Anda di halaman 1dari 24

ANTI FERTILITAS

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penanganan masalah jumlah penduduk yang makin bertambah
sangatlah penting, salah satunya dengan mencegah kehamilan.
Fertilitas adalah suatu keadaan dimana organ-organ reproduksi
berfungsi baik dan terjadinya masa kesuburan. Sedangkan antifertilitas
adalah suatu obat atau bahan yang dapat menurunkan kesuburan
pada alat reproduksi.
Pengobatan fertilitas dan berbagai penyakit lainnya yang
berhubungan dengan alat reproduksi dapat dilakukan dengan cara
seperti menunda perkawinan, system berkala, mengalami sterilisasi
wanita

atau

pria,

menggunakan

kondom,

menjalani

abortus,

menggunakan obat spermisida / pil vagina, maupun obat obat


kontrasepsi oral sampai memanfaatkan obat tradisional seperti jamu
atau tumbuh tumbuhan tertentu mengikuti program pemerintah yaitu
Keluarga Berencana untuk pengendalian hormon hormon reproduksi.
Dalam percobaan ini akan dibandingkan efek obat antifertilitas
dari obat yang berbeda. Obat antifertilitas adalah obat yang dapat
mengurangi kesuburan, obat demikian ini disebut juga sebagai obat
kontrasepsi, berdasarkan pemikiran bahwa pencegahan kehamilan
dilakukan dengan usaha mencegah terjadi pertemuan antara sel telur
dan sperma. Pengendalian kesuburan pada dasarnya dilakukan untuk
Rini Andriani
150 2013 0032

Iva Mukrima, S.Farm

ANTI FERTILITAS
pencegahan

kehamilan.Pengujian

efek

farmakologi

dari

obat

kontrasepsi yang beredar di pasaran perlu dilakukan untuk mengetahui


keefektivan dari obat tersebut. Selain itu, sebagai seorang farmasis
kita harus mengetahui obat kontrasepsi yang ideal dan tidak memiliki
efek samping yang merugikan bagi pengguna obat tersebut.
B. Maksud percobaan
Maksud dari percobaan ini adalah untuk mengetahui dan
memahami

efek

obat

antifertilitas

dengan

menggunakan

obat

microdiol dan planotab pada kontrasepsi hewan coba mencit betina.


(Mus musculus).
C. Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui obat
mikrodiol dan planotab sebagai kontrasepsi oral terhadap

hewan

coba mencit betina (Mus musculus).


D. Prinsip Percobaan
Penentuan efektivitas obat mikrodiol dan planotab, pada
mencit betina (Mus musculus) berdasarkan ada tidaknya pertumbuhan
janin setelah pemberian obat antifertilitas selama 7 hari.

Rini Andriani
150 2013 0032

Iva Mukrima, S.Farm

ANTI FERTILITAS
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Umum
Fertilsasi (pembuahan), penyatuan gamet pria dan wanita,
dalam keadaan normal terjadi diampula, sepertiga atas tuba uterina ,
karena itu baik ovum maupun sperma harus diangkut dari tempat
produksi mereka di gonad ke ampula (Sherwood, 2011).
Fertilisasi adalah penyatuan spermatozoa dan oosit sekunder
untuk membentuk sel diploid-zigot yang mengandung kromosom
maternal dan paternal (Sloane, 2003).
Kontrasepsi adalah pencegahan konsepsi atau pencegahan
kehamilan, bersifat sementara ataupun menetap. Kontrasepsi dapat
dilakukan tanpa alat, secara mekanis, menggunakan obat atau alat,
atau dengan operasi (Mansjoer, 2009).
Kontrasepsi merupakan upaya untuk mencegah kehamilan,
antara lain penggunaan obat per oral, suntikan, atau intravaginal;
penggunaan alat dalam saluran reproduksi (kondom, alat kontrasepsi
dalam rahim/AKDR); operasi (tubektomi, vasektomi); atau dengan obat
topikal intravaginal yang bersifat spermisid. Dari sekian banyak cara
tersebut, penggunaan obat hormonal oral atau suntikan dan AKDR,
merupakan cara yang paling banyak digunakan karena sudah lama
dikenal

dan

efektifitasnya

sebagai

kontrasepsi

(Ganiswarna, 2012).

