Nilai daya total diperoleh dari 5 kelompok beban yang sudah ditentukan sebagai berikut:
= 2350 kVA
= 1645 kVA
= 1974 kVA
k = faktor perbandingan antara harga WBP dan LWBP sesuai dengan karakteristik
beban sistem kelistrikan setempat (1,4≤ k ≤ 2). Ditetapkan oleh perusahaan
perseroan (persero) PT PLN.
2) Blok LWBP : luar waktu beban puncak. Tarif LWBP = Rp. 680
Biaya kelebihan kVARh adalah biaya yang dikenakan karena kelebihan
pemakaian daya reaktif (kVARh) dikenakan dalam hal faktor daya rata – rata setiap bulan
kurang dari 0,85. tarif kVARh = Rp. 735/kVARh.
f) Tarif dasar listrik untuk keperluan penjualan curah / bulk pada tegangan menengah dengan
daya diatas 200 kVA diperuntukkan bagi pemegang izin usaha penyediaan tenaga listrik.
g) Bagi pelanggan tenaga listrik TM yang memakai transformator PLN dikenakan biaya
pemakaian transformator distribusi (TM/TR) sebesar Rp. 2450 untuk setiap kVA daya
tersambung tiap bulan(golongan TDL : keputusan menteri energi dan sumber daya mineral N0.
12 mei – juli 2001 hal 58).
a) Kontinuitas pelayanan
Kontinuitas penyaluran bagi pemanfaatan tenaga listrik adalah pelayanan yang memberikan
kapasitas yang cukup dalam menyediakan daya pada beban puncak dengan variasi tegangan
yang baik.
c) Jangkauan pelayanan
Yaitu mengambil pasokan tenaga listrik / penyulang SUTM yang terdekat. Dimana bertujuan
agar investasi murah, mudah dalam pembanguna, mudah pengoperasiannya dan rugi – rugi
yang didapat kecil.
d) Proteksi jaringan
Dimana proteksi jaringan sangat penting yaitu jika terjadi gangguan pada suatu cabang pada
sisi tegangan rendah maka tidak mengganggu cabang yang lain ataupun mengganggu sisi TM.
e) Gardu SLTM
SPLN 56 – 2 : 1994
Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam pemesanan transformator menurut SPLN 50 :
1997 yaitu :
Suhu rata – rata tahunan disesuaikan dengan kondisi iklim di Indonesia yaitu 30 0
Rugi – rugi transformator harus di standarisasi.
Standart rugi – rugi transformator baru harus ≤ 2.0 %
Redaksional diuraikan lebih jelas
Spesifikasi umum :
a) Daya pengenal
b) Tegangan pengenal (input dan output) dan tegangan penyadapan.
c) Kelompok vektor
d) Tingkat isolasi dasar
e) Karakteristik elektris
Dalam pemilihan trafo juga harus diperhatikan distributor perusahaan trafo. Jika
distributor trafo di Indonesia tidak ada atau import maka biaya investasi akan semakin mahal,
karena itu kami memilih trafo merk ”Trafindo” karena distributor tersebut di Indonesia telah ada
dan telah sesuai standart : SPLN, SLI IEC PUBLICATION 76 dan memiliki spesifikasi sebagai
berikut :
2000 kVA
¿= =57 A
√3 ×20 kV
2000 kVA
¿= =2886.7 A
√3 × 400V
D. Menentukan In pada masing-masing cabang
Perencanaan
Pada catalog kabel dengan merk SUPREME dipilih kabel dengan jenis NYY
dengan luas penampang penghantar 150 mm 2 sejumlah 10 buah dengan KHA =
430 A, maka ;
430 A : 0,90 x 10 = 3870 ( masih memenuhi ), dengan spesifikasi sebagai
berikut ;
SUPREME, 10 x (1x150 mm2) type NYYrm 0,6/1 (1,2) kV
SPLN 43-1 / IEC 60502-1.
