Anda di halaman 1dari 49

INSTALASI TEGANGAN MENENGAH

TUGAS 3

Diketahui suatu instalasi tegangan menengah dengan data sebagai berikut.


1) PABRIK
Terdapat sebuah pabrik yang terdiri dari 5 kelompok beban, yaitu:
a) Kelompok 1 = 500 kVA
b) Kelompok 2 = 300 kVA
c) Kelompok 3 = 200 kVA
d) Kelompok 4 = 600 kVA
e) Kelompok 5 = 400 kVA
Jarak pabrik terhadap SUTM yang ada adalah 200 m.
2) PERUMAHAN DINAS
Perumahan dinas dengan sarana olahraga yang disupply oleh GTT tersendiri.
a) Perumahan dinas type 45 dengan daya 2200 VA sebanyak 25 rumah.
b) Perumahan dinas type 36 dengan daya 1300 VA sebanyak 30 rumah.
c) Perumahan dinas type 21 dengan daya 900 VA sebanyak 35 rumah.
d) Sarana olahraga sepak bola dengan luas 110 x 70 m.
3) PENERANGAN JALAN UMUM (PJU)
1) Penerangan jalan menuju pabrik:
- Lebar jalan = 20 m
- Panjang jalan = 200 m
- Kuat penerangan minimal 12 lux
2) Penerangan jalan menuju perumahan dinas:
- Lebar jalan = 10 m
- Kuat penerangan minimal 11 lux

Catatan: Jarak GTT terhadap tiang akhir JTR adalah 300 m.

BAB 1
PERENCANAAN PABRIK

A. MENENTUKAN DAYA TERPASANG DAN DAYA KONTRAK PADA PLN


Berikut data-data beban LVMDP sebagai berikut:
a) Kelompok 1 = 500 kVA
b) Kelompok 2 = 300 kVA
1

c) Kelompok 3
d) Kelompok 4
e) Kelompok 5
Total Daya

= 200 kVA
= 600 kVA
= 400 kVA
= 2000 kVA

Perencanaan daya terpasang bertujuan untuk penghematan atau menghindari kontrak


langganan daya dari PLN yang berlebihan, dan juga merencanakan besar daya yang
mungkin dipakai, sebab pada kenyataannya tidak mungkin semua beban pada sistem
dipakai semua secara bersamaan.
Untuk pemakaian sekarang dan juga untuk menunjang masa depan, sistem ini
mengacu pada jenis bangunan PABRIK INDUSTRI MAKANAN dengan faktor
kebutuhan sebagai berikut 0,7 sampai 0,9. Besar faktor kebutuhan pada sistem ini
diasumsikan sebesar 0,7. Sehingga perhitungan untuk menentukan kebutuhan beban
maksimum yaitu:
Kebutuhan Beban Maks.

= Faktor Kebutuhan Total Daya


= 0,7 2000 KVA
= 1400 KVA

Untuk menentukan kapasitas daya terpasang maka harus memperhatikan kebutuhan


beban maksimum dan cadangan. Di sini diasumsikan bahwa daya tersebut adalah
faktor kapasitas sebesar 80%, maka untuk menunjang kebutuhan sekarang dan juga
masa depan sehingga perlu ditambahkan daya cadangan pada sistem sebesar 20%,
sehingga dirumuskan sebagai berikut:
Kapasitas Daya Terpasang = Kebutuhan Beban Maks. Cadangan
Kapasitas Daya Terpasang = 1400 KVA 120%
= 1680 KVA
Berdasarkan perencanaan daya terpasang tersebut, sehingga langkah selanjutnya yaitu
mencocokan dengan TDL (Tabel Daya dari PLN). Maka dapat diketahui besar
langganan yang harus dikontrak. Pertimbangan pemilihan kontrak daya dengan PLN
yaitu sebagai berikut:
-

Langganan di bawah acuan sebesar 1385 KVA dengan arus primernya 40 A,


sehingga mempunyai selisih sebesar 295 KVA
2

Langganan di atas acuan sebesar 2180 KVA dengan arus primernya 50 A,

sehingga mempunyai selisih sebesar 500 KVA


Jadi, dipilih kontrak daya dengan PLN sebesar 1730 KVA dengan arus
primernya 50 A, sehingga mempunyai selisih sebesar 50 KVA

Hasil kapasitas daya terpasang tersebut merupakan golongan tarif I - 4 yaitu


industri menengah dengan batas 200 KVA ke atas. Dan biaya yang harus dibayar
adalah biaya beban pakai (KWH), KVARH, gardu induk PLN, dan gardu induk
pelanggan.
Dengan demikian pembatas arus yang digunakan sesuai perhitungan di atas adalah:
I=

S
3 380

1730
3 380

2,62 A

B. MEMILIH TRAFO
Untuk menentukan besarnya kapasitas transformator yang dipilih hendaknya
mengetahui kebutuhan daya maksimum maupun daya terpasang dari sebuah instalasi
atau sistem instalasi. Sistem ini dibagi menjadi 5 kelompok, dari keterangan
perhitungan di atas.
Sistem ini mempunyai kebutuhan beban maksimum sebesar 1400 kVA dengan
menggunakan faktor kebutuhan sebesar 0,7. Dan kapasitas daya terpasang sebesar
3

1680 kVA. Pada keadaan tersebut kerja dari belitan trafo dianggap hanya 80%, karena
trafo di negara asal pembuatnya dirancang atau didesain dengan kondisi 4 musim,
sedangkan di Indonesia hanya terdapat 2 musim yang menyebabkan pendinginan trafo
tidak merata. Selain itu faktor kebutuhan beban juga diperhitungkan.
Hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan kapasitas daya dari trafo yaitu:
1) Load Factor
Yaitu perbandingan antara beban rata-rata dalam suatu jangka waktu tertentu
dengan beban maksimum dalam jangka waktu tersebut.
Beban Maks.(Pv )
fL=
Beban RataRata ( Pmax)
2) Diversity Factor
Diversity atau ke tak-serempakan merupakan perbandingan antara jumlah
seluruh beban maksimum dari setiap bagian sistem dengan beban maksimum
dari seluruh sistem sebagai suatu kelompok beban.
Jumlah Seluruh Beban Maks. dari BagianBagian Sistem
FD=
Beban Maks. dari Seluruh Sistem
3) Coincidence Factor
Yaitu faktor keserempakan beban yang nilainya dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut:
1
fC =
FD
4) Demand Factor
Demand factor atau faktor kebutuhan didefinisikan sebagai perbandingan
antara daya terpakai maksimum dengan daya yang disambung.
DayaTerpakai Maks .(Pmax)
fD=
DayaTersambung (Pinst)
Selain itu kita harus memperhitungkan pertumbuhan beban atau melonjaknya
kebutuhan tenaga listrik, dan pada umumnya di Indonesia, kita harus meramalkan hal
tersebut sampai 5 tahun mendatang untuk konsumen komersil (dalam hal ini
kalangan industri). Peramalan kebutuhan beban didapat menurut permintaan dari
konsumen industri tersebut.
Dalam perencanaan ini mengacu pada metode Demand Factor (Factor
Kebutuhan), dengan memperhatikan pertimbangan di atas, sehingga didapat daya
terpasang sebesar 1680 kVA. Karena di pasaran trafo dengan daya sebesar 1680 kVA
tidak tersedia, sehingga daya trafo yang dipilih di atas dari kapasitas daya terpasang
pada sistem ini yaitu sebesar 2000 kVA.
4

Berdasarkan peraturan yang ada, dengan daya trafo di atas 200 kVA adalah trafo milik
pelanggan, sehingga trafo yang digunakan adalah trafo milik pelanggan karena rugirugi trafo ditanggung oleh pelanggan. Trafo distribusi di Indonesia, pada umumnya di
sisi tegangan tinggi menggunakan 20 kV dan di sisi tegangan rendah menggunakan
220/380 V. Trafo yang dipilih pada sistem ini di sisi tegangan rendahnya
menggunakan sebesar 400 V. Pada trafo tenaga, variasi tegangan yang diperbolehkan
adalah 5% sehingga trafo harus dilengkapi dengan tap-changer.
Untuk pemilihan kelas isolasi, kelas isolasi yang dipilih adalah 24 kV. Hal ini
bertujuan apabila surja datang dari saluran trafo yang serentak tiga fasa, trafo akan
tetap aman. Karena kemungkinan titik netral trafo yang diketanahkan mengalami
tekanan yang berbahaya, oleh karena itu kelas isolasi yang dipilih berdasarkan
tegangan primer trafo yaitu 20 kV dengan BIL 150 kV.
Lalu memilih trafo dengan pembebanan (membutuhkan katalog trafo), dengan dilihat
dari perhitungan di atas dipilih trafo sebesar 2000 kVA dan satu tingkat di atasnya
sebesar 2500 kVA. Dari kedua trafo tersebut bisa dibandingkan dengan standar untuk
memilih trafo dengan pembebanan yang diizinkan berdasarkan IEEE sebesar 0,75
0,85. Dapat diketahui dengan rumus sebagai berikut:
Daya Terpasang
100
Kapasitas Trafo yang Dipilih

