Anda di halaman 1dari 18

BAB 3.

PRINSIP INSTRUMENT AKUSTIK

Sistem sonar adalah suatu instrumen yang digunakan untuk memperoleh


informasi tentang obyek-obyek bawah air dengan memancarkan gelombang suara
dan mengamati/menganalisis echo yang dihasilkan. Dengan menyebut sistem
sonar ini sebenarnya yang dimaksud adalah active sonar system'' yang
digunakan untuk mendeteksi dan meneliti target-target bawah air. Sedangkan
passive sonar system" adalah instrumen yang hanya untuk menerima suara-suara
yang dihasilkan oleh obyek-obyek bawah air (ikan dan binatang air lainnya).
Secara prinsip, sistem sonar tersebut terdiri dari empat komponen utama
yakni Transmitter, Transducer, Receiver dan Display/Recorder (Gambar 12). Di
samping itu dilengkapi dengan Time Base dan untuk tujuan kuantitatif lagi.
dengan Echo Signal Processor atau Echo Integrator. Sehubungan dengan ruang
lingkup kuliah ini masih menitikberatkan dasar-dasar akustik saja yang
aplikasinya dibahas lebih lanjut pada kuliah akustik Kelautan/Bawah Air, maka
Prinsip Kerja instrument akustik ini hanya mencakup lima komponen utama yakni
: Time base Transmitter, Transducer, Receiver dan Display.
3.1.

Time Base
Time Base adalah komponen yang suatu pulsa listrik untuk men"-switch

on" (modulate) transmitter, dimana menghasilkan sebuah pulsa dengan centre


frequency (f) dan duration () untuk memicu transducer. Energi listrik diubah oleh
transducer manjadi energi suara dengan panjang pulsa C yang mana dipancarkan
ke dalam air dan merambat mengenai obyek bawah air. Echo dari obyek-obyek
tersebut diubah kembali menjadi sinyal pulse listrik oleh transducer. Sinyal-sinyal
ini umumnya sangat lemah/ kecil sehingga harus dibesarkan (amplifiad), tetapi
dengan cara yang selektif, relatif tergantung dari waktu yang diperlukan setelah
transmisi time varied gain (TVG). Ini mengkompensasi power yang hilang selama
perjalanan ke luar dan kembali ke transducer. Sete1ah proses TVG sinyal
didemodulasi (detected) yakni informasi yang dikandungnya (amplitude dan
duration) diekstraksi. Dalam bentuk ini sinyal dapat menandai kertas pencatat,
didisplay pada layar monitor (hitam putih atau berwarna) direkam pada data
recorder atau diproses dengan echo integrator atau echo signal processor

Dasar-dasar Akustik Kelautan

Jadi Time base berfungsi untuk :


1) untuk menghasilkan '. "clock" dimana memungkinkan diperoleh akurasi
dari pengukuran kedalaman;
2) untuk mengontrol pulse repetition rate" saat mana transmisi dibuat.

Gambar 12. Komponen utama dan prinsip dasar echosounder

Dasar-dasar Akustik Kelautan

3.2

Transmitter
Transmitter menghasilkan pulsa listrik yang berfrekuensi dan berlebar

tertentu tergantung dari desain transducer. Suatu perintah dari Time Base dan dari
Kontak Pemicu Pulsa di Recorder akan memberikan saat kapan pembentuk pulsa
(pulse former) bekerja. Pintu pulsa atau switching pu1sa yang dihasilkan oleh
pulse former akan menentukan lama pulsa. Pulsa yang dibangkitkan oleh
oscillator kemudian diperkuat dengan power amplifier sebelum pulsa tersebut
disalurkan kepada transducer. Kekuatan pulsa yang dihasilkan oleh transmitter
adalah ciri utamanya berkisar antara beberapa Watt hingga ribuan Watt. Tetapi
perlu diingat bahwa kekuatan transmitter (indicated transmitting power) bukan
merupakan ukuran yang benar dari suara yang dipancarkan ke dalam air karena
faktor efisiensi dan faktor pola penyebaran suara yang dihasilkan transducer.
Seperti telah disebutkan di atas, transmitter adalah ditrigger dari time base
dengan pulse repetition rate tertentu (PRR). Masing-masing

