruang
1. KMS Balita
: Cukup
: 1 buah
: 1 buah
: 1 lembar/bulan
: 1 lembar/bulan
: Cukup
7. Tempat sampah
: 1 buah
d. Metode
a. Pelayanan imunisasi dasar di Puskesmas dan Posyandu:
i.
BCG : 1x, dosis 0,05 cc, IC, di deltoid lengan atas kanan Diberikan
sedini mungkin, pada usia 0 2 bulan
ii.
DPT-HB : 3x, dosis 0,5 cc, IM/SC dalam, di anterolateral paha atas
Diberikan pada usia 2 11 bulan, dengan jarak 4 minggu
iii.
iv.
Campak : 1x, dosis 0,5 cc, SC, di lengan kiri atas. Diberikan pada
usia 9 11 bulan
ii.
iii.
x/hari.
b. Bagian bawah lemari es diletakan kotak dingin cair (cool pack)
sebagai penahan dingin dan kestabilan suhu.
c. Vaksin BCG, Campak, dan Polio diletakkan dekat evaporator.
d. Vaksin DPT/HB diletakkan lebih jauh dari evaporator.
e. Beri jarak antara kotak vaksin minimal 1-2 cm atau satu jari
tangan, agar terjadi sirkulasi udara yang baik.
f. Letakkan 1 bh termometer di bagian tengah lemari es dan
letakkan 1 buah freeze tag diantara vaksin hepatitis B atau DPT
g. Vaksin selalu disimpan dalam kotak kemasan agar tidak terkena
sinar Ultra Violet.
h. Pelarut vaksin campak dan BCG disimpan pada suhu kamar,
pelarut tidak boleh beku.
i. Penggunaan 1 spuit untuk satu orang.
-
Perencanaan (Planning)
a. Menentukan besarnya sasaran
- Besar sasaran : Ditetapkan oleh Puskesmas Rengasdengklok sebanyak
2092 orang bayi.
b. Target cakupan :
BCG
: 98%
Hep B-0
: 90%
DPT-HB1
: 98%
DPT-HB2
: 95%
DPT-HB3
: 93%
Polio 1
: 98%
Polio 2
: 95%
Polio 3
: 93%
Polio 4
: 90%
Campak
: 90%
Puskesmas :
BCG
bidan.
HB-O
: 1882 kemasan
BCG
: 103 ampul
DPT/HB
: 598 vial
Polio
Campak
: 789 vial
: 189 vial
Alat suntik 0,5 cc (untuk DPT/HB Combo dan Campak) : 7864 buah
- Pelarut vaksin campak dan BCG disimpan pada suhu kamar, pelarut
tidak boleh beku.
- Penggunaan 1 spuit untuk satu orang.
f. Memberikan penyuluhan mengenai imunisasi dasar
Perorangan : Setiap hari, setiap kali kunjungan di Posyandu.
Kelompok : Di posyandu setiap satu bulan sekali oleh bidan desa
Masyarakat : Melalui spanduk, poster, leaflet.
g. Melakukan pencatatan dan pelaporan :
2. Pengorganisasian (Organizing)
-
teratur :
-
H. Deden Kusnadi
Koordinator Program
Imunisasi Dasar
Ee Danuarsih, AMKeb
Bidan desa
Kader
3. Pelaksanaan
a. Besar sasaran 2092 bayi
b. Target cakupan :
-
BCG
: 98 %
- Polio 1
: 98 %
HB-0
: 90 %
- Polio 2
: 95%
DPT/HB1
: 98 %
- Polio 3
: 93%
DPT/HB2
: 95 %
- Polio 4
: 90%
DPT/HB3
: 93 %
- Campak
: 90%
Puskesmas :
BCG
bidan.
