Anda di halaman 1dari 134

Analisis Dan

Perancangan
Sistem Informasi

Deddy Kusbianto

Buku ini dirancang dengan format standar sesederhana mungkin agar


enak dibaca dan mudah dipahami
Dalam buku ini berisi modul-modul yang dapat digunakan sebagai bahan
mengajar maupun dipakai sebagai acuan belajar mandiri
Materi yang disajikan dalam buku ini adalah :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Pengertian Sistem dan Analis Sistem


Analisis Sistem
Desain Sistem Secara Umum
Pendekatan Perancangan Terstruktur
Desain Sistem Terinci Input Output
Desain Proses
Desain Basis Data
Desain Perangkat Jaringan dan Pengendalian
Perancangan Berorientasi Obyek
Unified Modeling Language

Deddy Kusbianto adalah Dosen


Pemegang Sertifikat Kompetensi
Internasional bidang Training dan
Asesmen, serta berpengalaman
mengajar sejak tahun 1986

c) 2010 : STMIK Yadika Bangil

Daftar Isi
1.

Pengertian Sistem dan Analis Sistem

2.

Analisis Sistem

17

3.

Desain Sistem Secara Umum

27

4.

Pendekatan Perancangan Terstruktur

43

5.

Desain Sistem Terinci Input Output

57

6.

Desain Proses

70

7.

Desain Basis Data

79

8.

Desain Perangkat Jaringan dan Pengendalian

92

9.

Perancangan Berorientasi Obyek

104

10. Unified Modeling Language

116

Pengantar
Alhamdulillahi Robbil Alamin.
Sholawat serta salam kusampaikan pada junjunganku Nabi Besar Baginda
Rosululloh Muhammad saw.
Semoga buku ini menjadi amal jariyah bagiku dan bagi STMIK Yadika Bangil
yang menerbitkannya, serta menjadi ilmu yang bermanfaat bagi yang
membacanya, amiin.
Terimakasih kupersembahkan bagi istriku tercinta Puji Untariani, serta anakku
Aji Okta Silamufar, Fariz Novanjaya Silmaufar, dan Sigit Ahmadi Silmaufar
Buku ini kutulis berdasarkan pengalamanku mengajar sejak 1986, serta
kusesuaikan dengan kaidah standar internasional bidang pengajaran dan
asesmen, sehingga buku ini dibagi-bagi dalam bentuk modul-modul agar sesuai
dengan sesi jadwal perkuliahan, diawali dengan capaian pembelajaran untuk
memulai dengan kesepakatan pembelajaran di setiap awal sesi perkuliahan, dan
ditutup dengan evaluasi untuk mendapatkan umpan balik tingkat keberhasilan
pembelajaran di setiap akhir sesi perkuliahan.
Buku ini hanyalah merupakan kumpulan modul yang relatif singkat, oleh karena
itu di setiap modul selalu dilengkapi dengan daftar pustaka sebagai acuan
pelengkap untuk pemahaman yang lebih mendalam.
Selamat Belajar.
Wassalammu

Deddy Kusbianto

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

MODUL 1
PENGERTIAN SISTEM DAN ANALIS SISTEM
MATERI
1. Definisi Sistem
2. Karakteristik Sistem
3. Klasifikasi Sistem
4. Pengertian Pengembangan Sistem
5. Siklus Hidup Pengembangan Sistem
6. Pendekatan Pengembangan Sistem
7. Metodologi Pengembangan Sistem
8. Alat dan Teknik Pengembangan Sistem
9. Fungsi Analis Sistem
STANDAR KOMPETENSI
Memahami Konsep Sistem Informasi, dan Konsep Pengembangan Sistem
CAPAIAN PEMBELAJARAN
1. Mahasiswa akan memahami konsep sistem dan pengertian pengembangan
sistem.
2. Mahasiswa mampu menyebutkan karakteristik sistem.
3. Mahasiswa mampu menyebutkan sistem berdasarkan klasifikasi tertentu.
4. Mahasiswa mengetahui siapa saja yang akan terlibat dalam pengembangan
sistem

1. Definisi Sistem
Terdapat dua kelompok pendekatan didalam mendefinisikan sistem, yaitu
yang menekankan pada prosedurnya dan yang menekankan pada komponen
atau elemennya. Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedur
mendefinisikan sistem sebagai berikut ini :
Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling
berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan
atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu
Menurut Jerry Fitzgerald, Ardra F. Fitzgerald dan Warren D. Stallings, Jr.,
mendefinisikan prosedur sebagai berikut :
Suatu prosedur adalah urut-urutan yang tepat dari tahapan-tahapan instruksi
yang menerangkan Apa (What) yang harus dikerjakan, Siapa (Who) yang
mengerjakannya, Kapan (When) dikerjakan dan Bagaimana (How)
mengerjakannya

Modul 1 : Pengertian Sistem dan Analis Sistem, halaman :

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada elemen atau komponennya


mendefiniskan sistem sebagai berikut ini :
Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk
mencapai suatu tujuan tertentu
Kedua kelompok definisi tersebut adalah benar dan tidak bertentangan, yang
berbeda adalah cara pendekatannya. Pendekatan sistem yang merupakan
kumpulan elemen-elemen atau komponen-komponen atau subsistem-subsistem
merupakan definisi yang lebih luas. Definisi ini lebih banyak diterima, karena
kenyataannya suatu sistem dapat terdiri dari beberapa subsistem atau sistem
bagian. Sebagai misal, sistem akuntansi dapat terdiri dari beberapa subsistemsubsistem, yaitu subsistem akuntansi penjualan, subsistem akuntansi pembelian,
subsistem akuntansi penggajian, subsistem akuntansi biaya dan lain sebagainya.

2. Karakteristik Sistem
Karakteristik sistem dapat digambarkan sebagai berikut :

Komponen Sistem (Components)


Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang
artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen
sistem atau elemen-elemen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagianbagian dari sistem. Setiap sistem tidak perduli betapapun kecilnya, selalu
mengandung komponen-komponen atau subsistem-subsistem. Setiap subsistem
mempunyai sifat-sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan
mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Jadi, dapat dibayangkan jika
dalam suatu sistem ada subsistem yang tidak berjalan/berfungsi sebagaimana
mestinya. Tentunya sistem tersebut tidak akan berjalan mulus atau mungkin juga
sistem tersebut rusak sehingga dengan sendirinya tujuan sistem tersebut tidak
tercapai.

Modul 1 : Pengertian Sistem dan Analis Sistem, halaman :

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

Batas Sistem (Boundary)


Batas sistem (boundary) merupakan daerah yang membatasi antara suatu
sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas
sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan. Batas
suatu sistem menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.

Lingkungan Luar Sistem (Environments)


Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apapun diluar batas dari sistem
yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat
menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut. Lingkungan
luar yang menguntungkan merupakan energi dari sistem dan dengan demikian
harus tetap dijaga dan dipelihara. Sedang lingkungan luar yang merugikan harus
ditahan dan dikendalikan, kalau tidak maka akan menggangu kelangsungan
hidup dari sistem.

Penghubung (Interface) Sistem


Penghubung sistem merupakan media penghubung antara satu subsistem
dengan subsistem lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumbersumber daya mengalir dari satu subsistem ke yang lainnya. Keluaran (output)
dari satu subsistem akan menjadi masukan (input) untuk subsistem lainnya
dengan melalui penghubung.
Dengan penghubung satu subsistem dapat berintegrasi dengan subsistem
yang lainnya membentuk satu kesatuan.

Masukan (Input) Sistem


Masukan sistem adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan
dapat berupa masukan perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal
(signal input). masukan perawatan adalah energi yang dimasukkan supaya
sistem tersebut dapat beroperasi. masukan sinyal adalah energi yang diproses
untuk didapatkan keluaran.

Keluaran (Output) Sistem


Keluaran sistem adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan
menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Keluaran dapat
merupakan masukan untuk subsistem yang lain atau kepada supersistem.

Pengolah (Process) Sistem


Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang akan merubah
masukan menjadi keluaran.

Sasaran (Objectives) atau Tujuan (Goal)


Suatu sistem pasti mempunyai tujuan atau sasaran. Kalau suatu sistem tidak
mempnyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada gunanya. Sasaran dari
sistem sangat menentukan sekali masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran
yang akan dihasilkan sistem. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mampu
mencapai sasaran atau tujuannya.
Modul 1 : Pengertian Sistem dan Analis Sistem, halaman :

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

Perbedaan suatu sasaran (objectives) dan suatu tujuan (goal) adalah, goal
biasanya dihubungkan dengan ruang lingkup yang lebih luas dan sasaran dalam
ruang lingkup yang lebih sempit. Bila merupakan suatu sistem utama, seperti
misalnya sistem bisnis perusahaan, maka istilah tujuan lebih tepat diterapkan.
Untuk sistem akuntansi atau sistem-sistem lainnya yang merupakan bagian atau
subsistem dari sistem bisnis, maka istilah sasaran yang lebih tepat. Jadi
tergantung dari ruang lingkup mana memandang sistem tersebut.

3. Klasifikasi Sistem
Sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang, diantaranya
sebagai berikut ini :
Sistem diklasifikasikan sebagai sistem abstrak (abstract system) dan sistem
fisik (physical system). Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran
atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik. Misalnya sistem teologia,
Sedangkan sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik. Misalnya
sistem komputer, sistem produksi dan sebagainya.
Sistem diklasifikasikan sebagai sistem alamiah (natural system) dan sistem
buatan manusia (human made system) Sistem alamiah adalah sistem yang
terjadi melalui proses alam, tidak dibuat manusia. Misalnya sistem perputaran
bumi. Sistem buatan manusia adalah sistem yang dirancang oleh manusia.
Sistem buatan manusia yang melibatkan interaksi antara manusia dengan
mesin disebut dengan human-machine system atau ada yang menyebut
dengan man-machine system. Sistem informasi adalah salah satu contoh
man-machine system, karena menyangkut penggunaan komputer yang
berinteraksi dengan manusia.
Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertentu (deterministic system) dan
sistem tak tentu (probabilistic system) Sistem tertentu beroperasi dengan
tingkah laku yang sudah dapat diprediksi. Interaksi diantara bagianbagiannya dapat dideteksi dengan pasti, sehingga keluaran dari sistem dapat
diramalkan. Sistem komputer adalah contoh dari sistem tertentu yang tingkah
lakunya dapat dipastikan berdasarkan programprogram yang dijalankan.
Sistem tak tentu adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat
diprediksi karena mengandung unsur probabilitas.
Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertutup (closed system) dan sistem
terbuka (open system) Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak
berhubungan dan tidak terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini
bekerja secara otomatis tanpa adanya turut campur tangan dari pihak
diluarnya. Secara teoritis sistem tertutup ini ada, tetapi kenyataannya
hanyalah relatively closed system (secara relatif tertutup). Sistem terbuka
adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan
luarnya. Karena sistem sifatnya terbuka dan terpengaruh oleh lingkungan
luarnya, maka suatu sistem terbuka harus mempunyai sistem pengendalian
yang baik.

Modul 1 : Pengertian Sistem dan Analis Sistem, halaman :

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

4. Pengertian Pengembangan Sistem


Pengembangan sistem (systems development) dapat berarti menyusun suatu
sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan
atau memperbaiki sistem yang telah ada. Sistem yang lama perlu diperbaiki atau
diganti disebabkan karena beberapa hal, yaitu sebagai berikut ini :

Adanya permasalahan-permasalahan (problems)


Adanya permasalahan-permasalahan (problems) yang timbul di sistem yang
lama yang dapat berupa :
o Ketidakberesan
Ketidakberesan dalam sistem yang lama menyebabkan sistem yang lama
tidak dapat beroperasi sesuai dengan yang diharapkan. Ketidakberesan
ini dapat berupa :
kecurangan-kecurangan disengaja yang menyebabkan tidak amannya
harta kekayaan perusahaan dan kebenaran dari data menjadi kurang
terjamin;
kesalahan-kesalahan yang tidak disengaja yang juga dapat
menyebabkan kebenaran dari data kurang terjamin;
tidak efisiennya operasi;
tidak ditaatinya kebijaksanaan manajemen yang telah ditetapkan.
o Pertumbuhan organisasi
Pertumbuhan organisasi yang menyebabkan harus disusunnya sistem
yang baru. Pertumbuhan organisasi diantaranya adalah kebutuhan
informasi yang semakin luas, volume pengolahan data semakin
meningkat, perubahan prinsip akuntansi yang baru. Karena adanya
perubahan ini, maka menyebabkan sistem yang lama tidak efektif lagi,
sehingga sistem yang lama sudah tidak dapat memenuhi lagi semua
kebutuhan informasi yang dibutuhkan manajemen.
Berikut ini dapat digunakan sebagai indikator adanya permasalahanpermasalahan dan kesempatan-kesempatan yang dapat diraih, sehingga
menyebabkan sistem yang lama harus diperbaiki, ditingkatkan bahkan diganti
keseluruhannya. Indikator-indikator ini diantaranya adalah sebagai berikut :
keluhan dari langganan;
pengiriman barang yang sering tertunda;
pembayaran gaji yang terlambat;
laporan yang tidak tepat waktunya;
isi laporan yang sering salah;
tanggung jawab yang tidak jelas;
waktu kerja yang berlebihan;
ketidakberesan kas;
produktifitas tenaga kerja yang rendah;
banyaknya pekerja yang menganggur;
kegiatan yang tumpang tindih;
tanggapan yang lambat terhadap langganan;
Modul 1 : Pengertian Sistem dan Analis Sistem, halaman :

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

kehilangan kesempatan kompetisi pasar;


kesalahan-kesalahan manual yang tinggi;
persediaan barang yang terlalu tinggi;
pemesanan kembali barang yang tidak efisien;
biaya operasi yang tinggi;
file-file yang kurang teratur;
keluhan dari supplier karena tertundanya pembayaran;
bertumpuknya back-order (tertundanya pengiriman karena kurangnya
persediaan barang);
investasi yang tidak efisisen;
peramalan penjualan dan produksi tidak tepat;
kapasitas produksi yang menganggur (idle capasities);
pekerjaan manajer yang terlalu teknis; dll

Untuk meraih kesempatan-kesempatan (opportunities)


Teknologi informasi telah berkembang dengan cepatnya. Perangkat keras
komputer, perangkat lunak dan teknologi komunikasi telah begitu cepat
berkembang. Organisasi mulai merasakan bahwa teknologi informasi ini perlu
digunakan untuk meningkatkan penyediaan informasi sehingga dapat
mendukung dalam proses pengambilan keputusan yang akan dilakukan oleh
manajemen. Dalam keadaaan pasar bersaing, kecepatan informasi atau efisiensi
waktu sangat menentukan berhasil atau tidaknya strategi dan rencana-rencana
yang telah disusun untuk meraih kesempatan-kesempatan yang ada. Bila
pesaing dapat memanfaatkan teknologi ini, maka kesempatan-kesempatan akan
jatuh ke tangan pesaing. Kesempatan-kesempatan ini dapat berupa peluangpeluang pasar, pelayanan yang meningkat kepada langganan dan lain
sebagainya.

Dengan telah dikembangkannya sistem yang baru, maka diharapkan akan


terjadi peningkatan-peningkatan di sistem yang baru. Peningkatan-peningkatan
ini berhubungan dengan PIECES (merupakan singkatan untuk memudahkan
mengingatnya), yaitu sebagai berikut :
o Performance (kinerja), peningkatan terhadap kinerja (hasil kerja) sistem
yang baru sehingga menjadi lebih efektif. Kinerja dapat diukur dari throughput
dan response time. Throughput adalah jumlah dari pekerjaan yang dapat
dilakukan suatu saat tertentu. Response time adalah rata-rata waktu yang
tertunda diantara dua transaksi atau pekerjaan ditambah dengan waktu
response untuk menanggapi pekerjaan tersebut.
o Information (informasi), peningkatan terhadap kualitas informasi yang
disajikan.
o Economy (ekonomis), peningkatan terhadap manfaat-manfaat atau
keuntungan-keuntungan atau penurunan-penurunan biaya yang terjadi.
o Control (pengendalian), peningkatan terhadap pengendalian untuk
mendeteksi dan memperbaiki kesalahan-kesalahan serta kecurangankecurangan yang dan akan terjadi.

Modul 1 : Pengertian Sistem dan Analis Sistem, halaman :

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

o Efficiency (efisiensi), peningkatan terhadap efisiensi operasi. Efisiensi dapat


diukur dari outputnya dibagi dengan inputnya.
o Services (pelayanan), peningkatan terhadap pelayanan yang diberikan oleh
sistem.

Adanya instruksi-instruksi (directives)


Penyusunan sistem yang baru dapat juga terjadi karena adanya instruksiinstruksi dari pimpinan ataupun dari luar organisasi, seperti misalnya peraturan
pemerintah.
Baik Pemerintah, organisasi maupun pimpinan akan memberikan instruksiinstruksi berdasarkan prinsip pengembangan sistem sebagai berikut :
o Sistem yang dikembangkan adalah untuk manajemen
o Sistem yang dikembangkan adalah investasi modal yang besar
Semua alternatif yang ada harus diinvestigasi
Investasi yang terbaik harus bernilai
o Sistem yang dikembangkan memerlukan orang yang terdidik
o Adanya tahapan kerja dan tugas-tugas yang harus dilakukan dalam proses
pengembangan sistem
o Proses pengembangan sistem tidak harus urut
o Jangan takut membatalkan proyek
o Dokumentasi harus ada untuk pedoman dalam pengembangan sistem

5. Siklus Hidup Pengembangan Sistem


Pengembangan sistem informasi yang berbasis komputer dapat merupakan
tugas kompleks yang membutuhkan banyak sumber daya dan dapat memakan
waktu berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun untuk menyelesaikannya. Proses
pengembangan sistem melewati beberapa tahapan dari mulai sistem itu
direncanakan sampai dengan sistem tersebut diterapkan, dioperasikan dan
dipelihara.
Bila operasi sistem yang sudah dikembangkan masih timbul kembali
permasalahan-permasalahan yang kritis serta tidak dapat diatasi dalam tahap
pemeliharaan sistem, maka perlu dikembangkan kembali suatu sistem untuk
mengatasinya dan proses ini kembali ke tahap yang pertama, yaitu tahap
perencanaan sistem.
Siklus ini disebut dengan siklus hidup suatu sistem (systems life cycle). Salah
satu teori siklus pengembangan sistem yang ditulis oleh John Burch, Gary
Grudnitski sebagai berikut :

Kebijakan dan perencanaan sistem (system policy and planning).


Sebelum suatu sistem informasi dikembangkan, umumnya terlebih dahulu
dimulai dengan adanya suatu kebijakan dan perencanaan untuk
mengembangkan sistem. Tanpa adanya perencanaan sistem yang baik,
pengembangan sistem tidak dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

Modul 1 : Pengertian Sistem dan Analis Sistem, halaman :

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

Tanpa adanya kebijakan pengembangan sistem oleh manajemen puncak (top


management), maka pengembangan sistem tidak akan mendapat dukungan dari
manajemen puncak ini.
Untuk itu manajemen puncak perlu dilengkapi dengan suatu tim penasehat
yang disebut dengan komite pengarah (steering commitee) yang umumnya
dibentuk dari wakil-wakil pimpinan dari masing-masing departemen pemakai
sistem seperti misalnya manajer-manajer departemen atau manajer-manajer
divisi. Seringkali komite ini diketuai sendiri oleh direktur utama.
Tugas komite ini adalah sebagai berikut :
o Mengkaji, menyetujui atau membuat rekomendasi yang berhubungan dengan
perencanaan sistem, proyek-proyek sistem serta pengadaan perangkat
keras, perangkat lunak dan fasilitas-fasilitas lainnya.
o Mengkoordinasi pelaksanaan proyek sistem sesuai dengan rencananya.
o Memonitor atau mengawasi kemajuan dari proyek sistem.
o Menilai kinerja dari fungsi-fungsi sistem yang telah dikembangkan.
o Memberikan saran-saran dan petunjuk-petunjuk terhadap proyek sistem yang
sedang dikembangkan, terutama yang berhubungan dengan pencapaian
sasaran sistem, sasaran perusahaan dan juga terhadap kendala-kendala
yang dihadapi.
Setelah manajemen puncak menetapkan kebijakan untuk mengembangkan
sistem informasi, sebelum sistem ini sendiri dikembangkan, maka perlu
direncanakan terlebih dahulu dengan cermat.
Perencanaan sistem (systems planning) ini menyangkut estimasi dari
kebutuhan-kebutuhan fisik, tenaga kerja dan dana yang dibutuhkan untuk
mendukung pengembangan sistem ini serta untuk mendukung operasinya
setelah diterapkan.
Perencanaan sistem dapat terdiri dari perencanaan jangka pendek (shortrange) dan perencanaan jangka panjang (long-range). Perencanaan jangka
pendek meliputi periode 1 sampai 2 tahun. Perencanaan jangka panjang
melingkupi periode sampai dengan 5 tahun. Karena perkembangan teknologi
komputer yang sangat cepat, maka perencanaan pengembangan system
informasi untuk periode yang lebih dari 5 tahun sudah tidak tepat lagi.
Pengembangan sistem (system development)
o Analisis sistem (system analysis)
Penelitian atas sistem yang telah ada dengan tujuan untuk merancang
system yang baru atau diperbarui
o Desain sistem secara umum (general system design)
Tujuan dari desain sistem secara umum adalah untuk memberikan gambaran
secara umum kepada user tentang sistem yang baru.
o Penilaian sistem (system evaluation)
Hasil desain sistem secara umum tentunya harus menjadi pertimbangan
pihak manajemen apakah melanjutkan pengembangan sistem yang baru
berdasarkan gambaran desain sistem secara umum atau menolak rancangan
baru tersebut.

Modul 1 : Pengertian Sistem dan Analis Sistem, halaman :

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

o Desain sistem terinci (detailed system design)


Dengan memahami sistem yang ada dan persyaratan-persyaratan sistem
baru, selanjutnya adalah penentuan proses dan data yang diperlukan oleh
system baru. Jika sistem itu berbasis komputer, rancangan harus
menyertakan spesifikasi jenis peralatan yang akan digunakan.
o Implementasi sistem (system implementation)
Merupakan kegiatan memperoleh dan mengintegrasikan sumber daya fisik
dan konseptual yang menghasilkan suatu sistem yang bekerja.
Manajemen sistem dan operasi (system management and operation)
Pemeliharaan sistem (systems maintenance ) dilaksanakan untuk 3 alasan :
o Memperbaiki kesalahan
Penggunaan sistem mengungkapkan kesalahan (bugs) dalam program atau
kelemahan rancangan yang tidak terdeteksi dalam pengujian sistem.
Kesalahan-kesalahan ini dapat diperbaiki.
o Menjaga kemutakhiran sistem
Dengan berlalunya waktu, terjadi perubahan-perubahan dalam lingkungan
sistem yang mengharuskan modifikasi dalam rancangan atau perangkat
lunak. Contohnya, pemerintah mengubah rumus perhitungan pajak jaminan
sosial.
o Meningkatkan sistem
Saat sistem digunakan, akan ditemukan cara-cara membuat peningkatan
sistem. Saran-saran ini diteruskan kepada spesialis informasi yang
memodifikasi sistem sesuai saran tersebut.
Pada titik tertentu, modifikasi sistem akan menjadi sedemikian rupa, sehingga
lebih baik memulai dari awal. Lalu, siklus hidup sistem akan terulang.

6. Pendekatan Pengembangan Sistem


Terdapat beberapa pendekatan untuk mengembangkan sistem, yaitu sebagai
berikut ini :

Pendekatan klasik lawan pendekatan terstruktur


Metodologi pendekatan klasik mengembangkan sistem dengan mengikuti
tahapan-tahapan di systems life cycle.
Pendekatan ini menekankan bahwa pengembangan sistem akan berhasil bila
mengikuti tahapan di systems life cycle. Akan tetapi sayangnya, didalam praktek,
hal ini tidaklah cukup, karena pendekatan ini tidak memberikan pedoman lebih
lanjut tentang bagaimana melakukan tahapan-tahapan tersebut dengan terinci
karena pendekatan ini tidak dibekali dengan alat-alat dan teknik-teknik yang
memadai. Sedangkan pendekatan terstruktur yang baru muncul sekitar awal
tahun 1970-an pada dasarnya mencoba menyediakan kepada analis sistem
tambahan alat-alat dan teknik-teknik untuk mengembangkan sistem disamping
tetap mengikuti ide dari systems life cycle.

Modul 1 : Pengertian Sistem dan Analis Sistem, halaman :

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

Pendekatan sepotong lawan pendekatan sistem


Pendekatan sepotong (piecemeal approach) merupakan pendekatan
pengembangan sistem yang menekankan pada suatu kegiatan atau aplikasi
tertentu saja. Pada pendekatan ini, kegiatan atau aplikasi yang dipilih,
dikembangkan tanpa memperhatikan posisinya di sistem informasi atau tanpa
memperhatikan sasaran keseluruhan dari organisasi. Pendekatan in hanya
memperhatikan sasaran dari kegiatan atau aplikasi itu saja.
Lain halnya dengan pendekatan sistem (systems approach) yang
memperhatikan sistem informasi sebagai satu kesatuan terintegrasi untuk
masing-masing kegiatan atau aplikasinya. Pendekatan sistem ini juga
menekankan pada pencapaian sasaran keseluruhan dari organisasi, tidak hanya
menekankan pada sasaran dari sistem informasi itu saja.

Pendekatan bawah-naik lawan pendekatan atas-turun


Pendekatan bawah naik (bottom-up approach) dimulai dari level bawah
organisasi, yaitu level operasional dimana transaksi dilakukan. Pendekatan ini
dimulai dari perumusan kebutuhan-kebutuhan untuk menangani transaksi dan
naik ke level atas dengan merumuskan kebutuhan informasi berdasarkan
transaksi tersebut. Pendekatan bawah-naik bila digunakan pada tahap analisis
sistem disebut juga dengan istilah data analysis, karena yang menjadi tekanan
adalah data yang akan diolah terlebih dahulu, informasi yang akan dihasilkan
menyusul mengikuti datanya.
Pendekatan atas-turun (top-down approach) sebaliknya dimulai dari level
atas organisasi, yaitu level perencanaan strategi. Pendekatan ini dimulai dengan
mendefinisikan sasaran dan kebijaksanaan organisasi. Langkah selanjutnya dari
pendekatan ini adalah dilakukannya analisis kebutuhan informasi. Setelah
kebutuhan informasi ditentukan, maka proses turun ke pemrosesan transaksi,
yaitu penentuan output, input, basis data, prosedur-prosedur operasi dan kontrol.
Pendekatan atas-turun bila digunakan pada tahap analisis sistem disebut
juga dengan istilah decision analysis, karena yang menjadi tekanan adalah
informasi yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan oleh manajemen
terlebih dahulu, kemudian data yang perlu diolah didefinisikan menyusul
mengikuti informasi yang dibutuhkan.

Pendekatan sistem-menyeluruh lawan pendekatan moduler


Pendekatan system menyeluruh (total-system approach) merupakan
pendekatan yang mengembangkan sistem serentak secara menyeluruh.
Pendekatan ini kurang mengena untuk sistem yang komplek, karena akan
menjadi sulit untuk dikembangkan.
Pendekatan moduler (modular approach) berusaha memecah sistem yang
rumit menjadi beberapa bagian atau modul yang sederhana, sehingga sistem
akan lebih mudah dipahami dan dikembangkan. Akibat lebih lanjut adalah sistem
akan dapat dikembangkan tepat pada waktu yang telah direncanakan, mudah
dipahami oleh pemakai sistem dan mudah untuk dipelihara. Pendekatan ini juga
merupakan ciri-ciri dari pendekatan terstruktur.

Modul 1 : Pengertian Sistem dan Analis Sistem, halaman :

10

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

Pendekatan lompatan-jauh lawan pendekatan berkembang


Pendekatan lompatan-jauh (great loop approach) menerapkan perubahan
menyeluruh secara serentak menggunakan teknologi canggih. Perubahan ini
banyak mengandung resiko, dan juga terlalu mahal, karena memerlukan
investasi seketika untuk semua teknologi yang digunakan dan pendekatan ini
juga sulit untuk dikembangkan, karena terlalu komplek.
Pendekatan berkembang (evolutionary approach) menerapkan teknologi
canggih hanya untuk aplikasi-aplikasi yang memerlukan saja pada saat itu dan
akan terus dikembangkan untuk periode-periode berikutnya mengikuti
kebutuhannya sesuai dengan perkembangan teknologi yang ada. Pendekatan
berkembang menyebabkan investasi tidak terlalu mahal dan dapat mengikuti
perkembangan teknologi yang cepat, sehingga teknologi yang digunakan tidak
cepat menjadi usang.

7. Metodologi Pengembangan Sistem

Metodologi adalah :
Kesatuan metode-metode, prosedur-prosedur, konsep-konsep pekerjaan,
aturanaturan dan postulat-postulat yang digunakan oleh suatu ilmu pengetahuan,
seni atau disiplin lainnya

Metode adalah :
Suatu cara/teknik yang sistematik untuk mengerjakan sesuatu. Metodologi
pengembangan sistem yang ada biasanya dibuat atau diusulkan oleh :
- Penulis buku
- Peneliti
- Konsultan
- Systems house
- Pabrik software

Metodologi Pengembangan Sistem diklasifikasikan menjadi 3 golongan


o Functional
Decomposition
Methodologies
(Metodologi
Pemecahan
Fungsional) Metodologi ini menekankan pada pemecahan dari sistem ke
dalam subsitem-subsistem yang lebih kecil, sehingga akan lebih mudah untuk
dipahami, dirancang dan diterapkan. Yang termasuk dalam kelompok
metodologi ini adalah :
- HIPO (Hierarchy plus Input-Process-Output)
- SR (Stepwise Refinement) atau ISR (Iterative Stepwise Refinement)
- Information-Hiding
o Data Oriented Methodologies (Metodologi Orientasi Data)
Metodologi ini menekankan pada karakteristik dari data yang akan diproses.
Metodologi ini dapat dikelompokkan kembali ke dalam dua kelas, yaitu :
Data-flow oriented methodologies
Metodologi ini secara umum didasarkan pada pemecahan dari sistem
kedalam modulo-modul berdasarkan dari tipe elemen data dan tingkahlaku logika modul tersebut di dalam sistem. Dengan metodologi ini, sistem
Modul 1 : Pengertian Sistem dan Analis Sistem, halaman :

11

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

secara logika dapat digambarkan secara logika dari arus data dan
hubungan antar fungsinya di dalam modul-modul disistem. Yang termasuk
dalam metodologi ini adalah
- SADT (Structured Analisys and Design Techniques)
- Composite Design
- SSAD (Structured Systems Analysis and Design)
Data structure oriented methodologies
Metodologi ini menekankan struktur dari input dan output di sistem.
Struktur ini kemudian akan digunakan sebagai dasar struktur dari
sistemnya. Hubungan fungsi antar modul atau elemen-elemen sistem
kemudian dijelaskan dari struktur sistemnya. Yang termasuk dalam
metodologi ini adalah :
- JSD (Jacksons systems development)
- W/O (Warnier / Orr)
o Prescriptive Methodologies
Yang termasuk dalam metodologi ini adalah ISDOS (Information Systems
Design and Optimization System), Kegunaannya adalah mengotomatisasi
proses pengembangan sistem informasi. ISDOS mempunyai 2 komponen :
PSL
Merupakan komponen utama dari ISDOS, yaitu suatu bahasa untuk
mencatat kebutuhan pemakai dalam bentuk machine-readable form,
sehingga output yang dihasilkannya dapat dianalisis oleh PSA. PSL
merupakan bahasa untuk menggambarkan sistemnya dan bukan
merupakan bahasa pemrograman prosedural.
PSA
Merupakan paket perangkat lunak yang mirip dengan kamus data (data
dictionary) dan digunakan untuk mengecek data yang dimasukkan, yang
disimpan, yang dianalisis dan yang dihasilkan sebagai output laporan
dengan pemanfaatan DBMS dalam penyimpanan datanya.

8. Alat dan Teknik Pengembangan Sistem

Alat Pengembangan Sistem


Untuk dapat melakukan langkah-langkah sesuai dengan yang diberikan oleh
metodologi pengembangan sistem yang terstruktur, maka dibutuhkan alat dan
teknik untuk melaksanakannya. Alat-alat yang digunakan dalam suatu
metodologi umumnya berupa suatu gambar atau diagram atau grafik. Selain
berbentuk gambar, alat-alat yang digunakan juga ada yang tidak berupa gambar
atau grafik (nongraphical tools), seperti misalnya data dictionary, structured
english, pseudocode serta formulir-formulir untuk mencatat dan menyajikan data.
Alat-alat pengembangan sistem yang berbentuk grafik diantaranya adalah
sebagai berikut ini :
o HIPO diagram
Hierarchy plus Input-Process-Output, HIPO, adalah alat dokumentasi
program yang berbasis pada fungsi, yaitu tiap-tiap modul di dalam sistem
digambarkan oleh fungsi utamanya.
Modul 1 : Pengertian Sistem dan Analis Sistem, halaman :

12

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

o Data flow diagram


Digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang telah ada atau sistem
baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan
lingkungan fisik dimana data tersebut mengalir (misalnya lewat telpon, surat
dan sebagainya) atau lingkungan fisik dimana data tersebut akan disimpan
(misalnya file kartu, microfile, harddisk, tape, diskette dan lain sebagainya).
o Structured chart
Digunakan untuk mendefinisikan dan mengilustrasikan organisasi dari sistem
informasi secara berjenjang dalam bentuk modul dan submodul dengan
menunjukkan hubungan elemen data dan elemen kontrolnya, sehingga
memberikan penjelasan lengkap dari sistem dipandang dari elemen data,
elemen kontrol, modul dan hubungan antar modulnya.
o SADT
Structured Analysis and Design Technique, SADT, memandang suatu sistem
terdiri dari dua hal : benda (obyek, dokumen atau data) dan kejadian
(kegiatan yang dilakukan oleh orang, mesin atau perangkat lunak).
Menggunakan dua tipe diagram yaitu, diagram kegiatan (activity diagrams,
disebut actigrams) dan diagram data (data diagrams, disebut datagrams).
o Jacksons diagram
Jacksons Systems Development, JSD, membangun suatu model dari dunia
nyata (real world) yang menyediakan subyek-subyek permasalahan dari
sistem.