trigger

memulai

sirkuit pulse duration, ini berlangsung untuk waktu tertentu dan selama waktu ini
frekuensi echo sounder, di couple" terhadap power amplifier dimana kemudian
dihubungkan dengan transduser.
Power amplifier didalam transmitter meningkatkan keluaran (output)
power beberapa ratus Watt atau sampai beberapa KW dan tingkat power ini harus
diusahakan tetap. Ini diukur sewaktu dihubungkan dengan transducer, bisa dengan
mengambil Voltase "peak-to-peak", diubah menjadi Voltase rms, kemudian
dikuadratkan dan dibagi dengan tahanan transducer RR sehingga menjadi :

Power

2
Vrms

RR

.. (12)

atau mungkin juga hanya menggunakan voltase peak-to-peak secara, langsung


sehingga menjadi :

Power

V p2 p

RR

untuk memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai fungsi transmitter


tersebut dapat dilihat pada Gambar 13.

Dasar-dasar Akustik Kelautan

Sekali lagi, untuk memberikan gambaran yang lebih jelas dari hubungan
antara power dan energy dapatlah digambarkan dengan rumus dan gambar berikut
ini (Gambar 14)
Energi

Power dt

............................................................................

(13)
dimana integral tersebut dilakukan selebar pulsa.
Selanjutnya bagaimana sinyal pulsa dibentuk/dibangkitkan dapat dilihat pada
Gambar 15.
3.3

Transducer
Fungsi utama transducer adalah untuk mengubah energi listrik menjadi

energi suara ketika suara akan dipancarkan dan sebaliknya mengubah energi suara
menjadi energi listrik ketika echo diterima. Fungsi lain (tambahan) dari transducer
adalah memusatkan energi suara yang dipancarkan sebagai beam. Bentuk umum
beam adalah kerucut (conical ) yang terdiri dari "main lobe (bagian utama) dan
"side lobe".
Dilihat dari fungsinya, maka secara umum transducer ini dibagi menjadi
projector (untuk transmisi) dan hydrophone (untuk penerimaan). Akhir-akhir ini
untuk menunjukkan perbedaan fungsi tersebut, digunakan kode Transducer T
jika berfungsi hanya untuk transmisi/pemancaran suara dan R untuk
penerimaan. Dengan demikian untuk transducer yang sebenarnya di mana
berfungsi baik untuk.transmisi maupun penerimaan, maka digunakan kode TR.
Secara umum ada dua jenis transducer yang biasa digunakan dalam dunia
kelautan/ perikanan yakni transducer nickel dan transducer keramik, yang
masing-masing mempunyai prinsip kerja yang berbeda. Transducer nickel
memakai prinsip magneto striction dan keramik memakai prinsip eletro striction.
Singkatnya, jika ada rangsangan oscilasi listrik pada permukaan transducer akan
mengakibatkan perubahan dari dimensinya dimana akan menghasilkan variasi
tekanan listrik pada. frekuensi yang sama. Efek sebaliknya terjadi jika echo
beraksi di permukaan transducer, dimensinya akan berubah yang kemudian
menghasilkan voltase melalui

terminal,

rangkaian

listrik

yang

besarnya

tergantung dari kekuatan echo.

Dasar-dasar Akustik Kelautan

Gambar 13. Block diagram yang menunjukkan fungsi dari transmitter

Gambar 14. Hubungan antara power dan energi

Dasar-dasar Akustik Kelautan

Gambar 15. Proses pembentukan sinyal (pulse atau Cw)