1) Kapasitas 2000 kVA


1730
100 =0,86
2000
2) Kapasitas 2500 kVA
1730
100 =0,69 yang dipilih
2500
Supaya pemilihan trafo lebih maksimal, maka sebelum memilih trafo yang akan
digunakan harus membandingkan antara trafo merk satu dengan yang lainnya, sistem
ini membandingkan 2 merk terkenal produk trafo dari Indonesia maupun luar
Indonesia. Sehingga trafo yang dipilih memiliki spesifikasi minimal sebagai berikut:

a. Spesifikasi Mekanis
Merk
Centrado
Trafindo

Panjang
(mm)
2150
2250

Lebar
(mm)
1350
2025

Tinggi
(mm)
2080
820

Berat
(kg)
5800
5720

Volume Minyak
(l)
1450
1500

b. Spesifikasi Elektrikal
Merk

Impedans

Centrado
Trafindo

i
(%)
7.0
7.0

Rugi Tanpa Beban


(Watt)

Rugi Berbeban
(Watt)

3250
4000

28000
25000

Efisiensi

Nois

saat 75%

e
(dB)
68
62

98.99
99.05

Dari data yang telah diperoleh, dipilih trafo dengan merk TRAFINDO dengan
pertimbangan :
-

Rugi-rugi rendah, baik rugi-rugi saat berbeban dan total rugi tanpa beban dengan

berbeban.
Dimensi trafo yang relatif kecil dibandingkan dengan trafo merk lainnya.
Data pada katalog yang lengkap sehingga mempermudah perencanaan.
Mudah pemesanan karena trafo yang dipilih merupakan trafo produk dalam
negeri.

C. PERHITUNGAN CELAH VENTILASI


Dalam kerjanya transformator tidak lepas dari kerugian salah satunya adalah panas,
panas yang berlebihan pada trafo dapat mengakibatkan hal-hal yang tidak diinginkan
antara lain:
1) Drop tegangan.
2) Pemanasan pada minyak trafo yang berlebihan, sehingga menyebabkan
turunnya kualitas minyak trafo yang dapat mengakibatkan tegangan tembus
minyak trafo turun.
Sehingga dalam kerjanya trafo menuntut sistem pendinginan yang baik, oleh karena
itu sistem pendinginannya harus mempunyai kinerja yang baik, dari berbagai macam
faktor yang mempengaruhi pendinginan salah satunya adalah sirkulasi udara, karena
dalam perencanaan ini trafo yang digunakan diletakkan dalam ruangan (indoor).
6

Untuk itu kita harus menghitung seberapa besar celah ventilasi yang dibutuhkan agar
sirkulasi udara dapat berjalan dengan baik.
2

Menurut PUIL 1977 celah minimal suatu ventilasi trafo adalah 20cm / kVA
terpasang, dengan perhitungan sebagai berikut:
Celah ventilasi pada trafo dihitung pada saat load losses pada suhu 65 oC dengan
losses sebesar 25000 Watt = 25 kW hal tersebut dapat dilihat pada data trafo. Data lain
yang diketahui adalah sebagai berikut:
1) Temperatur udara masuk(t1) 20oC
2) Temperatur udara keluar (t2) 35oC

( )
3) Koefisiensi muai udara

1
273

4) Tinggi ruangan = 4 meter


Dengan data diatas dapat dicari volume udara yang dibutuhkan untuk mensirkulasi
panas adalah sebagai berikut:
V=

860 Pv
(1 t 1)
1116(t 2t 1)

di mana:
Pv

= rugi trafo (kW)

t1

= temperatur udara masuk (oC)

t2

= temperatur udara keluar (oC)

= koefisien muai udara

= ketinggian ruangan (m)

sehingga:

V=

860 25
1
(1
20)
273
1116(3520)

V=

21500
( 10,07326 )
16740

V =1,28 ( 0,92 )
V =1,18 m 3 /s

Kemampuan pemanasan udara yang mengalir di sepanjang tangki trafo adalah:


v=

di mana:
H

= ketinggian (m)

= koefisien tahanan aliran udara

Koefisien tahanan aliran udara berbeda-beda tergantung pada kondisi daripada tempat
diletakkannya trafo itu sendiri.
Kondisi Tempat
Sederhana

4...6

Sedang

7...9

Baik

9...10

(jaringan konsen) > 20


Apabila kondisi tempat dimisalkan adalah sedang maka = 9
sehingga:
4
v = =0,44
9
Maka dapat kita hitung celah ventilasi sebagai berikut:
V 1,18 m3 /s
qc= =
=2,68 m2
v
0,44
8

Karena udara yang keluar memiliki temperatur yang lebih tinggi daripada udara yang
masuk yang diakibatkan proses pendinginan trafo dalam ruangan sehingga terjadi
pemuaian maka ventilasi udara keluar yang dibutuhkan harus lebih besar daripada
celah ventilasi udara masuk, dengan kata lain:
q a> qc
sehingga:
q a=1,1 x q c
q a=1,1 x 2,68 m3 /s
q a=2,948 m2
Nilai perhitungan diatas adalah nilai minimum, sehingga pemakaian ventilasi udara di
lapangan bisa memakai ukuran yang lebih besar dari ukuran perhitungan di atas.
1) Celah ventilasi sisi atas
- Digunakan 2 buah ventilasi di bagian atas depan dengan ukuran
2,68 m x 2m

sehingga luas masing masing ventilasi adalah

5,36 m2 dan luas 2 buah ventilasi adalah 10,72m2


-

Celah ventilasi dibuat dari stainless steel dan dirancang miring untuk

menghindari rembesan air hujan.


2) Celah ventilasi sisi bawah
- Digunakan 1 buah ventilasi di bagian bawah dekat trafo dengan ukuran
2,68 m x 2,5m

2
sehingga luas celah ventilasi adalah 6,7 m

Celah ventilasi dibuat dari stainless steel dan dirancang miring untuk
menghidari rembesan air hujan, untuk sisi bawah celah ventilasi
dipasang tralis besi agar hewan tidak bisa masuk ke ruang
transformator.

D. PERENCANAAN SANGKAR FARADAY


Medan listrik berpengaruh dan berbahaya bagi pekerja yang bekerja pada atau dekat
sekali dengan bagian dari jaringan yang bertegangan. Pekerja dapat mempergunakan
perlindungan untuk hal tersebut seperti sangkar faraday dimana kuat medan listrik
didalam pelindung konduktor ini merupakan fungsi dari derajat perlindungannya.
Sangkar pelindung terbuat dari bahan konduktor dan beberapa tahun yang lalu
Faraday telah menunjukkan bahwa kuat medan listrik didalam sangkar adalah nol (0)
bila sangkar berbentuk kotak penuh. Namun jika sangkar tersebut berbentuk kotak
10

penuh sehingga pekerja didalamnya bebas terhadap medan listrik, maka hal ini tidak
dapat dipakai untuk bekerja. Perlindungan terhadap medan ini hanya dilakukan oleh
sangkar yang hanya berbentuk setengah kotak atau sangkar yang tidak berbentuk
kotak penuh, tergantung pada derajat perlindungan yang kita inginkan.
Dalam perhitungan ini yang perlu diperhatikan adalah system pengaman dari sisi TR
maupun TT pada trafo. Sesuai dengan catalog yang ada jarak aman sisi tegangan
tinggi adalah 500 mm. dengan perkiraan panjang tangan manusia sekitar kurang lebih
500 mm. Sehingga dapat terhitung sangkar faraday sesuai dengan dimensi trafo yang
digunakan.
Dimensi trafo yang digunakan dengan data sebagai berikut:
Panjang (L)
: 2250 mm
Lebar (W)
: 2025 mm
Tinggi (H)
: 820 mm
Sehingga diperoleh dimensi sangkar faraday terpasang sebagai berikut:
Panjang= ( Jarak aman trafo+ Panjang tangan manusia ) 2+ Panjang trafo
Panjang= (500+ 500 ) 2+2250
Panjang=4250 mm
Lebar=( Jarak aman trafo+ Panjang tangan manusia ) 2+ Lebar trafo
Lebar=( 500+500 ) 2+2025
Lebar=4025 mm
Tinggi=Jarak aman trafo dengan atap+Tinggi trafo
Tinggi=1000+ 820

Tinggi=1820 mm
E. MENGHITUNG & MEMILIH KABEL DAN BUSBAR
1) Penghantar dari SUTM Menuju ke Kubikel PLN
- Penghantar dari SUTM menuju ke kubikel PLN menggunakan
-

penghantar yang ditanam di dalam tanah dengan kedalaman 100 cm.