Untuk penghantar netral, penghantar yang dipilih sama dengan penghantar
fasa hanya saja nilainya setengah dari penghantar fasa ( PUIL bab 4 hal. 109 ),
dengan spesifikasinya sebagai berikut ;
SUPREME, 5 x (1x150 mm2) type NYY rm 0,6/1 (1,2) kV
SPLN 43-1 / IEC 60502-1
Untuk penghantar PE, karena luas penampang penghantar fasa lebih dari
35mm2,maka penghantar PE yang dipilih setengah dari penghantar fasa ( PUIL
bab 3 hal. 77 ), dan dipilih kabel BCC dengan spesifikasinya sebagai berikut ;
KABELINDO, 5 x (1x150 mm2) type BCC-H
SPLN 41 - 5 , SNI 04 - 3894
Sepatu kabel
dipililih dari merk Cembre, dengan spesifikasinya sebagai berikut ;
Cembre, Conductor Size 150 mm2, A 35 – M 14, Stud (ᴓ) 14 mm, d =
15mm.
Busbar
2000 kVA
¿= =2886.7 A
√3 ×380
KHAminimal = 125 % x 2886.7 A=3608.4 A
- Menurut PUIL 2000 bab 6 pada Tabel 6.6-1hal. 235,
Penghantar fasa menggunakan busbar tembaga telanjang ukuran
60 x 10 mm berjumlah 4 batang dengan KHA arus bolak balik
3800 A (masih memenuhi),
Penghantar netral dan PE karena KHA bernilai setengah dari
penghantar fasa yaitu 1899 A sesuai dengan teori perhitungan
jumlah kabel sebelumnya maka menggunakan busbar tembaga
telanjang ukuran 60 x 10 mm berjumlah 2 batang dengan KHA
arus bolak balik 1960 A (memenuhi),
3. Penghantar Cabang
Cabang 1 : KHA = 1424 A
Pemilihan
Pada catalog kabel dengan merk SUPREME untuk penghantar fasa dan
netral dipilih kabel dengan jenis yang sama yaitu NYFGbY dengan luas
penampang penghantar 6 x 3 x 120 mm2 dengan KHA = 282 A untuk masing
masing penghantar, maka 282 x 0,87 = 245.34 A ( masih memenuhi),
sehingga spesifikasi kabel yang akan dibeli adalah sebai berikut ;
(Copper Conductor, PVC Insulated, Steel Flat Wire Armor, PVC Sheathed)
Standard Specification : IEC 60502-1
Untuk penghantar PE dipilih kabel BCC dengan spesifikasinya sebagai berikut
;
KABELINDO, 3 x 120 mm2type BCC-1/2H
SPLN 41 - 4 , SNI 04 – 3895
R1 X1
R2 X2
R3 X3
R4 X4
R5 X5
R6 X6
R7 X7
Hubung singkat pada suatu penyulang dapat terjadi pada sisi atas trafo, kabel, rel dan
pemutusan sirkit. Dalam hal ini perhitungan digunakan untuk menentukan besarnya arus
hubung singkat pada suatu titik dan breaking capacity pengaman, sehingga pengaman tersebut
dapat mengamankan sirkit tanpa merusak pengaman tersebut pada hubung singkat.
Untuk perhitungan arus hubung singkat pada LV maka diperlukan data daya hubung
singkat pada sisi LV, panjang dari pada penghantar dan jenis penghantar tersebut.
Untuk penentuan tersebut daya hubung singkat dapat diketahui melalui tiga cara, yaitu :
Pada perhitungan ini dilakukan dengan cara ketiga yaitu dimisalkan dan data yang
diketahui adalah sebagai berikut :
R (mΩ) X(mΩ)
WcxV 2 x 10−3
0
R 2= 2
S
22000 x 4002 x 10−3
R 2=
20002
R 2=0 . 88
2
VscxV
X 2=
√( S
400
02
) − ( R 2 )2
X 2=
√(
4
x
100 2000
X 2=5 . 12Ω
02
) −( 0 . 88 )2
R 3=ρ
L X 3=0,08 xL
A X 3=0,08 x 35
35 X 3=2.8
R 3=5 . 625
500
R 3=0 . 39
d. pengaman utama
R 4=0 X 4=0
R 5=ρ
L X 5=0,08 xL
A X 5=0,08 x 35
35 X 5=2.8
R 5=5 . 625
500
R 5=0 . 39
f.Rel busbar.
