Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA

Oleh :
KELOMPOK B-1
Ketua
: Sarah Humairah
Sekretaris
: sri ayu daeng machora
Anggota :
Vania Fildza
Mutiara Fadhila
Novi Alvirahmi
Novia Rizky Zyanti Azzahra
Reza Mardany
Syarafina Raihan
Tri Rizky Nugraha
Tyas Aulia Puspa

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
JAKARTA
2010

DAFTAR ISI

(1102010263)
(1102010221)
(1102009291)
(1102010192)
(1102010209)
(1102010211)
(1102010238)
(1102010275)
(1102010280)
(1102010281)

I.

PENDAHULUAN..............................................................................3

II.

PELAKSANAAN PRAKTIKUM......................................................4
A. Tujuan Percobaan..........................................................................4
B. Alat-alat percobaan.......................................................................4
C. Tata Cara.......................................................................................4

III.

HASIL PRAKTIKUM........................................................................5
A. TABEL DATA...............................................................................5
B. HASIL ANALISA/DISKUSI........................................................6

IV.

MENJAWAB PERTANYAAN............................................................6

V.

KESIMPULAN...................................................................................7

BIOMEKANIK OTOT BISEP


I.

PENDAHULUAN
Dasar Teori
Ada dua faktor penentu utama dari kekuatan otot. Pertama, hubungan tegangan
panjangnya yang didasarkan pada interaksi serabut-serabut aktin dan miosin yang
mikroskopis. Biomekanika dari sistim muskuloskeletal adalah komponen yang kedua.
Masing-masing serabut otot mempunyai satu kekuatan pembangkit panjangnya
maksimal optimal.
Kontraksi otot terjadi karena interaksi protein yang disebut aktin dan miosin
dalam miofibril. Interaksi ini menjelaskan bahwa miosin memiliki ikatan jembatan
silang dengan aktin. Jembatan silang ini menarik filamen aktin ke filamen miosin
selama tenaga ada, sehingga menyebabkan kontraksi (pemendekan) otot.
Gaya maksimum dihasilkan ketika jumlah bentuk jembatan silang antara filamen
aktin dan miosin maksimum. Sinergi adalah ketika dua atau lebih elemen bekerja
bersama untuk mencapai hasil yang tidak dimungkinkan oleh masing-masing
komponen untuk bertindak sendiri. Otot-otot juga dapat memiliki gerakan yang
antagonis tapi tetap bekerja sama untuk melakukan fungsi. Gerakan mengulur
pergelangan tangan adalah hasil dari otot sinergis. Kedua otot-otot yang terlibat
adalah m. extensor carpi radialis dan m. extensor carpi ulnaris. Kedua otot tersebut
memiliki komponen yang berlawanan dan serupa. Komponen berlawanan tersingkir,
dan dengan demikian hanya gerakan serupa terjadi.
Biomekanika adalah studi dari tubuh dalam kaitan dengan menggunakan istilah,
pengungkit-pengungkit, dan friksi, menggunakan prinsip-prinsip dari ilmu fisika
Newtonian untuk meneliti gerak manusia. Suatu cara yang sederhana untuk
menjelaskan biomekanika yang berhubungan dengan otot bisep yakni persamaan
momen gaya yang berikut:
M x MA = R x RA
M = momen gaya atau tenaga putaran (torsi) yang diperlukan untuk menggerakan
berat/beban
MA =

jarak yang tegak lurus dari garis aksi kekuatan otot ke sumbu rotasi

(persendian)

R = berat/beban untuk diangkat


RA = jarak yang tegaklurus dari persendian ke berat/beban
MA, RA, R mudah dihitung,
M diperlukan untuk mengangkat atau menggerakan beban melalui cakupan
gerakan yang dapat dihitung. Tenaga putaran adalah suatu kekuatan
menerapkan atas suatu lengan-tuas yang menyebabkan perputaran
Keuntungan memiliki insersi otot jauh dari sendi yang terkait adalah karena dapat
meningkatkan jarak MA dan menurunkan M.

Ketika lengan bawah dilenturkan pada sudut 45o:

MA dan RA berkurang, sedangkan R sama.

