PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Katarak merupakan keadaan di mana terjadi kekeruhan pada serabut
atau bahan lensa di dalam kapsul lensa (Sidarta Ilyas, 1998). Katarak adalah
proses terjadinya opasitas secara progresif pada lensa atau kapsul lensa,
umumnya akibat dari proses penuaan yang terjadi pada semua orang lebih dari
65 tahun (Marilynn Doengoes, dkk. 2000).
1
mellitus
jangka panjang
sering
mengalami
katarak. Yang
Cedera mata
Penyakit metabolik (misalnya diabetes)
Obat-obat tertentu (misalnya kortikosteroid).
Katarak kebanyakan muncul pada usia lanjut. Data statistik
menunjukkan bahwa lebih dari 90% orang berusia di atas 65 tahun menderita
katarak. Sekitar 550% orang berusia 75 85 tahun daya penglihatannya
berkurang akibat katarak. Walaupun sebenarnya dapat diobati, katarak
merupakan penyebab utama kebutaan di dunia. Katarak terjadi secara
perlahan-perlahan sehingga penglihatan penderita terganggu secara berangsur.
karena umumnya katarak tumbuh sangat lambat dan tidak mempengaruhi
daya penglihatan sejak awal. Daya penglihatan baru terpengaruh setelah
katarak berkembang sekitar 35 tahun. Karena itu, pasien katarak biasanya
menyadari penyakitnya setelah memasuki stadium kritis.
2..4 Patofisiologi
Dalam keadaan normal transfaransi lensa terjadi karena adanya
keseimbangan antara protein yang dapat larut dengan protein yang tidak dapat
larut dalam membran semi permeable. Apabila terjadi peningkatan jumlah
protein yang tidak dapat diserap, mengakibatkan jumlah protein dalam lensa
melebihi jumlah protein pada bagian lain sehingga membentuk massa
transparan ataubbintik kecil di sekitar lensa, membentuk suatu kapsul yang
dikenal dengan katarak. Terjadinya penumpukan cairan / degenasi dan
desintegrasi pada serabut tersebut menyebabkan jalannya cahayanya
terhambat dan mengakibatkan gangguan penglihatan
Trauma
Degeneratif
Perubahan Kuman
Perubahan
serabut
Jumlah protein
Keruh
Densitas
Membentuk
massa
Keruh
Pembedahan
Post Operasi
Pre Operasi
-
Kecemasan
Kurang
Menghambat jalan
cahaya
Gangguan rasa
nyaman (nyeri)
meningkat
-
Katarak
Resiko
tinggi
Penglihatan /Buta
terjadinya
pengetahu
infeksi
-
Resiko
tinggi
terjadinya injuri
Katarak kongenital
Katarak kongenital merupakan kekeruhan lensa yang didapatkan sejak
lahir, dan terjadi akibat gangguan perkembangan embrio intrauterin. Biasanya
kelainan ini tidak meluas mengenai seluruh lensa. Letak kekeruhan sangat
tergantung pada saat terjadinya gangguan metabolisme serat lensa: Katarak
kongenital yang terjadi sejak perkembangan serat lensa terlihat segera setelah
bayi IahIr sampai berusia 1 tahun. Katarak ini terjadi karena gangguan
metabolisme serat-serat lensa pada saat pembentukan serat lensa akibat infeksi
virus atau gangguan metabolisme jaringan lensa pada saat bayi masih di
dalam kandungan, dan gangguan metabolisme oksigen.
Pada bayi dengan katarak kongenital akan terlihat bercak putih di
depan pupil yang disebut sebagai leukokoria (pupil berwarna putih). Setiap
bayi dengan leukokoria sebaiknya dipikirkan diagnosis bandingnya seperti
retinoblastorrma, endoftalmitis, fibroplasi retrolental, hiperplastik vitreus
primer, dan miopia tinggi di samping katarak sendiri.
Katarak juvenil
Katarak juvenil yang terlihat setelah usia 1 tahun dapat terjadi karena
lanjutan katarak kongenital yang makin nyata, penyulit penyakit lain, katarak
komplikata, yang dapat terjadi akibat penyakit lokal pada satu mata, seperti
akibat uveitis anterior. glaukoma, ablasi retina, miopia tinggi, ftisis bulbi,
yang mengenai satu mata, penyakit sistemik, seperti diabetes, hipoparatiroid,
dan miotowa distrofi,'yang mengenai kedua mata dan akibat trauma tumpul.
Biasanya katarak juvenil ini merupakan katarak yang didapat dan
banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor.
c.
