Bronkitis
Bronkitis
Bronkitis akut
Adalah batuk yang tiba-tiba terjadi karena infeksi virus yang melibatkan jalan nafas yang
besar. Bronkitis akut pada umumnya ringan. Berlangsung singkat(beberapa hari hingga
beberapa minggu), rata-rata 10-14 hari. Meski ringan, namunadakalanya sangat mengganggu,
terutama jika disertai sesak, dada terasa berat, dan batuk berkepanjangan.
Epidemiologi
Bonkitis akut paling banyak terjadi pada anak kurang dari 2 tahun, dengan puncak lain
terlihat pada kelompok anak usia 9-15 tahun. Kemudian bronkitis kronik dapat mengenai orang
dengan semua umur namun lebih banyak pada orang diatas 45 tahun. Lebih sering terjadi di
musim dingin (di daerah non-tropis) atau musim hujan (didaerah tropis). 2
Gambar.
klirens pada
napas yang
Mukus
saluran
normal3
Mekanisme
saluran
Pertama,
didorong ke
saluran
oleh gerakan
akan
klirens
napas.
mukus
proksimal
napas
silia,yang
membersikan mukus pada penyakit dengan peningkatan produksi mukus atau gangguan fungsi
silia, ini dapat menyulitkan gejala.
Etiologi
Bronkitis akut dapat disebabkan oleh :
Penyebab bronkitis akut yang paling sering adalah infeksi virus yakni sebanyak 90%
sedangkan infeksi bakteri hanya sekitar < 10%. 4 Belum ada bukti yang meyakinkan bahwa
bakteri lain merupakan penyebab primer Bronkitis Akut pada anak. Di lingkungan sosioekonomi yang baik jarang terdapat infeksi sekunder oleh bakteri. Alergi, cuaca, polusi udara
dan infeksi saluran napas atas dapat memudahkan terjadinya bronkitis akut.
Patogenesis
Bronkitis akut terjadi karena adanya respon inflamasi dari membran mukosa bronkus. Pada
orang dewasa, bronkitis kronik terjadi akibat hipersekresi mukus dalam bronkus karena
hipertrofi kelenjar submukosa dan penambahan jumlah sel goblet dalam epitel saluran nafas.
Pada sebagian besar pasien, hal ini disebabkan oleh paparan asap rokok. Pembersihan
mukosiliar menjadi terhambat karena produksi mukus yang berlebihan dan kehilangan silia,
menyebabkan batuk produktif. Pada anak-anak, bronkitis kronik disebabkan oleh respon
endogen, trauma akut saluran pernafasan, atau paparan alergen atau iritan secara terusmenerus. Saluran nafas akan dengan cepat merespon dengan bronkospasme dan batuk, diikuti
inflamasi, udem, dan produksi mukus. Apabila terjadi paparan secara kronik terhadap epitel
pernafasan, seperti aspirasi yang rekuren atau infeksi virus berulang, dapat menyebabkan
terjadinya bronkitis kronik pada anak-anak. Bakteri patogen yang paling banyak menyebabkan
infeksi saluran respirasi bagian bawah pada anak-anak adalah Streptococcus pneumoniae.
Haemophilus influenzae dan Moraxella catarrhalis dapat patogen pada balita (umur <5 tahun),
sedangkan Mycoplasma pneumoniae pada anak usia sekolah (umur >5-18 tahun).
Seperti disebutkan sebelumnya penyebab dari bronkitis akut adalah virus,namun
organisme pasti penyebab bronkitis akut sampai saat ini belum dapat diketahui, oleh karena
kultur virus dan pemeriksaan serologis jarang dilakukan. Adapun beberapa virus yang telah
diidentifikasi sebagai penyebab bronkitis akut adalah virus virus yang banyak terdapat di
saluran pernapasan bawah yakni influenza B, influenza A, parainfluenza dan respiratory
syncytial virus (RSV). Influenza sendiri merupakan virus yang timbul sekali dalam setahun dan
menyebar secara cepat dalam suatu populasi. Gejala yang paling sering akibat infeksi virus
influenza diantaranya adalah lemah, nyeri otot, batuk dan hidung tersumbat. Apabila penyakit
influenza sudah mengenai hampir seluruh populasi disuatu daerah, maka gejala batuk serta
demam dalam 48 jam pertama merupakan prediktor kuat seseorang terinfeksi virus influenza.