Teknik Pengembangan Sistem


Teknik-teknik dalam pengembangan sistem yang dapat digunakan antara lain
sebagai berikut ini :
o Teknik manajemen proyek, yaitu CPM (Critical Path Method) dan PERT
(Program Evaluation and Review Technique). Teknik ini digunakan untuk
penjadwalan waktu pelaksanaan suatu proyek.
o Teknik menemukan fakta (fact finding techniques). Yaitu teknik yang dapat
digunakan untuk mengumpulkan data dan menemukan fakta-fakta dalam
kegiatan mempelajari sistem yang ada. Teknik-teknik ini diantaranya adalah :
wawancara (interview), observasi (observation), angket (questionaires), dan
pengumpulan sampel (sampling).
o Teknik analisis biaya/manfaat (cost-effectiveness analysis atau cost-benefit
analysis). Teknik ini menilai dari sisi kelayakan ekonomis suatu
pengembangan system informasi.
o Teknik untuk menjalankan rapat
o Teknik inspeksi/walkthrough
Penyebab kegagalan pengembangan sistem :
Kurangnya penyesuaian pengembangan sistem
Kelalaian menetapkan kebutuhan pemakai dan melibatkan pemakai sistem
Kurang sempurnanya evaluasi kualitas analisis biaya
Implementasi yang direncanakan dilaksanakan kurang baik

Modul 1 : Pengertian Sistem dan Analis Sistem, halaman :

13

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

9. Fungsi Analis Sistem


Analis sistem (systems analyst) adalah orang yang menganalisis system
(mempelajari masalah-masalah yang timbul dan menentukan kebutuhankebutuhan pemakai sistem) untuk mengidentifikasikan pemecahan yang
beralasan. Sebutan lain untuk analis sistem ini adalah analis informasi
(information analyst), analis bisnis (business analyst), perancang sistem
(systems designer), konsultan sistem (systems consultant) dan ahli teknik sistem
(systems engineer).
Analis sistem berbeda dengan pemrogram. Tugas dan tanggungjawab analis
sistem dan pemrogram adalah berbeda dan dapat dilihat pada tabel berikut :
Pemrogram
1. Tanggungjawab pemrogram
terbatas pada pembuatan program
komputer.
2. Pengetahuan pemrogram cukup
terbatas pada teknologi komputer,
sistem komputer, utilities dan
bahasa-bahasa pemrograman yang
diperlukan.
3. Pekerjaan pemrogram sifatnya
teknis dan harus tepat dalam
pembuatan instruksi-instruksi
program.
4. Pekerjaan pemrogram tidak
menyangkut hubungan dengan
banyak orang, terbatas pada
sesama pemrogram dan analis
sistem yang mempersiapkan
rancang bangun (spesifikasi)
programnya.

Analis sistem
1. Tanggungjawab analis sistem tidak
hanya pada pembuatan program
komputer saja, tetapi pada sistem
secara keseluruhan.
2. Pengetahuan analis sistem harus
luas, tidak hanya pada teknologi
komputer, tetapi juga pada bidang
aplikasi yang ditanganinya.
3. Pekerjaaan analis sistem dalam
pembuatan program terbatas pada
pemecahan masalah secara garis
besar.
4. Pekerjaan analis sistem melibatkan
hubungan banyak orang, tidak
terbatas pada sesama analis
sistem, pemrogram, tetapi juga
pemakai sistem dan manajer.

Pengetahuan dan Keahlian yang Diperlukan Analis Sistem


Analis sistem harus mempunyai pengetahuan yang luas dan keahlian yang
khusus. Beberapa analis sistem setuju bahwa pengetahuan-pengetahuan dan
keahlian berikut ini sangat diperlukan bagi seorang analis sistem yang baik :
o Pengetahuan dan keahlian tentang teknik pengolahan data, teknologi
komputer dan pemrograman komputer
o Pengetahuan tentang bisnis secara umum
o Pengetahuan tentang metode kuantitatif
o Keahlian pemecahan masalah
o Keahlian komunikasi antar personil
o Keahlian membina hubungan antar personil

Modul 1 : Pengertian Sistem dan Analis Sistem, halaman :

14

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

Tim Pengembangan Sistem


Dalam proyek pengembangan sistem yang kecil dan sederhana,
kemungkinan hanya ada seorang analis sistem yang merangkap sebagai
pemrogram (analis/pemrogram) atau seorang pemrogram yang merangkap
sebagai analis sistem (pemrogram/analis). Akan tetapi untuk proyek
pengembangan sistem yang besar atau komplek, pekerjaan ini biasanya
dilakukan oleh sejumlah orang dalam bentuk tim.

Anggota dari tim pengembangan sistem ini tergantung dari besar-kecilnya


ruang-lingkup proyek yang kaan ditangani. Tim ini secara umum dapat terdiri dari
personil-personil sebagai berikut ini :
o Manajer analisis system (manager of systems analysis) disebut juga sebagai
koordinator proyek.
o Ketua analis system (lead systems analyst) biasanya menjabat sebagai wakil
dari manajer analisis sistem. Tugasnya adalah membantu tugas dari manajer
analisis sistem dan mewakilinya bila manajer analisis sistem berhalangan.
o Analis sistem senior (senior systems analyst) merupakan analis sistem yang
sudah berpengalaman.
o Analis sistem (systems analyst) merupakan analis sistem yang cukup
berpengalaman dan dapat bekerja sendiri tanpa bimbingan dari analis sistem
senior.
o Analis sistem yunior (junior systems analyst) merupakan analis sistem yang
belum berpengalaman dan masih membutuhkan bimbingan-bimbingan dari
analis sistem yang lebih senior. Analis sistem yunior ini sering juga disebut
dengan analis sistem yang masih dilatih (systems analyst trainee).
o Pemrogram aplikasi senior (senior applications programmer) merupakan
pemrogram komputer yang sudah berpengalaman dengan tugas merancang
spesifikasi dari program aplikasi dan mengkoordinasi kerja dari pemrogram
yang lainnya. Pemrogram aplikasi senior ini kadang-kadang juga disebut
dengan pemrogram/analis.
o Pemrogram aplikasi (applications programmer) merupakan pemrogram
komputer yang cukup berpengalaman dan dapat melakukan tugasnya tanpa
harus dibimbing secara langsung lagi.
o Pemrogram aplikasi yunior (junior applications programmer) merupakan
pemrogram komputer yang belum berpengalaman dan masih dibawah
bimbingan langsung dari pemrogram yang lebih senior. Pemrogram aplikasi
yunior biasanya hanya dilibatkan pada pembuatan modul-modul program
yang sederhana, seperti misalnya pembuatan bentuk-bentuk I/O. Pemrogram
aplikasi yunior ini sering juga disebut dengan pemrogram aplikasi yang masih
dilatih (applications programmer trainee).

Modul 1 : Pengertian Sistem dan Analis Sistem, halaman :

15

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

EVALUASI
1. Jelaskan dan berikan ilustrasi definisi dari sistem, subsistem dan supersistem !
2. Jelaskan dan berikan ilustrasi perbedaan antara tujuan (goal) dengan sasaran
(objectives)
3. Jelaskan hal-hal apa saja yang menyebabkan suatu sistem lama harus
diperbaiki atau diganti
4. Sebutkan dan jelaskan beberapa indikator (minimal 5 indikator) bahwa suatu
sistem harus segera diperbaiki atau diganti
5. Jelaskan harapan-harapan apa saja setelah suatu sistem baru dikembangkan
dalam suatu pengembangan sistem
6. Jelaskan mengenai pentingnya dukungan dari manajemen puncak (top
management) dalam suatu pengembangan sistem
7. Sebutkan dan jelaskan alasan suatu pemeliharaan sistem (systems
maintenance) harus dilakukan
8. Jelaskan perbedaan utama pendekatan pengembangan sistem klasik dengan
pendekatan pengembangan sistem terstruktur
9. Jelaskan apa yang menjadi perbedaan antara seorang analis sistem dengan
seorang programmer

DAFTAR PUSTAKA
Burch, J.G., System, 1992, Analysis, Design, and Implementation, Boyd & Fraser
Publishing Company.
Jogiyanto, 1990, Analisis dan Disain Sistem Informasi, ANDI OFFSET
Yogyakarta.
John G. Burch, Jr, Felix R. Strater, Gary Grudnistski, 1979, Information Systems
: Theory and Practice, Second Edition, John Wiley & Sons
Meilir Page-Jones, 1988, The Practical Guide to Structured Systems Design,
Second Edition, Yourdon Press, Prentice Hall
I.T. Hawryszkiewycz, 1991, Introduction Systems Analysis and Design, Second
Edition, Prentice Hall
Raymond McLeod, Jr, 1979, Management Information System : A Study of
Computer-Based Information Systems, Sixth Edition, Prenctice Hall

Modul 1 : Pengertian Sistem dan Analis Sistem, halaman :

16

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

MODUL 2
ANALISIS SISTEM
MATERI
1. Pendahuluan
2. Mengidentifikasi Masalah
3. Memahami Kerja Sistem
4. Analisis Sistem
5. Membuat Laporan Hasil Analisis Sistem
STANDAR KOMPETENSI
Memahami Konsep, Langkah-langkah, Cara Identifikasi Masalah, Kerja dari
Sistem, Menganalisis Hasil dan Membuat Laporan Hasil Analisis Sistem
CAPAIAN PEMBELAJARAN
1. Mahasiswa memahami Konsep Analisis Sistem.
2. Mahasiswa memahami cara mengidentifikasi masalah, memahami kerja dari
sistem, menganalisis hasil penelitian dan membuat laporan hasil analisis.

1. Pendahuluan
Analisis sistem (systems analysis) dapat didefinisikan sebagai berikut :
Penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian
komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi
permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan
yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat
diusulkan perbaikan-perbaikannya
Atau secara lebih mudahnya, analisis sistem adalah penelitian atas sistem
yang telah ada dengan tujuan untuk merancang sistem yang baru atau
diperbarui.
Tahap analisis sistem ini merupakan tahap yang sangat kritis dan sangat
penting, karena kesalahan di dalam tahap ini akan menyebabkan juga kesalahan
di tahap selanjutnya.
Tugas utama analis sistem dalam tahap ini adalah menemukan kelemahankelemahan dari sistem yang berjalan sehingga dapat diusulkan perbaikannya.
Sedangkan langkah-langkah yang harus dilakukan dalam melakukan analisis
sistem adalah sebagai berikut :
Identify, yaitu mengidentifikasi masalah
Understand, yaitu memahami kerja dari sistem yang ada
Analyze, yaitu menganalisis sistem
Report, yaitu membuat laporan hasil analisis.

Modul 2 : Analisis Sistem, halaman :

17

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

2. Mengidentifikasi Masalah
Mengidentifikasi (mengenal) masalah merupakan langkah pertama yang
dilakukan dalam tahap analisis sistem. Masalah (problem) dapat didefinisikan
sebagai suatu pertanyaan yang diinginkan untuk dipecahkan. Masalah inilah
yang menyebabkan sasaran dari sistem dapat tercapai atau tidak. Oleh karena
itulah pada tahap analisis sistem, langkah pertama yang harus dilakukan oleh
seorang analis sistem adalah mengidentifikasi terlebih dahulu masalah-masalah
yang terjadi. Tugas-tugas yang harus dilakukannya adalah sebagai berikut ini :
mengidentifikasi penyebab masalah
mengidentifikasi titik keputusan
mengidentifikasi personil-personil kunci

Mengidentifikasi penyebab masalah


Untuk mengidentifikasi penyebab masalah Seringkali organisasi menyadari
masalah yang tejadi setelah sesuatu berjalan dengan tidak benar. Permasalahan
tidak akan muncul dengan sendirinya dan mestinya ada sesuatu penyebab yang
menimbulkannya.
Sebagai ilustrasi, kita mempunyai sebuah mobil yang jalannya tersendatsendat. Keadaan ini merupakan suatu masalah. Untuk mengatasi masalah ini,
maka perlu diidentifikasi terlebih dahulu apa penyebab yang mengakibatkan
mobil tersebut jalannya tersendat-sendat. Kalau analis sistem tidak dapat
mengidentifikasi penyebab terjadinya masalah, maka proses analisis sistem tidak
akan berjalan dengan semestinya. Kalau kita akan berusaha memperbaiki
kerusakan mobil tersebut, tetapi tidak dapat mengidentifikasi terlebih dahulu
penyebab masalahnya, maka proses perbaikan mobil tersebut tidak akan
berjalan dengan efisien dan efektif. Apakah kita akan membongkar mobil
tersebut dengan melepas semua komponennya untuk menemukan mengapa
mobil tersebut jalannya tersendat-sendat ? tentunya ini merupakan pekerjaan
analisis yang tidak benar. Untuk kasus mobil ini, dapat diidentifikasikan bahwa
penyebab masalahnya adalah karena proses pembakaran yang tidak sempurna,
sehingga mengakibatkan jalannya mobil tersendat-sendat. Dengan dapat
mengidentifikasi penyebab masalah ini, maka kita dapat mulai menganalisis dari
tempat dilakukannya proses pembakaran ini, tanpa harus membongkar semua
komponen mobil yang tidak menyebabkan terjadinya masalah.
Tugas mengidentifikasi penyebab masalah dapat dimulai dengan mengkaji
ulang terlebih dahulu subyek-subyek permasalahan yang telah diutarakan oleh
manajemen atas yang telah ditemukan oleh analis sistem di tahap perencanaan
sistem.
Sebagai misalnya, masalah yang terjadi adalah biaya persediaan meningkat
dari tahun ke tahun.
Mengapa biaya persediaan meningkat ? adalah analogi dari : mengapa jalannya
mobil tersendat-sendat ?
jawabannya adalah disebabkan oleh pembakaran yang tidak sempurna,
demikian juga harus dicari jawaban mengapa biaya persediaan meningkat.

Modul 2 : Analisis Sistem, halaman :

18

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

Dari subyek masalah ini, maka dapat diidentifikasi penyebab terjadinya


masalah biaya persediaan yang meningkat ini adalah karena :
persediaan di gudang telalu banyak (over stock) dan
pembelian barang tidak ekonomis.

Mengidentifikasi titik keputusan


Setelah penyebab terjadinya masalah dapat diidentifikasi, selanjutnya juga
harus diidentifikasi titik keputusan penyebab masalah tersebut. Pada kasus mobil
yang mempunyai masalah jalannya tersendat-sendat dan telah dapat
diidentifikasi penyebab terjadinya masalah ini adalah pembakaran yang kurang
sempurna, maka selanjutnya perlu diidentifikasi lebih lanjut titik keputusan yang
menyebabkan pembakaran menjadi tidak sempurna.
Titik keputusan menunjukkan suatu kondisi yang menyebabkan sesuatu
terjadi. Ahli mesin mobil yang berpengalaman dapat mengidentifikasikan titik
keputusan dari pembakaran yang kurang sempurna adalah terletak di proses
pengapian busi, kerja dari platina dan atau injeksi bensin di karburator. Dengan
demikian ahli mesin mobil yang berpengalaman tidak akan membongkar semua
komponen dari mesin mobil itu, tetapi cukup memeriksa pada titik-titik keputusan
saja.
Dengan demikian juga dengan analis sistem bila telah dapat mengidentifikasi
terlebih dahulu titik-titik keputusan penyebab masalah , maka dapat memulai
penelitiannya di titik-titik keputusan tersebut. Contoh bagan alir system informasi
Help Desk adalah sebagai berikut :

Modul 2 : Analisis Sistem, halaman :

19

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

Sebagai dasar identifikasi titik-titik keputusan ini, dapat digunakan dokumen


sistem bagan alir formulir (paperwork flowchart atau form flowchart) bila
dokumentasi ini dimiliki oleh perusahaan.
Secara analogi, ahli mesin mobil dapat menggunakan buku manual pedoman
mesin mobil bersangkutan untuk mengidentifikasi titik-titik keputusan penyebab
masalah pembakaran yang kurang sempurna.
Penjelasan dari salah satu titik keputusan dari contoh flowchart di atas antara
lain adalah pelayanan yang kurang baik kepada Customer.
Titik keputusan yang mengakibatkan terjadinya sebab masalah ini misalnya
adalah :
Pelayanan Costumer di bagian helpdesk technician.
Titik keputusan ini dapat mengakibatkan pelayanan kepada Customer kurang
baik bila waktu penanganan terlalu lama. helpdesk technician merupakan
proses pertama kali yang bersentuhan langsung dengan Costumer.
Proses pembuatan tiket di bagian Automated System.
Titik keputusan ini dapat mengakibatkan pelayanan kepada Customer kurang
baik bila proses pembuatan Tiket juga lama. Proses pembuatan Tiket adalah
proses membuat dokumen tertulis yang akan diterima langsung oleh
Customer.
Proses Analisis di bagian Technician.
Titik keputusan ini dapat mengakibatkan pelayanan kepada Costumer kurang
baik bila proses analisis lama dan berbelit-belit.

Mengidentifikasi personil-personil kunci


Setelah titik-titik keputusan penyebab masalah dapat diidentifikasi beserta
lokasi terjadinya, maka selanjutnya yang perlu diidentifikasi adalah personilpersonil kunci baik yang langsung maupun yang tidak langsung dapat
menyebabkan terjadinya masalah tersebut.
Identifikasi personil-personil kunci ini dapat dilakukan dengan mengacu pada
bagan alir dokumen yang ada di perusahaan serta dokumen deskripsi jabatan
(job description)

3. Memahami Kerja Sistem


Langkah kedua dari tahap analisis sistem adalah memahami kerja dari sistem
yang ada. Langkah ini dapat dilakukan dengan mempelajari secara terinci
bagaimana sistem yang ada beroperasi. Untuk mempelajari operasi dari sistem
ini diperlukan data yang dapat diperoleh dengan cara melakukan penelitian. Bila
di tahap perencanaan sistem belum pernah dilakukan penelitian untuk
memperoleh data, maka penelitian ini sifatnya adalah penelitian pendahuluan
(preliminary survey). Sedang pada tahap analisis sistem, penelitian yang
dilakukan adalah penelitian terinci (detailed survey).
Dalam analisis sistem perlu dipelajari apa dan bagaimana operasi dari sistem
yang ada sebelum mencoba untuk menganalisis permasalahan-permasalahan,
kelemahan-kelemahan dan kebutuhan-kebutuhan pemakai sistem untuk dapat
Modul 2 : Analisis Sistem, halaman :

20

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

memberikan rekomendasi pemecahannya. Sejumlah data perlu dikumpulkan


menggunakan teknik pengumpulan data yang ada, yaitu wawancara, observasi,
angket dan pengambilan sampel.
Langkah kedua dari tahap analisis sistem dapat terdiri dari beberapa tugas
yang perlu dilakukan, yaitu sebagai berikut ini :
Menentukan jenis penelitian
Merencanakan jadwal penelitian
Membuat penugasan penelitian
Membuat agenda wawancara
Mengumpulkan hasil penelitian

Menentukan jenis penelitian


Sebelum penelitian dilakukan, sebaiknya ditentukan terlebih dahulu jenis dari
penelitian untuk masing-masing titik keputusan yang akan diteliti. Jenis penelitian
tergantung dari jenis data yang ingin diperoleh.
Jenis data yang ingin diperoleh dapat berupa data tentang operasi sistem,
data tentang perlengkapan sistem, pengendalian sistem, atau input dan output
yang digunakan oleh sistem. Penelitian yang menggunakan teknik wawancara
dan observasi tepat digunakan untuk lokasi data yang menyebar dan mahal bila
harus dikunjungi satu persatu. Penelitian yang menggunakan teknik pengambilan
sample lebih tepat digunakan untuk mengumpulkan input atau output sistem
yang mempunyai jumlah banyak.

Merencanakan jadwal penelitian


Penelitian akan dilakukan di tiap-tiap lokasi titik keputusan yang akan diteliti.
Penelitian juga biasanya akan dilakukan oleh beberapa peneliti dan memakan
waktu yang cukup lama (harian, mingguan bahkan bulanan) supaya penelitian
dapat dilakukan secara efisien dan efektif, maka jadwal dari penelitian harus
direncanakan terlebih dahulu yang meliputi :
Dimana penelitian akan dilakukan;
Apa dan siapa yang akan diteliti;
Siapa yang akan meneliti;
Kapan penelitian dilakukan.
Dari jadwal penelitian yang telah dibuat, berikutnya dapat dikelompokkan ke
dalam jenis penelitiannya masing-masing. Untuk wawancara, selanjutnya jadwal
wawancara dapat diatur yang terdiri dari :
Tanggal wawancara akan dilakukan;
Jam wawancara untuk tiap-tiap harinya;
Yang melakukan wawancara;
Yang diwawancarai;
Lokasi letak wawancara akan dilakukan;
Topik dari wawancara yang akan dilakukan.

Modul 2 : Analisis Sistem, halaman :

21

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

Sama halnya dengan wawancara yang telah diatur jadwalnya tersendiri,


observasi yang akan dilakukan juga sebaiknya dibuatkan jadwal tersendiri.
Demikian juga dengan jadwal pengambilan sampel sebaiknya juga diatur
tersendiri.

Membuat penugasan penelitian


Setelah rencana jadwal penelitian selesai dibuat, maka tugas dari tiap-tiap
anggota tim analis sistem untuk melakukan penelitian telah dapat ditentukan.
Koordinator analis sistem dapat membuat surat penugasan kepada masingmasing anggota tim analis sistem ini dengan menyertakan lampiran kegiatan
penelitaian yang harus dilakukan. Formulir ini biasanya tidak dilampirkan di
laporan hasil analisis, karena kurang bermanfaat bagi user atau manajemen.
Formulir ini akan diberikan kepada tiap-tiap peneliti yang bersangkutan.

Membuat agenda wawancara


Sebelum suatu wawancara dilaksanakan, akan lebih bijaksana bila waktu dan
materi wawancara ini direncanakan terlebih dahulu. Rencana ini dapat ditulis di
agenda wawancara dan dibawa selama wawancara berlangsung. Pewawancara
dapat melakukan wawancara dengan dasar agenda wawancara ini. Tujuan
utama pembuatan agenda wawancara yang akan digunakan dalam wawancara
ini adalah suapaya wawancara dapat diselesaikan tepat pada waktunya dan
tidak ada materi yang terlewatkan.

Mengumpulkan hasil penelitian


Fakta atau data yang diperoleh dari hasil penelitian harus dikumpulkan
sebagai suatu dokumentasi sistem lama. Dokumentasi dari hasil penelitian ini
diperlukan untuk beberapa hal, yaitu sebagai berikut ini :
o Membantu kelengkapan (aid to completeness)
Dengan digunakannya formulir-formulir standar untuk mencatat fakta, maka
data yang belum terkumpul akan terlihat.
o Membantu analisis (aid to analysis)
Data yang dicatat dalam bentuk tabel atau bagan memungkinkan sistem akan
lebih mudah dipahami dan dianalisis
o Membantu komunikasi (aid to communication)
Formulir-formulir standar akan membantu anggota-anggota tim analis untuk
berkomunikasai dengan efektif satu dengan yang lainnya. Selain itu juga
dapat membantu komunikasi antar analis, pemrogram komputer, operator
dan pemakai sistem
o Membantu pelatihan (aid to training)
Pelatihan akan lebih efektif bila dilampiri dengan bahan-bahan yang
diperlukan secara tertulis.
o Membantu keamanan (aid to security)
Dokumentasi yang berisi dengan fakta terkumpul dapat diibaratkan sebagai
bestek rancangan gedung yang telah digambar oleh arsitek dan telah dihitung
oleh insinyur teknik sipil. Bila gedung yang akan dibangun tidak sesuai
dengan keinginan pemakai, atau ada perubahan-perubahan yang perlu

Modul 2 : Analisis Sistem, halaman :

22

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

dilakukan atau misalnya gedung sudah dibuat mengalami kerusakankerusakan, maka dengan adanya dokumentasi, perbaikan-perbaikan atau
modifikasi-modifikasi akan lebih mudah dilakukan.
Fakta-fakta yang perlu didokumentasikan dari hasil penelitian sistem lama
adalah sebagai berikut ini :
Waktu untuk melakukan suatu kegiatan, data ini dapat diperoleh dari hasil
observasi yang dilakukan pada suatu kegiatan.
Kesalahan-kesalahan melakukan kegiatan di sistem lama
Pengambilan sampel (metode dan hasil)
Formulir-formulir dan laporan-laporan yang dihasilkan oleh sistem lama.
Elemen-elemen data (tipe dan ukuran)
Teknologi yang digunakan di sistem lama (hardware dan software)
Kebutuhan-kebutuhan informasi pemakai sistem/manajemen (hasil angket
dan wawancara)

4. Analisis Sistem
Langkah ini dilakukan berdasarkan data yang telah diperoleh dari hasil
penelitian yang telah dilakukan. Menganalisis hasil penelitian sering sulit
dilakukan oleh analis sistem yang masih baru. Pengalaman menunjukkan bahwa
banyak analis sistem yang masih baru mencoba untuk memecahkan masalah
tanpa menganalisisnya.

Menganalisis Kelemahan Sistem


Analis sistem perlu menganalisis masalah yang terjadi untuk dapat
menemukan jawaban apa penyebab sebenarnya dari masalah yang timbul
tersebut. Penelitian dilakukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai
berikut :
Apa yang dikerjakan ?
Bagaimana mengerjakannya ?
Siapa yang mengerjakannya ?
Dimana dikerjakannya ?
Menganalisis kelemahan sistem sebaiknya dilakukan untuk menjawab
pertanyaan :
Mengapa dikerjakan ?
Perlukah dikerjakan ?
Apakah telah dikerjakan dengan baik ?
Tentu saja pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab dalam langkah
menganalisis hasil penelitian ini lebih terinci lagi dibandingkan dengan daftar
tersebut di atas.
Sebagai tambahan dari pertanyaan-pertanyaan tersebut, suatu kriteria yang
tepat masih diperlukan untuk menilai sistem yang lama.

Modul 2 : Analisis Sistem, halaman :

23

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

Kriteria yang tepat ini dapat diperoleh dari sasaran yang diinginkan oleh
sistem yang baru supaya efisien dan efektif. Wilkinson memberikan sasaran
yang harus dicapai untuk menentukan criteria penilaian sebagai berikut :
Relevance (sesuai kebutuhan)
Capacity (kapasitas dari sistem)
Efficiency (efisiensi dari sistem)
Timeliness (ketepatan waktu menghasilkan informasi)
Accessibility (kemudahan akses)
Flexibility (keluwesan sistem)
Accuracy (ketepatan nilai dari informasi)
Reliability (keandalan sistem)
Security (keamanan dari sistem)
Economy (nilai ekonomis dari sistem)
Simplicity (kemudahan sistem digunakan)
Berdasarkan pertanyaan-pertanyaan dan kriteria-kriteria ini, selanjutnya
analis sistem akan dapat melakukan analisis dari hasil penelitian dengan baik
untuk menemukan kelemahan-kelemahan dan permasalahan-permasalahan dari
sistem yang ada.
o Menganalisis Distribusi Pekerjaan
Distribusi dari pekerjaan menunjukkan beban dari masing-masing personil
atau unit organisasi dalam menangani kegiatan yang sama. Untuk keperluan
menganalisis distribusi dari pekerjaan dapat digunakan pertanyaanpertanyaan berikut ini :
Apakah tugas dan tanggungjawab telah didefinisikan dan diterapkan
dengan jelas ?
Apakah tugas dan tanggungjhwab telah didistribusikan dengan efektif
untuk masing-masing personil dan unit-unit organisasi ?
dengan mengetahui beban dari masing-masing personil, maka dapat
ditentukan personil mana yang masih dapat diberi tambahan beban dan
personil mana yang harus dikurangi bebannya untuk dialihkan ke personil lain
yang masih kurang bebannya.
o Menganalisis Pengukuran Pekerjaan
Untuk menganalisis pengukuran pekerjaan ini dapat dilakukan dengan
menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini :
Apakah kebijaksanaan dan prosedur telah dipahami dan diikuti ?
Apakah produktifitas karyawan memuaskan ?
Apakah unit-unit organisasi telah bekerja sama dan terkoordinasi dengan
baik menjaga arus data dengan lancar ?
Apakah masing-masing kegiatan telah mencapai sasarannya ?
Apakah terjadi operasi-operasi yang tumpang tindih ?
Seberapa perlu hasil dari tiap-tiap operasi ?
Apakah terdapat operasi yang menghambat arus data ?
Apakah volume puncak dari data dapat ditangani dengan baik ?
Apakah terdapat standar kinerja yang baik dan selalu dimutakhirkan ?

Modul 2 : Analisis Sistem, halaman :

24

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

o Menganalisis Keandalan
Ketidak andalan menunjukkan banyaknya kesalahan-kesalahan yang
dilakukan dalam suatu kegiatan.
Semakin andal berarti semakin sedikit kesalahan yang dilakukan. Untuk
menganalisis keandalan ini dapat dilakukan dengan menjawab
pertanyaanpertanyaan berikut :
Apakah jumlah kesalahan yang terjadi di masing-masing operasi telah
diminimumkan ?
Apakah operasi-operasi telah direncanakan dengan baik dan terkendali ?
o Menganalisis Dokumen
Untuk menganalisis dokumen yang digunakan di sistem lama dapat dilakukan
dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut :
Seberapa perlu dokumen-dokumen yang ada ?
Apakah masing-masing dokumen telah dirancang untuk penggunaan yang
efektif ?
Apakah tembusan-tembusan dari dokumen perlu ?
o Menganalisis Laporan
Untuk menganalisis laporan yang sudah dihasilkan oleh sistem lama dapat
dilakukan dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut :
Dapatkah laporan-laporan dipersiapkan dengan mudah dari file dan
dokumen-dokumen yang ada ?
Apakah terdapat duplikasi di file, catatan-catatan dan laporan-laporan ?
o Menganalisis Teknologi
Untuk menganalisis teknologi yang sudah digunakan di sistem lama dapat
dilakukan dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut :
Apakah fasilitas dari sistem informasi (dalam bentuk personil, peralatan
dan fasilitas lainnya) cukup untuk menangani volume rata-rata data tanpa
terjadi penundaan yang berarti ?

Menganalisis Kebutuhan Informasi Pemakai/Manajemen


Walaupun menganalisis kelemahan-kelemahan dan permasalahanpermasalahan yang terjadi merupakan tugas yang perlu, tetapi tugas ini saja
belumlah cukup. Tugas lain dari analis sistem yang masih diperlukan
sehubungan dengan sasaran utama sistem informasi, yaitu menyediakan
informasi yang dibutuhkan bagi para pemakainya perlu dianalisis.

4. Membuat Laporan Hasil Analisis Sistem


Setelah proses analisis sistem ini selesai dilakukan, tugas berikutnya dari
analis sistem dan timnya adalah membuat laporan hasil analisis. Laporan ini
diserahkan kepada steering committe (komite/panitia pengarah pengembangan
sistem) yang nantinya akan diteruskan ke manajemen. Pihak manajemen
bersama-sama dengan panitia pengarah dan pemakai sistem akan mempelajari
temuan-temuan dan analisis yang telah dilakukan oleh analis sistem yang
disajikan dalam laporan ini. Tujuan utama dari penyerahan laporan ini kepada
manajemen adalah :
Modul 2 : Analisis Sistem, halaman :

25

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

Pelaporan bahwa analisis telah selesai dilakukan


Meluruskan kesalah-pengertian mengenai apa yang telah ditemukan dan
dianalisis oleh analis sistem tetapi tidak sesuai menurut manajemen
Meminta pendapat-pendapat dan saran-saran dari pihak manajemen
Meminta persetujuan kepada pihak manajemen untuk melakukan tindakan
selanjutnya (dapat berupa meneruskan ke tahap desain sistem atau
menghentikan proyek bila dipandang tidak layak lagi)

EVALUASI
1. Sebutkan dan jelaskan definisi analisis sistem menurut persepsi anda
2. Sebutkan langkah-langkah dasar yang harus dilakukan oleh analis sistem di
dalam tahap analisis sistem
3. Jelaskan dengan ilustrasi mengapa identifikasi penyebab masalah merupakan
tahap yang paling penting dalam tahap analisis sistem
4. Jelaskan mengapa memahami kerja sistem yang ada/berjalan diperlukan
5. Jelaskan mengapa penelitian harus direncanakan jadwalnya

DAFTAR PUSTAKA
Burch, J.G. , 1992, System, Analysis, Design, and Implementation, Boyd &
Fraser Publishing Company.
Jogiyanto, 1990, Analisis dan Disain Sistem Informasi, ANDI OFFSET
Yogyakarta.
John G. Burch, Jr, Felix R. Strater, Gary Grudnistski, 1979, Information Systems
: Theory and Practice, Second Edition, John Wiley & Sons
Meilir Page-Jones, 1988, The Practical Guide to Structured Systems Design,
Second Edition, Yourdon Press, Prentice Hall
I.T. Hawryszkiewycz, 1991, Introduction Systems Analysis and Design, Second
Edition, Prentice Hall
Raymond McLeod, Jr, , 1979 Management Information System : A Study of
Computer-Based Information Systems, Sixth Edition, Prenctice Hall

Modul 2 : Analisis Sistem, halaman :

26

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

MODUL 3
DESAIN SISTEM SECARA UMUM
MATERI
1. Pendahuluan
2. Arti Desain Sistem
3. Tujuan Desain Sistem
4. Personil Yang Terlibat
5. Desain Sistem Secara Umum
6. Tekanan-tekanan Desain
STANDAR KOMPETENSI
Memahami Pengertian, Tujuan dan Tahapan Desain Sistem serta Personil
yang terlibat dan Tekanan-tekanan Dalam Desain Sistem
CAPAIAN PEMBELAJARAN
1. Mahasiswa memahami konsep desain sistem
2. Mahasiswa mampu untuk memahami tujuan, tahapan desain sistem secara
umum mulai dari output, input, proses, database, kontrol sampai arsitektur
komputer
3. Mahasiswa memahami tekanan-tekanan dalam desain sistem

1. Pendahuluan
Setelah tahap analisis sistem selesai dilakukan, maka analis sistem telah
mendapatkan gambaran dengan jelas apa yang harus dikerjakan.
Tiba waktunya sekarang bagi analis sistem untuk memikirkan bagaimana
membentuk sistem tersebut. Tahap ini disebut dengan desain sistem (systems
design).
Desain system dapat dibagi dalam dua bagian, yaitu desain sistem secara
umum (general systems design) dan desain sistem terinci (detailed systems
design) desain sistem secara umum disebut juga dengan desain secara makro
(macro design). Desain sistem terinci disebut juga dengan desain sistem secara
phisik (physical system design) atau desain internal (internal design).

