Anda di halaman 1dari 19

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Dengan

semakin

luasnya

pelaksanaan

upaya

kesehatan

dan

keberhasilan

pembangunan nasional pada semua sector, sehingga hal tersebut mendorong peningkatan
kesejahteraan sosioekonomi serta kesehatan. Pendekatan yang harus dilakukan dalam
melaksanakan program kesehatan adalah pendekatan kepada keluarga dan masyarakat.
Pendekatan ini lebih memprioritaskan upaya memelihara dan menjaga yang sehat semakin
sehat serta merawat yang sakit agar menjadi sehat.
Keberadaan usia lanjut ditandai dengan umur harapan hidup yang semakin meningkat
dari tahun ke tahun , hal tersebut membutuhkan upaya pemeliharaan serta peningkatan
kesehatan dalam rangka mencapai masa tua yang sehat, bahagia, berdaya guna, dan produktif
(pasal 19 UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan).
Penuaan adalah suatu prose salami yang tidak dapat dihindari, berjalan secara terus
menerus, dan berkesinambungan. Selanjutnya akan mengakibatkan perubahan anatomis,
fisiologis, dan biokimia pada tubuh, sehingga akan mempengaruhi fungsi dan kemampuan
tubuh secara keseluruhan.
Menjadi tua ditandai dengan adanya kemunduran biologis yang terlihat sebagai
gejala-gejala kemunduran fisik, antara lain kulit menjadi mengendur, timbul keriput, rambut
menjadi beruban, gigi mulai ompong, pendengaran dan penglihatan berkurang, mudah lelah,
gerakan menjadi lamban dan kurang lincah, serta terjadi penimbunan lemak terutama di perut
dan pinggul. Kemunduran lain yang terjadi adalah kemampuan-kemampuan kognitif seperti
suka lupa, kemunduran orientasi terhadap waktu, ruang, tempat serta tidak mudah menerima
ide baru.
Usia lanjut dapat dikatakan usia emas, karena tidak semua orang dapat mencapai usia
tersebut, maka orang yang berusia lanjut memerlukan tindakan keperawatan, baik yang
bersifat promotif maupun yang preventif, agar ia dapat menikmati masa usia emas serta
menjadi usia lanjut yang berguna dan bahagia.
1.2

Rumusan Masalah
1.2.1 Apakah yang dimaksud isu-isu pada lansia ?
1.2.2 Bagaimana strategi dan kegiatan untuk promosi kesehatan pada lansia?
1.2.3 Bagaimana dukungan terhadap orang yang merawat lansia ?

1.3

Tujuan
1.3.1 Untuk mendeskripsikan isu-isu pada lansia
1.3.2 Untuk mendeskripsikan strategi dan kegiatan untuk promosi kesehatan pada lansia
1.3.3 Untuk mendeskripsikan dukungan terhadap orang yang merawat lansia.

1.4

Manfaat
1

Dengan adanya penyusunan makalah ini mampu mempermudah penyusun dan


pembaca guna memahami materi tentang Isu isu, strategi dan kegiatan untuk promosi
kesehatan dan kesejahteraan lansia serta dukungan terhadap orang yang terlibat merawat
lansia.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1

Pengertian Geriatri
Geriatri merupakan cabang ilmu dari gerontology dan kedokteran yang mempelajari
kesehatan pada lansia dalam berbagai aspek, yaitu promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitative. Pada prinsipnya geriatric mengusahakan masa tua yang bahagia dan berguna
(DEPKES RI, 2000)
Gerontology adalah suatu ilmu yang mempelajari proses penuaan dan masalah yang
akan terjadi pada lansia yaitu kesehatan, social, ekonomi, perilaku, lingkungan dan lail-lain.
(DEPKES RI, 2000)
Tujuan pelayanan geriatric adalah sebagai berikut:

1.

Mempertahan derajat kesehatan setinggi-tingginya sehingga terhindar dari penyakit atau

2.

gangguan/kesehatan.
Memelihara kondisi kesehatan dengan aktivitas fisik sesuai kemampuan dan aktivitas

3.
4.
5.
6.

mental yang mendukung.


Melakukan diagnosis dini yang tepat dan memadai.
Melakukan pengobatan yang tepat.
Memelihara kemandirian secara maksimal.
Tetap memberikan bantuan moril dan perhatian sampai akhir hayatnya agar kematiannya
berlangsung dengan tenang.

Prinsip-prinsip pelayanan geriatric adalah sebagai berikut:


1.
2.
3.
4.
5.

Pendekatan yang menyeluruh (biopsikososialspiritual).


Orientasi terhadap kebutuhan klien.
Diagnosis secara terpadu.
Team work (koordinasi).
Melibatkan keluarga dalam pelaksanaannya.
Perkembangan geriatric baru terjadi pada abad ke-20. Di Indonesia, geriatric baru

berkembang dan masih dalam masa perintisan. Pada prinsipnya, geriatric mengusahakan agar
para lansia dapat menjadi lansia yang berguna dan bahagia, sehingga tidak menjadi beban
bagi keluarga dan masyarakat.
2.2

Issu dan Kecenderungan Masalah Kesehatan Gerontik

Masalah kehidupan sexual


Adanya anggapan bahwa semua ketertarikn seks pada lansia telah hilang adalah
mitos atau kesalahpahaman. (parke, 1990). Pada kenyataannya hubungan seksual pada
suami isteri yang sudah menikah dapat berlanjut sampai bertahun-tahun. Bahkan
aktivitas ini dapat dilakukan pada saat klien sakit atau mengalami ketidakmampuan,
dengan cara berimajinasi atau menyesuaikan diri dengan pasanagan masing-masing.
Hal ini dapat menjadi tanda bahwa maturitas dan kemesraan antara kedua pasangan
sepenuhnya normal. Ketertarikan terhadap hubungan intin dapat berulang antara
pasangan dalam membentuk ikatan fisik dan emosional secara mendalam selama masih
mampu melaksanakan.