RSV biasanya menyerangorang orang tua yang terutama mendiami panti jompo, pada anak
kecil yangmendiami rumah yang sempit bersama keluarganya dan pada tempat penitipananak.
Gejala batuk biasanya lebih berat pada pasien dengan bronkitis akut akibatinfeksi RSV. 5
Virus yang biasanya mengakibatkan infeksi saluran pernapasan atas seperti rhinovirus,
adenovirus dapat juga mengakibatkan bronkitis akut. Gejala yang dominan timbul akibat
infeksi virus ini adalah hidung tersumbat, keluar sekret encer dari telinga (rhinorrhea) dan
faringitis 4 Bakteri juga memerankan perannya dalam pada bronkitis akut, antara
lain,Bordatella pertusis, Bordatella parapertusis, Chlamydia pneumoniae dan Mycoplasma
pneumoniae. Infeksi bakteri ini biasanya paling banyak terjadi dilingkungan kampus dan di
lingkungan militer. Namun sampai saat ini, peranan infeksi bakteri dalam terjadinya bronkitis
akut tanpa komplikasi masih belum pasti, karena biasanya ditemukan pula infeksi virus atau
terjadi infeksi campuran(Sidney S. Braman, 2006).Pada kasus eksaserbasi akut dari bronkitis
kronik, terdapat bukti klinis bahwa bakteri bakteri seperti Streptococcus pneumoniae,
Moraxella catarrhalis dan Haemophilus influenzae mempunyai peranan dalam timbulnya
gejala batuk dan produksi sputum. Namun begitu, kasus eksaserbasi akut bronkitis
kronik merupakan suatu kasus yang berbeda dengan bronkitis akut, karena ketiga
bakteritersebut dapat mendiami saluran pernapasan atas dan keberadaan mereka dalamsputum
dapat berupa suatu koloni bakteri dan ini bukan merupakan tanda infeksi akut. 4
Penyebab batuk pada bronkitis akut tanpa komplikasi bisa dari berbagai penyebab dan
biasanya bermula akibat cedera pada mukosa bronkus. Pada keadaan normal, paru-paru
memiliki kemampuan yang disebut mucocilliary defence, yaitu sistem penjagaan paru-paru
yang dilakukan oleh mukus dan siliari. Pada pasien dengan bronkhitis akut, sistem mukosiliar
defence paru-paru mengalami kerusakan sehingga lebih mudah terserang infeksi. Ketika
infeksi timbul, akan terjadi pengeluaran mediator inflamasi yang mengakibatkan
kelenjar mukus menjadi hipertropi dan hiperplasia (ukuran membesar dan jumlah bertambah)
sehingga produksi mukus akan meningkat. Infeksi juga menyebabkan dinding bronkhial
meradang, menebal (sering kali sampai dua kali ketebalan normal), dan mengeluarkan mukus
kental. Adanya mukus kental dari dinding bronkhial dan mukus yang dihasilkan kelenjar
mukus dalam jumlah banyak akan menghambat beberapa aliran udara kecil dan mempersempit
saluran udara besar.Mukus yang kental dan pembesaran bronkhus akan mengobstruksi jalan
napasterutama selama ekspirasi. Jalan napas selanjutnya mengalami kolapsdan udara
terperangkap pada bagian distal dari paru-paru. Pasien mengalamikekurangan 02, iaringan dan
ratio ventilasi perfusi abnormal timbul, di manaterjadi penurunan PO2 Kerusakan ventilasi
juga dapat meningkatkan nilai PCO,sehingga pasien terlihat sianosis. 6 Pada bronkitis akut
akibat infeksi virus, pasien dapat mengalami reduksinilai volume ekspirasi paksa dalam 1 detik
(FEV1) yang reversibel. Sedangkan pada infeksi akibat bakteri M. pneumoniae atau C.
