PBL Blok 6
PBL Blok 6
Anna Gracia
102013189
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No. 6. Kebon Jeruk. Jakarta Barat 11510
(021) 566-9999
anna.2013fk189@civitas.ukrida.ac.id
Pendahuluan
Suatu saat dalam kehidupan sehari-hari, terkadang kita diharuskan untuk melakukan
aktivitas malam. Aktivitas yang sering kita lakukan pada malam hari misalnya adalah pada
saat kerja malam, belajar untuk mempersiapkan ujian, membuat tugas dan lain-lain. Sering
kali setelah melakukan aktivitas semalaman yang mengharuskan kita untuk tidak tidur
menyebabkan tubuh menjadi tidak nyaman. Rasa ngantuk dan lelah sering kita rasakan dan
tidak dapat kita tahan. Di dalam tubuh, hal ini sudah diatur oleh suatu organ yaitu
hipotalamus dalam siklus yang disebut irama sirkadian. Irama sirkadian adalah siklus sistem
tubuh yang terjadi kurang lebih dalam waktu 1 hari yang mekanismenya dipengaruhi oleh
faktor utama yaitu iluminasi matahari.
Di dalam makalah ini akan menjelaskan organ yang terkait dalam mekanisme irama
sirkadian baik secara makroskopik dan mikroskopik, perubahanperubahan
apa
saja
yang
terjadi saat seseorang kerja malam, factor-faktor yang mempengaruhi mekanisme irama
sirkadian dan bagaimana mekanisme irama sirkadian itu sendiri. Dengan disertai pembahasan
kasus seorang laki-laki datang ke puskesmas dengan keluhan rasa kembung sejak 3 hari
yang lalu. Dari anamnesa diketahui bahwa ia baru diterima bekerja sebagai satpam. Dan
minggu lalu iamendapat giliran jaga malam. Pada pemeriksaan fisik didapatkan jantung dan
paru-paru dalam keadaan baik. Semoga makalah ini dapat menjadi sebuah refrensi baru
dalam memahami irama sirkadian.
Skenario
Seorang laki-laki datang ke puskesmas dengan keluhan rasa kembung sejak 3 hari
yang lalu. Dari anamnesa diketahui bahwa ia baru diterima bekerja sebagai satpam. Dan
minggu lalu ia mendapat giliran jaga malam. Pada pemeriksaan fisik didapatkan jantung dan
paru-paru dalam keadaan baik
Rumusan Masalah
Seorang satpam dengan keluhan kembung sejak 3 hari setelah giliran jaga malam.
Hipotesis
Satpam tersebut mengalami gejala kembung karena irama sirkadian terganggu.
Mind Map
Me
is m
n
a
k
Ir a
e
S irk
m
da
a
n
e ru
P
ha
a
b
un
F
n
iT u
s
g
h
b
ak
L
i-la id
ga
n
e
e lu
k
n
nk
a
h
bu
m
e
g
n
ak
F
r" Ira
to
mS
d ia
a
irk
n
Pembahasan
Secara biologis, manusia mempunyai irama sirkardian tertentu yang teratur dalam
satu hari. Irama sirkadian merupakan sebagian besar siklus yang terjadi dalam tubuh manusia
yang berlangsung kurang lebih 1 hari. Irama sirkadian akan mengatur waktu tidur dan
bangun, produksi urin, termoregulasi, sistem endokrin, dan perubahan tekanan darah .
Koordinasi irama sirkadian ini sendiri dikendalikan oleh organ hipotalamus. Mekanisme
irama sirkadian dipengaruhi beberapa faktor. Terdapat faktor eksogen dan endogen yang akan
dibahas lebih lanjut pada poin-poin di bawah. Sebelum membahas tentang bagaimana
mekanisme irama sirkadian dan faktor-faktor apa saja yang turut mempengaruhi irama
sirkadian, kita akan membahas organ-organ yang terkait dalam pengolahan irama sirkadian.
1. Irama Sirkadian
Tidur adalah proses fisiologis yang bersiklus yang bergantian dengan periode
yang lebih lama dari keterjagaan. Siklus tidur-terjaga mempengaruhi dan
mengatur fungsi fisiologis dan respons perilaku.
Setiap makhluk hidup memiliki bioritme (jam biologis) yang berbeda. Pada
manusia, bioritme ini dikontrol oleh tubuh dan disesuaikan dengan faktor
lingkungan (misal; cahaya, kegelapan, gravitasi, dan stimulus elektromagnetik).
Bentuk bioritme yang paling umum adalah ritme sirkadian yang melengkapi siklus
selama 24 jam. Dalam hal ini, fluktuasi denyut jantung, tekanan darah,
temperature, sekresi hormon, metabolisme, dan penampilan serta perasaan
individu bergantung pada ritme sirkadiannya. Tidur adalah salah satu irama
biologis tubuh yang sangat kompleks. Sinkronisasi sirkadian terjadi jika individu
memiliki pola tidur-bangun yang mengikuti jam biologisnya: individu akan
bangun pada saat ritme fisiologis paling tinggi atau paling aktif dan akan tidur
pada saat ritme tersebut paling rendah.
2. Tahapan Tidur
Berdasarkan
penelitian
yang
dilakukan
dengan
bantuan
alat
menit.