Suhu tanah pada pabrik industri makanan adalah 35C.
Penghantar menggunakan N2XSEFGbY 12/20(24 kV) 3 x 35 mm.
Faktor suhu berdasarkan Installation Guide pada katalog Supreme Cable,
KHA pada penghantar N2XSEFGbY dengan suhu keliling 30 dan luas
penampang 35 mm in flat formation adalah 171 A. Pada pabrik industri
makanan, pada perencanaan ini, suhu keliling pada industri makanan ini
diasumsikan 50C. Jadi, KHA penghantar menjadi:
171 0,82=140,22 A Memenuhi standar KHA yang ditentukan
11

Faktor penempatan kabel ditanam di dalam tanah sedalam 100 cm, maka
faktor pengali adalah 0,98 sehingga KHA kabel menjadi:

0,98=137,41 A
-

Drop tegangan (untuk panjang atau jarak kabel yang diasumsikan sebesar

20 m)
3 l I 3 20 90,21
V=
=
=1,59 V
x A
56 35
-

Drop tegangan pada penghantar cenderung kecil dan tidak melampaui


batas yang ditentukan. Sehingga penghantar yang dipilih adalah Supreme
Cable N2XSEFGbY 3 (1 x 35 mm)

2) Penghantar dari Kubikel PLN Menuju ke Kubikel Pelanggan


- Penghantar dari kubikel PLN menuju ke kubikel

pelanggan

menggunakan penghantar yang ditanam di dalam tanah dengan


-

kedalaman 100 cm.


Suhu tanah pada pabrik industri makanan adalah 35C.
Penghantar menggunakan N2XSEFGbY 12/20(24 kV) 3 x 35 mm.
Faktor suhu berdasarkan Installation Guide pada katalog Supreme Cable,
KHA pada penghantar N2XSEFGbY dengan suhu keliling 30 dan luas
penampang 35 mm in flat formation adalah 171 A. Pada pabrik industri
makanan, pada perencanaan ini, suhu keliling pada industri makanan ini

diasumsikan 50C. Jadi, KHA penghantar menjadi:


171 0,82=140,22 A Memenuhi standar KHA yang ditentukan
Faktor penempatan kabel ditanam di dalam tanah sedalam 100 cm, maka
faktor pengali adalah 0,98 sehingga KHA kabel menjadi:

0,98=137,41 A

Drop tegangan (untuk panjang atau jarak kabel yang diasumsikan sebesar

20 m)
3 l I 3 20 90,21
V=
=
=1,59 V
x A
56 35
Drop tegangan pada penghantar cenderung kecil dan tidak melampaui
batas yang ditentukan. Sehingga penghantar yang dipilih adalah Supreme
Cable N2XSEFGbY 3 (1 x 35 mm)
3) Penghantar dari Kubikel Pelanggan Menuju ke Incoming Trafo
12

Kapasitas daya trafo yang dipilih=2500 kVA

KHA=125 1,25 72,16=90,21 A

S
2500000
=
=72,16 A
3 V 3 20 kV

Berdasarkan katalog Supreme Cable bahwa penghantar tembaga dengan


isolasi XLPE dengan pelindung air yang dilapisi tembaga dan
berselubung PVC dengan tegangan pengenal 12/20(24) kV yang
dipasang sejajar pada suatu sistem fase tiga pada suhu keliling 30C,
sehingga kabel yang di gunakan adalah N2XSY. Karena jenis kabel pada
penghantar jenis N2XSY minimal 35 mm2, maka didapat luas penampang
kabel sebesar 35 mm2 dengan KHA secara umum 233 A (KHA pada
tabel). KHA tersebut masih belum memperhatikan faktor suhu ruangan
dan juga faktor penempatan kabel namun pada kenyataannya faktorfaktor tersebut tidak dapat dihindari di lapangan. Untuk menangani hal
tersebut, maka pemilihan kabel harus memperhatikan faktor suhu

ruangan dan juga faktor penempatan kabel seperti di bawah ini.


Faktor suhu berdasarkan Installation Guide pada katalog Supreme Cable,
KHA pada penghantar N2XSY dengan suhu keliling 30 dan luas
penampang 35 mm adalah 233 A. Pada pabrik industri makanan, suhu

udara keliling ini diasumsikan 50C. Jadi, KHA penghantar menjadi:


233 0,82=191,06 A Memenuhi standar KHA yang ditentukan
Faktor penempatan kabel diletakkan pada cable tray sehingga
penempatannya adalah laid on the racks in flat formation dengan jumlah
cable tray 1 buah maka KHAnya menjadi:

0,96=183,41 A
-

Drop tegangan (untuk panjang atau jarak kabel yang diasumsikan sebesar

10 m)
3 l I 3 10 72,16
V=
=
=0,63V
x A
56 35
-

Drop tegangan masih memenuhi syarat karena pada SPLN72-1987


bahwa nilai drop tegangan maksimal pada jaringan tegangan menengah
maksimal adalah 2% atau sebesar:
Umax=2 20 kV =400 V

Jadi, dipilih kabel N2XSY 3 (1 x 35 mm2)

13

4) Penghantar dari Outgoing Trafo Menuju ke Panel LVMDP


-

DayaTerpasang=2500 kVA

KHA=125 1,25 3608,4=4510,54 A

S
2500000
=
=3608,4 A
3 V 3 400

Ukuran kabel yang dipilih adalah NYY 1 500 mm 2 dengan KHA 960
A in air pada 300 C dengan flat formation. Dengan demikian jumlah
kabel yang dibutuhkan adalah:
KHA
4510,54
Jumlah Kabel=
=
=4,69
KHA Kabel
960

7 Kabel

Jadi, KHA yang sebenarnya adalah 7 960=6720 A


Faktor suhu pada suhu keliling maksimal 500C untuk yang berisolasi

PVC.
6720 0,71=4771,2 Memenuhi standar KHA yang ditentukan
-

Faktor penempatan kabel diletakkan pada cable tray sehingga


penempatannya adalah laid on the racks in flat formation dengan
jumlah cable tray 1 buah maka KHAnya menjadi:

1,2 0,96=4580,35 A

Drop tegangan (untuk panjang atau jarak kabel yang diasumsikan


sebesar 15 m)
3 l I 3 15 3608,4
V=
=
=0,47 V
x A
56 (500 7)

Drop tegangan masih memenuhi syarat karena pada SPLN72-1987


bahwa nilai drop tegangan maksimal pada outgoing trafo maksimal
adalah 3% atau sebesar:

Umax=3 400=12V

NYY 7 (1 x 500 mm2) / Phasa


NYY 4 (1 x 500 mm2) / Netral
BC 1 x 50 mm2
Berdasarkan perhitungan kabel pada suhu keliling 300C dengan KHA
Jadi, dipilih kabel

minimal 4510,54 A sehingga dipilih busbar tembaga dilapisi lapisan


konduktif dengan 2 jumlah batang, besar penampang sebesar 800 mm2
dengan KHAnya sebesar 2410 A, dilihat pada PUIL tabel 6.6-1.
14

Karena

menggunakan

2 2410=4820 A
-

Jadi, dipilih busbar

busbar

maka

KHAnya

menjadi

sehingga KHA busbar sudah memenuhi syarat.


cu 2 (80 x 10 mm) / Phasa
cu 1 (80 x 10 mm) / Netral

5) Penghantar dan Busbar Tiap Kelompok di Panel LVMDP


a. Kelompok 1 (500 kVA dengan faktor kebutuhannya 0,7)
S=500 kVA 0,7=350 kVA
S
350000
=
=
=531,76 A
3 V 3 380
-

KHA=125 1,25 531,76=664,7 A

Ukuran kabel yang dipilih adalah NYY 1 120 mm 2 dengan


KHA 375 A pada 300 C dengan flat formation. Dengan demikian
jumlah kabel yang dibutuhkan adalah:
KHA
664,7
Jumlah Kabel=
=
=1,77
KHA Kabel 375

3 Kabel

Jadi, KHA yang sebenarnya adalah 3 375=1125 A


Faktor suhu pada suhu keliling maksimal 500C untuk yang

berisolasi PVC.
11250,71=798,75 Memenuhi standar KHA yang
ditentukan
Faktor penempatan kabel diletakkan pada cable tray sehingga
penempatannya adalah laid on the racks in flat formation
dengan jumlah cable tray 1 buah maka KHAnya menjadi:
798,75 0,96=766,8 A

Drop tegangan (untuk panjang atau jarak kabel yang


diasumsikan sebesar 50 m)
3 l I 3 50 531,76
V=
=
=2,2 V
x A
56 (120 3)

NYY 3 (1 x 120 mm2) / Phasa


NYY 2 (1 x 120 mm2) / Netral
Berdasarkan perhitungan kabel pada suhu keliling 300C dengan
Jadi, dipilih kabel

KHA minimal 664,7 A sehingga dipilih busbar tembaga dilapisi


lapisan konduktif dengan 2 jumlah batang, besar penampang
sebesar 40 mm2 dengan KHAnya sebesar 350 A, dilihat pada
PUIL tabel 6.6-1. Karena menggunakan 2 busbar maka

15

KHAnya menjadi
-

2 350=700 A

sehingga KHA busbar

sudah memenuhi syarat.