Dasar-dasar Akustik Kelautan

Di daerah dekat dengan permukaan transducers intensitas suara bervariasi


menurut cara yang sangat kompleks antara tingkat minimum dan maksimum.
Sewaktu permukaan transducer membesar (expand), ia akan menghasilkan
tekanan pada air (secara cepat) yang kontak dengan permukaan tersebut yang
menyebabkan kompresi (compression). Jika transducer mengecil tekanan akan
berkurang yang menyebabkan "rarefaction" pengaruh dari compression dan
rarefaction ini adalah diproyeksikan ke depan, sampai ke suatu jarak dimana aksi
piston tersebut efektif. Jarak dari permukaan transducer sampai ke jarak dimana
terjadi fluktuasi yang tinggi dari intensitas/ tekanan tersebut disebut daerah
near-field (lihat Gambar 16). Seperti terlihat pada Gambar tersebut, pembentukan
beam yang utama (main beam/main lobe) terjadi setelah daerah near-field tersebut
secara umum disebut daerah far-field.
Batas antara near-field (atau disebut juga Fresnel diffraction zone) dan
far-field secara visual memang sulit untuk diketahui, sehingga untuk praktisnya
jarak (r) tersebut dihitung dengan rumus
r = 2L2/

...............................

(14)

dimana L adalah panjang dari dimensi terpanjang dari transducer atau


diameternya dan adalah panjang gelombang suara.
Intensitas akustik dari projector (transducer) terbesar adalah pada sumbu
(axis) dari beam, ia berkurang menurut sudut yang semakin membesar dari sumbu
sampai dicapai suatu pola respon tertentu (main lobe dan side lobe).
Sudut beam () tidak diukur selebar sudut yang membentuk main lobe,
tetapi diukur terhadap sudut dimana respon adalah setengah dari Sumbu yakni 10
log = -3 dB. Dengan demikian, sudut beam yang umum disebut (half-beam
angle) adalah sudut dari sumbu sampai ke titik dimana respon adalah -3 dB (lihat
Gambar 17). Jika dimensi terbesar dari transducer L jauh lebih besar dari panjang
gelombang suara , maka full beam angle (2) dapat dihitung dengan pendekatan
sebagai berikut :
2 = 57.4 / L ........................................... (15)
dimana 57.3 adalah derajat dalam radian, dan L juga sama dengan panjang
permukaan aktif dari transducer dimana menghasilkan pola beam seperti terlihat
pada Gambar 16.

Dasar-dasar Akustik Kelautan

Gambar 16. Proses terbentuknya beam dari permukaan tranducer

Gambar 17.

Bentuk beam (main lobe dan side lobe) yang dihasilkan oleh
tranducer

Dasar-dasar Akustik Kelautan

Sifat-sifat dari transducer selanjutnya akan dibahas tersendiri pada Bab 4


sehingga untuk Sub Bab ini cukup sampai bagaimana fungsi dan prinsip kerja
transducer saja.
Kualitas transducer dapat bervariasi dan salah satu penilaiannya adalah
tingkat efisiensinya yakni kemampuan untuk mengubah energi listrik menjadi
energi suara dan sebaliknya. Hal lain yang dinilai adalah jumlah dan tingkat dari
side lobe-nya. Adanya side lobe menunjukkan kehilangan energi yang efektif
untuk "sounding" dan juga akan menghasilkan echo yang tidak diinginkan yang
dapat mengacaukan interpretasi terhadap echo dari main lobe. Jadi makin banyak
side lobe dan makin tinggi tingkat intensitas side lobe tersebut, maka kualitas
transducer makin rendah.
3.4

Receiver
Sinyal echo (energi listrik) yang lemah yang dihasilkan oleh transducer

harus diperkuat beberapa ribu kali sebelum diteruskan ke Recorder. Penguatan


echo ini dilakukan oleh Receiver Amplifier dan besarnya penguatan dapat diatur
oleh sensitivitas (sensitivity control) ataupun pengatur volume. Untuk mungurangi
atau menghilangkan echo dari target yang terlalu dekat dengan transducer
sensitivitas receiver secara otomatis dapat diatur (dikurangi). Pada. saat pulsa
ditransmisikan ke dalam air, sensitivitas receiver dikurangi, tetapi setelah itu
dinaikkan kembali hingga maksimum.
Pada beberapa echo sounder modern, pengaturan sensitivitas secara
otomatis ini disesuaikan dengan depth range penuh dan dibuat untuk
mengimbangi dispersi maupun absorpsi suara dalam kisaran kedalaman tersebut.
kekuatan echo dibuat tidak tergantung dari jarak target. terhadap transducer, tetapi
hanya tergantung dari kekuatan echo (echo strength) yang bersangkutan.
Pengaturan sinyal echo yang disesuaikan dengan kedalaman atau jarak target ini
dinamakan Time Varied Gain (TVG).
Blok diagram dari fungsi receiver amplifier secara prinsip adalah seperti
tertera pada Gambar 18.