HB-O
: 1230 kemasan
BCG
: 335 ampul
DPT/HB
: 782 vial
Polio
Campak
: 856 vial
: 308 vial
Alat suntik 0,5 cc (untuk DPT/HB Combo dan Campak) : 5141 buah
3). Keluaran
a.Besar sasaran = 2092 bayi
Jenis
Imunisasi
BCG
Targ
98%
et
Sas
aran
20
Pen
capaian
179
8
5.80%
182
92
DPT HB 1
98%
5
- -
DPT HB 2
95%
- -
181
184
DPT HB 3
93%
- -
Polio 1
98%
- -
Polio 2
95%
- -
Polio 3
93%
8
6.47%
180
8
6.47%
- -
1805
Polio 4
90%
86.3%
179
- -
Campak
90%
- -
5.9%
176
8
4.46%
165
7
9.25%
HB 0
90%
- -
180
8
6.85%
8%
8
7.3%
Imunisasi
-
C
-
Sasaran bayi
= 1795 x 100%
= 85.8 %
2092
Cakupan imunisasi DPT-HB 1
-
Sasaran bayi
= 1828 x 100%
= 87.3%
2092
Sasaran bayi
= 1817 x 100%
= 86,85%
2092
Sasaran bayi
= 1841 x 100%
-
2092
= 88%
Sasaran bayi
= 1809 x 100%
= 86.47%
2092
Sasaran bayi
= 1802 x 100%
= 86.1%
2092
Sasaran bayi
= 1805 x 100%
= 86.28%
2092
Sasaran bayi
= 1799 x 100%
2092
= 85.9%
Sasaran bayi
= 1658 x 100%
= 79.25%
2092
Sasaran bayi
= 1767 x 100%
= 84.46%
2092
Bagian bawah lemari es diletakan kotak dingin cair (cool pack) sebagai
penahan dingin dan kestabilan suhu.
Beri jarak antara kotak vaksin minimal 1-2 cm atau satu jari tangan,
agar terjadi sirkulasi udara yang baik.
Vaksin selalu disimpan dalam kotak kemasan agar tidak terkena sinar
Ultra Violet.
Pelarut vaksin campak dan BCG disimpan pada suhu kamar, pelarut
tidak boleh beku.
Perorangan
Kelompok
: < 100%
f.Pemantauan
1 bulan ( 12x/tahun) .
-
kasus
3. Lingkungan
Lingkungan Fisik
-
Lokasi
Transportasi
vaksin ke posyandu.
Pendidikan
Sosial ekonomi
Agama
4. Umpan balik
Rapat kerja dalam bentuk lokakarya mini
: 1 bulan sekali
5. Dampak
Langsung
menular yaitu TBC, Difteri, Pertusis, Tetanus, Polio Mielitis, Hepatitis B dan
Campak
Tidak langsung
- Bab V
- Pembahasan
-
5.1Pembahasan Masalah
Jenis Imunisasi
-
arget
Pencapaia
n (%)
Masalah (%)
BCG
98%
85.80%
+12.2
DPT HB 1
98%
87.3%
+10.7
DPT HB 2
95%
86.85%
+8.5
DPT HB 3
93%
Polio 1
98%
86.47%
+11.5
Polio 2
95%
86.1%
+8.9
Polio 3
93%
86.28%
Polio 4
90%
85.9%
+4.1
Campak
90%
84.46%
+5.4
Hb0
90%
79.25%
88%
+5
+6.7
+10.75
Variabel
Tolok
Pencapaian
6x/tahun
Masa
Ukur
Penyuluhan kelompok
12x/tah
lah
un
-
1x/bula
(+)
Jadwal
(+)
tidak tetap
n
-
harinya sering
Satu
diganti tanpa
kali sebulan,
informasi terlebih
dengan jadwal
dahulu kepada
hari yang
masyarakat.
sudah
ditetapkan oleh
Puskesmas
-
Variabel
Tolok
Lokasi (Fisik)
Ukur
Mudah
Pencapaian
Masa
lah
(+)
dijangkau
Pendidikan (Non-Fisik)
-
Tidak
menjadi faktor
penghambat
b
e
b
e
r
a
p
a
l
o
k
a
s
i
(+)
y
a
n
g
s
u
l
i
t
d
i
c
a
p
a
i
-
Mayoritas
orang tua bayi
berpendidikan rendah
(menjadi faktor
penghambat)
Bab VI
- Perumusan Masalah
-
Cakupan imunisasi BCG sebesar 85,80% dari target 98%. Besarnya masalah +12.2%.
Cakupan imunisasi DPT-HB 1 sebesar 87.3% dari target 98%. Besarnya masalah
+10,7 %.
Cakupan imunisasi DPT-HB 2 sebesar 86,85% dari target 95%. Besarnya masalah
+8,5%.
Cakupan imunisasi DPT-HB3 sebesar 88% dari target 93%. Besar masalahnya +5%.
Cakupan imunisasi Polio-1 sebesar 86,47% dari target 98%. Besarnya masalah
+11,5%.
Cakupan imunisasi Polio-2 sebesar 86,1% dari target 95%. Besarnya masalah +8,9%.
Cakupan imunisasi Polio-3 sebesar 86,28% dari target 93%. Besarnya masalah
+6,7%.
Cakupan imunisasi Polio-4 sebesar 85,9% dari target 90%. Besarnya masalah +4,1%.