Rini Andriani
150 2013 0032

Iva Mukrima, S.Farm

cukup

tinggi

ANTI FERTILITAS
Mekanisme kerja kontrasepsi ini tidak diketahui dengan
lengkap. Kemungkinan dengan kombinasi estrogen dan progestin yang
diberukan kira-kira selama periode 3 minggu menghambat ovulasi.
Penebalan mukus serviks mencegah masuknya sperma (Harvey,
2014).
Penggolongan Obat dan Mekanisme kerjanya (Mansjour,2009) :
1. Kontrasepsi Alamiah
a) Pantang berkala : prinsip sistem ini ialah tidak melakukan
sanggama pada masa subur. Ovulasi terjadi 142 hari sebelum
hari pertama haid yang akan datang. Ovum mempunyai
kemampuan untuk dibuahi dalam 24 jam setelah ovulasi. Yang
disebut masa subur atau fase ovulasi terjadi mulai 48 jam
sebelum ovulasi hingga 24 jam setelah ovulasi, karena itu jika
konsepsi ingin dicegah, sanggama harus dihndarkan sekurangkurangnya 3 hari (72 jam) yaitu 48 jam setelah ovulasi terjadi.
b) Metode Lendir Serviks : dalam metode ini dilakukan penilaian
lendir serviks. Sifat cairan vagina bervariasi selama siklus haid.
Lendir vagina diperiksa dengan cara dimasukkan jari tangan
klien sendiri ke dalam vagina dan mencatat bagaimana lendir itu
dirasakan tiap hari.
c) Metode Suhu Tubuh Basal : hormon progesteron yang disekresi
korpus iuteum

setelah

ovulasi

bersifat

termogenik

atau

memproduksi panas. Ia dapat menaikkan suhu tubuh 0,05


sampai 0,2C (0,4C sampai 1F) dan mempertahankannya
pada tingkat ini sampai haid berikutnya. Peningkatan suhu
Rini Andriani
150 2013 0032

Iva Mukrima, S.Farm

ANTI FERTILITAS
tubuh ini disebut sebagai peningkatan ternal dan ini merupakan
dasar dari metode suhu tubuh basal (STB).
2. Kontrasepsi Barier
a) Kondom : kondom digunakan pada penis yang ereksi sebelum
penis masuk ke vagina, jika kondom tak ada penampung
diujungnya, sisakan 1-2 cm diujung kondom untuk menampung
ejakulat. Lepaskan kondom sebelum selesai ereksi, pegang
kondom pada pangkalnya dengan jari untuk mencegah sperma
tumpah atau merembers.
b) Diafragma : diafragma harus tetap tinggal didalam vagina
selama 6 jam setelah melakukan hubungan seksual. untuk
menggunakan

diafragma

perlu

diperiksa

dahulu

ukuran

diafragma yang sesuai.


3. Alat Kontrasepsi dalam Rahim ( AKDR ), Intra Uterine Device (IUD)
Sampai saat ini mekanisme kerja AKDR belum diketahui secara
pasti. Pendapat terbanyak mengatakan AKDR menimbulkan reaksi
radang endometrium dengan sebukan leukosit yang dapat
menghancurkan blastokista atau sperma. AKDR yang mengandung
tembaga (Cu) juga menghambat khasiat anhidrase karbon dan
fosfasate

alkali,

memblok

bersatunya

sperma

dan

ovum,

mengurangi jumlah sperma yang mencapai tuba falopi dan


menginaktifkan sperma. AKDR yang mengeluarkan hormon juga
menebalkan

lendir

serviks

sperma.
4. Kontrasepsi Hormonal
Estrogen sebagai

hingga

kontrasepsi

menghalangi

bekerja

pergerakan

dengan

jalan

menghambat ovulasi melalui fungsi hipotalamus-hipofisis-ovarium,


Rini Andriani
150 2013 0032

Iva Mukrima, S.Farm

ANTI FERTILITAS
menghambat

perjalanan

ovum

atau

implantasi.

Sedangkan

progesteron bekerja dengan cara membuat lendir serviks lebih


kental hingga penetrasi dan transportasi sperma menjadi sulit ,
menghambat kapasitas sperma, perjalanan ovum dalam tuba,
implantasi dan menghambat ovulasi melalui fungsi hipotalamushipofisis-ovarium.
5. Metode Sterilisasi, merupakan metode kontrasepsi dengan cara
memotong saluran tuba fallopi pada perempuan dan memotong
saluran basdefferens pada laki-laki.
a) Vasektomi, sebagai kontrasepsi dengan cara memotong saluran
tubafallopi pada perempuan, dan vasdefferens pada laki-laki.
b) Tubektomi, sebagai kontrasepsi bekerja dengan cara mengikat
tuba fallopi.
B. Uraian Obat
1. Planotab (ISO, 2012)
Nama resmi
Bentuk sediaan
Nama paten
Komposisi