Jadi, dipilih busbar cu 2 (20 x 2 mm) / Phasa
cu 1 (20 x 2 mm) / Netral

b. Kelompok 2 (300 kVA dengan faktor kebutuhannya 0,7)


S=300 0,7=210 kVA
S
210000
=
=
=319 A
3 V 3 380
-

KHA=125 1,25 319=398,75 A

Ukuran kabel yang dipilih adalah NYY 1 120 mm 2 dengan


KHA 375 A pada 300 C dengan flat formation. Dengan demikian
jumlah kabel yang dibutuhkan adalah:
KHA
398,75
Jumlah Kabel=
=
=1,06 2 Kabel
KHA Kabel
375

Jadi, KHA yang sebenarnya adalah 2 375=750 A


Faktor suhu pada suhu keliling maksimal 500C untuk yang

berisolasi PVC.
750 0,71=532,5 A Memenuhi standar KHA yang
ditentukan
Faktor penempatan kabel diletakkan pada cable tray sehingga
penempatannya adalah laid on the racks in flat formation
dengan jumlah cable tray 1 buah maka KHAnya menjadi:
532,5 0,96=511,2 A

Drop tegangan (untuk panjang atau jarak kabel yang


diasumsikan adalah 70 m)
3 l I 3 70 319
V=
=
=2,8V
x A
56 (120 2)
NYY 2 (1 x 120 mm2) / Phasa
NYY 1 (1 x 120 mm2) / Netral

Jadi, dipilih kabel

Berdasarkan perhitungan kabel pada suhu keliling 300C dengan


KHA minimal 398,75 A sehingga dipilih busbar tembaga
dilapisi lapisan konduktif dengan 2 jumlah batang, besar
penampang sebesar 24 mm2 dengan KHAnya sebesar 202 A,
dilihat pada PUIL tabel 6.6-1. Karena menggunakan busbar

16

maka KHAnya menjadi


-

2 202=404 A

sehingga KHA

busbar sudah memenuhi syarat.


Jadi, dipilih busbar cu 2 (15 x 2 mm) / Phasa
cu 1 (15 x 2 mm) / Netral

c. Kelompok 3 (200 kVA dengan faktor kebutuhannya 0,7)


S=200 0,7=140 kVA
S
140000
=
=
=212,7 A
3 V 3 380
-

KHA=125 1,25 212,7=265,87 A

Ukuran kabel yang dipilih adalah NYY 1 70 mm 2 dengan


KHA 260 A pada 300 C dengan flat formation. Dengan demikian
jumlah kabel yang dibutuhkan adalah:
KHA
265,87
Jumlah Kabel=
=
=1,03
KHA Kabel
260

2 Kabel

Jadi, KHA yang sebenarnya adalah 2 260=520 A


Faktor suhu pada suhu keliling maksimal 500C untuk yang

berisolasi PVC.
520 0,71=369,2 A Memenuhi standar KHA yang
ditentukan
Faktor penempatan kabel diletakkan pada cable tray sehingga
penempatannya adalah laid on the racks in flat formation
dengan jumlah cable tray 1 buah maka KHAnya menjadi:
369,2 0,96=354,4 A

Drop tegangan (untuk panjang atau jarak kabel yang


diasumsikan adalah 90 m)
3 l I 3 90 212,7
V=
=
=4,2 V
x A
56 ( 70 2)
NYY 2 (1 x 70 mm2) / Phasa
NYY 1 (1 x 70 mm2) / Netral

Jadi, dipilih kabel

Berdasarkan perhitungan kabel pada suhu keliling 300C dengan


KHA minimal 265,87 A sehingga dipilih busbar tembaga
dilapisi lapisan konduktif dengan 1 jumlah batang, besar
penampang sebesar 75 mm2 dengan KHAnya sebesar 287 A,

dilihat pada PUIL tabel 6.6-1.


Jadi, dipilih busbar cu 1 (25 x 3 mm) / Phasa
cu 1 (25 x 3 mm) / Netral
17

d. Kelompok 4 (600 kVA dengan faktor kebutuhannya 0,7)


S=600 0,7=420 kVA
S
420000
=
=
=638 A
3 V 3 380
-

KHA=125 1,25 638=797,6 A


Ukuran kabel yang dipilih adalah NYY 1 240 mm 2 dengan
KHA 590 A pada 300 C dengan flat formation. Dengan demikian
jumlah kabel yang dibutuhkan adalah:
KHA
797,6
Jumlah Kabel=
=
=1,35 2 Kabel
KHA Kabel 590

Jadi, KHA yang sebenarnya adalah 2 590=1180 A


Faktor suhu pada suhu keliling maksimal 500C untuk yang
berisolasi PVC.
1180 0,71=837,8 A Memenuhi standar KHA yang

ditentukan
Faktor penempatan kabel diletakkan pada cable tray sehingga
penempatannya adalah laid on the racks in flat formation
dengan jumlah cable tray 1 buah maka KHAnya menjadi:
837,8 0,96=804,2 A

Drop tegangan (untuk panjang atau jarak kabel yang


diasumsikan adalah 110 m)
3 l I 3 110 638
V=
=
=4,5 V
x A
56 (240 2)
NYY 2 (1 x 240 mm2) / Phasa
NYY 1 (1 x 240 mm2) / Netral

Jadi, dipilih kabel

Berdasarkan perhitungan kabel pada suhu keliling 300C dengan


KHA minimal 797,6 A sehingga dipilih busbar tembaga dilapisi
lapisan konduktif dengan 1 jumlah batang, besar penampang
sebesar 400 mm2 dengan KHAnya sebesar 865 A, dilihat pada

PUIL tabel 6.6-1.


Jadi, dipilih busbar

cu 1 (40 x 10 mm) / Phasa


cu 1 (40 x 10 mm) / Netral

e. Kelompok 5 (400 kVA dengan faktor kebutuhannya 0,7)


S=400 0,7=280 kVA
18

S
280000
=
=425 A
3 V 3 380

KHA=125 1,25 425=531,7 A

Ukuran kabel yang dipilih adalah NYY 1 120 mm 2 dengan


KHA 375 A pada 300 C dengan flat formation. Dengan demikian
jumlah kabel yang dibutuhkan adalah:
KHA
531,7
Jumlah Kabel=
=
=1,4
KHA Kabel 375

3 Kabel

Jadi, KHA yang sebenarnya adalah 3 375=1125 A


Faktor suhu pada suhu keliling maksimal 500C untuk yang

berisolasi PVC.
11250,71=798,75 A Memenuhi standar KHA yang
ditentukan
Faktor penempatan kabel diletakkan pada cable tray sehingga
penempatannya adalah laid on the racks in flat formation
dengan jumlah cable tray 1 buah maka KHAnya menjadi:
798,75 0,96=766,8 A

Drop tegangan (untuk panjang atau jarak kabel yang


diasumsikan adalah 130 m)
3 l I 3 130 531,7
V=
=
=5,9 V
x A
56 (120 3)
NYY 3 (1 x 120 mm2) / Phasa
NYY 2 (1 x 120 mm2) / Netral

Jadi, dipilih kabel

Berdasarkan perhitungan kabel pada suhu keliling 300C dengan


KHA minimal 531,7 A sehingga dipilih busbar tembaga dilapisi
lapisan konduktif dengan 2 jumlah batang, besar penampang
sebesar 45 mm2 dengan KHAnya sebesar 316 A, dilihat pada
PUIL tabel 6.6-1. Karena menggunakan 2 busbar maka
KHAnya menjadi

2 316=632 A

sehingga KHA busbar

sudah memenuhi syarat.


Jadi, dipilih busbar cu 2 (15 x 3 mm) / Phasa
cu 1 (15 x 3 mm) / Netral

19

F. MENENTUKAN PENGAMAN UTAMA DAN PENGAMAN CABANG


1) Pengaman Cabang Kelompok 1
S=500 kVA 0,7=350 kVA
S
350000
beban=
=
=505,18 A
3 V 3 400
-

KHA=125 1,25 505,18=631,47 A

Rating=250 2,5 505,18=1262,95 A

Sesuai dengan data di atas, maka rating pengaman yang dipilih adalah
In Rating Pengaman KHA Minimal Penghantar.

2) Pengaman Cabang Kelompok 2


S=300 kVA 0,7=210 kVA
S
210000

beban=
=
=303,10 A
3 V 3 400
-

KHA=125 1,25 303,10=378,88 A

Rating=250 2,5 303,10=757,75 A

Sesuai dengan data di atas, maka rating pengaman yang dipilih adalah
In Rating Pengaman KHA Minimal Penghantar.

3) Pengaman Cabang Kelompok 3


S=200 kVA 0,7=140 kVA
S
140000
beban=
=
=202,07 A
3 V 3 400
-

KHA=125 1,25 202,07=252,59 A

Rating=250 2,5 202,07=505,17 A

Sesuai dengan data di atas, maka rating pengaman yang dipilih adalah
In Rating Pengaman KHA Minimal Penghantar.

4) Pengaman Cabang Kelompok 4


S=600 kVA 0,7=420 kVA
S
420000
beban=
=
=606,21 A
3 V 3 400
-

KHA=125 1,25 606,21=757,77 A

Rating=250 2,5 606,21=1515,52 A


20

Sesuai dengan data di atas, maka rating pengaman yang dipilih adalah

In Rating Pengaman KHA Minimal Penghantar.


5) Pengaman Cabang Kelompok 5
S=400 kVA 0,7=280 kVA
S
280000
beban=
=
=404,14 A
3 V 3 400
-

KHA=125 1,25 404,14=505,18 A

Rating=250 2,5 404,14=1010,35 A

Sesuai dengan data di atas, maka rating pengaman yang dipilih adalah
In Rating Pengaman KHA Minimal Penghantar.

6) Pengaman Utama
S tot=S 1+ S 2+ S 3+ S 4+ S 5
S tot=350 kVA +210 kVA +120 kVA +420 kVA +280 kVA
S tot=1380 kVA
-

tot= 1+ 2+ 3+ 4 + 5

tot=505,18 A+303,10 A +202,07 A+606,21 A + 404,14 A


tot=2020,7 A

KHA=125 tot =1,25 2020,7=2525,87 A

Rating=250 tot=2,5 2020,7=5051,75 A

21

G. PERHITUNGAN BREAKING CAPASITY

D
Y

1) Jaringan Sisi Atas


Psc=500 MVA 81,3
sin=0,98

cos=0,15
U 02 400 2
Z 1=
=
=0,32m
MVA 500
R1=Z 1 x cos x 103=0,32 x 0,15 x 103=0,048 m
X 1=Z 1 x sin x 103=0,32 x 0,98 x 103=0,316 m
2) Trafo
S
U
Pcu
%U

= 2500 kVA
= 400 V
= 15000 W
= 5,5 %
Usc U 2 5,5 4002
Z 2=

=3,52 m
100 kVA 100 2500
2

R 2=

Pcu U 10
15000 4002 103
=
=0,38 m
2
2
S
2500

X 2= (Z 22R22 )= (3,5220,382)=3,49m

3) Kabel Outgoing Trafo


22

Kabel outgoing trafo menuju LVMDP menggunakan NYY 7 ( 1 x 500 mm )


sepanjang 15 m, maka:

L
15
=22,5
=0,096 m
A
500 7

0,12 x L=

0,12 15
=0,257 m
7
4) Busbar Utama MCCB Utama
Diasumsikan panjang busbar 1 m dan bahannya dari tembaga yang dilapisi

lapisan konduktif.
L
1
= =22,5
=0,014 m
A
800 2

12 x L=

0,15 1
=0,075 m
2
5) Breaking Capasity MCCB Utama
Rtotal=R1 + R2 + R3 + R 4=0,048+ 0,38+0,096+0,014=0,538 m
X total= X 1+ X 2 + X 3 + X 4=0,316+3,49+0,257+ 0,075=4,138 m
I sc=

U
400
=
=55,34 kA
3 Z 3 0,5382+ 4,1382

6) Busbar Utama
Diasumsikan panjang busbar 1 m dan bahannya dari tembaga yang dilapisi

lapisan konduktif.
L
1
= =22,5
=0,014 m
A
800 2

12 L=

0,15 1
=0,075 m
2
7) Busbar Percabang
- Busbar Cabang Kelompok 1
Diasumsikan panjang busbar 0,5 m dan bahannya dari tembaga yang
dilapisi lapisan konduktif.
L
0,5
R7= =22,5
=0,140m
A
40 2
X 7 =0,12 L=
-

0,12 0,5
=0,03 m
2

Busbar Cabang Kelompok 2

23

Diasumsikan panjang busbar 0,5 m dan bahannya dari tembaga yang


dilapisi lapisan konduktif.
L
0,5
R8= =22,5
=0,234 m
A
24 2
X 8 =0,12 L=
-

0,12 0,5
=0,03 m
2

Busbar Cabang Kelompok 3


Diasumsikan panjang busbar 0,5 m dan bahannya dari tembaga yang
dilapisi lapisan konduktif.
L
0,5
R9= =22,5
=0,15 m
A
75
X 9 =0,12 L=0,12 0,5=0,06 m

Busbar Cabang Kelompok 4


Diasumsikan panjang busbar 0,5 m dan bahannya dari tembaga yang
dilapisi lapisan konduktif.
L
0,5
R10= =22,5
=0,028 m
A
400
X 10=0,12 L=0,12 0,5=0,06 m

Busbar Cabang Kelompok 5


Diasumsikan panjang busbar 0,5 m dan bahannya dari tembaga yang
dilapisi lapisan konduktif.
L
0,5
R11 = =22,5
=0,125 m
A
45 2
X 11 =0,12 L=

0,12 0,5
=0,03 m
2

8) Breaking Capasity MCCB Percabang


- Breaking Capasity MCCB Cabang Kelompok 1
R12=Rtot + R7 + R6 =0,538+0,140+0,014=0,692 m
X 12=X tot + X 7 + X 6 =4,138+0,03+ 0,075=4,243 m
I sc=

U
400
=
=53,71 kA
3 Z 3 0,6922+ 4,2432

Breaking Capasity MCCB Cabang Kelompok 2


R13=Rtot + R8 + R6 =0,538+0,234+ 0,014=0,786 m
24

X 13= X tot + X 8 + X 6 =4,138+0,03+ 0,075=4,243 m


I sc=

U
400
=
=53,51 kA
3 Z 3 0,7862 +4,2432

Breaking Capasity MCCB Cabang Kelompok 3


R14=Rtot + R 9+ R 6=0,538+0,15+ 0,014=0,702m
X 14= X tot + X 9 + X 6=4,138+ 0,06+0,075=4,273 m
I sc=

U
400
=
=53,33 kA
3 Z 3 0,7022+ 4,2732

Breaking Capasity MCCB Cabang Kelompok 4


R15=Rtot + R10 + R6=0,538+0,028+0,014=0,58 m
X 15= X tot + X 10+ X 6=4,138+0,06+ 0,075=4,273m
I sc=

U
400
=
=53,55 kA
3 Z 3 0,582+ 4,2732

Breaking Capasity MCCB Cabang Kelompok 5


R16=Rtot + R11 + R 6=0,538+ 0,125+ 0,014=0,677 m
X 16= X tot + X 11 + X 6=4,138+ 0,03+0,075=4,243 m
I sc=

U
400
=
=53,74 kA
3 Z 3 0,6772 +4,2432

Dengan perhitungan Isc pada masing masing pengaman maka dapat ditentukan
pengaman adalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Pengaman Utama: ACB Masterpack NW40b 5000 A Icu 100 kA


Pengaman Kelompok 1: MCCB Compact NS1600b 1000 A Icu 70 kA
Pengaman Kelompok 2: MCCB Compact NS1600b 700 A Icu 70 kA
Pengaman Kelompok 3: MCCB Compact NS1600b 640 A Icu 70 kA
Pengaman Kelompok 4: MCCB Compact NS1600b 1200 A Icu 70 kA
Pengaman Kelompok 5: MCCB Compact NS1600b 1000 A Icu 70 kA

25

H. MENENTUKAN ARRESTER
Arrester dipakai sebagai alat proteksi utama dari tegangan lebih. Oleh karena
pemilihan arrester harus sesuai dengan peralatan yang dilindunginya. Karena
kepekaan arrester terhadap tegangan, maka pemakainya harus disesuikan dengan
tegangan sistem. Pemilihan lightning arrester dimaksudkan untuk mendapatkan
tingkat isolasi dasar yang sesuai dengan Basic Insulation Level (BIL) peralatan yang
dilindungi, sehingga didapatkan perlindungan yang baik.
Pada pemilihan arrester ini dimisalkan tegangan impuls petir yang datang berkekuatan
400 KV dalam waktu 0,1s, jarak titik penyambaran dengan transformator 5 km.
1) Tegangan Dasar Arrester
Pada jaringan tegangan menengah arrester ditempatkan pada sisi tegangan
tinggi (primer) yaitu 20 KV. Tegangan dasar yang dipakai adalah 20 KV sama
seperti tegangan pada sistem. Hal ini dimaksudkan agar pada tegangan 20 KV
arrester tersebut masih bisa bekerja sesuai dengan karakteristiknya yaitu tidak
bekerja pada tegangan maksimum sistem yang direncanakan, tetapi masih
tetap mampu memutuskan arus ikutan dari sistem yang efektif.
Tegangan sistem tertinggi umumnya diambil harga 110% dari harga tegangan
nominal sistem. Pada arrester yang dipakai PLN adalah:
Vmaks=110 20 KV =22 KV
Dipilih arrester dengan tegangan 22 KV.
2) Koefisien Pentanahan
26

Didefinisikan sebagai perbandingan antara tegangan rms fasa sehat ke tanah


dalam keadaan gangguan pada tempat dimana penangkal petir, dengan
tegangan rms fasa ke fasa tertinggi dari sistem dalam keadaan tidak ada
gangguan Untuk menetukan tegangan puncak (Vrms) antar fasa dengan
ground digunakan persamaan:
Vm 22
Vrms=
= =15,5 KV
2 2
Dari persamaan di atas maka diperoleh persamaan untuk tegangan phasa
dengan ground pada sistem 3 phasa didapatkan persamaan:
Vrms 2 15,5 2
Vm(LG )=
=
=12,6 KV
3
3
Koefisien Pentanahan=

