Anda di halaman 1dari 18

41

Politeknik Negeri Sriwijaya

BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Perencanaan Transformator Sisipan
Pada tahapan perencanaan ini, akan dibahas tentang prosedur dan tata cara
dalam proses perencanaan pemasangan transformator sisipan pada gardu distribusi
M.235 itu sendiri. Adapaun prosedur dan tata caranya adalah sebagai berikut:
(1) Menghitung persentase pembebanan dan menghitung jumlah daya (kVA) yang
dilayani oleh gardu distribusi M.235; (2) Menentukan perencanaan pemindahan
beban; (3) Menentukan lokasi pemasangan transformator sisipan dan pemindahan
JTR; (4) Menggitung asumsi daya dan arus yang dipindahkan ke transformator
sisipan dan menganlisa apakah pembebanan tersebut ideal.
4.1.1

Perhitungan Pembebanan Gardu Distribusi M.235


Berdasarkan data yang telah diperoleh dari pengukuran pada tanggal 6

Februari 2015 (tabel 3.1 dan 3.2) pada gardu distribusi M.235, kita dapat
menghitung daya (kVA) pembebanan serta persentase pembebanan terhadap
beban maksimum yang mampu di tanggung oleh transformator tersebut.
Perhitungan pembebanan setiap jurusan dapat dihitung sesuai dengan persamaan
2.2 sebagai berikut:
Jurusan A
beban phasa R
beban phasa S
beban phasa T
total beban jurusan A

=
=
=

40 x 227
45 x 225
70 x 224

=
=
=
=

9,08
10,12
15,68
34,88

kVA
kVA
kVA
kVA

32,23
29,25
34,04
95,52

kVA
kVA
kVA
kVA

9,30
16,20
3,36
28,86

kVA
kVA
kVA
kVA

Jurusan C
beban phasa R
=
beban phasa S
=
beban phasa T
=
total Beban Jurusan C

142 x 227
130 x 225
152 x 224

=
=
=
=

Jurusan D
beban phasa R
=
beban phasa S
=
beban phasa T
=
total Beban Jurusan D

41 x 227
72 x 225
15 x 224

=
=
=
=

42

Politeknik Negeri Sriwijaya

Maka, jumlah besar daya kVA yang terpakai adalah:


KVA Beban = beban jurusan A + beban jurusan C + beban jurusan D
= 34,88 kVA + 95,52 kVA + 28,86 kVA
= 159,26 kVA
Setelah mendapatkan jumlah daya (kVA) terpakai oleh beban, selanjutnya
kita menghitung persentase pembebanan transformator tersebut (% beban) dengan
menggunakan persamaan 2.3 sebagai berikut:
159,26
x 100
% beban =
160
= 99,53 %
Berdasarkan persentase pembebanan sebesar 99,53% terhadap beban
maksimum yang mampu dilayani oleh transformator tersebut, dapat disimpulkan
bahwa transformator tersebut termasuk dalam kategori overload, walaupun belum
melebihi 100%, karena secara ideal persentase pembebanan transformator berkisar
80% dari kapasitas transformator.
Mengingat pertumbuhan pelanggan yang dilayani gardu distribusi M.235
sangat tinggi, maka PLN Rayon Mariana melakukan pencegahan dini sebelum
pembebanan transformator tersebut melebihi 100%. Hal ini dapat dilihat dari data
pengukuruan terakhir pada tanggal 23 November 2013, dimana persentase
pembebanan transformator tersebut hanya sebesar 64,54% dari beban maksimum
yang mampu dilayani. Untuk mengatasi hal tersebut, maka PLN Rayon Mariana
melakukan pemasangan transformator sisispan.

