Anda di halaman 1dari 32

A.

LATAR BELAKANG
Kabupaten Pasuruan merupakan salah satu kabupaten yang terletak di
wilayah Propinsi Jawa Timur, dengan memiliki permasalah kebencaan yang
komplek. Kabupaten Pasuruan terletak antara 112,30o s/d 113,30o bujur timur
dan antara 7,30 s/d 8,30 lintang selatan dengan luas 147.401,50 ha (3,3 %
luas Propinsi Jawa Timur) terdiri dari 24 Kecamatan, 24 Kelurahan, 341 Desa
dan 1694 Pedukuhan. Kabupaten Pasuruan terbagi menjadi 5 bagian yaitu
kerucut gunung api, pegunungan, perbukitan, dataran pasir dan dataran
rendah. Secara alamiah, kondisi ini memposisikan wilayah Kabupaten
Pasuruan memiliki kerawanan yang tinggi terhadap berbagai macam bencana
mulai dari bencana banjir, puting beliung, longsor, kekeringan dan gunung
meletus (RPB Kab. Pasuruan:2013). Beberapa wilayah di Kabupaten
Pasuruan khususnya di wilayah dataran rendah, pada musim penghujan sering
mengalami bencana banjir dengan genangan yang cukup lama. Banjir tersebut
berasal dari air hujan dan atau air limpahan dari hulu sungai.
Terjadinya bencana tersebut telah mengakibatkan kerugian fisik
maupun non-fisik bagi daerah, yang kemudian memberikan efek pada
terhambatnya pembangunan daerah. Terlepas dari potensi bencana serta
dampak yang ditimbulkan tersebut, langkah-langkah penanggulangan
bencana diambil oleh pemerintah kabupaten pasuruan selama ini dirasa masih
kurang efektif. Cenderung bersifat kuratif dan seringkali kurang terkoordinir
sehingga tidak jarang terjadi tumpang tindih kegiatan ataupun langkah
penting tidak terambil. Sebagai dampak lebih lanjut, kerugian materi maupun
non-materi yang dialami oleh masyarakat terdampak.
1

Perubahan iklim global dan semakin parahnya degradasi lingkungan


yang terjadi disinyalir akan semakin meningkatkan trend bencana dimasa
yang akan datang terutama mempertimbangkan bahwa sampai saat ini upaya
penanggulangan bencana di Indonesia pada umumnya masih belum dilakukan
secara sistematis dan terencana. Pada kenyataannya, bencana merupakan isu
yang kompleks dan memerlukan suatu perencanaan yang matang dalam
penanggulangannya.
Kompleksnya penanggulangan bencana di Kabupaten Pasuruan
membutuhkan sebuah perencanaan yang sifatnya terpadu, terkoordinasi dan
menyeluruh. Oleh sebab itu, salah satu program dari Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) adalah membentuk suatu sistem yang disebut
dengan desa tangguh. Desa tangguh adalah desa atau kelurahan yang
memiliki kemampuan mandiri untuk beradaptasi dan menghadapi potensi
ancaman bencana, serta memulihkan diri dengan segera dari dampak-dampak
bencana yang merugikan (PERKA BNPB:2012). Desa tangguh bermaksud
untuk mendorong terwujudnya masyarakat desa atau kelurahan tangguh
dalam menghadapi Bencana yang lebih terarah, terencana, terpadu dan
terkoordinasi. Untuk menunjang program tersebut maka diperlukan suatu
sistem informasi yang mampu menjadi pusat pengelolaan informasi yang
dapat menerima dan menyebarkan informasi secara koordinir dan
menyeluruh.
Pada proposal ini, penulis akan melakukan pengembangan sistem
informasi peringatan dini bencana banjir menggunakan sms gateway yang

telah dikembangankan sebelumnya dan diharapkan dapat memenuhi


kebutuhan tersebut sehingga system tersebut dapat menyebarkan informasi
peringatan bencana banjir dengan cepat kepada lembaga terkait dan atau
masyarakat yang membutuhkannya.
Penulisan proposal ini mereferensi pada laporan skripsi STMIK Yadika
Bangil yang berjudul Sistem Peringatan Dini Bencana Banjir Berbasis
Sms Gateway Di Kecamatan Bangil, Melihat

fenomena

banjir

di

wilayah Kecamatan Bangil tersebut perlu kiranya dibuat sebuah sistem


peringatan dini banjir guna memberikan informasi yang cepat dan merata
kepada seluruh warga desa akan datangnya banjir. Dengan adanya sistem ini
diharapkan warga Kecamatan Bangil bisa

mengetahui lebih awal akan

datangnya banjir sehingga bisa mengantisipasi dengan mengamankan


barangbarang berharga mereka (Hilmi Alfin:2012). Fokus pembahasan
pada penelitian sebelumnya terletak pada penyebaran informasi kepada
masyarakat dan objek penelitian terletak pada suatu Desa saja, sedangkan
pada sistem yang akan dirancang dan dibangun oleh penulis adalah
menitikberatkan pada proses penerimaan informasi dari lembaga yang terkait
bencana banjir selanjutnya akan dianalisis untuk memutuskan kemungkinan
terjadinya bencana banjir dan akan mengirimkan pesan ke masyarakat.
Misalnya terdapat kondisi parameter penyebab banjir menunjukkan angka
dan status waspada maka petugas yang terkait akan mengirim data-data
tersebut, kemudian sistem akan menganalisis keputusan kemungkinan
terjadinya bencana banjir. Jika menunjukkan status waspada maka sistem

akan mem-broadcast pesan SMS ke masyarakat dan STMIK Yadika.

B. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan
masalah dalam Penulisan ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana

merancang

sistem

peringatan

dini

bencana

banjir

dini

bencana

banjir

menggunakan sms gateway Desa Tangguh?


2. Bagaimana

membangun

sistem

peringatan

menggunakan sms gateway Desa Tangguh?

C. BATASAN MASALAH
Supaya proses perancangan dan pembangunan sistem ini sesuai dengan
yang diharapkan dan dapat terselesaikan tepat waktu, maka penulis memberi
batasan masalah. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Pengerjaan sistem ini berbasis web dan database dengan menggunakan
MySQL.
2. Informasi yang terkait dengan kemungkinan bencana bajir seperti data
tentang curah hujan, pengukuran tinggi muka air , dan data yang lainnya
pada desa tangguh diperoleh dari lembaga atau petugas yang terkait dalam
penanggulangan terjadinya bencana banjir.
3. Penentuan wilayah daerah rawan bencana banjir, ditentukan oleh lembaga
yang terkait dalam penanggulangan terjadinya bencana banjir.
4. Tidak membahas mengenai perbandingan perangkat dalam peringatan dini

bencana banjir.
5. Tidak membahas perubahan sinyal atau gangguan sinyal pada jaringan
seluler.

D. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Merancang membangun sistem peringatan dini bencana banjir yang
tangguh.
2. Sistem mampu membuat keputusan terkait kemungkinan terjadinya
bencana banjir dengan menggunakan metode Fuzzy Logic.

E. MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat dari perancangan sistem peringatan dini bencana
banjir berbasis sms gateway pada Desa Tangguh diharapkan dapat:
a) Mensukseskan program dari BPBD untuk membentuk Desa Tangguh.
b) Memberikan informasi kepada lembaga terkait penanggulangan bencana
banjir yang dapat membantu mereka dalam melakukan koordinasi dalam
penanganan bencana banjir.
c) Membantu dalam memberikan keputusan terkait kemungkinan terjadinya
bencana banjir.

F. METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam rancang bangun sms gateway Desa

Tangguh menggunakan metode Fuzzy Logic. Metode Fuzzy Logic merupakan


metode yang mempunyai kemampuan untuk memproses variabel yang bersifat
kabur atau yang tidak dapat dideskripsikan secara eksak/pasti seperti misalnya
tinggi, lambat, bising, dll. Dalam fuzzy logic variabel yang bersifat kabur
tersebut direpresentasikan sebagai sebuah himpunan yang anggotanya adalah
suatu nilai crisp dan derajat keanggotaannya (membership function) dalam
himpunan tersebut. Proses-proses dalam fuzzy logic adalah fuzzification,
penalaran (Inferensi), dan defuzzifikasi. (Denny Hermawanto:2006)

Proses perhitungan metode Fuzzy


1) Fuzzification: mengubah masukan-masukan yang nilai kebenarannya
bersifat pasti (crisp input) ke dalam bentuk fuzzy input.
Dalam

proses

fuzzification

terdapat

fungsi

keangotaan

memainkan peranan yang sangat penting untuk merepresentasikan


masalah dan menghasilkan keputusan yang akurat. Terdapat banyak
sekali fungsi keanggotaan yang bisa digunakan, yaitu:
a. Fungsi sigmoid
Sesuai dengan namanya, fungsi ini berbentuk kurva
sigmoidal seperti huruf S. Setiap nilai x (anggota crisp set)
dipetakan ke dalam interval [0,1].

Fungsi sigmoid

b. Fungsi phi
Pada fungsi keanggotaan ini, hanya terdapat satu nilai x
yang memiliki derajat keanggotaan yang sama dengan 1, yaitu
ketika x=c. Nilai-nilai di sekitar c memiliki derajat keanggotaan
yang masih mendekati 1.

Fungsi phi

c. Fungsi segitiga
Sama seperti fungsi phi, pada fungsi ini juga terdapat hanya
satu nilai x yang memiliki derajat keanggotaan sama dengan 1,
yaitu ketika x=b. Tetapi, nilai-nilai di sekitar b memiliki derajat
keanggotaan yang turun cukup tajam menjauhi 1.

Fungsi segitiga

d. Fungsi trapesium
Berbeda dengan fungsi segitiga, pada fungsi ini terdapat
beberapa nilai x yang memiliki derajat keanggotaan sama dengan
1, yaitu ketika b< x < c, tetapi derajat keanggotaan untuk a< x <b

dan

c< x < d memiliki karakteristik yang sama dengan fungsi

segitiga.