2. Arti Desain Sistem


Dari sekian banyak yang memberikan pengertian mengenai desain sistem,
sebagian diantaranya menyatakan bahwa desain sistem dapat diartikan sebagai
berikut :
Tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem
Pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional
Persiapan untuk rancang bangun implentasi
Menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk

Modul 3 : Desain Sistem Secara Umum, halaman :

27

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

Sistem dibentuk dapat berupa penggambaran, perencanaan dan pembuatan


sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu
kesatuan yang utuh dan berfungsi
Termasuk menyangkut mengkonfigurasi dari komponen-komponen perangkat
lunak dan perangkat keras dari suatu sistem

3. Tujuan Desain Sistem


Tahap desain sistem mempunyai dua maksud atau tujuan utama, yaitu
sebagai berikut :
Untuk memenuhi kebutuhan kepada pemakai sistem
Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap
kepada pemrogram komputer dan ahli-ahli teknik lainnya yang terlibat.
Tujuan kedua ini lebih condong pada desain sistem yang terinci, yaitu
pembuatan rancang bangun yang jelas dan lengkap untuk nantinya digunakan
untuk pembuatan progam komputernya.
Untuk mencapai tujuan ini, analis sistem harus dapat mencapai sasaransasaran sebagai berikut :
Desain sistem harus berguna, mudah dipahami dan nantinya mudah
digunakan.
Ini berarti bahwa data harus mudah ditangkap, metode-metode harus mudah
diterapkan dan informasi harus mudah dihasilkan serta mudah dipahami dan
digunakan.
Desain sistem harus dapat mendukung tujuan utama perusahaan sesuai
dengan yang didefinisikan pada tahap perencanaan sistem yang dilanjutkan
pada tahap analisis sistem.
Desain sistem harus efisien dan efektif untuk dapat mendukung pengolahan
transaksi, pelaporan manajemen dan mendukung keputusan yang akan
dilakukan oleh manajemen, termasuk tugas-tugas lainnya yang tidak
dilakukan oleh komputer.
Desain sistem harus dapat mempersiapkan rancang bangun yang terinci
untuk masing-masing komponen dari sistem informasi yang meliputi data dan
informasi, simpanan data, metode-metode, prosedur-prosedur, orang-orang,
perangkat keras, perangkat lunak dan pengendalian intern.

4. Personil Yang Terlibat


Pekerjaan desain sistem dilakukan oleh analis sistem dan personil-personil
teknik lainnya, seperti misalnya spesialis pengendalian (controls specialists),
personil penjamin kualitas (quality assurance personil), spesialis komunikasi data
(data communications specialists) dan lain sebagainya.
Banyak orang yang setuju bahwa keterlibatan pemakai sistem sangat penting
selama tahap analisis system, sedangka pada tahap desain ini banyak analis

Modul 3 : Desain Sistem Secara Umum, halaman :

28

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

sistem yang mendesain sistem informasi tanpa partisipasi yang berarti dari
pemakai sistem.
Hasil dari ketidak-terlibatan pemakai sistem ini akan mengakibatkan kurang
puasnya pemakai sistem terhadap cara sistem bekerja (bahkan sistem tidak
dapat memenuhi kebutuhan pemakai). Oleh karena alasan ini, maka pemakai
sistem seharusnya juga terlibat dalam tahap desain sistem.
Pemakai sistem paling tidak dapat mengkaji ulang komponen-komponen
sistem informasi yang didesain, seperti misalnya :
Pemakai sistem seharusnya mengkaji ulang tata letak (layout) dari semua
laporan-laporan dan bentuk-bentuk tampilan di layar terminal.
Pemakai sistem juga seharusnya menilai arus percakapan dari dialog layar
terminal.
Pemakai sistem juga seharusnya menilai cara penangkapan data,
pengolahan dari data tersebut dan distribusi informasinya.

5. Desain Sistem Secara Umum


Tujuan dari desain sistem secara umum adalah untuk memberikan gambaran
secara umum kepada user tentang sistem yang baru. Desain sistem secara
umum merupakan persiapan dari desain terinci.
Desain secara umum mengidentifikasikan komponen-komponen sistem
informasi yang akan didesain secara rinci. Sedang desain terinci ditujukan bagi
pemrogram komputer dan ahli teknik lainnya yang akan mengimplementasi
sistem.
Tahap desain sistem secara umum dilakukan setelah tahap analisis sistem
selesai dilakukan dan hasil analisis disetujui oleh manajemen. Seperti halnya
arsitek yang akan membangun rumah tempat tinggal, setelah arsitek selesai
melakukan analisis, maka arsitek mulai membuat sketsa secara garis besar
kepada calon pemakai rumah. Sketsa ini hanya dimaksudkan kepada calon
pemakai rumah, bukan kepada ahli teknik dan insinyur-insinyur teknik sipil yang
akan membangun rumah ini.
Desain terinci yang memuat potongan-potongan gambar dengan ukuranukurannya yang terinci akan dibuat setelah desain secara umum ini disetujui oleh
calon pemakai rumah. Arsitek belum akan menggambar detail bangunannya
dengan ukurannya terinci sebelum bentuk dan susunan rumah itu sendiri
disetujui oleh calon pemakai rumah. Analisis sistem dapat mendesain model dari
sistem informasi yang diusulkan dalam bentuk physical systems dan logical
model. Bagan alir sistem (systems flowchart) merupakan alat yang tepat
digunakan untuk menggambarkan physical systems. Simbol-simbol bagan allir
sistem ini menunjukkan secara tepat arti fisiknya, seperti simbol terminal, hard
disk, laporan-laporan.
Logical model dari sistem informasi lebih menjelaskan kepada user
bagaimana nantinya fungsi-fungsi di sistem informasi secara logika akan bekerja.
Logical model dapat digambar dengan menggunakan diagram arus data (data
flow diagram). Arus dari data di diagram arus data dapat dijelaskan dengan
menggunakan kamus data (data dictionary).
Modul 3 : Desain Sistem Secara Umum, halaman :

29

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

Sketsa dari physical systems dapat menunjukkan kepada user bagaimana


nantinya sistem secara fisik akan diterapkan. Pengolahan data dari sistem
informasi berbasis komputer membutuhkan metode-metode dan prosedurprosedur. Metode-metode dan prosedur-prosedur ini merupakan bagian dari
model sistem informasi (model prosedur) yang akan mendefinisikan urut-urutan
kegiatan untuk menghasilkan output dari input yang ada.
Metode (method) adalah suatu cara untuk melakukan suatu kegiatan. Suatu
prosedur merupakan rencana tahap demi tahap untuk menerapkan suatu
metode. Bagan alir sistem (systems flowchart) merupakan alat berbentuk grafik
yang dapat digunakan untuk menunjukkan urut-urutan kegiatan dari sistem
informasi berbasis komputer ini. Seringkali gambar bagan alir sistem untuk
sistem informasi juga dapat digabung dengan bagan alir formulir dalam
perusahaan untuk menunjukkan hubungan dan prosedur antara sistem informasi
dengn sistem-sistem lainnya di perusahaan.
Pada tahap desain secara umum, komponen-komponen sistem informasi
dirancang dengan tujuan untuk dikomunikasikan kepada user bukan untuk
pemrogram. Komponen sistem informasi yang didesain adalah :

Desain Output
Output (keluaran) adalah produk dari sistem informasi yang dapat dilihat.
Istilah output ini kadang-kadang membingungkan, karena output dapat terdiri dari
macam-macam jenis. Output dapat berupa hasil di media keras (seperti misalnya
kertas, microfilm) atau hasil di media lunak (berupa tampilan di layar video).
Disamping itu output dapat berupa hasil dari suatu proses yang akan
digunakan oleh proses lain dan tersimpan di suatu media seperti tape,
disk atau kartu.

Desain Input
Bila berpikir tentang input, biasanya juga akan berpikir tentang alat input
(input device) yang akan digunakan, semacam keyboard, card reader dan lain
sebagainya.
Alat input dapat digolongkan ke dalam 2 golongan, yaitu alat input langsung
(online input device). Alat input langsung merupakan alat input yang langsung
dihubungkan dengan CPU, misalnya adalah keyboard, mouse, touch screen dan
lain sebagainya. Alat input tidak langsung adalah alat input yang tidak langsung
dihubungkan dengan CPU, misalnya KTC (key-to-card), KTT (key-to-tape) dan
KTD (key-to-disk).

Desain Database
Basis data (database) merupakan kumpulan dari data yang saling
berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di simpanan luar komputer
dan digunakan perangkat lunak tertentu untuk memanipulasinya.
Database merupakan salah satu komponen yang penting di sistem informasi,
karena berfungsi sebagai basis penyedia informasi bagi para pemakainya.
Penerapan database dalam sistem informasi disebut dengan database system.
Sistem basis data (database system) ini adalah suatu sistem informasi yang

Modul 3 : Desain Sistem Secara Umum, halaman :

30

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

mengintegrasikan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan


lainnya dan membuatnya tersedia untuk beberapa aplikasi yang bermacammacam di dalam suatu organisasi.
Untuk tahap desain database secara umum, yang perlu dilakukan oleh analis
adalah mengidentifikasi terlebih dahulu file-file yang diperlukan oleh sistem
informasi. File-file database yang dibutuhkan oleh sistem dapat dilihat pada
desain model yang digambarkan dalam bentuk Data Flow Diagram.

Desain Kontrol
Suatu sistem dapat dipandang sebagai subyek dari mismanajemen,
kesalahan-kesalahan,
kecurangan-kecurangan
dan
penyelewenganpenyelewengan umum lainnya.
Pengendalian yang diterapkan pada sistem informasi sangat berguna untuk
tujuan mencegah atau menjaga terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan
(kesalahan-kesalahan atau kecurangan-kecurangan). Pengendalian intern juga
dapat digunakan untuk melacak kesalahan-kesalahan yang sudah terjadi
sehingga dapat dikoreksi.
Dalam pengembangan suatu sistem informasi, analis dan perancang sistem
harus memikirkan pengendalian yang ada atau yang akan diterapkannya. Sistem
informasi sebagai sistem yang terbuka (open system) tidak bisa dijamin sebagai
suatu sistem yang bebas dari kesalahan-kesalahan atau kecurangankecurangan. Apabila sistem tersebut dilengkapi dengan suatu pengendalian
yang berguna untuk mencegah atau menjaga hal-hal yang negatif tersebut,
maka sistem akan dapat terus melangsungkan hidupnya. Suatu sistem harus
dapat melindungi dirinya sendiri. Pengendalian yang baik merupakan cara bagi
suatu sistem informasi untuk melindungi dirinya dari hal-hal yang merugikan.
Pengendalian dalam sistem informasi dapat dikategorikan lebih lanjut ke
dalam pengendalian umum (general control) dan pengendalian aplikasi
(application control).
o PENGENDALIAN SECARA UMUM
Pengendalian secara umum merupakan pengendalian diluar aplikasi
pengolahan data yang terdiri dari :
Pengendalian organisasi
Pengendalian organisasi ini dapat dilakukan dengan cara melakukan
pemisahan tugas (segregatian of duties) dan pemisahan tanggungjawab
(segregation of responsibilities) yang tegas.
Pengendalian dokumentasi
Dokumentasi yang ada diantaranya dapat berupa :
Dokumentasi prosedur
Dapat berisi prosedur-prosedur yang harus dilakukan pada suatu
keadaan tertentu, seperti misalnya prosedur pengetesan program,
prosedur penggunaan file, prosedur pembuatan backup dan restore
dan lain sebagainya.
Dokumentasi sistem
Menunjukkan bentuk dari sistem pengolahan data yang digambarkan
dalam bagan alir sistem (system flowchart) atau diagram arus data.

Modul 3 : Desain Sistem Secara Umum, halaman :

31

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

Dokumentasi program
Menggambarkan logika dari program dalam bentuk bagan alir program
(program flowchart) atau dalam bentuk tabel keputusan (decision
table) atau dalam bentuk structured chart serta cetakan program.
Dokumentasi program sangat dibutuhkan oleh programmer bila akan
memodifikasi atau mengembangkan program.
Dokumentasi operasi
Berisi penjelasan-penjelasan cara-cara dan prosedur-prosedur mengoperasikan program.
Dokumentasi ini sangat berguna bagi operator.
Dokumentasi data
Berisi definisi-definisi dari item-item data di dalam database yang
digunakan oleh sistem informasi. Dokumentasi data dapat dalam
bentuk kamus data.
Dokumentasi data banyak dibutuhkan oleh Database Administrator dan
pemeriksa sistem.
Dokumentasi ini penting untuk keperluan-keperluan sebagai berikut :
Mempelajari cara mengoperasikan sistem
Sebagai bahan training
Dasar pengembangan sistem lebih lanjut
Dasar bila akan memodifikasi atau memperbaiki sistem di kemudian
hari
Materi acuan bagi pemeriksa sistem
Pengendalian perangkat keras
Pengendalian perangkat keras (hardware control) merupakan
pengendalian yang sudah dipasang di dalam komputer itu (built in) oleh
pabrik pembuatnya.
Pengendalian ini dimaksudkan untuk mendeteksi kesalahan atau tidak
berfungsinya perangkat keras (hardware mulfunction).
Pengendalian perangkat keras dapat berupa :
pemeriksaan pariti (parity check),
pemeriksaan gaung (echo check),
pemeriksaan baca setelah rekam (read after write check),
pemeriksaan baca ulang (dual read check),
pemeriksaan validitas (validity check) dan
pemeriksaan kesalahan lain-lain (miscellaneous errors check).
Pengendalian keamanan fisik
Pengendalian terhadap keamanan fisik perlu dilakukan untuk menjaga
keamanan terhadap perangkat keras, perangkat lunak dan manusia di
dalam perusahaan. Bila pengendalian keamanan fisik tidak dilakukan
secara mestinya, maka dapat mengakibatkan :
menurunnya operasi kegiatan
membahayakan sistem
hilangnya atau menurunnya pelayanan kepada langganan
hilangnya harta kekayaan milik perusahaan

Modul 3 : Desain Sistem Secara Umum, halaman :

32

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

Pengendalian keamanan data


Menjaga integritas dan keamanan data merupakan pencegahan terhadap
data yang tersimpan di simpanan luar supaya tidak hilang, rusak dan tidak
diakses oleh orang yang tidak berhak. Beberapa cara pengendalian telah
banyak diterapkan untuk maksud ini, diantaranya :
dipergunakan data log
proteksi file
pembatasan pengaksesan (access restriction)
data backup dan
recovery
Pengendalian komunikasi
Jika sistem informasi menggunakan suatu network komunikasi untuk
mentransmisikan data dari satu tempat ke tempat lain, analis sistem harus
memikirkan pengendalian untuk ini.
Pengendalian komunikasi dimaksudkan untuk menangani kesalahan
selama proses mentransmisikan data dan untuk menjaga keamanan dari
data selama pengiriman data tersebut. Pengendalian ini ditujukan untuk
menangani kesalahan transmisi dan keamanan data sewaktu transmisi.
o PENGENDALIAN APLIKASI
Pengendalian aplikasi merupakan pengendalian yang diterapkan selama
proses pengolahan data berlangsung. Pengendalian aplikasi (application
control) dapat dikategorikan ke dalam :
Pengendalian masukan (input control)
Mempunyai tujuan untuk meyakinkan bahwa data transaksi yang valid
telah lengkap, terkumpul semuanya serta bebas dari kesalahan sebelum
dilakukan proses pengolahannya.
Pengendalian pengolahan (processing control)
Tujuan dari pengendalian pengolahan ini adalah untuk mencegah
kesalahan-kesalahan yang terjadi selama proses pengolahan data yang
dilakukan setelah data dimasukkan ke dalam komputer. Kesalahan
pengolahan dapat terjadi karena program aplikasi yang digunakan untuk
mengolah data mengandung kesalahan.
Pengendalian keluaran (output control)
Keluaran (output) yang merupakan produk dari pengolahan data dapat
disajikan dalam dua bentuk utama, yaitu dalam bentuk hard copy dan
dalam bentuk soft copy. Dalam bentuk hard copy yang paling banyak
dilakukan adalah berbentuk laporan yang dicetak menggunakan alat cetak
(printer) dan dalam bentuk soft copy yang paling umum adalah berbentuk
tampilan di layar terminal.

Desain Teknologi
Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan
dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan membantu
pengendalian dari sistem secara keseluruhan. Teknologi terdiri dari 3 bagian
utama, yaitu perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software) dan teknisi
(humanware atau brainware).
Modul 3 : Desain Sistem Secara Umum, halaman :

33

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

o TEKNOLOGI PERANGKAT KERAS


Teknologi perangkat keras komputer dapat terdiri dari :
Alat masukan
Alat masukan (input device/input unit/ input equipment) adalah alat yang
digunakan untuk menerima masukan data juga untuk memasukkan
program.
Alat pemroses
Adalah alat dimana instruksi-instruksi program diproses untuk mengolah
data yang dimasukkan lewat alat input yang hasilnya akan ditampilkan di
alat output. Alat pemroses terdiri dari central processor unit (CPU) dan
main memory.
Alat output
Output yang dihasilkan dari pengolahan data dapat digolongkan kedalam :
Tulisan, terdiri dari huruf, kata, angka, karakter khusus dan simbolsimbol lain
Image, di dalam suatu bentuk grafik atau gambar
Suara, dalam bentuk musik atau omongan
Bentuk yang dapat dibaca oleh mesin (machine-readable form), dalam
bentuk simbol yang hanya dapat dibaca dan dimengerti komputer.
Simpanan luar.
Simpanan luar dapat digolongkan ke dalam direct-access storage device
(DSSD) atau alat simpanan pengaksesan langsung dan sequential-access
storage device (SASD) atau alat simpanan pengaksesan urut.
o TEKNOLOGI PERANGKAT LUNAK
Perangkat lunak dapat dikategorikan ke dalam :
Perangkat lunak sistem operasi (operating system)
Yaitu program yang ditulis untuk mengendalikan dan mengkoordinasi
kegiatan dari sistem komputer
Perangkat lunak bahasa (language sofware)
Yaitu program yang digunakan untuk menterjemahkan instruksi-instruksi
yang ditulis dalam bahasa pemrograman ke dalam bahasa mesin supaya
dapat dimengerti oleh komputer
Perangkat lunak aplikasi (application software)
Yaitu program yang ditulis dan diterjemahkan oleh language software
untuk menyelesaikan suatu aplikasi tertentu.
o TEKNOLOGI KOMUNIKASI DATA
Network adalah jaringan dari sistem komunikasi data yang melibatkan
sebuah atau lebih sistem komputer yang dihubungkan dengan jalur transmisi
dan alat komunikasi membentuk satu sistem. Dengan network, komputer
yang satu dapat menggunakan data di komputer yang lain, dapat mencetak
laporan di printer komputer yang lain, dapat memberi berita ke komputer yang
lain walaupun berlainan area.
Dalam tahap desain teknologi secara umum, yang perlu dilakukan oleh analis
sistem adalah mengidentifikasi jenis dari teknologi yang dibutuhkan dan
jumlahnya yang diperlukan oleh sistem informasi.

Modul 3 : Desain Sistem Secara Umum, halaman :

34

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

Menentukan jenis teknologi untuk sistem baru


Untuk teknologi perangkat keras, analis sitem harus menentukan terlebih
dahulu peralatan apa yang akan digunakan di masing-masing proses
dalam sistem informasi. Untuk perangkat lunak, analis sistem dapat
menentukan terlebih dahulu jenis kebutuhan dari system software dan
application software.
Menentukan jumlah dari teknologi
Untuk perangkat keras, jumlah dari teknologi dapat ditentukan dari waktu
yang tersedia dan waktu standar masing-masing operasi yang akan
menggunakan teknologi ini. Untuk perangkat lunak, jumlah dari teknologi
ini dapat ditentukan dari jumlah perangkat keras yang dibutuhkan.

6. Tekanan-tekanan Desain
Tekanan-tekanan desain (design forces) adalah tekanan-tekanan (forces)
yang harus dipertimbangkan dalam mendesain suatu sistem informasi supaya
dapat mengenai sasarannya. Supaya sukses, analis sistem harus
mempertimbangkan design forces yang ada dan bagaimana tekanan-tekanan ini
mempengaruhi proyek sistem informasi. Ambilah contoh desain suatu mobil
sebagai analoginya.
Semua mobil terdiri dari blok-blok bangunan yang sama, yaitu sebuah bodi
mobil, interiornya, instrumen-instrumennya, kendali kemudi (kemudi, pedal rem,
pedal gas dan lain sebagainya), roda-roda, gandar-gandar dan suatu mesin yang
terbentuk dari suatu unit tenaga, sumber energi, transmisi-transmisi dan geargear.
Akan tetapi karena adanya sejumlah tekanan-tekanan desain, bentuk dan isi
dari blok-blok bangunan mobil ini telah berubah dari waktu ke waktu. Sebagai
misalnya, pengendalian polusi, keamanan yang ditingkatkan dan pemakaian
bahan bakar yang harus lebih hemat memaksa mobil untuk didesain kembali
keseluruhannya. Beberapa industri mobil beberapa tahun yang lalu kurang
memperhatikan pada pemenuhan selera pasar dan banyak yang merancang
mobil yang tidak dapat diterima oleh konsumen.
Setelah pabrik-pabrik mobil ini berhenti merancang mobil tersebut dan mulai
merancang kembali dengan memperhatikan design forces, mereka mendapatkan
kembali jalur pemasarannya. Kesadaran akan design forces dan mengikutinya
dengan pasti telah mengembalikan pabrik-pabrik mobil ini kepada operasi yang
menguntungkan.

Integrasi (integration)
Sistem informasi harus didesain terpadu diantara unit-unit di dalam
organisasi. Suatu sistem informasi yang ada di antara unit-unit organisasi atau
departemen-departemen harus dapat berhubungan dan berkomunikasi dengan
baik.
Teknologi komunikasi data dapat diterapkan untuk maksud integrasi ini.
Integrasi ini perlu, karena organisasi harus dipandang sebagai satu kesatuan unit
sistem. Sasaran dari sistem informasi adalah untuk menyediakan informasi
Modul 3 : Desain Sistem Secara Umum, halaman :

35

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

multilevel, cross-functional, tepat waktu, akurat, relevan kepada semua


komponen organisasi. Oleh karena itu, sistem informasi yang terpadu perlu
dirancang di dalam organisasi.
Database dan teknologi merupakan blok bangunan sistem informasi kunci
untuk mencapai integrasi ini. Secara ideal, desain dari database harus
menyimpan semua data yang ada dalam suatu simpanan yang tunggal untuk
keperluan semua orang atau departemen yang mempunyai hak untuk
mengaksesnya. Dengan kemampuan teknologi komunikasi yang sekarang ada,
maka jumlah data yang besar yang berasal dari lokasi lokal atau lokasi jarak jauh
dapat ditangkap, dimanipulasi dan ditransmisikan dengan cepat. Semua data ini
kemudian dapat disimpan di database dalam direct access storage device
(misalnya hard disk) yang dapat diakses lewat terminal-terminal baik di lokasi
lokal atau lokasi jarak jauh tersebut. Elemen-elemen data ini secara logika telah
terintegrasi dalam suatu database yang umum.

Jalur pemakai/sistem (user/system interface)


Sistem informasi berbasis komputer semakin melibatkan interaksi langsung
antara manusia sebagai pemakai sistem dengan mesin. Elemen yang kritis dari
desain sistem ini adalah jalur pemakai (user interface). Jalur ini terdiri dari layar
terminal, keyboard, alat-alat lainnya, bahasa komputer dan cara-cara lain supaya
user dapat bertukar input dan output dengan mesin.
Terdapat beberapa pilihan untuk mendesain user interface dan pemilihan ini
tergantung pada faktor-faktor semacam pengalaman serta tugas-tugas yang
harus dilaksanakan oleh user. Terdapat beberapa pedoman untuk hal ini, yaitu
sistem harus fleksibel, konsisten dan harus mudah dikontrol oleh user.
Berikut ini merupakan elemen-elemen yang harus dipertimbangkan dalam
desain untuk memenuhi user interface :
o Query
Secara query, pemakai sistem dapat mengakses data yang diperlukan untuk
mendapatkan informasi walaupun tidak tersedia program aplikasinya.
o Desain Layar
Suatu desain layar yang baik harus jelas, tidak melompat-lompat dan tidak
berisi dengan informasi yang tidak relevan.
o Umpan balik
Dalam sistem online, aspek yang penting dalam umpan balik (feed back)
adalah waktu respon (response time), yaitu waktu antara saat user
memasukkan data dengan respon yang diberikan oleh sistem. Masalah
umum yang sering terjadi adalah response time yang lama, sehingga user
menjadi jemu dan kehilangan konsentrasinya. Jika waktu respon melebihi 10
detik, suatu berita seharusnya ditampilkan secara periodik yang menunjukkan
kepada user bahwa sistem sedang bekerja. Sebagai misalnya suatu sistem
sedang melakukan perhitungan yang cukup lama, katakanlah 50 detik, maka
sebaiknya ditampilkan berita Tunggu sebentar, sedang memproses sekitar
50 detik, sehingga user mengetahui bahwa sistem sedang bekerja dan tidak
mengira bahwa sistem macet (hang).

Modul 3 : Desain Sistem Secara Umum, halaman :

36

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

o Bantuan
Pada waktu user sedang mengoperasikan sistem, seringkali mengalami
kesulitan atau tidak mengetahui apa yang harus dikerjakan berikutnya.
Desain sistem yang baik harus menyediakan cara bagaimana user dapat
meminta bantuan kepada sistem untuk menjelaskan apa yang ingin diketahui
oleh user.
Context sensitive help merupakan bantuan yang sering banyak digunakan
sekarang, yaitu sistem akan menampilkan bantuan bila diinginkan oleh user
pada posisi-posisi tertentu di layar.
o Pengendalian kesalahan
Pengendalian kesalahan (error control) juga merupakan aspek yang penting
dalam user interface. Desain sistem harus mempertimbangkan pengendalian
kesalahan ini yang dapat berupa sebagai berikut :
Pencegahan kesalahan
Sedapat mungkin, sistem harus menyediakan instruksi yang jelas kepada
user tentang apa yang harus dilakukan sehingga user tidak melakukan
kesalahan yang seharusnya tidak perlu terjadi. Misalnya sistem dapat
menampilkan instruksi Nilai yang sah adalah diantara 1-25 pada waktu
user memasukkan unit barang yang dijual.
Pendeteksian kesalahan
Jika suatu kesalahan terjadi, sistem harus dapat mengidentifikasikan
kesalahannya dengan jelas dan dapat menampilkan berita kesalahan ini,
seperti misalnya Fatal error, sistem diberhentikan atau berita kode
salah!!!.
Pembetulan kesalahan
Jika suatu data yang dimasukkan salah sebelum data ini diolah, maka
sistem harus dapat memberi kesempatan kepada user untuk dapat
mengkoreksinya. Demikian juga bila data yang salah terlanjur direkamkan
ke database, maka sistem juga harus dapat menyediakan cara untuk
membetulkannya.
o Desain workstation
Banyak penelitian ergonomics (ergo = kerja, nomics = studi tentang,
ergonomics = studi tentang kerja) yang berhubungan dengan menggunakan
sistem komputer yang dihubungkan dengan aspek fisik semacam desain dari
mebel, tata letak kantor, suara dan penerangan.
Untuk desain workstation, beberapa hal perlu dipertimbangkan, yaitu
mengenai ukuran, warna dan posisi tampilan di layar terminal, ukuran-ukuran
dari mebel dan tata letak keyboard. Desain workstation ini akan
mempengaruhi kenyamanan dan kelelahan dari kerja user.

Tantangan-tantangan persaingan (competitive forces)


Sekarang ini organisasi telah masuk kedalam era persaingan yang tajam.
Organisasi yang ingin bertahan dan sekaligus berkembang di masa mendatang
harus memikirkan persaingan ini. Informasi merupakan salah satu senjata yang
dapat membantu organisasi untuk bersaing.

Modul 3 : Desain Sistem Secara Umum, halaman :

37

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

Desain dari sistem informasi harus mempertimbangkan lingkunganlingkungan persaingan (competitive environments) yang ada.
Lingkungan-lingkungan persaingan ini dapat berupa manajemen, aneka
ragam produk dan jasa, dan produktifitas.
Sistem informasi harus dapat menyediakan informasi bagi manajemen untuk
melakukan kegiatannnya.
Aneka ragam produk dan jasa (product and service differentiation) dapat
berupa inovasi baru, harga produk atau jasa, kualitas, garansi purna jual dan
jasa-jasa lainnya. Sekarang ini banyak organisasi yang menggunakan sistem
informasi untuk dapat menguasai aneka ragam dan jasa yang dibutuhkan oleh
pasar. Organisasi yang tidak mengambil bagian dari adaptasi persaingan ini
akan tertinggal oleh pesaing-pesaingnya. Sebagai contohnya adalah organisasi
bank. Desain sistem informasi untuk organisasi ini harus memikirkan aneka
ragam jasa yang dapat diterapkan, misalnya apakah perlu dipergunakan ATM
sehingga dapat memberikan pelayanan yang lebih memuaskan kepada para
nasabahnya untuk memenangkan persaingan.
Sistem informasi juga harus dapat membantu dalam hal produktivitas
organisasi baik produktivitas bagi manajemennya dan produktivitas bagi para
pekerja lainnya.
Dengan sistem informasi, produktivitas manajemen dapat ditingkatkan,
misalnya dengan menyediakan cara penjadwalan yang lebih baik, pengurangan
kerja-kerja teknis dan ketidak-efisienan lainnya. Produktivitas, bagi personilpersonil akuntansi dapat lebih produktif dengan menggunakan komputer dan lain
sebagainya.

Kualitas dan kegunaan informasi (information quality and usability)


Sistem informasi harus dapat menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu
tepat pada waktunya (timely), tepat nilainya (accurate) dan relevan (relevance).
Untuk dapat menghasilkan hal ini, maka informasi tersebut haruslah berguna
bagi yang akan memakainya.

Kebutuhan-kebutuhan sistem (systems requirements)


Kebutuhan-kebutuhan sistem (systems requirements) yang harus
diperhatikan dalam mendesain sistem informasi adalah :
o Keandalan (reliability)
Menunjukkan seberapa besar sistem dapat diandalkan untuk melakukan
suatu proses yang dapat dipercaya dan dibutuhkan.
o Ketersediaan (availability)
Berarti bahwa sistem mudah diakses oleh user
o Keluwesan (flexibility)
Menunjukkan bahwa sistem mudah beradaptasi dengan memuaskan sesuai
dengan kebutuhan-kebutuhan user yang berubah.
o Jadwal instalasi (installation schedule)
Terdiri dari periode waktu antara saat organisasi sadar untuk membutuhkan
dan saat sistem informasi ini diterapkan. Selama waktu ini, analis sistem
harus dapat mendesain sistem terbaik dalam batas waktu yang dibutuhkan.

Modul 3 : Desain Sistem Secara Umum, halaman :

38

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

Umur diharapkan dan potensi pertumbuhan (life expectancy and growth


potential)
Beberapa sistem tidak mempunyai umur yang diperkirakan, karena pada saat
diterapkan sistem ini sudah usang.
Seringkali juga sistem telah berhasil di instalasi dan berjalan dengan baik,
tetapi karena sistem tidak mempunyai potensi untuk bertumbuh, maka sistem
juga akan lekas usang.
Sistem harus didesain sesuai dengan yang dikehendaki oleh pemakai sistem,
misalnya dikehendaki umur sistem harus paling sedikit 5 tahun dan mampu
bertumbuh bila terjadi perubahan-perubahan yang cukup signifikan.
o Kemudahan dipelihara (maintainability)
Setelah sistem diterapkan, maka sistem harus dipelihara (misalnya hal-hal
yang tidak berfungsi harus dikoreksi, permintaan-permintaan khusus harus
dipertemukan dan peningkatan-peningkatan sistem secara umum harus
dilakukan).
Kemudahan sistem untuk dirawat tergantung dari desainnya. Untuk mudah
dirawat, desain harus menggunakan nama data dan bahasa pemrograman
yang standar, pemrograman terstruktur dan moduler, konfigurasi sistem yang
standar dan dokumentasi standar yang lengkap.
o

Kebutuhan-kebutuhan pengolahan data (data processing requirements)


Kebutuhan-kebutuhan pengolahan data (data processing requirements)
berhubungan dengan pekerjaan sistem secara terinci dan dapat terdiri sebagai
berikut ini :
o Volume
Volume menunjukkan volume data yang terlibat dalam pengolahan data.
Volume menunjukkan jumlah dari data yang harus diproses dalam satu
periode waktu tertentu. Untuk menghitung jumlah dari volume dapat
dilakukan lewat banyaknya transaksi yang terjadi. Pengukuran lain dari
volume dapat dilihat dari banyaknya suatu fungsi pengolahan harus
dilakukan, misalnya suatu fungsi harus mengupdate 5 file serentak dengan
jumlah record-nya sebanyak 100 record.
o Hambatan waktu pengolahan
Hambatan waktu pengolahan menunjukkan jumlah dari waktu yang diijinkan
atau yang dapat diterima saat data siap diproses sampai informasi dihasilkan.
o Permintaan perhitungan
Permintaan perhitungan merupakan model-model matematik yang harus
diterapkan (misalnya pemrograman linier) sehingga informasi dapat
dihasilkan sesuai dengan yang diinginkan oleh user.

