Anda di halaman 1dari 4

NAMA : ANNISA ROBIYANTI

NPM : 1102011038
Memahami Dan Menjelaskan Limfadenopati
1.1 Definisi
Limfadenopati merupakan pembesaran kelenjar getah bening dengan ukuran lebih besar
dari 1 cm.Kepustakaan lain mendefinisikan limfadenopati sebagai abnormalitas ukuran atau karakter
kelenjar getah bening. Terabanya kelenjar getah bening supraklavikula, iliak, atau poplitea dengan ukuran
berapa pun dan terabanya kelenjar epitroklear dengan ukuran lebih besar dari 5 mm merupakan keadaan
abnormal. Limdenopati menandakan adanya limfonodus yang abnormal dari segi ukuran, konsistensi atau
jumlah. Kelenjar getah bening yang memiliki garis tengah terpanjang > 10 mm dikategorikan sebagai
suatu limfadenopati, dengan pengecualian untuk kelenjar getah bening epitroklear (bila garis tengah
terpanjang > 5 mm) dan inguinal (bila garis tengah terpanjang > 15 mm). Apabila kelenjar getah bening
supraklavikula, ilaka maupun poplitea dapat teraba juga sudah dikategorikan sebagai suatu yang
abnormal. Namun demikian, perlu diingat bahwa pada anak sehat kelenjar getah bening aksila dan
inguinal dapat teraba.
1.2 Etiologi
Penyebab yang paling sering limfadenopati adalah:
Infeksi
- Infeksi virus
Infeksi virus sistemik paling sering menyebabkan limfadenopati generalisata. infeksi yang
disebabkan oleh virus pada saluran pernapasan bagian atas seperti Rinovirus, Parainfluenza 16
Virus, influenza Virus, Respiratory Syncytial Virus (RSV), Coronavirus, Adenovirus ataupun
Retrovirus. Virus lainnya Ebstein Barr Virus (EBV), Cytomegalo Virus (CMV), Rubela,
Rubeola, Varicella-Zooster Virus, Herpes Simpleks Virus, Coxsackievirus, dan Human
Immunodeficiency Virus (HIV).
Limfadenopati generalisata yang persisten (persistent generalized lymphadenopathy/PGL)
adalah limfadenopati pada lebih dari dua tempat KGB yang berjauhan, simetris dan bertahan
lama 3 lebih dari 3 bulan hingga bertahun-tahun.
PGL adalah gejala khusus infeksi HIV yang timbul pada lebih dari 50% Orang.Dengan HIV/AIDS
(ODHA) dan PGL ini sering disebabkan oleh infeksi HIV-nya itu sendiri. PGL biasanya dialami waktu
tahap infeksi HIV tanpa gejala, dengan jumlah CD4 di atas 500, dan sering hilang bila kadar CD4

menurun hingga kadar CD4 200. Kurang lebih 30% orang dengan PGL juga mengalami splenomegali.
Batasan limfadenopati pada infeksi HIV adalah sebagai berikut:
Melibatkan sedikitnya dua kelompok kelenjar getah bening
Sedikitnya dua kelenjar yang simetris berdiameter lebih dari 1 cm dalam setiap kelompok
Berlangsung lebih dari tiga bulan
Tidak ada infeksi lain yang menyebabkannya
Pembengkakan kelenjar getah bening bersifat tidak sakit, simetris dan kebanyakan terdapat di
leher bagian belakang dan depan, di bawah rahang bawah, di ketiak serta di tempat lain, tidak
termasuk di inguinal.
- Infeksi bakteri
Pada infeksi bakteri biasanya menyebabkan limfadenopati lokalisata, tetapi dapat juga terjadi
limfadenopati generalisata pada penyakit demam tifoid, endokarditis, tuberculosis dan sifilis.
Peradangan KGB (limfadenitis) dapat disebabkan Streptokokus beta hemolitikus Grup A atau
stafilokokus aureus. Bakterianaerob bila berhubungan dengan caries dentis dan penyakit
gusi,radang apendiks atau abses tubo-ovarian.
Pada awal infeksi, aspirat mengandung campuran neutrofil dan limfosit. Kemudian mengandung
bahan pirulen dari neutrofil dan massa debris. Limfadenitis bakterial akut biasanya menyebabkan
KGB berwarna kemerah,teraba hangat dan nyeri tekan. Biasanya penderita demam dan terjadi 17
leukositosis neutrofil pada pemeriksaan darah tepi. Pada infeksi oleh Mikobakterium
tuberkulosis, aspirat tampak karakteristik sel epiteloid dengan latar belakang limfosit dan sel
plasma.
Sel epiteloid berupa sel bentuk poligonal yang lonjong dengan sitoplasma yang pucat, batas sel
yang tidak jelas, kadang seperti koma atau inti yang berbentuk seperti bumerang yang pucat,
berlekuk dengan kromatin halus.
Gambar 6 Limfadenitis granulomatosa. Tampak sel epiteloid pada aspirat penderita limfadenitis
tuberkulosis.
Keganasan seperti leukemia, neuroblastoma, rhabdomyo-sarkoma dan limfoma juga dapat