Insersi tetap tepat sama jaraknya dari persendian

MA berubah karena ditentukan oleh jarak tegak lurus dari garis aksi kekuatan otot
ke persendian

RA berubah karena RA adalah jarak yang tegak lurus dari persendian ke


berat/beban

Di sudut yang baru, lengan tangan mempunyai suatu keuntungan yang mekanis

II. PELAKSANAAN PRAKTIKUM


1. Tujuan Percobaan
a. Mengamati kekuatan dari otot bisep dengan cara pembelokan siku
b. Mengkalkulasi kekuatan yang diperlukan untuk pegang beban
2. Alat-alat Percobaan
a. Seperangkat papan yang telah dilengkapi sudut busur
b. Beban yang berbeda-beda
3. Prosedur

1. Pengukuran dari Bobot Maksimum Pada Otot Bisep


Para siswa akan mengukur bobot maksimum bahwa dapat diadakan pada
berbagai sudut-sudut yang hubungkan.para siswa akan menguji bahwa mengubah
sudut yang hubungkan mengubah panjang otot dan mengubah keuntungan yang
mekanis dari sistim pengungkit.jadi,dengan demikian bobot maksimum
dapatberbeda-beda seperti ketika sudut yang hubungkan berubah.
a. Dengan bantuan dari suatu busur derajad (dapat dilihat pada alat dimeja
praktikum), dengan sudut-sudut dari 00, 200, 450, 600, dan 900
b. Taksir bobot maksimum yang hal dapat pegang pada masing-masing
sudut-sudut yang ditetapkan pada tahap satu. Tempatkan suatu berat/beban
lebih kecil dibanding maksimum diperkirakan di dalam tangan kanan
c. Tambahkan berat/beban tambahan didalam kenaikan-kenaikan yang
mungkin sampai lengan tidak bisa lagi menahan berat/beban lalu catat
bobot maksimum yang hal dapat pegang
2. Menghitung Gaya Tegang Pada Otot
Para siswa akan menghitung kekuatan (gaya) otot bisep. Para siswa itu akan
mencatat perubahan jarak beban ke siku (RA) dan perubahan jarak gaya otot ke
siku dengan sudut yang berbeda-beda (MA).
a. Ukur panjang lengan bawah (RA) kiri dan kanan. Pengukurannya dari
epicondyle.
b. Ukur panjangnya lengan bawah yang benar di sumbu-x dari grafik 2
(panjangnya ini mewakili; menunjukkan RA). Sumbu y mewakili;
menunjukkan lengan atas yang benar.
c. Ukur panjangnya dari siku dengan tujuan untuk penyisipan bisep di
sumbu-x dari grafik 2 (panjangnya ini mewakili; menunjukkan MA). Lalu
itu diperkirakan bahwa penyisipan bisep adalah 2.54 cm untuk wanita dan
5 cm untuk pria.
d. Lakukan berulang pada langkah 1 3 dengan sudut yang berbeda-beda
lalu catat jarak RA dan MA
e. Tugas laporan akhir
III. HASIL PRAKTIKUM
d. Tabel Data
O.P: WINDY
Sudut
0
20
45
60

Berat beban pada tangan kanan


5 kg x 10 m/s = 50 N
2,5 kg x 10 m/s = 25 N
5 kg x 10 m/s = 50 N
5 kg x 10 m/s = 50 N

Berat beban pada tangan kiri


5 kg x 10 m/s = 50 N
2,5 kg x 10 m/s = 25 N
5 kg x 10 m/s = 50 N
5 kg x 10 m/s = 50 N

5 kg x 10 m/s = 50 N
90
O.P: PRANINDYA
Sudut
0
20
45
60
90

5 kg x 10 m/s = 50 N

Berat beban pada tangan kanan


3 kg x 10 m/s = 30 N
3 kg x 10 m/s = 30 N
3 kg x 10 m/s = 30 N
3.5 kg x 10 m/s = 35 N
5 kg x 10 m/s = 50 N

Berat beban pada tangan kiri


3 kg x 10 m/s = 30 N
3.5 kg x 10 m/s = 35 N
3.5 kg x 10 m/s = 35 N
5 kg x 10 m/s = 50 N
5 kg x 10 m/s = 50 N

Rumus: M x MA = R x RA
O.P: WINDY (Tangan Kanan)
Sudut
0
20
45
60
90

Berat Maksimum

Jarak RA

(Newton)