Perubahan perilaku
Pada lansia seering dijumpai terjaadi perubahan perilaku diantaranya : daya ingat
menurun, pelupa, sering menarik diri, ada kecenderungan penurunan merawat diri,
timbulnya kecemasan karena dirinya sudah tidak menarik lagi, lansia sering
menyebabkan sensitivitas emosional seseorang
banyak masalah.

Pembatasan fisik
3

yang akhirnya menjadi sumber

Dengan semakin lanjut usia seseorang, mereka akan mengalami kemunduran


terutama dibidang kemampuan fisik yang dapat mengakibatkan pula timbulnya
gangguan di dalam hal mencakupi kebutuhan hidupnya sehingga dapat meningkatkan
ketergantungan yang memerlukan bantuan orang lain.

Palliative care
Pemberian obat pad lansia yang bersifat palliative care adalah obat tersebut
ditujukan untuk mengurangi rasa sakit yang dirasakan oleh lansia. Fenomena
polifarmasi dapat menimbulkan masalah, yaitu adanya interaksi obat dan efek
samping obat. Sebagai contoh klien dengan gangguan jantung dan edema mungkin
diobati dengan digoksin dan diuretika. Diuretic berfingsi untuk mengurangi volume
darah dan salah satu efek sampingnya yaitu keracunan digoksin. Klien yang sama
mungkin mengalami depressi sehingga diobati dengan antidepresi. Dan efek samping
Antidepressant adalah retensi urin. Dan efek samping inilah yang menyebabkan
ketidaknyamanan pada lansia.

Penggunaan obat
Medikasi pada lansia memerlukan perhatian yang khusus dan merupakan
persoalan yang sering kali muncul dimasyarakat atau rumah sakit. Persoalan utama
dan terapi obat pada lansia adalah terjadinya perubahan fisiologis pada lansia akibat
efek obat yang luas, termasuk efek samping obat tersebut. (Watson, 1992). Dampak
praktis dengan adanya perubahan usia ini adalah bahwa obat dengan dosis yang lebih
kecil cenderung diberikan untuk lansia. Namun hal ini tetap bermasalah karena lansia
sering kali menderita bermacam-macam penyakit untuk diobati sehingga mereka
membutuhkan beberapa jenis obat. Persoalan yang dialami lansia dalam pengobatan
adalah :
a. Bingung
b. Lemah ingatan
c. Penglihatan berkurang
d. Tidak bisa memegang
e. Kurang memahami pentingnya program tersebut untuk dipatuhi dan dijalankan.

Kesehatan mental
Selain mengalami kemunduran fisik lansia juga mengalami kemunduran
mental. Semakin lanjut seseorang, kesibukan sosialnya akan semakin berkurang dan
dapat mengakibatkan berkurangnya integrasi dengan lingkungannya.

Hukum dan etik dalam perawatan gerontik


Dalam Undang-Undang Dasar 1945 pada :
1. Pasal 27
Segala W.N. bersama kedudukannya didalam hokum dan pemerintahan dan
wajib menjunjungnya hokum dan pemerintahannya itu dengan tidak ada
kecualinya.
4

Tiap-tiap W.N. berhak atas pekerjaannya dn penghidupannya yang layak

bagi kemanusiaan
2. Pasal 34
Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh Negara.
Berpedoman pada hokum tersebut, sebagai perawat kesehatan masyarakat
bertanggung jawab dalam mencegah penganiayaan. Penganiayaan yang
dimaksud dapat berupa : penyia-nyiaan, penganiayaan yang disengaja dan
eksploitasi. Sedangkan pencegahan yang dapat dilakukan adalah berupa :
perlindungan dirumah, perlindungan hokum dan perawatan dirumah. Berkaitan
dengan kode etik yang harus diperhatikan oleh perawat adalah :

Perawat harus memberikan rasa hormat kepada klien tanpa memeperhatikan

suku, ras, golongan, pangkat, jabatan, status social, masalah kesehatan.


Menjaga rahasia klien
Melindungi klien dari campur tangan pihak yang tidak kompeten, tidak etis,

praktek illegal
Perawat berhak menerima jasa dari hasil konsultasi dan pekerjaannya
Perawat menjaga kompetensi keperawatan
Perawat memberikan pendapat dan menggunakannya. Kompetensi individu

serta kualifikasi dalam memberikan konsultasi


Berpartisipasi aktif dalam kelanjutannya perkembangan body of knowledge
Berpartisipasi aktif dalam meningkatkan standar professional
Berpartisipasi dalam usaha mencegah masyarakat, dari informasi yang salah

dan misinterpretasi dan menjaga integritas perawat.


Perawat melakukan kolaborasi dengan profesi kesehatannya yang lain atau ahli
dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan yang dibutuhakan oleh
masyarakat termasuk pada lansia.
JPKM lansia
Salah satu program pokok perawatan kesehatan masyarakat yang ada
dipuskesmas sasarannya adalah keluarga yang didalamnya ada keluarga lansia.
Perkembangan jumlah keluarga yang terus menerus meningkat dan banyaknya keluarga
yang berisiko tentunya membutuhkan perhatian yang khusus. Perkembangan yang
terjadi tersebut tentunya menuntut perawat memberikan pelayanan pada keluarga secara
professional. Tuntutan ini tentunya tidak berlebihan sebab hal ini sesuai dengan
kebijakan pemerintah dibidang kesehatan untuk membangun Indonesia Sehat 2010
yang salah satu strateginya adalah Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat
(JPKM). Dengan strategi ini diharapkan lansia mendapatkan perawatan yang baik dan
perhatian yang selayaknya
5