Fungsi trapezium
Selanjutnya fungsi tersebut akan mempengaruhi dalam penentuan
variabel linguistic, Variabel linguistik adalah suatu interval numerik dan
mempunyai nilai-nilai linguistik, yang semantiknya didefinisikan oleh
fungsi keanggotaannya. Misalnya, Suhu adalah variabel linguistik yang
bisa didefinisikan pada interval [-100 C, 400 C]. Variabel tersebut bisa
memiliki nilai-nilai linguistik seperti Dingin, Hangat, Panas yang
semantiknya didefinisikan oleh fungsi-fungsi keanggotaan tertentu.
2) Inferensi: proses untuk mendapatkan aksi keluaran dari suatu kondisi input
dengan mengikuti aturan-aturan (IF-THEN Rules) yang telah ditetapkan
yang disebut sebagai inference/reasoning.
Dalam proses Inferensi terdapat dua model aturan fuzzy yang
digunakan secara luas dalam berbagai aplikasi, yaitu:
a. Model Mamdani
Pada model ini, aturan fuzzy didefinisikan sebagai:
IF x1 is A1 AND AND xn is An THEN y is B

di mana A1, , An, dan B adalah nilai-nilai linguistik (atau fuzzy


set) dan x1 is A1 menyatakan bahwa nilai x1 adalah anggota fuzzy
set A1.
b. Model Sugeno
Model ini dikenal juga sebagai Takagi-Sugeno-Kang (TSK)
model, yaitu suatu varian dari Model Mamdani.
Model ini menggunakan aturan yang berbentuk:
IF x1 is A1 ANDAND xn is An THEN y=f(x1,,xn)
di mana f bisa sembarang fungsi dari variabel-variabel input yang
nilainya berada dalam interval variabel output. Biasanya, fungsi ini
dibatasi dengan menyatakan f sebagai kombinasi linier dari variabelvariabel input:
f(x1,,xn) = w0 + w1x1 + +wnxn
di mana w0, w1,,wn adalah konstanta yang berupa bilangan real
yang merupakan bagian dari spesifikasi aturan fuzzy.
3) Defuzzification: proses untuk merubah hasil penalaran yang berupa
derajat keanggotaan keluaran menjadi variabel numerik kembali.
Terdapat berbagai metode defuzzification yang telah berhasil
diaplikasikan untuk berbagai macam masalah, di sini dibahas 5 metode
di antaranya, yaitu:
a. Centroid method
Metode ini disebut juga sebagai Center of Area atau Center of
Gravity. Metode ini menghitung nilai crisp menggunakan rumus:

10

di mana y* suatu nilai crisp.


Fungsi integration dapat diganti dengan fungsi summation jika y
bernilai diskrit, sehingga menjadi:

di mana y* adalah nilai crisp dan R(y) adalah derajat keanggotaan


dari y.
b. Height method
Metode ini dikenal sebagai prinsip keanggotaan maksimum
karena metode ini secara sederhana memilih nilai crisp yang
memiliki derajat keanggotaan maksimum. Oleh karena itu, metode
ini hanya bisa dipakai untuk fungsi keanggotaan yang memiliki
derajat keanggotaan 1 pada suatu nilai crisp tunggal dan dan 0 pada
semua nilai crisp yang lain. Fungsi seperti ini sering disebut
sebagai singleton.
c. First (or Last) of Maxima
Metode ini juga merupakan generalisasi dari height method
untuk kasus di mana fungsi keanggotaan output memiliki lebih dari
satu nilai maksimum. Sehingga nilai crisp yang digunakan adalah
salah satu dari nilai yang dihasilkan dari maksimum pertama atau
maksimum terakhir (tergantung pada aplikasi yang akan dibangun).

11

d. Mean-Max method
Metode ini disebut juga sebagai Middle of Maxima.
Merupakan generalisasi dari height method untuk kasus di mana
terdapat lebih dari satu nilai crisp yang memiliki derajat
keanggotaan maksimum. Sehingga y* didefinisikan sebagai titik
tengah antara nilai crisp terkecil dan nilai crisp terbesar

di mana m adalah nilai crisp yang paling kecil dan M adalah nilai
crisp yang paling besar.
e. Weighted Average
Metode ini mengambil nilai rata-rata dengan menggunakan
pembobotan berupa derajat keanggotaan. Sehingga y* didefinisikan
sebagai:

di mana y adalah nilai crisp dan (y) adalah derajat


keanggotan dari nilai crisp y.