:
:
:
:

Estradiol
Tablet
Planotab
Mengandung

Kegunaan
Kemasan
Farmakodinamik

0,15mg dan Etinilestradiol 0,03 mg


: Sebagai antifertilitas
: Tiap dus berisi 2 blister @ 28 tablet salut gula
: Mekanisme kerjanya yaitu memacu sintesis

21

tablet

Levonorgastrel

mRNA dan beberapa protein spesifik lain


sehingga terjadi stimulasi DNA, menurunkan
produksi androgen, efek sitotoksik pada sel
Farmakokinetik

tumor akibat penempatan reseptor hormon.


: Resorbsinya dari usus cepat dan lengkap,
tetapi karena FPE-nya tinggi maka BA-nya

Rini Andriani
150 2013 0032

Iva Mukrima, S.Farm

ANTI FERTILITAS
hanya 40 %. PP-nya ca 98 %, plasma t1/2
nya

6-20

jam.

Mengalami

siklus

enterohepatis. Ekskresinya melalui tinja 60%


dan kemih secara utuh dan sebagai metabolit
Kontarindikasi

(Tjay dkk, 2010).


: Kehamilan, gangguan fungsi hati yang hebat,
penyakit kuning atau rasa gatal- gatal yang
terus

menerus

sebelumnya,
sindroma

selama

sindrom

rotor,

kehamilan

Dubin-Johnson,

pernah

atau

sedang

mengalami proses tromboembolik diarteriarteri atau vena- vena dan keadaan- keadaan
dimana ada kecenderungan kearah penyakitDosis

penyakit tersebut.
: Pada defisiensi oral 10-30 mcg selama 2
minggu per siklus haid, prevensi osteoporosis
15 mcg sehari p.c. secara siklis, selalu
bersama progestagen. Sebagai morningafter- pill 1 dd 1 mg p.c. selama 5 hari,
dimulai dalam 12 jam (maksimum 72 jam )
setelah senggama, tetapi MAP yang paling
efektif adalah pil KB 2 x 2 dengan jarak waktu

Efek samping

12 jam (Tjay dkk, 2010).


: Efek sampingnya berupa
gangguan

Rini Andriani
150 2013 0032

lambung

Iva Mukrima, S.Farm

rasa

sakit

kepala,

mual,

rasa

ANTI FERTILITAS
kencang pada payudara, perubahan
Penyimpanan

berat

badan dan libido, atau adanya rasa tertekan.


: Simpanlah semua obat dengan baik dan
jauhkan dari jangkauan anak-anak.

2. Mikrodiol
Etinil Estradiol (Ditjen POM, 1995)
Golongan
: Kontrasepsi oral
Indikasi
: Kontrasepsi,monopause,osteoporosis, senilis
atau atrofi, karsinoma prostat, vaginitis dan
KontraIndikasi

mammae
: Penderita

denga

kelainan

seperti

tromboemboli,

hipertensi

berat,

kardiovaskuler
tromboflebitis,

apoleksia

serebri,

gangguan hati, anemia hemolitik kronik,


perdarahan
Efek Samping

vagina

yang

tidak diketahui

penyebabnya (Tjay dkk, 2010).


: Mual, muntah, pusing, anoreksia,
kepala,

edema,

kulit

kemerahan,

payudara. rasa logam dimulut,


Dosis
Farmakokinetik

sakit
nyeri

hipoglikemia

(Tjay dkk, 2010).


: Terapi pengganti : 10-20 mcg/hari
: Reabsorbsinya dari usus cepat dan lengkap,
tetapi karena FPE-nya tinggi maka BA-nya
hanya 40%. PP-nya ca 98% plasma-t-nya
6-20 jam Memacu sintesis mRNA dan
beberapa

protein

spesifik

lain

sehingga

terjadi perangsangan sintesis DNA atau


Rini Andriani
150 2013 0032

Iva Mukrima, S.Farm

ANTI FERTILITAS
dengan

menghambat

pelepasan

hormon

FSH, RH, LH dari hipotalamus dan hipofise,


serta

efek

sitotoksik

sel

tumor

akibat

penempatan reseptor hormon. Mengalami


siklus enterohepatis. Ekskresinya melalui
tinja (60%) dan kemih secara utuh dan
sebagai metabolit (Tjay dkk, 2010)
Kontarindikasi

: Hamil, gangguan fungsi ginjal berat, jaundis


atau gatal hebat selama kehamilan, tumor
hati. Riwayat atau adanya proses treombosit
pada arteri atau vena dan keadaan yang
merupakan predisposisi penyebab tersebut,
anaeumia sel sabit;kanker payudara atau
endometrium yang telah ada/yang telah
diterapi. Diabetes berat dengan perubahan
vascular,

Dosis

gangguan

metabolism

lemak,

riwayat herpes pada kehamilan.