2.3

Strategi untuk Promosi Kesehatan dan Kesejahteraan Lansia


Masyarakat sehat 2010 dan lansia
Masyarakat sehat 2010 telah menetapkan suatu tujuan yaitu meningkatkan
kualitas dan kelangsungan hidup sehat bagi seluruh warga Amerika ( USDHHS,
1998 ). Dokumen ini mengindikasikan bahwa aspek terpenting dalam promosi
kesehatan lansia adalah mempertahankan kesehatan dan kemandirian fungsional.
Banyak tujuan yang ditetapkan untuk masyarakat sehat 2000 ( USDHHS, 1991 ) yang
dicakupkan ke dalam tujuan Masyarakat sehat 2010. Ketika merencanakan program
promosi kesehatan untuk komunitas lansia perawat komunitas harus memasukkan
area prioritas dan tujuan spesifik yang terdapat dalam masyarakat sehat 2010. Salah
satu tujuan masyarakat sehat 2010 yang dapat diarahkan pada lansia adalah
meningkatkan setidaknya 90 % proporsi individu berusia 65 tahun atau lebih yang
telah berpartisipasi pada tahun sebelumnya pada setidaknya satu program promosi
kesehatan terorganisasi.

2.3.1

Promosi Kesehatan dan Strategi Proteksi Kesehatan untuk Komunitas Lansia


Promosi kesehatan dan proteksi kesehatan adalah dua elemen pencegahan
primer. Promosi kesehatan menekankan pada upaya membantu masyarakat mengubah
gaya hidup mereka dan bergerak menuju kondisi kesehatan yang optimum sedangkan
fokus proteksi kesehatan adalah melindungi individu dari penyakit dan cedera dengan
memberikan imunisasi dan menurunkan pemajanan terhadap agens karsinogenik
toksin dan hal hal yang membahayakan kesehatan di lingkungan sekitar. Konsep
kesehatan lansia harus ditinjau kembali dalam upaya merencanakan intervensi
promosi kesehatan. Filner dan Williams ( 1997 ) mendefinisikan kesehatan lansia
sebagai kemampuan lansia untuk hidup dan berfungsi secara efektif dalam masyarakat
serta untuk menumbuhkan rasa percaya diri dan otonomi sampai pada tahap
maksimum, tidak hanya terbebas dari penyakit. Apabila dibandingkan dengan
kelompok usia lainnya di Amerika lansia lebih aktif dalam mencari informasi
mengenai kesehatan dan mempunyai kemauan untuk mempertahankan kesehatan dan
kemandirinya. Promosi kesehatan harus benar benar berfokus pada perilaku
beresiko yang dapat dimodifikasi yang disesuaikan dengan masalah kesehatan utama
menurut usia ( USDHHS, 1998 ). Secara umum, pelayanan kesehatan untuk lansia
memiliki tiga tujuan
1.
Meningkatkan kemampuan fungsional
2.
Memperpanjang usia hidup
3.
Meningkatkan dan menurunkan penderita ( OMalley dan Blakeney, 1994 )
Dalam memaksimalkan promosi kesehatan lansia di komunitas
dibutuhkan suatu pendekatan multiaspek. Target intervensi harus mengarah
pada individu dan keluarga serta kelompok dan komunitas.
6

2.3.2

Intervensi Berfokus Individu atau Kelompok


Intervensi promosi kesehatan / proteksi kesehatan berfokus individu atau
keluarga dirancang dalam upaya meningkatkan pengetahuan keterampilan dan
kompetensi individu atau keluarga untuk membuat keputusan kesehatan yang
memaksimalkan promosi kesehatan dan perilaku proteksi kesehatan. Tujuannya
adalah mendayagunakan lansia dan keluarganya dalam membuat keputusan kesehatan
yang rasional. Beberapa kategori yang termasuk ke dalam intervensi promosi
kesehatan dan proteksi kesehatan dengan target individu dan / atau keluarga adalah :
a.
Skrining kesehatan
b.
Modifikasi gaya hidup
c.
Pendidikan kesehatan ( individu atau kelompok )
d.
Konseling
e.
Kelompok pendukung
f.
Pelayanan kesehatan primer
g.
Imunisasi
h.
Keamanan di rumah
i.
Perawatan di rumah ( pelayanan kesehatan di rumah, perawatan personal atau
j.
k.
l.
m.

2.3.3

bantuan rumah tangga )


Makanan yang dikirimkan ke rumah
Dukungan sosial ( penjaminan kembali telepon dan kunjungan rumah )
Manajemen kasus
Bantuan pemeliharaan di rumah

Intervensi berfokus pada komunitas


Intervensi berfokus komunitas adalah aktivitas dan program yang diarahkan
pada lansia komunitas secara keseluruhan atau sub kelompok lansia yang beragam di
komunitas. Tujuan intervensi berfokus komunitas adalah meningkatkan kapasitas dan
ketersediaan komunitas terhadap pelayanan gabungan kesehatan dan sosial yang
sesuai dan dibutuhkan dalam upaya mempertahankan kemandirian dan status
fungsional lansia di komunitas. Intervensi di komunitas terutama melibatkan advokasi
tindakan politis dan partisipasi dalam pembuatan kebijakan yang memengaruhi lansia
di komunitas. Contoh intervensi berfokus komunitas adalah sebagai berikut :

Kampanye pendidikan kesehatan di masyarakat luas yang menekankan pada

masyarakat lansia
Mengadakan kampanye pada bulan mei yang telah ditetapkan sebagai older

American Month ( bulan lansia Amerika )


Koalisi komunitas untuk menangani isu spesifik lansia seperti pengembangan

pusat informasi lokal, botlines telepon atau situs internet


Keterlibatan politis untuk advokasi kebutuhan lansia seperti mempertahankan

atau memperluas tanggunagan medicare untuk pelayanan di rumah


Kolaborasi dengan universitas, gereja pusat perkumpulan lansia proyek
pemukiman lansia serta organisasi komunitas lain yang tersedia untuk

memberikan pelayanan yang komprehensif kepada subkelompok asia


Aktivitas pencegahan kejahatan
7


2.3.4

Berpartisipasi dalam pameran kesehatan berfokus pada komunitas.