Pneumoniae biasanyamempunyai nilai reduksi FEV1yang lebih rendah serta nilai reversibilitas
yang rendah pula 6
Virus dan bakteri biasa masuk melalui port dentre mulut dan hidung droppletinfection yang
selanjutnya akan menimbulkan viremia/bakterimia dan gejala ataureaksi tubuh untuk
melakukan perlawanan.
ALERGE
N
Aktivasi
Invasi kuman ke
infek
iritasi mukosa
Peningkatan
bronkus
pelepasan
Penyebaran
histamin
Edema
mukosa
bakteri/virus
sel goblet di
Peningkata
keseluruh tubuh.
hiterter
Bersihan jalan
Peningkatan
n laju
nafas tdk
akumulasi
metabolism
Batuk
Penyempi
melais
e
Dema
tan
jalan
Penggunaan
ototnye
otot
pernapasan
gambar:
patogenesis bronkitis
ri
Manifestasi klinis
Gejala utama bronkitis akut adalah batuk-batuk yang dapat berlangsung 2-3 minggu. Batuk
bisa atau tanpa disertai dahak. Dahak dapat berwarna jernih, putih, kuning kehijauan,atau
hijau. Selain batuk, bronkitis akut dapat disertai gejala berikut ini :
Gejala bronkitis akut tidaklah spesifik dan menyerupai gejala infeksi saluran pernafasan
lainnya. Bronkitis akut akibat virus biasanya mengikuti gejala gejala infeksi saluran
respiratori seperti rhinitis dan faringitis. Batuk biasanya muncul 3 4 hari setelah rhinitis.
Batuk pada mulanya keras dan kering, kemudian seringkali berkembang menjadi batuk lepas
yang ringan dan produktif. Karena anak anak biasanya tidak membuang lendir tapi
menelannya, maka dapat terjadi gejalamuntah pada saat batuk keras dan memuncak. Pada anak
yang lebih besar,keluhan utama dapat berupa produksi sputum dengan batuk serta nyeri dada
padakeadaaan yang lebih berat.
Karena bronchitis akut biasanya merupakan kondisi yang tidak berat dan dapat membaik
sendiri, maka proses patologis yang terjadi masih belum diketahuisecara jelasa karena
kurangnya ketersediaanjaringan untuk pemeriksaan. Yangdiketahui adalah adanya peningkatan
aktivitas kelenjar mucus dan terjadinyadeskuamasi sel sel epitel bersilia. Adanya infiltrasi
leukosit PMN ke dalam dinding serta lumen saluran respiratori menyebabkan sekresi tampak
purulen. Akan tetapi karena migrasi leukosit ini merupakan reaksi nonspesifik terhadap
kerusakan jalan napas, maka sputum yang purulen tidak harus menunjukkanadanya
superinfeksi bakteri. Pemeriksaan auskultasi dada biasanya tidak khas pada stadium
awal.Seiring perkembangan dan progresivitas batuk, dapat terdengar berbagai macam ronki,
suara napas yang berat dan kasar, wheezing ataupun suara kombinasi. Hasil pemeriksaan
radiologis biasanya normal atau didapatkan corakan bronkial. Pada umumnya gejala akan
menghilang dalam 10 -14 hari. Bila tanda tanda klinismenetap hingga 2 3 minggu, perlu
dicurigai adanya infeksi kronis. Selain itudapat pula terjadi infeksi sekunder.
Diagnosis
Diagnosis dari bronkitis akut dapat ditegakkan bila; pada anamnesa pasien mempunyai
gejala batuk yang timbul tiba tiba dengan atau tanpa sputum dan tanpa adanya bukti pasien
menderita pneumonia,common cold , asma akut,eksaserbasi akut bronkitis kronik dan penyakit
paru obstruktif kronik (PPOK).Pada pemeriksaan fisik pada stadium awal biasanya tidak khas.
