Anda di halaman 1dari 16

Daun Kembang Sepatu = Hibiscus Rosa Sinensis

Selain daun kembang sepatu, dpt jg digunakan daun sirih atau daun
kapuk.
Kembang sepatu mengandung : Flavonoida, Saponin & Polifenol.

EKSTRAK DAUN PACAR AIR (Impatient


balsamina L.) SEBAGAI OBAT HERBA
PENURUN KADAR KOLESTEROL DARAH
E
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hiperkolesterolemia merupakan faktor risiko penyebab kematian di usia muda.
Berdasarkan laporan Badan Kesehatan Dunia pada tahun 2002, tercatat sebanyak 4,4
juta kematian akibat hiperkolesterol atau sebesar 7,9% dari jumlah total kematian di
usia muda (Anonymous, 2004). Banyak penelitian epidemiologi, laboratorium dan klinis
memperlihatkan hubungan antara tingginya kolesterol total dan LDL kolesterol
(hiperkolesterolemia) dengan terjadinya penyakit kardiovaskuler. (Hartanto, 2008).
Lemak merupakan salah satu sumber energi yang memberikan kalori paling tinggi.
Lemak atau khususnya kolesterol memang merupakan zat yang sangat dibutuhkan oleh
tubuh terutama untuk membentuk dinding sel-sel dalam tubuh. Kolesterol juga
merupakan bahan dasar pembentukan hormon-hormon steroid (Anonymous, 2005).
Kolesterol adalah metabolit yang mengandung lemak sterol (waxy steroid) yang
ditemukan pada membran sel dan disirkulasikan dalam plasma darah. Tingginya kadar

kolestrol dalam tubuh menjadi pemicu munculnya berbagai penyakit. Pola makan sehat
merupakan faktor utama untuk mengghindari hal ini. Batas normal kolesterol dalam
tubuh adalah 98-122 mg/dl (Anonymous, 2010a).
Setiap orang memiliki kolesterol di dalam darahnya, di mana 80%
diproduksi oleh tubuh sendiri dan 20% berasal dari makanan. Kolesterol yang diproduksi
terdiri atas 2 jenis yaitu kolesterol HDL (kolesterol baik) dan kolesterol LDL (kolesterol
jahat), selain itu ada juga Trigliserida (Siswono, 2001).
Untuk mengatasi berbagai komplikasi penyakit akibat tingginya kadar kolesterol dalam
darah, harus dilakukan upaya diet makanan yang rendah lemak, selain itu juga dibantu
dengan pemberian obat antihiperlipidemik. Mahalnya harga obat dan efek samping
yang tidak ringan membuat masyarakat enggan untuk menggunakannya. Maka dipilih
cara yang lebih murah yaitu pengobatan alternatif dengan obat herbal melalui
pemanfaatan bahan alam yang sebenarnya sudah menjadi tradisi turun temurun dari
nenek moyang.
Salah satu tanaman herbal yang dapat dimanfaatkan adalah pacar air. Pacar air
(Impatient balsamina L.) lebih dikenal sebagai tanaman hias yang mempunyai beragam
warna bunga, dari yang kuning, putih, merah, merah jambu, maupun kombinasikombinasi warna. Semua bagian dari tanaman pacar air, dari mulai akar, batang, daun,
bunga, dan biji, dapat dimanfaatkan untuk pengobatan penyakit (Anonymous, 2009).
Pacar air menyimpan beragam khasiat, bunga yang mengandung anthocyanin,
cyanidin, dan malvidum dapat meluruhkan haid, hipertensi, bisul, rematik, sendi,
gigitan ular berbisa, serta radang kulit. Biji pacar air dapat mempermudah persalinan
dan mengobati kanker saluran pencernaan bagian atas. Daunnya adalah obat untuk
keputihan, nyeri haid, radang usus buntu kronis, antiradang dan patah tulang.
Sedangkan akarnya berfungsi sebagai obat antiinflamasi (antiradang), rematik, leher
kaku, dan sakit pinggang (Susanto, 2009).
Berdasarkan hasil penelitian Adfa pada tahun 2007, dari uji pendahuluan metabolit
sekundernya daun pacar air mengandung kumarin, flavonoid, kuinon, saponin dan
steroid. Flavonoid merupakan zat yang paling efektif menurunkan kadar kolesterol
darah karena flavonoid bekerja meningkatkan kolesterol HDL.