Faktor-faktor organisasi (organizational factors)


Terdapat lima buah faktor organisasi yang harus dipertimbangkan dalam
desain sistem, yaitu :
o Sifat organisasi
Kebutuhan informasi untuk suatu organisasi dengan organisasi yang lainnya
berbeda. Misalnya perusahaan real estate, perusahaan asuransi, atau

Modul 3 : Desain Sistem Secara Umum, halaman :

39

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

perusahaan tansportasi berbeda dengan perusahaan manufaktur dalam


bentuk informasi yang dibutuhkan.
Demikian juga dengan perusahaan perdagangan besar dengan perdagangan
eceran juga berbeda kebutuhan informasinya. Oleh karena itu, untuk
mengidentifikasikan dan memahami kebutuhan informasi bagi suatu
organisasi yang tertentu, pertama kali yang perlu dipahami adalah sifat
organisasi tersebut.
Tipe organisasi
Tipe organisasi dapat dikategorikan sebagai berikut ini :
organisasi fungsional, yaitu setiap manajer bertanggungjawab untuk area
fungsi tertentu, semacam produksi, pemasaran, personalia atau
keuangan.
Organisasi divisional, yaitu tiap-tiap manajer divisi bertanggungjawab
terhadap semua fungsi dalam divisinya
Organisasi matrik, yaitu beberapa manajer mempunyai tanggungjawab
bersama terhadap suatu fungsi dan suatu proyek atau program kerja
Untuk masing-masing tipe organisasi ini, satu dengan yang lainnya
kebutuhan informasinya juga berbeda.
Ukuran organisasi
Ukuran dari organisasi juga merupakan faktor yang mempengaruhi
kebutuhan informasi. Semakin besar organisasi, semakin banyak informasi
yang dibutuhkan.
Struktur organisasi
Struktur internal organisasi juga merupakan faktor yang mempengaruhi
kebutuhan informasi. Sebagai misalnya, tanggungjawab terhadap
manajemen persediaan dapat berada pada tanggungjawab departemen
produksi di suatu organisasi atau dapat berada pada tanggungjawab
departemen pembelian di organisasi lainnya.
Dari struktur organisasinya, maka dapat ditentukan departemen mana yang
membutuhkan informasi persediaan ini, apakah departemen produksi atau
departemen pembelian.
Departemen produksi biasanya lebih membutuhkan informasi mengenai
ketersediaan persediaan, perputaran persediaan dan kualitasnya, sedang
departemen pembelian lebih membutuhkan informasi mengenai harga
persediaan dan informasi tentang pemasok.
Pengendalian mutu sebagai contoh yang lainnya untuk suatu organisasi
dapat berupa tanggungjawab departemen produksi, tetapi untuk organisasi
lainnya dapat berada pada tanggungawab departemen yang terpisah.
Gaya manajemen (management style)
Gaya manajemen juga mempunyai pengaruh terhadap bentuk dari sistem
informasi.
Gaya manajemen yang otokratik (autocratic) lebih senang dengan sistem
informasi yang terpusat (centralized), sedang gaya manajemen yang
demokratik (democratic), lebih senang pada sistem informasi yang tersebar
(decentralized).

Modul 3 : Desain Sistem Secara Umum, halaman :

40

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

Kebutuhan biaya-efektivitas (cost-effectiveness requirements)


Jika membeli suatu encyclopedias atau misalnya membeli buku, maka yang
dibeli tidak hanya sekadar bukunya saja, tetapi adalah informasi yang
terkandung di dalamnya. Suatu sistem informasi dikembangkan dengan biaya
yang tidak sedikit.
Suatu organisasi mengembangkan sistem informasi bukan hanya
menginginkan mendapatkan fisik dari sistem informasi itu saja, tetapi lebih dari
itu yaitu informasi yang dihasilkan darinya. Dengan demikian desain sistem
informasi perlu dipertimbangkan antara biaya untuk memperolehnya dengan
manfaat informasi yang dihasilkan.

Faktor-faktor manusia (human factors)


Analis sistem harus mencoba untuk dapat mendesain sistem yang dapat
diterima oleh semua pemakainya, tidak hanya satu atau dua orang pemakai saja.
Untuk maksud ini, sistem informasi harus dapat bersahabat dengan semua
pemakainya, tidak sebaliknya menyulitkan pemakai. Perlu diingat bahwa pada
awalnya tidak semua manusia dalam organisasi tertarik dan mendukung
pengembangan sistem informasi.
Sistem informasi yang didesain dengan memperhatikan faktor-faktor
manusianya akan didapatkan sistem informasi dengan user interface yang baik
dan dapat meningkatkan produktivitas pemakainya.

Kebutuhan-kebutuhan kelayakan (feasibility requirements)


Lima macam kelayakan harus tetap diperhitungkan dalam desain sistem
informasi. Lima macam kelayakan ini adalah :
Kelayakan teknik (technical feasibility),
Kelayakan ekonomi (economic feasibility),
Kelayakan hukum (law feasibility atau legal feasibility),
Kelayakan operasi (operatioanl feasibility), dan
Kelayakan skedul (schedule feasibility).
Walaupun kelayakan-kelayakan ini telah dinilai pada tahap perencanaan
sistem, tetapi dalam tahap desain sistem juga harus dipertimbangkan kembali,
karena kemungkinan apa yang direncanakan di tahap perencanaan sistem
mungkin di tahap desain sistem mengalami perubahan-perubahan.

EVALUASI
1. Jelaskan arti, maksud dan tujuan dari desain sistem
2. Jelaskan langkah-langkah apa saja yang dapat dilakukan pada saat desain
output secara umum
3. Sebutkan dan jelaskan tahapan-tahapan proses dari input, serta desain
secara umum tentang input, database, dan teknologi
4. Jelaskan secara singkat jenis-jenis pengendalian secara umum
5. Jelaskan secara singkat tekanan-tekanan desain yang mempengaruhi kerja
sistem apabila telah selesai

Modul 3 : Desain Sistem Secara Umum, halaman :

41

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

DAFTAR PUSTAKA
Burch, J.G. , 1992, System, Analysis, Design, and Implementation, Boyd &
Fraser Publishing Company.
Jogiyanto, 1990., Analisis dan Disain Sistem Informasi, ANDI OFFSET
Yogyakarta
John G. Burch, Jr, Felix R. Strater, Gary Grudnistski, 1979, Information Systems
: Theory and Practice, Second Edition, John Wiley & Sons
Meilir Page-Jones, 1988, The Practical Guide to Structured Systems Design,
Second Edition, Yourdon Press, Prentice Hall
I.T. Hawryszkiewycz, 1991, Introduction Systems Analysis and Design, Second
Edition, Prentice Hall
Raymond McLeod, Jr, 1979, Management Information System : A Study of
Computer-Based Information Systems, Sixth Edition, Prenctice Hall

Modul 3 : Desain Sistem Secara Umum, halaman :

42

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

MODUL 4
PENDEKATAN PERANCANGAN TERSTRUKTUR
MATERI
1. Konsep Perancangan Terstruktur
2. Data Flow Diagram (DFD)
3. Kamus Data (KD)
STANDAR KOMPETENSI
Memahami Konsep Pendekatan Perancangan Terstruktur dengan Alat
Bantunya DFD dan KD, serta Dapat Menggunakan DFD dan KD Secara Tepat
CAPAIAN PEMBELAJARAN
1. Mahasiswa mengetahui konsep DFD dan KD serta bagaimana cara
menggunakannya
2. Mahasiswa dapat menentukan kapan menggunakan secara tepat
berdasarkan kelebihan dan kekurangan DFD dan KD
3. Mahasiswa diharapkan dapat membuat model sistem yang akan mereka
kembangkan dengan DFD dan KD

1. Konsep Perancangan Terstruktur


Karena banyak terjadi permasalahan-permasalahan di pendekatan klasik,
maka kebutuhan akan pendekatan pengembangan sistem yang lebih baik mulai
terasa dibutuhkan. Sayangnya sampai sekarang masih banyak orang yang tidak
menyadari bahwa hanya dengan mengikuti tahapan di life cycle saja tidak akan
membuat pengembangan sistem informasi menjadi berhasil. Oleh karena itu
diperlukan suatu pendekatan pengembangan sistem yang baru yang dilengkapi
dengan beberapa alat dan teknik supaya membuatnya berhasil.
Pendekatan ini yang dimulai dari awal tahun 1970 disebut dengan
pendekatan terstruktur (structured approach). Pendekatan terstruktur dilengkapi
dengan alat-alat (tools) dan teknik-teknik (techniques) yang dibutuhkan dalam
pengembangan sistem, sehingga hasil akhir dari sistem yang dikembangkan
akan didapatkan sistem yang strukturnya didefinisikan dengan baik dan jelas.
Konsep pengembangan sistem terstruktur bukan merupakan konsep yang
baru. Teknik perakitan di pabrik-pabrik dan perancangan sirkuit untuk alat-alat
elektronik adalah dua contoh dari konsep ini yang banyak digunakan di industriindustri. Konsep ini memang relatif masih baru digunakan dalam
mengembangkan sistem informasi untuk dihasilkan produk sistem yang
memuaskan pemakainya. Melalui pendekatan terstruktur, permasalahanpermasalahan yang komplek di organisasi dapat dipecahkan dan hasil dari
sistem akan mudah untuk dipelihara, fleksibel, lebih memuaskan pemakainya,
mempunyai dokumentasi yang baik, tepat pada waktunya, sesuai dengan
anggaran biaya pengembangannya, dapat meningkatkan produktivitas dan
kualitasnya akan lebih baik (bebas kesalahan).

Modul 4 : Pendekatan Perancangan Terstruktur, halaman :

43

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

Salah satu tools dan teknik dalam pengembangan sistem terstruktur adalah
menggunakan DFD (Data Flow Diagram = Diagram Arus Data, DAD).

2. Data Flow Diagram (DFD)


Ide dari suatu bagan untuk mewakili arus data dalam suatu sistem bukanlah
hal yang baru. Pada tahun 1967, Martin dan Estrin memperkenalkan suatu
algorima program dengan menggunakan simbol lingkaran dan panah untuk
mewakili arus data.
E. Yourdan dan L. L. Constantine juga menggunakan notasi simbol ini untuk
menggambarkan arus data dalam perancangan program. G.E. Whitehouse tahun
1973 juga menggunakan notasi semacam ini untuk membuat model-model
sistem matematika. Penggunaan notasi dalam diagram arus data ini sangat
membantu sekali untuk memahami suatu sistem pada semua tingkat
kompleksitasnya seperti yang diungkapkan oleh Chris Gane dan Trish Sarson.
Pada tahap analisis, penggunaan notasi ini sangat membantu sekali di dalam
komunikasi dengan pemakai sistem untuk memahami sistem secara logika.
Diagram yang menggunakan notasi-notasi ini untuk menggambarkan arus dari
data sistem sekarang dikenal dengan nama diagram arus data (data flow
diagram, DFD).
DFD sering digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang telah ada
atau sistem baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa
mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data tersebut mengalir (misalnya
lewat telpon, surat dan sebagainya) atau lingkungan fisik dimana data tersebut
akan disimpan (misalnya file kartu, microfile, harddisk, tape, diskette dan lain
sebagainya). DFD merupakan alat yang cukup populer sekarang ini, karena
dapat menggambarkan arus data di dalam sistem dengan terstruktur dan jelas.
Lebih lanjut DFD juga merupakan dokumentasi dari sistem yang baik.

Komponen DFD
Data Flow Diagram (atau Diagram Alir Data) mempunyai komponen dasar
berupa empat buah symbol sebagai berikut :
Menurut Yourdan dan DeMarco
- Kesatuan Luar

- Proses

- Penyimpan Data :
- Arus Data

Modul 4 : Pendekatan Perancangan Terstruktur, halaman :

44

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

Menurut Gene dan Serson


- Kesatuan Luar

- Proses

- Penyimpan Data :
- Arus Data

Sebaiknya tidak mencampur antara simbol komponen menurut Yourdan dan


DeMarco dengan menurut Gene dan Serson, sehingga harus dipilih salah satu
saja.
Terdapat 2 bentuk DFD, yaitu DFD fisik (Physical Data Flow Diagram) dan
DFD logika (Logical Data Flow Diagram). DFD fisik lebih menekankan pada
bagaimana proses dari sistem diterapkan sedang DFD logika lebih menekankan
proses-proses apa yang terdapat di sistem.
o PHYSICAL DATA FLOW DIAGRAM (PDFD)
PDFD lebih tepat digunakan untuk menggambarkan sistem yang ada (sistem
yang lama). Penekanan dari PDFD adalah bagaimana proses-proses dari
sistem diterapkan (dengan cara apa, oleh siapa dan dimana), termasuk
proses-proses manual. Dengan menggunakan PDFD, bagaimana proses
sistem yang ada akan lebih dapat digambarkan dan dikomunikasikan kepada
pemakai sistem, sehingga analis sistem akan dapat memperoleh gambaran
yang jelas bagaimana sistem tersebut bekerja.
Untuk memperoleh gambaran bagaimana sistem yang ada diterapkan, PDFD
harus memuat sebagai berikut :
Proses-proses manual juga digambarkan
Nama dari arus data harus menunjukkan fakta penerapannya semacam
nomor formulir dan medianya (misalnya telpon atau surat). Nama arus
data mungkin juga menerangkan tentang waktu mengalirnya (misalnya
harian atau mingguan). Dengan kata lain, nama dari arus data harus
memuat keterangan yang cukup terinci untuk menunjukkan bagaimana
pemakai sistem memahami kerja dari sistem.
Simpanan data dapat menunjukkan simpanan non komputer, misalnya
kotak in/out yang berfungsi sebagai buffer dari proses serentak yang
beroperasi dengan kecepatan berbeda, sehingga ada sebuah data yang
harus menunggu di buffer.

Modul 4 : Pendekatan Perancangan Terstruktur, halaman :

45

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

Nama dari simpanan data harus menunjukkan tipe penerapannya apakah


secara manual atau komputerisasi. Secara manual misalnya dapat
menunjukkan buku catatan, meja pekerja atau kotak in/out. Sedang
secara komputerisasi misalnya menunjukkan file urut, file ISAM, file
database dan lain sebagainya.
Proses harus menunjukkan nama dari pemroses (processor), yaitu orang,
departemen, sistem komputer atau nama program komputer yang
mengeksekusi proses tersebut.
o LOGICAL DATA FLOW DIAGRAM (LDFD)
LDFD lebih tepat digunakan untuk menggambarkan sistem yang akan
diusulkan (sistem yang baru). LDFD tidak menekankan pada bagaimana
sistem diterapkan, tetapi penekanannya hanya pada logika dari kebutuhankebutuhan sistem, yaitu proses-proses apa secara logika yang dibutuhkan
oleh sistem. Karena sistem yang diusulkan belum tentu diterima oleh
pemakai sistem dan biasanya sistem yang diusulkan terdiri dari beberapa
alternatif, maka penggambaran sistem secara logika terlebih dahulu tanpa
berkepentingan dengan penerapannya secara fisik akan lebih mengena dan
menghemat waktu penggambarannya dibandingkan dengan PDFD.
Untuk sistem komputerisasi, penggambaran LDFD yang hanya menunjukkan
kebutuhan proses dari sistem yang diusulkan secara logika, biasanya prosesproses yang digambarkan hanya merupakan proses-proses yang
berlangsung secara komputerisasi saja.

Arus Data
Dalam sambungan untuk Arus Data terdapat beberapa larangan yang tidak
boleh dilanggar, karena hal tersebut akan menyebabkan kerancuan terhadap
fungsi DFD, diantaranya adalah sebagai berikut :
No
1
2
3
4
5
6
7
8

Sambungan Arus Data


Tanpa Tujuan
Tanpa Asal
Antar Proses
Proses dengan Kesatuan Luar
Proses dengan Penyimpan Data
Antar Kesatuan Luar
Kesatuan Luar dengan Penyimpan data
Antar Penyimpan Data

boleh

tidak
X
X

X
X
X
X
X
X

Disamping itu, sebuah arus data harus selalu mempunyai asal, tujuan dan
nama yang jelas, singkat, tapi mudah dipahami, karena nama sebuah arus data
akan digunakan sebagai acuan untuk menyusun kamus data pasangannya,
nama dari arus data dituliskan disamping garis panahnya.
Arus data (data flow) di DFD diberi simbol suatu panah. Arus data ini
mengalir diantara proses (process), penyimpan data (data store) dan kesatuan
luar (external entity). Arus data ini menunjukkan arus dari data yang dapat
berupa masukan untuk sistem atau hasil dari proses sistem dan dapat berbentuk
sebagai berikut ini :

Modul 4 : Pendekatan Perancangan Terstruktur, halaman :

46

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

Formulir atau dokumen yang digunakan di perusahaan


Laporan tercetak yang dihasilkan oleh sistem
Tampilan atau output di layar komputer yang dihasilkan oleh sistem
Masukan untuk komputer
Komunikasi ucapan
Surat-surat atau memo
Data yang dibaca atau direkamkan ke suatu file
Suatu isian yang dicatat pada buku agenda
Transmisi data dari suatu komputer ke komputer yang lain

Di dalam menggambar arus data di DFD perlu diperhatikan beberapa konsep


penggambarannya sebagai berikut :
o Konsep paket dari data (packet of data)
Bila dua atau lebih data mengalir dari suatu sumber yang sama ke tujuan
yang sama, maka harus dianggap sebagai suatu arus data yang tunggal,
karena dua atau lebih data tersebut mengalir bersama-sama sebagai suatu
paket.
Data yang mengalir bersama-sama harus ditunjukkan sebagai satu arus data,
walaupun misalnya terdiri dari beberapa dokumen.

o Konsep arus data menyebar (diverging data flow)


Arus data yang menyebar menunjukkan sejumlah tembusan dari arus data
yang sama dari sumber yang sama ke tujuan yang berbeda.

o Konsep arus data mengumpul (converging data flow)


Arus data yang mengumpul menunjukkan beberapa arus data berbeda dari
sumber berbeda bergabung bersama-sama menuju ke tujuan yang sama

Modul 4 : Pendekatan Perancangan Terstruktur, halaman :

47

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

o Konsep sumber dan tujuan arus data


Semua arus data harus dihasilkan dari suatu proses atau menuju ke suatu
proses (dapat salah satu atau kedua-duanya, yaitu berasal dari suatu proses
menuju ke bukan suatu proses atau berasal dari bukan suatu proses tetapi
menuju ke suatu proses atau berasal dari suatu proses dan menuju ke suatu
proses). Konsep ini penting karena arus data adalah salah satu dari hasil
suatu proses atau akan digunakan untuk melakukan suatu proses.

Penyimpan Data
Penyimpan Data (Data store) dapat berupa sebagai berikut ini :
Suatu file atau database di sistem komputer
Suatu arsip atau catatan manual
Suatu kotak tempat data di meja seseorang
Suatu tabel acuan manual
Suatu agenda atau buku

Nama dari penyimpan data menunjukkan nama dari filenya, misalnya file
langganan, file hutang, file arsip faktur dan lain sebagainya. Untuk DFD Fisik,
supaya memperjelas penyimpan data ini, penjelasan mengenai media dari
penyimpan data perlu dicantumkan seperti misalnya buku atau arsip, atau suatu
kotak dan lain sebagainya. Sedang untuk DFD Logika, penjelasan ini dapat
digunakan untuk identifikasi dari penyimpan data yang berguna sebagai acuan
dalam merancang database.
Di dalam penggambaran penyimpan data di DFD perlu diperhatikan beberapa
hal, sebagai berikut :
o Hanya proses saja yang berhubungan dengan penyimpan data, karena yang
menggunakan atau merubah data di penyimpan data adalah suatu proses.
o Arus data yang menuju ke penyimpan data dari suatu proses menunjukkan
proses update terhadap data yang tersimpan di penyimpan data. Update
dapat berupa proses :
menambah atau menyimpankan record baru atau dokumen baru ke dalam
penyimpan data
menghapus record atau dokumen dari penyimpan data
merubah nilai data di suatu record atau di suatu dokumen yang ada di
penyimpan data
o Arus data yang berasal dari penyimpan data ke suatu proses menunjukkan
bahwa proses tersebut menggunakan data yang ada di penyimpan data.
Untuk media penyimpan data berupa penyimpan luar komputer (disk atau
tape) berarti membaca data dari suatu record di file sedang untuk penyimpan
data berupa media manual berarti mengambil suatu formulir atau dokumen
untuk dilihat isinya dari suatu penyimpan data.
o Untuk suatu porses yang melakukan kedua-duanya, yaitu menggunakan dan
update penyimpan data dapat dipilih salah satu penggambaran sebagai
berikut ini
Menggunakan sebuah garis dengan panah mengarah kedua arah yang
berlawanan dari penyimpan data sebagai berikut :
Modul 4 : Pendekatan Perancangan Terstruktur, halaman :

48

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

Menggunakan arus data yang terpisah sebagai berikut :

Supaya gambar dari DFD tidak ruwet karena banyaknya garis arus data yang
saling berpotongan, maka kesatuan luar dan simpanan data dapat digambarkan
lebih dari sebuah.
Duplikasi dari kesatuan luar dapat diidentifikasikan dengan suatu garis miring
(/) atau dengan asterik (*). Sedang duplikasi dari simpanan data dapat
diidentifikasi dengan garis vertikal (|) atau dengan asterik (*).
Dengan menggambarkan ulang kesatuan luar dan simpanan data lebih dari
sebuah, maka garis-garis arus data yang berpotongan dapat dihindari.

Kesatuan Luar
Setiap sistem pasti mempunyai batas sistem (boundary) yang memisahkan
suatu sistem dengan lingkungan luarnya. Sistem akan menerima input dan
menghasilkan output kepada lingkungan luarnya.
Kesatuan luar (external entity) merupakan kesatuan (entity) di lingkungan luar
sistem yang dapat berupa orang, organisasi atau sistem lainnya yang berada di
lingkungan luarnya yang akan memberikan input atau menerima output dari
sistem. Kesatuan luar ini kebanyakan adalah salah satu dari berikut ini :
Suatu kantor, departemen, atau divisi dalam perusahaan tetapi di luar sistem
yang sedang dikembangkan
Orang atau sekelompok orang di organisasi tetapi di luar sistem yang sedang
dikembangkan
Suatu organisasi atau orang uang berada di luar organisasi seperti misalnya
langganan, pemasok
Sistem infromasi yang lain di luar sistem yang sedang dikembangkan
Sumber asli dari suatu transaksi
Penerima akhir dari suatu laporan yang dihasilkan oleh sistem
Suatu kesatuan luar dapat disimbolkan dengan suatu notasi kotak atau
suatu kotak dengan sisi kiri dan atasnya berbentuk garis tebal.

Modul 4 : Pendekatan Perancangan Terstruktur, halaman :

49

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

Proses
Suatu proses adalah kegiatan atau kerja yang dilakukan oleh orang, mesin
atau komputer dari hasil suatu arus data yang masuk ke dalam proses untuk
dihasilkan arus data yang akan keluar dari proses. Untuk physical data flow
diagram (PDFD), proses yang dapat dilakukan oleh orang, mesin atau komputer,
sedang untuk logical data flow diagram (LDFD), suatu proses hanya
menunjukkan proses dari komputer.
Setiap proses boleh diberi penjelasan yang lengkap meliputi berikut ini :
Identifikasi proses
Identifikasi ini umumnya berupa suatu angka yang menunjukkan nomor
acuan dari proses dan ditulis pada bagian atas di simbol proses.
Nama proses
Nama proses menunjukkan apa yang dikerjakan oleh proses tersebut. Nama
dari proses harus jelas dan lengkap menggambarkan kegiatan prosesnya.
Nama dari proses biasanya berbentuk suatu kalimat diawali dengan kata
kerja (misalnya menghitung, membuat, membandingkan, memferifikasi,
mempersiapkan, merekam dan lain sebagainya). Nama dari proses
diletakkan di bawah identifikasi proses di simbol proses.
Pemroses
Untuk PDFD yang menunjukkan proses tidak hanya proses dari komputer,
tetapi juga proses manual, seperti proses yang dilakukan oleh orang, mesin
dan lain sebagainya, maka pemroses harus ditunjukkan. Pemroses ini
menunjukkan siapa atau dimana suatu proses dilakukan.
Untuk LDFD yang prosesnya hanya menunjukkan proses komputer saja,
maka pemroses dapat tidak disebutkan. Untuk LDFD bila pemroses akan
disebutkan dapat juga untuk menyebutkan nama dari program yang
melakukan prosesnya.
Keterangan pemroses ini di simbol proses dapat dituliskan dibawah nama
proses sebagai berikut :

Umumnya dalam setiap pembuatan DFD sering terjadi beberapa kesalahan


sebagai berikut :
Proses mempunyai input tetapi tidak menghasilkan output. Kesalahan ini
disebut dengan black hole (lubang hitam), karena data masuk kedalam
proses dan lenyap tidak berbekas seperti dimasukkan ke dalam lubang hitam
yang dalam sekali.
Proses menghasilkan output tetapi tidak pernah menerima input, kesalahan
ini disebut dengan miracle (ajaib), karena secara ajaib dihasilkan output
tanpa pernah menerima input.

Modul 4 : Pendekatan Perancangan Terstruktur, halaman :

50

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

Syarat Pembuatan
Pedoman bagaimana menggambar DFD baik PDFD ataupun LDFD adalah
sebagai berikut ini :

o Identifikasikan terlebih dahulu semua kesatuan luar (external entity) yang


terlibat di sistem. Kesatuan luar ini merupakan kesatuan (entity) di luar
sistem, karena di luar bagian pengolahan data (sistem informasi). Kesatuan
luar ini merupakan sumber arus data ke sistem informasi serta tujuan
penerima arus data hasil dari proses sistem informasi, sehingga merupakan
kesatuan di luar sistem informasi.
o Identifikasikan semua input dan output yang terlibat dengan kesatuan luar.
Kesatuan luar
Langganan
Bagian gudang
Bagian
pengiriman
Manajer kredit

Input
Order
langganan
Tembusan
jurnal
-

Output
Tembusan permintaan persedian
Faktur, tembusan kredit dan
tembusan jurnal
Status piutang

Modul 4 : Pendekatan Perancangan Terstruktur, halaman :

51

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

o Gambarlah terlebih dahulu suatu diagram konteks (context diagram). DFD


merupakan alat untuk structured analysis.
Pendekatan terstruktur ini mencoba untuk menggambarkan sistem pertama
kali secara garis besar (disebut dengan top level) dan memecah-mecahnya
menjadi bagian yang lebih terinci (disebut dengan lower level).
DFD yang pertama kali digambar adalah level teratas (top level) dan diagram
ini disebut context diagram. Dari context diagram ini kemudian akan digambar
dengan lebih terinci lagi yang disebut dengan overview diagram (level 0).
Tiap-tiap proses di overview diagram akan digambar secara lebih terinci lagi
dan disebut dengan level 1.
Tiap-tiap proses di level 1 akan digambar kembali dengan lebih terinci lagi
dan disebut dengan level 2 dan seterusnya sampai tiap-tiap proses tidak
dapat digambar lebih terinci lagi.
o PERBEDAAN DFD DENGAN BAGAN ALIR
DFD sangat berbeda dengan bagan alir (flow-chart). Perbedaannya adalah
sebagai berikut :
Proses di DFD dapat beroperasi secara parallel, sehingga beberapa
proses dapat dilakukan serentak. Hal ini merupakan kelebihan DFD
dibandingkan dengan bagan alir yang cenderung hanya menunjukkan
proses yang urut. Kenyataannya kegiatan-kegiatan proses dapat
dilakukan secara tidak urut, yaitu secara parallel atau serentak, sehingga
DFD dapat menggambarkan proses semacam ini dengan lebih mengena.
DFD lebih menunjukkan arus data di suatu sistem, sedang bagan alir
sistem lebih menunjukkan arus dari prosedur dan bagan alir program lebih
menunjukkan arus dari algoritma.
DFD tidak dapat menunjukkan proses perulangan (loop) dan proses
keputusan (decision), sedang bagan alir dapat menunjukkannya.

3. Kamus Data
Kamus data (KD) atau data dictionary (DD) atau disebut juga dengan istilah
systems data dictionary adalah katalog fakta tentang data dan kebutuhan
kebutuhan informasi dari suatu sistem informasi. Dengan menggunakan KD,
analis sistem dapat mendefinisikan data yang mengalir di sistem dengan
lengkap. KD dibuat pada tahap analisis sistem dan digunakan baik pada tahap
analisis maupun pada tahap perancangan sistem. Pada tahap analisis, KD dapat
digunakan sebagai alat komunikasi antara analis sistem dengan pemakai sistem
tentang data yang mengalir di sistem, yaitu tentang data yang masuk ke sistem
dan tentang informasi yang dibutuhkan oleh pemakai sistem. Pada tahap
perancangan sistem, KD digunakan untuk merancang input, merancang laporanlaporan dan database. KD dibuat berdasarkan arus data yang ada di DFD. Arus
data di DFD sifatnya adalah global, hanya ditunjukkan nama arus datanya saja.
Keterangan lebih lanjut tentang struktur dari suatu arus data di DFD secara lebih
terinci dapat dilihat di KD. Gambar berikut ini menunjukkan hubungam antara
DFD dengan salah satu KD-nya.

Modul 4 : Pendekatan Perancangan Terstruktur, halaman :

52

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

Setiap arus data harus punya pasangan Kamus Data, Kamus Data harus
dapat mencerminkan keterangan yang jelas tentang data yang dicatatnya. Untuk
maksud keperluan ini, maka KD harus memuat hal-hal berikut ini.

Nama arus data.


Karena KD dibuat berdasarkan arus data yang mengalir di DFD, maka nama
dari arus data juga harus dicatat di KD, sehingga mereka yang membaca DFD
dan memerlukan penjelasan lebih lanjut tentang suatu arus data tertentu di DFD
dapat langsung mencarinya dengan mudah di KD.

Alias
Alias atau nama lain dari data dapat dituliskan bila nama lain ini ada. Alias
perlu ditulis karena data yang sama mempunyai nama yang berbeda untuk orang
atau departemen satu dengan yang lainnya. Misalnya bagian pembuat faktur dan
langganan menyebut bukti penjualan.sebagai faktur, sedang bagian gudang
menyebutnya sebagai tembusan permintaan persediaan. Baik faktur dan
tembusan permintaan persediaan ini mempunyai struktur data yang sama, tetapi
mempunyai struktur yang berbeda.

Modul 4 : Pendekatan Perancangan Terstruktur, halaman :

53

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

Bentuk data.
Telah diketahui bahwa arus data dapat mengalir :
Dari kesatuan luar ke suatu proses, data yang mengalir ini biasanya
tercatat di suatu dokumen atau formulir;
Hasil dari suatu proses ke kesatuan luar, data yang mengalir ini biasanya
terdapat di media laporan atau query tampilan layar atau dokumen hasil
cetakan komputer;
Hasil suatu proses ke proses yang lain, data yang mengalir ini biasanya
dalam bentuk variabel atau parameter yang dibutuhkan bleb proses
penerimanya;
Hasil suatu proses yang direkamkan ke simpanan data, data yang
mengalir ini biasanya berbentuk suatu variabel;
Dari simpanan data dibaca oleh suatu proses, data yang mengalir ini
biasanya berupa suatu field (item data).
Dengan demikian bentuk dari data yang mengalir dapat berupa:
Dokumen dasar atau formulir;
Dokumen hasil cetakan computer
Laporan tercetak atau tampilan di layar monitor;
Variabel;
Field.
Bentuk dari data ini perlu dicatat di KD, karena dapat digunakan untuk
mengelompokkan KD ke dalam kegunaannya sewaktu perancangan sistem. KD
yang mencatat data yang mengalir dalam bentuk dokumen dasar atau formulir
akan digunakan untuk merancang bentuk input sistem. KD yang mencatat data
yang mengalir dalam bentuk laporan tercetak dan dokumen hasil cetakan
komputer akan digunakan untuk merancang output yang akan dihasilkan oleh
sistem. KD yang mencatat data yang mengalir dalam bentuk tampilan di layar
monitor akan digunakan juga untuk merancang tampilan layar yang akan
dihasilkan oleh sistem. KD yang mencatat data yang mengalir dalam bentuk
parameter dan variabel akan digunakan untuk merancang proses dari program.
KD yang mencatat data yang mengalir dalam bentuk dokumen, formulir, laporan,
dokumen cetakan komputer, tampilan di layer monitor, variabel dan field akan
digunakan untuk merancang database.

