Anda di halaman 1dari 22

MEDIUM DAN STERILISASI

KOMPETENSI UMUM
Agar kita mengetahui cara pembuatan medium baik sintetik

maupun non sintetik.


II KOMPETENSI KHUSUS
Agar praktikan dapat mengetahui dan memahami cara
pembuatan medium Nutrien Agar (NA) Sintetik, Potato Dekstrosa Agar
(PDA) Sintetik dan Non Sintetik, Potato Dekstrosa Broth (PDB) Non
Sintetik, dan Tauge Ekstrak Agar (TEA) Non Sintetik.
III PRINSIP
Pembuatan medium Nutrien Agar (NA) Sintetik, Potato
Dekstrosa Agar (PDA) Sintetik dan Non Sintetik, Potato Dekstrosa
Broth (PDB) Non Sintetik, dan Tauge Ekstrak Agar (TEA) Non Sintetik.
Dengan cara menimbang, mencampur, memanaskan, menyaring serta
sterilisasi media pada suhu 121 0 C dan tekanan 2 atm selama 15
menit.

I. KAJIAN TEORI
A. Sterilisasi
Steril (suci hama) artinya bebas dari segala mikroba baik
pathogen maupun tidak. Tindakan untuk membuat suatu benda
menjadi steril disebut sterilisasi (Entjang, 2003).
Beberapa cara untuk mensterilkan medium(Dwidjoseputro,1990) :

RINI ANDRIANI
S.Farm
15020130032

MUH. IRHAM BAHKTIAR,

MEDIUM DAN STERILISASI


a. Dalam abad 18 orang mensterilkan medium cukup dengan
mendidihkan medium tersebut selama beberapa jam. Dengan
jalan ini maka matilah semua benih kehidupan.
b. Tyndalisasi. Metode ini berupa mendidihkan medium dengan uap
untuk beberapa menit saja. Sehabis didiamkan satu hari, selama
itu spora-spora sempat tumbuh menjadi bakteri vegetative, mak
medium tersebut dididihkan lagi selama beberapa menit. Akhirnya
pada hari ketiga, medium tersebut dididihkan sekali lagi. Dengan
jalan demikian ini diperolehlah medium yang steril dan lagi pula,
zat-zat organic yang terkandung didalamnya tidak mengalami
banyak perubahan.
c. Dengan autoklaf, yaitu serupa tangki minyak yang dapat diisi
dengan uap. Medium yang akan disterilkan di tempatkan di dalam
autoklaf selama 15-20 menit. Setelah pintu autoklaf ditutup rapat,
barulah kran pada pipa uap dibuka, dan temperature akan terus
menerus naik sampai 121oC. Biasanya autoklaf sudah diatur
sedemikian rupa, sehingga pada suhu tersebut, tekanan ada
sebesar 15 lbs (pounds)/inch2 = 1 atm/cm2. Perhitungan waktu 15
atau 20 menit itu dimulai semenjak thermometer pada autoklaf
menunjuk 121oC. Setelah cukup waktu, maka kran uap ditutup,
dan dengan demikian akan kita saksikan, bahwa suhu mulai turun
sedikit demi sedikit, demikian pula manometer. Autoklaf tidak
boleh dibuka sekonyong-konyong. Jika diperbuat demikian, maka
RINI ANDRIANI
S.Farm
15020130032

MUH. IRHAM BAHKTIAR,

MEDIUM DAN STERILISASI


isi botol yang ada di dalam autoklaf akan meluap kemana-mana.
Baiklah kita menunggu sampai manometer menunjukan 0,
barulah autoklaf kita buka. Pendinginan dilakukan sedikit demi
sedikit.
d. Dengan penyaringan (filtrasi). Medium disaring dengan saringan
porselin atau dengan tanah diatom. Dengan jalan ini, maka zatzat organic tidak akan mengalami penguraian sama sekali. Hanya
saying, virus tak dapat terpisah dengan penyaringan semacam
ini. Oleh karena itu, sehabis penyaringan, medium masih perlu
dipanasi dalam autoklaf, meskipun tidak selama 15 menit dengan
temperature 121oC. penyaringan dapat dilakukan juga dengan
saringan yang dibuat dari asbes. Saringan ini lebih murah dan
lebih mudah penggunaanya daripada saringan porselin. Saringan
asbes dapat dibuang setelah dipakai, sedangkan saringan
porselin terlalu mahal untuk dibuang dan terlalu sulit untuk
dibersihkan.
Filter udara mempunyai efisiensi tinggi untuk menyaring
udara yang mengandung partikel, contohnya filter HEPA (high
efficiency particulate air) sehingga memungkinkan udara bersih
dialirkan ke dalam ruangan tertutup. Filter HEPA banyak
digunakan pada ruangan aseptis (Laminar airflow bench) untuk
mencegah kontaminasi mikroorganisme pada are-area isolasi dan
untuk mencegah penyebaran infeksi (Radji, 2011).
RINI ANDRIANI
S.Farm
15020130032