L
R 6= ρ
A X 6=0,08xL
1. 5
R 6=5 . 625 X 6=0,08x 1.5
500
R 6=0. 0562
X 6=0.12
Breaking Capacity :
Rt 1 = R1 + R2 + R3
= 1.466 Ohm
Xt 1 = X1 + X2 + X3
= 8.166 Ohm
U 202
Isc M1 =
√ 3 √ Rt 12+ Xt 12
4002
=
√ 3 √ 1.4662 +8.1662
= 11134 A
Rt 2 = Rt1 + R4 + R5 + R6
= 1.912 Ohm
Xt2 = Xt1 + X4 + X5 + X6
U 202
Isc M2 =
√ 3 √ Rt 22+ Xt 22
4002
=
√ 3 √ 1.9122+ 11.2062
= 8126 A
Pemilihan pengaman untuk industry logam ini dapat menggunakan 3 metode yaitu :
1. Metode In x 250 %
2. Metode In x fk
3. Metode pemilihan berdasarkan KHA kabel
Dari tiga metode diatas kita bisa memilih secara bebas tergantung kebutuhan, berikut
pemilihan pengaman berdasarkan KHA kabel
Pengaman Utama :
2000 kVA
¿= =2886.7 A
√3 × 400V
Dipilih ACB merk Schneider dengan data sbb :
Merk :schneider
Type : Masterpact NW 32 tipe H1 3200 N
Trip unit : Micrologic 2.0 A
Breaking : 70 kA
Ir : 3200
Im : 1.5-10 Ir
Cabang 1 = 125 % x In
= 1,25 x 1139 = 1424 A
Dipilih MCCB merk Schneider dengan data sbb :
Merk :schneider
Type : Compact NS 1600 N/H
Trip unit : Micrologic 2.0
Breaking : 50 kA
Ir : 640 - 1600
Im : 1.5-10 Ir
Cabang 2 = 125 %x In
= 1,25 x 759 = 949 A
Dipilih MCCB merk Schneider dengan data sbb :
Merk :schneider
Type : Compact NS 1000 N/H
Trip unit : Micrologic 2.0
Breaking : 50 kA
Ir : 400 - 1000
Im : 1.5-10 Ir
Cabang 3 = 125 %x In
= 1,25 x 759 = 949 A
Dipilih MCCB merk Schneider dengan data sbb :
Merk :schneider
Type : Compact NS 1000 N/H
Trip unit : Micrologic 2.0
Breaking : 50 kA
Ir : 400 - 1000
Im : 1.5-10 Ir
Cabang 4 = 125 %x In
= 1,25 x 607 = 759 A
Dipilih MCCB merk Schneider dengan data sbb :
Merk :schneider
Type : Compact NS 800 N
Trip unit : Micrologic 2.0
Breaking : 50 kA
Ir : 320 - 800
Im : 1.5-10 Ir
Cabang 5 = 125 %x In
= 1,25 x 151 = 190 A
Dipilih MCCB merk Schneider dengan data sbb :
Merk :schneider
Type : Compact NSX 160 N
Trip unit : Micrologic 2.0
Breaking : 36 kA
Ir : 63-160
Im : 1.5-10 Ir
Cabang 6 = 125 %x In
= 1,25 x 151 = 190 A
Dipilih MCCB merk Schneider dengan data sbb :
Merk :schneider
Type : Compact NSX 160 N
Trip unit : Micrologic 2.0
Breaking : 36 kA
Ir : 63-160
Im : 1.5-10 Ir
PEMILIHAN GENSET
Oleh karena itu keluaran generator (kW, kVA) harus mampu memikul beban
dasar dan beban asut dari motor lain tanpa menimbulkan fluktuasi yang berlebihan
pada tegangan suplainya. Oleh karena itu dalam menjaga kontinuitas kerja beban yaitu
beban prioritas utama. Dimana beban prioritas tidak boleh off pada saat black out.
Beban prioritas pada beban ini yaitu beban pada kelompok 2 yang besarnya 750 kVA.
Genset dipilih yaitu genset yang mampu dibebani 100% daya yang dibutuhkan. Maka
saat pemilihan genset, genset harus lebih besar kapasitasnya dari total daya yang
dibutuhkan yaiutu dikalikan 120% dari kebutuhan prioritas
= 937 kVA
Rating kW = 648 W
Vout = 400 V
In = 1299 A
= 1,25% x 1139 A
= 1424 A
In = 1139 A
Ihs = 11 kA
Merek = Scnheider
Ihs = 50 kA
In = 1250 A
PERHITUNGAN, PERENCANAAN, DESAIN SANGKAR FARADAY
Medan listrik berpengaruh dan berbahaya bagi pekerja yang bekerja pada atau dekat sekali
dengan bagian dari jaringan yang bertegangan. Pekerja dapat mempergunakan perlindungan untuk hal
tersebut seperti sangkar faraday dimana kuat medan listrik didalam pelindung konduktor ini
merupakan fungsi dari derajat perlindungannya.
Sangkar pelindung terbuat dari bahan konduktor dan beberapa tahun yang lalu Faraday telah
menunjukkan bahwa kuat medan listrik didalam sangkar adalah nol (0) bila sangkar berbentuk kotak
penuh. Namun jika sangkar tersebut berbentuk kotak penuh sehingga pekerja didalamnya bebs
terhadap medan listrik, maka hal ini tidak dapat dipakai untuk bekerja. Perlindungan terhadap medan
ini hanya dilakukan oleh sangkar yang hanya berbentuk setengah kotak atau sangkar yang tidak
berbentuk kotak penuh, tergantung pada derajat perlindungan yang kita inginkan.
Dalam perhitungan ini yang perlu diperhatikan adalah system pengaman dari sisi TR maupun
TT pada trafo. Sesuai dengan catalog yang ada jarak aman sisi tegangan tinggi adalah = 500
mmdengan perkiraan panjang tangan manusia sekitar kurang lebih 500 mm.sehingga dapat terhitung
sangkar faraday sesuai dengan dimensi trafo yang digunakan.
Dimensi trafo yang digunakan dengan data sebagai berikut :
Panjang (A) : 2100 mm
Lebar (B) : 1250 mm
Tinggi (C) : 2080 mm
Sehingga diperoleh dimensi sangkar faraday terpasang sebagai berikut :
Panjang : (jarak aman trafo+panjang tangan manusia) x 2 + panjang trafo
: ( 750 + 500 ) x 2 + 2100 mm
: 4600 mm.
Lebar : (jarak aman trafo+panjang tangan manusia) x 2 + lebar trafo
: ( 750 + 500 ) x 2 + 1250 mm
: 3750 mm
Tinggi : (jarak aman trafo dengan atap) + tinggi trafo
: ( 750 + 500 ) x2 + 2080 mm
: 4580 mm
Penempatan gardu Transformator harus sedemikian rupa sehingga masih dapat diberi
ventilasi udara tanpa menggunakan cerobong udara. Dalam hal kubu transformator diberi
ventilasi ke bagian luar tanpa menggunakan saluran udara setelah dikurangi dengan luas
yang dipakai untuk saringan, trali dan kisi-kisi untuk angin, tidak boleh kurang dari 1000
cm2 untuk kapasitas transformator di bawah 50 kVA. Lubang ventilasi harus ditutup
dengan trali, saringan, dan kisi-kisi angin yang cukup kuat demi keamanan. Saluran udara
untuk ventilasi harus dibuat dari bahan yang tahan api. (Puil 2000 : 5.8.3.4 : hal 194).
2000
x 1000 cm2 =40000 cm 2
A = 50
Dibagi menjadi 8 celah ventilasi, 4 ventilasi berada didinding sisi bawah, 4 celah terdapat
disisi atas dinding tempatnya keluar udara. Jadi ukuran ventilasi menjadi
40000 cm2
= =5000 cm2
8
Jadi setiap ventilasi berukuran = 100 cm x 50 cm (P x L)
Ventilasi yang cukup dengan luas jendela ventilasi tidak kurang dari 20 % luas
dinding (buku instalasi tegangan menengah hal 121).
= 20% x (20 m x 20 m)
= 80 m2
Dalam kerjanya transformator tidak lepas dari kerugian salah satunya adalah panas, panas
yang berlebihan pada trafo dapat mengakibatkan hal-hal yang tidak diinginkan antara lain:
1) Drop tegangan.
2) Pemanasan pada minyak trafo yang berlebihan, sehingga menyebabkan turunnya
kualitas minyak trafo yang dapat mengakibatkan tegangan tembus minyak trafo turun.
Sehingga dalam kerjanya trafo menuntut sistem pendinginan yang baik, oleh karena itu sistem
pendinginannya harus mempunyai kinerja yang baik, dari berbagai macam faktor yang mempengaruhi
pendinginan salah satunya adalah sirkulasi udara, karena dalam perencanaan ini trafo yang digunakan
diletakkan dalam ruangan (indoor). Untuk itu kita harus menghitung seberapa besar celah ventilasi
yang dibutuhkan agar sirkulasi udara dapat berjalan dengan baik.
Celah ventilasi pada trafo dihitung pada saat load losses pada suhu 75 oC dengan losses sebesar
13000 Watt = 13 kW hal tersebut dapat dilihat pada data trafo.
Data lain yang diketahui adalah sebagai berikut:
1) Temperatur udara masuk(t1) 20oC
3) Temperatur udara keluar (t2) 35oC
1
(α )=
4) Koefisiensi muai udara 273
5) Tinggi ruangan = 4 meter.
Dengan data di atas dapat dicari volume udara yang dibutuhkan untuk mensirkulasi panas
860 Pv
V= x (1−α t 1 )
adalah sebagai berikut: 1116 (t 2 −t 1 )
dimana:
Pv = rugi trafo (Kw) / no load losses + load losses = 22 + 3 = 25kW
t1 = temperatur udara masuk (oC)
t2 = temperatur udara keluar (oC)
α = koefisien muai udara
H = ketinggian ruangan (m)
sehingga:
860 × 25 1
V=
1116 × ( 35−20 )
× 1−(273
× 20 )
V =1.189 m 3 /s
H
v=
Kemampuan pemanasan udara yang mengalir disepanjang tangki trafo adalah : ξ
dimana:
H=ketinggian (m) = 2,080 m
ζ = koefisien tahanan aliran udara
Koefisien tahanan aliran udara berbeda-beda tergantung pada kondisi daripada tempat
diletakkannya trafo itu sendiri.
Kondisi tempat Ζ
Sederhana 4.....6
Sedang 7.....9
Baik 9.....10 (jaringan konsen)>20
Apabila kondisi tempat dimisalkan adalah baik maka ζ = 9.
Sehingga:
2
v=
6
v=0,333
Maka dapat kita hitung celah ventilasi sebagai berikut:
V
qc (penampang celah udara yang masuk) : v
1,189
q c= =3.57 m 2
0,333
Karena udara yang keluar memiliki temperatur yang lebih tinggi daripada udara yang masuk
yang diakibatkan proses pendinginan trafo dalam ruangan sehingga terjadi pemuaian maka ventilasi
udara keluar yang dibutuhkan harus lebih besar daripada celah ventilasi udara masuk, dengan kata lain:
q A ¿ qC ¿
Sehingga:
2
q A=1,1 × qc =1,1 ×3.57=3.93 m
Nilai perhitungan diatas adalah nilai minimum, sehingga pemakaian ventilasi udara bisa
memakai ukuran yang lebih besar dari ukuran perhitungan diatas.
A. ARESTER
Arrester dipakai sebagai alat proteksi utama dari tegangan lebih. Karena kepekaan arrester
terhadap tegangan, maka pemakainya harus disesuikan dengan tegangan sistem. Pemilihan
lightning arrester dimaksudkan untuk mendapatkan tingkat isolasi dasar yang sesuai dengan Basic
Insulation Level (BIL) peralatan yang dilindungi, sehingga didapatkan perlindungan yang baik.
Pada pemilihan arrester ini dimisalkan tegangan impuls petir yang datang berkekuatan 400 KV
dalam waktu 0,1μs, jarak titik penyambaran dengan transformator 5 Km.
Koefisien Pentanahan
Didefinisikan sebagai perbandingan antara tegangan rms fasa sehat ke tanah dalam keadaan
gangguan pada tempat dimana penangkal petir. Untuk menetukan tegangan puncak (Vrms)
antar fasa dengan ground digunakan persamaan :
Vm 22 kV
Vrms= = =15,56 kV
√2 √2
Dari persamaan di atas maka diperoleh persamaan untuk tegangan phasa dengan ground
pada sistem 3 phasa didapatkan persamaan :
Vrms × √ 2 15,5 kV × √2
Vm( L−G )= = =12,65 kV
√3 √3
Vm ( L−G ) 12,65 kV
Koefisien pentanahan= = =0,81
Vrms 15,56 kV
Keterangan :
Vm = Tegangan puncak antara phasa dengan ground (KV)
Vrms = Tegangan nominal sistem (KV)
Keterangan :
E = tegangan pelepasan arester (KV)
e = puncak tegangan surja yang datang
K = konsatanta redaman (0,0006)
x = jarak perambatan
Harga puncak surja petir yang masuk ke pembangkit datang dari saluran yang dibatasi oleh
BIL saluran. Dengan mengingat variasi tegangan flashover dan probabilitas tembus isolator, maka
20% untuk faktor keamanannya, sehingga harga e adalah :
e =1,2 BIL saluran
Keterangan :
e = tegangan surja yang datang (kV)
BIL = tingkat isolasi dasar transformator (kV)
2× 400 kV −133,33
I= =15,8 kA
0+42 Ω
Keterangan :
I = arus pelepasan arrester (A)
e = tegangan surja yang datang (KV)
Eo = tegangan pelepasan arrester (KV)
Z = impedansi surja saluran (Ω)
R = tahanan arrester (Ω)
Jatuh tegangan pada arrester dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :
V =IxR
Sehingga tegangan pelepasan arrester didapatkan sesuai persamaan :
ea = Eo + (I x R)
Keterangan :
I = arus pelepasan arrester (KA)
Eo = tegangan arrester pada saat arus nol (KV)
Eo = tegangan pelepasan arrester (KV)
Z = impedansi surja (Ω)
R = tahanan arrester (Ω)
Pemilihan Arrester
Dalam hal ini pemilihan arrester yang digunakan untuk sistem tegangan menengah yaitu
arrester katup. Arrester ini terdiri dari atas beberapa sela percik yang dihubungkan seri dengan
resistor tak-linier. Resistor tak linier mempunyai tahanan yang rendah bila dialiri arus besar
dan mempunyai tahanan yang besar saat dialiri arus kecil. Resistor tak-linier umumnya
digunakan untuk arrester yang terbuat dari bahan silikon karbid. Kerja arrester ini tidak
dipengaruhi keadaan udara sekitar karena sela percik dan resistor tak-linier keduanya
ditempatkan dalam tabung isolasi tertutup.
B. CUT OUT
Cut Out berfungsi untuk mengamankan transformator dari arus lebih. Cut out dipasang pada sisi
primer transformator, dalam menentukan cut-out hal-hal yang perlu dipertimbangkan adalah:
4000kVA
In CO = 130 % X √3 X 20kV
= 150 A
Dari data diatas dapat dipilih CO dengan spesifikasi sebagai berikut:
Rating arus : 150 A
Rating tegangan : 20 kV
PERENCANAAN KUBIKEL MV
Kubikel terdiri dari dua unit. Pertama adalah milik PLN (yang bersegel) dan kubikel milik
pelanggan (hak pelanggan sepenuhnya). Setiap kubikel terdiri dari incoming, metering dan outgoing.
Pada perencanaan ini, kubikel pelanggan dan PLN disamakan spesifikasinya, karena selain PLN,
pelanggan juga perlu memonitoring metering milik pelanggan itu sendiri. Spesifikasi kubikel ialah:
1. Incoming : IMC
2. Metering : CM2
3. Outgoing : DM1-A
Dari schneider / Merlin Gerin
1. INCOMING (IMC)
Terdiri atas LBS (load break switch), coupling kapasitor dan CT
- LBS
Ialah pemutus dan penyambung tegangan dalam keadaan berbeban, komponen berbeban terdiri
atas beberapa fungsi yaitu:
1. Earth Switch
2. Disconnect Switch
3. Load Break Switch
Untuk meng-energized, proses harus berurutan (1-2-3) dan memutus beban harus dengan
urutan kebalikan (3-2-1).
- Coupling Capasitor
Dalam penandaan kubikel membutuhkan lampu tanda dengan tegangan kerja 400 V. Karena
pada kubikel mempunyai tegangan kerja 20 kV, maka tegangan tersebut harus diturunkan
hingga 400 V menggunakan coupling capasitor dengan 5 cincin yang menghasilkan output
tegangan
20 kV
¿ =400 V
5
- Current Transformator (CT)
Trafo yang digunakan adalah trafo dengan daya 800 kVA. Sehingga arus nominalnya ialah:
800 kVA
I n= =23,09 A
√ 3 × 20 kV
meter yang digunakan hanya mampu menerima arus sampai 5 A. Sehingga dibutuhkan trafo
arus (CT) dengan spesifikasi:
1. Transformer ARM / N2F
2. Single Primary Winding
3. Double Secondary Winding Untuk Pengukuran dan Pengaman
4. Arus rating : 50 A / 5
5. Burden : 7,5 VA
6. Class : 0,5
2. METERING (CM2)
Terdiri atas LBS type CS, busbar 3 phasa, LV circuit isolation switch, LV fuse, 3 fuse type UTE
atau DIN 6.3 A, heater 150 W (karena daerah degan tingkat kelembaban tinggi).
- Load Break Switch type CS
Dioperasikan dengan pengungkit yang terdiri atas :
1. Earth switch
2. Disconnect switch
Auxiliary kontak untuk CM2 yaitu 10 + 2c
- Voltage transformator
Transformer VRC2 / S1 phase to phase 50 Hz
Reted voltege : 24 kV
Primary voltage : 20 kV
Secondary voltage : 100 V
Thermal power : 500 VA
Kelas akurasi : 0,5
- Fuse
Fuse yang digunakan pada kubikel metering tergantung dari tegangan kerja dan transformator
yang digunakan. Setelah melihat tabel seleksi fuse (katalog kubikel), fuse CF dengan rating
100 A (standart DIN).
- Heater 150 W
Heater digunakan sebagai pemanas dalam kubikel. Sumber listrik heater ini berdiri sendiri 220
V-AC. Difungsikan untuk menghindari flash over akibat embun yang ditimbulkan oleh
kelembaban di sekitar kubikel.
3. OUTGOING (DM1-A)
Terdiri atas:
SF1 atau SF set circuit breaker (CB with SF6 gas)
Pemutus dari earth switch
Three phase busbar
Circuit breaker operating mechanism
Dissconector operating mechanism CS
Voltage indicator
Three ct for SF1 CB
Aux- contact on CB
Connections pads for ary-type cables
Downstream earhting switch.
Dengan aksesori tambahan:
Aux contact pada disconnector
Additional enclosure or connection enclosure for cabling from above
Proteksi menggunakan stafimax relay atau sepam progamable electronic unit for SF1 -CB.
Key type interlock
150 W heating element
Stands footing
Surge arrester
CB dioperasikan dengan motor mekanis.