Dasar-dasar Akustik Kelautan

Gambar 18. Block diagram dari receiver amplifier


Dari Gambar tersebut jelas terlihat bahwa Receiver amplifier (1) bersama TVG
controller berfungsi untuk menguatkan echo signal dengan faktor gain G berikut :

G 10 log VR

VRT

dB ......................................................................

(16)
dimana VR adalah output voltase dan VRT adalah minimum detectable voltage
dari transducer.
Di dalam Receiver ini seperti terlihat pada Gambar 18 tersebut, untuk
melakukan fungsi, ada koordinasi antara TVG generator/ circuit dan TVG
controller dimana mengatur secara tepat dan otomatis dari tuned/ receiver dalam
hubungannya dengan kedalaman.

Dasar-dasar Akustik Kelautan 10

Semua amplifier menghasilkan noise, yakni noise yang dihasilkan oleh


receiver itu sendiri (self-noise) karena rangkaian listrik (resistor) didalamnya dan
noise yang berasal dari transducer (ambient-noise atau radiated noise). Mengenai
noise ini akan dibicarakan tersendiri pada Bab terakhir. Pada prinsipnya, noise
listrik ini harus lebih rendah dari tingkat acoustic noise. Receiver self-noise level
(dB/1 Volt) dapat diusahakan lebih kecil dari acoustic noise melalui suatu terminal
yang menghubungkannya dengan TVG amplifier. Receiver amplifier yang modern
umumnya mempunyai sensitivitas input sama atau lebih kecil dari 1 V atau =
-120 dB/1 Volt.
Kedalaman maksimum dimana untuk target dengan ukuran tertentu dapat
dideteksi adalah suatu titik dimana dapat dibedakan/dipisahkan di atas tingkat
noise (untuk akustik kelautan/perikanan harus di atas 10 dB). Suatu keadaan yang
ekstrim adalah dimana ukuran maksimum atau densitas target melebihi mencakup
selang receiver akan menyebabkan tingkat kejenuhan (saturation level) dari
sirkuit. Receiver saturation adalah suatu kondisi dimana output voltase tidak lama
mengikuti input voltase secara linier yakni gain factor tidak konstan. Adalah
sangat penting untuk mempertahankan receiver voltase response (gain) tetap linier
antara tingkat sinyal yang ekstrim (>120 DB). Dynamic range adalah beda antara
sinyal minimum yang masih bisa dipakai pada receiver input dengan sinyal
maksimum dimana tidak menyebabkan kejenuhan. Umumnya signal dinamyc
range ini adalah 50 80 dB.
3.5

Display/ Recorder
Sewaktu dikuatkan (amplified), sinyal-sinyal echo masih dalam bentuk

pulsa yang mempunyai sejumlah tertentu cyclus pada frekuensi echosounder yang
bersangkutan (Gambar 19a). Untuk tujuan display, hanya pulsa dengan frekuensi
tertentu itulah yang kemudian dikuatkan kemudian didemodulasi, atau dikenal
sebagai "detected" atau "rectified" (Gambar 19b). Proses ini mengubah semua
tampilan (fraces) dari frekuensi echosounder dan mengubah menjadi bagian yang
positif saja dari semua bagian pulsa yang negatif. Hasilnya adalah arah positif
(uni-directional) dari bentuk gelombang arus DC yang mana dapat digunakan

