Proposal Penelitian Kualitatif
Proposal Penelitian Kualitatif
OLEH :
Iskandar Mehdy
F1B005214
BAB 1
PENDAHULUAN
hasil,
(6)
pemerintahan
yang
berorientasi
pelanggan,
(7)
pusat
melalui
Departemen
Dalam
Negeri
selanjutnya
industri/tanda daftar industri (IUI/TDI), (2) izin gangguan (HO), (3) izin tempat
usaha (ITU), (4) izin gudang, (5) surat izin usaha perdagangan (SIUP), dan (6)
tanda daftar perusahaan (TDP).
Belum terpadunya sistem perizinan usaha dan industri di Kabupaten
Cirebon berpengaruh terhadap jumlah izin yang diterbitkan oleh Instansi yang
berwenang dalam hal ini adalah Dinas Perindustrian dan Perdagangan. Selama
tahun 2005 dan 2006 jumlah izin yang diterbitkan terkait dengan usaha
perdagangan dan industri di Kabupaten Cirebon antara lain sebagaimana terdapat
dalam tabel di bawah ini.
Tabel 1. Rekapitulasi Penerbitan Izin Bidang Usaha Perdagangan dan Industri
Tahun 2005 2006 di Kabupaten Cirebon
No
Jenis Izin
Tahun
2005
2006
1
Izin Usaha Industri/Tanda Daftar Industri
45
120
2
Izin Gangguan
319
247
3
Izin Tempat Usaha
517
385
4
Izin Gudang
7
20
5
Surat Izin Usaha Perdagangan
773
854
6
Tanda Daftar Perusahaan
717
580
Sumber : Disperindag Kab. Cirebon, 2006
Adapun pendapatan asli daerah (PAD) selama tahun 2005 dan 2006 yang
diperoleh dari penerbitan izin di bidang usaha perdagangan dan industri ini dapat
dilihat dalam tabel berikut.
Tabel 2. Rincian Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari Penerbitan Izin Bidang
Usaha Perdagangan dan Industri Tahun 2005 di Kabupaten Cirebon
No
Jenis Pungutan/Retribusi
Target
Realisasi
(%)
1
Retribusi Izin Usaha Industri/Tanda 7.000.000
7.092.500
101,32
Daftar Industri
2
Retribusi Izin Gangguan dan Tempat 224.100.000 230.792.370 102,99
Usaha
3
Retribusi Tanda Daftar Gudang
1.500.000
1.700.000
113,33
4
Retribusi
Surat
Izin
Usaha 38.500.000 42.325.000 109,94
Perdagangan
5
Retribusi Tanda Daftar Perusahaan
42.000.000 49.700.000 118,33
Sumber : Disperindag Kab. Cirebon, 2006
Tabel 3. Rincian Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari Penerbitan Izin Bidang
Usaha Perdagangan dan Industri Tahun 2006 di Kabupaten Cirebon
No
Jenis Pungutan/Retribusi
Target
Realisasi
(%)
1
Retribusi Izin Usaha Industri/Tanda 10.200.000 10.200.000 100
Daftar Industri
2
2.400.000
47.600.000
102,6
101,71
42.000.000
49.700.000
118,33
Selain itu, pelayanan perizinan usaha yang belum terpadu ini pun
berpengaruh pula terhadap perkembangan jumlah industri dan jumlah tenaga kerja
yang mampu diserap oleh industri tersebut. Jumlah industri serta jumlah tenaga
kerja yang diserap selama tahun 2004 - 2005 ini selengkapnya dapat dilihat dalam
tabel di bawah ini.
Tabel 4. Jumlah Perusahaan dan Tenaga Kerja Industri Besar dan Sedang Tahun
2004 - 2005 di Kab. Cirebon
Klasifikasi Industri
Perusahaan
Tenaga Kerja (orang)
(unit)
2004 2005
2004
2005
Industri Besar
13
10
3.604
2.829
Industri Sedang
348
345
10.440
12.438
Jumlah
361
355
14.044
15.267
Sumber : BPS Kabupaten Cirebon, 2005
Realisasi perkembangan jumlah perusahaan dan industri yang kecil di
Kabupaten Cirebon ini berpengaruh pula terhadap laju pertumbuhan ekonomi
masyarakatnya. Laju pertumbuhan ekonomi berdasarkan sektor yang sudah
dicapai selama tahun 2001 sampai dengan 2005 dapat dilihat dalam tabel 5.