Kemitraan dengan Komunitas Lansia
Secara umum komunitas lansia terbuka untuk praktik kesehatan baru dan

berespons terhadap bermacam macam pendekatan yang berpotensi meningkatkan


kesehatan mereka. Dalam merencanakan program kesehatan yang efektif perawat
kesehatan komunitas harus memvalidasi strategi dan tujuan bersama kelompok lansia
yang ditargetkan. Keterlibatan lansia dalam merencanakan promosi kesehatan dan
aktivitas pencegahan penyakit adalah hal yang esensial karena lansia sensitif terhadap
kehilangan potensi kemandiriannya. Oleh karena itu jika lansia dilibatkan rasa
kemandirian mereka akan menngkat. Tahapan tindakan yang dilakukan ketika bekerja
dengan lansia di komunitas antara lain:
1.
Jalankan program ditempat tempat biasa lansia berkumpul seperti gereja,
2.
3.
4.

senior center, dan tempat perkumpulan pensiunan.


Libatkan aktivitas outreach ke dalam seluruh program
Siapkan sarana transportasi menuju tempat aktivitas kelompok
Antisipasi kebutuhan lansia yang memiliki pandangan dan / atau penglihatan
tidak adekuat ( contoh penggunaan tulisanyang besar, membatasi penggunaan
makalah, penggunaan ruangan yang tenang dan / atau pengeras suara yang

5.

adekuat.
Pertahankan aktivitas secara berlahan dan berikan waktu yang cukup untuk

6.
7.
8.
9.

berespons
Berikan waktu yang cukup bagi para lansia untuk berbagi pengalaman hidup
Pertahankan pengajaran dalam waktu yang relatif singkat
Lakukan pengulangan ganda dan penguatan informasi
1
Susunlah aktivitas pendidikan kesehatan yang dapat memberikan rasa nyaman
pada para lansia dalam mengajukan pertanyaan dan atau menanyakan informasi

10.
11.

baru atau informasi yang masih meragukan mereka


Dorong keterlibata keluarga, teman dan kerabat
Advokasi untuk meningkatkan sumber sumber yang ada di komunitas serta
kebijakan yang memengaruhi lansia

2.3.5

Kebutuhan promosi kesehatan dan proteksi kesehatan lansia di komunitas


a.
Pelayanan Kesehatan
Lansia berusia lebih dari 65 tahun membutuhkan pelayanan kesehatan
primer yang teratur untuk mempertahankan kesehatan dan mencegah penyakit
kronik kecacatan serta kondisi yang mengancam hidupnya. Pelayanan
promosi kesehatan yang dapat mendasari intervensi keperawatan komunitas
meliputi :
1.
Imunisasi ( influenza, difteri, tetanus, vaksin, pneumokokus )
2.
Skrining penyakit kronik seperti kanker penyakit kardiovaskuler, dan
3.

diabetes.
Manajemen dan pengendalian penyakit kronis yang ada ( pendidikan
kesehatan, manajemen kasus,dan manajemen medikasi).
8

4.

Pengetahuan tentang praktik penggantia dan tangguan biaya ( termasuk


biaya pengobatan alternatif ) dari Medicare/Medicare Managed Care,

5.

asuransi Medicare tambahan, dan program asuransi kesehatan spesifik.


Program outreach dan upaya advokasi untuk menjamin akses lansia
pada sumber-sumber yang dibutuhkan; seperti advokasi kesehatan,
pelatihan kesehatan, dan pengendali akses di komunitas, Personel yang
ditugaskan bisa karyawan perusahaan swasta, staf gereja, dan karyawan
perudahaan BUMN yang dapat merujuk lansia kepada sumber-sumber

b.

6.

yang ada di komunitas (Florioet al, 1996).


Rujukan kepada program bantuan farmasi negara yang ada serta

7.

advokasi untuk membuat program yang mereka butuhkan.


Pendidikan mengenai manajemen medikasi ( penjadwalan, kepatuhan,

8.
9.
10.

kalender, dan sebagainya ).


Sumber berkelanjutan datri pelayanan primer.
One stop shopping untuk pelayanan kesehatan.
Hubungan kepada kelompok pendukung penyakit kronik.

Nutrisi
Nutrisi adekuat adalah hal paling penting bagi lansia dalam
mempertahankan kesehatan, mencegah penyakit, yang memperlambat
perkembangan penyakit kronis yang di derita. Dalam upaya membantu lansia
meningkatkan dan mempertahankan status nutrisinya, pengkajian nutrisi dan
membangun kekuatan yang ada adalah hal yang sangat membantu. Daftar
Periksa Skrining Nutrisi ( Nutrision Screning Checklist ) yang dibuat oleh
American Academy of Family Physicians, American Dietetic Association, dan
National Council on Aging ( Nutrition Screning Initiative, 1992 ) adalah alat
pengkajian nutrisi yang sangat baik. Berikut ini adalah program kemitraan

c.

dalam bidang kesehatan nutrisi yang dapat Anda pertimbangkan.


Makan sehat dan enak!
Rencanakan kelas atau serial kelas nutrisi yang berfokus pada nutrisi
dasar dan manajemen resiko nutrisi ( rendah garam, rendah lemak, rendah
gula, tinggi serat dan sebagainya ). Apabila kebutuhan terhadap diet gula
khusus harus dibahas, pertimbangkan untuk mengadakan serial kelas dan
bentuk kelompok menurut ingkatran kebutuhan diet spesifiknya. Kelas nutrisi
akan lebih efektif jiak penyajiannya sangat interaktif dengan para partisipanmencicipi dan berbagi resep, membangun kebiasaan positif yang ada, dan
memasukkan makanan yang etnis. Pemasangan poster dengan tulisan yang
besar dan berwarna-warni serta tayangan video aalah langkah yang tepat.
Makalah juga bisa membantu. Ingat, lansia senang membicarakan dan
menceritakan pengalaman hidup mereka. Berikan hadiah kepda lansia yang
9

menghadiri kelas, seperti tongkat, kanduk kertas, makaronidan makanan yang


tidak cepat membusuk. Dapatkan bantuan hadiah dari toko yang menjual
bahan makanan. Tantangan terbesarnya adalah enumbuhkan minat para lansia
untukmenghadirikelas ini. Pertimbangkan individu dari komunitas atau
d.

kelompok teman sebaya untuk membantu marketing dan program outreach.