4.1.2

Perhitungan Losses dan Drop Tegangan Gardu Distribusi M.235


dengan Simulasi Etap
Untuk menghitung rugi daya (losses) serta drop tegangan pada gardu

distribusi M.235 dengan simulasi Etap, diperlukan data-data sebagai berikut:


SUTM
20 kV
Bus primer trafo
20 kV
Trafo M.235
160 kVA
Bus sekunder trafo
390 V
Jurusan A
Panjang penghantar
313 m
Daya terpasanag
50,8 kVA
Daya terpakai
75 %

43

Politeknik Negeri Sriwijaya

Jurusan C
Panjang penghantar
1154 m
Daya terpasanag
145 kVA
Daya terpakai
77 %
Jurusan D
Panjang penghantar
50 m
Daya terpasanag
35 kVA
Daya terpakai
86 %
Setelah data-data tersebut diinput ke dalam aplikasi Etap, kita dapat melihat
simulasi rangkaian pada gardu distribusi M.235 seperti gambar 4.1 sebagai
berikut:

Gambar 4.1 Simulasi Rangkaian Gardu Distribusi M.235


Sedangkan data hasil Plosses dan drop tegangan gardu distribusi M.235 dapat
dilihat seperti gambar 4.2 sebagai berikut:

44

Politeknik Negeri Sriwijaya

Gambar 4.2 hasil Plosses dan drop tegangan gardu distribusi M.235
Berdasarkan gambar 4.2, dapat dilihat bahwa gardu distribusi M.235
mengalami rugi daya total sebesar 15,7 kW serta persentase drop tegangan pada
penghantar A,C dan D secara berturut-turut adalah sebesar 3,98%; 10,83%; dan
0,52%.
4.1.3

Perencanaan Pemindahan Beban


Gardu Distribusi M.235 mempunyai 3 jurusan, yaitu: jurusan A, C, dan D.

Jurusan D tidak mungkin dilakukan pemindahan beban karena jurusan ini hanya
melayani sebuah pabrik, yaitu PT. Mariana bahagia, selain itu beban jurusan ini
juga sangat kecil yaitu sebesar 28,86 kVA. Begitu juga pada jurusan A yang hanya
melayani pelanggan dengan beban 34,49 kVA.
Jurusan C mempunyai beban yang paling besar yaitu sebesar 95,44 kVA
dengan panjang pengahantar 1154 m, hal ini dikrenakan konsumen gardu
distribusi M.235 terpusat pada jurusan ini, yaitu sebanyak 187 pelanggan. Selain
itu, pertumbuhan pelanggan di jurusan ini cukup tinggi, hal itu dapat dilihat
dengan semakin banyaknya pembangunan rumah-rumah baru. Berdasarkan
pertimbangan tersebut, maka perencanaan pemasangan transformator sisipan akan
dipasang pada jurusan C.

45

Politeknik Negeri Sriwijaya

4.1.4

Lokasi Pemasangan Transformator Sisipan dan Pemindahan JTR


Adapun lokasi pemasangan transformator sisipan dapat dilihat seperti

gambar berikut:

Gambar 4.1 Lokasi Pemasangan Transformator Sisipan


Berdasarkan gambar 4.1 di atas, PLN Rayon Mariana merencanakan
pemasangan transformator sisipan berada di Lorong Sepakat, yang merupakan
bagian dari jurusan C dan berada pada tiang JTR C 11 (jurusan C, tiang nomor
11). Sedangkan lokasi titik JTR yang dilakukan pemotongan yang nantinya akan
menjadi JTR transformator yang baru adalah pada tiang JTR C 5 (jurusan C, tiang
nomor 5).

46

Politeknik Negeri Sriwijaya

4.1.5

Perhitungan Asumsi Daya dan Arus yang Dipindahkan


Setelah menentukan pemindahan beban pada jurusan C, selanjutnya adalah

menghitung besar beban yang akan dipindahkan ke transformator yang baru.