Tabel 5. Laju Pertumbuhan Ekonomi Kab. Cirebon Berdasarkan Sektor Tahun
20012005 (%)
Sektor
2001 2002
2003
Pertanian
3,49 -2,57 -0,18
Pertambangan
4,60 12,56 9,29
Industri
7,78 7,22
3,85
Listrik, Gas, Air Bersih 9,98 9,67
7,73
Bangunan
3,60 7,79
3,99
Perdagangan
4,88 4,89
4,74
Pengangkutan
6,33 7,56
5,26
Keuangan
3,04 4,25
2,74
Jasa
5,08 4,14
5,25
Total
4,89 3,31
3,25
Sumber : Badan Pusat Statistik Cirebon, 2005
2004
3,46
-0,18
5,22
5,39
4,89
5,46
4,44
3,28
3,07
4,09
2005
5,55
3,26
3,60
8,10
3,43
3,81
4,79
5,43
4,31
4,47
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, dapat
dirumuskan suatu permasalahan, yaitu Bagaimanakah Kualitas Pelayanan
Perizinan Bidang Usaha Perdagangan dan Industri di Kabupaten Cirebon ?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kualitas pelayanan yang
diberikan oleh Dinas Pelayanan Perizinan dan Penanaman Modal Kabupaten
Cirebon sebagai instansi yang berwenang memberikan pelayanan perizinan
bidang usaha perdagangan dan industri di Kabupaten Cirebon.
D. Manfaat Penelitian
1. Kegunaan Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada ilmu
administrasi negara khususnya mengenai manajemen pelayanan publik.
2. Kegunaan Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi Pemerintah
Kabupaten Cirebon agar meningkatkan kualitas pelayanannya khususnya
pelayanan dibidang perizinan bidang usaha perdagangan dan industri
sehingga mampu meningkatkan perkembangan dunia usaha di Kabupaten
Cirebon.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
Teori merupakan unsur yang paling penting peranannya dalam suatu
penelitian karena dengan teori pneliti mencoba memahami, mengkaji serta
menerangkan fenomena sosial atau fenomena alami yang menjadi pusat perhatian,
(Singarimbun 1995:37). Teori merupakan sarana untuk memecahkan masalah
dengan jalan menghubungkan secara positif antara gejala-gejala yang diteliti.
Menurut Kerlinger (dalam Singarimbun dan Effendi, 1989 : 37) teori
adalah serangkaian asumsi, konsep, konstruk definisi, dan proposisi untuk
menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan
hubungan antar konsep. Dari definisi tersebut, maka teori mengandung dua hal:
Pertama, teori adalah serangkaian proposisi antar konsep-konsep yang saling
berhubungan. Kedua, teori menerangkan secara sistematis suatu fenomena sosial
dengan cara menentukan konsep mana yang berhubungan dengan konsep lainnya
dan bagaimana bentuk hubungannya.
Sedangkan fungsi teori menurut Snelbecker ada empat yaitu:
1.
2.
Menjadi
pendorong
untuk
menyusun
hipotesis
yang
4.
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam menyusun kerangka teori ini
adalah memberikan teori-teori yang akan digunakan sebagai landasan berpikir
untuk menjelaskan fenomena sosial yang akan diteliti. Sehingga dengan demikian,
dalam suatu penelitian kita mendasarkan diri pada teori-teori yang telah ada untuk
menjelaskan dan memberi gambaran yang sistematis mengenai fenomena yang
diamati.
B. Kualitas Pelayanan
Secara teoritis, tujuan pelayanan publik pada dasarnya adalah memuaskan
masyarakat. Untuk mencapai kepuasan itu dituntut kualitas pelayanan prima yang
tercermin dari (Sampara, 2006 : 6) :
1. Transparansi, yakni pelayanan yang bersifat terbuka, mudah dan dapat
diakses oleh semua pihak yang membutuhkan dan disediakan secara
memadai serta mudah dimengerti.
2. Akuntabilitas, yakni pelayanan yang dapat dipertanggung jawabkan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
3. Kondisional, yakni pelayanan yang sesuai dengan kondisi dan
kemampuan pemberi dan penerima pelayanan dengan tetap berpegang
ada prinsip efisiensi dan efektivitas.
4. Partisipatif, yaitu pelayanan yang dapat mendorong peran serta
masyarakat
dalam
penyelenggaraan
pelayanan
publik
dengan
hak
dan
kewajiban,
yaitu
pelayanan
yang
Transparansi
Akuntabilitas
Kondisional
Partisipatif
Kesamaan hak
Pelayanan
yang
berkualitas
Bersifat terbuka, mudah
diakses semua pihak
Dapat
dipertanggungjawabkan
sesuai dengan undangundang
Sesuai
dengan
kemampuan pemberi dan
penerima
pelayanan,
berpegang pada prinsip
efisiensi dan efektif
Mendorong peran serta
masyarakat
dalam
penyelenggaraan
pelayanan publik
Efisiensi pelayanan
diri
sendiri
dengan
lingkungannya.
