SEJARAH GELOMBANG
ELEKTROMAGNETIK
Posted on June 5, 2009 - Filed Under G E M | 23 Comments
Karena partikel cahaya sangat ringan dan berkecepatan tinggi maka cahaya dapat
merambat lurus tanpa terpengaruh gaya gravitasi bumi.
Ketika cahaya mengenai permukaan yang halus maka cahaya akan akan dipantulkan
dengan sudut sinar datang sama dengan sudut sinar pantul sehingga sesuai dengan
hukum pemantulan Snellius. Peristiwa pemantulan ini dijelaskan oleh Newton dengan
menggunakan bantuan sebuah bola yang dipantulkan di atas bidang pantul.
Alasan berikutnya adalah pada peristiwa pembiasan cahaya yang disamakan dengan
peristiwa menggelindingnya sebuah bola pada papan yang berbeda ketinggian yang
dihubungkan dengan sebuah bidang miring. Dari permukaan yang lebih tinggi bola
digelindingkan dan akan terus menggelinding melalui bidang miring sampai akhirnya
bola akan menggelinding di permukaan yang lebih rendah. Jika diamati perjalanan
bola, maka sebelum melewati bidang miring lintasan bola akan membentuk sudut α
terhadap garis tegak lurus pada bidang miring. Setelah melewati bidang miring
lintasan bola akan membentuk sudut β terhadap garis tegak lurus pada bidang miring.
Jika permukaan atas dianggap sebagai udara dan permukaan bawah dianggap sebagai
air serta bidang miring merupakan batas antara udara dan air, gerak bola dianggap
sebagai jalannya pembiasan cahaya dari udara ke air, maka Newton menganggap
bahwa kecepatan cahaya dalam air lebih besar dari pada kecepatan cahaya dalam
udara.
Pendapat ini masih bertahan hingga akhirnya seorang ahli fisika Prancis, Jean Focault (1819
– 1868) melakukan percobaan tentang pengukuran kecepatan cahaya dalam berbagai
medium. Dalam percobaannya Jeans Focault mendapatkan kesimpulan bahwa kecepatan
cahaya dalam air lebih kecil dari pada kecepatan cahaya dalam udara.
b. Teori Gelombang
c. Teori Elektromagnetik
Percobaan James Clerk Maxwell (1831 – 1879) seorang ilmuwan berkebangsaan Inggris
(Scotlandia) menyatakan bahwa cepat rambat gelombang elektromagnetik sama dengan cepat
rambat cahaya yaitu 3×108 m/s, oleh karena itu Maxwell berkesimpulan bahwa cahaya
merupakan gelombang elektromagnetik. Kesimpulan Maxwell ini di dukung oleh :
d. Teori Kuantum
Teori kuantum pertama kali dicetuskan pada tahun 1900 oleh seorang ilmuwan
berkebangsaan Jerman yang bernama Max Karl Ernst Ludwig Planck (1858 – 1947). Dalam
percobaannya Planck mengamati sifat-sifat termodinamika radiasi benda-benda hitam hingga
ia berkesimpulan bahwa energi cahaya terkumpul dalam paket-paket energi yang disebut
kuanta atau foton. Dan pada tahun 1901 Planck mempublikasikan teori kuantum cahaya yang
menyatakan bahwa cahaya terdiri dari peket-paket energi yang disebut kuanta atau foton.
Akan tetapi dalam teori ini paket-paket energi atau partikel penyusun cahaya yang dimaksud
berbeda dengan partikel yang dikemukakan oleh Newton . Karena foton tidak bermassa
sedangkan partikel pada teori Newton memiliki massa
Pernyataan Planck ternyata mendapat dukungan dengan adanya percobaan Albert Einstein
pada tahun 1905 yang berhasil menerangkan gejala fotolistrik dengan menggunakan teori
Planck. Fotolistrik adalah peristiwa terlepasnya elektron dari suatu logam yang disinari
dengan panjang gelombang tertentu. Akibatnya percobaan Einstein justru bertentangan
dengan pernyataan Huygens dengan teori gelombangnya.Pada efek fotolistrik, besarnya
kecepatan elektron yang terlepas dari logam ternyata tidak bergantung pada besarnya
intensitas cahaya yang digunakan untuk menyinari logam tersebut. Sedangkan menurut teori
gelombang seharusnya energi kinetik elektron bergantung pada intensitas cahaya.
Kemudian dari seluruh teori-teori cahaya yang muncul dapat disimpulkan bahwa cahaya
mempunyai sifat dual (dualisme cahaya) yaitu cahaya dapat bersifat sebagai gelombang
untuk menjelaskan peristiwa interferensi dan difraksi tetapi di lain pihak cahaya dapat berupa
materi tak bermassa yang berisikan paket-paket energi yang disebut kuanta atau foton
sehingga dapat menjelaskan peristiwa efek fotolistrik.
2. Gelombang Elektromagnetik
Beberapa kaidah tentang kemagnetan dan kelistrikan yang mendukung perkembangan konsep
gelombang elektromagnetik antara lain:
1. Hukum Coulomb mengemukakan : “Muatan listrik statik dapat menghasilkan medan
listrik.”.
2. Hukum Biot & Savart mengemukakan : “Aliran muatan listrik (arus listrik) dapat
menghasilkan medan magnet”.
3. Hukum Faraday mengemukakan : “Perubahan medan magnet dapat menghasilkan medan
listrik”.
Berdasarkan Hukum Faraday, Maxwell mengemukakan hipotesa sebagai berikut: “Perubahan
medan listrik dapat menimbulkan medan magnet”. Hipotesa ini sudah teruji dan disebut
dengan Teori Maxwell. Inti teori Maxwell mengenai gelombang elektromagnetik adalah:
a. Perubahan medan listrik dapat menghasilkan medan magnet.
b. Cahaya termasuk gelombang elektromagnetik. Cepat rambat gelombang ) dan
permeabilitaselektromagnetik (c) tergantung dari permitivitas ( (μ) zat.
Menurut Maxwell, kecepatan rambat gelombang elektromagnetik dirumuskan sebagai berikut
c=
Ternyata perubahan medan listrik menimbulkan medan magnet yang tidak tetap besarannya
atau berubah-ubah. Sehingga perubahan medan magnet tersebut akan menghasilkan lagi
medan listrik yang berubah-ubah.
Proses terjadinya medan listrik dan medan magnet berlangsung secara sama dan menjalar
kesegala arah. Arah getar vektor medan listrikbersama dan medan magnet saling tegak
lurus. Jadi gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang dihasilkan dari perubahan
medan magnet dan medan listrik secara berurutan, dimana arah getar vektor medan listrik dan
medan magnet saling tegak lurus.