: 1 tab/hari sebelum tidur, mulai pada hari-1
haid dan seterusnya mengikuti nomor dan

Penyimpanan

panah pada blister.


: Simpanlah semua obat dengan baik dan
jauhkan dari jangkauan anak-anak.

C. Uraian Hewan Coba


a. Klasifikasi (Malole,1989)
Mencit (Mus musculus)
Rini Andriani
150 2013 0032

Iva Mukrima, S.Farm

ANTI FERTILITAS
Kingdom

: Animalia

Phylum

: Chordata

Sub phylum

: Vertebrata

Class

: Mamalia

Ordo

: Rodentia

Family

: Muridae

Genus

: Mus

Species

: Mus musculus

b. Karakteristik Hewan Coba (Malole, 1989):


Berat badan dewasa

Mulai dikawinkan

- jantan :

20-40 g

- betina :

25-40 g

- jantan :

50 hari

- betina :

50-60 hari

Siklus birahi

4-5 hari

Produksi anak

8/bulan

Lama kehamilan

19-21 hari

Jumlah pernapasan

94-163/menit

Tidal volume

0,09-0,23

Detak jantung

325-780/menit

Volume darah

76-80 mg/kg

Tekanan darah

113-147/81-106 mmHg

Glukosa dalam darah

62-175 mg/dL

Cholesterol

26-82 mg/dL

Rini Andriani
150 2013 0032

Iva Mukrima, S.Farm

ANTI FERTILITAS
Kalsium dalam serum

3,2-9,2 mg/IL

Phosfat dalam serum

2,3-9,2 mg/IL

Hemoglobin

10,2-16,6 mg/dL

Masa pubertas

35 hari

Masa beranak

Sepanjang tahun

Jumlah sekali lahir

4-12 ekor

Lama hidup

2-3 tahun

Masa tumbuh

6 bulan

Masa menyusui

21 hari

Frekuensi kelahiran

4 tiap tahun

Suhu tubuh

37,90 C 39,20 C

Kecepatan respirasi

136-216 per menit

Tekanan darah

146-106 mmHg

Volume darah

7,3% BB

Rini Andriani
150 2013 0032

Iva Mukrima, S.Farm

ANTI FERTILITAS
BAB III
METODE KERJA
A. Alat Yang digunakan
Adapun alat-alat yang digunakan antara lain, Gelas kimia 1
L, Gunting bedah, Jarum pentul, Kanula, Lap kasar, Labu ukur 5 ml,
Sterofoam, Pinset, Pisau bedah, Sendok tanduk, Spoit 1 ml dan
Timbangan.
B. Bahan Yang digunakan
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini
adalah Air suling, Kapas, Kertas timbang, Kloroform, Label,
Mikrodiol ,Na CMC, Planotab dan Tissue.
C. Hewan coba
Hewan coba yang digunakan pada percobaan ini adalah
hewan coba Mencit (Mus musculus) sebanyak 10 ekor.
D. Cara Kerja
a) Pemilihan dan Pemeliharaan Hewan Coba
1. Dipilih hewan coba yang sehat (tidak catat dan sakit)
2. Ditimbang hewan coba yang akan digunakan
3. Dihitung dosis dan volume pemberian
4. Dilakukan praperlakuan selama 7 hari dengan memberikan
obat kontrasepsi.

b) Penyiapan Bahan
1. Pembuatan Na-CMC
a. Disiapkan Alat dan bahan
b. Ditimbang Na-CMC sebanyak 1 gram
Rini Andriani
150 2013 0032