(cm)

50
25
50
50
50

33
32
25
17
0

Jarak MA (cm)
8 x cos 0 = 8
9 x cos 20 = 8,45
9,5 xcos 45 = 6,71
11 x cos 60 = 5,5
0

Besar Gaya Otot


Bisep (Newton)
206,25
189,34
186,28
154,5
~

O. P: WINDY (Tangan Kiri)


Sudut

Berat Maksimum

Jarak RA

(Newton)
0
20
45
60
90

50
25
50
50
50

Jarak MA (cm)

(cm)
33
32
25
17
0

8 x cos 0 = 8
9 x cos 20 = 8,45
9,5 xcos 45 = 6,71
11 x cos 60 = 5,5
0

Besar Gaya Otot


Bisep (Newton)
206,25
189,34
186,28
154,5
~

O.P: PRANINDYA (Tangan Kanan)


Sudut

Berat Maksimum

Jarak RA

(Newton)
0
20
45
60
90

30
30
30
35
50

Jarak MA (cm)

(cm)
8 x cos 0 = 8
8,5 x cos 20 = 7,98
9 x cos 45 = 6,36
9,5 x cos 60 = 4,75
0

33
32
25
17
0

Besar Gaya Otot


Bisep (Newton)
123.75
120.30
117,92
125.26
~

O.P: PRANINDYA (Tangan Kiri)


Sudut

Berat Maksimum

Jarak RA

(Newton)

(cm)

Jarak MA (cm)

Besar Gaya Otot


Bisep (Newton)

0
20
45
60
90

30
35
35
50
50

33
32
25
17
0

8 x cos 0 = 8
8,5 x cos 20 = 7,98
9 x cos 45 = 6,36
9,5 x cos 60 = 4,75
0

123.75
140.35
137.58
178.95
~

A. HASIL ANALISA/DISKUSI
Beban maksimal yang ditumpu ternyata sama saja berkisar 5 kg. Hanya pada tangan
kiri karena o.p. bukan kidal, maka beban yang bisa diangkat tidak sekuat tangan kanan.
Pada saat diberikan beban, paling terasa berat ketika berada di sudut 0-60. Pada saat
0, masih tidak terlalu terasa, namun semakin besar sudutnya mulai terasa sakit, tetapi
semakin bertambah besar sudutnya mendekati 90 semakin terasa ringan kembali, dan
terasa sangat nyaman ketika berada di sekitar 90.
Dari hasil percobaan terlihat, semakin besar sudutnya, semakin besar gaya otot
bisep, sehingga semakin kuat otot mengangkat sesuatu. Hal ini sesuai dengan yang
dirasakan o.p., bahwa pada sudut 90 otot bisa mengangkat beban yang lebih
dibandingkan yang lain karena gaya otot bisepnya tinggi.

IV. MENJAWAB SOAL


1. Pada sudut berapakah otot biseps dapat memegang berat/beban terbesar?
Jawab : pada sudut 90 karena semakin besar kecil tempat regangan maka semakin mudah
berkontraksi (pemendekan otot) maka semakin ringan pula beban yang dipikul

2. Pada sudut berapakah tubuh dalam keuntungan mekanik? Mengapa?


Jawab: Selain sudut 90 di mana otot berkontraksi. Namun, di sudut ini, otot sudah dekat
dengan batas pemendekan dan tidak dapat mengerahkan banyak gaya.

3. Pada sudut berapakah tubuh pada keuntungan ketegangan-panjang? Mengapa?


Jawab: 0, karena ketika lengan diperpanjang penuh, bisep berada pada panjang
maksimum.

V. KESIMPULAN
Beban maksimal yang dapat diangkat antara tangan kiri dan kanan tergantung dari kidal atau
tidaknya kita. Semakin besar sudutnya yang dibentuk lengan bagian bawah dan meja, semakin
besar gaya otot bisepnya

VI. DAFTAR PUSTAKA


Buku Penuntun Praktikum Mahasiswa Blok Muskuloskeletal.2009.Jakarta:Fakultas
Kedokteran Universitas Yarsi.
Ganong, W. F. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 22. Jakarta: EGC, 2008

Anda mungkin juga menyukai