Olahraga dan Kebugaran
Manfaat olahraga telah dibuktikan sepanjang rentang kehidupan
manusia. Olahraga untuk lansia harus mempertimbangkan kesehatan dan
status fungsionalnya. Di bawah ini adalah beberapa bentuk program olahraga
kebugaran.

DUDUK MENENDANG KE ATAS: OLAHRAGA UNTUK


LANSIA
Ketika mengadakan klinik skrining tekanan darah dipusat
nutrisi lansia, perawat mengobservasi bahwa pengunjung sering kali
datang sekitar pukul 8 pagi. Mereka mengisi waktu dengan dudukduduk sampai makan siang dihidangkan pada pukul 12 siang. Mereka
bermain permainan meja seperti kartu atau domino, tetapi aktivitas
fisik mereka sedikit. Ketika memeriksa tekanan darah, perawat
menanyakan tentang aktivitas fisik yang lansia lakukan dan
memperoleh informasi bahwa kebanyakan lansia tidak merasa aman
untuk berjalan di sekitar lingkungan mereka atau mereka belum
mengetahui bentuk lain dari olahraga. Setelah memvalidasi kebutuhan
terhadap tipe olahraga ringan ( low-impact ) yang dapat dilakukan di
kursi,suatu program dikembangkan dan beberapa pertisipan dilatih
sebagai instruktur olahraga. Rogram tersebut dinamakan Duduk,
Menendang ke Atas: Olahraga untuk Lansia. Dengan bimbingan
sukarelawan instruktur olahraga, program telah dimasukkan secara

nyata ke dalam jadwal aktivitas sehari-hari.


Pencegahan jatuh
Jatuh adalah masalah besar pada lansia. Anda mungkin
hendak membangun sebuah tim dengan ahli terapi oku pasional dan
ahli terapi fisik untuk mengadakan kelas pencegahan jatuh pada lokasi
tempat para lansia biasa berkumpul ( ya , mungkin saja anda tidak
dapat mempengaruhi para lansia untuk datang mengahadiri kelas ini
yang justru sangat mereka butuhkan; para lansia tersebut berada di
rumahanya karena meraka takut jatuh jika mereka pergi keluar).
Beberapa individu dapat memberikan koesioner mengenai pengkajian
jatuh,

sebagian

lagi
10

dapat

melakukan

tes

keseimbangan,

mendemonstrasikan cara cara untuk mencegah jatuh

dan

memberikan konseling individual mengenai hal hal yang dapat


menyebabkan jatuh. Proyek kolaborasif multidisiplin ini dapat
berdampak

sangat

besar

terhadap

masalah

yang

terkadang

mengakibatkan lansia kehilangan kemandiriannya atau bahkan dapat


membawa kepada kematian. Anda mungkin perlu memasarkan proyek
ini serta mendapatkan tempat untuk skrining, tes keseimbangan,
demonstrasi dan konseling. Pertimbangkan untuk memiliki formulir
pernyataan dan persetujuan untuk menjalani tes keseimbangan pada

setiap kejadian jatuh.


Keamanan komunitas
Dalam upaya

menurunkan

ketakutan

lansia

terhadap

kekerasan yang sering menghantui mereka, perawat perlu bekerja


sama

dengan

lembaga

penegak

hukum

setempat

untuk

mengembangkan program komunitas. Prototipe program meliputi


neighborbood crime watch program, citizens on patrol dan program
keamanan organisasi kemasyarakatan lainnya. Lansia membutuhkan
pendidikan yang mencakup program pertahan diri, baik secara fisik
maupun secara psikologis. Kampanye media di masyarakat harus
berkonsentrasi pada upaya menumbuhkan kewaspadaan lansia
terhadap tipe tipe kejahatan spesifik di dalam masyarakat, termasuk
frekuensi dan waktu kejadian. Selain itu, menabungkan cek bulanan

untuk menurunkan kerentanan terhadap kejahatan.


Keamanan berkendara
Seiring dengan peningkatan presentasi lansia di amerika,
jumlah pengendara lansia juga semakin banyak. Derekomendasikan
agar

pengendara

lansia

belajar

mengemudi

kembali

untuk

mengakomodasikan perubahan neuromuskular dan sensorik yang


terjadi seiring proses menua. Pengendara lansia dianjurka untuk
mengevaluasi kemabli secara periodik kemampuan mereka dalam
mengemudi, termasuk pemerikasaan penglihatan / pendengaran dan
evaluasi perubahan fisik lainnya dapat mempengaruhi mereka dalam
berkendara. AARP mensponsori 55 ALIVE / Mature Driving
Program

untuk

meningkatkan

membantu

kemampuan

pengendara
berkendaranya,

yang

berusia

mencegah

lanjut

tabrakan

kendaraan dan menghindari pelanggaran lalu lintas (AARP, 1999a) .


AARP juga menerbitkan Older Driver Assesment and Resource Guide
( panduan pengkajian dan sumber pengemudi lansia) yang disediakan
11

secara gratis. Pengemudi yang berusia lanjut harus mengacu kepada

sumber ini atau sumber lain yang ada di komunitas.