Katarak senil
Katarak senil biasanya mulai pada usia 50 tahun, kecuali bila
disertai dengan penyakit lainnya seperti diabetes melitus yang akan terjadi
lebih cepat. Kedua mata dapat terlihat dengan derajat kekeruhan yang sama
ataupun berbeda. Proses degenerasi pada lensa dapat terlihat pada beberapa
stadium katarak senil.
Tabel Perbedaan stadium katarak senil
Insipien
Imatur
Matur
Hipermatu
Kekeruhan
Ringan
Sebagian
Seluruh
Masif
r
Besar Iensa
Cairan lensa
Normal
Normal
Iris
Bilik mata depan depan
Sudut bilik mata
Penyulit
Normal
Normal
Normal
--
Terdarong
Dangkal
Sempit
Glaukoma
Normal
Normal
Normal
-
Kecil
Berkurang
(air + masa
Lensa ke
Trcmulans
Dalam
Terbuka
' Uveitis
'
Glaukoma
merupakan katarak yang terjadi akibat terjadinya degenerasi serat lensa karena
proses penuaan.
Katarak senil dapat dibagi dalarn 4 stadium, yaitu :
1. Stadium insipien, di mana mulai timbul katarak akibat proses degenerasi
lensa. Kekeruhan lensa berbentuk bercak-bercak kekeruhan yang tidak
teratur. Pasien akan mengeluh gangguan penglihatan seperti melihat ganda
dengan satu matanya. Pada stadium ini., proses degenerasi belum
menyerap cairan mata ke dalarn lensa sehingga akan terlihat biiik mata
depan dengan kedalaman yang normal, iris dalarn posisi biasa disertai
dengan kekeruhan ringan pada lensa. Tajam penglihatan pasien belum
terganggu.
2. Stadium imatur, di mana pada stadium ini lensa yang degeneratif mulai
menyerap cairan mata ke dalarn lensa sehingga lensa menjadi cembung.
Pada stadium ini, terjadi pembengkakan lensa yang disebut sebagai
katarak intumesen. Pada stadium ini dapat terjadi miopisasi akibat lensa
mata menjadi cembung, sehingga pasien menyatakan tidak perlu kacamata
sewaktu membaca dekat. Akibat lensa yang bengkak, iris terdorong ke
depan, biiik mata dangkal dan sudut bilik mata akan sempit atau tertutup.
Pada stadium ini dapat terjadi glaukoma sekunder.Pada pemeriksaan uji
bayangan iris atau shadow test akan terlihat bayangan iris pada lensa. Uji
bayangan iris positif.
3. Stadium matur, merupakan proses degenerasi lanjut lensa. Pada stadium
terjadi kekeruhan seluruh lensa. Tekanan cairan di dalam lensa sudah
dalam keadaan seimbang dengan cairan dalam mata sehingga ukuran lensa
akan menjadi normal kembali. Pada pemeriksaan terlihat iris dalam posisi
normal, bilik mata depan normal, sudut bilik mata depan terbuka normal,
uji bayangan iris negatif. Tajam penglihatan sangat menurun dan dapat
hanya tinggal proyeksi sinar positif.
4. Stadium hipermatur, di mana pada stadium ini terjadi proses degenerasi
lanjut lensa dan korteks lensa dapat mencair sehingga nukleus lensa
tenggelam dalam korteks lensa (katarak Morgagni). Pada stadium ini jadi
juga degenerasi kapsul lensa sehingga bahan lensa ataupun korteks yang
cair keluar dan masuk ke dalam bilik mata depan. Pada stadium matur
akan terlihat lensa yang lebih kecil daripada normal, yang akan
mengakibatkan iris tremulans, dan bilik mata depan terbuka. Pada uji
bayangan iris tertihat positif walaupun seluruh lensa telah keruh sehingga
6
stadium ini disebut uji bayangan iris pseudopositif. Akibat bahan lensa
keluar dari kapsul, maka akan tirnbul reaksi jaringan uvea berupa uveitis.
Bahan lensa ini juga dapat menutup jalan keluar cairan bilik mata
sehingga timbul glaukoma fakolitik.
d.
Katarak traumatik
Kekeruhan lensa dapat terjadi akibat trauma tumpul atau trauma tajam
yang menembus kapsul anterior. Tindakan bedah pada katarak traumatik
dilakukan setelah mata tenang akibat trauma tersebut. Bila pecahnya kapsul
mengakibatkan gejala radang berat, maka dilakukan aspirasi secepatnya.
e.