Dasar-dasar Akustik Kelautan 11

untuk menandai kertas pencatat (pada recording echosounder), atau "deflect"


beam dari CRT (Cathode-ray tube), atau direkam pada suatu data recorder.
Salah satu echosounder yang umum digunakan adalah recording
echosounder dimana dilengkapi dengan kertas pencatat (Gambar 20). Berbagai
macam kertas pencatat digunakan (roet/ moist paper dan dry-paper), tetapi prinsip
kerjanya adalah hampir sama. Kertas basah walaupun lebih sensitif terhadap
sinyal yang lemah dan memiliki "dynamic ranqe" yang lebih bagus dibandingkan
dengan kertas kering, tetapi memiliki berbagai kelemahan seperti : kelembaban
harus dikontrol secara hati-hati dan warna berubah jika kena sinar. Kertas basah
mengandung cairan kimia yang akan berwarna hitam/coklat' jika. arus listrik
melewatinya. Tingkat kepekatan/kegelapan warna tersebut berhubungan dengan
kekuatan arus listrik yang sebanding dengan kekuatan echo dari target.
Pada

penggunaan

kertas

kering,

jejak

echo

dihasilkan

dari

percikan-percikan listrik yang dikeluarkan oleh jarum pencatat (Stylus) yang


menyala pada permukaan kertas berwarna abu-abu kertas ini akan menyimpan
rekaman dengan baik. Kelemahan dry paper ini adalah dynamic range untuk
merekam sinyal echo lebih kecil dibandingkan dengan kertas basah.
Di samping tugasnya untuk merekam echo pada kertas pencatat, recorder
juga melakukan fungsi-fungsi koordinasi bersama komponen time base. Recorder
memberikan sinyal kepada transmitter untuk menghasilkan pulsa dan pada saat
yang bersamaan recorder juga mengirimkan sinyal ke receiver untuk menurunkan
sensitivitasnya setiap jarum/pena melewati titik nol pada skala kedalaman.
Recorder juga mengukur selang waktu antara transmisi pulsa dan
penerimaan echo. Hal ini dilakukan dengan menggerakkan jarum perekam di atas
kertas pencatat dengan kecepatan tetap yang tergantung pada kecepatan suara dan
skala kedalaman. Kecepatan jarum bervariasi menurut depth-scale tersebut dan
disesuaikan dengan kecepatan suara di air (untuk air laut = 1500 m/s).
Echosounder yang canggih dilengkapi dengan pengatur kecepatan jarum yang.
disesuaikan dengan kecepatan suara.
Selanjutnya untuk echosounder yang menggunakan CRT, depth range,
skala display dan sebagainya dengan mudah dapat diatur untuk menghasilkan
resolusi yang optimal dan menyajikan kekuatan echo yang sebenarnya.

Dasar-dasar Akustik Kelautan 12

Gambar 19. Pemrosesan sinyal echo dari Raw Frecuency menjadi demodulated
sinyal

Gambar 20. Contoh recording echosounder

Dasar-dasar Akustik Kelautan 13

Display demikian sangat baik untuk mengidentifikasi echo dari target


dengan kedalaman dan kekuatan yang berbeda. Akhir-akhir ini untuk melakukan
display yang lebih baik, digunakan monitor berwarna yang umum disebut Colour
Echosounder.
Prinsip kerja dari colour echosounder ini adalah intensitas echo
diekspresikan dengan perbedaan warna (karena intensitas echo setara dengan
electric signal level). Sebagai contoh intensitas echo yang kuat dari dasar perairan
akan berwarna red-brown, gerombolan, ikan besar berwarna orange, gerombolan
ikan kecil berwarna hijau, ikan tunggal berwarna biru dan seterusnya (lihat
Gambar 21).