Tahap II
Tahap II merupakan tahap tidur ringan dan proses tubuh
terus menurun dengan ciri sebagai berikut : bola mata berhenti
bergerak, temperatur tubuh menurun, serta frekuensi nadi dan
nafas menurun secara jelas. Tahap ini berlangsung sekitar 10-15
menit.
Tahap III
Tahap III merupakan tahap tidur dengan ciri denyut nadi
dan frekuensi nafas serta proses tubuh lainnya lambat, awal dari
keadaan tidur lelap, disebabkan adanya dominasi sistem syaraf
parasimpatis dan sulit untuk dibangunkan. Berlangsung 15-30
menit.
Tahap IV
Tahap IV merupakan tahap tidur nyenyak, sulit dibangunkan
gerakanbola mata cepat, sekresi lambung menurun, jarang
bergerak dan sulit dibangunkan, serta tonus otot menurun.
Siklus Tidur
Selama tidur, individu melewati tahap tidur NREM dan REM. Siklus tidur
yang komplit normalnya berlangsung selama 1,5 jam, dan setiap orang biasanya
melalui empat hingga lima siklus selama 7-8 jam tidur. Siklus tersebut dimulai
dari tahap NREM yang berlanjut ke tahap REM. Tahap NREM I-III berlangsung
selama 30 menit, kemudian diteruskan ke tahap IV selama 20 menit. Setelah itu,
individu kembali melalui tahap III dan II selama 20 menit. Tahap REM muncul
sesudahnya dan berlangsung selama 10 menit.
minum, dan (2) dengan cara mengatur ekskresi air ke dalam urin. Di hipotalamus
bagian lateral ada suatu area yang disebut sebagai pusat rasa haus. Bila elektrolit
yang terdapat di dalam neuron pusat ini atau daerah yang berkaitan dengan
hipotalamus menjadi sangat pekat, maka akan timbul hasrat untuk meminum air.
Pengaturan ekskresi air oleh ginjal terutama dilakukan oleh nukleus supraoptikus.
Bila cairan tubuh menjadi sangat pekat, maka neuron-neuron di dalam area ini
akan terangsang. Serat-serat saraf dari neuron-neuron ini diproyeksikan ke bawah
melalui infundifulum ke kelenjar hipofisis posterior yang akan mensekresi
hormon yang disebut hormon antideuretik. Selanjutnya hormon ini akan
diabsorbsi ke dalam darah dan akan bekerja pada duktus koligens ginjal agar
timbul banyak sekali reabsorbsi air yang hilang ke dalam urin.
Pengaturan gastrointestinal dan hasrat makan. Perangsangan beberapa area
dalam hipotalamus dapat menyebabkan munculnya rasa lapar. Area yang sangat
berhubungan dengan rasa lapar adalah area hipotalamik lateral. Pusat yang
berlawanan dengan hasrat terhadap makanan, yang disebut pusat rasa kenyang,
terletak di dalam nukleus ventromedial. Bila pusat ini terangsang, maka ketika kita
sedang makan, kita akan menghentikan makan. Masalah gastrointestinal
(pencernaan), seseorang yang bekerja pada malam hari memiliki kecenderungan
unutuk menderita gangguan pencernaan. Hal ini disebabkan adanya ritme
circadian yang turun naik sehingga menciptakan kesulitan pada lambung untuk
mencerna makanan pada malam hari.
Pengaturan kelenjar hipofisis bagian anterior oleh hipotalamus. Perangsangan
area tertentu hipotalamus juga akan menyebabkan kelenjar hipofisis bagian
anterior mensekresi shormon-hormonnya. Mekanisme dasar yang dipakai untuk
pengaturan kelenjar hipofisis anterior adalah sebagai berikut: kelenjar hipofisis
anterior menerima suplai darah terutama dari vena-vena yang mengalir dari
hipotalamus bagian bawah ke sinus-sinus hipofisis anterior. Sebelum aliran darah
yang melewati hipotalamus mencapai hipofisis anterior, bagian nuklei hipotalamik
akan mensekresi hormon-hormon pelepas dan hormon-hormon penghambat ke
dalam darah. Selanjutnya hormon-hormon ini akan diangkut ke dalam darah
menuju hipofisis anterior tempat mereka mempengaruhi sel-sel grandular untuk
mengatur pelepasan hormon-hormon hipofisis anterior. Sekresi hormon-hormon
8
tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor terutama faktor waktu. Maka dari itu,
aktivitas tubuh kita berjalan teratur sesuai dengan waktu sehari-hari.
Penutup
Keluhan rasa kembung pada kasus disebabkan karena adanya gangguan
gastrointestinal akibat dari perubahan irama sirkadian yang tidak sinkron dengan lingkungan.
Dengan adanya penyesuaian, keluhan rasa kembung perlahan akan menghilang disetiap
aktivitas jaga malam. Namun penyesuaian pada tugas malam membutuhkan waktu yang lebih
lama dari penyesuaian pada waktu siang hari.
Daftar Pustaka
1. Wibowo D S. Anatomi tubuh manusia. Jakarta: Grasindo; 2007.
2. Moore K L, Agur A M R. Anatomi klinis dasar. Jakarta: EGC; 2004.
3. Eroschenko V P. Di fiore atlas of histology with functional correlations. Ed 9.
4.
5.
6.
7.
8.