Mekanisme BATUK
Mekanisme BATUK
PENDAHULUAN
Batuk merupakan suatu tindakan refleks pada saluran pernafasan yang digunakan untuk
membersihkan saluran udara atas. Batuk kronis berlangsung lebih dari 8 minggu yang umum di
masyarakat. Penyebab termasuk merokok, paparan asap rokok, dan paparan polusi lingkungan,
terutama partikulat.
REFLEKS BATUK
Refleks batuk terdiri dari 5 komponen utama; yaitu reseptor batuk, serabut saraf aferen, pusat
batuk, susunan saraf eferen dan efektor. Batuk bermula dari suatu rangsang pada reseptor batuk.
Reseptor ini berupa serabut saraf non mielin halus yang terletak baik di dalam maupun di luar
rongga toraks. Yang terletak di dalam rongga toraks antara lain terdapat di laring, trakea, bronkus
dan di pleura. Jumlah reseptor akan semakin berkurang pada cabang-cabang bronkus yang kecil,
dan sejumlah besar reseptor didapat di laring, trakea, karina dan daerah percabangan bronkus.
Reseptor bahkan juga ditemui di saluran telinga, lambung, hilus, sinus paranasalis, perikardial
dan diafragma.
Serabut aferen terpenting ada pada cabang nervus vagus, yang mengalirkan rangsang dari laring,
trakea, bronkus, pleura, lambung dan juga rangsang dari telinga melalui cabang Arnold dari n.
Vagus. Nervus trigeminus menyalurkan rangsang dari sinus paranasalis, nervus glosofaringeus
menyalurkan rangsang dari faring dan nervus frenikus menyalurkan rangsang dari perikardium
dan diafragma.
Tabel 1. Komponen refleks batuk
Reseptor
LaringTrakea
Bronkus
Telinga
Aferen
Pusat batuk
Cabang
nervus
vagusNervus
trigeminus
Nervus
glosofaringwus
Pleura
Nervus frenikus
Lambung
Hidung
Sinus paranasalis
Faring
Perikardium
Diafragma
Eferen
Efektor
Nervus
Laring. Trakea dan
vagusNervus
bronkusDiafragma,
frenikus
otot-otot
intercostal danintercostal,
lumbaris
abdominal,
dan
Saraf-saraf
otot lumbal
Otot-otot saluran
Tersebar merata ditrigeminus,
fasialis,
nafas atas, dan
medula oblongata
bantu
dekat
pusathipoglosus, danotot-otot
lain-lain
nafas
pernafasan,
di
bawah
kontrol
pusat yang lebih
tinggi
Serabut aferen membawa rangsang ini ke pusat batuk yang terletak di medula oblongata, di dekat
pusat pemapasan dan pusat muntah. Kemudian dari sini oleh serabut-serabut eferen n. Vagus, n.
Frenikus, n. Interkostal dan lumbar, n. Trigeminus, n. Fasialis, n. Hipoglosus dan lain-lain
menuju ke efektor. Efektor ini terdiri dari otot-otot laring, trakea, brrmkus, diafragma, otot-otot
interkostal dan lain-lain. Di daerah efektor inilah mekanisme batuk kemudian terjadi.
PENYEBAB BATUK
Batuk dapat terjadi akibat berbagai penyakit/proses yang merangsang reseptor batuk. Selain itu,
batuk juga dapat terjadi pada keadaan-keadaan psikogenik tertentu. Tentunya diperlukan
pemeriksaan yang seksama untuk mendeteksi keadaan-keadaan tersebut. Dalam hal ini perlu
dilakukan anamnesis yang baik, pemeriksaan fisik, dan mungkin juga pemeriksaan lain seperti
laboratorium darah dan sputum, rontgen toraks, tes fungsi paru dan lain-lain.
Tabel 2. Beberapa penyebab batuk
Iritan :
Rokok
Asap
SO2
Gas di tempat kerja
Mekanik :
Bronkitis kronis
Asma
Emfisema
Fibrosis kistik
Bronkiektasis
Laringitis akut
Bronkitis akut
Pneumonia
Pleuritis
Perikarditis
Tumor :
Tumor laring
Tumor paru
Psikogenik
MEKANISME BATUK
Pada dasarnya mekanisme batuk dapat dibagi menjadi tiga fase, yaitu fase inspirasi, fase
kompresi dan fase ekspirasi (literatur lain membagi fase batuk menjadi 4 fase yaitu fase iritasi,
inspirasi, kompresi, dan ekspulsi). Batuk biasanya bermula dari inhalasi sejumlah udara,
kemudian glotis akan menutup dan tekanan di dalam paru akan meningkat yang akhirnya diikuti
dengan pembukaan glotis secara tiba-tiba dan ekspirasi sejumlah udara dalam kecepatan tertentu.
Fase inspirasi dimulai dengan inspirasi singkat dan cepat dari sejumlah besar udara, pada saat ini
glotis secara refleks sudah terbuka. Volume udara yang diinspirasi sangat bervariasi jumlahnya,
berkisar antara 200 sampai 3500 ml di atas kapasitas residu fungsional. Penelitian lain
menyebutkan jumlah udara yang dihisap berkisar antara 50% dari tidal volume sampai 50% dari
kapasitas vital. Ada dua manfaat utama dihisapnya sejumlah besar volume ini. Pertama, volume
yang besar akan memperkuat fase ekspirasi nantinya dan dapat menghasilkan ekspirasi yang
lebih cepat dan lebih kuat. Manfaat kedua, volume yang besar akan memperkecil rongga udara
yang tertutup sehingga pengeluaran sekret akan lebih mudah.
tertutup adalah 10 sampai 100% lebih besar daripada cara ekspirasi paksa yang lain. Di pihak
lain, batuk juga dapat terjadi tanpa penutupan glotis.
Yoga Aditama T. Patofisiologi Batuk. Jakarta : Bagian Pulmonologi FK UI, Unit Paru
RS Persahabatan, Jakarta. 1993.
Chung KF, Pavord ID (April 2008). Prevalence, pathogenesis, and causes of chronic
cough. Lancet 371 (9621): 136474.
Goldsobel AB, Chipps BE (March 2010). Cough in the pediatric population. J. Pediatr.
156 (3): 352358
F. Dennis McCool. Global Physiology and Pathophysiology of Cough. CHEST January
2006 vol. 129 no. 1 suppl 48S-53S