G. KAJIAN TEORI

12

1. Konsep Dasar Sistem


1.1. Pengertian Sistem
Terdapat dua kelompok pendekatan didalam mendefinisikan
sistem, yaitu yang menekankan pada prosedurnya dan yang
menekankan pada komponen atau elemennya. Pendekatan sistem yang
lebih menekankan pada prosedur mendefinisikan sistem sebagai
berikut ini :
Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur
yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan
suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu
(Kusbianto, Deddy 2010:1)
Menurut Jerry Fitzgerald, Ardra F. Fitzgerald dan Warren D.
Stallings, Jr. dalam Kusbianto Deddy (2010:1) mendefinisikam
prosedur sebagai berikut:
Suatu prosedur adalah urut-urutan yang tepat dari tahapan-tahapan
instruksi yang menerangkan Apa (What) yang harus dikerjakan, Siapa
(Who) yang mengerjakannya, Kapan (When) dikerjakan dan
Bagaimana (How) mengerjakannya.
Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada elemen atau
komponennya mendefiniskan sistem sebagai berikut ini :
Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk
mencapai suatu tujuan tertentu.
Kedua kelompok definisi tersebut adalah benar dan tidak

13

bertentangan, yang berbeda adalah cara pendekatannya. Pendekatan


sistem yang merupakan kumpulan elemen-elemen atau komponenkomponen atau subsistem-subsistem merupakan definisi yang lebih
luas. Definisi ini lebih banyak diterima, karena kenyataannya suatu
sistem dapat terdiri dari beberapa subsistem atau sistem bagian.
Sebagai misal, sistem akuntansi dapat terdiri dari beberapa
subsistemsubsistem, yaitu subsistem akuntansi penjualan, subsistem
akuntansi pembelian, subsistem akuntansi penggajian, subsistem
akuntansi biaya dan lain sebagainya.

1.2. Karakteristik Sistem


Komponen-komponen atau sub sistem merupakan salah satu
unsur dari karakteristik sistem. Menurut Kusbianto, karakteristik dari
suatu sistem dapat diterangkan sebagai berikut:
(1) Komponen Sistem
Adalah suatu sistem yang terdiri dari sejumlah komponen yang
saling berinteraksi untuk membentuk satu kesatuan.
(2) Batas Sistem (boundary)
Merupakan daerah yang membatasi antara satu sistem dengan
sistem yang lainya atau dengan lingkungan luarnya.
(3) Lingkungan Luar Sistem (environment)
Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apapun diluar batas dari
sistem yang mempengaruhi operasi sistem.

14

(4) Penghubung sistem (interface)


Penghubung Merupakan media penghubung antara satu subsistem
dengan

subsistem

yang

lain.

Melalui

penghubung

ini

memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem


ke subsistem yang lainnya.
(5) Masukan Sistem (input)
Masukan sistem adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem.
Masukan dapat berupa masukan perawatan (maintenance input)
dan masukan sinyal (signal input).
(6) Keluaran Sistem
Keluaran sistem

adalah hasil dari energi yang diolah dan

dikalsifikasikan menjadi suatu keluaran yang berguna. Keluaran


dapat merupakan masukan untuk subsistem yang lain atau kepada
supra sistem.
(7) Pengolah Sistem
Pengolah sistem adalah suatu sistem dapat mempunyai suatu
bagian pengolah yang akan merubah masukan menjadi keluaran.
(8) Sasaran Sistem
Suatu sistem mempunyai tujuan (goal) atau sasaran (objective),
kalau suatu sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem
tidak akan berguna. Sasaran dai sistem sangat menentukan
masukan yang dibutuhkan oleh sistem dan keluaran yang akan
dihasilkan oleh sistem. (Kusbianto, Deddy 2010:2)

15

2. Pengertian Peringatan Dini


Peringatan dini adalah serangkaian kegiatan pemberian peringatan
sesegera mungkin kepada masyarakat tentang kemungkinan terjadinya
bencana pada suatu tempat oleh lembaga yang berwenang. (UU No. 24 Tahun
2007 Pasal 1 angka 8)
Secara umum peringatan dini terutama bencana alam diwujudkan
dalam bentuk sirine, kentongan dan lain sebagainya. Namun demikian
menyembunyikan

sirine,

kentongan

bukanlah

untuk

menakut-nakuti

masyarakat, tetapi untuk menyampaikan informasi yang perlu dilakukan


karena tidak ada cara lain yang lebih cepat untuk mengantarkan informasi ke
masyarakat. Harapan utama dari peringatan dini adalah agar masyarakat dapat
merespon informasi tersebut dan mengantisipasinya dengan cepat.
Kesigapan dan kecepatan reaksi masyarakat diperlukan karena waktu
yang sempit dari saat dikeluarkannya informasi datangnya bencana. Kondisi
kritis, waktu sempit, bencana besar dan penyelamatan penduduk merupakan
faktor-faktor yang membutuhkan peringatan dini. Peringatan dini pada
masyarakat atas bencana merupakan tindakan memberikan informasi dengan
bahasa yang mudah dicerna oleh masyarakat. Semakin dini informasi yang
disampaikan, semakin longgar waktu bagi penduduk untuk meresponnya.

3. Pengertian Banjir

16

Banjir adalah suatu peristiwa dimana volume air tidak dapat lagi
ditampung oleh badan air, sehingga terjadi luapan air yang kemudian
menggenangi area yang lebih luas. Banjir tidak hanya dapat terjadi saat
kondisi curah hujan di atas normal, tetapi juga saat curah hujan normal apabila
daya serap tanah terhadap air di daerah tersebut relatif buruk.
Secara geografis, wilayah Indonesia terletak di daerah iklim tropis dan
memiliki dua musim, yaitu musim panas dan musim hujan dengan ciri-ciri
perubahan cuaca, suhu, dan arah angin yang cukup ekstrim. Kondisi ini dapat
menimbulkan ancaman-ancaman yang bersifat hidrometeorologis seperti
banjir dan kekeringan.
Berdasarkan penyebabnya, banjir di Indonesia dapat diklasifikasikan
menjadi 3 jenis, yaitu :

Banjir yang disebabkan oleh hujan dalam periode yang panjang dengan
intensitas rendah.