MUH. IRHAM BAHKTIAR,

MEDIUM DAN STERILISASI


e. Pensterilan gelas-gelas, gelas, botol, pipa, pipet yang sudah
bersih tidak disterilkan di dalam autoklaf, karena barang-barang
terrsebut akan tetap basah sehabis sterilisasi. Alat-alat dari gelas
dimasukkan ke dalam oven kering selama 2-3 jam pada
temperature 160-170oC. kapas masih dapat bertahan dalam oven
krering selama waktu dan temperature seperti diatas. Alat-alat
yang belum bersih dan belum kering tidak boleh dimasukkan
dalam oven kering.
B. Medium
Media perbenihan adalah media nutrisi yang disiapkan untuk
menumbuhkan bakteri di dalam skal laboratorium, beberapa bakteri
dapat tumbuh dengan baik pada setiap media perbenihan,
sedangkan yang lain membutuhkan media khusus. Media perbenihan
harus

dapat

menyediakan

energy

yang

dibutuhkan

untuk

pertumbuhan bakteri. Media harus mengandung sumber C, N, S, P


dan factor pertumbuhan organik (Radji, 2011).
Berdasarkan pada macam bahan yang digunakan media yang
digunakan untuk mengembangbiakkan mikroorganisme ada 3
macam yaitu media alam, media semi sintetik, dan media sintetik. Di
media alam, komposisi zat gizi tidak dapat diketahui dengan pasti
setiap waktu karena komposisinya berubah-ubah bergantung pada
bahan asalnya seperti kentang dsb. Dalam media semi sintetik selain
bahan alam digunakan zat kimia dan komposisinya diketahui dengan
tepat, contoh Potato Dextrose Agar. Sedangkan pada media sintetik,
RINI ANDRIANI
MUH. IRHAM BAHKTIAR,
S.Farm
15020130032

MEDIUM DAN STERILISASI


semua kandungan nutrisinya diketahui dengan tepat, misalnya agaragar czapek (Gunawan, 2008).
Di laboratorium,mikroorganisme tumbuh di media yang sintetis :
(1) dikenal Media sintetis terdiri dari jumlah dikenal gizi tertentu (2)
Media yang kompleks terdiri dari nutrisi komposisi cukup terkenal
yang bervariasi dalam komposisi dari batch ke batch. Media
diagnostik (1)media selektif jika mereka mendorong pertumbuhan
beberapa organisme dan menghambat pertumbuhan orang lain (2)
Media diferensial jika mereka membiarkan berbagai jenis coloni di
piring sama harus dibedakan dari satu sama lain atau (Media)
pengayaan. jika mereka memberikan nutrisi yang mendorong
pertumbuhan dari organisme tertentu (Jacquelyn, 1999).
Jenis-Jenis media pertumbuhan bakteri (Radji, 2011) :
1. Medium cair yang biasa dipakai ialah kaldu yang disiapkan.
Pepton ialah protein yang terdapat dalam daging, air susu,
kedelai dan putih telur. Medium kemudian ditentukan pHnya 6,87, jadi sedikit asam atau netral. Keadaan demikian ini sesuai bagi
kebanyakan bakteri. Kaldu tersebut disaring untuk kemudian
dimasukkan kedalam botol dan tabung reaksi, setelah itu
disumbat dengan kapas, kemudian dapat di masukkan ke dalam
autoklaf (Dwidjoseputro,1990).
2. Medium padat, suatu penemuan yang baik sekali ialah medium
dari kaldu yang dicampur dengan sedikit agar-agar. Setelah
medium itu disterilkan, dan kemudian dibiarkan dingin, makan kita
RINI ANDRIANI
S.Farm
15020130032