LEGISLASI SIGNIFIKAN DAN LANSIA AMERIKA
Akhirnya, beberapa bagian legislasi yang penting patut
untuk didiskusikan. Dua bagian penting dari legislasi yang
mempengaruhi kehidupan lansia di amerika adalah Social Security
Act tahun 1935 dan Older Americans Act (OAA) tahun 1965. Social
Security Act berisi banyak program bagi para lansia, termauk bantuan
finansial dan pelayana kesehatan. Ketentuan utamanya adalah
meningkatkan sistem tunjangan bagi lansia dan memungkinkan
negara untuk memberikan santunan kepada tunanetra, masyarakat
yang sudah tua, serta anak anak cacat dan terlantar. Undang
undang ini membentuk Social Security Board (badan pengaman
social) dan mekanisme untuk meningkatkan uang pensiun dan
tunjangan kesejahteraan. Satu amandemen paling signifikan muncul
pada tahun 1965, yang ditandai dengan berdirinya program asuransi
kesehatan Medicare dan Medicaid. OAA mengarahkan atensi negara
kepaa kebutuhan lansia dan mengesahkan the Administration On
Aging Within The Department Of Health And Human Services. OAA
mendanai riset serta pelatihan gerontologi dan memfasiltasi program
lokal, negara, dan nasional guna meningkatkan kualitas hidup lansia.
Selama bertahun tahun, OAA telah menetapkan bermacam macam
pelayanan untuk lansia, termasuk lembaga yang melayani lansia,
pusat multiguna lansia, pelayanan nutrisi, program relawan,
pendidikan kesehatan, pelayanan transportasi, pelayanan kesehatan
dirumah, dan aktivitas kesehatan preventif. Legislasi lain yang
membantu peningkatan kualitas hidup lansia adalah The Age
Discrimonation Act tahun 1974 yang mencegah diskriminasi pada
lansia dalam pekerjaan dan mencegah pensiun yang dipaksakan ;
research on aging act tahun 1974, yang membentuk National Institute
Of Aging dalam The National Institute Of Health dan American
Disabilities Act tahun 1990 yang menjamin hak hak warga amerika
yang mengalami kecacatan.

2.3.6

Peran Perawat dalam Promosi Kesehatan untuk Lansia


Penuaan di dalam masyarakat kita merupakan fenomena yang dominan pada
saat ini. Tiga dari empat penyebab kematian yang sering terjadi di kalangan lansia
penyakit jantung, kanker dan stroke merupakan akibat dari gaya hidup yang kurang
12

sehat. Namun gambaran suram tentang penduduk lansia yang kurang gerak, lansia
yang mengalami penyakit kronis secara bertahap telah digantikan oleh konsep baru
seperti masa tua dengan penuh kesuksesan ( misalnya kemampuan individu untuk
beradaptasi terhadap proses penuaan ) dan penurunan morbiditas ( misalnya
penundaan awitan terjadinya penyakit kronis dan melemahkan sampai pada tahap
akhir kehidupan ). Perlindungan kesehatan dan promosi kesehatan merupakan hal
yang mendesak dan juga merupakan kerangka kerja yang tepat untuk merawat lansia.
Perawat profesional untuk lansia mengenal bahwa pencegahan untuk orang yang
berusia 65 tahun yang dapat diharapkan hidup 20 tahun lagi merupakan komponen
penting dalam perawatan kesehatan.
2.3.7

Promosi kesehatan dan perlindungan kesehatan


Penelitian terbaru menemukan bahwa lansia tertarik dalam promosi kesehatan
dan banyak lansia pada saat ini mempraktikan lebih banyak perilaku promosi
kesehatan daripada kelompok usia yang lebih muda. Ketika ditanyakan perilaku
apakah yang

mereka

inginkan untuk mempertahankan atau meningkatkan

kesehatannya lansia menyebutkan hal hal seperti tetap aktif dan memelihara
pandangan positif terhadap kehidupan olahraga, nutrisi, istirahat dan relaksasi
memantau tekanan darah dan pemeriksaan kesehatan dan disiplin diri sendiri untuk
melakukan sesuatu yang tidak terlalu berat. Hal hal tersebut sebenarnya mewakili
suatu

kombinasi

perilaku

promosi

kesehatan

dan

perlindungan

kesehatan

( pencegahan ) Menurt pender promosi kesehatan adalah pola multidimensional dari


tindakan dan persepsi yang berasal dari dalam diri sendiri yang dapat membantu
memelihara atau meningkatkan kesehatan aktualisasi diri dan pemenuhan kebutuhan
individu. Perilaku perilaku tersebut misalnya melakukan aktivitas fisik dan mental
secara teratur memperoleh nutrisi istirahat dan relaksasi yang adekuat dan memelihara
jaringan dukungan sosial; semua itu merupakan perilaku promosi kesehatan karena
dapat mempertahankan atau meningkatkan kesejahteraan seseorang.
Promosi kesehatan untuk lansia, tidak difokuskan pada penyakit atau
ketidakmampuan terapi lebih pada kekuatan dan kemampuan lansia tersebut. Promosi
kesehatan berusaha untuk memaksimalakan potensi lansia dan meminimalkan efek
penuaan. Aktivitas promosi kesehatan utama yang tepat untuk lansia adalah aktifitas
fisik, mental, dan sosial secara teratur, nutrisi adekuat, pengendalian berat badan dan
menejemen stres.
Penemuan ini menunjukkan kesempatan yang unik bagi profesi keperawatan.
Perawat memiliki potensi untuk meningkatkan kualitas kehidupan dalam porsi yang
penting bagi populasi dengan menggunakan kerangaka kerja promosi kesehatan untuk
mengorganisasikan dan memberikan asuhan keperawatan bagi lansia. Pendekatan ini
13

mendorong perawat untuk memandang lansia secara positifuntuk mengidentifikasi


dan membangun kekuatan daripada memusatkan pada keterbatasan dan masalah.
Periilaku perlindungan kesehatan adalah aktifitas yang diarahkan untuk mengurangi
resiko individu terhadap perkembangannya penyakit tertentu. Misalnya pemeriksaan
kesehatan secara teratur dan penggunaan obat obatan secara tepat merupakan
perilaku perlindungan kesehatan. Beberapa perilaku ada yang termasuk promosi
kesehatan dan perlindungan kesehatan. Misalnya, olah raga secara teratur merupakan
perilaku untuk melindungi kesehatan jika dilakukan untuk mengurangi resiko
seseorang menderita penyakit kardiovaskuler, depresi, diabetes melitus pada saat
dewasa akibat obesitas dan osteoporosis. Pembatasan diet khusus, seperti diet rendah
kolesterol atau diet tinggi serat merupakan perilaku untuk perlindungan kesehatan
melawan penyakit kardiovaskular dan beberapa jenis kanker. Penjelasan selengkapnya
tentang perlindungan kesehatan terhadap masalah masalah yang sering terjadi pada
lansia