Katarak komplikata
Katarak komplikata terjadi akibat gangguan keseimbangan susunan sel
lensa oleh faktor fisik atau kimiawi sehingga terjadi gangguan kejernihan
lensa. Katarak komplikata dapat terjadi akibat iridosiklitis, koroiditis, miopia
tinggi, ablasio retina, dan glaukoma. Katarak komplikata dapat terjadi akibat
kelainan sistemik yang akan mengenai kedua mata atau kelainan lokal yang
akan mengenai satu mata.
f.
Katarak sekunder
Pada tindakan bedah lensa dimana terjadi reaksi radang yang berakhir
dengan terbentuknya jaringan fibrosis sisa lensa yang tertinggal maka keadaan
ini disebut sebagai katarak sekunder. Tindakan bedah yang dapat
menimbulkan katarak sekunder adalah sisa disisio lentis, ekstraksi linear dan
ekstraksi lensa ekstrakpsular. Pada katarak sekunder yang menghambat
masuknya sinar ke dalam bola mata atau mengakibatkan turunnya tajam
penglihatan maka dilakukan disisio lentis sekunder atau kapsulotomi pada
katarak sekunder tersebut.
katarak
terdiri
dari
pengangkatan
lensa
dan
Pengangkatan lensa
Ada dua macam teknik pembedahan yang biasa digunakan untuk mengangkat
lensa:
Pembedahan ekstrakapsuler :
lensa diangkat dengan meninggalkan kapsulnya.
Pembedahan intrakapsuler :
Penggantian lensa
Penderita yang telah menjalani pembedahan katarak biasanya akan
mendapatkan lensa buatan sebagai pengganti lensa yang teleh diangkat. Lensa
buatan ini merupakan lempengan plastik yang disebut lensa intraokuler dan
biasanya lensa intraokuler dimasukkan ke dalam kapsul lensa di dalam mata.
Untuk mencegah infeksi, mengurangi peradangan, dan mempercepat
penyembuhan selama beberapa minggu setelah pembedahan di berikan tetes
mata atau salep. Untuk melindungi mata dari cedera, penderita sebaiknya
menggunakan kaca mata atau pelindung mata yang terbuat dari logam sampai
luka pembedahan benar-benar sembuh.
Adapun penatalaksanaan pada saat post operasi antara lain :
1. Pembatasan aktivitas, pasien yang telah melaksanakan pembedahan
diperbolehkan ;
a.Menonton televisi
b.
membaca bila perlu, tapi jangan terlalu lama
c.Mengerjakan aktivitas biasa tapi dikurangi
d.
Pada awal mandi waslap selanjutnya menggunakan bak mandi
atau pancuran
e.Tidak boleh membungkuk pada wastafel atau bak mandi
f. condongkan sedikit kepala kebelakang saat mencuci rambut.
2. Tidur dengan perisai pelindung mata logam pada malam hari; mengenakan
kacamata pada siang hari
3. Ketika tidur, berbaring terlentang atau miring pada posisi mata yang tidak
dioperasi, dan tidak boleh telengkup
4. Aktivitas dengan duduk
5. Mengenakan kacamata hitam untuk kenyamanan
6. Berlutut atau jongkok saat mengambil sesuatu dari lantai
7. Dihindari (paling tidak selama 1 minggu) :
a. Tidur pada sisi yang sakit
b. Menggosok mata, menekan kelopak untuk menutup
c. Mengejan saat defekasi
d. Memakai sabun mendekati mata
e. Mengangkat benda yang lebih dari 7 Kg
f. Berhubungan seks
g. Mengendarai kendaraan
h. Batuk, bersin, dan muntah
Sifat prosedur
Resiko dan keuntungan
Obat anestesi
Pilihan untuk rehabilitasi visual setelah pembedahan, seperti implan
10
Kemerahan
2.
Oedema
3.
Infeksi
kojunctiva
(pembuluh
darah
konjunctiva
menonjol).
4.
5.
Zat purulen
6.
Peningkatan suhu
7.
PRE OPERATIF
1)
INTERVENSI
RASIONAL
1. Orientasikan
pasien Memperkenalkan pada pasien
terhadap
lingkungan
aktifitas.
tentang
lingkungan
dam
aktifitas
sehingga
dapat
meninggalkan
stimulus
penglihatan.
2. Bedakan
lapang
kemampuan
pandang
diantara
11
Menentukan
kemampuan
kedua mata
3. Observasi tanda disorientasi Mengurangi ketakutan pasien
dengan tetap berada di sisi
dan meningkatkan stimulus.
pasien.
4. Dorong
klien
melakukan
untuk
aktivitas
pasien
menggunakan
katarak,
cegah
kacamata
lapang
mempertahankan
perasaan
normal,
tanpa
meningkatkan stress.