MUH. IRHAM BAHKTIAR,

MEDIUM DAN STERILISASI


peroleh medium padat. Agar-agar baru mencair pada suhu 95 oC.
agar-agar ialah sekedar zat pengental dan bukan zat makanan
bagi bakteri, gelatin sebaliknya dapat diencerkan oleh enzimenzim bakteri (Dwidjoseputro,1990).
3. Media sintetik, media ini digunakan untuk bakteri kemoheterotrof.
Organisme yang membutuhhkan banyak factor pertumbuhan
disebut fastidious, mis Lactobacillus. Bakteri ini kadang kala
digunakan untuk menentukan kadar vitamin tertentu dalam
sebuah bahan.
4. Media kompleks, media perbenihan ini biasanya digunakan
secara rutin dalam di laboratorium, media ini mengandung nutrisis
tinggi, yang terdiri atas ekstrak ragi, ekstrak daging atau
tumbuhan

atau protein sederhana dari sumber lain. Protein

merupakan sumber energy bagi bakteri, yaitu dengan mengubah


protein menjadi asam amino dengan menggunakan enzim atau
asam sehingga dapat dicerna oleh bakteri. Media kompleks yang
berbentuk cairan

disebut nutrient broth, sedangkan

yang

ditambahkan agar disebut nutrient agar.


5. Media anaerob, penanaman bakteri anaerob harus menggunakan
media special yang dikenal dengan reducing media. Media ini
mengandung nattrium tioglikolat. Di dalam tabung reaksi berisis
media anerob, ada bagian yang mengandung oksigen da nada
bagian yang tidak mengandung oksigen, yaitu pada dasar tabung.

RINI ANDRIANI
S.Farm
15020130032

MUH. IRHAM BAHKTIAR,

MEDIUM DAN STERILISASI


Sebelum digunakan, media ini dipanaskan terlebih dahulu
perlahan-lahan untuk menghilangkan oksigen yang terserap.
6. Media biakan khusus, banyak bakteri tidak dapat tumbuh dalam
media buatan laboratorium, sebagai contoh, Mycobacterium
leprae, sampai sekarang bakteri ini masih ditumbuhkan di dalam
binatang armadillo, yang memiliki suhu tubuh cukup rendah
sehingga cocok untuk pertumbuhannya.
7. Media selektif dan diferensial, media selektif dan diferensial
digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya bakteri spesifik yang
berhubungan dengan penyakit atau sanitasi yang buruk. Media
selektif dirancang untuk menekan pertumbuhan bakteri yang tidak
diinginkan dan mendukung pertumbuhan bakteri yang diinginkan.
Contoh bismust sulfite agar untuk menumbuhkan salmonella.
Media diferensial memudahkan pembedaan koloni bakteri yang
diinginkan dari koloni lain yang tumbuh pada lempeng media yang
sama, contoh agar darah untuk mengidentifikasi spesies bakteri
yang

menghancurkan

sedl

darah

merah

(streptococcus

pyogenes) yang menyebabkan infeksi saluran nafas.


8. Media pengayaan, media yang digunakan untuk pengayaan
biakan bakteri biasanya dalam bentuk media cair. Media ini
hamper sama dengan media selektif tetapi dirancang untuk
memperbanyak tipe bakteri yang diinginkan sehingga dapat
dideteksi.

Media

ini

juga

digunakan

untuk

mendukung

pertumbuhan bakteri tertentu di dalam biakan campuran.


RINI ANDRIANI
MUH. IRHAM BAHKTIAR,
S.Farm
15020130032

MEDIUM DAN STERILISASI


Dalam mempelajari bakteri diperlukan perbenihan bakteri guna
kepentingan (Entjang,2003) :
a. Untuk mencarii bakteri penyebab suatu penyakit
b. Untuk mencari obat yanag dapat mengobati penyakit yang
disebabkan oleh suatu bakteri
c. Dengan biakan murni, dapat dipelajari sifat-sifat bakteri lebih
mendalam dalam setiap jenis bakteri.
d. Dalam industry, beberapa bakteri diperbanyak dengan jalan
menumbuhkan

pada

berbenihan,

misalnya

pembuatan

antibiotic.

RINI ANDRIANI
S.Farm
15020130032

MUH. IRHAM BAHKTIAR,

MEDIUM DAN STERILISASI

II.