Untuk menguji khasiat daun pacar air sebagai penurun kadar kolesterol darah maka
perlu dilakukan penelitian laboratoris yang bertujuan untuk mengetahui apakah daun
pacar air dapat menurunkan kadar kolesterol.
Berdasarkan kandungan flafonoid yang terdapat dalam daun pacar air maka dalam
penelitian ini
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas diperoleh suatu permasalahan yaitu
dapatkah ekstrak daun pacar air (Impatient balsamina L.) menurunkan kadar kolesterol
darah pada tikus putih.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek dari ekstrak daun pacar air
(Impatient balsamina L.) dalam menurunkan kadar kolesterol darah pada tikus putih.
1.4 Manfaat Penelitian
Dapat memberikan informasi mengenai khasiat ekstrak daun pacar air sebagai bahan
alam yang berkhasiat untuk menurunkan kadar kolesterol darah pada tikus putih.
BAB II
STUDI PUSTAKA
2.1 Studi Pustaka
2.1.1 Kolesterol Darah
a)

Pengertian Kolesterol

Kolesterol adalah suatu zat lemak yang beredar di dalam darah, diproduksi oleh hati
dan sangat diperlukan oleh tubuh (Siswono, 2001). Kolesterol merupakan senyawa yang
termasuk turunan steroid, yaitu senyawa turunan (derivat) lipid yang tidak terhidrolisis
(Sudarmo, 2004).
Kadar kolesterol darah adalah kadar kolesterol yang terlarut dalam plasma darah.
Kolesterol terdapat dalam jaringan dan lipoprotein plasma yang bisa berupa kolesterol
bebas atau gabungan dengan asam lemak rantai panjang sebagai ester kolesterol.
Kolesterol sangat larut dalam lemak tetapi hanya sedikit yang larut dalam air, dan

membentuk ester dengan asam lemak. Kolesterol merupakan produk metabolisme


hewan sehingga terdapat banyak pada makanan yang berasal dari hewan seperti
kuning telur, daging, hati, dan otak (Nurwahyunani, 2006).
b)

Jenis Kolesterol

Kolesterol LDL, adalah kolesterol jahat, yang bila jumlahnya


berlebih di dalam darah akan diendapkan pada dinding pembuluh darah
membentuk bekuan yang dapat menyumbat pembuluh darah. Kolesterol HDL, adalah
kolesterol baik, yang mempunyai fungsi membersihkan pembuluh darah dari kolesterol
LDL yang berlebihan. Kadar kolesterol HDL yang tinggi merupakan suatu tanda yang
baik sepanjang kolesterol LDL kurang dari 150 mg/dl. Triglisierda adalah lemak yang
terbentuk sebagai hasil dari metabolisme makanan, bukan saja yang berbentuk lemak
tetapi juga makanan yang berbentuk karbohidrat dan protein yang berlebihan, yang
tidak seluruhnya dibutuhkan sebagai sumber energi. (Siswono, 2001).
c)

Penyebab Peningkatan Kadar Kolesterol Darah

Ada beberapa hal yang menyebabkan meningkatnya kadar kolesterol dalam darah.
Diantaranya faktor genetic. Sekitar 80 % dari kolesterol di dalam darah diproduksi
oleh tubuh sendiri. Ada sebagian orang meskipun hanya sedikit saja mengkonsumsi
makanan yang mengandung kolesterol atau lemak jenuh, tetapi tubuh tetap saja
memproduksi kolesterol lebih banyak. Makanan juga mempengaruhi kadar kolesterol
darah. Lemak merupakan bahan makanan yang sangat penting, bila tidak makan lemak
yang cukup maka tenaga akan berkurang, tetapi bila makan lemak berlebihan dapat
mengakibatkan kerusakan pembuluh darah. Lemak dalam makanan dapat dibedakan
menjadi 2 yaitu : lemak jenuh, seperti daging dan minyak kelapa, serta lemak tak
jenuh, seperti asam lemak omega 3, asam lemak omega 6 dan asam lemak omega 9
(Siswono, 2001).
Selain itu berat badan juga berpengaruh. Orang yang obesitas memiliki kandungan
trigliserida (berperan menyimpan lemak, membentuk LDL serta penggumpalan darah)
dan HDL yang cenderung rendah. Kurangnya olahraga dapat menjadi penyebab
kolesterol tinggi akibat terhambatnya aliran darah. Selain itu karena
bertambahnya usia, kadar kolesterol pun semakin tinggi akibat menurunnya daya kerja
organ tubuh.