Menurunkan
penglihatan
Menurunkan
penglihatan
mengidentifikasi
dorongan
ansietas.
untuk
verbalisasi
sumber
dan
mendengarkan
dengan
penuh perhatian.
2. Yakinkan
ansietas
respon
klien
bahwa
mempunyai Meningkatkan
klien
normal
dan
12
keyakinan
yang
diekspresikan
klien,
berikan
yang
informasi
Meningkatkan
keyakinan
klien
akurat.
4. Sajikan
informasi Meningkatkan
proses
belajar
media instruksional.
dan
informasi
klien Pengetahuan
kepada
yang
diperlukan.
kooperatif
klien
dan
menurunkan kecemasan.
6. Diskusikan
tindakan
Sda
POST OPERATIF
1)
INTERVENSI
1. Bantu
klien
mengidentifikasi
penghilangan
RASIONAL
dalam 1. Membantu
tindakan
nyeri
efektif.
yang
13
pasien
nyeri
yang
efektif.
2. Jelaskan bahwa nyeri dapat 2. Nyeri dapat terjadi sampai
anestesi
local
habis,
terjadi sampai beberapa jam
memahami hal ini dapat
setelah pembedahan.
membantu
mengurangi
kecemasan
yang
tindakan
nyeri
dengan
nyeri
dengan
farmakologi
cara:
memperoleh
terhadap nyeri.
rasa
kontrol
Distraksi
Latihan relaksasi
dapat
4. Berikan obat analgetik sesuai 4. Analgesik
menghambat reseptor nyeri.
program
5. Lapor dokter jika nyeri tidak 5. Tanda ini menunjukkan
peningkatan tekanan intra
hilang setelah jam
pemberian obat, jika nyeri
disertai mual.
2)
INTERVENSI
1. Tingkatkan
penyembuhan
14
RASIONAL
luka Nutrisi dan hidrasi yang optimal
dengan :
meningkatkan
keseluruhan,
adekuat
-
klien
pelindung
mata
tetap
meingkatkan
menurunkan
setelah
operasi
untuk
secara
meningkatkan
Memakai
Instruksikan
kesehatan
atau
sampai
diberitahukan.
2. Gunakan
Tehnik
tehnik
aseptic
untuk
penyembuhan
kekuatan
aseptic
masuknya
dan
iritasi
menimalkan
mikroorganisme
dan
mengurangi infeksi.
3. Gunakan
tehnik
aseptic
untuk
usapan,
ganti
balutan
penyebaran
pentingnya
tidak
infeksi/.bakteri
dan
kontaminasi silang.
(pembuluh
darah
Mencegah
kontaminasi
dan
jahitan
dengan
cara
penanganan
yang
cepat
untuk
Steroid
15
interupsi,
mirkoorganisme
diperlukan
infeksi
Menurunkan inflamasi
3)
INTERVENSI
RASIONAL
1. tentukan
ketajaman Kebutuhan individu
dan
satu
atau
kedua
mata
terlibat
kehilangan
penglihatan
peningkatan
kenyamanan
dan
kekeluargaaan, menurunkan
gejala-gejala
disorientasi,
pertahankan
pengamanan
operasi.
sembuh
dari
anesthesia.
4. ingatkan
klien
yang
tak
dikenal
dan
mengalami
keterbatasan
penglihatan
dapat
menggunakan
kacamata
katarak
tujuannya
orangtua.
yang
memperbesar
bila
terjadi
menyebabkan
bingung
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Katarak adalah perubahan lensa mata yang sebelumnya jernih dan tembus
cahaya menjadi keruh. Katarak menyebabkan penderita tidak bisa melihat dengan
jelas karena dengan lensa yang keruh cahaya sulit mencapai retina dan akan
menghasilkan bayangan yang kabur pada retina.
Katarak ada beberapa jenis menurut etiologinya yaitu katarak senile,
kongenital, traumatic, toksik, asosiasi, dan komplikata.
Katarak hanya dapat diatasi melalui prosedur operasi. Akan tetapi jika gejala
katarak tidak mengganggu, tindakan operasi tidak diperlukan. Kadang kala cukup
dengan mengganti kacamata. Karena kekeruhan (opasitas) lensa sering terjadi akibat
bertambahnya usia sehingga tidak diketahui pencegahan yang efektif untuk katarak
yang paling sering terjadi.
17
DAFTAR PUSTAKA
Indryyanadewi.Blogspot.Com/2012/01/ Makalah-Katarak-Indryyanadewi,Ddk,Htlm
Katarak:http://.www.oocities.org/infokeben/katarak.html di akses 10 mei 2015 pukul
11.00
Manifestasi- katarak: http://nurseian.blogspot.com/2012/04/ manifestasi-katarak.html
18