2.3.8

Upaya Pelayanan Kesehatan terhadap Lansia


Upaya pelayanan kesehatan terhadap lansia meliputi azaz, pendekatan, dan jenis
pelayanan kesehatan yang diterima.
1.

Azaz
a.

Menurut WHO (1991) adalah to Add Life to the Years that Have Been
Added to Life, dengan prinsip kemerdekaan (independence), partisipasi,

b.

perawatan, pemenuhan diri, dan kehormatan.


Azaz yang dianut oleh Departemen Kesehatan RI Add Life to the
Years, Add Health to Life, and Add Years to Life. Yaitu meningkatkan
mutu

2.

3.

kehidupan

lanjut

memperpanjang usia.
Pendekatan
Menurut WHO (1982),
berikut:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
Jenis

usia,

meningkatkan

kesehatan,

pendekatan yang digunakan adalah sebagai

Menikmati hasil pembangunan.


Masing-masing lansia memiliki keunikan.
Lansia diusahakan mandiri dalam berbagai hal.
Lansia turut memilih kebijakan.
Memberikan perawatan dirumah.
Pelayanan harus dicapai dengan mudah.
Mendorong ikatan akrab antar kelompok/antar generasi.
Transportasi dan utilitas bangunan yang sesuai dengan lansia.
Para lansia dapat terus berguna dalam menghasilkan karya.
Lansia beserta keluarga aktif memeliharan kesehatan lansia.
14

dan

Jenis pelayanan kesehatan terhadap lansia meliputi lima upaya


kesehatan, yaitu peningkatan (promotion), pencegahan (prevention), diagnosis
dini dan pengobatan, pembatasan kecacatan, serta pemulihan.
a.
Promotif
Upaya promotif merupakan tindakan secara langsung dan
tidak langsung untuk menigkatkan derajat kesehatan dan mencegah
penyakit. Upaya promotif juga merupakan proses advokasi kesehatan
untuk meningkatkan dukungan klien, tenaga professional dan
masyarakat terhadap praktik kesehatan yang positif menjadi normanorma social. Upaya promotif dilakukan untuk membantu orangorang mengubah gaya hidup mereka dan bergerak kea rah keadaan
kesehatan yang optimal serta mendukung pemberdayaan seseorang
untuk membuat pilihan yang sehat tentang prilaku hidup mereka.
Upaya perlindungan kesehatan bagi lansia adalah sebagai berikut:

Mengurangi cedera, dilakukan dengan tujuan mengurangi jatuh,


mengurangi bahaya kebakaran dalam rumah, meningkatkan
penggunaan alat pengaman dan mengurangi kejadian keracunan

makanan atau zat kimia.


Meningkatkan kemanan ditempat kerja yang bertujuan untuk
mengurangi

terpapar

dengan

bahan-bahan

kimia

dan

menigkatkan penggunaan system keamanan kerja.


Meningkatkan perlindungan dari kualitas udara yang buruk,
bertujuan untuk mengurangi penggunaan semprotan bahanbahan kimia, mengurangi radiasi di rumah, meningkatkan
pengelolaan rumah tangga terhadap bahan berbahaya, serta

mengurangi kontaminasi makanan dan obat-obatan.


Meningkatkan perhatian terhadap kebutuhan gigi dan mulut
yang bertujuan untuk mengurangi karies gigi serta memelihara
kebersihan gigi dan mulut.
Penyampaian 10 prilaku yang baik pada lansia, baik perorangan

maupun kelompok lansia adalah dengan cara sebagai berikut:

Mendekatkan diri pada Tuhan Yang Maha Esa.


Mau menerima keadaan, sabar dan optimis, serta meningkatkan
rasa

percaya

diri

dengan

melakukan

kegiatan

kemampuan.
Menjalin hubungan teratur dengan keluarga dan sesama.
Olahraga ringan setiap hari.
15

sesuai

Makan sedikit tetapi sering, memilih makanan yang sesuai, dan

banyak minum (sebaiknya air putih).


Berhenti merokok dan meminum minuman keras.
Meminum obat sesuai anjuran dokter.
Kembangkan hobi atau minat sesuai kemampuan.
Tetap memeliharan dan bergairah dalam kehidupan seks.
Memeriksa kesehatan dan gigi secara teratur.

Menyampaikan pesan B-A-H-A-G-I-A.

b.

B-Berat badan berlebihan harus dihindari.


A-Atur makanan yang seimbang.
H-Hindari factor resiko penyakit jantung iskemik dan situasi

menegangkan.
A-Agar terus merasa berguna dengan mengembangkan

kegiatan atau hobi yang bermanfaat.


G-Gerak badan teratur dan sesuai kemampuan.
I-Ikuti nasihat dokter.
A-Awasi kesehatan dengan pemeriksaan secara berkala.

Preventif

Mencakup pencegahan primer, sekunder dan tersier.