Orang
dikatakan
dapat
2)
3)
4)
5)
Kejelasan
kewenangan
artinya
kewenangan
pegawai
yang
7)
sehingga masyarakat
9)
10)
Kejelasan hak dan kewajiban providers dan customers, artinya hakhak dan kewajiban-kewajiban baik bagi providers maupun bagi
customers harus dirumuskan secara jelas, dan dilengkapi dengan sangsi
serta ketentuan ganti rugi.
11)
D. Kerangka Berpikir
Tujuan utama dilaksanakannya otonomi daerah adalah untuk meningkatkan
kualitas pelayanan publik. Sebagai konsekuensi dari dilaksanakannya UndangUndang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, maka pemerintah
kabupaten/kota memiliki berbagai kewenangan untuk menyelenggarakan urusan
publik. Kenyataannya, otonomi daerah yang telah berlangsung selama ini, belum
mampu mewujudkan tujuan ini. Banyak keluhan disampaikan oleh masyarakat
berkaitan dengan kualitas pelayanan publik yang mereka terima. Salah satunya
adalah pelayanan perizinan usaha.
Penerapan otonomi daerah sekarang ini, memberikan prospek yang bagus
untuk aktivitas usaha khususnya bidang perdagangan dan industri di daerah,
dimana keduanya memainkan peranan yang penting dalam mendorong
pertumbuhan ekonomi daerah. Namun prospek yang bagus ini tidak didukung
dengan kesiapan semua sumberdaya yang akan mengakibatkan menarik tidaknya
daerah sebagai tujuan investasi. Salah satu sumberdaya yang belum dipersiapkan
oleh daerah adalah sistem pelayanan perizinan. Birokrasi perizinan merupakan
salah satu permasalahan yang menjadi kendala bagi perkembangan usaha di
daerah.
Masyarakat dan kalangan dunia usaha sering mengeluhkan proses
pelayanan perizinan oleh pemerintah yang tidak memiliki kejelasan prosedur,
berbelit-belit, tidak transparan, waktu pemrosesan izin yang tidak pasti, dan
tingginya biaya yang harus dikeluarkan terutama berkaitan dengan biaya-biaya
yang tidak resmi, maka pemerintah daerah harus memperbaiki kualitas pelayanan
perizinan usaha tersebut. Dalam hal ini, penulis mencoba meneliti kualitas
UU Nomor 32/2004
Pemerintahan Daerah
Rendahnya
Kualitas Pelayanan
Publik
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Dinas Pelayanan Perizinan dan Penanaman Modal
Kabupaten Cirebon, dinas ini merupakan lembaga atau instansi yang satusatunya memberikan pelayanan perizinan bidang usaha perdagangan dan
industri di Kabupaten Cirebon, mengingat belum dilaksanakannya pelayanan
perizinan secara terpadu.
B. Sasaran Penelitian
Sasaran dalam penelitian ini adalah Pegawai Dinas Pelayanan Perizinan dan
Penanaman Modal dan masyarakat pengguna jasa pelayanan di Kabupaten
Cirebon. Masyarakat pengguna jasa dijadikan sasaran untuk memperkuat data
dari pegawai agar data lebih objektif.
C. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian kualitatif deskriptif, yaitu suatu prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orangorang atau perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong,
2000:3). Metode penelitian kualitatif deskriptif menggambarkan variabel,
gejala, keadaan atau fenomena tertentu secara apa adanya. Metode ini
digunakan untuk menemukan pengetahuan yang seluas-luasnya terhadap
obyek penelitian pada suatu saat tertentu dan untuk mengumpulkan informasi
mengenai status suatu variabel atau tema, gejala atau keadaan yang ada, yaitu
keadaan gejala (fenomena) secara apa adanya pada saat penelitian dilakukan
(Tangkilisan, 2005:163).
D. Fokus Penelitian
Penelitian ini
2)
3)
2)
2)
3)
d. Efisiensi Pelayanan
Efisiensi pelayanan dari organisasi publik diukur melalui sisi input dan
output pelayanan. Sisi input digunakan untuk melihat kemudahan akses
pelayanan yang diberikan kepada pengguna jasa, sedangkan dari sisi
output pelayanan melihat produk pelayanannya. Sub aspek yang dikaji
adalah :
1)
2)
3.Orientasi
Pelayanan
1)
pada 1)
Pemanfaatan
pelayanan.
