Anda di halaman 1dari 3

RUSA YANG TAK TAHU MEMBALAS BUDI

Suatu pagi, di sebuah desa yang tenang tiba-tiba dikejutkan oleh derap
langkah kuda seorang pemburu yang sedang mengejar rusa buruannya. Si Rusa
berlari semakin cepat, tetapi sang pemburu pun melarikan kudanya lebih cepat lagi.
Aduuuuh . Capek sekali! kata si rusa.
Sang pemburu memang sangat cekatan menunggang kuda . Kudanyapun
sangat gesit dan kuat sehingga rusa buruannya tidak tahu lagi kemana harus berlari
agar bisa terhindar dari kejaran sang pemburu. Tanpa disadari si Rusa, dia sudah
masuk dalam daerah bidikan sang pemburu. Wuuuus ! Anak panah melesat dari
busurnya. Tapi, sasarnnya meleset. Waduh, hamper saja aku kena, kata rusa
gemetaran. Tak lam kemudian, anak panah yang kedua nyaris mengenai si rusa.
Hmmmm kali ini tidak boleh meleset, kata sang pemburu geram.
Matahari semakin tinggi ketika si Rusa sudah putus asa. Saat itu si Rusa
sudah sampai di kebun kacang. Tiba-tiba terdengar suara ramah menawarkan si
Rusa berlindung di kerimbunan dedaunannya. Hei, Rusa . Mari sini,
berlindunglajh di balik rimbun daun-daunku! kata sebuah ranting pohon kacang
panjang. Bersumbunyilah disini dulu sampai sang Pemburu pergi! lanjutnya. Eh
. Terima kasih kacang panjang. Kau baik sekali mau menolongku. Jawa si Rusa
agak terkejut.
Ayo cepat masuk, sebentar lagi pemburu itu pasti dating ! perintah si
Kacang Panjang. Benar juga sesaat kemudian sang pemburu muncul. Kerimbunan
daun kacang panjnag membuat si Rusa benar-benar terhindar dari penglihatan sang
pemburu. Wah . Kemana larinya rusa tadi, kok tiba-tiba lenyap, kata pemburu
itu terheran-heran. Aneh . Padahal jarakku dengan si Rusa tadi tidak jauh. Si
pemburu masih keheranan . Hi .....hi hi . Dia tidak tahu kalau aku bersembunyi
di sini, batin rusa geli. Sang pemburu menjadi kesal karena kehilangan rusa
buruannya. Grhhh . Awas kau rusa, suatu saat nanti kau pasti tertangkap, kata
sang pemburu itu geram. Karena merasa buruannya sudah hilang, sang
pemburupun pergi meninggalkan tempat itu.
Setelah sang Pemburu berlalu, si Rusa tidak segera pergi dari kacang
panjang. Bahkan, dia mulai memakan daun kacang panjang itu, helai demi helai.
Nyam nyam hmm lezat sekali nyam nyam nyam . pohon kacang
kaget melihat perbuatan si rusa. Wahai rusa, aku mohon jangan kau makan daundaunku. Kasihanilah aku, juga Pak Tani yang telah bersusah payah merawat dan
membersihkan aku . Pohon kacang panjang menagis, memohon agar si Rusa tidak
memakan daun-daunnya. Tapi, si Rusa tidak mempedulikan ratapan pohon kacang
panjang. Nyam . Nyam . Waaah aku masih belum kenyang, nih ! Makan lagi,
ah, kata si Rusa.

Matahari tepat berada di atas ubun-ubun. Tiba-tiba, datanglah seekor


burung kecil. Huuuh ..dasar rusa tak tahu diri ! Bukannya berterima kasih sudah
ditolong, malah menyakiti pohon kacang panjang ! kata burung itu lantang. Ah .
Kamu burung kecil, tidak usah ikut campur. Ini urusanku ! bentak si Rusa, pergi
sana ! Burung kecil tadi berkata lagi, Ingatlah hai rusa, perbuatanmu pasti akan
mendapat balasan yang setimpal.
Sepeninggal burung kecil , si Rusa kembali memakan daun kacang panjang.
Akhirnya, habislah daun-daun pohon kacang panjang yang ditanam dan di rawat
Pak Tani selama berbulan-bulan. Matahari sudah mulai turun walaupun udara masih
terasa panas.
Sementara itu, sampai di sebuah sungai kecil di perbatasan desa, sang
Pemburu masih tidak yakin kalau rusa buruannya bisa hilang tanpa bekas. Hmmm
. Sepertinya ada yang belum aku periksa saat aku melewati pohon kacang
panjang yang rimbun tadi, katanya. Sang Pem buru pun memutuskan kemabli
untuk memastikan keraguannya. Ayo . Kita cari rusa itu di semak-semak pohon
kacang panjang. Kali ini buruanku tidak boleh lepas Ayoooo kebuuut .! Teriaknya
memberikan semangat kepada kudanya. Hati-hati Pak Pemburu, tidaak usah
ngebut! tiba-tiba terdengar suara seekor kura-kura mengingatkannya.
Sementara itu si Rusa masih asyik mencari pucuk-pucuk muda yang masih
tersisa.Pucuk muda ini paling enak rasanya. Hmm nyam .. nyam , kata
rusa itu. Wahh .. perutku sudah terasa kenyang . Sekarang waktunya untuk
istirahat. Hoaaaaaahm . ! Rusa itu pun akhirnya terkantuk-kantuk kekenyangan.
Dia tidur-tiduran di balik batu tidak jauh dari kebun kaccang itu. Matahari semakin
condong ke barat.
Sang pemburupun sudah semakin dekat. Nah . Tinggal melewati satu bukit
lagi, sampailah kita. Sebaiknya aku siapkan saja dahulu busur panahmya,
katanya, hi .hi.hi..hi si Rusa pasti tidak menyadari bahaya di dekatnya. Sang
pemburu sekarang dapat melihat dengan jelas rusa buruannya sedang beristirahat
sambil sesekali menguap. Tiba-tiba wusss . Satu batang anak panah hamper
mengenai kepala rusa itu. Dia baru menyadari akibat kerakusannya. Sekarang, dia
harus menanggung akibatnya. Gawat . Sang Pemburu melihat aku karena
daun-daunkacang panjang sudah hilang kumakan semua. Di mana aku harus
berlindung ? Alangkah bodohnya aku , kata si Rusa ketakutan.
Tapi, semus sudah terlambat. Sang Pemburu kini tidak member kesempatan
kepada rusa untuk lepas lagi dari kejarannya. Ampuuuun . Toloooooong . !
teriak si Rusa. Mau lari kemana lagi kau rusa, ke ujung dunia pun akn ku kejar,
kata sang Pemburu mantap. Tolooooooong .toloooong! Begitulah akhirnya nasib
si Rusa. Kini dia harus berlari-lari terus untuk membayar dosa-dosanya terhadap
pohon kacang panjang. Tolooooong . Aku menyesal. Karena tindakanku yang tak
tahu membalas budi, sekarang aku harus berlari lagi. Sampai menjelang magrib

rusa it uterus di kejar-kejar sang Pemburu melewati sawah dan lading para petani.
Tapi memang penyesalan itu selalu dating terlambat. Dan itu tentu tidak ada
gunanya.

Anda mungkin juga menyukai