Iva Mukrima, S.Farm

ANTI FERTILITAS
c. Dilarutkan Na-CMC dengan air hangat sedikit demi
sedikit sambil diaduk dengan menggunakan batang
pengaduk hingga jernih dan tambahkan lagi dengan air
d. Disimpan Na-CMC tersebut pada wadah dan siap untuk
digunakan.
2. Suspensi Planotab
a. Disiapkan alat dan bahan
b. Ditimbang Planotab sebanyak 3,552 mg
c. Dilarutkan dengan Na-CMC
d. Dimasukkan dalam labu ukur 5 ml
e. Dicukupkan volumenya hingga tanda batas.
f. Dihomogenkan
3.
Suspensi Mikrodiol
a. Ditimbang Mikrodiol sebanyak 4,056 mg
b. Dilarutkan dengan Na-CMC
c. Dimasukkan ke dalam labu ukur 5 ml
d. Dicukupkan volumenya hingga tanda batas.
e. Dihomogenkan

c) Perlakuan Hewan Uji


1. Disediakan 5 ekor mencit jantan dan 5 ekor mencit betina.
2. Dibagi 5 ekor mencit betina ( 2 obat planotab, 2 obat mikrodiol
dan 1 ekor sebagai control (Na.CMC)
3. Ditimbang masing-masing mencit (Mus mucullus) dan mencit
jantan dan betina, disimpan dalam satu kandang.
4. Diberikan secara oral Mikrodiol dan Planotab tablet sebagai
obat kontrasepsi oral pada mencit dan diberikan kontrol
Na.CMC dengan volume pemberian masing-masing sesuai
berat mencit.
5. Dianestesi mencit dengan menggunakan kloroform pada hari ke
8.
Rini Andriani
150 2013 0032

Iva Mukrima, S.Farm

ANTI FERTILITAS
6. Dibedah mencit dengan menggunakan pisau bedah
7. Diamati ada tidaknya janin pada mencit
8. Dimasukkan data kedalam tabel pengamatan

Rini Andriani
150 2013 0032

Iva Mukrima, S.Farm

ANTI FERTILITAS
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
A. Data Pengamatan
Nama Obat

BB Mencit
(gram)

Kontrol
Na.CMC

18 g

Tidak ada janin

Mikrodiol

23 g

Ada janin

Planotab

23 g

Ada janin

Rini Andriani
150 2013 0032

Pertumbuhan
janin

Iva Mukrima, S.Farm

ANTI FERTILITAS
BAB V
PEMBAHASAN

Fertilsasi (pembuahan), penyatuan gamet pria dan wanita, dalam


keadaan normal terjadi diampula, sepertiga atas tuba uterina, karena itu
baik ovum maupun sperma harus diangkut dari tempat produksi mereka di
gonad ke ampula.
Kontrasepsi

adalah

pencegahan

konsepsi

atau

pencegahan

kehamilan, bersifat sementara ataupun menetap. Kontrasepsi dapat


dilakukan tanpa alat, secara mekanis, menggunakan obat atau alat, atau
dengan operasi. Obat antifertilitas adalah obat yang dapat mengurangi
kesuburan, obat demikian disebut juga sebagai obat kontrasepsi
berdasarkan pemikiran bahwa pencegahan kehamilan dilakukan dengan
usaha mencegah konsepsi yaitu mencegah persatuan antara telur dan
sperma. Pengendalian kesuburan adalah pada dasarnya pencegahan
kehamilan.
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui efektivitas obat
mikrodiol dan obat planotab sebagai kontrasepsi oral terhadap hewan
coba mencit betina (Mus musculus).
Pada percobaan ini kita menggunakan hewan uji mencit (Mus
musculus) karena

mencit (Mus musculus) memilki sistim organ yang

hampir menyerupai sistim organ pada manusia sehingga kita dapat


melihat efek dari obat yang diberikan sebelum diberikan pada manusia.
Pada percobaan antifertilisasi, untuk pra-perlakuan, pertama-tama
ditimbang masing-masing berat Mencit (Mus mucullus), kemudian
Rini Andriani
150 2013 0032

Iva Mukrima, S.Farm

ANTI FERTILITAS
diberikan secara oral obat mikrodiol dan obat planotab tablet sebagai
obat kontrasepsi oral dan diberikan Na.CMC sebagai kontrol. Pemberian
obat dilakukan tiap hari selama seminggu.
Untuk perlakuan, mencit sebelumnya

dianestesi

dengan

menggunakan kloroform lalu dibedah dengan menggunakan pisau bedah.