Banjir bandang (flash flood), disebabkan oleh tipe hujan dengan intentsitas
yang tinggi dan terjadi pada tempat-tempat dengan topografi yang curam
di bagian hulu sungai.

Banjir yang disebabkan oleh pasang surut atau air balik (back water) pada
muara sungai atau pada pertemuan dua sungai.
Banjir merupakan bencana hidrometeorologi yang disinyalir tidak lagi

menjadi suatu peristiwa yang asing bagi wilayah Jawa Timur. Kondisi
fisiografis Provinsi Jawa Timur yang dilalui oleh sungai-sungai besar
(terutama sungai Bengawan Solo dan Sungai Brantas) telah berkontribusi pada

17

tingginya risiko bencana banjir di wilayah ini, termasuk banjir yang diiringi
oleh tanah longsor. Hampir seluruh pantai utara Jawa Timur memiliki tingkat
ancaman tinggi terhadap bencana banjir. tingkat ancaman tinggi juga berada di
wilayah barat Jawa Timur, Tulungagung, Kediri, Jombang, Mojokerto serta
sebagian pantai barat dan selatan Kepulauan Madura. Sementara tingkat
ancaman sedang dan rendah berada tersebar di wilayah barat dan timur Jawa
Timur serta wilayah barat dan selatan Kepulauan Madura.
Untuk wilayah kabupaten Pasuruan, bencana banjir juga sering terjadi.
Dilihat dari kondisi fisiografis kabupaten Pasuruan yang dilalui oleh 3 (tiga)
daerah aliran sungai (DAS) telah berkontribusi pada tingginya risiko bencanan
banjir di wilayah ini (RPB BPBD Kabupaten Pasuruan:2013).

4. Pengertian Curah Hujan


Hujan merupakan satu bentuk presipitasi yang berwujud cairan.
Presipitasi sendiri dapat berwujud padat (misalnya salju dan hujan es) atau
aerosol (seperti embun dan kabut). Hujan terbentuk apabila titik air yang
terpisah jatuh ke bumi dari awan. Tidak semua air hujan sampai ke permukaan
bumi karena sebagian menguap ketika jatuh melalui udara kering. Hujan jenis
ini disebut sebagai virga.
Hujan memainkan peranan penting dalam siklus hidrologi. Lembaban
dari laut menguap, berubah menjadi awan, terkumpul menjadi awan mendung,
lalu turun kembali ke bumi, dan akhirnya kembali ke laut melalui sungai dan
anak sungai untuk mengulangi daur ulang itu semula. Curah hujan merupakan

18

ketinggian air hujan yang terkumpul dalam tempat yang datar, tidak menguap,
tidak meresap, dan tidak mengalir. Jumlah presipitasi selalu dinyatakan
dengan dalamnya presitipasi (mm). Derajat curah hujan biasanya dinyatakan
oleh jumlah curah hujan dalam suatu satuan waktu dan disebut dengan
intensitas curah hujan. Besarnya intensitas curah hujan berbeda-beda
tergantung dari lamanya curah hujan dan frekuensi kejadiannya. Apabila
dikatakan intensitasnya besar berarti hujan lebat dan kondisi ini sangat
berbahaya karena berdampak dapat menimbulkan banjir, longsor dan efek
negatif terhadap tanaman.
Berdasarkan proses terjadinya hujan dibedakan menjadi :
1. Hujan muson
Hujan muson terjadi di daerah yang dipengaruhi oleh angin muson.
Sebagian besar terjadi di indonesia, terjadi pada bulan Oktober-April, dan
sebagian kecil jatuh pada bulan Oktober.
2. Hujan

zenithal/hujan

tropika/hujan

puncak/hujan

adveksi/hujan

konvergensi
Terjadi karena arus konveksi, terjadi di daerah tropis. Hujan Zenith terjadi
karena uap air di daerah katulistiwa naik secara vertikal dan mengalami
penurunan suhu karena ketinggian, sehingga terjadi proses kondensasi dan
membentuk awan. Setelah angin tidak mampu menahan kumpulan titiktitik air terjadilah hujan zenithal. Hujan zenithal biasanya turun pada sore
hari setelah mendapatkan pemanasan maksimum antar pukui 12.00-14.00
dan terjadi pada saat posisi matahari pada puncak/kulminasi/zenithnya

19

pada tanggal 21 Maret dan 23 September.


3. Hujan orografis/hujan relief/hujan pegunungan
Terjadi karena gerakan udara yang mengandung uap air terhalang oleh
pegunungan, sehingga massa udara dipaksa naik mengikuti lereng gunung.
Akibatnya udara menjadi dingin dan terjadi proses kondensasi dan
membentuk

awan.

Selanjutnya

terjadilah

hujan

orografis.