Jenis kelamin juga merupakan faktor penyebab kolesterol tinggi. Sebelum menopause,
wanita cenderung memiliki kolesterol rendah dibanding laki-laki. Tetapi setelah
menopause, produksi kolesterol LDL pada wanita cenderung meningkat. Selain faktorfaktor di atas, penyebab kolesterol tinggi lainnya dari stress. Stress memicu seseorang
untuk mengkonsumsi makanan tanpa kontrol dan juga mengubah gaya hidup sehat
yang sudah dilakukannya (Anonymous, 2010b).
d)

Pencegahan Peningkatan Kadar Kolesterol Darah

Mengkonsumsi makanan seimbang yang terdiri dari : 60 % kalori dari karbohidrat, 15 %


kalori dari protein, 25 % kalori dari lemak, dan kalori dari lemak jenuh tidak boleh lebih
dari 10 %. Kelebihan kalori dapat diakibatkan dari asupan yang berlebih (makan
banyak) atau penggunaan energi yang sedikit (kurang aktivitas). Kelebihan kalori
terutama yang berasal dari karbohidrat dapat menyebabkan peningkatan kadar
trigliserida.
Menurunkan asupan lemak jenuh. Lemak jenuh terutama berasal dari minyak kelapa,
santan dan semua minyak lain seperti minyak jagung dan minyak kedelai yang
mendapat pemanasan tinggi atau dipanaskan berulang-ulang. Kelebihan lemak jenuh
akan menyebabkan peningkatan kadar LDL kolesterol.
Menjaga agar asupan lemak jenuh tetap baik secara kuantitas maupun kualitas. Minyak
tak jenuh terutama didapatkan pada ikan laut serta minyak sayur dan minyak zaitun
yang tidak dipanaskan dengan pemanasan tinggi atau tidak dipanaskan secara
berulang-ulang. Asupan lemak tidak jenuh ini akan dapat meningkatkan kadar
kolesterol HDL, dan mencegah terbentuknya endapan pada pembuluh darah.
Menurunkan asupan kolesterol. Kolesterol terutama banyak ditemukan pada lemak dari
hewan, jeroan, kuning telur, serta seafood (kecuali ikan). Mengkonsumsi lebih banyak
serat dalam menu makanan sehari-hari. Serat yang dianjurkan adalah sebesar 25 40
gr/hari, setara dengan 6 buah apel merah dengan kulit atau 6 mangkuk sayuran. Serat
berfungsi untuk mengikat lemak yang berasal dari makanan dalam proses pencernaan,
sehingga mencegah peningkatan kadar LDL kolesterol.
Merubah cara memasak. Sebaiknya memasak makanan bukan dengan menggoreng
tetapi dengan merebus, mengukus atau membakar tanpa minyak atau mentega.
Minyak goreng dari asam lemak tidak jenuh sebaiknya bukan digunakan untuk
menggoreng tetapi digunakan untuk minyak salad, sehingga mempunyai efek positif

terhadap peningkatan kadar HDL kolesterol maupun pencegahan terjadinya endapan


pada pembuluh darah.
Melakukan aktifitas fisik dengan teratur. Dianjurkan untuk melakukan olah raga yang
bersifat aerobik (jalan cepat, lari-lari kecil, sepeda, renang dll.) secara teratur 3 5 kali
setiap minggu, selama 3060 menit/hari. Olah raga yang teratur akan membantu
meningkatkan kadar kolesterol HDL.
2.1.2 Tanaman Pacar Air (Impatient balsamina L.)
a)

Klasifikasi Tanaman Pacar Air

Regnum

: Plantae

Divisi

: Magnoliophyta

Kelas

: Magnoliopsida

Ordo

: Ericales

Famili

: Balsaminaceae

Genus

: Impatiens

Spesies

: Impatiens balsamina L.

b)