Dapat ditemukanadanya demam, gejala rinitis sebagai manifestasi pengiring, atau faring
hiperemis.Sejalan dengan perkembangan serta progresivitas batuk, pada auskultasi dadadapat
terdengar ronki,wheezing , ekspirium diperpanjang atau tanda obstruksi lainnya. Bila lendir
banyak dan tidak terlalu lengket akan terdengar ronki basah. 5Dalam suatu penelitian terdapat
metode untuk menyingkirkankemungkinan pneumonia pada pasien dengan batuk disertai
dengan produksisputum yang dicurigai menderita bronkitis akut, yang antara lain bila
tidak ditemukan keadaan sebagai berikut:
Keadaan umum baik: tidak tampak sakit berat, tidak sesak atau takipnea. Mungkin ada
nasofaringitis
Paru:ronki basah kasar yg tidak tetap (dapat hilang atau pindah setelah batuk),wheezing dan
krepitasi
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan dahak dan rontgen dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosa dan
untuk menyingkirkan diagnosa penyakit lain. Bila penyebabnya bakteri, sputumnya akan
seperti nanah. Untuk pasien anak yang diopname, dilakukan tes C-reactive protein, kultur
pernafasan, kultur darah, kultur sputum, dan tes serum aglutinin untuk membantu
mengklasifikasikan penyebab infeksi apakah dari bakteri atau virus. Untuk anak yang
diopname dengan kemungkinan infeksi Chlamydia, mycoplasma,atau infeksi virus saluran
pernafasan bawah, lakukan pemeriksaan sekresi nasofaringeal untuk membantu pemilihan
antimikroba yang cocok. Serum IgM mungkin dapat membantu.Untuk anak yang diduga
mengalami imunodefisiensi, pengukuran serum immunoglobulin total, subkelas IgG, dan
produksi antibodi spesifik direkomendasikan untuk menegakkan diagnosis.
Diagnosi banding
Batuk dengan atau tanpa produksi sputum dapat dijumpai pada commoncold. Common
cold sendiri merupakan istilah konvensional dari infeksi saluran pernapasan atas yang ringan,
gejalanya terdiri dari adanya sekret dari hidung, bersin, sakit tenggorok dan batuk serta bias
juga dijumpai demam, nyeri otot danlemas. Seringkali common cold dan bronkitis akut
memiliki gejala yang sama dan sulit dibedakan. Batuk pada common cold merupakan akibat
dari infeksi saluran pernapasan atas yang disertai postnasal drip dan pasien biasanya sering
berdeham.
Batuk pada bronkitis akut disebabkan infeksi pada saluran pernapasan bawah yang dapat
didahului oleh infeksi pada saluran pernapasan atas dan oleh sebab itumempersulit penegakkan
diagnosis penyakit ini. 5 Bronkitis akut juga sulit dibedakan dengan eksaserbasi akut bronkitis
kronik dan asma akut dengan gejala batuk. Dalam suatu penelitian mengenai bronkitis akut,
asma akut seringkali didiagnosa sebagai suatu bronkitis akut pada1/3 pasien yang datang
dengan gejala batuk. Oleh karena kedua penyakit ini memiliki gejala yang serupa, maka satu
satunya alat diagnostik adalah dengan mengevaluasi bronkitis akut tersebut, apakah merupakan
suatu penyakit tersendiri atau merupakan awal dari penyakit kronik seperti asma. 5 Bronkitis
akut merupakan penyakit saluran pernapasan yang dapat sembuh sendiri dan bila batuk lebih
dari 3 minggu maka diagnosis diferensial lainnya harus dipikirkan. Pasien dengan riwayat
penyakit paru kronik sebelumnya seperti bronkitis kronik, PPOK dan bronkiektasis, pasien
dengan gagal jantung dan dengan gangguan sistem imun seperti AIDS atau sedang dalam
kemoterapi, merupakan kelompok yang beresiko tinggi terkena bronkitis akut dan dalam halini
kelompok tersebut merupakan pengecualian. 5
Penatalaksanaan
Sebagian besar pengobatan bronkitis akut bersifat simptomatis (meredakan keluhan).