Cakupan imunisasi Campak sebesar 84,46 dari target 90%. Besarnya masalah +5,4%
Cakupan imunisasi Hb0 sebesar 79,25% dari target 90%. Besarnya masalah +10,75%
Penyuluhan kelompok sebesar 50% dari target 100%. Besarnya masalah 50%.
6.2Masalah penyebab
Adanya lokasi posyandu yang sulit dicapai oleh warga, dan terdapat lokasi
posyandu yang sulit dijangkau oleh Puskesmas
Pelaksanaan sweeping bidan desa yang tidak sesuai dengan jadwal yang ada.
Pelaksanaan posyandu yang tidak sesuai jadwal, dan sering diganti sesuai dengan
kemauaan dari petugas kesehatan dan kader tanpa menginformasikan terlebih
dahulu kepada masyarakat.
- Bab VII
- Prioritas Masalah
Prioritas masalah :
Cakupan imunisasi BCG sebesar 85,80% dari target 98%. Besarnya masalah +12.2%.
Cakupan imunisasi DPT-HB 1 sebesar 87.3% dari target 98%. Besarnya masalah
+10,7 %.
Cakupan imunisasi DPT-HB 2 sebesar 86,85% dari target 95%. Besarnya masalah
+8,5%.
Cakupan imunisasi DPT-HB3 sebesar 88% dari target 93%. Besar masalahnya +5%.
Cakupan imunisasi Polio-1 sebesar 86,47% dari target 98%. Besarnya masalah
+11,5%.
Cakupan imunisasi Polio-2 sebesar 86,1% dari target 95%. Besarnya masalah +8,9%.
Cakupan imunisasi Polio-3 sebesar 86,28% dari target 93%. Besarnya masalah
+6,7%.
Cakupan imunisasi Polio-4 sebesar 85,9% dari target 90%. Besarnya masalah +4,1%.
Penyuluhan kelompok sebesar 50% dari target 100%. Besarnya masalah 50%.
Masalah
-
P
e
n
y
ul
u
h
a
n
k
el
o
m
p
o
k
5
- Bab VIII
- Penyelesaian Masalah
-
Masalah 1:
Penyebab :
Adanya lokasi Puskesmas dan beberapa posyandu yang sulit dicapai oleh warga. dan
transportasi yang kurang memadai sehingga menyebabkan
ibu-ibu kesulitan
membawa anaknya ke posyandu, dan terdapat beberapa desa yang sulit dijangkau oleh
Puskesmas untuk mengantarkan vaksin ke posyandu.
Posyandu tidak selalu sesuai jadwal yang ada, dan kurangnya komunikasi antara ibu
dengan petugas kesehatan atau kader mengenai jadwal Posyandu.
-
Penyelesaian masalah :
Melakukan kerjasama lintas sektor agar dapat meningkatkan kondisi jalan agar mudah
dicapai oleh petugas Puskesmas yang akan melaksanakan imunisasi di Posyandu.
Melakukan penyuluhan perorangan oleh para kader atau bidan di daerah setempat,
yang disesuaikan dengan tingkat pendidikan masyarakat mengenai pentingnya
imunisasi dengan harapan dapat memberi pengetahuan kepada ibu yang memiliki bayi
sehingga terjadi perubahan sikap dan perilaku ibu.
Lebih meningkatkan kedisiplinan dari petugas kesehatan, bidan, dan kader dalam
melaksanakan kegiatan Posyandu, apabila memang acara Posyandu harus berubah,
diharapkan agar dapat bekerjasama dengan kader agar untuk memberitahukan ibu
bahwa terdapat perubahan jadwal Posyandu, dan memberitahukan kapan jadwal
Posyandu yang akan dilaksanakan.
-
Masalah 2:
Adanya lokasi posyandu yang sulit dicapai oleh warga. dan transportasi yang kurang
memadai sehingga menyebabkan ibu-ibu kesulitan membawa anaknya ke posyandu,
dan terdapat beberapa desa yang sulit dijangkau oleh Puskesmas.
Posyandu tidak selalu sesuai jadwal yang ada, dan Kurangnya komunikasi antara ibu
dengan petugas kesehatan atau kader mengenai jadwal posyandu.
-
Penyelesaian masalah :
Melakukan kerjasama lintas sektor agar dapat meningkatkan kondisi jalan agar mudah
dicapai oleh petugas Puskesmas yang akan melaksanakan penyuluhan.
- Bab IX
- Penutup
-
9.1Kesimpulan
Dari hasil evaluasi program Imunisasi Dasar yang dilakukan dengan cara
Cakupan imunisasi BCG sebesar 85,80% dari target 98%. Besarnya masalah +12.2%.