Arus data.
Arus data menunjukkan dari mana data mengalir dan ke mana data akan
menuju. Keterangan arus data ini perlu dicatat di KD supaya memudahkan
mencari arus data ini di DFD.

Penjelasan.
Untuk lebih memperjelas lagi tentang makna dari arus data yang dicatat di
KD, maka bagian penjelasan dapat diisi dengan keterangan-keterangan tentang
arus data tersebut. Sebagai misalnya nama dari arus data adalah TEMBUSAN
PERMINTAAN PERSEDIAAN, maka dapat lebih dijelaskan sebagai tembusan
dari faktur penjualan untuk meminta barang dari gudang.

Modul 4 : Pendekatan Perancangan Terstruktur, halaman :

54

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

Periode.
Periode ini menunjukkan kapan terjadinya arus data ini. Periode perlu dicatat
di KD karena dapat digunakan untuk mengidentifikasikan kapan input data harus
dimasukkan ke sistem, kapan proses dari program harus dilakukan dan kapan
laporan-laporan harus dihasilkan.

Volume
Volume yang perlu dicatat di KD adalah tentang volume rata-rata dan volume
puncak dari arus data. Volume rata-rata menunjukkan banyaknya rata-rata arus
data yang mengalir dalam satu periode tertentu dan volume puncak
menunjukkan volume yang terbanyak. Volume ini digunakan untuk
mengidentifikasikan besarnya simpanan luar yang akan digunakan, kapasitas
dan jumlah dari alat input, alat pemroses dan alat output.

Struktur data.
Struktur data menunjukkan arus data yang dicatat di KD terdiri dari item-item
data apa saja.
Struktur dari data terdiri dari elemen-elemen data yang disebut dengan item
data, sehingga secara prinsip struktur dari data ini dapat digambarkan dengan
menyebutkan nama dari item-item datanya.
Nama dari item data saja yang dicatat di KD tidaklah cukup, masih diperlukan
informasi lainnya dari struktur data tersebut, seperti misalnya informasi tentang
apakah item data tersebut pasti ada atau hanya bersifat optional (dapat ada dan
dapat tidak ada).
Biasanya untuk menunjukkan informasi-informasi tambahan ini di KD
dipergunakan notasi-notasi sebagai berikut ini :
=
+
[ ] atau |
n{ }m
( )
*

:
:
:
:
:
:

sama dengan, atau terbentuk dari, atau terdiri dari.


dan
salah satu diantara, atau salah satu dari
perulangan sebanyak minimal n kali sampai dengan m kali
isi dalam kurung bersifat pilihan, boleh ada boleh tidak
apapun yang dibelakangnya adalah komentar atau keterangan

Contoh dari penggunaan notasi ini misalnya adalah arus data LANGGANAN
yang mempunyai struktur data yang dapat ditulis sebagai berikut:
LANGGANAN terdiri dari:
KODE LANGGANAN
NAMA LANGGANAN = NAMA KECIL + (NAMA KELUARGA)
1{ ALAMAT = JALAN + KOTA + KODE POS }3
( TELP )
[ PENGECER | GROSIR ]
BATAS KREDIT *jumlah kredit maksimum yang diijinkan
JUMLAH PIUTANG

Modul 4 : Pendekatan Perancangan Terstruktur, halaman :

55

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

Dari struktur data ini dapat diartikan bahwa arus data LANGGANAN
mempunyai elemen-elemen data KODE LANGGANAN, NAMA LANGGANAN
yang terdiri dari NAMA KECIL dan NAMA KELUARGA (optional, dapat ada dan
dapat tidak ada), ALAMAT yang terdiri dari JALAN, KOTA dan KODE POS dapat
diulang sampai tiga kali, artinya boleh atau disediakan tiga data alamat, TELP
(optional), jenis langganan apakah salah satu dari PENGECER atau GROSIR,
BATAS KREDIT yang menunjukkan jumlah kredit maksimum yang diijinkan dan
JUMLAH PIUTANG.

EVALUASI
1. Jelaskan definisi dari simbol-simbol yang digunakan di DFD disertai dengan
notasi-notasi yang mewakilinya
2. Jelaskan perbedaan utama antara DFD fisik dengan DFD Logika
3. Jelaskan hal-hal apa saja yang harus dilakukan ketika menggambar DFD
4. Jelaskan perbedaan antara DFD dengan bagan alir (flow-chart)
5. Jelaskan definisi dan kegunaan dari Kamus Data
6. Jelaskan hal-hal yang harus dimuat dalam Kamus Data
7. Buat contoh DFD lengkap dengan KD untuk menjelaskan arus datanya

DAFTAR PUSTAKA
Burch, J.G. , 1992, System, Analysis, Design, and Implementation, Boyd &
Fraser Publishing Company.
Jogiyanto, 1990, Analisis dan Disain Sistem Informasi, ANDI OFFSET
Yogyakarta.
John G. Burch, Jr, Felix R. Strater, Gary Grudnistski, 1979, Information Systems
: Theory and Practice, Second Edition, John Wiley & Sons
Meilir Page-Jones, 1988, The Practical Guide to Structured Systems Design,
Second Edition, Yourdon Press, Prentice Hall
I.T. Hawryszkiewycz, 1991, Introduction Systems Analysis and Design, Second
Edition, Prentice Hall
Raymond McLeod, Jr, 1979, Management Information System : A Study of
Computer-Based Information Systems, Sixth Edition, Prenctice Hall
A. Ziya Aktas, 1987, Structured Analysis & Design of Information Systems, NJ:
Prentice Hall, hal. 65

Modul 4 : Pendekatan Perancangan Terstruktur, halaman :

56

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

MODUL 5
DESAIN SISTEM TERINCI - INPUT OUTPUT
MATERI
1. Desain Sistem Terinci
2. Desain Output
2. Desain Input
STANDAR KOMPETENSI
Memahami Konsep Desain Output dan Input serta Dapat Melakukan Desain
Output, Input dan Validasi Input
CAPAIAN PEMBELAJARAN
1. Mahasiswa akan mengetahui konsep desain sistem terinci dan bagaimana
melaksanakan desain sistem terinci
2. Mahasiswa akan dapat melakukan desain sistem terinci, mulai dari Desain
output, input, Desain dialog terminal sampai desain file
3. Mahasiswa memahami cara untuk melakukan pengendalian input melalui
validasi transaksi, cek data dan modifikasi data transaksi

1. Desain Sistem Terinci


Berikut ini adalah diagram desain sistem rinci secara lengkap :
Analisis Sistem
Desain sistem konseptual

Desain
output

Desain
Basis
Data

Desain
input

Desain
proses

Desain
Jaring
an

Desain
pengenda
-lian

Implementasi dan perubahan


Operasi dan pemeliharaan
Dalam modul ini hanya akan dibahas dua bagian, yaitu ;
Desain Output terinci
Desain Input terinci

Modul 5 : Desain Sistem Terinci Input Output, halaman :

57

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

Dengan pengertian bahwa rumusan-rumusan dalam perancangan output dan


input dibuat sedemikian rupa agar dalam aplikasinya nanti dapat dengan mudah
mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang timbul, mudah digunakan
oleh user, mudah dingat, dan agar kode-kode tersebut familiar oleh pengguna.

2. Desain Output
Pada tahap desain output secara umum, desain output ini hanya
dimaksudkan untuk menentukan kebutuhan output sistem baru. Desain output
terinci yang akan dibahas adalah unutk output berbentuk laporan dimedia kertas.

Bentuk Laporan
Bentuk laporan yang dihasilkan oleh sistem informasi yang paling banyak
digunakan adalah dalam bentuk tabel dan bebrbentuk grafik atau bagan.

o Laporan berbentuk tabel


Berikut ini adalah macam-macam laporan yang berbentuk tabel yang
menekankan kualitas isi serta kegunaannya.
NOTICE REPORT
Merupakan bentuk laporan yang memerlukan perhatian khusus. Laporan
ini harus dibuat sesederhana mungkin, tetapi jelas, karena dimaksudkan
agar permasalahan-permasalahan yang terjadi tampak dengan jelas
sehingga dapat langsung ditangani.
Contoh Notice Report sebagai berikut :
PT. Polinema Micro System
LAPORAN PENJUALAN
MENURUT JENIS BARANG
BULAN DESEMBER 2010

Daerah Penjualan

% Penurunan

Jakarta
Bogor
Depok

10,00 %
45,00 %
12,50 %

EQUIPOISED REPORT
Isi dari equipoised report adalah hal-hal yang bertentangan. Laporan ini
biasanya digunakan untuk maksud perencanaan.
Dengan disajikannya informasi yang berisi hal-hal betentangan, maka
dapat disajikan sebagai dasar didalam pengambilan keputusan.

Modul 5 : Desain Sistem Terinci Input Output, halaman :

58

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

Contoh dari equipoised report adalah sebagai berikut :


PT. Polinema Micro System
LAPORAN PERENCANAAN MEMASUKI PASAR BARU
DAERAH KRAMAT JATI
UNTUK TAHUN FISKAL 2010

KEADAAN PASAR
BURUK
BAIK
Penjualan
Harga Pokok Penjualan
Laba Kotor

Rp
Rp
Rp

1.000.000
600.000
400.000

Biaya Penjualan
Biaya Administrasi

Rp
Rp

300.000
325.000

Laba (Rugi)

Rp

(25.000)

Rp
Rp
Rp

1.000.000
600.000
400.000

Rp
Rp

350.000
150.000

Rp

200.000

COMPARATIVE REPORT
Isi laporan ini adalah membandingkan antara satu hal dengan hal yang
lainnya. Misalnya pada laporan laba/rugi atau neraca dapat
membandingkan antara nilai-nilai elemen tahun berjalan dengan tahuntahun sebelumnya.
Contoh dari Comparative Report adalah sebagai berikut :
PT. Polinema Micro System
NERACA
31 DESEMBER 2010
(DALAM RIBUAN RUPIAH)

31-12
2009

31-12
2010

Aktiva Lancar
Aktiva Tetap

45.000
155.000

75.000
225.000

30.000
70.000

Total Aktiva

200.000

300.000

100.000 50,00 %

Passiva
Hutang Lancar
Hutang jangka Panjang
Modal Saham
Laba Ditahan

10.000
37.500
130.000
22.500

15.000
30.000
200.000
55.000

5.000
(7.500)
70.000
32.500

Total Pasiva

200.000

300.000

100.000 50,00 %

AKTIVA

SELISIH
66,67 %
45,16 %

50,00 %
(20,00)%
53,85 %
144,44 %

Modul 5 : Desain Sistem Terinci Input Output, halaman :

59

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

VARIANCE REPORT
Macam laporan ini menunjukkan selisih (Variance) antara standar yang
sudah ditetapkan dengan hasil kenyataannya atau sesungguhnya.
Contoh dari variance report adalah sebagai berikut :
PT. Polinema Micro System
LAPORAN KINERJA DEPARTEMEN PEMBELIAN
BULAN MARET 2010

BARANG DIBELI

IBM PC XT
Monitor Colour
Hard Disk 512 MB
TOTAL

UNIT
DIBELI

HARGA
SESUNGGUH
NYA

HARGA
STANDAR

SELISIH
HARGA

TUTAL
SELISIH

10
8
5

1.200.000
415.000
595.000

1.050.000
365.000
625.000

150.000
50.000
30.000
170.000

1.500.000
400.000
150.000
1.750.000

R
R
L
R

o Laporan Berbentuk Grafik


Laporan yang berbentuk grafik atau bagan dapat diklasifikasikan diantaranya
sebagai bagian garis (line chart), bagan batang (bar chart) dan bagan pastel
(pie chart).
BAGAN BATANG
Nilai-nilai dalam bagan batang (bar chart) digambarkan dalam bentuk
batang-batang vertical ataupun batang-batang horizontal.
Kebaikan dari bagan batang adalah sebagai berikut :
Baik untuk perbandingan
Dapat menunjukkan nilai dengan tepat
Mudah dimengerti
Kelemahannya :
Terbatas hanya pada satu titik saja
Spasi dapat menyesatkan
100
80
60

Jakarta
Depok

40

Bogor

20
0

2005

2006

2007

2008

Bagan Batang

Modul 5 : Desain Sistem Terinci Input Output, halaman :

60

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

BAGAN BARIS
Pada bagian baris (line chart), variasi dari data ditunjukkan dengan suatu
garis atau kurva.
Bagian garis mempunyai beberapa kebaikan, yaitu :
Dapat menunjukkan hubungan antara nilai dengan baik
Dapat menunjukkan beberapa titik
Tingkat kecepatannya dapat diatur sesuai dengan skalanya.
Mudah dimengerti
Kelemahannya :
Bila terlalu banyak garis atau kurva ( lebih dari 4 buah garis atau
kurva), maka akan tampak rumit
Hanya terbatas pada 2 dimensi
Spasi dapat menyesatkan
100
90
80
70
60

Jakarta

50
40

Depok
Bogor

30
20
10
0
2005

2006

2007

2008

Bagan Garis

BAGAN PASTEL
Bagan Pastel (Pie Chart) merupakan bagan yang berbentuk lingkaran
menyerupai kue pastel (pie). Tiap-tiap potong dari pie dapat menunjukkan
bagian dari data.
Kebaikan dari bagan pastel adalah sebagai berikut :
Baik untuk perbandingansebagian dari keseluruhannya
Mudah dimengerti
Kelemahannya :
Penggunaannya terbatas
Ketepatannya Kurang
Tidak dapat menunjukkan hubungan beberapa titik
Mudah dimengerti

Modul 5 : Desain Sistem Terinci Input Output, halaman :

61

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

Jakarta

2005
2006
2007
2008

Bagan Pastel

Alat alat Desain Output terinci


Dua buah alat desain sistem dapat dipergunakan untuk desain output terinci,
yaitu sebagai berikut :

o Printer layout form atau printer spacing chart atau printer layout chart
merupakan suatu bagan yang dipergunakan untuk menggambarkan sketsa
bentuk dari output printer.
o Kamus data output yang merupakan pengembangan dari kamus arus data.
Kamus data output digunakan untuk menjelaskan secara terinci tentang data
yang akan disajikan dilaporan.

Mengatur Tata Letak isi output


Pengaturan isi dari output akan secara langsung menentukan kemudahan
dari output untuk dipahami dan dimengerti. Pengaturan tata letak output
merupakan pekerjaan desain yang penting dan sangat diperlukan baik bagi
pemakai sistem maupun bagi programmer .
Bagi pemakai sistem digunakan untuk menilai isi dan bentuk dari output
apakah sudah sesuai dengan yang diinginkan atau belum. Bagi programmer
akan digunakan sebagai dasar pembuatan program untuk menghasilkan output
yang diinginkan.
Programmer membutuhkan desain output ini untuk menentukan posisi kolom,
baris dan informasi yang harus disajikan suatu output. Pengaturan tata letak isi
output yang akan dicetak diprinter dapat digunakan alat bagan tata letak printer
dan kamus data output.
Desain output terinci ini selain dimaksudkan untuk user, juga terutama akan
digunakan programmer didalam membuat program. Programmer perlu diberi
penjelasan yang lebih terinci lagi tentang isi dari output tersebut. Penjelasan data
terinci ini dapat diperoleh dikamus data output. Kamus data output dibuat
berdasarkan kamus data, arus data dan desain tata letak dibagian tata letak
printer. Bila ingin mencetak laporan dengan kombinasi pencetakan satu kolom
hanya mencetak beberapa baris, seperti pada contoh berikut ini :

Modul 5 : Desain Sistem Terinci Input Output, halaman :

62

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil
Tanggal
Faktur

Nomor
Faktur

01-03-08

Kode Barang

Unit Barang

Nilai Barang

Nilai Total

3214567

A12345
A2556
B1332

10
3
4

5.000.000
7.500.000
25.000.000

10.000.000
22.500.000
100.000.000

05-03-08

3214568

A1235
B1232
B1238
B1500

7
3
1
3

6.000.000
25.000.000
55.000.000
12.500.000

42.000.000
75.000.000
55.000.000
37.500.000

05-03-08

3214569

B1237
C3675

1
5

11.000.000
30.000.000

11.000.000
150.000.000

Pedoman Desain Laporan


o Untuk laporan formal, sedapat mungkin dibagi menjadi tiga bagian utama,
yaitu :
Judul laporan.
Tubuh laporan.
Catatan kaki laporan yang dapat berisi ringkasan, subtotal atau grandtotal.
o Untuk laporan-laporan yang penting, gunakanlah kertas yang berkualitas
baik, tidak mudah sobek serta tidak mudah kotor.
o Untuk tiap-tiap batas tepi laporan (margin), sebaiknya diberi jarak 2 1/2 cm,
sehingga bila pinggir laporan tersobek tidak akan mengenai isi laporannya.
o Gunakanlah spasi baris yang cukup, sehingga laporan mudah dibaca.
o Untuk hal-hal yang ingin ditonjolkan, dapat ditulis dengan huruf besar, tebal,
atau digaris-bawahi.
o Gunakanlah bentuk huruf cetak yang jelas dan tidak membingungkan serta
hindari pengguanaan font yang sulit untuk dimengerti.
o Jika isi laporan menjelaskan suatu daftar urutan, gunakanlah tanda titik "."
atau minus "-". Bila urutannya penting dapat dipergunakan tanda 1,2,3 dan
seterusnya dan sajikan dalam urutan yang terpenting.
o Letakkanlah informasi yang mendetail di lampiran dan gunakanlah penunjuk
yang mudah dipahami untuk menjelaskan kepada pemakai laporan Ietak dari
informasi detail tersebut.
o Usahakan di dalam laporan berisi keterangan-keterangan yang diperlukan
yang mungkin akan ditanyakan oleh pemakai laporan bila keteranganketerangan tersebut tidak ada.
o Laporan untuk tingkat manajemen yang lebih tinggi, sebaiknya lebih tersaring
dan untuk tingkat manajemen yang lebih rendah lebih terinci.
o Laporan harus dibuat dan didistribusikan tepat pada waktunya.
o Laporan harus sederhana tetapi jelas.
o Laporan harus diungkapkan dalam bentuk dan Bahasa yang mudah
dimengerti dan dipahami oleh pemakainya.
o Isi laporan harus akurat.

Modul 5 : Desain Sistem Terinci Input Output, halaman :

63

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

o Laporan bilamana mungkin harus distandardisasi. Bentuk-bentuk laporan


yang selalu berubah akan menyebabkan kebingungan bagi mereka yang
menggunakannya.
o Laporan harus berguna
o Biaya pembuatan laporan harus dipertimbangkan

3. Desain Input

Dokumen Dasar
Dokumen dasar (source document) merupakan formulir yang digunakan
untuk menangkap (capture) data yang terjadi. Data yang sudah dicatat
didokumen dasar kemudian dimasukkan sebagai input ke sistem informasi untuk
diolah. Dokumen dasar sangat penting didalam arus data di sistem informasi.
Dokumen dasar ini dapat membantu didalam penanganan arus data sebagai
berikut :
Dapat menunjukkan macam dari data yang harus dikumpulkan dan
ditangkap.
Data dapat dicatat dengan jelas, konsisten dan akurat.
Dapat mendorong, lengkapnya data, disebabkan data yang dibutuhkan
disebutkan satu persatu didalam dokumen dasarnya.
Bertindak sebagai pendistribusian data, karena sejumlah tembusan dari
formulir-formulir tersebut dapat diberikan kepada individu-individu atau
departemen-departemen yang membutuhkannya.
Dokumen dasar dapat membantu didalam pembuktian terjadinya suatu
transaksi yang sah, sehingga dapat berguna untuk audit trial (pelacakan
pemeriksaan).
Dokumen dasar dapat digunakan sebagai cadangan atau pelindung (back up)
dari file-file data dikomputer.
Untuk mencapai maksud tersebut, dokumen dasar harus dirancang dengan
baik, sebagai berikut :
o Kertas yang digunakan
Beberapa faktor harus dipertimbangkan di dalam pemilihan kertas yang akan
digunakan, yaitu sebagai berikut ini.
Lamanya dokumen dasar tersebut akan disimpan.
Penampilan dari dokumen dasar.
Banyaknya dokumen dasar tersebut ditangani.
Bagaimana menanganinya (secara halus, kasar, dilipat atau dibawa-bawa
oleh pemakainya).
Lingkungan-lingkungannya (berlemak, kotor, panas, dingin, lembab atau
mengandung asam).
Metode pengisian data di dokumen dasar tesebut, ditulis tangan atau
dicetak dengan mesin.
Kemananan terhadap pudarnya data yang dicatat di dokumen dasar.

Modul 5 : Desain Sistem Terinci Input Output, halaman :

64

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

o Ukuran dari dokumen dasar


Usahakan ukuran dari dokumen dasar berupa ukuran dari kertas yang
standar dan banyak dijual. Ukuran kertas yang umum adalah ukuran A4. Jika
dokumen dasar lebih kecil dari ukuran kertas standar, sebaiknya dibuat
ukuran yang merupakan kelipatan yang tidak membuang kertas, misalnya
ukuran kertas standar dibagi 2, dibagi 3, dibagi 4 dan sebagainya.
o Warna yang akan digunakan
Penggunaan warna akan membantu di dalam mengidentifikasikan dengan
cepat dokumen dasar yang dipergunakan. Warna yang baik adalah warna
yang datanya mudah dibaca, terutama bila menggunakan karbon. Warna
yang baik ini adalah warna yang cerah. Warna-warna gelap, seperti misalnya
biru tua, hijau tua, merah tua, coklat, ungu, hitam dan lain sebagainya
sebaiknya dihindari untuk digunakan.
o Judul dokumen dasar
Dokumen dasar harus diberi judul yang dapat menunjukkan jenis dan
kegunaan dari dokumen dasar tersebut. Judul harus sesingkat mungkin tetapi
jelas. Bila dokumen dasar akan digunakan oleh pihak-pihak luar perusahaan,
selain judul yang ada, maka nama perusahaan sebaiknya juga dicantumkan.
o Nomor dokumen dasar
Nomor dokumen dasar dapat digunakan untuk menunjukkan keunikannya.
Nomor dokumen dasar dapat diletakkan di pojok bawah kiri atau di pojok
bawah kanan (jangan di atas kiri, karena tertutup bila distaples dan jangan di
atas kanan, karena dapat membingungkan dengan nomor urut dokumen
dasar). Nomor dokumen dasar ini dapat juga digunakan untuk menunjukkan
sumber dan jenisnya. Misalnya nomor dokumen dasar PJ-FO1 dapat
menunjukkan bahwa sumbernya dari departemen penjualan (ditunjukan oleh
kode PJ) dan jenisnya adalah faktur penjualan model ke 1 (ditunjukkan oleh
kode FOl).
o Nomor urut dokumen dasar
Disamping nomor dokumen dasar, nomor unit dari masing-masing dokumen
dasar biasanya dicantumkan di pojok kanan atas. Nomor urut ini sangat perlu
untuk tujuan pengendalian (dapat diketahui bila ada dokumen dasar yang
hilang bila nomornya meloncat), untuk pelacakan pemeriksaan dan untuk
pengarsipan.
o Nomor dari jumlah halaman
Bila dokumen dasar terdiri lebih dari satu halaman, maka tiap-tiap halaman
harus diberi nomor dan jumlah halamannya, supaya bila ada halaman yang
hilang dapat diketahui. Misainya halaman pertama dapat diberi nomor
halaman 1-3 (menunjukkan halaman pertama dari sejumlah 3 halaman),
halaman ke dua diberi nomor 2-3 dan seterusnya. Nomor dan jumlah
halaman ini biasanya diletakkan pada sebelah kanan atas.

Modul 5 : Desain Sistem Terinci Input Output, halaman :

65

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

o Spasi
Spasi antar baris dan spasi antar karakter pada dokumen dasar harus
diperhatikan, terutama bila dokumen dasar akan diisi dengan data yang
dicetak dengan mesin. Untuk spasi di dokumen dasar harus disesuaikan
dengan spasi yang dibuat oleh mesin.
o Pembagian area
Dokumen dasar harus dibentuk dengan pembagian area sedemikian rupa,
sehingga memudahkan untuk mencarinya guna pengisian atau pencarian
data. Pembagian area ini meliputi area judul, area halaman, area kontrol,
area organisasi, area obyek, area tubuh, area berita, area otorisasi, area
jumlah dan area nomer.

Caption
Berikut ini adalah macam-macam caption yang dapat dipergunakan,
sehingga pengisisan dapat lebih tepat.

o BOX CAPTION
Merupakan caption yang dapat dicetak didalam suatu kotak dan data harus
diisikan didalam kotak tersebut juga.
NAMA

ALAMAT

JENIS KELAMIN

TANGGAL MASUK

GOLONGAN

STATUS

o YES / NO CHECK OF CAPTION


Menunjukkan dimana harus mengisikan ya dan dimana harus mengisikan
tidak
YA
Menikah

Umur di atas 17 tahun

TIDAK

o HORIZONTAL CHECK OF CAPTION


Menunjukkan salah satu pilihan yang harus dipilih dengan disajikan secara
mendatar.
Modul 5 : Desain Sistem Terinci Input Output, halaman :

66

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

PENDIDIKAN TERAKHIR
SD

SMP

SMA

D3

S1

S2

S3

o CHECK LIST CAPTION


Menunjukkan daftar pilihan yang dapat dipilih.
PEKERJAAN YANG SUDAH DILAKUKAN
Verifikasi data awal

Memasukkan data ke komputer

Mencetak data yang sudah dimasukkan

Verifikasi data yang sudah dimasukkan

Memproses data

o BLOCKS SPACED CAPTION


Menunjukkan kotak-kotak ruang kosong yang harus diisi dengan data.

NOMOR FAKTUR :

o SCANNABEL FORM CAPTION


Caption yang menunjukkan tetmpat-tempat yang harus diisi pada formulir
yang akan dibaca oleh alat scanner, misalnya OMR Reader.

Kode
Kode dapat digunakan untuk tujuan mengkalsifikasikan data, memasukkan
dat kedalam computer dan unutk mengambil bermacam-macam informasi yang
berhubungan dengannya.
Kode dapat dibentuk dari kumpulan angka, huruf dan karakter-karakter
khusus. Angka Merupakan simbol yang banyak digunakan pada sistem kode.
Akan tetapi kode yang berbentuk angka lebih dari 6 digit akan sangat sulit untuk
diingat. Kode Numerik (Numeric Code) menggunakan 10 macam kombinasi
angka didalam kode. Kode alphabetik (alphabetic code) menggunakan 26
Modul 5 : Desain Sistem Terinci Input Output, halaman :

67

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

kombinasi huruf untuk kodenya, Kode Alpha numeric (alphanumeric code)


merupakan kode yang menggunakan gabungan angka, huruf, dan karakterkarakter khusus.
Meskipun kode numerik, alphabetik dan alphanumerik merupakan kode yang
paling banyak digunakan didalam sistem informasi, tetapi kode yang lain juga
mulai banyak digunakan, seperti misalnya kode batang (bar code).
o Petunjuk pembuatan kode
Didalam merancang suatu kode harus diperhatikan beberapa hal, yaitu
sebagai berikut :
Harus mudah diingat
Harus unik
Harus fleksibel
Harus efisien
Harus konsisten
Harus distandarisasi
Spasi dihindari
Hindari karakter yang mirip
Panjang kode harus sama
o Tipe dari kode
Ada bebapa macam tipe dari kode yang dapat digunakan didalam sistem
informasi, masing-masing tipe dari kode tersebut mempunyai kebaikan dan
kelemahannya tersendiri.
Dalam praktek tipe-tipe kode yang ada dapat dikombinasikan.
Kode Mnemonik (mnemonik Code) di gunakan untuk tujuan supaya
mudah diingat, dibuat dengan dasar singkatan atau mengambil sebagian
karakter dari item yang mewakili.
Kode Urut (sequentional code) disebut juga dengan kode seri (serial
code) merupakan kode yang nilai urut antara yang satu kode dengan kode
berikutnya.
Kode Blok (block code) mengklasifikasikan item kedalam kelompok blok
tertentu yang mencerminkan suatu klasifikasi tertent atas dasar
pemakaian maksimum yang diharapkan.
Kode Group (group code) merupakan kode yang berdasrkan field-field
dan tiap-tiap field kode mempunyai arti.
Kode Desimal (desimal code) mengklasifikasikan kode atas dasar 10 unit
angka desimal dimulai dari angka 0 sampai dengan angka 9 atau dari 00
sampai dengan angka 99 tergantung dari banyak kelompok.

Modul 5 : Desain Sistem Terinci Input Output, halaman :

68

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

EVALUASI
1. Jelaskan apa perbedaan antara perancanagan system secara mumum
dengan perancangan sistem secara rinci
2. Sebutkan desain apa saja yang harus dilakukan pada perancangan sistem
secara rinci selain desain input dan desain output
3. Sebutkan macam-macam laporan output baik yang berbentuk tabel maupun
grafik
4. Jelaskan apa yang disebut dengan caption, dan berikan contoh-contohnya
5. Sebutkan tipe dari kode, dan berikan contoh penggunaan kombinasi
beberapa tipe kode

DAFTAR PUSTAKA
Burch, J.G. , 1992, System, Analysis, Design, and Implementation, Boyd &
Fraser Publishing Company.
John G. Burch, Jr, Felix R. Strater, Gary Grudnistski, 1979, Information Systems
: Theory and Practice, Second Edition, John Wiley & Sons
Jogiyanto .HM,2002, Analisis dan desain Sistem Informasi :Pendekatan
Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis, Andi Offset, Yogyakarta.
Meilir Page-Jones, 1988, The Practical Guide to Structured Systems Design,
Second Edition, Yourdon Press, Prentice Hall
I.T. Hawryszkiewycz, 1991, Introduction Systems Analysis and Design, Second
Edition, Prentice Hall
Raymond McLeod, Jr, 1979, Management Information System : A Study of
Computer-Based Information Systems, Sixth Edition, Prenctice Hall

Modul 5 : Desain Sistem Terinci Input Output, halaman :

69

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

MODUL 6
DESAIN PROSES
MATERI
1. Flowchart sebagai alat desain proses
2. Jenis-jenis Flowchart
STANDAR KOMPETENSI
Memahami Konsep Flowchart dan Dapat Menggunakan Flowchart Secara Tepat
dan Benar
CAPAIAN PEMBELAJARAN
1. Mahasiswa mengetahui konsep dasar flowchart dan perbedaan dari tiap jenis
flowchart yang ada
2. Mahasiswa diharapkan dapat menggunakan masing-masing flowchart sesuai
dengan sistem yang sedang mereka kembangkan

1. Flowchart sebagai alat desain proses


Bagan alir (flowchart) adalah bagan (chart) yang menunjukkan alir (flow) di
dalam program atau prosedur sistem secara logika. Bagan alir digunakan
terutama untuk alat bantu desain proses. Pada waktu akan menggambar suatu
bagan alir, analis sistem atau pemrogam dapat mengikuti pedoman berikut :
Bagan alir sebaiknya digambar dari atas ke bawah dan mulai dari bagian kiri
dari suatu halaman.
Kegiatan di dalam bagan alir harus ditunjukkan dengan jelas.
Harus ditunjukkan dari mana kegiatan akan dimulai dan dimana akan
berakhirnya.
Masing-masing kegiatan di dalam bagan alir harus di dalam urutan yang
semestinya.
Kegiatan yang terpotong dan akan disambung di tempat lain harus
ditunjukkan dengan jelas menggunakan simbol penghubung.
Gunakanlah simbol-simbol bagan alir yang standar.

2. Jenis-jenis Flowchart
Ada lima macam bagan alir yang akan dibahas di jenis-jenis flowchart ini, yaitu
bagan alir sebagai berikut :
Bagan alir sistem (systems flowchart).
Bagan alir dokumen (document flowchart).
Bagan alir skematik (schematic flowchart).
Bagan alir program (program flowchart).
Bagan alir proses (process flowchart).

Modul 6 : Desain Proses, halaman :

70

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

Systems Flowchart
Bagan alir sistem (systems flowchart) merupakan bagan yang menunjukkan
arus pekerjaan secara keseluruhan dari sistem. Bagan ini menjelaskan uruturutan dari prosedur-prosedur yang ada di dalam sistem. Bagan alir sistem
menunjukkan apa yang dikerjakan di sistem. Bagan alir sistem digambar dengan
menggunakan simbol-simbol yang tampak sebagai berikut ini.
No

Simbol

Keterangan

Menunjukkan dokumen input dan output baik


untuk proses manual, mekanik atau komputer

Menunjukkan pekerjaan manual


File non komputer yang diarsip urut
berdasarkan angka (Numeric)

File non komputer yang diarsip urut


berdasarkan huruf (Alphabetic)
File non komputer yang diarsip urut
berdasarkan Tanggal (Currency)

Menunjukkan input/output yang menggunakan


kartu plong (punched card)

Menunjukkan kegiatan proses dari operasi


program komputer

Menunjukkan penyimpanan yang dilakukan di


dalam komputer

Menunjukkan proses pengurutan data di luar


proses komputer

Menunjukkan input/output menggunakan pita


magnetik

Modul 6 : Desain Proses, halaman :

71

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

Menunjukkan input/output menggunakan


harddisk

10

Menunjukkan input/output menggunakan


diskette

11

Menunjukkan input/output menggunakan drum


magnetik

12

Menunjukkan input/output menggunakan pita


kertas berlubang

13

Menunjukkan input yang menggunakan on line


keyboard

14

Menunjukkan output yang ditampilkan di


monitor

17

Menunjukkan arus dari proses

19

Menunjukkan penghubung ke halaman yang


sama atau halaman lain

20

Menunjukkan proses transmisi data melalui


Saluran komunikasi

21

22

Menunjukkan penjelasan dari suatu proses


menunjukkan penggunaan pita kontrol dlm
batch control utk pencocokan di roses batch
processing

Gambar berikut ini menunjukkan contoh bagan alir sistem untuk proses direct
processing.