Persentase beban yang akan dipindahkan bisa kita asumsikan dengan
perbandingan banyaknya pelanggan yang dipindahkan dan jumlah seluruh
pelanggan jurusan C. Banyaknya pelangan yang dipindahkan dapat dilihat seperti
gambar 4.2 berikut:

Gambar 4.2 Pelanggan yang akan dipindahkan ke transformator sisipan


Pada gambar tersebut, bagian yang diblok berwarna kuning menunjukan
pelanggan yang akan dipindahkan. Banyaknya pelanggan yang dipindahkan
adalah berjumlah 142 pelanggan dari total 187 pelanggan. Jadi sisa pelanggan
jurusan C pada gardu distribusi M.235 adalah 45 pelanggan.

47

Politeknik Negeri Sriwijaya

Persentase pemindahan beban dapat kita hitung dari perbandingan jumlah


pelanggan yang dipindahkan dan total seluruh pelanggan jurusan C. Perhitungan
diasumsikan jika setiap pelanggan memakai besar daya yang sama pada saat
beban puncak.
=

n( pelanggan yang dipindahkan)


x
100
n( pelanggan jurusan C)

142
x
187

% (beban yang dipindahkan)


%

100 %

= 76 %
Setelah mendapatkan persentase beban yang dipindahkan, kita dapat
menghitung asumsi besarnya arus beban dan daya yang dipindahkan ke
transformator sisipan. Besarnya arus beban dan daya yang dipindahkan dapat kita
hitung sebagai berikut:
I (besar arus yang dipindahkan)

76
x I
100

76
x
100

jurusan C

424 A

= 322,24 A
P (besar beban kVA yang dipindahkan)

76
x P
100

72
x
100

jurusan C

95,52 kVA

= 72,59 kVA
Berdasarkan perhitungan di atas, dapat kita lihat bahwa transformator
sisipan nantinya diasumsikan akan mempunyai arus total rell sebesar 322,24 A
dan pembebanan (daya terpakai) sebesar 72,59 kVA.
4.1.6

Asumsi Transformator Sisipan yang Dipakai Berdasarkan Besar Daya

48

Politeknik Negeri Sriwijaya

Berdasarkan perhitungan perencanaan sebelumnya telah didapatkan bahwa


besarnya daya pemakaian yang dipindahkan dari jurusan C gardu distribusi M.235
ke transformator sisipan adalah 72,59 kVA dengan arus rata-rata rel sebesar
322,24
= 107,41 A. Berdasarkan perhitungan tersebut transformator yang
3
mampu melayani pembebanan 72,59 kVA adalah transofmator dengan daya 100

kVA, dengan arus nominal sebesar

100000
3.400

= 144 A.

Jika kita bandingkan antara besarnya pemakaian daya dan daya maksimum
yang mampu dilayani oleh transformator 100 kVA, maka transformator tersebut
akan memiliki cadangan (spare) sebesar 20 kVA untuk penambahan pelanggan

baru dan dengan persentase pembebanan sebesar

72,59
100

x 100% = 72,59 %.

4.2 Pemasangan Transformator Sisipan


Tahapan selanjutnya adalah pemasangan dari transformator sisipan itu
sendiri, dengan rincian sebagai berikut:
Hari/tanggal

: Senin, 4 Mei 2015

Pelaksana

: CV. Cahaya Putra

Jenis Gardu

: Gardu Tipe Portal

Kapasitas daya trafo

: 100 kVA

Setelah transformator sisipan dipasang, dilakukan pengukuran kembali arus


beban puncak dan tegangan pada gardu distribusi M.235 dan PH.0731 (nama
gardu distribusi untuk transformator sisipan yang dipasang). Hasil dari
pengukuran seperti terlihat pada tabel 3.3, 3.4, 3.5, dan 3.6. Setelah melakukan
pengukuran kembali gardu distribusi M.235 dan PH.0731 pada tanggal 13 Mei
2015, selanjutnya adalah menghitung pembebanan gardu distribusi PH.0731.