Morfologi Tanaman Pacar Air

Pacar air merupakan tanaman terna berbatang basah, lunak, bulat, bercabang, warna
hijau kekuningan. Pacar air biasanya ditanam sebagai tanaman hias dengan tinggi 3080 cm. Arah tumbuhnya tegak, percabangannya monopodial.
Daun tunggal, tersebar, berhadapan, atau dalam karangan. Bentuk daun lanset
memanjang, pinggirnya bergerigi, ujung meruncing, tulang daun menyirip. Warna daun
hijau muda tanpa daun penumpu, jika ada daun penumpu bentuknya kelenjar. Bagian
bawah membentuk roset akar. Tulang daun menyirip. Luas daunnya sekitar 2 sampai 4
inchi. Pangkal daun bergerigi tajam, runcing. Terna ini memiliki akar serabut.
Bakal buah menumpang, beruang 4-5. Dalam satu ruangan tersebut terdapat dua atau
lebih bakal biji. Buah membuka kenyal dan termasuk buah batu dengan 5 inti. Bentuk
buah elliptis, pecah menurut ruang secara kenyal. Benihnya endospermic. Embrio akan
mengalami diferensiasi.
Tanaman ini memiliki aneka macam warna bunga. Ada yang putih, merah, ungu,
kuning, jingga, dll. Jika pacar air yang berbeda warna disilangkan, maka akan terbentuk
keturunan yang beraneka ragam. Bunga zygomorph, berkelamin 2, di ketiak. Daun

kelopak 3 atau 5, lepas atau sebagian melekat, bertaji. Daun kelopak samping
berbentuk corong miring, berwarna, dan terdapat noda kuning di dalamnya. Sedikit di
atas pangkal daun mahkota memanjang menjadi taji dengan panjang 0,2-2 cm. Daun
mahkota 5, lepas. Daun mahkota samping berbentuk jantung terbalik dengan panjang
2-2,5 cm, yang 2 bersatu dengan kuku, yang lain lepas tidak berkuku dan lebih pendek.
Ada 5 benangsari dengan tangkai sari yang pendek, lepas, agak bersatu. Kepala sarinya
bersatu membentuk tudung putih.Bunga terkumpul 1-3. Setiap tangkai hanya berbunga
1 dan tangkainya tidak beruas. Memiliki 5 kepala putik.
c)

Habitat Tanaman Pacar Air

Habitatnya pada daerah beriklim tropical, namun tidak dapat hidup pada daerah yang
kering. Tanaman ini sangat peka terhadap hama, biasanya tumbuh di pekarangan
rumah pada ketinggian 1-900 m.
d)

Kandungan Kimiawi Tanaman Pacar Air

Pacar air mengandung zat-zat kimia aktif seperti pada bunga yang
mengandung anthocyanins, cyanidin, delphinidin, pelargonidin, malvidin, kaempherol,
quercetin. Sementara biji mengandung saponin dan kandungan minyak seperti spinasterol, -ergosterol, balsaminasterol, parianaric acid, quercetin, nephthaquinon,
minyak terbang, dan turunan kaempherol, dan ada juga kandungan racunnya, dan oleh
karena itu harus diperhatikan kontra indikasi pemakaian (Anonymous, 2009).
Berdasarkan hasil penelitian Adfa pada tahun 2007, dari uji pendahuluan metabolit
sekundernya daun pacar air mengandung kumarin, flavonoid, kuinon, saponin dan
steroid.
e)

Manfaat Tanaman Pacar Air

Pacar air berkasiat untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Jenis-jenis penyakit yang
dapat dicegah dan disembuhkan oleh tumbuhan pacar air adalah: tumor usus, kanker
saluran pencernaan, usus buntu, menurunkan kolesterol, tekanan darah tinggi, rematik,
pembengkakan, sakit pinggang, kaku pinggang, leher kaku, tarsuga (terkena duri ikan
ditenggorokan), sigurdongon (peradangan dipinggir kuku), merangsang pertumbuhan
rambut, pewarnaan kuku seperti kuteks, dan lain-lain.
2.1.3 Pacar Air Sebagai Obat Herbal Penurun Kadar Kolesterol Darah
a)

Pengertian Obat Herbal

Istilah Herbal biasanya dikaitkan dengan tumbuh-tumbuhan yang tidak berkayu atau
tanaman yang bersifat perdu. Dalam dunia pengobatan, istilah herbal memiliki makna
yang lebih luas, yaitu segala jenis tumbuhan dan seluruh bagian-bagiannya yang yang
mengandung satu atau lebih bahan aktif yang dapat dipakai sebagai obat (therapeutic).
b)

Cara Pengolahan Tumbuhan Herbal

Teknik pengolahan tanaman obat terdiri dari sortasi, pencucian, penjemuran,


pengirisan, dan pengolahan lebih lanjut menjadi berbagai produk/diversifikasi produk
(Anonymous, 2008).
1.