menyebabkan limfadenopati. Diagnosis defenitif suatu limfoma membutuhkan tindakan biopsi


eksisi, oleh karena itu diagnosis subtipe limfoma dengan menggunakan biopsi aspirasi jar um
halus masih merupakan kontroversi. Aspirat Limfoma non-Hodgkin berupa populasi sel yang
monoton dengan ukuran sel yang hamper sama. Biasanya tersebar dan tidak berkelompok.
Diagnostik sitologi Limfoma Hodgkin umumnya dibuat dengan ditemukannya tanda klasik yaitu
sel Reed Sternberg dengan latar belakang limfosit, sel plasma, eosinofil dan histiosit. Sel Reed
Sternberg adalah sel yang besar dengan dua inti atau multinucleated dengan sitoplasma yang
banyak dan pucat.
Gambar 7. Limfoma Hodgkin. Tampak sel Reed Sternbergklasik dengan latar belakang limfosit
dan eosinofil. Metastasis karsinoma merupakan penyebab yang lebih umum dari limfadenopati
dibandingkan dengan limfoma. Dengan teknik biopsi aspirasi jarum halus lebih mudah
mendiagnosis suatu metastasis karsinoma daripada limfoma.
Gambar 8. Metastasis keratinizing squomous cell carcinoma.Tampak sel-sel yang mengalami
keratinisasi pada aspirat dari penderita karsinoma laring.
Penyakit lainnya yang salah satu gejalanya adalah limfadenopati adalah penyakit Kawasaki,
penyakit Kimura, penyakit Kikuchi, penyakit Kolagen, penyakit Cat-scratch, penyakit
Castleman, Sarcoidosis, Rhematoid arthritis dan Sisestemic lupus erithematosus (SLE).
Obat-obatan dapat menyebabkan limfadenopati generalisata. Limfadenopati dapat timbul
setelah pemakaian obat-obatan seperti fenitoin dan isoniazid. Obat-obatan lainnya seperti
allupurinol, atenolol, captopril, carbamazepine, cefalosporin, emas, hidralazine,
penicilin, pirimetamine, quinidine, sulfonamida, sulindac).
Imunisasi dilaporkan juga dapat menyebabkan limfadenopati di daerah leher, seperti setelah
imunisasi DPT, polio atau tifoid. Meskipun demikian, masing-masing penyebab tidak dapat
ditentukan hanya dari pembesaran KGB saja, melainkan dari gejala-gejala lainnya yang
menyertai pembesaran KGB tersebut
1.3 Klasifikasi

Secara klinis limfadenopati dapat dibedakan menjadi limfadenopati lokalisata dan


limfadenopati generalisata. Limfadenopati lokalisata didefinisikan sebagai pembesaran KGB hanya pada
satu region saja, sedangkan limfadenopati generalisata apabila pembesaran KGB terjadi pada dua atau
lebih region yang berjauhan dan simtetris.Klasifikasi ini bertujuan untuk penentuan diferensial diagnosis.
Sekitar 75% pasien didapatkan limpadenopati lokalisata, sedangkan limfadenopati generalisata 25%.
1.4 Patofisiologi
Patofisiologi limfadenopati berdasarkan dari etologi yang mendasari. Beberapa plasma dan sel
(misalnya sel kanker dan mikroorganisme) dalam ruang interstitial, bersama dengan bahan
selular tertentu, antigen, dan partikel asing masuk ke pembuluh limfatik, menjadi cairan limfe.
Kelenjar getah bening menyaring cairan limfe dalam perjalanan ke sirkulasi vena sentral,
menghilangkan sel-sel dan bahan lainnya. Proses penyaringan juga menyajikan antigen kepada
limfosit terkandung dalamKGB. Respon imun dari limfosit melibatkan proliferasi sel limfosit
dan makrofag, yang dapat menyebabkan KGB untuk memperbesar (limfadenopati reaktif).
Patogen mikroorganisme dibawa dalam cairan limfe dapat juga langsung menginfeksi KGB,
menyebabkan limfadenitis), dan apabila terdapat sel-sel kanker dapat menginfiltrasi langsung
atau proliferasi sel di KGB.
1.5 Manifestasi
Gejala infeksi selain demam, dicari kemungkinan adanya faringitis (nyeri menelan batuk),
konjungtivitis (keluar secret, mata merah), ulserasi kulit, tinea (gatal pada daerah lipatan), nyeri
lokal, luka genital, keluar cairan dari genital, dan berkeringat di malam hari menandakan
kemungkinan tuberculosis.
Gejala keganasan metastasis: gejala konstitusional keganasan seperti penurunan berat badan dan
keringat malam.
Gejala konstitusional : demam keringat malam, dan / atau penurunan berat badan yang tidak
dapat dijelaskan lebih besar dari 10% dari berat badan selama 6 bulan mengenai untuk limfoma,
arthralgias, ruam, dan mialgia menunjukkan adanya penyakit vaskular kolagen.

Anda mungkin juga menyukai