METODE KERJA
a. Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah : Autoklaf,
Batang pengaduk, Botol semprot, Corong, Erlenmeyer, Gelas kimia,
Kompor ,Pisau, Sendok tanduk, dan Timbangan analitik.
b. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah : Agar,
Aluminium foil, Aquadest, Dekstrosa(Gulaku), Ekstrak beef, Karet
gelang, Kain saring, Kertas timbang, Potato, Sukrosa, Tissu, dan
Touge.
c. Cara Kerja
1. NA / Nutrien Agar Sintetik
Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Ditimbang extra
beef 0,75 gr, pepton 1,25 gr, agar 2 gr, dan dextrose 2,5 gr.
Dimasukkan kedalam Erlenmeyer kemudian dilarutkan sedikit
demi sedikit dengan aquadest dan diaddkan hingga 250 ml.
Dipanaskan hingga larut dan homogeny selama 15 menit.
Dinginkan

sebentar.

Diamati

medium

sebelum

disterilkan.

Disterilkan dalam autoklaf pada suhu 121 0C selama 15 menit.


Diamati perubahan yang terjadi pada medium. Disimpan dalam
kulkas(lemari pendingin).
2. PDA / Potato Dekstrosa Agar Sintetik
Ditimbang PDA sebanyak 9,75 gram kemudian masukkan
kedalam erlenmeyer 250 ml dan
RINI ANDRIANI
S.Farm
15020130032

dilarutkan dengan air, dan


MUH. IRHAM BAHKTIAR,

MEDIUM DAN STERILISASI


dipanaskan selama 5 menit, kemudian dicukupkan hingga 250
ml setelah itu tutup mulut erlenmeyer dengan kapas dan sterilkan
menggunakan autoklaf selama 15 20 menit. Setelah steril
lerekkan simpan dalam kulkas penyimpanan medium.
3. PDB / Potato Dekstrosa Broth Non Sintetik
Ditimbang Potato sebanyak 50, ditimbang dextrosa sebanyak ,
5gram, kemudian masukkan potato kedalam gelas kimia 500 ml
dan

dan tambahkan air sebanyak 250 ml, dan dipanaskan

selama 20 menit , setelah dipanaskan disaring disaring dan hasil


saringan dimasukkan kedalam erlenmeyer 250 ml, kemudian
ditambahkan dengan dextrosa sebanyak 2,5 gram di aduk hingga
homogen, setelah itu tutup mulut erlenmeyer dengan kapas dan
sterilkan menggunakan autoklaf selama 15 20 menit. Setelah
steril letakkan simpan dalam kulkas penyimpanan medium.
4. PDA / Potato Dekstrosa Agar Non Sintetik
Ditimbang Potato sebanyak 50, ditimbang dextrosa sebanyak 2,5
gram,ditimbang agar sebanyak 5 gram,
potato

kedalam gelas kimia 500 ml dan

kemudian masukkan
dan tambahkan air

sebanyak 250 ml, dan dipanaskan selama 20 menit , setelah


dipanaskan disaring disaring dan hasil saringan dimasukkan
kedalam erlenmeyer 250 ml, kemudian ditambahkan dengan
dextrosa sebanyak 2,5 gram dan agar sebanyak 5 gram, di aduk
hingga homogen, setelah itu tutup mulut erlenmeyer dengan
kapas dan sterilkan menggunakan autoklaf selama 15 20 menit.
RINI ANDRIANI
S.Farm
15020130032

MUH. IRHAM BAHKTIAR,

MEDIUM DAN STERILISASI


Setelah steril letakkan simpan dalam kulkas penyimpanan
medium.
5. TEA / Tauge Ekstrak Agar Non Sintetik
Ditimbang tauge sebanyak 12,5, ditimbang sukrosa sebanyak 7,5
gram, ditimbang agar sebanyak 2,5 gram kemudian masukkan
tauge

kedalam gelas kimia 500 ml dan

dan tambahkan air

sebanyak 250 ml, dan dipanaskan selama 20 menit , setelah


dipanaskan disaring disaring dan hasil saringan dimasukkan
kedalam erlenmeyer 250 ml, kemudian ditambahkan dengan
sukrosa sebanyak , ditambahkan agar sebanyak di aduk hingga
homogen, setelah itu tutup mulut erlenmeyer dengan kapas dan
sterilkan menggunakan autoklaf selama 15 20 menit. Setelah
steril lerekkan simpan dalam kulkas penyimpanan medium.