49

Politeknik Negeri Sriwijaya

Selain itu juga dilakukan simulasi ETAP untuk melihat rugi daya (losses) dari
kedua transformator tersebut. Hal ini bertujuan untuk melihat perbaikan losses
yang terjadi, sehingga nantinya dapat dibandingkan dengan simulasi sebelum
tranformator sisipan dipasang.

4.2.1

Perhitungan Pembebanan Gardu Distribusi PH.0731 (Transformator


Sisipan)
Berdasarkan data yang telah diperoleh dari pengukuran pada tanggal 13 Mei

2015 (tabel 3.5 dan 3.6) pada gardu distribusi PH.0731, kita dapat menghitung
daya (kVA) terpakai serta persentase pembebanan terhadap beban maksimum
yang mampu di tanggung oleh transformator tersebut. Perhitungan pembebanan
setiap jurusan dapat dihitung sesuai dengan persamaan 2.2 sebagai berikut:
Jurusan A
beban phasa R
=
beban phasa S
=
beban phasa T
=
total beban jurusan A

7,8 x 223
34,2 x 225
21,3 x 226

=
=
=
=

1,73
7,69
4,81
14,23

kVA
kVA
kVA
kVA

30,9 x 223
19,5 x 225
17,2 x 226

=
=
=
=

6,89
4,38
3,88
15,15

kVA
kVA
kVA
kVA

82,9 x 223
47,4 x 225
35,1 x 226

=
=
=
=

18,48
10,66
7,93
37,07

kVA
kVA
kVA
kVA

Jurusan B
beban phasa R
=
beban phasa S
=
beban phasa T
=
total Beban Jurusan B
Jurusan C
beban phasa R
=
beban phasa S
=
beban phasa T
=
total Beban Jurusan C

Maka, jumlah besar daya kVA yang terpakai adalah:


KVA Beban = beban jurusan A + beban jurusan B + beban jurusan C
= 14,23 kVA + 15,15 kVA + 37,07 kVA
= 66,45 kVA

50

Politeknik Negeri Sriwijaya

Setelah mendapatkan jumlah daya (kVA) terpakai oleh beban, selanjutnya


kita menghitung persentase pembebanan transformator tersebut (% beban) dengan
menggunakan persamaan 2.3 sebagai berikut:
66,45
x 100
% beban = 100
= 66,45 %
4.2.2

Perhitungan Losses dan Drop Tegangan Gardu Distribusi PH.0731


dengan Simulasi Etap
Untuk menghitung rugi daya (losses) serta drop tegangan pada gardu

distribusi PH.0731 (tranformator sisipan) dengan simulasi Etap, diperlukan datadata sebagai berikut:
SUTM
20 kV
Bus primer trafo
20 kV
Trafo M.235
160 kVA
Bus sekunder trafo
390 V
Jurusan A
Panjang penghantar
309 m
Daya terpasanag
23,3 kVA
Daya terpakai
69 %
Jurusan B
Panjang penghantar
202 m
Daya terpasanag
24,3 kVA
Daya terpakai
70 %
Jurusan C
Panjang penghantar
412 m
Daya terpasanag
61,1 kVA
Daya terpakai
68 %
Setelah data-data tersebut diinput ke dalam aplikasi Etap, kita dapat melihat
simulasi rangkaian pada gardu distribusi M.235 seperti gambar 4.5 sebagai
berikut:

51

Politeknik Negeri Sriwijaya

Gambar 4.5 Simulasi Rangkaian Gardu Distribusi M.235


Sedangkan data hasil Plosses dan drop tegangan gardu distribusi PH.0731
dapat dilihat seperti gambar 4.6 sebagai berikut:

Gambar 4.2 hasil Plosses dan drop tegangan gardu distribusi PH.0731
Berdasarkan gambar 4.2, dapat dilihat bahwa gardu distribusi M.235
mengalami rugi daya total sebesar 15,7 kW serta persentase drop tegangan pada
penghantar A,C dan D secara berturut-turut adalah sebesar 3,98%; 10,83%; dan
0,52%.