5. Pemilihan CB
CB = 250% x Ip
= 250% x 23,12 A
= 57,8 A
Dipilih CB dengan Inominal = 57,8 A
Kapasitor bank adalah peralatan listrik untuk meningkatkan power factor (pf), yang terdiri
dari rangkaian-rangkaian kapasitor yang dirangkai dalam suatu panel yang disebut panel
kapasitor bank, yang sisusun seri atau paralel dalam suatu grup dengan lapisan logam. Dalam
kapasitor bank terdapat resistor yang berfungsi sebagai alat internal untuk membuang sisa
tegangan. Biasanya kapasitor bank disusun dalam variasi rating tegangan sekitar 240 V –
24940 V dan dalam rating kapasitas sekitar 2,5 – 1000 kVAr.
Kapasitor banyak digunakan di industry dengan berbagai pertimbangan. Pemasangan
kapasitor mempunyai keuntugan sebagai berikut :
1. Menghilangkan kelebihan beban atas kelebihan pemakaian pemakaian daya reaktif
2. Menurunkan pemakaian KVA total
3. Optimasi jaringan
a. Meningkatkan daya yang bisa disuplai oleh trafo
b. Menurunkan susut tegangan
c. Menurunkan rugi – rugi kabel
Harmonisa 30%
Power factor 0.75
Power factor yang diinginkan 0.95
Daya aktif 1762.5 W
Perhitungan menggunakan metode 1 ( tabel cos phi ). Melihat tabel cos phi
menunjukkan factor pengali sebesar 0,371.Maka daya reaktif yang diperlukan :
Melihat kebutuhan daya reaktif sebesar 974.6 kVAr, nilai perubahan power factor
( fluktuasi ) yang tinggi dan harmonisa yang tinggi maka dipilih kapasitor bank produk ABB
series CLMR denganspesifikasiumumsebagaiberikut :
kVAr : 880
steps : 4
Reactor : include
Circuit breaker : T7H1200BW
PERHITUNGAN ATS
Untuk ATS rating arusnya disesuaikan dengan pengaman utama, sehingga dari
perhitungan pengaman utama, maka dipilih ATS CTST series dengan rating sebesar 4000 A
produk CATERPILLAR dengan spesifikasi sebagai berikut :
Elektroda ditanam pada tanah ladang dengan tahanan jenis ( ρ ): 100 ohm/m
Luas penampang elektroda adalah 5/8”Cu telanjang
r = 7,94 mm
Menggunakan sistem pentanahan elektroda batang tunggal
Panjang elektroda = 3 meter
Elektroda ditanam sedalam panjang elektroda
ρ 4L
R pentanahan = 2 .π . L
ln −1
a ( )
100 4x3
= ( ln
2. π .3 0 ,00794
−1 )
= 33,5 Ω Tidak memenuhi syarat karena lebih dari 5Ω
l 3
k =In =In =5,9
r 0 , 00794
ρ
Rpt= x
2 πL factor pengali konfigurasi
100
= x 0 ,548=2,9Ω
2 πx 3 memenuhi persyaratan karena Rpt<5Ω
Jadi, tahanan pentanahan yang diperoleh dengan pentanahan elektroda batang tunggal
sistem double straight adalah sebesar 2,9 Ω. Sehinggamemenuhisyarat PUIL.
PENTANAHAN ARESTER DAN KABEL NA2XSGBY
Agar bahaya sambaran petir tidak masuk ke dalam siatem maka arrester harus di
tanahkan. Dalam pentanahan ini menggunakan sistem pentanahan elektroda batang tunggal
dengan catatan:
Elektroda ditanam pada tanah ladang dengan tahanan jenis ( ρ ): 100 ohm/m
Luas penampang elektroda adalah 5/8”Cu telanjang
r = 7,94 mm
Menggunakan sistem pentanahan elektroda batang tunggal
Panjang elektroda = 3 meter
Elektroda ditanam sedalam panjang elektroda
ρ 4L
R pentanahan = 2 .π . L
ln −1
a ( )
100 4x3
= ( ln
2. π .3 0 ,00794
−1 )
= 33,5 Ω Tidak memenuhi syarat karena lebih dari 5Ω
l 3
k =In =In =5,9
r 0 , 00794
ρ
Rpt= x
2 πL factor pengali konfigurasi
100
= x 0 ,548=2,9Ω
2 πx 3 memenuhi persyaratan karena Rpt<5Ω
Jadi, tahanan pentanahan yang diperoleh dengan pentanahan elektroda batang tunggal
sistem double straight adalah sebesar 2,9 Ω. Sehinggamemenuhisyarat PUIL.