III.

HASIL PRAKTIKUM
a. Data Pengamatan
Nama

Konsistensi/

Jenis

Kegunaan

Medium
NA

Warna
Padat

medium
Sintetik

Untuk pertumbuhan

(Nutrient

/Coklat

Agar)
NB

Cair

(Nutrient

/Coklat

Broth)
RINI ANDRIANI
S.Farm
15020130032

bakteri
Sintetik

Untuk pertumbuhan
bakteri
MUH. IRHAM BAHKTIAR,

MEDIUM DAN STERILISASI


PDA

Padat

SIntetik

Untuk pertumbuhan

(Potato

/Kuning

dan

Jamur

Dextrose

non sintetik

Agar
PDB

Cair

Non

Untuk pertumbuhan

(Potato

/Kuning

sintetik

Jamur

Broth)
TEA

Padat

Non

Untuk pertumbuhan

(Tauge

/Kuning

sintetik

Jamur dan mikroba

Dextrose

Ekstrak
Agar)

b. Foto Pengamatan
1.Medium NA Sintetik
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

RINI ANDRIANI
S.Farm
15020130032
Keterangan : medium sintetik NA setelah
sterilisasi
Fungsi

: bahan untuk
pengembangbiakan

bakteri

MUH. IRHAM BAHKTIAR,

MEDIUM DAN STERILISASI

2. Medium PDA Sintetik


LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Keterangan : medium PDA sintetik


setelah sterilisasi
RINI ANDRIANI
: bahan untuk
S.FarmFungsi
pengembangbiakan
15020130032
jamur

MUH. IRHAM BAHKTIAR,

MEDIUM DAN STERILISASI

3. Medium PDB Non sintetik


LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Keterangan:
RINI ANDRIANI
S.FarmFungsi
:
15020130032

medium PDB sintetik setelah


sterilisasi
medium atau bahan untuk
pengembangan jamur

MUH. IRHAM BAHKTIAR,

MEDIUM DAN STERILISASI

4. Medium PDA Non Sintetik


LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Keterangan : medium PDA Non sintetik


setelah sterilisasi
Fungsi
: medium atau bahan untuk
perkembangbiakan jamur
RINI ANDRIANI
S.Farm
15020130032

MUH. IRHAM BAHKTIAR,

MEDIUM DAN STERILISASI

5. Medium TEA Non Sintetik


LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Keterangan
Fungsi

RINI ANDRIANI
S.Farm
15020130032

: medium TEA Non sintetik


setelah sterilisasi
: medium atau bahan untuk
perkembangbiakan bakteri
maupun jamur
MUH. IRHAM BAHKTIAR,

MEDIUM DAN STERILISASI

VII.

PEMBAHASAN
Sterilisasi merupakan suatu usaha untuk membebaskan alatalat

atau

bahan

bahan

dari

segala

bentuk

kehidupan

mikroorganisme. Sterilisasi dengan uap air bertekanan digunakan


untuk sterilisasi medium. Medium merupakan bahan yang digunakan
untuk menumbuhkan mikroorganisme diatas atau didalamnya,
Medium harus dapat menyediakan energy yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan bakteri. Media harus mengandung sumber C, N, S, P
dan factor pertumbuhan organic, mengandung semua zat hara yang
mudah digunakan oleh mikroba, harus mempunyai tekanan osmosis,
tegangan permukaan dan pH yang sesuai dengan kebutuhan
mikroba yang akan ditumbuhkan, tidak mengandung zat-zat yang
dapat menghambat pertumbuhan mikroba, harus berada dalam
keadaan steril sebelum digunakan, agar mikroba yang ditumbuhkan
dapat tumbuh dengan baik.Dalam praktikum ini, kita akan membuat
medium agar nutrisi (Nutrient Agar).
Untuk pembuatan agar nutrient dengan cara konvensional
adalah menambahkan komponen (agar 5g, pepton 1,25g, ekstrak
daging 0,75 g, dekstrosa 2,5g) ditambahkan pada 250 ml aquades
RINI ANDRIANI
MUH. IRHAM BAHKTIAR,
S.Farm
15020130032