Hujan orografis terjadi di lereng yang menghadap arah datangnya angin.


Daerah lereng lain yang membelakangi datangnya angin, miskin uap air
dan kering yang disebut daerah bayangan hujan (shadow rain).
4.

Hujan frontal/hujan depresi


Hujan frontal terjadi karena pertemuan dua massa udara yag berbeda
suhunya atau dua massa udara yang bertumbukan. Wilayah yang
mengalami hujan frontal kira-kira terletak pada 60-66,5 lintang utara
maupun selatan.

5. Hujan sinklonal/hujan sinklun


Terjadi di daerah sedang. Angin di daerah sedang selalu disertai hujan.
Sebab di daerah sinklun udara naik ke atas dan menjadi dingin. Hujan di
daerah sedang dapat dikatakan berlangsung terus-menerus.
6. Hujan musim dingin
Terjadi di daerah-daerah subtropis. Daerah-daerah subtropik misalnya,
sekitar Laut Tengah (Portugal, Spanyol, Italia, Afrika Utara, Siria,
Palestina, Persia), California Barat Daya. dan pulau-pulau sebelah utara
Selandia Baru.

20

7. Hujan musim panas


Terjadi di daerah subtropik yang terletak di pantai timur benua-benua
besar. Hujan turun hampir sepanjang tahun, terutama pada musim panas.
Hujan ini disebut hujan musim panas atau hujan summer.

Dalam kondisi normal air hujan mempunyai derajat keasaman atau


pH-nya = 7,0. Di daerah yang udaranya tercemar berat, misalnya di daerah
industri, zat pencermar terserap oleh air hujan sehingga air hujan tersebut pHnya=5,6 atau lebih kecil, sehingga menimbulkan hujan asam. Pada masingmasing jenis hujan memiliki tingkat intensitas yang berbeda. Intensitas curah
hujan yang tinggi pada umumnya berlangsung dengan durasi pendek dan
meliputi daerah yang tidak luas. Hujan yang meliputi daerah luas, jarang
sekali dengan intensitas tinggi, tetapi dapat berlangsung dengan durasi cukup
panjang. Kombinasi dari intensitas hujan yang tinggi dengan durasi panjang
jarang terjadi, tetapi apabila terjadi berarti sejumlah besar volume air bagaikan
ditumpahkan dari langit. Biasanya satuan yang digunakan dalam pengukuran
intentsitas curah hujan adalah mm/jam. Intensitas curah hujan ini dapat
diperoleh/dibaca dari kemiringan kurva (tangens kurva) yang dicatat oleh alat
ukur curah hujan otomatis.
Pengamatan curah hujan dilakukan oleh alat ukur curah hujan. Ada 2
jenis alat yang digunakan untuk pengamatan, yakni jenis biasa dan jenis
otomatis. Alat ukur biasa itu ditempatkan di tempat yang terbuka yang tidak
dipengaruhi oleh pohon-pohon dan gedung-gedung. Bagian tas alat itu

21

dipasang 20 cm lebih tinggi dari permukaan tanah yang sekelilingnya ditanami


rumput. Alat pengukuran curah hujan ditunjukkan pada gambar 3.1. Ketelitian
pembacaan adalah sampai 1/10 mm. Pembacaan harus diadakan 1 kali sehari,
biasanya jam 09.00 dan hasil pembacaan ini dicatat sebagai curah hujan hari
terdahulu(kemarin).

Gambar 2.1 Alat pengukur curah hujan Ombrometer dengan tipe


Observatorium
(sumber : https://www.staklimkarangploso.info)
Curah hujan kurang dari 0,1 mm harus dicatat 0,00 mm, yang harus dibedakan
dengan keadaan yang tidak ada curah hujan yang dicatat dengan
membubuhkan garis (-).
Intensitas curah hujan dapat dilihat dalam Tabel 2-1 dan sifat curah
hujan pada Tabel 2-2.

22

Tabel 2-1 Derajat curah hujan dan intensitas curah hujan.


Derajat hujan

Intensitas curah

Kondisi

hujan (mm/min)
< 0,02

Tanah agak basah atau dibasahi

Hujan lemah

0,02 - 0,05

sedikit.
Tanah menjadi basah semuanya,

Hujan normal

0,05 - 0,25

tetapi sulit membuat puddel.


Dapat dbuat puddel dan bunyi

0,25 - 1

curah hujan kedengaran


Air tergenang di seluruh

Hujan sangat lemah

Hujan deras

permukaan tanah dan bunyi


keras hujan kedengaran dari
Hujan sangat deras

genangan.
Hujan seperti

>1

ditumpahkan,

saluran dan drainasi meluap


Tabel 2-2 Keadaan curah hujan dan intensitas curah hujan.
Keadaan curah hujan
Hujan sangat ringan
Hujan ringan
Hujan normal
Hujan lebat
Hujan sangat lebat

Intensitas curah hujan (mm)


1 jam
24 jam
<1
<5
1-5
5 20
5 - 20
20 50
10 - 20
50 100
> 20
> 100

5. Pengertian Debit Air Sungai


Debit adalah satuan besaran air yang keluar dari Daerah Aliran Sungai
(DAS), sedangkan debit aliran adalah jumlah air yang mengalir dalam satuan
volume per waktu. Satuan debit yang digunakan adalah meter kubik per detik
(m3/s). Debit aliran merupakan laju aliran air (dalam bentuk volume air) yang
23

melewati suatu penampang melintang sungai per satuan waktu (Asdak,2002).