52

Politeknik Negeri Sriwijaya

4.3 Analisa Gardu Dustribusi M.235 Sebelum dan Setelah Pemasangan


Transformator Sisipan
Jurusan C
Gardu Distribusi M.235
Arus yang
Dipindahkan
Sisa Arus
Jurusan C

Perencanaan

Pengukuran

322,24

297,6

101,76

107,1

4.4 Rencana Penyeimbangan Beban Pasca Pemasangan Transformator


Sisipan

53

Politeknik Negeri Sriwijaya

Hasil temuan analisa dari pengukuran gardu distribusi M.235 dan PH.0731
setelah pelaksanaan pemasangan transformator sisipan menunjukan beban dari
kedua transformator tersebut tidak seimbang. Hal ini disebabkan karena
pemindahan beban jurusan C gardu distribusi M.235 ke gardu distribusi PH.0731
tanpa memperhatikan phasa R,S, dan T. Tentu saja hal ini akan membuat beban
dari kedua transformator tersebut tidak seimbang.
Sebelum dilakukannya pemindahan beban, arus rell (pembebanan) dari
transformator M.235 cukup seimbang, walaupun masih terdapat arus netal sekitar
20 A. Hal ini tentu wajar, mengingat hampir tidak mungkin arus netral
transformator distribusi 3 phasa sama dengan nol. Hal itu disebabkan karena
pembebanan yang selalu berubah-ubah dan setiap pelanggan memakai daya listrik
yang tidak sama.
4.4.1

Penyeimbangan Beban Gardu Distribusi M.235


Untuk menyeimbangkan beban, maka kita menghitung terlebih dahulu arus

rata-rata rel. Adapaun arus rata-rata rel gardu distribusi M.235 adalah sebesar
390
3 = 130,1 A. Jadi, diharapkan nantinya arus rell gardu distribusi M.235 akan
mendekati 130 A. Untuk lebih jelasnya, rencana penyeimbangan dapat kita lihat
seperti tabel 4. Sebagai berikut:
Tabel 4. Rencana penyeimbangan beban gardu distribusi M.235
GARDU
NOMOR
GARDU

M.235

DAYA
(kVA)

160

PHASA

ARUS REL
(Amp)

96,4

154,5

139,4

RATA
RATA
(Amp)

RENCANA
PENYEIMBANGAN
(Amp)
+33,7

130,1

-24,4
-9,3

Untuk menentukan jumlah pelanggan yang dipindahkan pada masingmasing phasa, dapat kita hitung sebagai perbandingan besar arus pemindahan dan

54

Politeknik Negeri Sriwijaya

total arus rel phasa R,S,T dikalikan dengan total jumlah pelanggan pada gardu
distribusi M.235. Total arus rel dan total pelanggan yang dimaksud, hanya pada
jurusan A dan C. Hal ini dikarenakan jurusan D hanya melayani sebuah pabrik,
dimana pada aplikasi mapsource, jurusan tersebut hanya dihitung 1 pelanggan.
Phasa

arus beban yang ingin ditambahkan


x jumlah pelanggan Jur . AC
total arus beban Jur . AC
=

33,7
x
255,1

116

= 15 (ditambah 15 pelanggan)
Phasa

arus beban yang ingin dikurangkan


x jumlah pelanggan Jur . AC
total arus beban Jur . AC
=

24,4
x
255,1 116

= 11 (dikurang 11 pelanggan)
Phasa

arus beban yang ingin dikurangkan


x jumlah pelanggan Jur . AC
total arus beban Jur . AC
=

9,3
x
255,1 116

= 4 (dikurang 4 pelanggan)
Berdasarkan perhitungan di atas dapat kita lihat, untuk phasa R ditambah 15
pelanggan yang diambil dari pelanggan pada phasa S sebanyak 11 pelanggan dan
phasa T sebanyak 4 pelanggan. Rencana penyeimbangan ini dapat diaplikasikan
pada jurusan A atau jurusan C. Sedangkan untuk nama-nama pelanggan yang

55

Politeknik Negeri Sriwijaya

dipindahkan tidak dapat ditentukan. Hal ini dikarenakan PLN Rayon Mariana
tidak mempunyai data pelanggan yang memakai phasa R, S, atau T. Oleh karena
itu pelanggan yang dipindahkan dapat ditentukan dengan melakukan survei
langsung ke lokasi pada saat pelaksananan.