Melakukan pencegahan primer, meliputi pencegahan pada


lansia sehat, terdapat factor resiko, tidak ada penyakit dan

promosi kesehatan.
Jenis pelayanan pencegahan primer adalah sebagai berikut.
Program imunisasi, misalnya vaksin influenza.
Konseling : berhenti merokok dan minum beralkohol.
Dukungan nutrisi.
Exircise.
Keamanan didalam dan disekitar rumah.
Manajemen stress.
Penggunaan medikasi yang tepat.
Melakukan pencegahan sekunder, meliputi pemeriksaan
terhadap penderita tanpa gejala, dari awal penyakit hingga
terjadi gejala penyakit belum tampak secara klinis, dan
mengidap factor resiko.
Jenis pelayanan pencegahan sekunder antara lain adalah
sebagai berikut.
- Control hipertensi.
- Deteksi dan pengobatan kanker.
Screening : pemeriksaan rectal, mammogram, papsmear,

gigi mulut dan lain-lain.


Melakukan pencegahan tersier, dilakukan sesudah terdapat
gejala penyakit dan cacat; mencegah cacat bertambah dan
ketergantungan; serta perawatan bertahap, tahap (1) perawatan
16

di rumah sakit, (2) rehabilitasi pasien rawat jalan, dan (3)


perawatan jangka panjang.
Jenis pelayanan pencegahan tersier adalah sebagai berikut.
Mencegah berkembangnya gejala dengan memfasilitasi
rehabilitasi

dan

membatasi

ketidakmampuan

akibat

kondisi kronis. Misalnya osteoporosis atau inkontinensia


-

urine/fekal.
Mendukung usaha untuk mempertahankan kemampuan

berfungsi.
2.4 Peran anggota keluarga terhadap lansia
Menurut Eliopoulus (2005) berbagai bentuk peran keluarga diantaranya
menjaga dan membersihkan rumah, mengelola keuangan, belanja, kesempatan untuk
sosialisasi,

menasihati,

menemani

ke

pelayanan

kesehatan,

memasak

dan

menyediakan makanan, mengingatkan untuk berobat, menjaga janji, mengawasi,


melakukan perawatan, pemantauan dan administrasi obat-obatan.
Sama halnya dengan Maryam (2008) yang menyebutkan beberapa hal yang
dapat dilakukan keluarga dalam menjalankan perannya terhadap lansia antara lain
melakukan pembicaraan yang terarah, mempertahankan kehangatan keluarga,
membantu melakukan persiapan makanan bagi lansia, membantu dalam hal
transportasi, memberikan kasih sayang, menghormati, mintalah nasihatnya untuk
peristiwa-peristiwa penting, mengajaknya dalam acara-acara keluarga, membantu
mencukupi kebutuhannya, memberi dorongan untuk tetap mengikuti kegiatankegiatan di luar rumah, memeriksakan kesehatan secara teratur.
Pada umumnya keluarga memiliki peran penting dalam kehidupan lansia,
keluarga memenuhi 60-80% kebutuhan lansia. Berikut ini hal-hal yang mempengaruhi
kemampuan keluarga memberi dukungan pada lansia yaitu (Lueckenotte, 2000) :
1) Meningkatnya usia lansia old-old (>85 tahun).
2) Penurunan fertilitas, dimana penurunan kelahiran berarti anak yang bisa merawat
3)

lansia lebih sedikit.


Meningkatnya pekerja wanita, dimana biasanya yang memberikan perawatan

4)

primer adalah wanita.


Meningkatnya mobilitas keluarga, sehingga banyak anak yang berjauhan dengan

5)

keluarga mengakibatkan kesulitan memberikan perawatan.


Meningkatnya perceraian dan pernikahan kembali. Hal ini akan menimbulkan
konflik bagi anak untuk memberikan perawatan karena berbedanya pandangan
antara saudara kiri.
Menurut

Carter

dan

McGoldrick

(didalam

Maryam,

2008)

tugas

perkembangan keluarga dengan lansia adalah mepertahankan pengaturan hidup yang


memuaskan, penyesuaian terhadap pendapatan yang menurun, mempertahankan
hubungan perkawinan, penyesuaian diri terhadap kehilangan pasangan, pemeliharaan
ikatan keluarga antargenerasi, meneruskan untuk memahami eksistensi usia lanjut
17

2.4.1

Pendekatan yang bisa dilakukan keluarga pada lansia


Menurut Lueckenotte (2006), ada beberapa pendekatan yang bisa dilakukan keluarga
terhadap lansia yaitu:
1)
2)
3)

Memahami persepsi dan perasaan lansia


Dekati lansia dengan baik, sehingga lansia tidak merasa ketergantungan
Sarankan satu perubahan dalam satu waktu, karena umumnya orang sulit untuk

4)

menerima perubahan
Pertimbangkan siapa yang cocok untuk berbicara pada lansia

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Perlindungan kesehatan dan promosi kesehatan merupakan hal yang mendesak dan
juga merupakan kerangka kerja yang tepat untuk merawat lansia. Perawat profesional untuk
lansia mengenal bahwa pencegahan untuk orang yang berusia 65 tahun yang dapat
diharapkan hidup 20 tahun lagi merupakan komponen penting dalam perawatan kesehatan.
3.2 Saran

Demikian makalah yang telah kami buat, kami menyadari masih terdapat
banyak kekurangan pada makalah yang kami susun. Atas kekurangan dan kelebihan
kami mohon maaf yang sebesar besarnya.Kami juga memohon untuk saran dan
kritik untuk makalah kami apabila ada yang kurang berkenan

18

DAFTAR PUSTAKA

Mubarak,Wahit Iqbal. 2009. Pengantar Keperawatan Komunitas 2. Jakarta: Salemba Medika


Mickey Stanley, Patricia Gauntleff Seare.2006.Buku Ajar Keperawatan Gerontik Edisi
2.Jakarta:ECG
Anderson, Elizabeth T.2006.Keperawata Komunitas Teori dan Praktik.Jakarta: EGC

19

Anda mungkin juga menyukai