Modul 6 : Desain Proses, halaman :

72

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

atau

Schematic Flowchart
Bagan alir skematik (schematic flowchart) merupakan bagan alir yang mirip
dengan bagan alir sistem, yaitu untuk menggambarkan prosedur di dalam
sistem. Perbedaannya adalah, bagan alir skematik selain menggunakan simbolsimbol bagan alir sistem, juga menggunakan gambar-gambar komputer dan
peralatan lainnya yang digunakan.

Modul 6 : Desain Proses, halaman :

73

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

Maksud penggunaan gambar-gambar ini adalah untuk memudahkan


komunikasi kepada orang yang kurang paham dengan simbol-simbol bagan alir.
Penggunaan gambar-gambar ini memudahkan untuk dipahami, tetapi sulit
dan lama menggambarnya.

Document Flowchart
Bagan alir dokumen (document flowchart) atau disebut juga bagan alir
formulir (form flowchart) atau paperwork flowchart merupakan bagan alir yang
menunjukkan arus dari laporan dan formulir termasuk tembusan-tembusannya.
Bagan alir dokumen ini menggunakan simbol-simbol yang sama dengan yang
digunakan di dalam bagan alir sistem.

Modul 6 : Desain Proses, halaman :

74

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

Program Flowchart
Bagan alir program (program flowchart) merupakan bagan yang menjelaskan
secara rinci langkah-langkah dari proses program. Bagan alir program dibuat dari
derivikasi bagan alir sistem. Bagan alir program dibuat dengan menggunakan
simbol-simbol sebagai berikut ini.
No

Simbol

Keterangan

digunakan sebagai penunjuk awal (start)


dan akhir (stop/end) dari sebuah proses

digunakan untuk mewakili aktifitas


masukan atau keluaran yang tidak ada
persyaratan bentuk komponennya

digunakan untuk menggambarkan sebuah


aktifitas yang harus dilakukan

digunakan untuk menunjukkan arah untuk


menunjuk arah tujuan proses berikutnya

digunakan untuk menunjukkan sambungan


dari bagan alir yang terputus di halaman
yang sama atau halaman lain

Digunakan untuk suatu penyeleksian


kondisi, atau pilihan, atau pengambilan
keputusan

Digunakan untuk menunjukkan suatu


operasi yang rinciannya ditubjukkan di
tempat lain, yaitu prosedur atau sub
proses

Digunakan untuk memberikan nilai awal


dari suatu variabek atau besaran

Bagan alir program dapat terdiri dari dua macam, yaitu bagan alir logika
program (program logic flowchart) dan bagan alir program komputer terinci
(detailed computer program flowchart). Bagan alir logika program digunakan
untuk menggambarkan tiap-tiap langkah di dalam program komputer secara
logika. Bagan alir logika program ini dipersiapkan oleh analis sistem. Gambar ber
ikut menunjukkan bagan alir untuk keluar rumah :

Modul 6 : Desain Proses, halaman :

75

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

Bagan alir program komputer terinci (detailed computer program flow-chart)


digunakan untuk menggambarkan instruksi-instruksi program komputer secara
terinci. Bagan alir ini dipersiapkan oleh pemrogram.
Berikut adalah contoh bagan alir program komputer terinci menghitung jumlah
dan total bilangan :

Modul 6 : Desain Proses, halaman :

76

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

Process Flowchart
Bagan alir proses (process flowchart) merupakan bagan alir yang banyak
digunakan di teknik industri. Bagan alir ini juga berguna bagi analis sistem untuk
menggambarkan proses dalam suatu prosedur.

Bagan alir proses selain dapat menunjukkan kegiatan dan simpanan yang
digunakan dalam suatu prosedur, dapat juga menunjukkan jarak kegiatan yang
satu dengan yang lainnya serta waktu yang diperlukan oleh suatu kegiatan.

Modul 6 : Desain Proses, halaman :

77

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

Bagan alir proses menggunakan lima buah simbol tersendiri, sebagai berikut :
No

Simbol

Keterangan

Operation, Menunjukkan suatu operasi

Movement, Menunjukkan suatu pemindahan

Storage, Menunjukkan suatu simpanan

Inspection, Menunjukkan suatu inspeksi

Delay, Menunjukkan seuatu penundaan

EVALUASI
1.
2.
3.
4.

Jelaskan definisi dan kegunaan dari flow chart


Jelaskan pedoman-pedoman dalam menggambar suatu flow chart
Sebutkan dan jelaskan kegunaan macam-macam flow chart
Buatkan penggambaran sistem penerimaan siswa baru di unit anda dengan
menggunakan 5 macam flow chart tersebut

DAFTAR PUSTAKA
Burch, J.G. , 1992, System, Analysis, Design, and Implementation, Boyd &
Fraser Publishing Company.
Jogiyanto, 1990, Analisis dan Disain Sistem Informasi, ANDI OFFSET
Yogyakarta.
John G. Burch, Jr, Felix R. Strater, Gary Grudnistski, 1979, Information Systems
: Theory and Practice, Second Edition, John Wiley & Sons
Meilir Page-Jones, 1988, The Practical Guide to Structured Systems Design,
Second Edition, Yourdon Press, Prentice Hall
I.T. Hawryszkiewycz, 1991, Introduction Systems Analysis and Design, Second
Edition, Prentice Hall
Raymond McLeod, Jr, 1979, Management Information System : A Study of
Computer-Based Information Systems, Sixth Edition, Prenctice Hall

Modul 6 : Desain Proses, halaman :

78

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

MODUL 7
DESAIN BASIS DATA
MATERI
1. Komponen dan Pembuatan Basis Data
2. Pemodelan data menggunakan ER Model
3. Normalisasi
STANDAR KOMPETENSI
Mengerti dan memahami Komponen dan pembuatan Basis Data serta
mampu merancang Pemodelan Data Menggunakan ER Model dengan kaidah
Normalisasi
CAPAIAN PEMBELAJARAN
1. Mahasiswa Mengerti dan memahami Komponen dan pembuatan Basis Data
2. Mahasiswa mampu merancang Pemodelan Data Menggunakan ER Model
dengan kaidah Normalisasi

1. Komponen dan Pembuatan Basis Data


Dalam pembuatan basis data, ada beberapa hal yang perlu dierhatikan,
diantaranya adalah :
Penentuan model basis data yang digunakan

Perancangan sampai pembuatan basis data di dalam suatu DBMS


yang sesuai dengan model basis data yang dipilih
Oleh karena itu perlu diketahui tentang model basis data serta langkahlangkah dalam perancangan basis data.

Komponen Basis Data


Hirarki basis data :

Entity atau Entitas


Entity atau entitas adalah obyek yang informasinya direkam
Contoh: mahasiswa, mata kuliah, obat, pegawai dan sebagainya.

Atribut atau Field


Atribut adalah keterangan yang dimiliki oleh Entity
Contoh: NIM, alamat, kode mata kuliah, kode obat, nomor induk karyawan
dan sebagainya

Data Value
Data Value adalah isi dari field/atribut
Contoh: 19621128198811001, Perumhana Politeknik 15, dan sebagainya

Record atau Tuple


Adalah Kumpulan dari data value yang menginformasikan entity secara
lengkap
Modul 7 : Desain Basis Data, halaman :

79

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

File
Kumpulan dari record-record yang sejenis tetapi berbeda data valuenya.

Database atau Basis data


Rangkaian file yang berelasi secara logik dan terintregasi, diorganisasi
dan dipelihara sehingga mampu menyajikan informasi yang dibutuhkan.

Database Management Sistem (DBMS)


Adalah Basis data bersama program pengelolanya.

Langkah-Langkah dalam Pembuatan Basis Data


Ada tiga tahap dalam pembuatan basis data yaitu :
Perancangan konseptual, yaitu pembuatan model basis data yang bersifat
konseptual berdasarkan kebutuhan sistem yang merupakan hasil dari proses
Requirement Collection and Analyst.
Perancangan logis, biasa disebut pemetaan model data. Yaitu pemetaan
model konseptual ke model fisik yang disesuaikan dengan spesifikasi DBMS
yang akan digunakan.
Perancangan fisik, yaitu implementasi basis data yang akan disimpan dalam
media penyimpanan.
Berikut ini adalah diagram yang menggambarkan urutan perancangan basis
data :

Kebutuhan Basis Data

Kebutuhan basis data tersebut, adalah kelompok-kelompok atribut yang


terdapat pada semua kamus data hasil perancangan yang sudah dilakukan pada
tahap sebelumnya, dengan syarat : atribut-atribut yang berulang atau duplikasi,
cukup diwakili oleh salah satu diantaranya.
Selanjunya adalah penggambaran masing-masing kelompok atribut tersebut
menjadi entitas-entintas yang saling di relasikan satu dengan yang lain, dalam
bentuk diagram konseptual, sebagai berikut :

Modul 7 : Desain Basis Data, halaman :

80

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

dari diagram konseptual, selanjutnya dapat diterjemahkan menjadi diagram


logis sebagai berikut :
PEMINJAMAN
NO_PEMINJAMAN
NO_ANGGOTA
TGL_PINJAM

<undefined>
text
<undefined>

NO_ANGGOTA = NO_ANGGOT A

ANGGOTA
NO_ANGGOTA
NAMA
ALAMAT
NO_TELP
NO_ID

text
<undefined>
<undefined>
<undefined>
<undefined>

KODE_BUKU = KODE_BUKU

NO_PEMINJAMAN = NO_PEMINJAMAN

DETIL_PEMINJAMAN_DAN_PENGEMBAL
KODE_BUKU
NO_PEMINJAMAN

<undefined>
<undefined>

BUKU
KODE_BUKU
JUDUL
PENERBIT

<undefined>
<undefined>
<undefined>

Perancangan logis merupakan kelanjutan dari perancangan konseptual. Pada


perancangan logis dilakukan pemetaan model konseptual ke bentuk model logis.

Modul 7 : Desain Basis Data, halaman :

81

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

Langkah-langkah dalam perancangan logis adalah :


Menentukan tipe data beserta ukurannya (disesuaikan dengan tipe data yang
ada di dalam DBMS)
Memberikan menentukan foreign key dari tabel yang berelasi beserta sifat dari
relasi antar tabel
Pada pemodelan logis, model basis data sudah harus disesuaikan dengan
spesifikasi DBMS yang nantinya digunakan. Model ini juga yang nantinya akan
diimplementasikan di dalam DBMS.
dari diagram logis, selanjutnya dapat diterjemahkan menjadi diagram fisik
sebagai berikut :

Perancangan fisik merupakan tahapan terakhir dalam pembuatan basis data.


Pada tahap ini dilakukan pembuatan komponen-komponen basis data (tabel,
atribut, domain, dan relasi) langsung di dalam DBMS.
Pembuatan komponen-komponen basis data di dalam DBMS dapat dilakukan
dengan dua cara, yaitu :

Membuat secara langsung menggunakan database manager yang


dimiliki oleh setiap DBMS

Membuat komponen-komponen basis data dengan menggunakan


perintah SQL
Terdapat dua kelompok pendekatan didalam mendefinisikan sistem, yaitu
yang menekankan pada prosedurnya dan yang menekankan pada komponen
atau elemennya.

Modul 7 : Desain Basis Data, halaman :

82

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

2. Pemodelan Data Dengan Menggunakan ER-Model


ER (Entity-Relationship) Model merupakan model data tingkat tinggi yang
populer untuk model data relasional. Model ini dengan sejumlah variasinya
sering digunakan dalam desain konseptual dari aplikasi basis data.

Model Data Konseptual Untuk Desain Basis Data


Fase-fase dalam desain basis data yang disederhanakan
sebagaimana gambar berikut :

tampak

Mini-World

Functional Requirement

FUNCTIONAL
ANALYSIS

High-Level Transaction
Specification
DBMSINDEPENDENT

REQUIREMENTS
COLLECTION AND
ANALYSIS
Database Requirements
CONCEPTUAL DESIGN

Conceptual Schema (In HighLevel Data Model)

LOGICAL DESIGN (DATA


MODEL MAPPING)

DBMSSPECIFIC
APPLICATION
PROGRAM DESIGN

TRANSACTION
IMPLEMENTATION

Application Programs

Logical (Conceptual) Schema


(in the data model of) a
specific DBMS

PHYSICAL DESIGN

Internal Schema
(for the same DBMS)

Dalam ER model , skema konseptual untuk suatu aplikasi basis data


ditunjukkan dengan menggunakan notasi-notasi grafis yang disebut ER
Diagram, sebagai berikut :

Modul 7 : Desain Basis Data, halaman :

83

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

Simbol

Arti
Entity
Weak Entity
Relationship

Identifying Relationship
Attribute
Key Attribute
Multivalued Attribute

.
Composite Attribute
Derived Attribute
R

E1

E1

(min,max)

R
R

(min,max)

E2

Total Participation of E2 in R

E2

Cardinality Ratio 1 : N For E1 :


E2 in R

Structural Constraint (min,max)


On Participation Of E in R

Untuk keperluan penjelasan konsep dan penggunaan ER model, digunakan


satu contoh basis data COMPANY yang di dalamnya mencatat :
Data pegawai (Employee)
Data departemen (Department)
Data proyek (Project)
Penjelasan dari sebagian data COMPANY yang diperoleh setelah fase
Requirement Collection and Analyst sebagaimana berikut :
COMPANY terdiri dari sejumlah departments. Setiap department mempunyai
satu nama yang unik, nomor yang umik, dan seorang pegawai (Employee)
yang bertindak sebagai manager dari department. Tanggal mulai bekerja dari
manager juga dicatat dalam basis data ( tanggal pengangkatan sebagai
manager ). Satu department dapat tersebar di sejumlah lokasi.
Modul 7 : Desain Basis Data, halaman :

84

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

Suatu department dapat mengendalikan sejumlah pryek. Setiap proyek


mempunyai satu nama yang unik, nomor yang unik, dan satu lokasi tertentu.
Data pegawai yang perlu dicatat berupa : nama, social security number,
address, salary, sex, dan birthdate.
Seorang pegawai ditempatkan di satu department, tetapi dapat bekerja di
sejumlah project yang tidak harus dikendalikan oleh department dimana
pegawai tersebut ditempatkan. Jumlah jam perminggunya dari pegawai yang
bekerja pada suatu project perlu dicatat. Juga perlu dicatat supervisor
langsung dari setiap pegawai.
Untuk tujuan/keperluan asuransi pegawai, maka perlu dicatat anggota
keluarga dari setiap pegawai. Data yang dicatat berupa : nama anggota
keluarga, sex birthdate dan hubungan keluarga (relationship).
Gambar berikut merupakan skema (ER diagram) dari aplikasi contoh diatas.

Penerapan ER Diagram Dalam Perancangan Konseptual


Ada beberapa langkah dalam perancangan konseptual, yaitu :
o Menyusun kamus data (data dictionary)
o Memilih primary key dari kamus data yang tersusun, dengan syarat unik
dan mewakili sebuah entity.
o Membentuk tabel-tabel entitas berdasarkan primary key yang terpilih.
o Menganalisa
relasi
yang
terjadi
antar
tabel
entitas
dan
menggambarkannya. Relasi yang terjadi bisa One to One, One to Many
atau Many to Many.

Modul 7 : Desain Basis Data, halaman :

85

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

o Menggambarkan hubungan antar entitas berdasarkan analisa relasi yang


didapat dan memasang kunci-kunci relasi dengan aturan:
Bila relasi One to One, foreign key ditaruh pada ke-2 tabel atau
dijadikan satu.
Bila relasi One to Many, foreign key ditaruh pada tabel yang Many.
Bila relasi Many to Many, maka dibuat tabel konektor yang berisi 2
foreign key dari kedua tabel yang Many. Kemudian kedua foreign key
tersebut menjadi primary key pada tabel konektor.
o Untuk memahami lebih mendalam tentang perancangan ER diagram,
amatilah berkas berikut ini, misalkan kartu peminjaman buku berikut
adalah salah satu dari nama sebuah arus data dalam sebuah diagram
DFD :
KARTU PEMINJAMAN BUKU
NIM
:
NAMA
:
Kd_buku

Judul

Pengarang

Tgl_pinjam

Tgl_kembali

Yaitu bahwa hasil Requirement Collection and Analyst :


Di perpustakan ini, ada beberapa buku dengan judul dan pengarang yang
sama, namun demikian masing-masing buku memiliki kode buku sendirisendiri. Seorang mahasiswa boleh meminjam buku lebih dari satu
Dan misalkan Struktur Kamus Datanya adalah sebagai berikut :
NIM
= nomor induk mahasiswa
Nama = nama mahasiswa
Kd_buku = kode buku
Judul = judul buku
Pengarang
= pengarang buku
Tgl_pinjam
= tanggal peminjaman
Tgl_kembali
= tanggal kembali buku yang dipinjam

Kemudian perlu ditentukan primary key : merupakan elemen record yang


dipakai untuk menemukan record tersebut pada waktu akses atau bisa
digunakan untuk identifikasi tiap record, Jenis-jenis kunci :
Superkey
Candidat key
Primary key
Alternate key
Foreign key
External key

Modul 7 : Desain Basis Data, halaman :

86

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

Superkey : kumpulan atribut dari suatu tabel yang dapat digunakan untuk
mengidentifikasi entity atau record dari tabel tersebut secara unik
Candidate key : superkey dengan jumlah atribut minimal. Candidat key ini
tidak boleh berisi atribut dari tabel yang lain
Candidate Key

ID_Cus
112233
112231
112241

Name
Tim
Kate
Tyson

NoOfPay
890
891
895

Amount
9000
8000
10000

Primary key :Salah satu atrribut dari candidat key dapat dipilih menjadi
primary key dengan 3 kriteria sbb :
Key tersebut lebih natural untuk dijadikan acuan
Key tersebut lebih sederhana
Key tersebut cukup unik
Alternate key :Setiap atribut dari candidate key yang tidak terpilih sebagai
primary key akan dinamakan alternate key. Pada contoh sebelumnya bila
untuk primary key dipilih ID_Cus maka alternate key nya adalah No.of Pay
Foreign key : merupakan sembarang atribut yang menunjuk kepada
primary key pada tabel lain.
Akan terjadi pada suatu relasi yang memiliki kardinalitas one to many atau
many to many
Primary Key

KODE

Foreign Key

MK

SKS KD-Dosen

TEL 100 Fisika


3
TEL 200 Isyarat
2
TEL 210 T.Kendali 2

D-101
D-109
D-101

Dari kamus data yang terbentuk, dapat ditentukan primary key adalah :
NIM merupakan primary key dari mahasiswa
Kd_buku merupakan primary key dari buku

Modul 7 : Desain Basis Data, halaman :

87

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

o Selanjutnya dapat dibuat tabel entitas beserta atribut dan primary key-nya
(field yang belum ada tabel entitasnya sementara diabaikan)

Mahasiswa

Buku

NIM

Kd_buku

Nama

Judul

Pengarang

..

..

Selanjutnya adalah menganalisa relasi antar tabel entitas


Hasil analisa: Seorang mahasiswa bisa meminjam banyak buku dan satu
buku dapat dipinjam oleh banyak mahasiswa.
Mahasiswa

pinjam

Buku

Dari ER Diagram diatas, dapat digambarkan hubungan antara entitas


dan menambahkan field yang mencirikan hubungannya :
Mahasiswa
NIM
Nama
Alamat
Tgl_lahir
Telepon

yang meminjam

Mahasiswa

Pinjam

Buku

NIM
Kd_buku
Tgl_pinjam
Tgl_kembali

Kd_buku
Judul
Pengarang
Penerbit
Thn_terbit

pinjam

yang dipinjam

Buku

Keterangan:
One to One
One to Many
Many to Many
Dari diagram tersebut, File Pinjam adalah tabel konektor, yang berisi
foreign key (NIM dan Kd_buku) serta berisi field-field yang mencirikan tabel
tersebut, yaitu Tgl_pinjam dan Tgl_kembali. Perhatikan area yang berada
dalam garis putus-putus. Area tersebut menggambarkan relasi yang terjadi
antar entitas, yang sebelumnya digambarkan dengan ER diagram.

Modul 7 : Desain Basis Data, halaman :

88

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

3. Normalisasi
Normalisasi merupakan teknik analisis data yang mengorganisasikan atributatribut data dengan cara mengelompokkan sehingga terbentuk entitas yang
non-redundant, stabil, dan fleksibel
Normalisasi dilakukan sebagai uji coba pada suatu relasi secara
berkelanjutan untuk menentukan apakah relasi itu sudah baik, yaitu dapat
dilakukan proses insert, update, delete, dan modifikasi pada satu atau beberapa
atribut tanpa mempengaruhi integritas data dalam relasi tersebut.
Pada proses normalisasi terhadap tabel pada database dapat dilakukan
dengan tiga tahap normalisasi antara lain :

Bentuk Normal ke Satu (1NF)


Syarat :
Tidak ada set atribut yang berulang atau bernilai ganda.
Telah ditentukannya primary key untuk tabel atau relasi.
Tiap atribut hanya memiliki satu pengertian.
Tiap atribut yang dapat memiiki banyak nilai sebenarnya menggambarkan
entitas atau relasi yang terpisah.

Bentuk Normal ke Dua (2NF)


Syarat :
Bentuk data telah memenuhi kriteria bentuk normal ke satu.
Atribut bukan kunci (non-key attribute) haruslah memiliki ketergantungan
fungsional sepenuhnya pada primary key

Bentuk Normal ke Tiga (3NF)


Syarat :
Bentuk data telah memenuhi kriteria bentuk normal ke dua.
Atribut bukan kunci (non-key attribute) tidak boleh memiliki
ketergantungan fungsional terhadap atribut bukan kunci lainnya. Seluruh
atribut bukan kunci pada suatu relasi hanya memiliki ketergantungan
fungsional terhadap primary key di relasi itu saja.

Contoh Normalisasi pada beberapa tingkatan.


Diberikan tabel Mahasiswa di bawah ini, akan dilakukan normalisasi sampai
bentuk normal ke tiga

Modul 7 : Desain Basis Data, halaman :

89

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

Perhatikan bahwa tabel di atas sudah dalam bentuk normal ke Satu (1NF).
Bentuk Normal 2 ( NF2 )

Belum memenuhi kriteria 3NF,


Karena atribut non-key Nilai dan
Bobot masih memiliki ketergantungan fungsional.

Bentuk Normal 3 NF3

EVALUASI
1. Sebutkan dan jelaskan semua komponen basis data.
2. Jelaskan keterkaitan diantara ER Diagram dengan basis data
3. Sebutkan Simbol dan fungsi yang digunakan dalam penggambaran ER
Diagram
4. Sebutkan apa yang dimaksud dengan Primary Key
5. Jelaskan keterkaitan antara Basis Data dengan Kamus Data
6. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Relasi dan berikan contoh-contoh
penggunaanya.
7. Buat sebuah contoh kasus normalisasi sampai dengan Normal 3 NF3

Modul 7 : Desain Basis Data, halaman :

90

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

DAFTAR PUSTAKA
Burch, J.G., System, 1992, Analysis, Design, and Implementation, Boyd & Fraser
Publishing Company.
Jogiyanto, 1990, Analisis dan Disain Sistem Informasi, ANDI OFFSET
Yogyakarta.
John G. Burch, Jr, Felix R. Strater, Gary Grudnistski, 1979, Information Systems
: Theory and Practice, Second Edition, John Wiley & Sons
Meilir Page-Jones, 1988, The Practical Guide to Structured Systems Design,
Second Edition, Yourdon Press, Prentice Hall
I.T. Hawryszkiewycz, 1991, Introduction Systems Analysis and Design, Second
Edition, Prentice Hall
Raymond McLeod, Jr, 1979, Management Information System : A Study of
Computer-Based Information Systems, Sixth Edition, Prenctice Hall

Modul 7 : Desain Basis Data, halaman :

91

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

MODUL 8
DESAIN PERANGKAT JARINGAN DAN PENGENDALIAN
MATERI
1. Perangkat
2. Jaringan
3. Pengendalian
STANDAR KOMPETENSI
Memahami konsep desain perangkat, jaringan, dan pengendalian serta
mampu menggunakannya dalam desain sistem secara rinci
CAPAIAN PEMBELAJARAN
1. Mahasiswa memahami desain perangkat, jaringan, dan pengendalian
2. Mahasiswa mampu menerapkan desain perangkat, jaringan,
pengendalian dalam desain sistem secara rinci

dan

1. Perangkat

Desain Perangkat
Rancangan perangkat dilakukan untuk mendukung kebutuhan pemakai, ada
2 yaitu : Real Time dan Batch.

o Real Time
Merupakan fungsi pengolahan dan waktu, Ada 2 jenis yaitu :
Keras : sistem akan gagal apabila melewati batas
contoh : kontrol pesawat terbang
Lunak : kinerja turun apabila melewati batas
contoh : pesanan tiket
Karakteristik
Orientasi Proses : kontinue
Ketersediaan file online : ada database online dan fasilitas query
Interval waktu yang sangat pendek
Pembaharuan secara konstan
Organisasi record untuk akses kilat
Model yang digunakan untuk perancangan proses ini adalah
DFD: Sifatnya statis dan digunakan untuk menentukan hasil dari
pemrosesan
UML: Sama dengan DFD tetapi untuk yang berorientasi obyek
STD: Sifatnya dinamis dan digunakan untuk menentukan kapan
pemrosesan dilakukan
Alat Spesifikasi Proses

Modul 8 : Desain Perangkat Jaringan dan Pengendalian, halaman

: 92

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

o Batch
Sifatnya periodik, contohnya pengolahan gaji, model yang digunakan untuk
perancangan proses ini adalah :
DFD : Sifatnya statis dan digunakan untuk menentukan hasil dari
pemrosesan
UML : Sama dengan DFD tetapi untuk yang berorientasi obyek
Alat Spesifikasi Proses

Arsitektur Komputer
Ada bermacam-macam arsitektur komputer, diantaranya adalah :
Mainframe
Minikomputer
Mikrokomputer
Perangkat Jaringan
Perangkat Mobile

Prosesor dapat bekerja berdiri sendiri dalam arsitektur berbasis induk (host).
Pada saat ini sebuah backbone jaringan akan mampu menyambungkan
beraneka ragam komputer dalam cara yang optimal.
Setelah perancang sistem mengembangkan rancangan arsitektur komputer
atau alternatif lainnya maka berikutnya disiapkan pengajuan permintaan untuk
proposal (request for proposals : RFP) ke sejumlah penjual.
Keputusan untuk memilih penjual dilakukan
Tingkat pertama dari evaluasi adalah meninjau proposal, evaluasi personil
penjual, mewawancarai pelanggan dari penjual, meninjau dokumentasi
penjual, menentukan prosedur pengujian, menaksir kondisi keuangan penjual
dan memberi penilaian atas prosedur sah dan bisnis penjual
Tingkat kedua dari evaluasi adalah menaksir arsitektur komputer penjual
berdasarkan pada kriteria kinerja umum
Tingkat evaluasi ketiga dan terakhir adalah menguji arsitektur komputer
dibawah kondisi mendekati sebenarnya. Uji ini disebut benchmark.

Modul 8 : Desain Perangkat Jaringan dan Pengendalian, halaman

: 93

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

Outsourcing adalah cara lain untuk memperoleh arsitektur komputer dengan


mentransfer beberapa atau seluruh sumberdaya komputer dan telekomunikasi,
hal tersebut biasanya akan lebih sering dipilih karena ada keuntungan dari sisi
penanganan dan pemeliharaan yang tidak harus dilakukan secara Insourcing,
karena telah mendapatkan pelayanan sebagai sebuah pembayaran ke bisnis
eksternal.

2. JARINGAN
Perancangan jaringan dimulai dengan sebuah model seluas bidang usaha
sebagai pola atau petunjuk umum untuk merancang sebuah jaringan bidang
usaha. Kemudian bidang usaha tersebut disegmentasi secara logis. Sebuah
local area network (LAN) yang tepat dirancang untuk setiap segmen. Apabila
model seluas bidang usaha membutuhkan internetworking, LAN untuk tiap
segmen harus diinterkoneksi menggunakan bridge atau gateway.

Elemen jaringan
Elemen jaringan adalah elemen yang digunakan membangun jaringan, yang
diantaranya adalah :
Media transmisi
Media transmisi membawa sinyal analog atau digital.
Sinyal transmisi
Mode transmisi
Mode transmisi dari sinyal adalah simplex, half-duplex atau full-duplex.
Topologi jaringan
Topologi jaringan yang dapat digunakan adalah star, bus atau ring.
Kartu antar muka jaringan (network interface cards : NICs)
Kartu antar muka jaringan (NIC) membawa sirkuit-sirkuit elektronik yang
menyambungkan sebuah komputer ke sebuah jaringan.
Server jaringan
Server jaringan, biasanya server file dan print, mengkoordinasikan dan
mengelola akses ke database dan printer.
Modem
Modem memungkinkan perangkat digital untuk berkomunikasi dengan
perangkat analog dan sebaliknya.
Multiplexer
Memungkinkan penggunaan bersama jalur biasa berkecepatan tinggi
Sistem operasi jaringan
Perangkat lunak pengelola jaringan dan menyediakan fungsionalitasnya.
Protokol
Memungkinkan jaringan dan perangkat yang berlainan saling berkomunikasi
Prosesor front-end (FEP)
Mengeluarkan semua tugas-tugas jaringan dari komputer utama sehingga
dapat mendukung kekuatan pengolahan untuk aplikasi-aplikasi pemakai.

Modul 8 : Desain Perangkat Jaringan dan Pengendalian, halaman

: 94

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

Tipe Kabel Transmisi


Media transmisi kabel membawa sinyal melalui bahan dari logam, kaca atau
plastik.
Media kabel antara lain :
Kabel twisted-pair
Kabel tembaga untuk telepon tradisional. Merupakan media transmisi yang
sangat baik dan relatif murah untuk berbagai aplikasi jaringan.
Kabel koaksial
Mendukung bandwith yang besar danmemungkinkan tingkat kecepatan data
yang tinggi.
Fiber-optik
Terbuat dari sebuah inti kaca dengan pakaian kaca atau plastik dibungkus
jaket plastik. Mendukung bandwith yang besar dengan kemampuan
memancarkan data pada kecepatan yang sangat tinggi. Fiber-optik
membawa sinar cahaya sehingga terbebas dari interfensi elektromagnetik.

Perancangan LAN
LAN atau Jaringan Area Lokal (Local Area Network) berfungsi untuk
menginterkoneksikan beraneka-ragam node menggunakan media transmisi
umum dalam daerah jangkauan mulai dari dari 5 sampai 10 mil, dan sering kali
kurang dari itu.
Biasanya LAN melayani sebuah departemen dalam perusahaan.

Dua LAN komersial yang menonjol adalah token ring dari IBM dan ethernet
dari DEC. Token ring menggunakan skema pen-sinyalan data dimana sebuah
paket data khusus yang disebut token, dilewatkan dari node satu ke node lainnya
sepanjang ring media transmisi.

Modul 8 : Desain Perangkat Jaringan dan Pengendalian, halaman

: 95

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

Pada saat sebuah node ingin mentransmit, ia menguasai token, mentransmit


data lalu membebaskan token setelah data mengelilingi ring secara penuh.
Sedangkan Ethernet berbasis pada topologi bus.
Seluruh node jaringan pada bus "mendengarkan" ke semua transmisi, memilih
satu sebagai jawaban atas identifikasi alamat.
Standar untuk merancang sebuah backbone media transmisi berbasis
gedung adalah premises distribution system, yang dikuasai oleh AT&T.
Subsistem perkabelan (wiring) utamanya adalah backbone vertikal, backbone
horizontal dan backbone campus.
Sedangkan Wireless LAN adalah bentuk khusus dari LAN. LAN menggunakan
teknologi tanpa kabel yang dipasang dalam kasus dimana penggunaan kabel
akan mengakibatkan persoalan.
Layanan Perancangan WAN (Wide Area Network)
o Tiga layanan yang ditawarkan perusahan telpon untuk membangun Wide
Area Network adalah :
T-span (T-carries)
Adalah time-division-multiplexed digital transmission lines.
X.25 packet-switching
Protokol standar untuk packet switch network
Integrated services digital network (ISDN)
Layanan yang memungkinkan pemakai mentransmit dan menerima
variasi yang luas dari lalu lintas informasi dalam bentuk digital.
o Media Transmisi Gelombang Udara untuk Merancang WAN
Gelombang mikro dan satelit dapat diterapkan secara khusus untuk
merancang WAN.

Radio gelombang mikro membawa sejumlah besar lalu lintas suara dan
data, dan dapat diterapkan terutama pada perusahaan yang tidak mempunyai
hak-atas-jalan (right-offway) untuk memasang media transmisi terestrial.

Modul 8 : Desain Perangkat Jaringan dan Pengendalian, halaman

: 96

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

Satelit menyediakan perangkat transmisi yang sangat baik untuk


menjangkau jarak yang jauh dan meng-interkoneksi LAN dengan WAN. Very
small aperture terminal (VSAT) adalah piringan kecil dan portable yang
menyediakan akses kepada daerah-daerah jarak jauh yang tidak dilayani
telepon. VSAT dapat bertindak sebagai jaringan cadangan atau sebagai
sebuah alternatif dari pelayanan transmisi telepon.

Modul 8 : Desain Perangkat Jaringan dan Pengendalian, halaman

: 97

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

3. Pengendalian
Merancang dan memelihara sebuah sistem pengendalian (control) yang akan
melindungi sistem informasi dari berbagai ancaman, diantaranya :
Kesalahan manusia akibat perbuatan dan kelalaian serta kurangnya pelatihan
Perangkat lunak yang bersifat merusak dan menipu
Penyadapan dan penghapusan output oleh orang yang tidak berwenang
Perubahan atau kehilangan database
Kegagalan yang disebabkan oleh rancangan lingkungan yang buruk,
kebakaran dll.
Pengaksesan yang tidak sah
Pengendalian untuk mencegah kerugian yang disebabkan akibat ancaman
dikategarikan sebagai berikut :
Pengendalian pencegahan (Preventive Controls)
Mencegah terjadinya ancaman
Pengendalian pendeteksian (Detective Controls)
Melihat ancaman sehingga mengurangi atau menghilangkan kegiatan yang
mengekspos ancaman
Pengendalian pengoreksian (Corrective Controls)
Memulihkan sistem dari peristiwa ancaman

Pengendalian input
Pengendalian Keterpaduan Data Yang Dimasukkan ke Sistem Komponen
input betanggung jawab untuk membawa data ke sistem sehingga input harus
dikendalikan untuk menjamin keautentikan, keakuratan dan kelengkapan
informasi. Pengendalian input terdiri dari :
o Pengendalian kode (code controls)
Digunakan unutk memeriksa kesalahan kode.
Ada beberapa tipe kesalahan kode, yaitu
Penambahan (addition)
Karakter ekstra ditambahkan
Contoh : 14351 dikode sebagai 143519
Pemotongan (truncation)
Sebuah karakter dilupakan
Contoh : 14351 dikode sebagai 1435
Penyalinan (transcription)
Karakter salah direkam
Contoh : 14351 dikode sebagai 64351
Transposisi tunggal (single transposition)
Karakter berdampingan ditulis terbalik
Contoh : 14351 dikode sebagai 41351
Transposisi ganda (double transposition)
Karakter dipisahkan oleh lebih dari 1 karakter ditulis terbalik
Contoh : 14351 dikode sebagai 15341

Modul 8 : Desain Perangkat Jaringan dan Pengendalian, halaman

: 98

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

Sebuah kendali yang digunakan untuk menjaga kesalahan tipe ini adalah cek
digit redundansi yang ditambahkan ke sebuah kode sehingga keakuratan dari
karakter lain dalam kode tersebut dapat diperiksa.
o Pengendalian validasi input (input validation controls)
Mengenali kesalahan data sebelum diolah. Pengendalian ini dilakukan pada 3
tingkat, yaitu
Cek field
Tiap field diperiksa oleh program untuk menjamin bahwa field tersebut
berisi data yang tepat, rancangan cek field antara lain :
- Kehilangan data atau kosong
- Rentang (interval)
- Cek digit
- Ukuran
Cek record
Rancangan cek record antara lain
- Kelayakan
- Tanda
- Ukuran
- Urutan
Cek file
- Label eksternal
- Label judul internal
- Label trailer internal
o Pengendalian indentifikasi input (input identification contols)
Membuat tabel identifikasi (validasi) dan membandingkan tiap transaksi
dengan entri-entri autentik dalam tabel identifikasi.
o Pengendalian batch (batch controls)
o Pengendalian kesalahan melalui audit trail
o Koreksi kesalahan data

Pengendalian Perangkat Lunak


Penjagaan Terhadap Perangkat Lunak Yang Tidak Dapat Diandalkan, yang
merusak dan menipu (destructive dan fraundulent software) berisi :
o Salami Technique
Manipulasi program dengan cara pembulatan ke bawah
o Trojan Horse
Kumpulan program yang kadang-kadang melakukan fungsi-fungsi yang tidak
sah
o Logic Bomb
Melakukan sesuatu yang merusak atau menipu baik sengaja atau tidak
o Worm
Program yang mereplika dan menyebar tetapi tidak membutuhkan sebuah
host atau tidak perlu melekatkan dirinya ke suatu program
o Virus
Sebuah segmen berkode program yang mereplika

Modul 8 : Desain Perangkat Jaringan dan Pengendalian, halaman

: 99

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

o
o

Pengendalian Output
Pengendalian Keutuhan dari Output Sistem
Pengendalian output sistem real time untuk melindungi keutuhan data
Tujuan pengendalian output sistem real time (real-time system output
controls)
Mencegah agar transmisi output dari sistem ke pemakai tidak ditangkap
oleh orang yang tidak berwenang
Mencegah output yang ditampilkan di terminal tidak terlihat secara tidak
sah
Mencegah pemindahan output dari terminal yang mempunyai perangkat
penyimpanan berpindah
Pengendalian telekomunikasi
Untuk mengurangi kemungkinan penangkapan informasi oleh orang tidak
berwenang dapat digunakan teknik encryption (cryptosystems) yaitu teknik
pengacakan data, Cryptosystem ada 2 kategori yaitu :
Single-key Data Encrytion Standard (DES) Cryptosystem
Kunci rahasia diketahui oleh pengirim dan penerima
B. Double-key Public Key Cryptosystem
Menggunakan 2 kunci yang berbeda tetapi berkomplemen secara
matematis, satu untuk encryption dan yang lain untuk descryption
Pengendalian terminal
Informasi yang ditampilkan pada terminal secara tidak sah dapat dikendalikan
dengan cara :
Menempatkan tiap terminal atau workstation pada ruangan terpisah
dengan pengendalian akases yang ketat
Menggunakan penutup terminal
Menampilkan informasi pada intensitas rendah
Menghitamkan layar secara otomatis setelah beberapa waktu tidak
digunakan
Menempatkan terminal sedemikian rupa sehingga pemakai duduk dengan
punggung menghadap dinding
Pengendalian floppy disk
Workstation tanpa disk (diskless workstation)
Pengendalian output sistem batch untuk melindungi keutuhan data
Pengendalian dokumen
Dilakukan dengan cara pemberian nomor pada setiap dokumen,
menggunakan prosedur perwalian ganda atau tanda tangan ganda yang
mengharuskan 2 pemakai berwenang secara bersama-sama untuk
mengambil dan menandatangani dokumen tersebut
Pengendalian pemuatan
File batch disimpan di lokasi yang aman di bawah kendali seorang
pustakawan
Pengendalian pengolahan
Yang melakukan pengolahan adalah versi program yang benar tanpa
campur tangan yang tidak dapat dipertanggung jawabkan.

Modul 8 : Desain Perangkat Jaringan dan Pengendalian, halaman

:100

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

Akses terhadap fasilitas komputer dibatasi hanya bagi personil yang


berwenang saja. Console log harus dalam bentuk cetakan bersambung
karena merupakan pertanggung jawaban perjalanan pesan yang
dihasilkan komputer dan semua instruksi serta entri yang dibuat oleh
operasi komputer pada saat pengolahan tertentu berjalan
Pengendalian spooling dan file printer
Pengendalian pencetakan output
Pengendalian peninjauan
Bagian pengendalian melakukan pemeriksaan menyeluruh pada laporan
tercetak
Pengendalian decollating dan bursting
Untuk menghilangkan kesempatan membuat salinan atau menghapus
halaman laporan maka semua laporan harus diangkut langsung ke dan
dari fasilitas decollating (memisahkan salinan kertas bersambung yang
dicetak rangkap) dan bersting (pemutusan kertas bersambung sehingga
menjadi lembar tumpukan)
Pengendalian distribusi
Laporan diantar langsung ke pemakai akhir atau ditempatkan pada loker
dan hanya diambil oleh pemakai yang mempunyai loker yang sesuai
Pengendalian penyimpanan dan penahan
Untuk output tertentu ditetapkan sebuah tanggal penahanan (retention
date) yaitu jangka waktu penyimpanan
Pengendalian perusakan
Laporan yang tidak berguna harus dihancurkan

Melindungi Database
o Model keamanan DB2
Pemberian hak atau wewenang dengan cara implisit (pada saat
pembentukan sebuah obyek) ataupun eksplisit (pemberian dan pencabutan
hak dengan perintah GRANT & REVOKE)
o Pengendalian konkuren (concurrency controls)
Untuk mengatasi masalah konkurensi (2 atau lebih pemakai mengakses data
yang sama secara bersamaan) pada database relasional yang baik sudah
tersedia fasilitas pengunci otomatis, pendeteksi konflik dan keistimewaan
resolusi.
o Teknik encryption
o Perencanaan pencadangan dan pemulihan database
Untuk sistem batch digunakan three files buck-up dan recovery plan atau
GRANTFATHER - FATHER SON recovery plan yaitu penggunaan 3 buah
file induk yang paling baru (sebagai SON) ditempatkan dalam lokasi, file ke 2
(sebagai FATHER) di ruang penyimpanan dan file ke 3 (sebagai
GRANDFATHER) disimpan di tempat aman di luar lokasi.
Untuk sistem real time selalu terdapat pertukaran antara frekuensi dumping
(mentransfer isi memori ke printer atau berkas penyimpanan, penyalinan) dan
logging (mempertanggung jawabkan dan menyalin tiap transaksi yang
memperbaharui file)

Modul 8 : Desain Perangkat Jaringan dan Pengendalian, halaman

:101

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

o Pencadangan di luar lokasi


Ada 2 metode :
Remote secure storage facility (fasilitas penyimpanan aman jarak jauh)
Disediakan lokasi tertentu yang aman sebagai tempat penyimpanan
dokumen, database atau program
Televaulting (transmisi data elektronik) lokasi backup
Alat angkut data penting ke lokasi backup secara elektronik
o Pencadangan di dalam lokasi
Disk mirroring menulis data pada 2 server secara terpisah dan simultan
Melindungi Teknologi Perangkat Keras
o Pengendalian pusat data mainframe
Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan untuk membuat pusat data
mainframe yang aman yaitu :
Lokasi fisik
Konstruksi
Filtrasi
Pendingin udara
Air pendukung
Perlindungan terhadap pemancaran
o Pengendalian Personal Komputer
Beberapa pengendalian mainframe dapat diterapkan ke PC dan sebaliknya.
Faktor berikut menekankan pengendalian, khususnya yang dapat diterapkan
pada PC
Pengendalian Lingkungan
Pengendalian Fisik
Pengendalian Database

Pemulihan
Membuat sebuah Rencana Pemulihan dari Bencana (Disaster Recovery
Planning)
Perencanaan pemulihan dari bencana membantu memastikan bahwa
keputusan yang tepat telah dibuat dan perushaan dapat bertahan hidup.
Komponen :
o Rencana Pencegahan (Preventive Plan)
Dirancang pada saat sistem dibangun atau pengendalian dipasang pada
sebuah sistem lama
o Rencana Persaingan (Contention Plan)
Dari rencana pencegahan dikembangkan untuk menentukan bagaimana
bereaksi dan tetap berjalan pada saat terjadi bencana
o Rencana Ketidaktentuan (Contingency Plan)
Menggambarkan bagaimana perusahaan akan beroperasi dan mengadakan
bisnis pada saat usaha-usaha pemulihan dilakukan.
Rencana tersebut berupa prosedur alternatif dan darurat. Langkah-langkah :
Mengenali fungsi-fungsi kritikal
Memilih Option-option kontingensi
Modul 8 : Desain Perangkat Jaringan dan Pengendalian, halaman

:102

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

o Rencana Pemulihan (Recovery Plan)


Terdiri dari prosedur untuk memulihkan sistem agar dapat beroperasi penuh
Mengendalikan Akses Data : Berdasarkan pada apa yang diketahui
pemakai, apa yang dimiliki pemakai dan siapa pemakainnya.
Memperbolehkan pengaksesan berdasarkan pada apa yang diketahui
pemakai : Password
Memperbolehkan pengaksesan berdasarkan pada apa yang dimiliki
pemakai : Smart Card
Memperbolehkan akses berdasarkan pada sifat psikologis dan tingkah
laku pemakai
Pengendalian biometric, sifat-sifat psikologis : geometris tangan, sidik jari,
tanda tangan, retina, berat badan.

EVALUASI
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Real Time dan Batch dalam Desain
Proses
2. Sebutkan apa saja peran arsitektur komputer dalam mendukung proses
3. Sebutkan tentang tipe kabel tranmisi yang ada, dan jelaskan masing-masing
kelebihan dan kekurangannya
4. Apa yang dimaksud dengan WAN, dan apa bedanya dengan LAN
5. Sebutkan macam-macam ancaman terhadap sistem informasi, dan jelaskan
bagaimana cara mengendalikannya
6. Jelaskan apa yang dimaksud dengan pengendalian input output
7. Sebutkan apa saja yang dapat dilakukan untuk melindungi database dan
perangkat kerasnya, serta pemulihanya bila terjadi bencana

DAFTAR PUSTAKA
Burch, J.G., System, 1992, Analysis, Design, and Implementation, Boyd & Fraser
Publishing Company.
Jogiyanto, 1990, Analisis dan Disain Sistem Informasi, ANDI OFFSET
Yogyakarta.
John G. Burch, Jr, Felix R. Strater, Gary Grudnistski, 1979, Information Systems
: Theory and Practice, Second Edition, John Wiley & Sons
Meilir Page-Jones, 1988, The Practical Guide to Structured Systems Design,
Second Edition, Yourdon Press, Prentice Hall
I.T. Hawryszkiewycz, 1991, Introduction Systems Analysis and Design, Second
Edition, Prentice Hall
Raymond McLeod, Jr, 1979, Management Information System : A Study of
Computer-Based Information Systems, Sixth Edition, Prenctice Hall

Modul 8 : Desain Perangkat Jaringan dan Pengendalian, halaman

:103

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

MODUL 9
PERANCANGAN BERORIENTASI OBYEK
MATERI
1. Perkembangan metode Object Oriented Analysis and Design (OOAD)
2. Konsep OOAD
3. Object Management Group (OMG)
4. Pengantar Unified Modeling Language (UML)
STANDAR KOMPETENASI
Mengetahui Perkembangan dan konsep OOAD dan OMG serta mengerti
tentang konsep dasar UML
CAPAIAN PEMBELAJARAN
1. Mahasiswa mengetahui Perkembangan metode Object Oriented Analysis and
Design (OOAD)
2. Mahasiswa mengetahui Konsep OOAD
3. Mahasiswa mengetahui Konsep Object Management Group (OMG)
4. Mahasiswa mengerti Konsep dasar Unified Modeling Language (UML)

1. Perkembangan metode Object Oriented Analysis and


Design (OOAD)
PERKEMBANGAN BAHASA PEMROGRAMAN
Fortran

LISP

Algol

1960

Cobol
PL/ 1

simula

1970
Smalltalk-72

Prolog

Smalltalk-74
Pascal

Smalltalk-76

Smalltalk-78
Smalltalk-80

Loops

1980
Objective C
Ada

CLOS

C++

Object Pascal
Eiffel

1990
Ada 9

Object Cobol
Java

Modul 9 : Perancangan Berorientasi Obyek, halaman :

:104

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

Konsep obyek telah dikenal sejak lebih dari tiga puluh tahun yang lalu.
Diawali dengan penggunaan pemrograman berorientasi obyek (OOP), lalu
berkembang menjadi konsep perancangan berorientasi obyek (OOD) dan
selanjutnya metode analisis dan perancangan berorientasi obyek (OOAD) di
tahun 1990.
Di awal tahun 1990, metode OO yang dikenalkan oleh Grady Booch dan
James Rumbaugh menjadi amat populer,
Rumbaugh menekankan
pengembangan berorientasi obyek berdasarkan pendekatan terstruktur,
sementara Booch menerapkan metode obyek pada bidang teknik dan bisnis.
Selanjutnya pada tahun 1995 muncul gagasan Booch dan Rumbaugh untuk
menggabungkan metode mereka dengan membakukan notasi simbol yang
digunakan dalam menggambarkan komponen sebuah aplikasi dan selanjutnya
disebut Unified Method (UM).
Kemudian
Ivar
Jacobson
bergabung
bersama
mereka
untuk
menyempurnakan metode obyek ini, dengan menyusun konsep Use-Case.
Munculnya metode yang dibuat oleh Booch, Rumbaugh dan Jacobson
(ketiganya sering disebut pendekar metode obyek) selanjutnya lebih dikenal
sebagai bahasa Unified Modeling Language (UML ver 0.9). Penggunaan UML
semakin populer, dan pada tahun 1997 UML ver 1.0 dibawa ke dalam
konferensi organisasi pemakai obyek (Object Management Group OMG) yang
akhirnya menyepakati untuk dijadikan sebagai standar metode pengembangan
sistem dengan munculnya UML versi 1.1
PERKEMBANGAN METODE OBJECT ORIENTED
Ada/Booch

OOSA
Shlaer-Melor

1990

Booch91

RDD

Booch

Wirfs-Brock

OOSE
Jacobson

OMT
Rumbaugh et. al

OOSE94

Booch93
OMT94

OBA

OOA

Gibson/Goldb

Coad/Yourdon

FUSION

OODA

Coleman

Martin/Odell

1995
Harel

State
charts

UM0.8

UML 0.9
Amigos

1997

UML1.0
Amigos

SOMA

MOSES

GRaham

Henderson-Sellers

Team Fusion

OPENM/OML

Colemanet. al

Open-Group

RD
Shlaer-Mellor

UML 1.1

UML mendefinisikan notasi-notasi tunggal dan semantiknya bersama-sama


di dalam sebuah meta-model, yaitu kumpulan berbagai notasi-simbol UML, yang
secara bersama digunakan untuk pengembangan suatu aplikasi yang lengkap.
UML adalah bahasa pemodelan yang dapat dikembangkan lebih lanjut ke dalam
satu bahasa program dengan menggunakan code-generator, sehingga
berpeluang untuk menjadi dasar pengembangan suatu Case tools
pengembangan sistem.
Modul 9 : Perancangan Berorientasi Obyek, halaman :

:105

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

Sebagai catatan, sebenarnya di luar bahasa UML yang telah disepakati


tersebut, berkembang pula metode lainnya misalnya metode yang
dikembangkan oleh Harel (disebut state diagram), selain itu juga metode yang
dikembangkan oleh Shlaer&Mellor (OO Analysis/Design) , selain yang
dikembangkan oleh Colleman berdasarkan ide-ide Wirfs Brock yaitu Open
Modeling Language (OPEN/OML) yang merupakan pesaing OOAD, dengan
membuat Konsorsium Open didukung oleh Brian Henderson-Seller, Ian Graham
dan Donald Firesmith. Kriteria memilih metode berorientasi obyek adalah :
Pertama, metode tersebut harus cocok untuk requirement aplikasi termasuk
didalamnya tahapan dalam life cycle system, dan cocok dengan bahasa
pemrograman yang dipakai.
Kedua, pengalaman developer (programmer, desainer system analist)
mempengaruhi seberapa bagus mereka menggunakan metode yang dipilih
Ketiga, apakah metode mendukung fitur pengembangan sistem lainnya,
misalnya tools untuk membuat model
Keempat, metode harus mudah digunakan dan mudah dimengerti
Sebagai ilustrasi, dapat dijelaskan, metode Rumbaugh OMT berdasarkan
analisis terstruktur dan pemodelan entity-relationship. Tahapan utama dalam
metodologi ini adalah analisis, desain sistem dan desain obyek serta
implementasi. Keunggulan metode ini adalah dalam notasi yang mendukung
semua konsep OO
Selanjutnya metode Shlaer&Mellor (OOA/D) menggunakan teknik pemodelan
informasi tradisional untuk menjelaskan entitas dalam sistem, menggunakan
state diagram untuk memodelkan keadaan (state) entitas, menggunakan dataflow diagram untuk memodelkan alur data dalam sebuah sistem. Metode ini
menghasilkan tiga jenis model, yaitu information model, state model dan proses
model. Keunggulan metode ini adalah dalam memandang masalah dari sudut
pandang yang berbeda, mudah dikonversi dari model struktural.
Sedangkan metode Booch, dikenal sebagai metode desain OO. Metode ini
menjadikan proses analisis dan desain ke dalam empat tahapan tahapan
iterative (berulang), yaitu identifikasi kelas-kelas dan obyek-obyek, identifikasi
semantic dan hubungan obyek dan kelas tersebut, rincian interface dan
implementasinya. Metode ini sangat detail dan kaya dengan notasi dan elemen
gabungan dari metode lain..
Sejak standarisasi metodologi, OMG telah mengeluarkan Request for
Proposal (RFP) pada Juni 1996 untuk mendorong perusahaan-perusahaan
sistem informasi, developer software dan para system computer user agar
membuat sebuah RFP bersama sebagai respon. Satu perusahaan software,
Rational Software telah membentuk konsorsium dengan berbagai organisasi
untuk meresmikan pemakaian UML sebagai standar dalam OOAD.
Kontribusi untuk UML telah dihasilkan dari perusahaan-perusahaan besar
yang mendukungnya, diantaranya : Digital Equipment Corp (DEC), HawletPackard (HP), i-Logic, IntellCorp, IBM, ICON Computing, MCI Systemhouse,
Microsoft, Oracle, Rational Software, Texas Instrument (TI), Unysis Paltinum
Technology, PTech, Taskon&Reich Technologies, dan Softeam.

Modul 9 : Perancangan Berorientasi Obyek, halaman :

:106

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

2. Konsep OOAD
OOAD mencakup analisis dan desain sebuah sistem dengan pendekatan
obyek.
Analisis berorientasi obyek (OOA) adalah metode analisis yang memeriksa
requirement (syarat/ keperluan yang harus dipenuhi sebuah sistem) dari sudut
pandang kelas-kelas dan obyek-obyek yang ditemui dalam ruang lingkup
perusahaan.
Sedangkan desain berorientasi obyek (OOD) adalah metode untuk
mengarahkan arsitektur software yang didasarkan pada manipulasi obyek-obyek
sistem atau subsistem

Obyek (object)
Obyek adalah benda secara fisik dan konseptual yang ada di sekitar kita.
Beberapa contoh obyek, misalnya hardware, software, dokumen, manusia,
konsep, dan lainnya.
Untuk kepentingan pemodelan, misalnya seorang eksekutif akan melihat
karyawan, gedung, divisi, dokumen, keuntungan perusahaan sebagai sebuah
obyek. Sedangkan seorang teknisi mobil, akan melihat ban, pintu, mesin,
kecepatan tertentu dan banyaknya bahan bakar sebagai sebuah obyek. Contoh
lainnya adalah seorang software engineer akan memandang tumpukan, antrian
instruksi, window, check box sebagai sebuah obyek. Sebuah obyek mempunyai
keadaan sesaat yang disebut state.
State dari sebuah obyek adalah kondisi dari obyek itu atau himpunan
keadaan yang menggambarkan obyek tersebut. Sebagai contoh, state dari
rekening tabungan, dapat memuat saldo yang berjalan, state dari sebuah jam
adalah catatan saat itu; sedangkan state dari sebuah bohlam lampu adalah
suatu keadaan nyala atau mati. State dinyatakan dengan nilai dari atribut
obyeknya.
Atribut adalah nilai internal suatu obyek yang mencerminkan antara lain
karakteristik obyek, kondisi sesaat, koneksi dengan obyek lain dan identitas.
Perubahan state dicerminkan oleh perilaku (behaviour) obyek tersebut.
Behaviour atau perilaku sebuah obyek mendefinisikan bagaimana sebuah
obyek bertindak(beraksi) dan memberi reaksi. Behaviour ditentukan oleh
himpunan semua atau beberapa operasi yang dapat dilakukan oleh obyek itu
sendiri. Behaviour dari sebuah obyek dicerminkan oleh interface, service dan
method dari obyek tersebut.
Interface adalah pintu untuk mengakses service dari obyek.
Service adalah fungsi yang dapat dikerjakan oleh sebuah obyek.
Method adalah mekanisme internal obyek yang mencerminkan perilaku
(behaviour) obyek tersebut.

Kelas (Class)
Class adalah definisi umum (pola, template, atau cetak biru) dari himpunan
obyek yang sejenis. Kelas menetapkan spesifikasi perilaku (behaviour) dan

Modul 9 : Perancangan Berorientasi Obyek, halaman :

:107

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

atribut-atribut dari obyek tersebut. Class adalah abstraksi dari entitas dalam
dunia nyata. Sedangkan obyek adalah contoh (instances) dari sebuah kelas.
Misalnya, atribut dari kelas binatang adalah berkaki empat dan mempunyai
ekor. Perilakunya adalah makan dan tidur. Sedangkan contoh (instance) untuk
kelas binatang ini adalah kucing, gajah, dan kuda.

Kotak Hitam (Black Boxes)


Sebuah obyek adalah kotak hitam (black-boxes). Konsep ini menjadi dasar
untuk implementasi obyek.
Dalam operasi OO, hanya para developer
(programmer, desainer, analist) yang dapat memahami detail dari proses-proses
yang ada didalam kotak hitam tersebut, sedangkan para pemakai (user) tidak
perlu mengetahui apa yang dilakukan, tetapi yang penting mereka dapat
menggunakan obyek untuk memproses kebutuhan mereka.
o Encapsulation, proses menyembunyikan detail implementasi sebuah obyek.
Satu-satunya jalan untuk mengakses data obyek tersebut adalah melalui
interface.
Interface melindungi internal state sebuah obyek dari campur tangan pihak
luar. Oleh karena itu obyek digambarkan sebagai sebuah kotak hitam yang
menerima dan mengirim pesan-pesan (messages).
Dalam OOP kotak hitam tersebut berisi kode (instruksi yang dipahami
komputer) dan data (informasi dimana instruksi tersebut beroperasi
dengannya). Dalam OOP kode dan data disatukan dalam sebuah benda
yang tersembunyi isinya yaitu obyek. Pengguna obyek tidak perlu
mengetahui isi dalam kotak tersebut; untuk berkomunikasi dengan obyek,
diperlukan pesan (message).
o Message adalah permintaan agar obyek menerima (receive) untuk
membawa metode yang ditunjukkan oleh perilaku dan mengembalikan result
dari aksi tersebut kepada obyek pengirim (sender).
Contohnya, satu obyek orang mengirim kepada obyek bola lampu sebuah
pesan message untuk menyala melalui saklar.
Obyek bola lampu memiliki perilaku yang akan mengubah keadaannya (state)
dari padam menjadi menyala. Obyek lampu menyalakan dirinya dan
menunjukkan kepada obyek orang tersebut bahwa state barunya adalah
menyala.
Asosisasi dan Agregasi
o Asosiasi adalah hubungan yang mempunyai makna antara sejumlah obyek.
Asosiasi digambarkan dengan sebuah garis penghubung di antara obyeknya.
Contoh :
Asosiasi antara obyek mobil dengan seseorang. Mobil dapat dimiliki oleh
satu atau beberapa orang, sedangkan seseorang dapat mempunyai nol,
satu atau banyak mobil
Asosiasi antara karyawan dengan unit-kerja. Seorang karyawan bekerja di
satu unit-kerja. Sedangkan sebuah unit-kerja dapat memiliki beberapa
orang karyawan

Modul 9 : Perancangan Berorientasi Obyek, halaman :

:108

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

o Agregasi adalah bentuk khusus sebuah asosiasi yang menggambarkan


seluruh bagian pada satu obyek merupakan bagian dari obyek yang lain ().
Contoh :
Kopling dan piston adalah bagian dari mesin. Sedangkan mesin, roda,
body adalah merupakan bagian dari sebuah mobil.
Tanggal, bulan dan tahun adalah bagian dari tanggal-lahir. Sedangkan
tanggal-lahir, nama, alamat, jenis kelamin adalah bagian dari identitas
Seseorang.

3. Object Management Group (OMG)


UML adalah bahasa berbasis simbol yang dapat digunakan untuk visualisasi,
spesifikasi, membuat dan mendokumentasikan setiap tahap dalam
pengembangan sebuah sistem.
UML diterima sebagai standar pengembangan software oleh OMG pada
Nopember 1997.
o Object Management Group, Inc. (OMG) adalah sebuah organisasi
internasional yang dibentuk pada tahun 1989, didukung lebih dari 800
anggota, terdiri dari perusahaan sistem informasi, software developer dan
para user sistem komputer. OMG mempromosikan teori dan praktek-praktek
object oriented technology dalam rekayasa software.
o Organisasi ini salah satunya bertugas membuat spesifikasi manajemen
obyek untuk menetapkan kerangka bersama dalam rekayasa software.
Spesifikasi tersebut dibuat dengan tujuan utama untuk menhasilkan
reusability, portability dan interoperability software yang berdasarkan OO
dalam lingkungan yang heterogen dan dapat dioperasikan dalam semua
platform hardware dan sistem operasi
o Sasaran OMG adalah membantu mengembangkan teknologi OO dan
mengarahkannya dengan mendirikan Object Management Architecture
(OMA), yang bertugas menentukan infrastruktur konseptual yang didasarkan
pada seluruh spesifikasi yang dikeluarkan oleh OMG.
o Selanjutnya OMG mengeluarkan UML dengan maksud dapat mengurangi
kekacauan dalam bahasa pemodelan yang saat itu terjadi dalam lingkungan
industri. UML diharapkan dapat menjawab masalah penotasian dan
mekanisme tukar menukar model yang terjadi.

4. Pengantar Unified Modeling Language (UML)


UML sebagai sebuah bahasa yang memberikan vocabulary dan tatanan
penulisan kata-kata dalam MS Word untuk kegunaan komunikasi. Sebuah
bahasa model adalah sebuah bahasa yang mempunyai vocabulary dan

Modul 9 : Perancangan Berorientasi Obyek, halaman :

:109

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

konsep tatanan / aturan penulisan serta secara fisik mempresentasikan dari


sebuah sistem.
Seperti halnya UML adalah sebuah bahasa standard untuk pengembangan
sebuah software yang dapat menyampaikan bagaimana membuat dan
membentuk model-model, tetapi tidak menyampaikan apa dan kapan model
yang seharusnya dibuat yang merupakan salah satu proses implementasi
pengembangan software.
UML tidak hanya merupakan sebuah bahasa pemograman visual saja,
namun juga dapat secara langsung dihubungkan ke berbagai bahasa
pemograman, seperti JAVA, C++, Visual Basic, atau bahkan dihubungkan
secara langsung ke dalam sebuah object-oriented database. Begitu juga
mengenai pendokumentasian dapat dilakukan seperti; requirements,
arsitektur, design, source code, project plan, tests, dan prototypes.
UML merupakan bahasa standar untuk visualisasi, sepisifikasi, konstruksi
dan pendokumentasian dari komponen dasar dari sebuah software, dan
dapat digunakan untuk semua tahapan dalam proses pengembangan sistem
mulai dari analisis, desain, sampai implementasi.
UML merupakan penggabungan berbagai konsep terbaik dari pemodelan,
yaitu pemodelan data (entity-relationship diagram), pemodelan bisnis
(Workflow), pemodelan obyek dan komponennya.
UML menyediakan beberapa notasi dan komponen dasar standar yang dapat
digunakan sebagai alat komunikasi bagi para pelaku dalam proses analisis
dan desain sistem.
Komponen dasar dalam UML didefinisikan sebagai informasi dalam berbagai
bentuk yang digunakan atau dihasilkan dalam proses pengembangan
software.
Untuk dapat memahami UML membutuhkan bentuk konsep dari sebuah
bahasa model, dan mempelajari 3 (tiga) elemen utama dari UML seperti
building block, aturan-aturan yang menyatakan bagaimana building block
diletakkan secara bersamaan, dan beberapa mekanisme umum (common).

Building blocks
Ada 3 (tiga) macam yang terdapat dalam building block adalah katagori
benda/Things, hubungan, dan diagram.
Benda/things adalah abstraksi yang pertama dalam sebuah model, hubungan
sebagai alat komunikasi dari benda-benda, dan diagram sebagai kumpulan /
group dari benda-benda/things.
o Benda/Things
Adalah hal yang sangat mendasar dalam model UML, juga merupakan
bagian paling statik dari sebuah model, serta menjelaskan elemen-elemen
lainnya dari sebuah konsep dan atau fisik. Bentuk dari beberapa benda/thing
adalah sebagai berikut :
Pertama, adalah sebuah kelas yang diuraikan sebagai sekelompok dari
object yang mempunyai atribute, operasi, hubungan yang semantik.
Sebuah kelas mengimplementasikan 1 atau lebih interfaces. Sebuah
kelas dapat digambarkan sebagai sebuah persegi panjang, yang
Modul 9 : Perancangan Berorientasi Obyek, halaman :

:110

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

mempunyai sebuah nama, atribute, dan metoda pengoperasiannya,


seperti terlihat dalam gambar berikut :

Kedua, yang menggambarkan interface merupakan sebuah antar-muka


yang menghubungkan dan melayani antar kelas dan atau elemen.
Interface / antar-muka mendefinisikan sebuah set / kelompok dari
spesifikasi pengoperasian, umumnya digambarkan dengan sebuah
lingkaran yang disertai dengan namanya. Sebuah antar-muka berdiri
sendiri dan umumnya merupakan pelengkap dari kelas atau komponen,
seperti dalam gambar berikut :

Ketiga, adalah collaboration yang didefinisikan dengan interaksi dan


sebuah kumpulan / kelompok dari kelas-kelas/elemen-elemen yang
bekerja secara bersama-sama. Collaborations mempunyai struktur dan
dimensi. Pemberian sebuah kelas memungkinkan berpartisipasi didalam
beberapa collaborations dan digambarkan dengan sebuah elips dengan
garis terpotong-potong.

Keempat, sebuah use case adalah rangkaian/uraian sekelompok yang


saling terkait dan membentuk sistem secara teratur yang dilakukan atau
diawasi oleh sebuah aktor. use case digunakan untuk membentuk
tingkah-laku benda/ things dalam sebuah model serta di realisasikan oleh
sebuah collaboration. Umumnya use case digambarkan dengan sebuah
elips dengan garis yang solid, biasanya mengandung nama, seperti
terlihat dalam gambar berikut :

Modul 9 : Perancangan Berorientasi Obyek, halaman :

:111

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

Kelima, sebuah node merupakan fisik dari elemen-elemen yang ada pada
saat dijalankannya sebuah sistem, contohnya adalah sebuah komputer,
umumnya mempunyai sedikitnya memory dan processor. Sekelompok
komponen mungkin terletak pada sebuah node dan juga mungkin akan
berpindah dari node satu ke node lainnya. Umumnya node ini
digambarkan seperti kubus serta hanya mengandung namanya, seperti
terlihat dalam gambar berikut :

o Hubungan / Relationship
Ada 4 macam hubungan didalam penggunaan UML, yaitu; dependency,
association, generalization, dan realization.
Pertama, sebuah dependency adalah hubungan semantik antara dua
benda/things yang mana sebuah benda berubah mengakibatkan benda
satunya akan berubah pula.
Umumnya sebuah dependency digambarkan sebuah panah dengan garis
terputus-putus seperti terlihat dalam gambar berikut :

Kedua, sebuah association adalah hubungan antar benda struktural yang


terhubung diantara obyek. Kesatuan obyek yang terhubung merupakan
hubungan khusus, yang menggambarkan sebuah hubungan struktural
diantara seluruh atau sebagian.
Umumnya assosiation digambarkan dengan sebuah garis yang dilengkapi
dengan sebuah label, nama, dan status hubungannya seperti terlihat dalam
gambar berikut :
*

0..1
employer

employee

Ketiga, sebuah generalization adalah menggambarkan hubungan khusus


dalam obyek anak/child yang menggantikan obyek parent / induk . Dalam hal
ini, obyek anak memberikan pengaruhnya dalam hal struktur dan tingkah
lakunya kepada obyek induk. Digambarkan dengan garis panah seperti
terlihat dalam gambar berikut :

Modul 9 : Perancangan Berorientasi Obyek, halaman :

:112

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

Keempat, sebuah realization merupakan hubungan semantik antara


pengelompokkan yang menjamin adanya ikatan diantaranya. Hubungan ini
dapat diwujudkan diantara interface dan kelas atau elements, serta antara
use cases dan collaborations. Model dari sebuah hubungan realization
seperti terlihat dalam gambar berikut :

o Diagram
UML sendiri terdiri atas pengelompokkan diagram-diagram sistem menurut
aspek atau sudut pandang tertentu. Diagram adalah yang menggambarkan
permasalahan maupun solusi dari permasalahan suatu model. UML
mempunyai 9 diagram, yaitu; use-case, class, object, state, sequence,
collaboration, activity, component, dan deployment diagram.

Diagram pertama adalah use case menggambarkan sekelompok use cases


dan aktor yang disertai dengan hubungan diantaranya. Diagram use cases
ini menjelaskan dan menerangkan kebutuhan / requirement yang diinginkan/
dikehendaki user/pengguna, serta sangat berguna dalam menentukan
struktur organisasi dan model dari pada sebuah sistem.

Modul 9 : Perancangan Berorientasi Obyek, halaman :

:113

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

Terdapat beberapa komponen dasar utama dalam UML, yaitu :


Use Case Diagram
Diagram yang menggambarkan actor, use case dan relasinya
Class Diagram
Diagram untuk menggambarkan kelas dan relasi diantara kelas-kelas
tersebut
Behaviour Diagram, yang terdiri dari :
Activity Diagram
Menggambarkan aktifitas-aktifitas, obyek, state, transisi state dan
event
Collaboration Diagram
Menggambarkan
obyek
dan
relasinya,
termasuk
struktur
perubahannya yang disebabkan oleh adanya suatu message
Sequence Diagram
Menggambarkan obyek dan relasinya termasuk kronologi (urutan)
perubahan secara logis setelah menerima sebuah message
Statechart Diagram
Menggambarkan state, transisi state dan event
Implementation Diagram, terdiri dari :
Component Diagram
Menggambarkan komponen dan relasi antara komponen tersebut
Deployment DIagram
Menggambarkan komponen, titik awal dan relasi antara komponen
tersebut
Use case diagram merupakan komponen dasar dari proses analisis,
sementara sequence diagram dan class diagram merupakan komponen
dasar dari proses desain.
Yang perlu diperhatikan, untuk menjaga konsistensi antara komponen dasar
selama proses analisis dan desain, maka setiap perubahan yang terjadi pada
satu komponen dasar harus juga dilakukan pada komponen dasar
sebelumnya. Misalnya ditemukan satu cara yang lebih efisien sewaktu
membuat sequence diagram, maka perbaikan itu perlu diverifikasikan
terhadap use case diagram dan use case spesification yang dibuat
sebelumnya.
Dibuatnya berbagai jenis diagram tersebut karena :
setiap sistem yang kompleks selalu paling baik jika didekati melalui
himpunan berbagai sudut pandang yang kecil, yang satu sama lain hampir
saling bebas (independent). Sudut pandang tunggal senantiasa tidak
mencukupi untuk melihat sistem yang besar dan kompleks.
Diagram yang berbeda-beda tersebut dapat menyatakan tingkatan yang
berbeda dalam proses rekayasa.
Dengan diagram diharapkan dapat membuat model sistem yang semakin
mendekati realitas.

Modul 9 : Perancangan Berorientasi Obyek, halaman :

:114

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

Berbagai diagram di atas ditambah dengan kemampuan dokumentasi


merupakan komponen dasar utama UML.
OMG telah menetapkan semantik (makna istilah) semua notasi diagram UML
dalam model struktural dan model behavioral. Model struktural, disebut juga
sebagai model statis, menekankan struktur obyek dalam sebuah sistem,
menyangkut kelas-kelas, interface, atribut, dan hubungan antar komponen.
Model behavioral, yang juga disebut model dinamis, menekankan perilaku obyek
dalam sebuah sistem, termasuk metode, interaksi, kolaborasi dan state history.

EVALUASI
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Apakah peranan Rational Software dalam perkembangan UML


Apakah bedanya obyek dengan kelas, serta Asosiasi dengan agregasi
Jelaskan peranan dari Object Management Group (OMG)
Apakah yang dimaksud dengan komponen dasar dari UML
Sebutkan beberapa notasi dalam UML
Jelaskan konsep-konsep tentang : State, Atribut, Behavior, Interface, Service
dan Method, serta Black box

Daftar Pustaka
Grady Booch, 1991, Object-Oriented Analysis and Design with Application,
Benjamin/Cummings.
Grady Booch, James Rumbaugh, and Ivar Jacobson, 1999, The Unified
Modeling Language User Guide, Addison-Wesley.
Ivar Jacobson, Grady Booch, and James Rumbaugh, 1999, The Unified Software
Development Process, Addison-Wesley.
James Rumbaugh, Ivar Jacobson, and Grady Booch, 1999, The Unified
Modeling Language Reference Manual, Addison-Wesley.
Peter Coad and Edward Yourdon, 1991, Object-Oriented Analysis, Yourdon
Press.
Rebecca Wirfs-Brock, Brian Wilkerson, and Lauren Wiener, 1990, Designing
Object-Oriented Software, Prentice Hall.
Sally Shlaer and Stephen J. Mellor, 1988, Object-Oriented System Analysis:
Modeling the World in Data, Yourdon Press.

Modul 9 : Perancangan Berorientasi Obyek, halaman :

:115

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

MODUL 10
UNIFIED MODELING LANGUAGE
MATERI
1. Use Case Diagram
2. Class Diagram
3. Statechart Diagram
4. Activity Diagram
5. Sequence Diagram
6. Collaboration Diagram
7. Component Diagram
8. Deployment Diagram
9. Langkah-Langkah Penggunaan UML
STANDAR KOMPETENSI
Mengetahui fungsi diagram-diagram UML dan mampu merancang sistem
informasi berorientasi obyek menggunakan UML
CAPAIAN PEMBELAJARAN
1. Mahasiswa mengetahui fungsi diagram-diagram UML
2. Mahasiswa mampu merancang sistem informasi
menggunakan UML

berorientasi

obyek

Unified Modeling Language (UML) adalah notasi yang lengkap untuk


membuat visualisasi model suatu sistem. Sistem berisi informasi dan fungsi,
tetapi secara normal digunakan untuk memodelkan sistem komputer. Di dalam
pemodelan obyek guna menyajikan sistem yang berorientasi pada obyek pada
orang lain, akan sangat sulit dilakukan jika pemodelan tersebut dilakukan dalam
bentuk kode bahasa pemrograman. Kesulitan yang muncul adalah timbulnya
ketidak jelasan dan salah interpretasi di dalam pembacaan kode pemrograman
untuk pemodelan obyek tersebut.
Dimulai tahun 1994, Booch, Runbaugh dan Jacobson merupakan tiga tokoh
yang metodologinya paling banyak dipakai mempelopori organisasi yang
bertujuan menyatukan metodologi-metodologi berorientasi obyek, organisasi
tersebut dinamakan OMG (Object Modelling Group). Pada tahun 1995 OMG
merealisasi draf pertama dari UML (versi 0.8) dan pada tahun 1997 UML versi
1.1 muncul dan sekarang versi terbaru dari UML adalah versi 2.0. Pada tahun
1997 Booch, Runbaugh dan Jacobson menyusun tiga buku tentang UML. Sejak
saat itulah UML telah menjelma menjadi standar bahasa pemodelan untuk
aplikasi berorientasi obyek.
Dalam suatu proses pengembangan software, analisa dan rancangan telah
merupakan terminologi yang sangat tua.

Modul 10 : Unified Modeling Language, halaman :116

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

Pada saat masalah ditelusuri dan spesifikasi dinegosiasikan, dapat dikatakan


bahwa kita berada pada tahap rancangan.
Merancang adalah menemukan suatu cara untuk menyelesaikan masalah,
salah satu tool/model untuk merancang pengembangan software yang
berorientasi obyek adalah UML, Alasan mengapa UML digunakan adalah :
Pertama, scalability dimana obyek lebih mudah dipakai untuk
menggambarkan sistem yang besar dan komplek.
Kedua, dynamic modeling, dapat dipakai untuk pemodelan sistem dinamis
dan real time.
Untuk memulai penguasaan terhadap UML, sebenarnya cukup dua hal yang
harus diperhatikan:
Menguasai pembuatan diagram UML
Menguasai langkah-langkah dalam analisa dan pengembangan dengan UML

1. Use Case Diagram


Sebuah use case menggambarkan suatu urutan interaksi antara satu atau
lebih aktor dan sistem. Dalam fase requirements, model use case
mengambarkan sistem sebagai sebuah kotak hitam dan interaksi antara aktor
dan sistem dalam suatu bentuk naratif, yang terdiri dari input user dan responrespon sistem. Setiap use case menggambarkan perilaku sejumlah aspek
sistem, tanpa mengurangi struktur internalnya. Selama pembuatan model use
case secara pararel juga harus ditetapkan obyek-obyek yang terlibat dalam
setiap use case.
Perhatikan satu contoh sederhana dari proses perbankan, yaitu mesin teller
otomatis (Automated Teller Machine-ATM) yang memberikan kemudahan pada
customernya untuk mengambil uang dari rekening bank secara langsung. Pada
proses ini terdapat satu aktor, yaitu ATM Customer dan satu use case, yaitu
Penarikan Dana. Proses ini dapat dilihat pada Gambar berikut :

Use case Penarikan Dana menggambarkan urutan interaksi antara customer


dengan sistem, diawali ketika customer memasukan kartu ATM ke dalam mesin
pembaca kartu dan akhirnya menerima pengeluaran uang yang dilakukan oleh
mesin ATM.

Modul 10 : Unified Modeling Language, halaman :117

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

Aktor
Sebuah aktor mencirikan suatu bagian outside user atau susunan yang
berkaitan dengan user yang berinteraksi dengan sistem. Dalam model use case,
aktor merupakan satu-satunya kesatuan eksternal yang berinteraksi dengan
sistem.
Terdapat beberapa variasi bagaimana aktor dibentuk. Sebuah aktor sering
kali merupakan manusia (human user). Pada sejumlah sistem informasi,
manusia adalah satu-satunya aktor. Dan mungkin saja dalam sistem informasi,
seorang aktor bisa saja menjadi suatu sistem eksternal. Pada aplikasi real-time
dan distribusi, sebuah aktor bisa saja menjadi satu perangkat eksternal I/O atau
sebuah alat pengatur waktu. Perangkat eksternal I/O dan pengatur waktu aktor
secara khusus lazimnya berada dalam real-time yang tersimpan dalam sistem
(real-time embedded systems), sistem berinteraksi dengan lingkungan eksternal
melalui sensor dan aktuator.
Primary actor (aktor utama) memprakarsai sebuah use case. Jadi, suatu
primary aktor memegang peran sebagai proaktif dan yang memulai aksi dalam
sistem. Aktor lainnya yang berperan sebagai secondary aktor bisa saja terlibat
dalam use case dengan menerima output dan memberikan input. Setidaknya
satu aktor harus mendapatkan nilai dari use case. Biasanya adalah primary actor
(aktor utama). Bagaimanapun, dalam real-time embedded systems, primary
actor dapat berperan sebagai perangkat eksternal I/O atau pengatur waktu,
penerima utama dari use case bisa menjadi secondary human actor yang
menerima sejumlah informasi dari sistem.
Aktor manusia bisa saja menggunakan berbagai perangkat I/O untuk
berinteraksi fisik dengan sistem. Aktor manusia dapat berinteraksi dengan sistem
melalui perangkat standar I/O, seperti keyboard, display, atau mouse. Aktor
manusia bisa juga berinteraksi dengan sistem melalui perangkat non-standard
I/O seperti bermacam-macam sensor. Dalam keseluruhan hal tersebut, manusia
merupakan aktor dan perangkat I/O adalah bukan aktor.
Perhatikan beberapa contoh human actor (aktor manusia). Pada sistem
perbankan, satu contoh aktor adalah manusia yang berperan sebagai teller yang
berinteraksi dengan sistem melalui perangkat standar I/O, seperti keyboard,
display, atau mouse. Contoh lainnya adalah manusia yang berperan sebagai
customer yang berinteraksi dengan sistem melalui mesin teller otomatis (ATM).
Dalam hal ini, customer berinteraksi dengan sistem dengan menggunakan
beberapa perangkat I/O, termasuk perangkat pembaca kartu (card reader),
pengeluar uang (cash dispenser), dan pencetak tanda terima (receipt printer),
ditambah lagi keyboard dan display.
Pada beberapa kasus, bagaimana pun juga sebuah aktor bisa saja berupa
perangkat I/O. Hal ini bisa terjadi ketika sebuah use case tidak melibatkan
manusia, seperti yang sering terjadi pada aplikasi-aplikasi real-time. Dalam hal

Modul 10 : Unified Modeling Language, halaman :118

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

ini, I/O actor berinteraksi dengan sistem melalui sebuah sensor. Contoh aktor
yang merupakan perangkat input adalah Arrival Sensor pada Sistem Kontrol
Elevator. Sensor ini mengidentifikasi elevator tersebut pada saat hendak
mencapai lantai dan perlu dihentikan. Kemudian sensor tersebut menginisiasikan
Stop Elevator at Floor use case. Aktor lain dalam Elevator Control System
adalah orang yang berada dalam elevator (human passenger) yang berinteraksi
dengan sistem melalui tombol-tombol nomor pada tingkat lantai dan tomboltombol elevator. Input dari aktor secara aktual dideteksi melalui sensor-sensor
tombol lantai dan sensor-sensor tombol elevator berturut-turut.
Aktor dapat pula menjadi sebuah alat pengukur waktu yang secara periodik
mengirimkan pengukuran waktu kejadian (timer events) pada sistem. Use caseuse case secara periodik diperlukan ketika beberapa informasi perlu di-output
oleh sistem pada suatu basis reguler. Hal ini sangat penting dalam sistem-sistem
real-time, dan juga sangat berguna dalam sistem informasi. Walaupun sejumlah
metodologi menganggap pengukur waktu merupakan hal internal bagi sistem,
dan akan lebih berguna dalam desain aplikasi real-time untuk memperhatikan
pengukur-pengukur waktu sebagai eksternal logis bagi sistem dan
menganggapnya sebagai primary actor yang memulai aksi dalam sistem.
Contohnya, pada sistem monitoring mobil, beberapa use case di-inisialisasi
dengan suatu aktor pengukur waktu. Sebagai contoh dapat dilihat pada Gambar
berikut :

Timer actor mengawali Calculate Trip Speed use case, yang secara periodik
menghitung rata-rata kecepatan melalui suatu jalan/ jejak dan menampilkan nilai
ini ke driver. Dalam hal ini, pengukur waktu merupakan primary actor (aktor
utama) dan driver merupakan secondary actor (aktor kedua).
Suatu aktor bisa juga menjadi sistem eksternal yang melakukan inisiatif
(sebagai primary actor) atau partisipan (sebagai secondary actor) dalam use
case. Satu contoh aktor sistem eksternal adalah pabrik robot dalam Automation
System. Robot mengawali proses dengan use case Generate Alarm dan Notify,
robot menggerakkan alarm conditions yang dikirim ke operator pabrik yang
berkepentingan, yang telah terdaftar untuk menerima alarms. Dalam use case
ini, robot merupakan primary actor yang mengawali inisiatif use case, dan
operator merupakan secondary actor yang menerima alarms.

Identifikasi Use Case


Sebuah use case dimulai dengan masukan/input dari seorang aktor. Use
case merupakan suatu urutan lengkap kejadian-kejadian yang diajukan oleh
Modul 10 : Unified Modeling Language, halaman :119

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

seorang aktor, dan spesifikasi interaksi antara aktor dengan sistem. Use case
yang sederhana hanya melibatkan satu interaksi/hubungan dengan sebuah
aktor, dan use case yang lebih kompleks melibatkan beberapa interaksi dengan
aktor.
Untuk menjabarkan use case dalam sistem, sangat baik bila dimulai dengan
memperhatikan aktor dan actions/aksi yang mereka lakukan dalam sistem.
Setiap use case menggambarkan suatu urutan interaksi antara aktor dengan
sistem. Sebuah use case harus memberikan sejumlah nilai pada satu aktor.
Kemudian, kebutuhan fungsional sistem dijelaskan dalam use case yang
merupakan suatu spesifikasi eksternal dari sebuah sistem. Bagaimanapun juga,
ketika membuat use case, sangatlah penting menghindari suatu dekomposisi
fungsional yang dalam beberapa use case kecil lebih menjelaskan fungsi-fungsi
individual sistem daripada menjelaskan urutan kejadian yang memberikan hasil
yang berguna bagi aktor.
Perhatikan lagi contoh pada perbankan. Disamping penarikan melalui ATM,
ATM Customer, aktor juga bisa menanyakan jumlah rekening atau mentransfer
dana antar dua rekening. Karena terdapat fungsi-fungsi yang berbeda yang
diajukan oleh customer dengan hasil-hasil guna yang berbeda, fungsi-fungsi
pertanyaan dan pentransferan harus dibuat sebagai use case yang terpisah,
daripada menjadi bagian dari original use case. Oleh karena itu, customer dapat
mengajukan tiga use case seperti yang dapat dilihat di Gambar berikut :

Urutan utama use case menjelaskan urutan interaksi yang paling umum
antara aktor dan sistem. Dan mungkin saja terdapat cabang-cabang urutan use
case utama, yang mengarah pada berkurangnya frekuensi interaksi antara aktor
dengan sistem. Deviasi-deviasi dari urutan utama hanya dilaksanakan pada
beberapa situasi, contohnya jika aktor melakukan kesalahan input pada sistem.
Ketergantungan pada aplikasi kebutuhan, alternatif ini memecahkan use case
dan kadang-kadang bersatu kembali dengan urutan utama. Cabang-cabang
alternatif digambarkan juga dalam use case.

Modul 10 : Unified Modeling Language, halaman :120

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

Dalam use case Withdraw Funds, urutan utama adalah urutan tahap-tahap
dalam keberhasilan pelaksanaan penarikan (withdrawal). Cabang-cabang
alternatif digunakan untuk mengarahkan berbagai error cases, seperti ketika
kartu ATM tidak dikenali atau dilaporkan telah hilang dan lain sebagainya.

o
o
o
o

o
o

o
o

Pendokumentasian Model Use Case


Use case didokumentasi dalam use case model sebagai berikut:
Use Case Name. Setiap use case diberi nama.
Summary. Deskripsi singkat use case, biasanya satu atau dua kalimat.
Dependency. Bagian ini menggambarkan apakah use case yang satu
tergantung pada use case yang lain, dalam arti apakah use case tersebut
termasuk pada use case yang lain atau malah memperluas use case lain.
Actors. Bagian ini memberikan nama pada actor dalam use case. Selalu
terdapat use case utama (primary use case) yang memulai use case.
Disamping itu terdapat juga secondary use case yang terlibat dalam use
case. Contohnya, dalam use case Withdraw Funds, ATM Customer adalah
actor-nya.
Preconditions. Satu atau lebih kondisi harus berjalan dengan baik pada
permulaan use case; contohnya mesin ATM yang tidak sedang dipakai,
menampilkan pesan Selamat Datang.
Deskripsi. Bagian terbesar dari use case merupakan deskripsi naratif dari
urutan utama use case yang merupakan urutan yang paling umum dari
interaksi antara aktor dan sistem. Deskripsi tersebut dalam bentuk input dari
aktor, diikuti oleh respon pada sistem. Sistem ditandai dengan sebuah kotak
hitam (black box) yang berkaitan dengan apa yang sistem lakukan dalam
merespon input aktor, bukan bagaimana internal melakukannya.
Alternatif-alternatif. Deskripsi naratif dari alternatif merupakan cabang dari
urutan utama. Terdapat beberapa cabang alternatif dari urutan utama.
Contohnya, jika rekening customer terdapat dana yang tidak sesuai, akan
tampil permohonan maaf dan menolak kartu.
Postcondition. Kondisi yang selalu terjadi di akhir use case, jika urutan
utama telah dilakukan; contohnya dana customer telah ditarik.
Outstanding questions. Pertanyaan-pertanyaan tentang use case
didokumentasikan untuk didiskusikan dengan para user.

2. Class Diagram
Class adalah sebuah spesifikasi yang jika diinstansiasi akan menghasilkan
sebuah obyek dan merupakan inti dari pengembangan dan desain berorientasi
obyek. Class menggambarkan keadaan (atribut/property) suatu sistem, sekaligus
menawarkan layanan untuk memanipulasi keadaan tersebut (metoda/fungsi).
Class diagram menggambarkan struktur dan deskripsi class, package dan
obyek beserta hubungan satu sama lain seperti containment, pewarisan,
asosiasi, dan lain-lain, Class memiliki tiga area pokok :

Modul 10 : Unified Modeling Language, halaman :121

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

o Nama (dan stereotype)


o Atribut
o Metoda
Sedangkan atribut dan metoda dapat memiliki salah satu sifat berikut :
Private, tidak dapat dipanggil dari luar class yang bersangkutan
Protected, hanya dapat dipanggil oleh class yang bersangkutan dan
anak-anak yang mewarisinya
Public, dapat dipanggil oleh siapa saja

Class dapat merupakan implementasi dari sebuah interface, yaitu class


abstrak yang hanya memiliki metoda. Interface tidak dapat langsung
diinstansiasikan, tetapi harus diimplementasikan dahulu menjadi sebuah class.
Dengan demikian interface mendukung resolusi metoda pada saat run-time.

Sesuai dengan perkembangan class model, class dapat dikelompokkan


menjadi package. Kita juga dapat membuat diagram yang terdiri atas package.

Modul 10 : Unified Modeling Language, halaman :122

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

Ada beberapa aturan yang dapat dipilih untuk menggambarkan hubungan


Antar Class, yaitu :
Asosiasi, yaitu hubungan statis antar class. Umumnya menggambarkan
class yang memiliki atribut berupa class lain, atau class yang harus
mengetahui eksistensi class lain. Panah navigability menunjukkan arah query
antar class.
Agregasi, yaitu hubungan yang menyatakan bagian (terdiri atas..).
Pewarisan, yaitu hubungan hirarkis antar class. Class dapat diturunkan dari
class lain dan mewarisi semua atribut dan metoda class asalnya dan
menambahkan fungsionalitas baru, sehingga ia disebut anak dari class yang
diwarisinya. Kebalikan dari pewarisan adalah generalisasi.
Hubungan dinamis, yaitu rangkaian pesan (message) yang di-passing dari
satu class kepada class lain. Hubungan dinamis dapat digambarkan dengan
menggunakan sequence diagram yang akan dijelaskan kemudian.
Berikut ini adalah
hubungannya :

contoh class

diagram dengan

beberapa bentuk

3. Statechart Diagram
Statechart diagram menggambarkan transisi dan perubahan keadaan (dari
satu state ke state lainnya) suatu obyek pada sistem sebagai akibat dari stimuli
yang diterima. Pada umumnya statechart diagram menggambarkan class
tertentu (satu class dapat memiliki lebih dari satu statechart diagram).
Dalam UML, state digambarkan berbentuk segiempat dengan sudut
membulat dan memiliki nama sesuai kondisinya saat itu. Transisi antar state
umumnya memiliki kondisi guard yang merupakan syarat terjadinya transisi yang
bersangkutan, dituliskan dalam kurung siku. Action yang dilakukan sebagai
akibat dari event tertentu dituliskan dengan diawali garis miring.

Modul 10 : Unified Modeling Language, halaman :123

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

Titik awal dan akhir digambarkan berbentuk lingkaran berwarna penuh dan
berwarna setengah.
Berikut ini adalah contoh dari statechart diagram :

4. Activity Diagram
Activity diagrams menggambarkan berbagai alir aktivitas dalam sistem yang
sedang dirancang, bagaimana masing-masing alir berawal, decision yang
mungkin terjadi, dan bagaimana mereka berakhir. Activity diagram juga dapat
menggambarkan proses paralel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi.
Activity diagram merupakan state diagram khusus, di mana sebagian besar
state adalah action dan sebagian besar transisi di-trigger oleh selesainya state
sebelumnya (internal processing). Oleh karena itu activity diagram tidak
menggambarkan behaviour internal sebuah sistem (dan interaksi antar
subsistem) secara eksak, tetapi lebih menggambarkan proses-proses dan jalurjalur aktivitas dari level atas secara umum.
Sebuah aktivitas dapat direalisasikan oleh satu use case atau lebih. Aktivitas
menggambarkan proses yang berjalan, sementara use case menggambarkan
bagaimana aktor menggunakan sistem untuk melakukan aktivitas.
Sama seperti state, standar UML menggunakan segiempat dengan sudut
membulat untuk menggambarkan aktivitas. Decision digunakan untuk
menggambarkan behaviour pada kondisi tertentu. Untuk mengilustrasikan
proses-proses paralel (fork dan join) digunakan titik sinkronisasi yang dapat
berupa titik, garis horizontal atau vertikal.
Activity diagram dapat dibagi menjadi beberapa object swimlane untuk
menggambarkan obyek mana yang bertanggung jawab untuk aktivitas tertentu.

Modul 10 : Unified Modeling Language, halaman :124

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

Berikut ini adalah contoh activity diagram :

5. Sequence Diagram
Sequence diagram menggambarkan interaksi antar obyek di dalam dan di
sekitar sistem (termasuk pengguna, display, dan sebagainya) berupa message
yang digambarkan terhadap waktu. Sequence diagram terdiri atar dimensi
vertikal (waktu) dan dimensi horizontal (obyek-obyek yang terkait).
Sequence diagram biasa digunakan untuk menggambarkan skenario atau
rangkaian langkah-langkah yang dilakukan sebagai respons dari sebuah event
untuk menghasilkan output tertentu. Diawali dari apa yang men-trigger aktivitas
tersebut, proses dan perubahan apa saja yang terjadi secara internal dan output
apa yang dihasilkan.
Masing-masing obyek, termasuk aktor, memiliki lifeline vertikal.
Modul 10 : Unified Modeling Language, halaman :125

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

Message digambarkan sebagai garis berpanah dari satu obyek ke obyek


lainnya. Pada fase desain berikutnya, message akan dipetakan menjadi
operasi/metoda dari class.
Activation bar menunjukkan lamanya eksekusi sebuah proses, biasanya
diawali dengan diterimanya sebuah message.
Untuk obyek-obyek yang memiliki sifat khusus, standar UML mendefinisikan
icon khusus untuk obyek boundary, controller dan persistent entity.
Berikut ini adalah contoh sequence diagram :

6. Collaboration Diagram
Collaboration diagram juga menggambarkan interaksi antar obyek seperti
sequence diagram, tetapi lebih menekankan pada peran masing-masing obyek
dan bukan pada waktu penyampaian message.
Setiap message memiliki sequence number, di mana message dari level
tertinggi memiliki nomor 1. Messages dari level yang sama memiliki prefiks yang
sama.

Modul 10 : Unified Modeling Language, halaman :126

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

7. Component Diagram
Component diagram menggambarkan struktur dan hubungan antar
komponen piranti lunak, termasuk ketergantungan (dependency) di antaranya.
Berikut ini adalah contoh component diagram:

Modul 10 : Unified Modeling Language, halaman :127

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

Komponen piranti lunak adalah modul berisi code, baik berisi source code
maupun binary code, baik library maupun executable, baik yang muncul pada
compile time, link time, maupun run time. Umumnya komponen terbentuk dari
beberapa class dan/atau package, tapi dapat juga dari komponen-komponen
yang lebih kecil.
Komponen dapat juga berupa interface, yaitu kumpulan layanan yang
disediakan sebuah komponen untuk komponen lain.

8. Deployment Diagram
Deployment/physical diagram menggambarkan detail bagaimana komponen
di-deploy dalam infrastruktur sistem, di mana komponen akan terletak (pada
mesin, server atau piranti keras apa), bagaimana kemampuan jaringan pada
lokasi tersebut, spesifikasi server, dan hal-hal lain yang bersifat fisikal
Sebuah node adalah server, workstation, atau piranti keras lain yang
digunakan untuk men-deploy komponen dalam lingkungan sebenarnya.
Hubungan antar node (misalnya TCP/IP) dan requirement dapat juga
didefinisikan dalam diagram ini.
Berikut ini adalah contoh deployment diagram :

Modul 10 : Unified Modeling Language, halaman :128

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

9. Langkah-Langkah Penggunaan UML


Berikut ini adalah tips pengembangan piranti lunak dengan menggunakan
UML:
o Buatlah daftar business process dari level tertinggi untuk mendefinisikan
aktivitas dan proses yang mungkin muncul.
o Petakan use case untuk tiap business process untuk mendefinisikan dengan
tepat fungsionalitas yang harus disediakan oleh sistem. Kemudian perhalus
use case diagram dan lengkapi dengan requirement, constraints dan catatancatatan lain.
o Buatlah deployment diagram secara kasar untuk mendefinisikan arsitektur
fisik sistem.
o Definisikan requirement lain (non-fungsional, security dan sebagainya) yang
juga harus disediakan oleh sistem.
o Berdasarkan use case diagram, mulailah membuat activity diagram.
o Definisikan obyek-obyek level atas (package atau domain) dan buatlah
sequence dan/atau collaboration diagram untuk tiap alir pekerjaan. Jika
sebuah use case memiliki kemungkinan alir normal dan error, buatlah satu
diagram untuk masing-masing alir.
o Buarlah rancangan user interface model yang menyediakan antarmuka bagi
pengguna untuk menjalankan skenario use case.
o Berdasarkan model-model yang sudah ada, buatlah class diagram. Setiap
package atau domain dipecah menjadi hirarki class lengkap dengan atribut
dan metodanya. Akan lebih baik jika untuk setiap class dibuat unit test untuk
menguji fungsionalitas class dan interaksi dengan class lain.
o Setelah class diagram dibuat, kita dapat melihat kemungkinan
pengelompokan class menjadi komponen-komponen. Karena itu buatlah
component diagram pada tahap ini. Juga, definisikan tes integrasi untuk
setiap komponen meyakinkan ia berinteraksi dengan baik.
o Perhalus deployment diagram yang sudah dibuat. Detilkan kemampuan dan
requirement piranti lunak, sistem operasi, jaringan, dan sebagainya. Petakan
komponen ke dalam node.
o Mulailah membangun sistem. Ada dua pendekatan yang dapat digunakan :
Pendekatan use case, dengan meng-assign setiap use case kepada tim
pengembang tertentu untuk mengembangkan unit code yang lengkap
dengan tes.
Pendekatan komponen, yaitu meng-assign setiap komponen kepada tim
pengembang tertentu.
o Lakukan uji modul dan uji integrasi serta perbaiki model berserta codenya.
Model harus selalu sesuai dengan code yang aktual.
o Piranti lunak siap dirilis.

Modul 10 : Unified Modeling Language, halaman :129

Deddy Kusbianto, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, STMIK Yadika Bangil

EVALUASI
Buatlah Perancangan berorientasi obyek (menggunakan UML) untuk salah satu
sistem informasi berikut :
1. Perguruan Tinggi
2. Rumah Sakit
3. Perhotelan
4. Perbankan

Daftar Pustaka
Ivar Jacobson, Grady Booch, and James Rumbaugh, 1999, The Unified Software
Development Process, Addison-Wesley.
James Rumbaugh, Ivar Jacobson, and Grady Booch, 1999, The Unified
Modeling Language Reference Manual, Addison-Wesley.
James Rumbaugh, Michael Blaha, William Premerlani, Frederick Eddy, and
William Lorenson, 1991, Object-Oriented Modeling and Design, Prentice Hall.
Peter Coad and Edward Yourdon, 1991, Object-Oriented Analysis, Yourdon
Press.
Rebecca Wirfs-Brock, Brian Wilkerson, and Lauren Wiener, 1990, Designing
Object-Oriented Software, Prentice Hall.
Sally Shlaer and Stephen J. Mellor, 1988, Object-Oriented System Analysis:
Modeling the World in Data, Yourdon Press.

Modul 10 : Unified Modeling Language, halaman :130

Anda mungkin juga menyukai