12,6 KV
=0,82
15,5 KV

Keterangan:
Vm = Tegangan puncak antara phasa dengan ground (KV)
Vrms = Tegangan nominal sistem (KV)
3) Tegangan Pelepasan Arrester
Tegangan kerja penangkap petir akan naik dengan naiknya arus pelepasan,
tetapi kenaikan ini sangat dibatasi oleh tahanan linier dari penangkap petir.
Tegangan yang sampai pada arrester:
e
400 KV
E=
=
=133,3 KV
K x 0,0006 5 km
Keterangan:
E
= Tegangan pelepasan arrester (KV)
e
= Tegangan surja yang datang (KV)
K
= Konstanta redaman (0,0006)
x
= Jarak perambatan
Harga puncak surja petir yang masuk ke pembangkit datang dari saluran yang
dibatasi oleh BIL saluran. Dengan mengingat variasi tegangan flashover dan
probabilitas tembus isolator, maka 20% untuk faktor keamanannya, sehingga
harga e adalah:
e=1,2 BIL saluran
Keterangan:
e
= Tegangan surja yang datang (KV)
BIL = Tingkat isolasi dasar transformator (KV)
4) Arus Pelepasan Nominal
2eE
I=
Z+ R

27

Z adalah impedansi saluran yang dianggap diabaikan karena jarak perambatan


sambaran tidak melebihi 10 km dalam arti jarak antara GTT yang satu dengan
yang GTT yang lain berjarak antara 8 sampai 10 km. (SPLN 52-3, 1983:11)
Tegangankejut impuls 100 105 KV
R=
=
=42
Arus pemuat
2,5 KV
I=

2 400 KV 133,3 KV
=15,8 kA
42

Keterangan:
I
= Arus pelepasan arrester (A)
e
= Tegangan surja yang datang (KV)
E
= Tegangan pelepasan arrester (KV)
Z
= Impedansi surja saluran ()
R
= Tahanan arrester ()
Jatuh tegangan pada arrester dapat dihitung dengan menggunakan persamaan:
V =I R
Sehingga tegangan pelepasan arrester didapatkan sesuai persamaan:
e a=E0 +( I R)
Keterangan:
I
= Arus pelepasan arrester (kA)
Eo
= Tegangan arrester pada saat arus nol (KV)
ea
= Tegangan pelepasan arrester (KV)
Z
= Impedansi surja ()
R
= Tahanan arrester ()
5) Pemilihan Tingkat Isolasi Dasar (BIL)
Basic Impuls Insulation Level (BIL) suatu level yang dinyatakan dalam
impulse crest voltage (tegangan puncak impuls) dengan standart suatu
gelombang 1,5 x 40 s. Sehingga isolasi dari peralatan-peralatan listrik harus
mempunyai karakteristik ketahanan impuls sama atau lebih tinggi dari BIL
tersebut.
Harga puncak surja petir yang masuk ke pembangkit datang dari saluran yang
dibatasi oleh BIL saluran. Dengan mengingat variasi tegangan flasover dan
probabilitas tembus isolator, maka 20% untuk faktor keamanannya, sehingga
harga E adalah:
e=1,2 BIL saluran
e=1,2 150 KV

e=180 KV
Basic Impuls Insulation Level (BIL) level yang dinyatakan dalam impulse
crest voltage (tegangan puncak impuls) dengan standart suatu gelombang
1,2/50 s. Sehingga isolasi dari peralatan-peralatan listrik harus mempunyai
28

karakteristik ketahanan impuls sama atau lebih tinggi

dari BIL tersebut.

Sehingga dipilih BIL arrester yang sama dengan BIL transformator yaitu 150
KV.
6) Margin Perlindungan Arrester
Untuk mengitung dari margin perlindungan dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut:
BIL
MP=
100
KIA1

( )
150 KV
MP=(
100
133,31 )
MP=125,28

Keterangan:
MP
= Margin perlindungan (%)
KIA = Tegangan pelepasan arrester (KV)
BIL = Tingkat isolasi dasar (KV)
Berdasarkan rumus di atas ditentukan tingkat perlindungan untuk tafo daya.
Kriteria yang berlaku untuk MP > 20% dianggap cukup untuk melindungi
transformator.
7) Jarak Penempatan Arrester dengan Peralatan
Penempatan arrester yang baik adalah menempatkan arrester sedekat mungkin
dengan peralatan yang dilindungi. Jarak arrester dengan peralatan Yang
dilindungi digunakan persamaan sebagai berikut:
2 A x
Ep=ea +
V
125=133,3 KV +

2 400 KV / s x
300 m/s

8,3=26,6 x

x=0,31 m
Jadi, jarak arrester sejauh 31 cm dari transformator yang dilindungi.
Perhitungan jarak penempatan arrester di atas digunakan untuk transformator
tiang. Namun di wilayah pabrik terdapat penempatan transformator di
permukaan tanah dengan menggunakan kabel tanah. Transformator tersebut
berada dalam tempat terpisah dengan pengaman arresternya. Transformator
diletakkan di atas tanah dan terhubung dengan arrester yang tetap diletakkan
di atas tiang melalui kabel tanah.
Tabel batas aman arrester.

29

IMPULS

BIL

BIL

PETIR

ARRESTER

TRAF0

(KV)

(150 KV)

(125 KV)

KONDISI

KETERANGAN

Tegangan masih di
bawah
120 KV

< 150 KV

<125 KV

Aman

rating

transformator
maupun arrester.
Tegangan
masih

125 KV

130 KV

<150 KV

<150 KV

=125 KV

Aman

>125 KV

Aman

memenuhi

batasan

keduanya.
Tegangan

lebih

diterima arrester dan


dialirkan ke tanah.
Masih
memenuhi
batas

150 KV

200 KV

=150 KV

>150 KV

>125 KV

tegangan

Aman

tertinggi yang bisa

Tidak aman

diterima arrester.
Arrester
rusak,

>125 KV

transformator rusak.

Berdasarkan keterangan diatas maka pemilihan BIL arrester harus mempunyai


kemampuan yang sama atau diatas tegangan BIL petir (150 kV), sedangkan
untuk BIL trafo dapat menggunakan BIL yang lebih rendah yaitu 125 kV.
Oleh karena itu dipilih arrester merk HUBBEELL OHIO BRASS, yang
mempunyai spesifikasi umum sebagai berikut:
Type
: 300620
Voltage Nominal (Ur) : 24 KV
1,2/50 BIL
: 165 KVcr
8) Pemilihan Arrester
Dalam hal ini pemilihan arrester yang digunakan untuk sistem tegangan
menengah yaitu arrester katup. Arrester ini terdiri dari atas beberapa sela
percik yang dihubungkan seri dengan resistor tak-linier. Resistor tak linier
mempunyai tahanan yang rendah bila dialiri arus besar dan mempunyai
tahanan yang besar saat dialiri arus kecil. Resistor tak-linier umumnya
digunakan untuk arrester yang terbuat dari bahan silikon karbid. Kerja arrester

30

ini tidak dipengaruhi keadaan udara sekitar karena sela percik dan resistor taklinier keduanya ditempatkan dalam tabung isolasi tertutup.
Buatan
: Elpro
Rated Voltage
: 21 kV
MCOV
: 17 kV
Ref. Voltage
: 21 kV
Arus pelepasan
: 5 kA
Switcing impulse
: 125 A

I. MENENTUKAN CUT OUT


Karakteristik utama suatu cut-out adalah sehubungan dengan kebuuhan antara waktu
dan arus. Hubungan antara minimum melting dan maksimim clearing time, ditentukan
dari test data yang menghasilkan karakteristik waktu dan arus. Kurva minimum
melting time dan maksimum clearing time adalah petunjuk yang penting dalam
penggunaan fuse link pada system yang dikoordinasikan.
Melting time adalah interval waktu antara permulaan arus gangguan dan pembusuran
awal. Interval selama dalam masa pembusuran berakhir adalah arching time.
Sedangkan clearing time adalah melting time ditambah dengan arching time.

