TUGAS 3
BAB 1
PERENCANAAN PABRIK
c) Kelompok 3
d) Kelompok 4
e) Kelompok 5
Total Daya
= 200 kVA
= 600 kVA
= 400 kVA
= 2000 kVA
S
3 380
1730
3 380
2,62 A
B. MEMILIH TRAFO
Untuk menentukan besarnya kapasitas transformator yang dipilih hendaknya
mengetahui kebutuhan daya maksimum maupun daya terpasang dari sebuah instalasi
atau sistem instalasi. Sistem ini dibagi menjadi 5 kelompok, dari keterangan
perhitungan di atas.
Sistem ini mempunyai kebutuhan beban maksimum sebesar 1400 kVA dengan
menggunakan faktor kebutuhan sebesar 0,7. Dan kapasitas daya terpasang sebesar
3
1680 kVA. Pada keadaan tersebut kerja dari belitan trafo dianggap hanya 80%, karena
trafo di negara asal pembuatnya dirancang atau didesain dengan kondisi 4 musim,
sedangkan di Indonesia hanya terdapat 2 musim yang menyebabkan pendinginan trafo
tidak merata. Selain itu faktor kebutuhan beban juga diperhitungkan.
Hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan kapasitas daya dari trafo yaitu:
1) Load Factor
Yaitu perbandingan antara beban rata-rata dalam suatu jangka waktu tertentu
dengan beban maksimum dalam jangka waktu tersebut.
Beban Maks.(Pv )
fL=
Beban RataRata ( Pmax)
2) Diversity Factor
Diversity atau ke tak-serempakan merupakan perbandingan antara jumlah
seluruh beban maksimum dari setiap bagian sistem dengan beban maksimum
dari seluruh sistem sebagai suatu kelompok beban.
Jumlah Seluruh Beban Maks. dari BagianBagian Sistem
FD=
Beban Maks. dari Seluruh Sistem
3) Coincidence Factor
Yaitu faktor keserempakan beban yang nilainya dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut:
1
fC =
FD
4) Demand Factor
Demand factor atau faktor kebutuhan didefinisikan sebagai perbandingan
antara daya terpakai maksimum dengan daya yang disambung.
DayaTerpakai Maks .(Pmax)
fD=
DayaTersambung (Pinst)
Selain itu kita harus memperhitungkan pertumbuhan beban atau melonjaknya
kebutuhan tenaga listrik, dan pada umumnya di Indonesia, kita harus meramalkan hal
tersebut sampai 5 tahun mendatang untuk konsumen komersil (dalam hal ini
kalangan industri). Peramalan kebutuhan beban didapat menurut permintaan dari
konsumen industri tersebut.
Dalam perencanaan ini mengacu pada metode Demand Factor (Factor
Kebutuhan), dengan memperhatikan pertimbangan di atas, sehingga didapat daya
terpasang sebesar 1680 kVA. Karena di pasaran trafo dengan daya sebesar 1680 kVA
tidak tersedia, sehingga daya trafo yang dipilih di atas dari kapasitas daya terpasang
pada sistem ini yaitu sebesar 2000 kVA.
4
Berdasarkan peraturan yang ada, dengan daya trafo di atas 200 kVA adalah trafo milik
pelanggan, sehingga trafo yang digunakan adalah trafo milik pelanggan karena rugirugi trafo ditanggung oleh pelanggan. Trafo distribusi di Indonesia, pada umumnya di
sisi tegangan tinggi menggunakan 20 kV dan di sisi tegangan rendah menggunakan
220/380 V. Trafo yang dipilih pada sistem ini di sisi tegangan rendahnya
menggunakan sebesar 400 V. Pada trafo tenaga, variasi tegangan yang diperbolehkan
adalah 5% sehingga trafo harus dilengkapi dengan tap-changer.
Untuk pemilihan kelas isolasi, kelas isolasi yang dipilih adalah 24 kV. Hal ini
bertujuan apabila surja datang dari saluran trafo yang serentak tiga fasa, trafo akan
tetap aman. Karena kemungkinan titik netral trafo yang diketanahkan mengalami
tekanan yang berbahaya, oleh karena itu kelas isolasi yang dipilih berdasarkan
tegangan primer trafo yaitu 20 kV dengan BIL 150 kV.
Lalu memilih trafo dengan pembebanan (membutuhkan katalog trafo), dengan dilihat
dari perhitungan di atas dipilih trafo sebesar 2000 kVA dan satu tingkat di atasnya
sebesar 2500 kVA. Dari kedua trafo tersebut bisa dibandingkan dengan standar untuk
memilih trafo dengan pembebanan yang diizinkan berdasarkan IEEE sebesar 0,75
0,85. Dapat diketahui dengan rumus sebagai berikut:
Daya Terpasang
100
Kapasitas Trafo yang Dipilih
a. Spesifikasi Mekanis
Merk
Centrado
Trafindo
Panjang
(mm)
2150
2250
Lebar
(mm)
1350
2025
Tinggi
(mm)
2080
820
Berat
(kg)
5800
5720
Volume Minyak
(l)
1450
1500
b. Spesifikasi Elektrikal
Merk
Impedans
Centrado
Trafindo
i
(%)
7.0
7.0
Rugi Berbeban
(Watt)
3250
4000
28000
25000
Efisiensi
Nois
saat 75%
e
(dB)
68
62
98.99
99.05
Dari data yang telah diperoleh, dipilih trafo dengan merk TRAFINDO dengan
pertimbangan :
-
Rugi-rugi rendah, baik rugi-rugi saat berbeban dan total rugi tanpa beban dengan
berbeban.
Dimensi trafo yang relatif kecil dibandingkan dengan trafo merk lainnya.
Data pada katalog yang lengkap sehingga mempermudah perencanaan.
Mudah pemesanan karena trafo yang dipilih merupakan trafo produk dalam
negeri.
Untuk itu kita harus menghitung seberapa besar celah ventilasi yang dibutuhkan agar
sirkulasi udara dapat berjalan dengan baik.
2
Menurut PUIL 1977 celah minimal suatu ventilasi trafo adalah 20cm / kVA
terpasang, dengan perhitungan sebagai berikut:
Celah ventilasi pada trafo dihitung pada saat load losses pada suhu 65 oC dengan
losses sebesar 25000 Watt = 25 kW hal tersebut dapat dilihat pada data trafo. Data lain
yang diketahui adalah sebagai berikut:
1) Temperatur udara masuk(t1) 20oC
2) Temperatur udara keluar (t2) 35oC
( )
3) Koefisiensi muai udara
1
273
860 Pv
(1 t 1)
1116(t 2t 1)
di mana:
Pv
t1
t2
sehingga:
V=
860 25
1
(1
20)
273
1116(3520)
V=
21500
( 10,07326 )
16740
V =1,28 ( 0,92 )
V =1,18 m 3 /s
di mana:
H
= ketinggian (m)
Koefisien tahanan aliran udara berbeda-beda tergantung pada kondisi daripada tempat
diletakkannya trafo itu sendiri.
Kondisi Tempat
Sederhana
4...6
Sedang
7...9
Baik
9...10
Karena udara yang keluar memiliki temperatur yang lebih tinggi daripada udara yang
masuk yang diakibatkan proses pendinginan trafo dalam ruangan sehingga terjadi
pemuaian maka ventilasi udara keluar yang dibutuhkan harus lebih besar daripada
celah ventilasi udara masuk, dengan kata lain:
q a> qc
sehingga:
q a=1,1 x q c
q a=1,1 x 2,68 m3 /s
q a=2,948 m2
Nilai perhitungan diatas adalah nilai minimum, sehingga pemakaian ventilasi udara di
lapangan bisa memakai ukuran yang lebih besar dari ukuran perhitungan di atas.
1) Celah ventilasi sisi atas
- Digunakan 2 buah ventilasi di bagian atas depan dengan ukuran
2,68 m x 2m
Celah ventilasi dibuat dari stainless steel dan dirancang miring untuk
2
sehingga luas celah ventilasi adalah 6,7 m
Celah ventilasi dibuat dari stainless steel dan dirancang miring untuk
menghidari rembesan air hujan, untuk sisi bawah celah ventilasi
dipasang tralis besi agar hewan tidak bisa masuk ke ruang
transformator.
penuh sehingga pekerja didalamnya bebas terhadap medan listrik, maka hal ini tidak
dapat dipakai untuk bekerja. Perlindungan terhadap medan ini hanya dilakukan oleh
sangkar yang hanya berbentuk setengah kotak atau sangkar yang tidak berbentuk
kotak penuh, tergantung pada derajat perlindungan yang kita inginkan.
Dalam perhitungan ini yang perlu diperhatikan adalah system pengaman dari sisi TR
maupun TT pada trafo. Sesuai dengan catalog yang ada jarak aman sisi tegangan
tinggi adalah 500 mm. dengan perkiraan panjang tangan manusia sekitar kurang lebih
500 mm. Sehingga dapat terhitung sangkar faraday sesuai dengan dimensi trafo yang
digunakan.
Dimensi trafo yang digunakan dengan data sebagai berikut:
Panjang (L)
: 2250 mm
Lebar (W)
: 2025 mm
Tinggi (H)
: 820 mm
Sehingga diperoleh dimensi sangkar faraday terpasang sebagai berikut:
Panjang= ( Jarak aman trafo+ Panjang tangan manusia ) 2+ Panjang trafo
Panjang= (500+ 500 ) 2+2250
Panjang=4250 mm
Lebar=( Jarak aman trafo+ Panjang tangan manusia ) 2+ Lebar trafo
Lebar=( 500+500 ) 2+2025
Lebar=4025 mm
Tinggi=Jarak aman trafo dengan atap+Tinggi trafo
Tinggi=1000+ 820
Tinggi=1820 mm
E. MENGHITUNG & MEMILIH KABEL DAN BUSBAR
1) Penghantar dari SUTM Menuju ke Kubikel PLN
- Penghantar dari SUTM menuju ke kubikel PLN menggunakan
-
Faktor penempatan kabel ditanam di dalam tanah sedalam 100 cm, maka
faktor pengali adalah 0,98 sehingga KHA kabel menjadi:
0,98=137,41 A
-
Drop tegangan (untuk panjang atau jarak kabel yang diasumsikan sebesar
20 m)
3 l I 3 20 90,21
V=
=
=1,59 V
x A
56 35
-
pelanggan
0,98=137,41 A
Drop tegangan (untuk panjang atau jarak kabel yang diasumsikan sebesar
20 m)
3 l I 3 20 90,21
V=
=
=1,59 V
x A
56 35
Drop tegangan pada penghantar cenderung kecil dan tidak melampaui
batas yang ditentukan. Sehingga penghantar yang dipilih adalah Supreme
Cable N2XSEFGbY 3 (1 x 35 mm)
3) Penghantar dari Kubikel Pelanggan Menuju ke Incoming Trafo
12
S
2500000
=
=72,16 A
3 V 3 20 kV
0,96=183,41 A
-
Drop tegangan (untuk panjang atau jarak kabel yang diasumsikan sebesar
10 m)
3 l I 3 10 72,16
V=
=
=0,63V
x A
56 35
-
13
DayaTerpasang=2500 kVA
S
2500000
=
=3608,4 A
3 V 3 400
Ukuran kabel yang dipilih adalah NYY 1 500 mm 2 dengan KHA 960
A in air pada 300 C dengan flat formation. Dengan demikian jumlah
kabel yang dibutuhkan adalah:
KHA
4510,54
Jumlah Kabel=
=
=4,69
KHA Kabel
960
7 Kabel
PVC.
6720 0,71=4771,2 Memenuhi standar KHA yang ditentukan
-
1,2 0,96=4580,35 A
Umax=3 400=12V
Karena
menggunakan
2 2410=4820 A
-
busbar
maka
KHAnya
menjadi
3 Kabel
berisolasi PVC.
11250,71=798,75 Memenuhi standar KHA yang
ditentukan
Faktor penempatan kabel diletakkan pada cable tray sehingga
penempatannya adalah laid on the racks in flat formation
dengan jumlah cable tray 1 buah maka KHAnya menjadi:
798,75 0,96=766,8 A
15
KHAnya menjadi
-
2 350=700 A
berisolasi PVC.
750 0,71=532,5 A Memenuhi standar KHA yang
ditentukan
Faktor penempatan kabel diletakkan pada cable tray sehingga
penempatannya adalah laid on the racks in flat formation
dengan jumlah cable tray 1 buah maka KHAnya menjadi:
532,5 0,96=511,2 A
16
2 202=404 A
sehingga KHA
2 Kabel
berisolasi PVC.
520 0,71=369,2 A Memenuhi standar KHA yang
ditentukan
Faktor penempatan kabel diletakkan pada cable tray sehingga
penempatannya adalah laid on the racks in flat formation
dengan jumlah cable tray 1 buah maka KHAnya menjadi:
369,2 0,96=354,4 A
ditentukan
Faktor penempatan kabel diletakkan pada cable tray sehingga
penempatannya adalah laid on the racks in flat formation
dengan jumlah cable tray 1 buah maka KHAnya menjadi:
837,8 0,96=804,2 A
S
280000
=
=425 A
3 V 3 380
3 Kabel
berisolasi PVC.
11250,71=798,75 A Memenuhi standar KHA yang
ditentukan
Faktor penempatan kabel diletakkan pada cable tray sehingga
penempatannya adalah laid on the racks in flat formation
dengan jumlah cable tray 1 buah maka KHAnya menjadi:
798,75 0,96=766,8 A
2 316=632 A
19
Sesuai dengan data di atas, maka rating pengaman yang dipilih adalah
In Rating Pengaman KHA Minimal Penghantar.
beban=
=
=303,10 A
3 V 3 400
-
Sesuai dengan data di atas, maka rating pengaman yang dipilih adalah
In Rating Pengaman KHA Minimal Penghantar.
Sesuai dengan data di atas, maka rating pengaman yang dipilih adalah
In Rating Pengaman KHA Minimal Penghantar.
Sesuai dengan data di atas, maka rating pengaman yang dipilih adalah
Sesuai dengan data di atas, maka rating pengaman yang dipilih adalah
In Rating Pengaman KHA Minimal Penghantar.
6) Pengaman Utama
S tot=S 1+ S 2+ S 3+ S 4+ S 5
S tot=350 kVA +210 kVA +120 kVA +420 kVA +280 kVA
S tot=1380 kVA
-
tot= 1+ 2+ 3+ 4 + 5
21
D
Y
cos=0,15
U 02 400 2
Z 1=
=
=0,32m
MVA 500
R1=Z 1 x cos x 103=0,32 x 0,15 x 103=0,048 m
X 1=Z 1 x sin x 103=0,32 x 0,98 x 103=0,316 m
2) Trafo
S
U
Pcu
%U
= 2500 kVA
= 400 V
= 15000 W
= 5,5 %
Usc U 2 5,5 4002
Z 2=
=3,52 m
100 kVA 100 2500
2
R 2=
Pcu U 10
15000 4002 103
=
=0,38 m
2
2
S
2500
X 2= (Z 22R22 )= (3,5220,382)=3,49m
L
15
=22,5
=0,096 m
A
500 7
0,12 x L=
0,12 15
=0,257 m
7
4) Busbar Utama MCCB Utama
Diasumsikan panjang busbar 1 m dan bahannya dari tembaga yang dilapisi
lapisan konduktif.
L
1
= =22,5
=0,014 m
A
800 2
12 x L=
0,15 1
=0,075 m
2
5) Breaking Capasity MCCB Utama
Rtotal=R1 + R2 + R3 + R 4=0,048+ 0,38+0,096+0,014=0,538 m
X total= X 1+ X 2 + X 3 + X 4=0,316+3,49+0,257+ 0,075=4,138 m
I sc=
U
400
=
=55,34 kA
3 Z 3 0,5382+ 4,1382
6) Busbar Utama
Diasumsikan panjang busbar 1 m dan bahannya dari tembaga yang dilapisi
lapisan konduktif.
L
1
= =22,5
=0,014 m
A
800 2
12 L=
0,15 1
=0,075 m
2
7) Busbar Percabang
- Busbar Cabang Kelompok 1
Diasumsikan panjang busbar 0,5 m dan bahannya dari tembaga yang
dilapisi lapisan konduktif.
L
0,5
R7= =22,5
=0,140m
A
40 2
X 7 =0,12 L=
-
0,12 0,5
=0,03 m
2
23
0,12 0,5
=0,03 m
2
0,12 0,5
=0,03 m
2
U
400
=
=53,71 kA
3 Z 3 0,6922+ 4,2432
U
400
=
=53,51 kA
3 Z 3 0,7862 +4,2432
U
400
=
=53,33 kA
3 Z 3 0,7022+ 4,2732
U
400
=
=53,55 kA
3 Z 3 0,582+ 4,2732
U
400
=
=53,74 kA
3 Z 3 0,6772 +4,2432
Dengan perhitungan Isc pada masing masing pengaman maka dapat ditentukan
pengaman adalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
25
H. MENENTUKAN ARRESTER
Arrester dipakai sebagai alat proteksi utama dari tegangan lebih. Oleh karena
pemilihan arrester harus sesuai dengan peralatan yang dilindunginya. Karena
kepekaan arrester terhadap tegangan, maka pemakainya harus disesuikan dengan
tegangan sistem. Pemilihan lightning arrester dimaksudkan untuk mendapatkan
tingkat isolasi dasar yang sesuai dengan Basic Insulation Level (BIL) peralatan yang
dilindungi, sehingga didapatkan perlindungan yang baik.
Pada pemilihan arrester ini dimisalkan tegangan impuls petir yang datang berkekuatan
400 KV dalam waktu 0,1s, jarak titik penyambaran dengan transformator 5 km.
1) Tegangan Dasar Arrester
Pada jaringan tegangan menengah arrester ditempatkan pada sisi tegangan
tinggi (primer) yaitu 20 KV. Tegangan dasar yang dipakai adalah 20 KV sama
seperti tegangan pada sistem. Hal ini dimaksudkan agar pada tegangan 20 KV
arrester tersebut masih bisa bekerja sesuai dengan karakteristiknya yaitu tidak
bekerja pada tegangan maksimum sistem yang direncanakan, tetapi masih
tetap mampu memutuskan arus ikutan dari sistem yang efektif.
Tegangan sistem tertinggi umumnya diambil harga 110% dari harga tegangan
nominal sistem. Pada arrester yang dipakai PLN adalah:
Vmaks=110 20 KV =22 KV
Dipilih arrester dengan tegangan 22 KV.
2) Koefisien Pentanahan
26
12,6 KV
=0,82
15,5 KV
Keterangan:
Vm = Tegangan puncak antara phasa dengan ground (KV)
Vrms = Tegangan nominal sistem (KV)
3) Tegangan Pelepasan Arrester
Tegangan kerja penangkap petir akan naik dengan naiknya arus pelepasan,
tetapi kenaikan ini sangat dibatasi oleh tahanan linier dari penangkap petir.
Tegangan yang sampai pada arrester:
e
400 KV
E=
=
=133,3 KV
K x 0,0006 5 km
Keterangan:
E
= Tegangan pelepasan arrester (KV)
e
= Tegangan surja yang datang (KV)
K
= Konstanta redaman (0,0006)
x
= Jarak perambatan
Harga puncak surja petir yang masuk ke pembangkit datang dari saluran yang
dibatasi oleh BIL saluran. Dengan mengingat variasi tegangan flashover dan
probabilitas tembus isolator, maka 20% untuk faktor keamanannya, sehingga
harga e adalah:
e=1,2 BIL saluran
Keterangan:
e
= Tegangan surja yang datang (KV)
BIL = Tingkat isolasi dasar transformator (KV)
4) Arus Pelepasan Nominal
2eE
I=
Z+ R
27
2 400 KV 133,3 KV
=15,8 kA
42
Keterangan:
I
= Arus pelepasan arrester (A)
e
= Tegangan surja yang datang (KV)
E
= Tegangan pelepasan arrester (KV)
Z
= Impedansi surja saluran ()
R
= Tahanan arrester ()
Jatuh tegangan pada arrester dapat dihitung dengan menggunakan persamaan:
V =I R
Sehingga tegangan pelepasan arrester didapatkan sesuai persamaan:
e a=E0 +( I R)
Keterangan:
I
= Arus pelepasan arrester (kA)
Eo
= Tegangan arrester pada saat arus nol (KV)
ea
= Tegangan pelepasan arrester (KV)
Z
= Impedansi surja ()
R
= Tahanan arrester ()
5) Pemilihan Tingkat Isolasi Dasar (BIL)
Basic Impuls Insulation Level (BIL) suatu level yang dinyatakan dalam
impulse crest voltage (tegangan puncak impuls) dengan standart suatu
gelombang 1,5 x 40 s. Sehingga isolasi dari peralatan-peralatan listrik harus
mempunyai karakteristik ketahanan impuls sama atau lebih tinggi dari BIL
tersebut.
Harga puncak surja petir yang masuk ke pembangkit datang dari saluran yang
dibatasi oleh BIL saluran. Dengan mengingat variasi tegangan flasover dan
probabilitas tembus isolator, maka 20% untuk faktor keamanannya, sehingga
harga E adalah:
e=1,2 BIL saluran
e=1,2 150 KV
e=180 KV
Basic Impuls Insulation Level (BIL) level yang dinyatakan dalam impulse
crest voltage (tegangan puncak impuls) dengan standart suatu gelombang
1,2/50 s. Sehingga isolasi dari peralatan-peralatan listrik harus mempunyai
28
Sehingga dipilih BIL arrester yang sama dengan BIL transformator yaitu 150
KV.
6) Margin Perlindungan Arrester
Untuk mengitung dari margin perlindungan dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut:
BIL
MP=
100
KIA1
( )
150 KV
MP=(
100
133,31 )
MP=125,28
Keterangan:
MP
= Margin perlindungan (%)
KIA = Tegangan pelepasan arrester (KV)
BIL = Tingkat isolasi dasar (KV)
Berdasarkan rumus di atas ditentukan tingkat perlindungan untuk tafo daya.
Kriteria yang berlaku untuk MP > 20% dianggap cukup untuk melindungi
transformator.
7) Jarak Penempatan Arrester dengan Peralatan
Penempatan arrester yang baik adalah menempatkan arrester sedekat mungkin
dengan peralatan yang dilindungi. Jarak arrester dengan peralatan Yang
dilindungi digunakan persamaan sebagai berikut:
2 A x
Ep=ea +
V
125=133,3 KV +
2 400 KV / s x
300 m/s
8,3=26,6 x
x=0,31 m
Jadi, jarak arrester sejauh 31 cm dari transformator yang dilindungi.
Perhitungan jarak penempatan arrester di atas digunakan untuk transformator
tiang. Namun di wilayah pabrik terdapat penempatan transformator di
permukaan tanah dengan menggunakan kabel tanah. Transformator tersebut
berada dalam tempat terpisah dengan pengaman arresternya. Transformator
diletakkan di atas tanah dan terhubung dengan arrester yang tetap diletakkan
di atas tiang melalui kabel tanah.
Tabel batas aman arrester.
29
IMPULS
BIL
BIL
PETIR
ARRESTER
TRAF0
(KV)
(150 KV)
(125 KV)
KONDISI
KETERANGAN
Tegangan masih di
bawah
120 KV
< 150 KV
<125 KV
Aman
rating
transformator
maupun arrester.
Tegangan
masih
125 KV
130 KV
<150 KV
<150 KV
=125 KV
Aman
>125 KV
Aman
memenuhi
batasan
keduanya.
Tegangan
lebih
150 KV
200 KV
=150 KV
>150 KV
>125 KV
tegangan
Aman
Tidak aman
diterima arrester.
Arrester
rusak,
>125 KV
transformator rusak.
30
ini tidak dipengaruhi keadaan udara sekitar karena sela percik dan resistor taklinier keduanya ditempatkan dalam tabung isolasi tertutup.
Buatan
: Elpro
Rated Voltage
: 21 kV
MCOV
: 17 kV
Ref. Voltage
: 21 kV
Arus pelepasan
: 5 kA
Switcing impulse
: 125 A
31
Penggunaan cut-out tergantung pada arus beban, tegangan, type system, dan arus
gangguan yang mungkinterjadi. Keempat factor diatas ditentukan dari tiga buah rating
cut-out, yaitu:
1) Pemilihan Rating Arus Kontinyu
Rating arus kontinyu dari fuse besarnya akan sama dengan atau lebih besar
arus arus beban kontinyu maksimum yang diinginkan akan ditanggung. Dalam
menentukan arus beban dari saluran, pertimbangan arus diberikan pada
kondisi normal dan kondisi arus beban lebih (overload).
Pada umumnya outgoing feeder 20 kV dari GI dijatim mampu menanggung
arus beban maksimum 630 A, maka arus beban sebesar 100 A. pada cabang
adalah cukup. Di Jatim rating arus tertinggi cut-out adalah 100 A.
2) Pemilihan Rating Tegangan
Rating tegangan ditentukan dari karakteristik sebagai berikut:
- Tegangan system fasa atau fasa ke tanah maksimum
- Sistem pentanahan
- Rangkaian satu atau tiga fasa
Sesuai dengan tegangan sistem di pabrik maka rated tegangan cut-out dipilih
sebesar 20 kV dan masuk ke BIL 150 kV.
3) Pemilihan Rating Pemutusan
Setiap transformator berisolasi minyak harus diproteksi dengan gawai proteksi
arus lebih secara tersendiri pada sambungan primer, dengan kemampuan atau
setelan tidak lebih dari 250% dari arus pengenal transformator.
Setelah melihat data-data diatas maka perhitungan pemilihan fuse cut-out
adalah sebagai berikut:
Arus untuk cut-out
kVA (Trafo)
I co=
3 x 20 kV
I co=
2500 kVA
=72,16 A
3 x 20 kV
32
J. GROUNDING
1) Grounding pada Body Trafo, Body Kubikel, Sangkar Faraday, Kabel
N2XSEFGbY
Pentanahan body trafo, body kubikel, sangkar faraday, dan kabel
N2XSEFGbY harus mempunyai tahanan maksimum 5 ohm. Dalam
pentanahan ini menggunakan sistem pentanahan elektroda batang dengan
catatan:
- Elektroda ditanam pada tanah ladang dengan tahanan jenis 100 ohm /
-
meter.
Menggunakan sistem pentanahan dengan konfigurasi triangle
Panjang elektroda = 1,5 m
Elektroda ditanam sedalam panjang elektroda
33
= 1,5 m
l = 3 m (Jarak)
= 100
1+l 1+3
=
=1,33
l
3
m=
k=
ln x ln 1,33
=
=0,0934
l
1,5
ln
ln
r
0,071
x k 100 x 0,3956
=
=2,099
2 L
2 3
= 0,071 m
= 1,5 m
= 3 m (jarak)
34
=100 /m
k=
ln x ln 1,33
=
=0,0934
l
1,5
ln
ln
r
0,071
2,099
=0,699 memenuhi syarat
3
3) Grounding pada Titik Netral Trafo, Panel LVMDP, Panel Genset, Body Genset
Pada pentanahan titik netral trafo, Panel MDP, Body Genset, Panel Genset
harus mempunyai tahanan maksimum 5 ohm. Dalam pentanahan ini,
menggunakan pentanahan sistem triangle, dengan data sebagai berikut:
r
= 0,071 m
= 1,5 m
= 3 m (jarak)
=100 /m
35
m=
k=
ln x ln 1,33
=
=0,0934
l
1,5
ln
ln
r
0,071
K. PEMILIHAN GENSET
1) Daya Genset
Tenaga yang dicadangkan adalah sebesar 60%, jadi:
DayaGenset =60 Beban Total
60 2000 KVA
1200 KVA
Jadi dipilih genset dengan kapasitas sebesar 1275 kVA, dimana pada katalog
tidak terdapat genset dengan daya 1200 kVA. (Untuk katalog lihat di lampiran)
36
Pengaman ACB yang dipilih adalah ACB TYPE NW16 1600A Icu sebesar 50
kA.
3) Penghantar
KHA=125 1,25 1840,3=2300,3 A
Penghantar untuk genset dipasang dengan catatan:
- Menggunakan penghantar NYY 1 x 185 mm
- Suhu keliling penghantar adalah 35
- Penghantar diletakkan pada cable tray dengan sirkulasi udara
Menggunakan kabel NYY merk SUPREME 5 x ( 1 x 240 mm ) dengan KHA
590 A maka:
KHA sebenarnya=5 590 A=2950 A
Suhu keliling penghantar adalah 35 , maka KHA penghantar menjadi:
KHA=0,93 2450=2743,5 A
Dan penghantar diletakkan di Cable Tray dengan sirkulasi udara, maka KHA
menjadi:
KHA=0,96 2278,5 A=2633,7 A
4) Busbar
KHA=2300,3 A
Dipilih busbar berbahan tembaga yang dilapisi lapisan konduktif dengan 2
jumlah batang, besar penampang sebesar 300 mm2 dengan KHAnya sebesar
1400 A. Karena menggunakan 2 busbar maka KHAnya menjadi:
KHA=2 1400=2800 A sehingga KHA busbar sudah memenuhi syarat.
Jadi, dipilih busbar cu 5 2 (60 5 mm)
37
L. PEMILIHAN ATS
Jika sumber dari PLN mati maka Genset harus segera menyala untuk menggantikan
sumber PLN. Dan demikian juga sebaliknya apabila tiba tiba sumber PLN masuk
maka Genset harus segera off, karena genset dan PLN tidak boleh bekerja secara
bersamaan. Apabil sumber PLN dan genset masuk bersamaan maka akan terjadi
kerusakan. Oleh karena itu diperlukan sistem interlocking antara PLN dan Genset.
Dalam perencanaan alat ini, alat yang digunakan adalah ATS. ATS merupakan alat
yang digunakan atau alat yang dapat mentransfer atau memindah secara otomatis
antara PLN dan Genset. Sehingga lebih memudahkan dalam pengoperasian karena
38
lebih cepat dan menghindarkan terjadinya kerusakan yang diakibatkan PLN dan
Genset bekerja bersama sama.
Daya ATS yang digunakan dipilih yang sama dengan daya genset yaitu 900 kVA.
1275 kVA
=
=1840,3 A
3 x 400
Maka menggunakan ATS dengan spesifikasi :
Merk
= CATERPILLAR
= 3 Poles
M. PEMILIHAN UPS
1) Daya UPS
Digunakan beban prioritas pada Cabang 1 karena pada cabang tersebut
diusahakan agar saat sumber dari PLN mati Cabang tersebut masih tetap
beroperasi sebelum sumber dipindah ke genset, sehingga:
Daya Beban Prioritas=Cabang Kelompok 1=500 kVA
Kapasitas Daya=FK Daya Beban
Prioritas
Terpasang
39
350 kVA
Maka dipilih UPS dengan spesifikasi :
Merk
= CATERPILLAR
Tipe
= UPS 300 SERIES
Kapasitas
= 500 kVA / 400 kW
Tegangan Input
= 400 V
2) Penghantar UPS
500
=
=759,6 A
3 380
KHA=1,25 1,25 759,6=949,5 A
Penghantar untuk Genset dipasang dengan catatan:
- Menggunakan penghantar NYY 3 x ( 1 x 150 mm )
- Suhu keliling penghantar adalah 35
- Penghantar diletakkan dengan cable tray dengan sirkulasi udara
Kabel yang digunakan NYY di udara 150 mm2 dengan KHA 430 A
Jumlah kabel=
949,5
=2,2 3 Penghantar
430
maka,
A=0,93 1290=1199,7 A
Penghantar diletakkan di kabel tray dengan sirkulasi udara, maka KHA
menjadi:
A=0,96 1199,7=1151 A
40
Sepatu kabel untuk kabel NYY 150 mm2 digunakan dengan ukuran diameter
E13 dan Mur dan baut dipilih dengan ukuran 7/16 inchi. (Lebih lengkap
lihat katalog).
41
metering
dan
PLN
dan
outgoing.
disamakan
Pada
perencanaan
spesifikasinya,
karena
ini,
kubikel
selain
PLN,
1) Incoming
Terdiri atas LBS (load break switch), coupling kapasitor dan CT.
42
LBS
Ialah pemutus dan penyambung tegangan dalam keadaan
berbeban, komponen berbeban terdiri atas beberapa fungsi
yaitu:
a) Earth Switch
b) Disconnect Switch
c) Load Break Switch
kVA trafo
115
3 20
2500
115
3 20
=82,99 A
Maka dipilih LBS pada rated voltage 24 kV untuk unit IMC 630
A.
Coupling Capasitor
Dalam
penandaan
dengan
tegangan
kubikel
kerja
membutuhkan
400
kV.
Karena
lampu
pada
tanda
kubikel
kVA trafo
3 20
43
2500
3 20
=72,16 A
Meter yang digunakan hanya mampu menerima arus sampai
5 A, sehingga dibutuhkan trafo arus (CT) dengan spesifikasi:
a)
b)
c)
d)
2) Metering
Terdiri atas LBS type CS, busbar 3 phasa, LV circuit isolation switch,
LV fuse, 3 fuse type UTE atau DIN 6.3 A, heater 150 W (karena
daerah degan tingkat kelembaban tinggi).
Voltage Transformer
Transformer VRC2 / S1 phase to phase 50 Hz
a) Rated voltage
: 24 kV
b) Primary voltage
: 20 kV
c) Secondary voltage : 100 V
d) Thermal power
: 500 VA
e) Kelas akurasi
: 0,5
Fuse
44
Heater 150 W
Heater digunakan sebagai pemanas dalm kubikel. Sumber
listrik heater ini berdiri sendiri 220 V-AC. Difungsikan untuk
menghindari flash over akibat embun yang ditimbulkan oleh
kelembaban di sekitar kubikel.
45
3) Outgoing
Terdiri atas:
above
Proteksi
menggunakan
stafimax
relay
atau
sepam
Pada pemilihan LBS untuk unit DM1-1 maka dipilih LBS pada rated
voltage 24 kV untuk unit DM1-A 20 kA.
46
O. PERHITUNGAN KAPASITOR
Kapasitor bank adalah peralatan listrik untuk meningkatkan power factor (pf), yang
terdiri dari rangkaian-rangkaian kapasitor yang dirangkai dalam suatu panel yang
disebut panel kapasitor bank, yang disusun seri atau paralel dalam suatu grup dengan
lapisan logam. Dalam kapasitor bank terdapat resistor yang berfungsi sebagai alat
internal untuk membuang sisa tegangan. Biasanya kapasitor bank disusun dalam
variasi rating tegangan sekitar 240 V 24940 V dan dalam rating kapasitas sekitar 2,5
1000 kVAr.
Kapasitor banyak digunakan di industry dengan berbagai pertimbangan. Pemasangan
kapasitor mempunyai keuntugan sebagai berikut:
1. Menghilangkan kelebihan beban atas kelebihan pemakaian pemakaian daya
reaktif.
2. Menurunkan pemakaian KVA total.
3. Optimasi jaringan.
- Meningkatkan daya yang bisa disuplai oleh trafo.
- Menurunkan susut tegangan.
- Menurunkan rugi rugi kabel.
47
DayaTerpasang=1680 kVA
Daya Aktif =1680 0,75=1260 kW
1. Perhitungan menggunakan metode 1 (tabel cos phi). Melihat tabel cos phi
menunjukkan factor pengali sebesar 0,371. Maka daya reaktif yang diperlukan:
0,553 1260 kW =696,78 kVAR 770 kVAR
Sehingga menggunakan kapasitor bank merk ABB (lihat lampiran halaman)
7 step (@110 kVAR) dengan In = 200A
2. Pengaman Kapasitor (@Kapasitor 110 kVAR)
Qc
=
3 400
=
110 103
3 400
=158,8 A
770 10
=
3 400
=1111,3 A
pengaman
utama
kapasitor
menggunakan
ACB
MASTERPACT
48
5. Perhitungan Kontaktor
Arus puncak =200 2 158,8=317,6 A
Jadi, menggunakan kontaktor TEYS CONTACTOR TYPE LC1F330 dengan Ie
max = 330A.
49