Gambar 21. Prinsip colour echosounder

Dasar-dasar Akustik Kelautan 14

Seperti halnya recording echosounder, colour echosounder ini juga tidak


bisa. memberikan data kuantitatif dari ukuran ikan, stok (jumlah Akan atau
biomass) dan informasi kuantitatif lainnya, sehingga, untuk keperluan itu harus
dilakukan pemrosesan echo dengan echo signal processor yang kemudian dengan
echo integrator diperoleh stok ikan yang bersangkutan atau dengan in situ target
strength analyzer dapat diketahui ukuran ikan yang bersangkutan. Semua materi
kuliah yang berkaitan dengan "quantitatif data acquisition and processing system"
ini adalah ruang lingkup dari Akustik Kelautan, bukan pada Dasar-Dasar Akustik
ini.
3.6

Sistem Linier dalam Akustik


System linier yang dimaksudkan di sini adalah output dan sistem

echosounder adalah merupakan penjumlahan dari semua kontribusi dari


masing-masing komponen frekuensi input signal Secara sederhana sistem linier
ini dapat diterakan pada (Gambar 22.
Output voltage, Vo (t) adalah berhubungan dengan input voltage, Vi (t),
melalui transfer function S(), F() dan H (). S dan H adalah mencakup
kontribusi dari transducer. Fungsi-fungsi ini didefinisikan dengan persamaan
persamaan berikut :
Vi(t)

= V.exp (i t) ........................................................................... (18)

Pi(t)

= (S/r) exp (-i r/c) . Vi(t) ....................................................... (19)

Po(t) = (F/r) exp (-i r/c).Pi(t) ......................................................... (20)


Vo(t) = H.Po(t) ................................................................................... (21)
dimana

:
Vi(t)
V
Vo(t)
S()

=
=
=
=

F() =
H() =
R
t

=
=
=
=

transmitted input voltase (V)


amplitude of the transmitted input voltage (V)
receiver output Voltase (V)
transfer Function of the transmitting amplifier and transducer
(N/m/J),
transfer function of the target (m)
transfer function of the 2 receiving transducer and receiver
amplifier (Vm /N),
jarak antara transducer dan target (m),
time between the transmission pu1se and received echo (S)
angular frequency (radian/S),
square of root of -1

Dasar-dasar Akustik Kelautan 15

Gambar 22. Linier system model an echosounder

Dasar-dasar Akustik Kelautan 16

Acoustic cross section () didefinisikan sebagai


= 4F()2 ...................................................................... (22)
sehingga "power gain" (Gp) dari sistem yang lengkap dapat ditulis sebagai
Gp = Vo2/Vi2 = SH2/ (4r4) .................................... (23)
Untuk memperluas analisis ini untuk transmisi pulsa dengan lebar terbatas,
maka persamaan di atas dapat ditulis kembali dalam bentuk integral selebar
spektrum pulsa. Jika normalized spectrum" dari transmitted input signal (dalam
satuan detik) didefinisikan sebagai
g () = (Vi /2 V) exp (-it) dt........................................................... (24)
maka input dan output signal menjadi
Vi (t) = V g.exp ( it) d ................................................................... (25)
Vo(t) = (V/r2) g SHF.exp [i (t-2r/c)] d, ......................................... (26)
"Power gain" kemudian dapat digantikan dalam bentuk "energy gain" (Ge) :
Ge = Vo2 dt / Vi2dt
= gSHF2d /(r4 g2 d) .................................................... (27)
Selanjutnya untuk mendefinisikan acoustic cross section dalam bentuk energi ini
dapatlah didefinisikan sebagai berikut
= - 4 gSHF2. d / gSH2 d .............................................. (28)
Sehingga persamaan "power gain" dalam bentuk continuous wave diubah menjadi
"energy gain" dalam bentuk gelombang dengan lebar pulsa terbatas dengan
persamaan berikut
Ge = ( /4 r4) gSH2 d / g2 d ............................................ (29)
Inilah persamaan yang secara teoritis mendekati keadaan yang sebenarnya untuk
mengevaluasi efektivitas dari suatu sistem (linier) dari echosounder. Phenomena
bahwa akustik perikanan adalah linier telah dibuktikan dengan pendekatan energi
tersebut. Demikian juga penggunaan energi dominan dalam akustik kelautan/
perikanan harus diterapkan apalagi urtuk pendugaan stok dengan echo
integration .

Dasar-dasar Akustik Kelautan 17

Dasar-dasar Akustik Kelautan 18

Anda mungkin juga menyukai