Rumus yang digunakan untuk mengetahui debit aliran adalah sebagai berikut:
Q = Ax V
Dengan :
Q = Debit Aliran (m3/s)
A = Luas Penampang (m2)
V = Kecepatan Aliran (m/s)
Sehingga debit air sungai merupakan tinggi permukaan air sungai yang
terukur oleh alat ukur permukaan air sungai ( Mulyana, 2007). Pada dasarnya
debit air yang dihasilkan oleh suatu sumber air ditentukan oleh beberapa
faktor faktor yaitu :
1.

Intensitas curah hujan

2.

Penggundulan hutan

3.

Pengalihan hutan.

Pengukruan debit dapat dilakukan dengan berbagai macam cara yaitu


(Arsyad,1989):
1.

Pengukuran volume air sungai

2. Pengukuran debit dengan cara mengukur kecepatan aliran dan menentukan


luas penampang melintang sungai.
3. Pengukuran dengan menggunakan bahan kimia yang dialirkan dalam
sungai.
4. Pengukuran debit dengan membuat bangunan pengukur debit.

24

6. SMS (Short Message Service)


6.1.Pengertian SMS
Short Message Service (SMS) merupakan layanan yang banyak
diaplikasikan

pada

memungkinkan

sistem

komunikasi

dilakukannya

pengiriman

tanpa
pesan

kabel

(nirkabel),

dalam

bentuk

alphanumeric antar terminal pelanggan atau antar terminal pelanggan


dengan sistem eksternal seperti e-mail, paging, voice mail dan lain-lain.
SMS pertama kali muncul di belahan Eropa pada tahun 1991
bersama sebuah teknologi komunikasi wireless yang saat ini cukup banyak
penggunanya, yaitu Global Sistem for Mobile Communication (GSM).
Dipercaya bahwa pesan pertama yang dikirim menggunakan SMS
dialakukan pada bulan Desember 1992, dikirim dari sebuah Personal
Computer (PC) ke telepon mobile dalam jaringan GSM milik Vodafone
Inggris. Perkembangan kemudian merambah ke benua Amerika, dipelopori
oleh beberapa operator komunikasi bergerak berbasis digital seperti Bell
Sputh Mobility, PrimeCo, Nextel, dan beberapa operator lain. Teknologi
digital yang digunakan sangat bervariasi dari yang berbasis GSM, Time
Division Multiple Access (TDMA), hingga Code Division Multiple Access
(CDMA).

6.2.Cara Kerja SMS


Mekanisme cara kerja sistem SMS adalah melakukan pengiriman
short message dari satu terminal pelanggan ke terminal yang lain. Hal ini

25

dapat dilakukan berkat adanya sebuah entitas dalam sistem SMS yang
bernama Short Message Service Centre (SMSC), disebut juga Message
Centre (MC). SMSC merupakan sebuah perangkat yang melakukan
tugas store and forward trafik short message. Didalamnya termasuk
penentuan atau pencarian rute tujuan akhir dari sort message.

Gambar 2.2 Arsitektur dasar jaringan SMS


(sumber http://www.kajianpustaka.com)
SMSC memiliki interkonektivitas dengan SME (Short Messeging
Entity) yang dapat berupa jaringan e-mail, web, dan voice e-mail. SMSC
inilah yang akan melakukan manajemen pesan SMS, baik untuk pengiriman,
pengaturan antrian SMS, ataupun penerimaan SMS.
Layanan SMS merupakan sebuah layanan yang bersifat non-real
time dimana sebuah short message dapat disubmit ke suatu tujuan, tidak
peduli apakah tujuan tersebut aktif atau tidak. Bila dideteksi tujuan tidak
aktif, maka sistem akan menunda pengiriman ke tujuan hingga tujuan aktif
kembali. Pada dasarnya sistem SMS akan menjamin delivery dari suatu short
message hingga sampai ke tujuan.

Kegagalan pengiriman yang bersifat

sementara seperti tujuan yang tidak diaktifkan selalu teridentifikasi sehingga


pengiriman ulang short message akan selalu dilakukan kecuali bila

26

diberlakukan aturan bahwa short message yang telah melampaui batas waktu
tertentu harus dihapus dan dinyatakan gagal terkirim.

