DASAR SPTL DAN Komponen Pengaman Tenaga Listrik
DASAR SPTL DAN Komponen Pengaman Tenaga Listrik
PENDAHULUAN
Sistem tenaga listrik terdiri dari seksi-seksi (sub sistem), yang satu
dengan
yang lainnya dapat dihubungkan dan diputuskan
dengan menggunakan alat
pemutus tenaga (PMT).
Masing-masing seksi (sub sistem) diamankan ole rele pengaman
dan setiap
rele mempunyai kasawan pengamanan, yang berupa
bagian dari sistem.
Jika terjadi gangguan di dalamnnya, rele akan
mendeteksi dan dengan
bantuan PMT melepaskan seksi yang
terganggu dari bagian sistem lainnya.
Gambar kawasan pengamanan (zone of protection) :
Lanjutan 1.3.
Differential
Generator pada
Lanjutan 1.5.
Selektifitas (selectivity) :
Peralatan proteksi (pengaman) harus cukup selektif dalam
mengamankan sistem.
Dapat memisahkan bagian sistem yang terganggu sekecil
mungkin, yaitu hanya sub sistem yang terganggu saja yang
memang menjadi kawasan
pengaman utamanya.
Rele harus mampu membedakan, apakah gangguan terletak di
kawasan
pengaman utamanya, dimana rele harus bekerja
cepat, atau terletak di sub
sistem berikutnya, dimana rele
harus bekerja dengan waktu tunda atau tidak bekerja sama sekali.
Kecepatan (speed) :
Peralatan proteksi (pengaman) harus mampu memisahkan sub
sistem yang
mengalami gangguan secepat mungkin.
Untuk menciptakan selektifitas yang baik, ada kemungkinan suatu
pengaman terpaksa diberi waktu tunda (time delay), tetapi waktu tunda
tersebut harus secepat mungkin.
Dengan tingkat kecepatan yang baik, maka terjadinya kerusakan/ kerugian,
dapat diperkecil.
7
KOMPONEN PENGAMAN
PRINSIP KOMPONEN PENGAMAN YANG HARUS ADA
PADA SISTEM PENGAMAN TENAGA LISTRIK
-FUSE/Sekering:D(DIAZED), DO(Neozed) , HRC/NH.
PMS,(RECLOSER)
kecil : MCB, OVERLOAD, ELCB.
-Pengaman tehadap kilat dan petir :SURGE
SEKERING(FUSE)
-Sekering/fuse: pengaman lebur yang
berfungsi untuk mengamankan instalasi dari
arus hubung singkat. Pengaman ini yang
paling dekat dengan beban.
-Macamnya : D(DIAZED)-jenis ulir
DO(NEOZED)-jenis ulir
HRC/NH(High Rupturing
Capacity/ Niede Hochlestuup)jenis Plug -in
SEKERING NEOZED
SEKERING HRC/NH
Fuse CUTOUT
Fuse ini biasanya digunakan untuk
pengaman trafo Distribusi sisi Primer
OVERLOAD RELAY(RBL)
Overload Relay digunakan untuk
mengamankan arus beban lebih agar
supaya isolasi kawat/ kuparan/ kabel tidak
terjadi panas yang berlebihan yang
menyebabkan terbakar.
Bahan utama overload relay adalah
bimetal(dwi logam) yang dapat
melengkung jika panas, sehingga
membuka kontak.
Komponen Overload
Konstruksi MCB
Konstruksi ELCB
BAB
CURRENT
TRANSFORMER &
POTENTIAL
TRANSFORMER
PROTEKSI
HARUS PUNYA KETELITIAN / ERROR KECIL PADA
DAERAH ARUS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT
BESAR
TIDAK JENUH PADA ARUS GANGGUAN YANG
BESAR, UNTUK KEANDALAN ALAT PROTEKSI
37
Lanjutan 4.2.
RANGKAIAN EKIVALEN CT
IP
P1/K
S1/k
P2/L
IS
S2/l
Kesalahan fasa
20
100
120
20
100
120
0,1
0,4
0,2
0,1
0,1
15
0,2
0,75
0,35
0,2
0,2
30
15
10
10
0,5
1,5
0,75
0,5
0,5
90
45
30
30
1,0
3,0
1,5
1,0
1,0
180
90
60
60
Kelas
ketelitian
20
100
120
20
100
120
0,2S
0,75
0,35
0,2
0,2
0,2
30
15
10
10
10
0,5S
1,5
0,75
0,5
0,5
0,5
90
45
30
30
30
Kelas
ketelitian
100
40
: CL2 or CL1
: CL0.5
: CL0.2S
: CL0.1
: CL3 or CL5
CT Metering
ES
Kurva CT untuk proteksi
Knee point
Kurva CT untuk pengukuran
CT Proteksi
IeXct
42
batang
43
Lanjutan 4.7.
Inti besi
44
Lanjutan 4.7.
Type lingkaran/Wound
primary
Conventional
Dead Tank
CT
45
Lanjutan 4.7.
Type batang /Bar primary
Inverted CT
46
Lanjutan 4.7.
Teriminal primer
1 belitan
Pola (mould)
Pola (mould)
Resin
Resin
Belitan
sekunder
Untuk
pengukuran
Belitan
sekunder
Untuk
pengukuran
Belitan sekunder
Untuk Proteksi
Teriminal sekunder
P1(C1)
Belitan sekunder
Untuk Proteksi
Teriminal sekunder
P2(C2)
2S1 2S2
3S1 3S2
4S1 4S2
4 Teriminal sekunder
Trafo tegangan:
Instrumen trafo yang dipergunakan untuk memperkecil tegangan
tinggi ke tegangan rendah , dipergunakan untuk pengukuran atau
proteksi
Accuracy classes sesuai IEC 60044-2
48
Lanjutan 4.8.
Rangkaian ekivalen
R
S
T
Primer
20.000/3
Sekunder
100/3
50
7
6
4. Belitan Sekunder
2
3
5. Isolator Keramik
6. Dehydrating Breather
7. Terminal Primer
8. Terminal Sekunder
51
5) Isolator keramik
7) Terminal sekunder
52
Composite Error
c = 100/ Vp 100/T (Knvs vp)2 dt
vs dan vp merupakan nilai tegangan sesaat sisi sekunder dan
sisi primer.
53