2)
Kompetensi petugas pelayanan.
Penempatan pengguna jasa oleh petugas dalam pelayanan.
4.Efisiensi
Pelayanan
1)
2)
Sumber Data
a. Informan
Informan dari pengguna jasa menggunakan accidental sampling. Teknik
penentuan informannya berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang
secara kebetulan bertemu dengan peneliti. Sedangkan informan awal
dari pegawai dipilh secara purposive atas dasar permasalahan, judul,
maupun fokus penelitian.
b. Dokumen
Yaitu catatan-catatan yang berasal dari arsip, buku pedoman
pelaksanaan, laporan pelaksanaan, buku maupun arsip yang memuat
pendapat maupun teori yang mendukung masalah penelitian.
2.
Jenis Data
a. Data Primer
Data yang diperoleh langsung dari observasi dan wawancara terhadap
informan dan pihak-pihak yang terkait dengan penelitian ini.
b. Data Sekunder
Data yang diperoleh dari catatan-catatan atau literatur-literatur,
dokumen-dokumen yang ada pada lokasi penelitian serta data-data lain
yang mendukung penelitian.
H. Metode Analisis
Metode analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah model
analisis interaktif (interactive model of analysis). Miles dan Huberman
(1992:23) menjelaskan model analisis ini terdiri dari tiga komponen analisis
yaitu reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), dan
penarikan kesimpulan (conclusion/varifiying) yang dilakukan dalam bentuk
interaktif dengan pengumpulan data sebagai suatu siklus. Secara sederhana
proses analisis ini dapat dijelaskan melalui gambar sebagai berikut:
Pengumpulan Data
Reduksi Data
Penyajian Data
Penarikan Kesimpulan
Gambar 2. Model Analisis Interaktif Miles dan Huberman (1992:23)
Keterangan:
a. Pengumpulan data, adalah menelaah seluruh data yang tersedia dari
berbagai sumber antara lain wawancara, pengamatan yang ditulis dalam
catatan laporan, dokumentasi pribadi, dokumen resmi, gambar, foto
(Moleong, 1990:190
b. Reduksi data, yaitu proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul
dari catatan tertulis di lapangan.
c. Penyajian data, sebagai kumpulan informasi tersusun yang memberi
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan
meliputi berbagai jenis matriks, grafik, jaringan dan bagan.
DAFTAR PUSTAKA
2.
3.
4.
5.
Apakah
ada
pembedaan
dalam
melayani
Bagaimanakan
manajemen
keluhan
yang
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
Bagaimanakah
respon
atau
tanggapan
13. Adakah kepastian mengenai kapan pelayanan akan selesai dari pegawai ?
14. Mohon jelaskan mengenai biaya yang dikeluarkan dalam pengurusan
perizinan ini ? apakah cukup terjangkau atau tidak ?
15. Apakah ada biaya tambahan yang dikeluarkan dalam pengurusan izin ini ?
atau apakah pengguna jasa memberikan uang ekstra agar pelayanan bisa
berjalan cepat ?
16. Apakah pelayanan yang diberikan fleksibel atau tidak ?
17. Apakah dalam memberikan pelayanan pegawai bertindak cepat atau tidak ?
18. Apakah pelayanan yang diberikan cukup rapi dan tanpa kesalahan teknis atau
tidak mohon dijelaskan ?
19. Menurut anda, apakah pelayanan pengurusan perizinan ini sudah cukup
memuaskan atau tidak ?
PEDOMAN OBSERVASI
Observasi langsung dalam penelitian ini dilakukan dengan cara :
1. Melakukan kunjungan langsung ke Dinas Pelayanan Perizinan dan Penanaman
Modal Kabupaten Cirebon.
2. Melakukan pengamatan langsung di Dinas Pelayanan Perizinan dan
Penanaman Modal dalam proses pelayanan peizinan investasi.
FORM DOKUMENTASI
Guna memperoleh data yang valid, maka peneliti akan melakukan
dokumentasi terkait dengan sistem pelayanan perizinan bidang usaha perdagangan
dan industri di Dinas Pelayanan Perizinan dan Penanaman Modal Kabupaten
Cirebon, antara lain sebagai berikut:
1. Mengamati Visi dan Misi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten
Cirebon.
2.
Mengamati
Mengamati
dokumen-dokumen
yang
berkaitan
dengan