7. SMS Gateway
7.1. Pengertian SMS Gateway
SMS Gateway adalah suatu mekanisme yang digunakan untuk
mengirim, menerima dan bahkan mengolah sms melalui komputer dan
sistem komputerisasi (software). Komunikasi SMS Gateway adalah dua
arah, pesan yang dikirimkan akan diterima dan proses oleh komputer
untuk diolah, yang nantinya akan dikirim kembali kepada pengirim. Itu
merupakan salah satu perkembangan fungsi yang dimiliki SMS.
SMS

Gateway

adalah

suatu

platform

yang

menyediakan

mekanisme untuk menghantar dan menerima SMS dari peralatan mobile


(HP, PDA phone, dan lain-lain) yang menggunakan keyword tertentu.
SMS

Gateway

adalah

komunikasi SMS dua arah. SMS Gateway

merupakan salah satu perkembangan fungsi yang dimiliki SMS. Selain


itu, semakin berkembangnya fungsi SMS, SMS Gateway juga dapat
dimanfaatkan
transaksi

untuk keperluan

dengan

sebuah

lain

seperti

melakukan

polling,

sistem, pemantauan, dan banyak lagi

pengembangan sms gateway lainnya. SMS Gateway Dapat menyimpan


data pesan dalam jumlah yang besar karena disimpan di sebuah hardisk
komputer, selain itu kelebihan sms gateway antara lain :
1) Dapat mengirimkan pesan secara terjadwal misalnya sms ucapan

27

selamta ulang tahun


2) Dapat membalas SMS yang masuk secara otomatis. Contohnya
untuk keperluan permintaan informasi tertentu.
3)

Dapat mengirimkan SMS ke banyak tujuan sekaligus. Misalnya


untuk informasi peringatan bencana banjir ke warga desa.

7.2. Cara Kerja SMS Gateway


Cara kerja SMS Gateway pada dasarnya hampir sama dengan
mengirimkan SMS melalui handphone pada umumnya. Hanya saja,
bedanya pesan yang diterima dan dikirimkan menggunakan bantuan
Gateway Device yang terintegrasi dengan database server komputer.

Gambar 2.3 Cara kerja sms gateway.


Berikut ini adalah keterangan dari cara kerja SMS Gateway:
1. Pengakses informasi mengirim pesan sms dengan format yang telah
ditentukan penyedia informasi.
2. Pesan pengakses diterima oleh modem yang diteruskan ke gateway SMS

28

dan selanjutnya diproses di sistem aplikasi. Pada sistem inilah pesan


pengakses akan dihubungkan dengan database server yang didalamnya
sudah disiapkan semua data pesan balasan.
3. Sistem Aplikasi akan mengambil data didalam database server lalu
mengirimkan pesan balasan otomatis ke pengakses informasi.
4. Pesan dikirimkan ke pengakses informasi.

29

H. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN PENELITIAN


Hari, Tanggal

: Selasa, 20 Januari 2015 Selasa, 24 Februari 2015

Tempat

: Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kab.


Pasuruan, Jl. Raya Raci KM. 9 Pasuruan

I.

JADWAL RENCANA PELAKSANAAN PENELITIAN


Agar penelitian berjalan lancar sampai dengan diaplikasikannya
rancang bangun aplikasi, berikut ini jadwal penelitiannya :

KEGIATAN
1.
2.
3.
4.
5.

Minggu Ke2
3

Penelitian
Konsultasi Pembimbing
Pembuatan Sistem
Uji Coba dan Evaluasi Sistem
Penyusunan Laporan

J. PENUTUP
Demikian proposal ini dibuat dengan harapan untuk memperoleh
persetujuan dari Perusahaan atas terlaksananya kegiatan ini, untuk kemudian
dapat digunakan sebagai bahan penelitian bagi penulis dan aplikasi yang
dihasilkan dapat diimplementasikan pada bagian terkait.

30

DAFTAR PUSTAKA
Edward A. Silver, David F. Pyke, & Rein Peterson. (1998). Inventory
management and production planning and scheduling (3rd ed.). John Wiley &
Sons, Inc.
Spyros, Makridaris, Steven C. Wheel wright& Viktor E. Mcgee. (2002). Metode
dan Aplikasi Peramalan, Erlangga, Jakarta
Kristanto, Adri. (2003). Peracangan Sistem dan Aplikasinya. Gava Media,
Yogyakarta.
Nasution, Arman Hakim. (1999). Perencanaan dan pengendalian produksi.
GunaWidya, Jakarta.
Pressman, Roger, S. (2012). Rekayasa Perangkat Lunak. Pendekatan Praktisi,
Edisi 7. Yogyakarta, Andi.
Sahara, Afni. (2013). Majalah Ilmiah Informasi dan Teknologi Ilmiah (INTI),
ISSN : 2339-210X (Volume 1, Nomor ), Sistem Peramalan Persediaan Unit
Mobil Mitsubishi pada PT. Sardana Indah Berlian Motor dengan
Menggunakan Metode Exponential Smoothing.
Subagyo P, Asri M, dan Handoko HT. (1991). Dasar-dasar Operation Research.
Edisi Kedua. BPEE, Jakarta.

31

SURAT KESEDIAAN / PERSETUJUAN PENELITIAN

Dengan ini Kami :


Nama
Instansi/ Badan Usaha

:
: Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Pasuruan

Alamat

: Jl. Raya Raci km 9 Bangil, Pasuruan

Menyatakan Bersedia/ Tidak dalam terselenggaranya kegiatan studi lapang,

Tertanda,
Kepala BPDB Kabupaten Pasuruan,

_____________________

32

Anda mungkin juga menyukai