31

Penggunaan cut-out tergantung pada arus beban, tegangan, type system, dan arus
gangguan yang mungkinterjadi. Keempat factor diatas ditentukan dari tiga buah rating
cut-out, yaitu:
1) Pemilihan Rating Arus Kontinyu
Rating arus kontinyu dari fuse besarnya akan sama dengan atau lebih besar
arus arus beban kontinyu maksimum yang diinginkan akan ditanggung. Dalam
menentukan arus beban dari saluran, pertimbangan arus diberikan pada
kondisi normal dan kondisi arus beban lebih (overload).
Pada umumnya outgoing feeder 20 kV dari GI dijatim mampu menanggung
arus beban maksimum 630 A, maka arus beban sebesar 100 A. pada cabang
adalah cukup. Di Jatim rating arus tertinggi cut-out adalah 100 A.
2) Pemilihan Rating Tegangan
Rating tegangan ditentukan dari karakteristik sebagai berikut:
- Tegangan system fasa atau fasa ke tanah maksimum
- Sistem pentanahan
- Rangkaian satu atau tiga fasa
Sesuai dengan tegangan sistem di pabrik maka rated tegangan cut-out dipilih
sebesar 20 kV dan masuk ke BIL 150 kV.
3) Pemilihan Rating Pemutusan
Setiap transformator berisolasi minyak harus diproteksi dengan gawai proteksi
arus lebih secara tersendiri pada sambungan primer, dengan kemampuan atau
setelan tidak lebih dari 250% dari arus pengenal transformator.
Setelah melihat data-data diatas maka perhitungan pemilihan fuse cut-out
adalah sebagai berikut:
Arus untuk cut-out
kVA (Trafo)
I co=
3 x 20 kV
I co=

2500 kVA
=72,16 A
3 x 20 kV

Nilai tersebut adalah nilai maksimum sedangkan dalam perencanaan ini


digunakan CO dengan perhitungan 120 % dikalikan dengan arus pengenal
transformator pada sisi primer, yaitu 86,59 A dan 20 % diambil dari
pertimbangan faktor pengembangan.
Rating arus kontinyu dari fuse besarnya dianggap sama atau lebih besar dari
beban kontinyu maksimal yang diinginkan/ditanggung. Oleh karena itu dipilih
CO dengan arus sebesar 90 A.

32

J. GROUNDING
1) Grounding pada Body Trafo, Body Kubikel, Sangkar Faraday, Kabel
N2XSEFGbY
Pentanahan body trafo, body kubikel, sangkar faraday, dan kabel
N2XSEFGbY harus mempunyai tahanan maksimum 5 ohm. Dalam
pentanahan ini menggunakan sistem pentanahan elektroda batang dengan
catatan:
- Elektroda ditanam pada tanah ladang dengan tahanan jenis 100 ohm /
-

meter.
Menggunakan sistem pentanahan dengan konfigurasi triangle
Panjang elektroda = 1,5 m
Elektroda ditanam sedalam panjang elektroda

33

Supaya batang elektroda tidak terlalu panjang maka dalam perencanaan


pentanahan ini metode yang digunakan adalah metode triangle. Untuk
merencanakan metode pentanahan tersebut diketahui data sebagai berikut:
D = 14,2 mm = 0,142 m , r = 0,071 m
l

= 1,5 m

l = 3 m (Jarak)

= 100

Untuk menghitunga tahanan pentanahan maka terlebih dahulu menghitung


faktor pengali (k) sesuai dengan metode yang dipilih yaitu:
x=

1+l 1+3
=
=1,33
l
3

m=

k=

ln x ln 1,33
=
=0,0934
l
1,5
ln
ln
r
0,071

1+2 m 1+2( 0,0934)


=
=0,3956
3
3

Setelah melihat data data tersebut maka tahanan pentanahannya adalah,


dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Rpt=

x k 100 x 0,3956
=
=2,099
2 L
2 3

Dengan menggunakan metode triangle maka tidak membutuhkan elektroda


yang terlalu panjang.
2) Grounding pada Arrester
Dalam perencanaan pentanahan ini metode yang digunakan adalah metode
triangle, untuk merencanakan metode pentanahan tersebut diketahui datadata
sebagai berikut:
r

= 0,071 m

= 1,5 m

= 3 m (jarak)
34

=100 /m

Untuk menghitung tahanan pentanahan maka terlebih dahulu menghitung


factor pengali (k) sesuai dengan metode yang dipilih yaitu:
1+ L 1+3
x=
=
=1,33
L
3
m=

k=

ln x ln 1,33
=
=0,0934
l
1,5
ln
ln
r
0,071

1+2 m 1+2( 0,0934)


=
=0,3956
3
3

Setelah melihat data data tersebut maka tahanan pentanahannya dapat


dihitung dengan rumus sebagai berikut:
x k 100 x 0,3956
Rpt=
=
=2,099
2 L
2 3
Karena pada arrester tahanan maksimum adalah 1 ohm sedangkan hasil yang
di dapat 2,099 maka elektroda diparalel agar mendapatkan nilai resistansi
dibawah batas maksimal.
1
1
1
1
3
=
+
+
=
Rpt 2,099 2,099 2,099 2,099
Rpt=

2,099
=0,699 memenuhi syarat
3

3) Grounding pada Titik Netral Trafo, Panel LVMDP, Panel Genset, Body Genset
Pada pentanahan titik netral trafo, Panel MDP, Body Genset, Panel Genset
harus mempunyai tahanan maksimum 5 ohm. Dalam pentanahan ini,
menggunakan pentanahan sistem triangle, dengan data sebagai berikut:
r

= 0,071 m

= 1,5 m

= 3 m (jarak)

=100 /m

Untuk menghitung tahanan pentanahan maka terlebih dahulu menghitung


factor pengali (k) sesuai dengan metode yang dipilih yaitu:
1+ L 1+3
x=
=
=1,33
L
3

35

m=

k=

ln x ln 1,33
=
=0,0934
l
1,5
ln
ln
r
0,071

1+2 m 1+2( 0,0934)


=
=0,3956
3
3

Setelah melihat data data tersebut maka tahanan pentanahannya dapat


dihitung dengan rumus sebagai berikut:
x k 100 x 0,3956
Rpt=
=
=2,099
2 L
2 3

K. PEMILIHAN GENSET
1) Daya Genset
Tenaga yang dicadangkan adalah sebesar 60%, jadi:
DayaGenset =60 Beban Total
60 2000 KVA

1200 KVA
Jadi dipilih genset dengan kapasitas sebesar 1275 kVA, dimana pada katalog
tidak terdapat genset dengan daya 1200 kVA. (Untuk katalog lihat di lampiran)
36

2) Rating Pengaman Genset


1275 kVA
=
=1840,3 A
3 x 400
Rating=250 2,5 1840,3=4600 A

Pengaman ACB yang dipilih adalah ACB TYPE NW16 1600A Icu sebesar 50
kA.
3) Penghantar
KHA=125 1,25 1840,3=2300,3 A
Penghantar untuk genset dipasang dengan catatan:
- Menggunakan penghantar NYY 1 x 185 mm
- Suhu keliling penghantar adalah 35
- Penghantar diletakkan pada cable tray dengan sirkulasi udara
Menggunakan kabel NYY merk SUPREME 5 x ( 1 x 240 mm ) dengan KHA
590 A maka:
KHA sebenarnya=5 590 A=2950 A
Suhu keliling penghantar adalah 35 , maka KHA penghantar menjadi:
KHA=0,93 2450=2743,5 A

Dan penghantar diletakkan di Cable Tray dengan sirkulasi udara, maka KHA
menjadi:
KHA=0,96 2278,5 A=2633,7 A

4) Busbar
KHA=2300,3 A
Dipilih busbar berbahan tembaga yang dilapisi lapisan konduktif dengan 2
jumlah batang, besar penampang sebesar 300 mm2 dengan KHAnya sebesar
1400 A. Karena menggunakan 2 busbar maka KHAnya menjadi:
KHA=2 1400=2800 A sehingga KHA busbar sudah memenuhi syarat.
Jadi, dipilih busbar cu 5 2 (60 5 mm)

37

L. PEMILIHAN ATS
Jika sumber dari PLN mati maka Genset harus segera menyala untuk menggantikan
sumber PLN. Dan demikian juga sebaliknya apabila tiba tiba sumber PLN masuk
maka Genset harus segera off, karena genset dan PLN tidak boleh bekerja secara
bersamaan. Apabil sumber PLN dan genset masuk bersamaan maka akan terjadi
kerusakan. Oleh karena itu diperlukan sistem interlocking antara PLN dan Genset.
Dalam perencanaan alat ini, alat yang digunakan adalah ATS. ATS merupakan alat
yang digunakan atau alat yang dapat mentransfer atau memindah secara otomatis
antara PLN dan Genset. Sehingga lebih memudahkan dalam pengoperasian karena
38

lebih cepat dan menghindarkan terjadinya kerusakan yang diakibatkan PLN dan
Genset bekerja bersama sama.
Daya ATS yang digunakan dipilih yang sama dengan daya genset yaitu 900 kVA.
1275 kVA
=
=1840,3 A
3 x 400
Maka menggunakan ATS dengan spesifikasi :
Merk

= CATERPILLAR

Ampere rating = 2000 A


Pole

= 3 Poles

M. PEMILIHAN UPS
1) Daya UPS
Digunakan beban prioritas pada Cabang 1 karena pada cabang tersebut
diusahakan agar saat sumber dari PLN mati Cabang tersebut masih tetap
beroperasi sebelum sumber dipindah ke genset, sehingga:
Daya Beban Prioritas=Cabang Kelompok 1=500 kVA
Kapasitas Daya=FK Daya Beban

Prioritas
Terpasang

0,7 500 kVA

39

350 kVA
Maka dipilih UPS dengan spesifikasi :
Merk
= CATERPILLAR
Tipe
= UPS 300 SERIES
Kapasitas
= 500 kVA / 400 kW
Tegangan Input
= 400 V
2) Penghantar UPS
500
=
=759,6 A
3 380
KHA=1,25 1,25 759,6=949,5 A
Penghantar untuk Genset dipasang dengan catatan:
- Menggunakan penghantar NYY 3 x ( 1 x 150 mm )
- Suhu keliling penghantar adalah 35
- Penghantar diletakkan dengan cable tray dengan sirkulasi udara
Kabel yang digunakan NYY di udara 150 mm2 dengan KHA 430 A
Jumlah kabel=

949,5
=2,2 3 Penghantar
430
maka,

KHA sebenarnya=3 430=1290 A


Suhu keliling penghantar adalah 30, maka KHA penghantar menjadi:

A=0,93 1290=1199,7 A
Penghantar diletakkan di kabel tray dengan sirkulasi udara, maka KHA
menjadi:

A=0,96 1199,7=1151 A

Maka Penghantar menggunakan :


Supreme Cable

NYY 3 x ( 1 x 150 mm) /F


NYY 2 x ( 1 x 150 mm)/N
BC 1 x 70 mm

40

Sepatu kabel untuk kabel NYY 150 mm2 digunakan dengan ukuran diameter
E13 dan Mur dan baut dipilih dengan ukuran 7/16 inchi. (Lebih lengkap
lihat katalog).