Penyortiran
Penyortiran harus segera dilakukan setelah bahan selesai dipanen, terutama untuk
komoditas temu-temuan, seperti kunyit. Rimpang yang baik dengan yang busuk harus
segera dipisahkan juga tanah, pasir maupun gulma yang menempel harus segera
dibersihkan. Demikian juga untuk tanaman obat yang diambil daunnya maupun herba.

Pencucian
Pencucian harus menggunakan air bersih, seperti air dari mata air, sumur atau PAM.
Cara pencucian dapat dilakukan dengan cara merendam sambil disikat menggunakan
sikat yang halus. Perendaman tidak boleh terlalu lama karena zat-zat tertentu yang
terdapat dalam bahan dapat larut dalam air sehingga mutu bahan menurun.
Penyikatan diperbolehkan karena bahan yang berasal dari rimpang pada umumnya
terdapat banyak lekukan sehingga perlu dibantu dengan sikat. Tetapi untuk bahan
yang berupa daun-daunan cukup dicuci dibak pencucian sampai bersih dan jangan
sampai direndam berlama-lama.

Penirisan dan Pengeringan


Selesai pencucian rimpang, daun atau herbal ditiriskan dirak-rak pengering. Hal ini
dilakukan sampai bahan tidak meneteskan air lagi.Untuk komoditas temu-temuan
pengeringan rimpang dilakukan selama 4-6 hari dan cukup didalam ruangan saja.
Setelah kering rimpang disortir kembali sesuai dengan standar mutu perdagangan atau
mungkin dapat diolah lebih lanjut.

Penyimpanan

Jika belum diolah bahan dapat dikemas dengan menggunakan jala plastik, kertas
maupun karung goni yang terbuat dari bahan yang tidak beracun/tidak bereaksi dengan
bahan yang disimpan. Pada kemasan jangan lupa beri label dan cantumkan nama
bahan, bagian tanaman yang digunakan, no/kode produksi, nama/alamat penghasil dan
berat bersih. Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk ruang penyimpanan, yaitu gudang
harus bersih, ventilasi udara cukup baik, tidak bocor, suhu gudang maksimal 30C,
kelembaban udara serendah mungkin 65% dan gudang bebas dari hewan, serangga
maupun tikus dll.
1

Pengolahan
Dalam pengolahan tanaman obat perlu diperhatikan teknik pengolahan yang baik
karena menyangkut standar mutu. Hal ini ada hubungannya dengan masalah
kebersihan maupun bahan aktif.
Tanaman obat dapat diolah menjadi berbagai macam produk seperti simplisia, serbuk,
minyak atsiri, ekstrak kental, ekstrak kering, instan, sirup, permen dll, sehingga dapat
menambah nilai ekonomi tanaman obat sekaligus menambah pendapatan petani.
Disamping itu produk yang telah diolah tahan lebih lama disimpan dari pada bentuk
segar. Panen dengan hasil yang berlebihan (panen raya) harga akan turun sehingga
perlu diolah lebih lanjut.
c)

Pacar Air untuk Obat Herba Penurun Kolesterol Darah

Menurut Adfa (2007), daun pacar air mengandung kumarin, flavonoid, kuinon, saponin
dan steroid. Flavonoid merupakan antioksidan karena dapat menangkap radikal bebas
dengan membebaskan atom hydrogen dari gugus hidroksilnya, dikatakan juga bahwa
flavonoid dapat bertindak menghalangi reaksi oksidasi kolesterol jahat ( LDL ) yang
menyebabkan darah mengental yang dapat mengakibatkan penyempitan pembuluh
darah (Nurwahyunani, 2006).
Flavonoid merupakan molekul polifenolik yang larut dalam air dan mengandung atom
karbon 15. Flavonoid adalah golongan polifenol. Flavonoid terdiri dari 6 kelompok
utama: chalcone, flavon, flavonol, flavanon, anthocyanin dan isoflavonoids. Bersama
dengan karoten, flavanoids memberikan warna buah-buahan, sayuran dan herbal
(Anonymous, 2010c).
Mekanisme flavonoid dalam menurunkan kadar kolesterol:

Flavonoid antioksidan dan menangkapradikal bebas melepas H

Berikatan dengan 1RB

Radikal peroksi distabilkan

Energi aktivasi

Menghalangi oksidasi LDL

Menurunkan kolesterol
2.2 Kerangka Konsep
Tikus dengan kolesterol normal

Pakan + minyak babi

Kenaikan kadar kolesterol

(Hiperkolesterolemi)

Menyebabkan aterosklerosis

Komplikasi yang fatal

Perlu diatasi dengan pengobatan

Obat modern

Obat tradisional

Daun pacar air Flavonoid

Antioksidan & menagkap radikal bebas

Melepas H

Berikatan dengan 1RB

Radikal peroksi distabilkan

Energi aktivasi

Menghalangi oksidasi LDL

Menurunkan kolesterol
2.3 Hipotesis
Berdasarkan kerangka konsep di atas maka diambil hipotesis bahwa ekstrak daun pacar
air (Impatient balsamina L.) dapat menurunkan kadar kolesterol darah pada tikus putih.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimental sesungguhnya. Rancangan


penelitian menggunakan eksperimental sederhana (Postest Only Control Group Design).
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia UMM , waktu persiapan dan pelaksanaan
kira-kira 2 bulan.
3.3 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah tikus putih betina dewasa yang memilik berat
antara 150-175 gr yang diperoleh dari Laboratorium Kimia UMM.
Sampel dalam penelitian ini adalah 6 (empat) ekor tikus putih betina yang diambil dari
keseluruhan populasi penelitian melalui teknik Simpel Random Sampling.
3.4 Variabel Penelitian
a)

Variabel Bebas

: Dosis ekstrak daun pacar air (Impatient balsamina L.)

b)

Variabel Terikat

: Penurunan kadar kolesterol darah

c)

Variabel Kontrol

: Jenis kelamin tikus, berat tikus, pakan,

3.5 Rancangan Penelitian


Penelitian dilakukan dengan RAL dengan postest design. Perlakuan untuk penelitian ini
dirancang sebagai berikut:
R
P1
B
A
K
P2
C
\
Keterangan:
R

: Randomisasi

: Kontrol

P1

: Perlakuan I

P2

: Perlakuan II

: Tanpa Perlakuan

: Ekstrak Daun Pacar Air

: Ekstrak Daun Pacar Air

3.6 Alat dan Bahan Penelitian


Alat Penelitian:
1

Timbangan elektrik,

Juicer,

Spektrofotometer,

Oven,

Tabung reaksi,

Mikropipet,

Tabung haematokrit,

Sentrifuge,

Tabung ependrof,

10

Pipet.

11

Kandang tikus

12
Bahan Penelitian:
1

Tikus putih,

Ekstrak daun pacar air,

Serum darah tikus,

Alkohol 96%

Pakan(pellet)

Minyak babi

Aquadest.
3.7 Prosedur Penelitian
a)

Pembuatan Ekstrak Daun Pacar Air

Persiapan pembuatan ekstrak yaitu mengambil daun pacar air secukupnya kemudian
dicuci bersih, tiriskan. Dipotong kecil-kecil kemudian diblender dengan juicer merk
Philips dicampur dengan alkohol 96 %, kemudian dimaserasi 24 jam. Setelah itu
campuran tersebut disaring beberapa kali sampai didapat larutan yang jernih
(kehijauan), kemudian didestilasi. Dari proses destilasi kemudian diuapkan sehingga
terbentuk serbuk daun pacar air yang diperlukan. Kadar tiap ml filtrat yang ada dihitung
dengan cara membandingkan bobot dengan volume ekstrak yang diperoleh sehingga
diperoleh kadar dengan satuan mg/ gr bb.
b)

Penyiapan Tikus Hiperkolesterolemi

Tikus putih yang akan digunakan dalam penelitian ini ditimbang berat badannya untuk
menentukan besarnya dosis yang akan digunakan kemudian diberikan pakan yang
sudah ditambah bahan yang dapat memicu peningkatan kadar kolesterol darah.
Setelah 7 hari diperiksa kadar kolesterol darahnya. Tikus yang kadar kolesterol
darahnya mencapai 98 mg/dl atau lebih dinyatakan sudah menderita
hiperkolesterolemi.
c)