Cakupan imunisasi DPT-HB 1 sebesar 87.3% dari target 98%. Besarnya masalah
+10,7 %.
Cakupan imunisasi DPT-HB 2 sebesar 86,85% dari target 95%. Besarnya masalah
+8,5%.
Cakupan imunisasi DPT-HB3 sebesar 88% dari target 93%. Besar masalahnya +5%.
Cakupan imunisasi Polio-1 sebesar 86,47% dari target 98%. Besarnya masalah
+11,5%.
Cakupan imunisasi Polio-2 sebesar 86,1% dari target 95%. Besarnya masalah +8,9%.
Cakupan imunisasi Polio-3 sebesar 86,28% dari target 93%. Besarnya masalah
+6,7%.
Cakupan imunisasi Polio-4 sebesar 85,9% dari target 90%. Besarnya masalah +4,1%.
Cakupan imunisasi Campak sebesar 84,46 dari target 90%. Besarnya masalah +5,4%
Cakupan imunisasi Hb0 sebesar 79,25% dari target 90%. Besarnya masalah +10,75%
Adanya lokasi Puskesmas dan beberapa posyandu yang sulit dicapai oleh warga. dan
transportasi yang kurang memadai sehingga menyebabkan
ibu-ibu kesulitan
membawa anaknya ke posyandu, dan terdapat beberapa desa yang sulit dijangkau oleh
Puskesmas untuk mengantarkan vaksin ke posyandu.
Posyandu tidak selalu sesuai jadwal yang ada, dan kurangnya komunikasi antara ibu
dengan petugas kesehatan atau kader mengenai jadwal Posyandu.
-
9.2Saran
Melakukan kerjasama lintas sektor agar dapat meningkatkan kondisi jalan agar mudah
dicapai oleh petugas Puskesmas yang akan melaksanakan imunisasi di Posyandu.
Melakukan penyuluhan perorangan oleh para kader atau bidan di daerah setempat,
yang disesuaikan dengan tingkat pendidikan masyarakat mengenai pentingnya
imunisasi dengan harapan dapat memberi pengetahuan kepada ibu yang memiliki bayi
sehingga terjadi perubahan sikap dan perilaku ibu.
Lebih meningkatkan kedisiplinan dari petugas kesehatan, bidan, dan kader dalam
melaksanakan kegiatan Posyandu, apabila memang acara Posyandu harus berubah,
diharapkan agar dapat bekerjasama dengan kader agar untuk memberitahukan ibu
bahwa terdapat perubahan jadwal Posyandu, dan memberitahukan kapan jadwal
Posyandu yang akan dilaksanakan.
- Daftar Pustaka
1. Departemen Kesehatan RI. Pedoman Teknis Imunisasi Tingkat Puskesmas. Jakarta :
Direktorat Jenderal PP & PL Departemen Kesehatan RI, 2005.
2. Departemen Kesehatan RI. Pedoman Kerja Puskesmas Jilid III. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI, 1996, hal 74-5
3. Depkes RI. Pedoman Teknis Iminisasi Tingkat Puskesmas. Jakarta. 2005.
4. Chartsbin. Current World Infant Mortality Rate. Diunduh tanggal 16 July 2012 dari:
http://chartsbin.com/view/1353
5.
Staff pemprov Jawa Barat. Data Kependudukan tahun 2011. Diunduh tanggal 16 July
2012 dari http://www.jabarprov.go.id/index.php/subMenu/986
6. Ulfah N. Angka Kematian Bayi Indonesia Masih Tinggi. Jakarta. 2009. Available
from:
-
http://health.detik.com/read/2009/07/01/094759/1156921/764/angka-
kematian-bayi-indonesia-masih-tinggi
7. Jeffry F. Survey AKI dan AKB di Indonesia. Di unduh tanggal 16 July 2012 dari:
http://j3ffunk.blogspot.com/2011/05/survey-aki-dan-akb-di-indonesia.html
8. Staff pemerintahan kabupaten karawang. Turunkan AKI dan AKB, Dinkes Gelar
Workshop bagi Kepala Puskesmas, Dokter, dan Direktur Rumah Sakit se-Karawang.
Diunduh
tanggal
16
July
2012
dari:
http://www.karawangkab.go.id/component/content/article/347-turunkan-aki-dan-akbdinkes-gelar-workshop-bagi-kepala-Puskesmas-dokter-dan-direktur-rumah-sakit-sekarawang.html)
9. Trihono, Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Nasional 2010. Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Diunduh tanggal 16 July 2012 dari:
http://www.kesehatan.kebumenkab.go.id/data/lapriskesdas.pdf
10. Dinas