N. PEMILIHAN PERANGKAT ATAU PERALATAN PADA KUBIKEL

41

Kubikel 20 kV adalah komponen peralatan untuk memutuskan dan


menghubungkan, pengukuran, tegangan, arus maupun daya, peralatan
proteksi dan control. Didalam perencanaan ini, pelanggan memesan daya
kepada PLN sebesar 865 kVA, pelanggan ini termasuk pelanggan TM / TM /
TR sehinga trafo milik pelanggan, rugi-rugi di tanggung pelanggan,
pengukuran di sisi TT dan trafo ditempatkan di gardu distribusi. Kubikel
terdiri dari dua unit. Pertama adalah milik PLN (yang bersegel) dan kubikel
milik pelanggan (hak pelanggan sepenuhnya). Setiap kubikel terdiri dari
incoming,
pelanggan

metering
dan

PLN

dan

outgoing.

disamakan

Pada

perencanaan

spesifikasinya,

karena

ini,

kubikel

selain

PLN,

pelanggan juga perlu memonitoring metering milik pelanggan itu sendiri.


Spesifikasi kubikel ialah:
Incoming : IMC Metering : CM2 Outgoing : DM1-A

1) Incoming
Terdiri atas LBS (load break switch), coupling kapasitor dan CT.

42

LBS
Ialah pemutus dan penyambung tegangan dalam keadaan
berbeban, komponen berbeban terdiri atas beberapa fungsi
yaitu:

a) Earth Switch
b) Disconnect Switch
c) Load Break Switch

Untuk meng-energized, proses harus berurutan (1-2-3) dan


memutus beban harus dengan urutan kebalikan (3-2-1).

kVA trafo
115
3 20

2500
115
3 20

=82,99 A
Maka dipilih LBS pada rated voltage 24 kV untuk unit IMC 630
A.

Coupling Capasitor
Dalam

penandaan

dengan

tegangan

kubikel
kerja

membutuhkan

400

kV.

Karena

lampu
pada

tanda
kubikel

mempunyai tegangan kerja 20 kV, maka tegangan tersebut


harus diturunkan hingga 400 V menggunakan coupling
capasitor dengan 5 cincin.

Current Transformator (CT)


Trafo yang digunakan adalah trafo dengan daya 2500 kVA,
sehingga arus nominalnya ialah:

kVA trafo
3 20

43

2500
3 20

=72,16 A
Meter yang digunakan hanya mampu menerima arus sampai
5 A, sehingga dibutuhkan trafo arus (CT) dengan spesifikasi:

a)
b)
c)
d)

Transformer For units IMC Transformer ARM2/N2F


Single Primary Winding: 75/5 A
Double Secondary Winding Untuk Pengukuran dan Pengaman
Arus rating: 75 A

2) Metering

Terdiri atas LBS type CS, busbar 3 phasa, LV circuit isolation switch,
LV fuse, 3 fuse type UTE atau DIN 6.3 A, heater 150 W (karena
daerah degan tingkat kelembaban tinggi).

Load Break Switch type CS


Dioperasikan dengan pengungkit yang terdiri atas:
a) Earth switch
b) Disconnect switch
c) Auxiliary kontak untuk CM2 yaitu 10 + 2c

Voltage Transformer
Transformer VRC2 / S1 phase to phase 50 Hz
a) Rated voltage
: 24 kV
b) Primary voltage
: 20 kV
c) Secondary voltage : 100 V
d) Thermal power
: 500 VA
e) Kelas akurasi
: 0,5

Fuse

44

Fuse yang digunakan pada kubikel metering tergantung dari


tegangan kerja dan transformator yang digunakan. Setelah
melihat tabel seleksi fuse (katalog kubikel), fuse CF dengan
rating 100 A (standart DIN).

Heater 150 W
Heater digunakan sebagai pemanas dalm kubikel. Sumber
listrik heater ini berdiri sendiri 220 V-AC. Difungsikan untuk
menghindari flash over akibat embun yang ditimbulkan oleh
kelembaban di sekitar kubikel.

45

3) Outgoing

Terdiri atas:

SF1 atau SF set circuit breaker (CB with SFG gas)


Pemutus dari earth switch
Three phase busbar
Circuit breaker operating mechanism
Dissconector operating mechanism CS
Voltage indicator
Three ct for SF1 CB
Aux contact on CB
Connections pads for ary-type cables
Downstream earhting switch

Dengan aksesori tambahan:

Aux contact pada disconnector


Additional enclosure or connection enclosure for cabling from

above
Proteksi

progamable electronic unit for SF1CB.


Key type interlock
150 W heating element
Stands footing
Surge arrester
CB dioperasikan dengan motor mekanis

menggunakan

stafimax

relay

atau

sepam

Pada pemilihan LBS untuk unit DM1-1 maka dipilih LBS pada rated
voltage 24 kV untuk unit DM1-A 20 kA.

46

Pemilihan CT untuk unit DM1 yaitu: Transformer ARJP1/N2F dengan


spesifikasi:

Double primary winding


Single secondary winding for measurement and protection
Arus rating = 50/100

O. PERHITUNGAN KAPASITOR
Kapasitor bank adalah peralatan listrik untuk meningkatkan power factor (pf), yang
terdiri dari rangkaian-rangkaian kapasitor yang dirangkai dalam suatu panel yang
disebut panel kapasitor bank, yang disusun seri atau paralel dalam suatu grup dengan
lapisan logam. Dalam kapasitor bank terdapat resistor yang berfungsi sebagai alat
internal untuk membuang sisa tegangan. Biasanya kapasitor bank disusun dalam
variasi rating tegangan sekitar 240 V 24940 V dan dalam rating kapasitas sekitar 2,5
1000 kVAr.
Kapasitor banyak digunakan di industry dengan berbagai pertimbangan. Pemasangan
kapasitor mempunyai keuntugan sebagai berikut:
1. Menghilangkan kelebihan beban atas kelebihan pemakaian pemakaian daya
reaktif.
2. Menurunkan pemakaian KVA total.
3. Optimasi jaringan.
- Meningkatkan daya yang bisa disuplai oleh trafo.
- Menurunkan susut tegangan.
- Menurunkan rugi rugi kabel.

47

Diketahui data pabrik sebagai berikut:


Power Factor=0,75
Power Factor yang Diinginkan=0,95

DayaTerpasang=1680 kVA
Daya Aktif =1680 0,75=1260 kW

1. Perhitungan menggunakan metode 1 (tabel cos phi). Melihat tabel cos phi
menunjukkan factor pengali sebesar 0,371. Maka daya reaktif yang diperlukan:
0,553 1260 kW =696,78 kVAR 770 kVAR
Sehingga menggunakan kapasitor bank merk ABB (lihat lampiran halaman)
7 step (@110 kVAR) dengan In = 200A
2. Pengaman Kapasitor (@Kapasitor 110 kVAR)
Qc
=
3 400
=

110 103
3 400

=158,8 A

I pengaman= 150 =158,8 1,5=238,2 A


Jadi, masing-masing kapasitor menggunakan MCCB SCHNEIDER TYPE
EZC250H dengan In = 225A
3. Pengaman Utama Kapasitor
Qc tot
=
3 400
3

770 10
=
3 400
=1111,3 A

I pengaman= 150 =1111,3 1,5=1666,9 A


Jadi,

pengaman

utama

kapasitor

menggunakan

ACB

MASTERPACT

SCHNEIDER TYPE NW20 dengan In = 2000 A


4. Penghantar Kapasitor
KHA=125
KHA=1,25 158,8
KHA=198,5 A

Maka menggunakan penghantar kabel NYY 3 x ( 1 x 50mm2 ) dengan In 205 A.

48

5. Perhitungan Kontaktor
Arus puncak =200 2 158,8=317,6 A
Jadi, menggunakan kontaktor TEYS CONTACTOR TYPE LC1F330 dengan Ie
max = 330A.

49

Anda mungkin juga menyukai