Kemudian dilihat uterus pada mencit apakah terdapat janin atau tidak.
Kemudian dibandingkan uterus mencit yang diberikan obat mikrodiol dan
obat planotab tablet serta Na-CMC sebagai kontrol.
Adapun hasil yang diperoleh, yaitu untuk mencit yang diberi kontrol
Na.CMC tidak terdapat janin (seharusnya control terdapat janin). Untuk
mencit yang diberi obat Planotab terdapat janin, mikrodiol terdapat janin.
Artinya kedua obat mikrodiol dan obat planotab tidak berefek dengan
baik sebagai obat kontrasepsi.

Hal ini mungkin disebabkan karena

adanya faktor kesalahan yaitu :


1. Pada saat pemberian obat atau dosis obat yang kurang.
2. Pada saat pemberian oral, volume pemberian tidak sesuai.
3. Praktikan kurang teliti dalam membedakan mencit yang jantan dan
betina
4. Kesalahan lain yang ditimbulkan saat pra perlakuan.

BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasi percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan
bahwa obat Mikrodiol dan obat Planotab pil kurang dapat merusak

Rini Andriani
150 2013 0032

Iva Mukrima, S.Farm

ANTI FERTILITAS
dan menghambat pertumbuhan janin sehingga tidak efektif digunakan
sebagai antifertilitas.
B. Saran
Diharapkan agar setiap asisten kelompok mendampingi praktikan
ketika praktikum.

DAFTAR PUSTAKA
Gunawan, Gan. 2012. Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Departemen
Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran. Universitas
Indonesia. Jakarta.
Harvey, A. Richard. 2014. Farmakologi Ulasan Bergambar Edisi 4. EGC.
Jakarta
Malole, 1989. Penanganan Hewan Coba. Depkes RI. Jakarta.
Mansjoer, Arif dkk. 2009. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 5, Medica
Aesculpalus, FKUI, Jakarta
Sloane, Ethel. 2003. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC.
Sherwood, L. 2011. Fisiologi Manusia;dari Sel ke Sistem Edisi 2.
Jakarta;EGC
Tjay, Hoan Tan. 2010. Obat-Obat Penting Khasiat, Penggunaan dan EfekEfek Sampingnya. Elex Media Komputindo. Jakarta.

Rini Andriani
150 2013 0032

Iva Mukrima, S.Farm

ANTI FERTILITAS

Rini Andriani
150 2013 0032

Iva Mukrima, S.Farm

ANTI FERTILITAS
LAMPIRAN
A. SKEMA KERJA

Mencit betina 3 ekor

praperlakuan

Na CMC

Planotab

Mikrodiol

Selama 7 hari
Perlakuan hari ke-8
Mencit dibedah

Diamati ada tidaknya janin

Rini Andriani
150 2013 0032

Iva Mukrima, S.Farm

ANTI FERTILITAS
B. PERHITUNGAN DOSIS
Dik:

Dosis

: Levonorgestrel : 0,15 mg

Ethinylestradiol : 0,03 mg
Berat Etiket
: 0,18 mg
Berat rata-rata (microdiol)
: 67,7 mg
Berat rata-rata planotab
: 59,2 mg
Peny:
a. Dosis Levonorgestrel
0,150

DB
60

DA

= 0,0025 mg/kgBB
37
0,0025 x
3

= 0,030 mg/kgBB
Dosis untuk 30 g mencit
0,030
= 1000 x 30
= 0,0009 mg
b. Dosis Etinil estradiol
0,030

DB
60

DA

= 0,0005 mg/kgBB
37
0,0005 x
3

= 0,00616 mg/kgBB
Dosis untuk 30 g mencit
0,0061
= 1000 x 30
= 0,00018 mg
c. Larutan stok
5
Larutan stok = 0,5 x (0,00018+0,0009)
=

5
x 0,00108
0,5

= 0,0108 mg/5ml
Rini Andriani
150 2013 0032

Iva Mukrima, S.Farm

ANTI FERTILITAS
d. Berat yang ditimbang (microdiol)
0,0108
x 67,7 mg
BYD
=
0,18
= 4,056 mg
e. Berat yang ditimbang (Planotab)
0,0108
x 59,2 mg
BYD
=
0,18
= 3,552 mg

C. GAMBAR PENGAMATAN
Nama obat
Na.CMC

Sebelum dibedah

Sesudah dibedah

(control)

Rini Andriani
150 2013 0032

Iva Mukrima, S.Farm

ANTI FERTILITAS
Planotab

Mikrodiol

Rini Andriani
150 2013 0032

Iva Mukrima, S.Farm

ANTI FERTILITAS

Rini Andriani
150 2013 0032

Iva Mukrima, S.Farm

Anda mungkin juga menyukai