Penentuan Dosis Ekstrak Daun Pacar Air

d)

Pemberian Perlakuan

Empat ekor tikus hiperkolesterolemi dipisahkan menjadi 2 kelompok , dan tiap


kelompok terdiri dari 2 ekor tikus ( 2 ulangan ). Masing-masing kelompok kemudian
mendapat perlakuan sebagai berikut:
Kelompok I

: kontrol diabetik

Kelompok II : ekstrak daun pacar air


Kelompok III : ekstrak daun pacar air
Perlakuan diberikan selama .

e)

Cara Pengukuran Kadar Kolesterol Darah

Pengukuran kadar kolesterol darah dilakukan dengan CHOD-PAP (Cholesterol Oxidase


Para Aminophenazone) yang direkomendasikan oleh Europen Atherosklerosis Society.
Melalui enzymatice photometric test, yang diawali dengan mengambil darah tikus dari
sinus orbitalis kemudian disentrifuge selama kurang lebih 15 menit. Setelah
mendapatkan serum darah selanjutnya diambil kira- kira 10 mikro dimasukkan dalam
tabung ependrof dan ditambah 10 mikro larutan standart, kemudian disiapkan pula
larutan blangko berupa aquadest 10 mikro. Ke dalam masing- masing tabung sampel
dan blangko dimasukkan 1000 ml reagent, lalu dicampur. Langkah selanjutnya
diinkubasi selama 20-25 menit pada suhu 37 derajat celcius selama 10 menit,
kemudian diukur absorbansinya pada spektofotometer. Setelah diketahui absorbansinya
kadar kolesterol serum darah dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Kolesterol (mg/ dl) = A sample x konsentrasi standart/ cal (mg/ dl)
A std/cal
(Lab. Kimia UMM, 2008)
3.6 Analisis Data
Data yang didapat akan dianalisis menggunakan uji-t lain subyek.
DAFTAR PUSTAKA
Adfa, M. 2007. Senyawa Antibakteri Dari Daun Pacar Air (Impatiens Balsamina Linn.).
Jurnal Gradien Vol.4 No.1 Januari 2008 : 318-322
Anonymous. 2004. Cara Cerdas Menyikapi Kolesterol. (online)
http://medicastore.com diakses 10 April 2010
Anonymous. 2005. Kolesterol. (online) http://id.inaheart.or.id diakses 10 April 2010
Anonymous. 2008. Teknologi Pengolahan Tanaman Obat. (online)
http://balittro.litbang.deptan.go.id diakses 10 April 2010
Anonymous. 2009. Attirangga si Pacar Air.
(online) http://batakone.wordpress.com diakses 07 April 2010
Anonymous. 2010a. Kolesterol. (online) http://id.wikipedia.org diakses 10 april
2010

Anonymous. 2010b. Penyebab Kolesterol Tinggi. (online) http://DuniaIbu.org diakses 10 April 2010
Anonymous. 2010c. Flavonoid. (online) http://en.wikipedia.org diakses 11 April
2010
Hartanto, Harun. 2008. Pengaruh Pemberian Ekstrak Air Lidah Buaya Terhadap Kadar
Kolesterol Total Dan Trigliserida Serum Tikus Putih Hiperkolesterolemik. (Online)
http://www.indoskripsi.com diakses 10 April 2010
Lab. Kimia UMM. 2008. Buku Penuntun Praktikum Biokomia. Malang: Laboratorium
Kimia UMM
Nurwahyunani, A. 2006. Efek Ekstrak Daun Sambung Nyawa Terhadap Kadar Kolesterol
LDL dan Kolesterol HDL Darah Tikus Diabetik Akibat Induksi Streptozotocin. Semarang:
Skipsi UNESA
Siswono.2001. Bahaya Dari Kolesterol Tinggi.(online) http://gizi.net diakses
10 April 2010
Susanto, I. 2009. Pacar Air.(online)
http://www.ibnususanto.wordpress.com diakses 07 April 2010
Suka
Be the first to like this post.

Anda mungkin juga menyukai