MEDIUM DAN STERILISASI


dalam Erlenmeyer 250 ml, dicampur dengan diaduk dan dipanaskan
di waterbath. Setelah larut, ditutup kertas dan diikat lalu disterilkan
dengan dimasukkan autoklaf selama 15 menit pada 15 psi dengan
suhu 1210C. lalu dimasukkan ke dalam lemari medium.
Tujuan

pemanasan

dan

pengadukan

adalah

untuk

mempercepat homogenisasi NA dengan aquadest, dimana dengan


pemanasan dapat mempercepat pelarutan dari NA dengan aquades.
Setelah dipanaskan sampai kira-kira larutan menjadi homogen yang
ditandai dengan warna yang merata. Kemudian larutan yang terdapat
di dalam erlenmeyer dimasukan kedalam autoclave dengan mulut
erlenmeyer disumbat dengan kapas yang dilapisi dengan kertas
diluarnya.Tujuan dari penutupan ini dimaksudkan agar meminimalkan
kontaminasi. Tujuan dari penyimpanan medium di kulkas adalah agar
medianya tidak rusak.
Adapun kegunaan dari medium NA(nutrient agar) adalah untuk
pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang tidak selektif,
dalam artian mikroorganisme heterotrof. Media ini merupakan media
sederhana yang dibuat dari ekstrak beef, pepton, dan agar. Na
merupakan salah satu media yang umum digunakan dalam prosedur
bakteriologi seperti uji biasa dari air, produk pangan, untuk membawa
stok kultur, untuk pertumbuhan sampel pada uji bakteri, dan untuk
mengisolasi organisme dalam kultur murni.
RINI ANDRIANI
S.Farm
15020130032

MUH. IRHAM BAHKTIAR,

MEDIUM DAN STERILISASI

IV.

KESIMPULAN
a. Sterilisasi medium NA (nutrient agar) dilakukan di autoclave pada
suhu 121oC, tekanan 15 lbs selama 15 menit (sterilisasi tekanan
uap tinggi).
b. Komposisi NA (nutrient agar) terdiri atas eksrak beef, pepton,
dekstrosa dan agar.
c. Medium yang telah disterilkan tidak ditumbuhi oleh mikroba
karena kontaminan telah hilang setelah sterilisasi.

RINI ANDRIANI
S.Farm
15020130032

MUH. IRHAM BAHKTIAR,

MEDIUM DAN STERILISASI


V.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2015. Penuntun Analisis MIkrobiologi Farmasi. UMI,
Makassar.
Black, G, Jacquelyn, 1999. Microbiology, 4th Edition. Upper saddle
river, New jersey;United States of America.
Dwidjoseputro, D. 1990.
djambatan; Malang

Dasar-Dasar

Mikrobiologi.

Penerbit

Entjang, I. 2003. Mikrobiologi dan Parasitologi. PT. Citra Aditya Bakti,


Bandung.
Gunawan, W, Agustin. 2008. Usaha Pembibitan Jamur. PT. Penebar
Swadaya; Bogor
Radji, Maksum. 2011. Buku Ajar Mikrobiologi. Penerbit buku
kedokteran EGC; Jakarta.

VI.
LAMPIRAN
RINI ANDRIANI
S.Farm
15020130032

MUH. IRHAM BAHKTIAR,

MEDIUM DAN STERILISASI


a. Skema Kerja
Pembuatan NA(Nutrient Agar)
Ditimbang setiap bahan
Erlenmeyer 250 ml
Ditambahkan aquadest hingga 250 ml, diaduk
Ditutup dengan kapas

Dipanaskan di waterbath
Ditutup kertas dan diikat karet
Disterilisasi di autoklaf suhu 121oC selama 15 menit
b. Perhitungan
Untuk NA (Nutrient Agar) 250 ml
250
3=0,75 gram
- Ekstrak beef= 1000
-

Pepton

250
5=1,25 gram
= 1000

Agar

250
20=5 gram
= 1000

Dekstrosa

250
10=2,5 gram
= 1000

c. Pembuatan Bahan
RINI ANDRIANI
S.Farm
15020130032

MUH. IRHAM BAHKTIAR,

MEDIUM DAN STERILISASI


d. Uraian Sampel
e. Uraian mikroorganisme

RINI ANDRIANI
S.Farm
15020130032

MUH. IRHAM BAHKTIAR,

Anda mungkin juga menyukai