Obat-obat yang lazim digunakan, yakni:
Ekspektorant: adalah obat batuk pengencer dahak agar dahak mudah dikeluarkan
sehingga napas menjadi lega. Ekspektorant yang lazim digunakan diantaranya: GG
(glyceryl guaiacolate), bromhexine, ambroxol, dan lain-lain.
Bronkodilator ,
diantaranya: salbutamol, terbutalin sulfat, teofilin, aminofilin, dan lain-lain. Obat-obat
ini digunakan pada penderita yang disertai sesak napas atau rasa berat bernapas.
Penderita hendaknya memahami bahwa bronkodilator tidak hanya untuk obat asma, tapi
dapat juga digunakan untuk melonggarkan napas pada bronkitis. Selain itu, penderita
hendaknya mengetahui efek samping obat bronkodilator yang mungkin dialami oleh
penderita, yakni: berdebar, lemas, gemetar dan keringat dingin. Andaikata mengalami
efek samping tersebut, maka dosis obat diturunkan menjadi setengahnya. Jika masih
berdebar, hendaknya memberitahu dokter agar diberikan obat bronkodilator jenis lain.
Pemeriksaan penunjang
a. Foto Thorax : Tidak tampak adanya kelainan atau hanya hyperemia
b. Laboratorium : Leukosit > 17.500.
Prognosisi
Perjalanan dan prognosis penyakit ini bergantung pada tatalaksana yang tepat atau
mengatasi setiap penyakit yang mendasari.
Komplikasi
a. Bronkitis Akut yang tidak ditangani cenderung menjadi Bronkitis Kronik
b. Pada anak yang sehat jarang terjadi komplikasi, tetapi pada anak dengan gizi kurang dapat
terjadi Othithis Media, Sinusitis dan Pneumonia
c. Pleuritis
d. Bronkitis Kronik menyebabkan mudah terserang infeksi
e. Bila sekret tetap tinggal, dapat menyebabkan atelektasisi atau Bronkietaksis
Ringkasan
Bronkitis akut adalah peradangan akut pada bronkus dan cabang-cabangnya, yang
disebabkan sebagian besar oleh virus dan mengakibatkanterjadinya edema dan pembentukan
mukus. Gejala yang paling menonjol adalah batuk dengan atau tanpa sputum, berlangsung
tidak lebih dari 2 minggu. Untuk menegakkan diagnosis dari penyakit ini harus disingkirkan
kemungkinan adanya penyakit pernapasan lainnya seperti pneumonia, common cold, asma
akut,eksaserbasi akut bronkitis kronik dan PPOK.
Pada penatalaksanaan bronkitis akut, antibiotik diperbolehkan biladicurigai penyebabnya
adalah bakteri. Pemberian bronkodilator diperbolehkan bila gejala batuk berbarengan dengan
asma. Pemberian agen mukolitik tidak direkomendasikan dan pemberian antitusif dengan
Dekstrometorphan terbukti dapat menekan gejala batuk.
DAFTAR PUSTAKA
1. Buku Ajar respirologi Anak. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta . 2010.hal.330-332
2. Ed. Nelson, waldo E. dkk. 1999. Ilmu Kesehatan Anak Nelson. Vol.2 Ed 15. Jakarta: EGC.
Hal. 1483
3. Fahy JV,Dickey BF. Review Artikel Airway Mucus Function andDysfunction. New
England of Jurnal Medicine. Vol 363. No.23. Dec 2, 2010.
4. Gonzales R, Sande M. Uncomplicated acute bronchitis.Ann Intern Med 2008;133: 981
991
5. Sidney S. Braman. Chronic Cough Due to Acute Bronchitis :ACCP Evidence-Based
Clinical Practice Guidelines. Chest Journal. 2006;129;95S-103S.
6. http://ww.medicastore.com/med