4.4.2

Penyeimbangan Beban Gardu Distribusi PH.0731 (Transfomator


Sisipan)
Sama seperti halnya pada gardu distribusi M.235, untuk menyeimbangkan

beban, maka kita menghitung terlebih dahulu arus rata-rata rel. Adapaun arus rata-

rata rel gardu distribusi PH.0731 adalah sebesar

297,6
= 99,2 A. sehinggai,
3

diharapkan nantinya arus rell gardu distribusi PH.0731 akan mendekati 99,2 A.
Untuk lebih jelasnya, rencana penyeimbangan dapat kita lihat seperti tabel 4.
Sebagai berikut:
Tabel 4. Rencana penyeimbangan beban gardu distribusi PH.0731
GARDU
NOMOR
GARDU

PH.0731

DAYA
(kVA)

100

PHASA

ARUS REL
(Amp)

123,2

101,8

72,6

RATA
RATA
(Amp)

RENCANA
PENYEIMBANGAN
(Amp)
-24

99,2

-2,6
+26,6

Untuk menentukan jumlah pelanggan yang dipindahkan pada masingmasing phasa, dapat kita hitung sebagai perbandingan besar arus pemindahan dan
total arus rel phasa R,S,T dikalikan dengan total jumlah pelanggan pada gardu
distribusi PH.0731.

56

Politeknik Negeri Sriwijaya

Phasa

arus beban yang ingin dikurangkan


x jumlah pelanggan Jur . AC
total arus beban Jur . AC
=

24
x
297,6

142

= 11,45 (dikurang 12 pelanggan)


Phasa

arus beban yang ingin dikurangkan


x jumlah pelanggan Jur . AC
total arus beban Jur . AC
=

2,6
x
142
297,6

= 1,25 (dikurang 1 pelanggan)


Phasa

arus beban yang ingin ditambahkan


x jumlah pelanggan Jur . AC
total arus beban Jur . AC
=

26,6
x
142
297,6

= 12,7 (ditambah 13 pelanggan)


Dari perhitungan di atas dapat kita lihat bahwa dalam rencana
penyeimbangan ini, phasa T ditambah 13 pelanggan. Pelanggan tersebut diambil
dari phasa R sebanyak 12 pelanggan dan phasa S sebanyak 1 pelanggan. Namun
dalam hal ini, pengurangan 1 pelanggan pada phasa T tidak akan terlalu
mempengaruhi penyeimbangan arus rel transformator, karena pengukuran arus
beban puncak ini bersifat tidak pasti, nilainya pasti akan selalu berubah-ubah pada
waktu pengukuran yang berbeda.

57

Politeknik Negeri Sriwijaya

Rencana Penyeimbangan ini sendiri dapat dilaksanakan pada semua jurusan,


baik pada jurusan A, B, atau C dari gardu distribusi M.235. Karena kita hanya
membutuhkan arus beban seimbang hanya pada rel, bukan pada setiap jurusan.
Sama halnya pada gardu distribusi M.235, pada gardu ini sendiri kita tidak dapat
menentukan nama-nama pelanggan yang di pindahkan. Hal ini dikarenakan PLN
Rayon Mariana tidak mempunyai data pelanggan yang memakai phasa R, S, atau
T. Oleh karena itu pelanggan yang dipindahkan dapat ditentukan dengan
melakukan survei langsung ke lokasi pada saat pelaksananan.

Gambar 4.1 Pelanggan yang akan dipindahkan ke transformator sisipan

58

Politeknik Negeri Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai